Upload
itha-miftah-tatuhey
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Stase Interna
Citation preview
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA
REFERATJANUARI 2015
Oleh:Miftahul Jannah Tatuhey
2008-83-031
TIROTOKSIKOSIS, PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN TERKINI
Konsulen:dr. Yusuf Huningkor Sp.PD, FINASIM
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON
2
• Kelenjar tiroid mulai tebentuk pada akhir bulan
pertama kehamilan.
• Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher, terdiri
dari 2 lobus yang dihubungkan oleh ismus, berbentuk
lonjong. Pada orang dewasa beratnya berkisar antara
10-20 gram.
• Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 mL/gram
kelenjar/menit.
ANATOMI TIROID
3
Diagnosis(Biosintesis Hormon Tiroid)
FISIOLOGI TIROID(Biosintesis Hormon Tiroid)
4
FISIOLOGI TIROID
Makanisme umpan balik positif maupun negatif pada aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid
5
FISIOLOGI TIROID(Hubungan Kelenjar Tiroid dengan Beberapa Kelenjar
Endokrin lain)
5
Korteks adrenal: Kortikosteroid dan adenocorticotropin hormone (ACTH) menghambat tiroid dengan cara meningkatkan klirens yodium.
1
2 Gonad: Kadar tiroid normal diperlukan sekali untuk pengeluaran LH hipofisis, menstruasi ovulatoar, fertilitas dan kehidupan fetus.
3Medula adrenal: Banyak gejala klinis hipertiroidisme yang dihubungkan dengan peningkatan sensitiasi jaringan terhadap efek katekolamin
6
FISIOLOGI TIROID( Efek Metabolik Hormon Tiroid )
6
Termoregulasi dan kalorigenik 1
2 Metabolisme protein
3 Metabolisme karbohidrat
4 Metabolisme lipid
5 Vitamin A
7
FISIOLOGI TIROID( Efek Fisiologik Hormon Tiroid )
7
Pertumbuhan fetus1
2 Konsumsi O2, panas
3 Efek pada jantung
4 Efek pada sistem saraf
5
6
Efek gastrointestinal
Efek pada muskuloskeletal
8
DEFINISI
• Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan
hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi.
• Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang
diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
9
Hipertiroidisme primer Penyakit Graves Struma multinoduler toksik Adenoma toksik Obat: yodium yang berlebihan, litium Karsinoma tiroid fungsional Struma ovarii (ektopik) Mutasi TSH-r
Tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme Tirotoksikosis faktisia Tiroiditis subakut (viral) atau De
Quervain Silent thyroiditis Destruksi kelenjar: amiodaron, I-131,
radiasi, adenoma, infark
Hipertiroidisme sekunder TSH-secreting pituitary tumor Tirotoksikosis gestasional Resistensi hormon tiroid
TIROTOKSIKOSIS
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Bisa terjadi pada berbagai usia; Anak (1:100.000/tahun), lebih banyak terjadi
pada usia 40-50 tahun.
2% wanita dan 0,2% laki-laki menderita penyakit ini di dunia (Data tahun 2000)
Hipertiroidisme 10 kali lebih sering pada wanita dibanding laki-laki.
Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP Palembang adalah
3:1, di RSCM Jakarta adalah 6:1, di RS Dr. Soetomo 8:1 dan di RSHS Bandung
10:1.
PATOFISIOLOGI
• Penyakit autoimun yang dimediasi oleh antibodi yang merangsang reseptor TSH sekresi hormon tiroid yang berlebihan dan hiperplasia sel folikel tiroid
PENYAKIT GRAVES
• Hasil dari sekresi hormon tiroid yang berlebihan oleh satu atau lebih nodul
NODUL SOLITER TOKSIK & STRUMA MULTINODULER
TOKSIK
• Pelepasan hormon tiroid ke dalam sirkulasi sebagai akibat dari destruksi inflamasi folikel-folikel tiroid tirotoksikosis yang transien
TIROIDITIS (SUBAKUT, SILENT, ATAU POST
PARTUM
• Peningkatan sekresi hormon tiroid dalam menanggapi placenta β-human chorionic gonadotropin (hCG), secara struktural mirip dengan TSH, pada trimester pertama kehamilan
HIPERTIROIDISME GESTASIONAL
12
TIROTOKSIKOSIS DAN MEKANISME YANG MENDASARI
Diagnosis(Manifestasi klinis)
Tidak tahan udara panas, cepat lelah, berat badan menurun
Umum Gastrointestinal
Diare, lapar, banyak makan, haus, muntah, disfagi
Urogenital Neuropsikiatri
Oligomenore, amenore, libido menurun, infertil, ginekomasti Labil, iritabel, tremor halus, anxietas
Muskuloskeletal
Rasa lemas, osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang
Kulit
Rambut rontok, berkeringat, kulit basah, silky hair dan onikolisis, eritema kulit
Darah dan limfatik
Limfositosis, anemia, splenomegali, pembesaran leher
Jantung
Dispnea, hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung
Diagnosis(Pemeriksaan Fisik Khusus)
• Mengangkat kedua tangan ke atas, wajah menjadi merahPumberton’s sign
• Tangan tremor halus, diperiksa dengan meletak sehelai kertas di atas tangan
Tremor sign
• Tidak bisa mengangkat alis dan mengerutkan dahi Joffroy sign
• Mata jarang berkedip Von Stelwag
• Melihat ke bawah, palpebra superior tidak dapat mengikuti bulbus okuliVon Grave
• Memejam mata, tremor dari palpebra ketika mata tertutup Rosenbach sign
• Mengarahkan jari telunjuk mendekati mata pasien di medial, pasien sulit mempertahankan konvergensi Moebius sign
• Mata kelihatan menonjol keluarEksoftalmus
Gambar. Eksoftalmus
17
No Gejala Nilai 1 Sesak +1 2 Palpitasi +2 3 Kelelahan +2 4 Suka udara panas -5 5 Suka udara dingin +5 6 Keringat berlebihan +3 7 Gugup +2 8 Nafsu makan naik +3 9 Nafsu makan turun -3
10 Berat badan naik -3 11 Berat badan turun +3
No Tanda Ada Tidak Ada 1 Tiroid teraba +3 -3 2 Bising tiroid +2 -2 3 Eksoftalmus +2 -
4 Kelopak mata tertinggal +1 -
5 Hiperkinetik +4 -2 6 Tremor jari +1 - 7 Tangan panas +2 -2 8 Tangan basah +1 -1 9 Atrial fibrilasi +4 -
10
Nadi < 80x per menit
80 – 90x per menit > 90x per menit
- -
+3
-3 - -
INDEKS WAYNE
Interpretasi: Hipotiroidisme :<11Eutiroidisme :11-19Hipertiroidisme : ≥20
18
INDEKS NEW CASTLEInterpretasi: Eutiroidisme : (-11) – (+23)Doubtful hipertiroidism : (+24) – (+39)Hipertiroidisme : (+40) – (+80)
Gejala dan Tanda Nilai
Onset usia
15-24 025-34 +435-44 +845-54 +12>55 +16
Psychological precipitant AdaTidak ada
-50
Frequent cheking AdaTidak ada
-30
Anxietas AdaTidak ada
-30
Nafsu makan meningkat AdaTidak ada
+50
Struma AdaTidak ada
+30
Bising tiroid AdaTidak ada
+180
Eksoftalmus AdaTidak ada
+90
Kelopak mata tertinggal AdaTidak ada
+20
Hiperkinetik AdaTidak ada
+40
Tremor jari AdaTidak ada
+70
Frekuensi nadi> 90x
80-90x< 80x
+16+80
Diagnosis(pemeriksaan penunjang)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Lainnya
Radionuclide uptake
scan
EKG
FNAB (fine needle
aspiration biopsy )
kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH
20
Radionuclide uptake scan
(A) Penyakit Graves(B) Struma multinodular toksik(C) Nodul soliter toksik(D) Tiroiditis
21
Algoritma investigasi tirotoksikosis
22
PENATALAKSANAAN
Obat Anti tiroid: menghambat proses organifikasi dan reaksi autoimun serta menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer.1
Obat antitiroid ini digunakan dengan indikasi:
• Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikosis.
• Kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum atau sesudah pengobatan
yodium radioaktif.
• Persiapan tiroidektomi
• Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
• Tidak ada manifestasi ekstratiroidal
PENATALAKSANAAN
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)Karbimazol 30-60 5-20Metimazol 30-60 5-20
Propiltiourasil 300-600 50-200
Obat antitiroid yang sering digunakan
Ada 2 metode penggunaan obat antitiroid ini.
1. Block-replace yaitu diberi dosis besar terus menerus dan apabila mencapai keadaan
hipoiroidisme, maka ditambah levothyroxine dengan dosis yang sesuai untuk
mempertahankan eutiroidisme (misalnya: 100 µg/hari untuk wanita, 125 µg/hari untuk
pria).
2. Titrated yaitu mulai dengan dosis besar dan kemudian berdasarkan klinis/laboratorium
dosis diturunkan sampai mencapai dosis terendah eutiroidisme.
PENATALAKSANAAN
Kelompok Obat EfeknyaObat Anti TiroidPropiltiourasil (PTU)Metilmazol (MMI)Karbimazol (CMZ MMI)Antagonis adrenergic-β
Menghambat sintesis hormon tiroid dan berefek imunosupresif (PTU juga menghambat konversi T4 T3
β-adrenergic-antagonisPropanololMetoprololAtenololNadolo
Mengurangi dampak hormon tiroid pada jaringan
Bahan mengandung IodineKalium iodidaSolusi LugolNatrium IpodatAsam Iopanoat
Menghambat keluarnya T4 dan T3.Menghambat T4 dan T3 serta produksi T3 ekstratiroidal
Obat lainnyaKalium perkloratLitium karbonatGlukokortikoids
Menghambat transport yodium, sintesis dan keluarnya hormon.Memperbaiki efek hormon di jaringan dan sifat imunologis
Efek berbagai obat yang digunakan dalam pengelolahan tirotoksikosis
25
PENATALAKSANAAN
Yodium radioaktif (iodine-131): radiasi emitter α dan β, yang secara cepat dikonsentrasi oleh tiroid setelah konsumsi oral. Radiasi β menginduksi kerusakan DNA sehingga menyebabkan kematian sel-sel tiroid. I131 dengan dosis 5-12mCi peroral
2
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:
Pasien umur 35 tahun atau lebih.
Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi.
Gagal mancapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.
Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat anti tiroid.
Adenoma toksis, struma multinodular toksik.
26
PENATALAKSANAAN
Tiroidektomi3
Indikasi tiroidektomi:
Penyakit Graves yang relaps setelah pengobatan medis yang adekuat,
Oftalmopati Graves aktif
Wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis
besar.
Pasien usia muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap
obat antitiroid.
Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.
Alasan kosmetika
27
PENATALAKSANAAN(Berdasarkan Etiologi)
• Penyakit Graves : Obat antitiroid, yodium radioaktif, atau tiroidektomi.
• Nodul soliter toksik dan Struma multinodular toksik: Yodium radioaktif
adalah terapi pilihan.
• Tiroiditis: terapi simtomatik (β-blocker, OAINS dan glukokortikoid
sistemik).
• Tirotoksikosis akibat induksi obat:
Amiodarone induced thyrotoxicosis tipe 1: Prednisolone
Amiodarone induced thyrotoxicosis tipe 2: Obat anti tiroid
28
PENATALAKSANAAN(Tirotoksikosis pada Keadaan-Keadaan
Khusus)
Kehamilan dan Menyusui:
• Obat antitiroid merupakan pengobatan utama untuk penyakit Graves pada
kehamilan.
• Guideline saat ini merekomendasikan metimazol atau karbimazol sebagai obat
antitiroid pilihan untuk ibu menyusui.
Penyakit Mata Tiroid
Obat antitiroid pada regimen block-replace merupakan pengobatan yang optimal
sampai oftalmopati menjadi tidak aktif. Jika hal ini tidak memungkinkan maka
tiroidektomi total merupakan pilihan yang lebih baik.
Hipertiroid subklinis
Obat antitiroid
29
KOMPLIKASI
Krisis tiroid (dekompensasi satu atau lebih sistem organ)
Patogenesisnya belum jelas: hormon bebas meningkat, naiknya hormon bebas secara
mendadak, efek T3 pasca transkripsi, meningkatnya kepekaan sel sasaran.
Faktor risiko krisis tiroid: surgical crisis (persiapan operasi yang kurang baik, belum
eutiroidisme), medical crisis (stres fisik serta psikologik, infeksi).
Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat trias:
1. Menghebatnya tanda tirotoksikosis
2. Kesadaran menurun
3. Hipertermia
30
Disfungsi pengaturan panasSuhu 99-99,0 5 100-100,9 10 101-101,9 15 102-102,9 20 103-103,9 25 >104,0 30
Disfungsi Kardiovaskuler Takikardia 99-109 5 110-119 10 120-129 15 130-139 20 >140 25
Efek pada susunan saraf pusat Tidak ada 0 Ringan (agitasi) 10 Sedang (delirium, psikosis, letargi berat) 20 Berat (koma, kejang) 30
Gagal jantung Tidak ada 0 Ringan (edema kaki) 5 Sedang (ronki basah) 10 Berat (edema paru) 15
Disfungsi GEH Tidak ada 0
Ringan (diare, nausea/muntah, nyeri perut) 10 Berat (ikterus tanpa sebab yang jelas) 20
Fibrilasi atrium Tidak ada 0 Ada 10
Riwayat pencetus Negatif 0
Positif 10
Kriteria Diagnostik Krisis Tiroid (Indeks Burch-
Wartofsky,1993)
Interpretasi:Highly suggestive : > 45Suggestive of impending storm : 25-44Unlikely : < 25
31
:
PenangananKrisis
Tiroid
1. Secara umum diberikan cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl dan cairan lain) dan kalori (glukosa), vitamin, oksigen, kalau perlu sedasi, kompres es.
2. Mengkoreksi hipertiroidisme dengan cepat:a. Memblok sintesis hormon baru; PTU dosis besar (loading
dose 600-1000mg) diikuti dosis 200mg PTU tiap 4 jam dengan dosis sehari total 1000-1500mg
b. Memblok cikal bakalnya hormon dengan solusio Lugol 10 tetes setiap 6-8 atau SSKI (larutan kalium yodida jenuh, 5 tetes setiap 6 jam). Apabila ada, berikan endoyodin (NaI) IV.
c. Menghambat konversi perifer dari T4 menjadi T3 dengan propranolol 60-80 mg setiap 4 jam, opiat, β- blocker dan atau kortikosteroid
3. Pemberian hidrokortison dosis stress 100 mg tiap 8 jam atau deksametason 2 mg tiap 6 jam (kerana adanya defisiensi steroid relatif akibat hipermetabolisme dan menghambat konversi perifer T4.
4. Untuk antipiretik, digunakan asetominofen, bukan aspirin.5. Mengobati faktor pencetus, seperti infeksi.
32
PROGNOSIS
• Hipertiroidisme dari struma multinodular toksik dan
adenoma toksik bersifat permanen
• Tiroiditis dapat sembuh sempurna setelah, penanganan
inflamasi tersebut dilakukan dengan baik.
• Tirotoksikosis gestasional sembuh spontan pada 20
minggu kehamilan
33