8
Masalah di ruang pulih sadar 1. Gangguan pernapasan Gangguan pernapasan adalah komplikasi tersering di ruang pulih sadar. Paling umum berhubungan dengan obstruksi saluran nafas, hipoventilasi, atau hipoksemia. Obstruksi saluran napas Parsial atau total, tak ada ekspirasi paling sering dialami karena lidah jatuh menutup faring atau oleh edema laring. Penyebab lain adalah kejang laring pada pasien menjelang sadar karena laring terangsang oleh benda asing, darah, ludah sekret, atau sebelumnya kesulitan intubasi trakea. Hipoventilasi Didefinisikan sebagai PaCO2 lebih dari 45 mm Hg. Tanda dapat bervariasi termasuk kondisi somnolen yang lama, obstruksi saluran napas, rendahnya nilai respirasi, takipnea dengan nafas dalam. atau sesak napas. 2. Gangguan kardiovaskular Hipertensi dapat disebabkan karena nyeri akibat pembedahan, iritasi pipa trakea, cairan infus berlebihan, buli-buli penuh atau aktivasi saraf simpatis karena hipoksi, hiperkapni, dan asidosis. Hipertensi akut dan berat yang berlangsung lama akan menyebabkan

referat anestesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

Page 1: referat anestesi

Masalah di ruang pulih sadar

1. Gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan adalah komplikasi tersering di ruang pulih

sadar. Paling umum berhubungan dengan obstruksi saluran nafas,

hipoventilasi, atau hipoksemia.

Obstruksi saluran napas

Parsial atau total, tak ada ekspirasi paling sering dialami

karena lidah jatuh menutup faring atau oleh edema laring.

Penyebab lain adalah kejang laring pada pasien menjelang

sadar karena laring terangsang oleh benda asing, darah,

ludah sekret, atau sebelumnya kesulitan intubasi trakea.

Hipoventilasi

Didefinisikan sebagai PaCO2 lebih dari 45 mm Hg. Tanda

dapat bervariasi termasuk kondisi somnolen yang lama,

obstruksi saluran napas, rendahnya nilai respirasi, takipnea

dengan nafas dalam. atau sesak napas.

2. Gangguan kardiovaskular

Hipertensi dapat disebabkan karena nyeri akibat

pembedahan, iritasi pipa trakea, cairan infus berlebihan, buli-

buli penuh atau aktivasi saraf simpatis karena hipoksi,

hiperkapni, dan asidosis. Hipertensi akut dan berat yang

berlangsung lama akan menyebabkan gagal ventrikel kiri,

infark miokard, disritmia, edema paru dan perdarahan otak.

Terapi hipertensi diarahkan pada faktor penyebabnya dan

kalau perlu dapat diberikan klonidin dan nitroprusid 0,5 ± 1,0

µg/kg/menit.

Hipotensi akibat isian balik vena menurun disebabkan

perdarahan, terapi cairan kurang adekuat, hilangnya cairan

ke rongga ketiga, keluaran air kemih belum diganti, kontraksi

miokardium kurang kuat atau tahanan veskular perifir

menurun. Hipotensi harus segera dilatasi, karena dapat

menyebabkan hipoksemi dan kerusakan jaringan. Terapi

Page 2: referat anestesi

hipotensi disesuaikan dengan faktor penyebabnya.Berikan

O2 100% dan infus kristaloid RL atau Asering 200-500 mL.

Disritmia disebabkan oleh hipokalemia, asisdosis-alkalosis,

hipoksia, hiperkapnia atau memang pasien penderita sakit

jantung.

3. Gelisah

Dapat disebabkan karena hipoksia, , asidosis, hipotensi, kesakitan,

efek samping obat (ketamin) atau buli-buli penuh. Setelah

disingkirkan penyebabnya, pasien dapat diberi penenang

midazolam 0.05-0.1 mg/kg BB

4. Nyeri

Dikategorikan sebagai nyeri ringan. sedang, berat. Untuk meredam

nyeri pasca bedah pada analgesia regional pasien dewasa, sering

ditambahkan morfin 0,05-0,1 mg saat memasukan anestetik lokal

ke ruang subaraknoid atau morfin 2-5 mg ke ruang epidural.

Tindakan ini sangat bermanfaat karena dapat meredam nyeri

selama 10-16 jam. Setelah itu nyeri yang timbul bersifat sedang

atau ringan dan jarang diberikan tambahan opioid dan kalaupun

perlu cukup diberikan analgetik golongan NSAID misalnya

ketorolac 10-30 mg iv atau im.

5. Mual-muntah

Mual-muntah pasca anestesi sering terjadi setealh anestesi umum

terutama pada penggunaan opioid bedah intra abdomen, hipotensi

dan pada analgesia regional. Obat mual-muntah yang sering

digunakan pada perianastesia adalah:

Dehydrobenzoperidol (droperidol) 0,05-0,1 mg/KgBB (amp 5

mg/mL) im atau iv

Metokloporamid (primperan) 0,1 mg/kg, supp 20 mg

Ondansetron (zofran,narfoz) 0,05-0,1 mg/kgBB iv

Cyclizine 25-50 mg

6. Menggigil

Page 3: referat anestesi

Sering terjadi akibat hipotermia atau efek obat anestesi. Hipotermi

terjadi akibat suhu ruang operasi, ruang UPPA yang dingin, cairan

infus dingin, cairan irigasi dingin, bedah abdomen luas dan lama.

Selain akibat turunnya suhu dapat juga disertai oleh naiknya suhu

dan biasanya akibat obat anestetik inhalasi. Terapi peptidin 10-20

mg i.v. pada dewasa, selimut hangat, infus, hangat,lampu

penghangat digunakan untuk menaikkan suhu tubuh.

2.4.6 Kriteria untuk dipindahkan ke ruang perawatan atau ke ICU

(Intensive Care Unit)

Sebelum dikeluarkan pasien harus sudah diobservasi depresi respirasi setidaknya selama 30 menit setelah dosis terakhir narkotik parenteral. Kriteria lain pasien pulih dari anestesi umum :

Mudah dirangsang Orientasi penuh Mampu untuk menjaga dan proteksi saluran napas Tanda vital stabil setidaknya 1 jam Mampu memanggil bantuan jika dibutuhkan Tidak ada komplikasi operasi yang jelas (misal perdarahan aktif)

Kriteria lain yang umum digunakan adalah skor Aldrete.

Tabel 2.1 Score Aldrete

Page 4: referat anestesi

Penilaian dilakukan pada saat masuk ruang pulih sadar dan

selanjutnya dilakukan penilaian setiap saat dan dicatat setiap 5 menit

sampai tercapai nilai total 10. Nilai untuk pengiriman pasien adalah 10.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengirim ke

ruangan adalah:

a. Observasi minimal 30 menit setelah pemberian narkotik atau obat

penawarnya (nalokson) secara intervena.

b. Observasi minimal 60 menit setelah pemberian antibiotik,

antiemetik atau

c. narkotik secara intramuskular.

d. Observasi minimal setelah oksigen dihentikan.

e. Observasi 60 menit setelah ekstubasi

Page 5: referat anestesi

f. Tindakan lain akan ditentukan kemudian oleh Dokter Spesialis

Anestesiologi dan Dokter Spesialis Bedah.

Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan

jika nilai pengkajian post anestesi adalah >7-8. Lama tinggal di ruang pulih

tergantung dari teknik anestesi yang digunakan. Pasien dikirim ke ICU

(Intensive Care Unit) apabila hemodinamik tidak stabil atau membutuhkan

ventilator (mechanical respiratory support).

Bila pasien anak-anak, kriteria pemulihan yang digunakan adalah

Skor Steward. Bila total skor di atas 5 pasien boleh keluar dari ruang

pemulihan. Untuk menilai masa pulih sadar dari steward membagi dalam

3 tahap:

a. Immediate recovery: kembalinya kesadaran kembalinya reflek-

reflek protektif jalan nafas dan aktivitas motor yang singkat.

b. Intermediate recovery: kembalinya fungsi koordinasi, hilangnya

perasaan pusing subyektif. Tahap ini kira-kira 1 jam setelah

anestesi yang tidak terlalu dalam.

c. Longterm recovery: tahap ini dapat berlangsung berjam-jam

bahkan berhari-hari tergantung dari lama anestesi.

Tabel 2.2 Score Streward

STEWARD SCORING SYSTEM

  KRITERIA

NILA

I

Kesadaran Bangun 2

  Respon terhadap stimuli 1

  Tidak ada respon 0

Jalan

nafas Batuk atas perintah atau menangis 2

  Mempertahankan jalan nafas dengan baik 1

  Perlu bantuan untuk mempertahankan 0

Gerakan Menggerakkan anggota badan dengan tujuan 2

Page 6: referat anestesi

  Gerakan tanpa maksud 1

  Tidak bergerak 0

SCORE STEWARD

Untuk pasien dengan spinal anastesi digunakan kriteria skor

Bromage, yang dinilai adalah pergerakan kaki, lutut, dan tungkai. Apabila

total skor 2, pasien boleh dipindahkan ke ruang perawat.

Tabel 2.3 Parameter Bromage Scale

PARAMETER BROMAGE SCALE (SAB)

KRITERIA NILAI

Kaki tidak dapat digerakan 3

Dapat menggerakkan sendi pergelangan kaki 2

Dapat menggerakkan kaki dan flexi lutut 1

Sendi pergelangan kaki dapat flexi dan ekstensi lutut 0

SCALE BROMAGE