Upload
sabrinatjo
View
28
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anestesi
Citation preview
Masalah di ruang pulih sadar
1. Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan adalah komplikasi tersering di ruang pulih
sadar. Paling umum berhubungan dengan obstruksi saluran nafas,
hipoventilasi, atau hipoksemia.
Obstruksi saluran napas
Parsial atau total, tak ada ekspirasi paling sering dialami
karena lidah jatuh menutup faring atau oleh edema laring.
Penyebab lain adalah kejang laring pada pasien menjelang
sadar karena laring terangsang oleh benda asing, darah,
ludah sekret, atau sebelumnya kesulitan intubasi trakea.
Hipoventilasi
Didefinisikan sebagai PaCO2 lebih dari 45 mm Hg. Tanda
dapat bervariasi termasuk kondisi somnolen yang lama,
obstruksi saluran napas, rendahnya nilai respirasi, takipnea
dengan nafas dalam. atau sesak napas.
2. Gangguan kardiovaskular
Hipertensi dapat disebabkan karena nyeri akibat
pembedahan, iritasi pipa trakea, cairan infus berlebihan, buli-
buli penuh atau aktivasi saraf simpatis karena hipoksi,
hiperkapni, dan asidosis. Hipertensi akut dan berat yang
berlangsung lama akan menyebabkan gagal ventrikel kiri,
infark miokard, disritmia, edema paru dan perdarahan otak.
Terapi hipertensi diarahkan pada faktor penyebabnya dan
kalau perlu dapat diberikan klonidin dan nitroprusid 0,5 ± 1,0
µg/kg/menit.
Hipotensi akibat isian balik vena menurun disebabkan
perdarahan, terapi cairan kurang adekuat, hilangnya cairan
ke rongga ketiga, keluaran air kemih belum diganti, kontraksi
miokardium kurang kuat atau tahanan veskular perifir
menurun. Hipotensi harus segera dilatasi, karena dapat
menyebabkan hipoksemi dan kerusakan jaringan. Terapi
hipotensi disesuaikan dengan faktor penyebabnya.Berikan
O2 100% dan infus kristaloid RL atau Asering 200-500 mL.
Disritmia disebabkan oleh hipokalemia, asisdosis-alkalosis,
hipoksia, hiperkapnia atau memang pasien penderita sakit
jantung.
3. Gelisah
Dapat disebabkan karena hipoksia, , asidosis, hipotensi, kesakitan,
efek samping obat (ketamin) atau buli-buli penuh. Setelah
disingkirkan penyebabnya, pasien dapat diberi penenang
midazolam 0.05-0.1 mg/kg BB
4. Nyeri
Dikategorikan sebagai nyeri ringan. sedang, berat. Untuk meredam
nyeri pasca bedah pada analgesia regional pasien dewasa, sering
ditambahkan morfin 0,05-0,1 mg saat memasukan anestetik lokal
ke ruang subaraknoid atau morfin 2-5 mg ke ruang epidural.
Tindakan ini sangat bermanfaat karena dapat meredam nyeri
selama 10-16 jam. Setelah itu nyeri yang timbul bersifat sedang
atau ringan dan jarang diberikan tambahan opioid dan kalaupun
perlu cukup diberikan analgetik golongan NSAID misalnya
ketorolac 10-30 mg iv atau im.
5. Mual-muntah
Mual-muntah pasca anestesi sering terjadi setealh anestesi umum
terutama pada penggunaan opioid bedah intra abdomen, hipotensi
dan pada analgesia regional. Obat mual-muntah yang sering
digunakan pada perianastesia adalah:
Dehydrobenzoperidol (droperidol) 0,05-0,1 mg/KgBB (amp 5
mg/mL) im atau iv
Metokloporamid (primperan) 0,1 mg/kg, supp 20 mg
Ondansetron (zofran,narfoz) 0,05-0,1 mg/kgBB iv
Cyclizine 25-50 mg
6. Menggigil
Sering terjadi akibat hipotermia atau efek obat anestesi. Hipotermi
terjadi akibat suhu ruang operasi, ruang UPPA yang dingin, cairan
infus dingin, cairan irigasi dingin, bedah abdomen luas dan lama.
Selain akibat turunnya suhu dapat juga disertai oleh naiknya suhu
dan biasanya akibat obat anestetik inhalasi. Terapi peptidin 10-20
mg i.v. pada dewasa, selimut hangat, infus, hangat,lampu
penghangat digunakan untuk menaikkan suhu tubuh.
2.4.6 Kriteria untuk dipindahkan ke ruang perawatan atau ke ICU
(Intensive Care Unit)
Sebelum dikeluarkan pasien harus sudah diobservasi depresi respirasi setidaknya selama 30 menit setelah dosis terakhir narkotik parenteral. Kriteria lain pasien pulih dari anestesi umum :
Mudah dirangsang Orientasi penuh Mampu untuk menjaga dan proteksi saluran napas Tanda vital stabil setidaknya 1 jam Mampu memanggil bantuan jika dibutuhkan Tidak ada komplikasi operasi yang jelas (misal perdarahan aktif)
Kriteria lain yang umum digunakan adalah skor Aldrete.
Tabel 2.1 Score Aldrete
Penilaian dilakukan pada saat masuk ruang pulih sadar dan
selanjutnya dilakukan penilaian setiap saat dan dicatat setiap 5 menit
sampai tercapai nilai total 10. Nilai untuk pengiriman pasien adalah 10.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengirim ke
ruangan adalah:
a. Observasi minimal 30 menit setelah pemberian narkotik atau obat
penawarnya (nalokson) secara intervena.
b. Observasi minimal 60 menit setelah pemberian antibiotik,
antiemetik atau
c. narkotik secara intramuskular.
d. Observasi minimal setelah oksigen dihentikan.
e. Observasi 60 menit setelah ekstubasi
f. Tindakan lain akan ditentukan kemudian oleh Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Dokter Spesialis Bedah.
Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan
jika nilai pengkajian post anestesi adalah >7-8. Lama tinggal di ruang pulih
tergantung dari teknik anestesi yang digunakan. Pasien dikirim ke ICU
(Intensive Care Unit) apabila hemodinamik tidak stabil atau membutuhkan
ventilator (mechanical respiratory support).
Bila pasien anak-anak, kriteria pemulihan yang digunakan adalah
Skor Steward. Bila total skor di atas 5 pasien boleh keluar dari ruang
pemulihan. Untuk menilai masa pulih sadar dari steward membagi dalam
3 tahap:
a. Immediate recovery: kembalinya kesadaran kembalinya reflek-
reflek protektif jalan nafas dan aktivitas motor yang singkat.
b. Intermediate recovery: kembalinya fungsi koordinasi, hilangnya
perasaan pusing subyektif. Tahap ini kira-kira 1 jam setelah
anestesi yang tidak terlalu dalam.
c. Longterm recovery: tahap ini dapat berlangsung berjam-jam
bahkan berhari-hari tergantung dari lama anestesi.
Tabel 2.2 Score Streward
STEWARD SCORING SYSTEM
KRITERIA
NILA
I
Kesadaran Bangun 2
Respon terhadap stimuli 1
Tidak ada respon 0
Jalan
nafas Batuk atas perintah atau menangis 2
Mempertahankan jalan nafas dengan baik 1
Perlu bantuan untuk mempertahankan 0
Gerakan Menggerakkan anggota badan dengan tujuan 2
Gerakan tanpa maksud 1
Tidak bergerak 0
SCORE STEWARD
Untuk pasien dengan spinal anastesi digunakan kriteria skor
Bromage, yang dinilai adalah pergerakan kaki, lutut, dan tungkai. Apabila
total skor 2, pasien boleh dipindahkan ke ruang perawat.
Tabel 2.3 Parameter Bromage Scale
PARAMETER BROMAGE SCALE (SAB)
KRITERIA NILAI
Kaki tidak dapat digerakan 3
Dapat menggerakkan sendi pergelangan kaki 2
Dapat menggerakkan kaki dan flexi lutut 1
Sendi pergelangan kaki dapat flexi dan ekstensi lutut 0
SCALE BROMAGE