42
1 CALCANEAL SPUR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaki merupakan salah satu bagian tubuh terpenting. Kaki merupakan penopang berat badan dan beban yang paling besar baik saat berdiri, berjalan, ataupun saat berlari, dan menjadi alat transportasi yang penting dalan aktifitas sehari-hari. Apabila terdapat suatu gangguan atau kelainan pada kaki, maka aktivitas sehari-hari akan terhambat. Terhambatnya aktivitas ini sering dikarenakan oleh rasa nyeri pada tumit yang datang secara tiba-tiba. Salah satu gangguan yang relatif sering terjadi pada kaki adalah calcaneal spur dan plantar fasciitis. Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak semestinya) di daerah tubercalcanues, yang bentuknya seperti jalu ayam. Plantar fascitis adalah peradangan fasia plantaris dan otot- otot fleksor pendek kaki di perlekatannya pada calcaneus. Calcaneal spur sendiri bisa simtomatik dan asimtomatik, jadi yang menyebabkan nyeri bukan dari spur tapi karena adanya plantar fasciitis setempat. Kondisi calcaneal spur di Amerika Serikat mencapai 11% dari populasi, tetapi calcaneal spur tidak selau disebabkan oleh terjadinya fasitis plantaris. Gejala yang timbul pada satu kaki biasanya terjadi 20-30% pasien dengan pasitis plantaris. Calcaneal spur sering terjadi pada usia pertengahan dan pemuda atau atlit 40% pada laki-laki. 1

REFERAT Calcaneal Spur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REFERAT Calcaneal Spur

1 CALCANEAL SPUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kaki merupakan salah satu bagian tubuh terpenting. Kaki merupakan penopang berat

badan dan beban yang paling besar baik saat berdiri, berjalan, ataupun saat berlari, dan

menjadi alat transportasi yang penting dalan aktifitas sehari-hari. Apabila terdapat suatu

gangguan atau kelainan pada kaki, maka aktivitas sehari-hari akan terhambat.

Terhambatnya aktivitas ini sering dikarenakan oleh rasa nyeri pada tumit yang datang

secara tiba-tiba.

Salah satu gangguan yang relatif sering terjadi pada kaki adalah calcaneal spur dan

plantar fasciitis. Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak

semestinya) di daerah tubercalcanues, yang bentuknya seperti jalu ayam. Plantar fascitis

adalah peradangan fasia plantaris dan otot-otot fleksor pendek kaki di perlekatannya pada

calcaneus. Calcaneal spur sendiri bisa simtomatik dan asimtomatik, jadi yang

menyebabkan nyeri bukan dari spur tapi karena adanya plantar fasciitis setempat.

Kondisi calcaneal spur di Amerika Serikat mencapai 11% dari populasi, tetapi

calcaneal spur tidak selau disebabkan oleh terjadinya fasitis plantaris. Gejala yang

timbul pada satu kaki biasanya terjadi 20-30% pasien dengan pasitis plantaris. Calcaneal

spur sering terjadi pada usia pertengahan dan pemuda atau atlit 40% pada laki-laki.

Calcaneal spur dan plantar fasciitis adalah dua hal yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan

sebab akibat yang saling berhubungan. Calcaneal spur terjadi pada lebih dari 50% orang berusia diatas

50 tahun, dengan atau tanpa keluhan nyeri. Mayoritas penderita calcaneal spur yang disertai keluhan

nyeri (atau terjadi plantarfasciitis) adalah pada wanita, terutama yang berusia 40-60 tahun. Sementara

itu, lebih dari 50% pasien plantar fasciitis mempunyai calcaneal spur.

Keluhan utama akibat calcaneal spur adalah nyeri yang hebat pada waktu permulaan berdiri dan

berjalan terutama pada pagi hari setelah bangun tidur atau istirahat/duduk lama, yang kemudian akan

berkurang setelah berjalan beberapa langkah. Pada aktivitas sehari-hari tumit cukup

mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita, nyeri yang timbul pada tumit dapat

mengganngu aktivitas yang ada. Calcaneal spurs/pengapuran pada tumit sering menimpa

pada orang yang menggunakan tumit sebagai aktivitas tumpuan dan pijakan, misalnya

seperti pelari. Calcaneal spurs adalah kelainan yang timbul sebagai kelanjutan dari

plantar facitis yang tidak segera ditangani/delayed healing. Biasanya jika pasien

mengalami facitis/ peradangan/ perlukaaan pada facia, maka tubuh dalam hal ini

1

Page 2: REFERAT Calcaneal Spur

2 CALCANEAL SPUR

fibroblastic akan meperbaikinya dalam waktu setidaknya 6 minggu, tetapi jika dalam

kurun waktu tersebut tidak ada penyembuhan maka tubuh akan merekrut osteoblast.

Osteoblast adalah zat yang membentuk tulang. Jadi jika dalam waktu 6 minggu facia

yang terluka/meradang tersebut tidak sembuh maka terbentuklah tulang pada area

tersebut, proses ini dinamakan sebagai calcifikasi dan bentukan tulang yang terjadi

dinamakan heel spur atau pengapuran tumit.

Penanganan calcaneal spur terdiri dari operatif dan non operatif. Pada non operatif

dilakukan dengan manipulasi biomechanical untuk kesalahan melangkah, lokal injeksi

steroid dan peranan fisioterapi adalah mengurangi nyeri dengan menggunakan manual

dan modalitas terapi.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari calcaneal spur ?

1.2.2 Apa yang menjadi penyebab/etiologi dari calcaneal spur?

1.2.3 Bagaimana patogenesa terjadinya calcaneal spur ?

1.2.4 Bagaimana tanda dan gejala dari calcaneal spur?

1.2.5 Bagaimana penegakan diagnosis dari calcaneal spur ?

1.2.6 Apa diagnosis banding dari calcaneal spur?

1.3. Tujuan

1.3.1 1.3.1 Mengetahui definisi dari calcaneal spur?

1.3.2 1.3.2 Mengetahui penyebab/etiologi dari calcaneal spur?

1.3.3 Mengetahui patogenesa terjadinya calcaneal spur ?

1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala dari calcaneal spur?

1.3.5 Mengetahui cara penegakan diagnosis dari calcaneal spur ?

1.3.6 Mengetahui diagnosis banding dari calcaneal spur?

1.4 Manfaat

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang calcaneal spur.

2

Page 3: REFERAT Calcaneal Spur

3 CALCANEAL SPUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI KAKI

2.1.1 Ossa pada kaki (1)

Gambar 1. Ossa pada kaki

Ossa tarsalia

Os calcaneus

Os talus

Os naviculare

Os cuboideum

3 buah os cuneiforme

Ossa metatarsalia

5 buah os metatarsal

Ossa phalanges

14 buah os phalanges. Dimana ibu jari kaki mempunyai 2 falang sedangkan setiap jari

lainnya 3 falang

2.1.2 Sendi dan Ligamen(1)

3

Page 4: REFERAT Calcaneal Spur

4 CALCANEAL SPUR

Tulang-tulang tersebut diatas membentuk persendian-persendian sebagai berikut:

a. Artikulatio talocruralis

Gambar 2. Ligament pada artikulatio talocruralis

Merupakan sendi antara tibia dan fibula dengan trachlea talus.

Sendi ini distabilkan oleh ligamen-ligamen:

Lig. Deltoideum

Gambar 3. Ligamen Sisi Medial

Lig. Laterale, terdiri atas 3 pita:

Lig. talofibularis anterior

Lig. talofibularis posterior

Lig. Calcaneofibularis

4

Page 5: REFERAT Calcaneal Spur

5 CALCANEAL SPUR

Gambar 4. Ligamen Sisi lateral

Gerak sendi ini: Plantar fleksi

Dorsofleksi

Sedikit abduksi dan adduksi pergelangan kaki

b. Artikulatio talotarsalis

Terdiri dari 2 buah sendi yang terpisah akan tetapi secara fisiologi keduanya

merupakan 1 kesatuan, yaitu:

Bagian belakang :

Artikulatio talocalcanearis/subtalar

Ligamen yang memperkuat adalah :

Lig. talocalcanearis anterior

Lig. talocalcanearis posterior

Lig. talocalcanearis medial

Lig. talocalcanearis lateral

Bagian depan :

Artikulatio talocalcaneonavicularis

Ligamen yang memperkuat adalah :

Lig. tibionavikularis

Lig. Calcaneonaviculare plantaris

Lig. Bifurcatum : pars calcaneonavicularis (medial) dan pars

calcaneocuboid (lateral) berbentuk huruf V

5

Page 6: REFERAT Calcaneal Spur

6 CALCANEAL SPUR

Gerak sendi ini: Inversi pergelangan kaki

Eversi pergelangan kaki

c. Articulatio tarsotransversa (CHOPART)

Disebut juga sendi midtarsal atau ‘surgeon’s tarsal joint’ yang sering menjadi

tempat amputasi kaki

Terdiri dari 2 sendi, yaitu:

Articulatio talonavicularis

Articulatio calcaneocuboid, yang diperkuat oleh:

Pars calcaneocuboid lig. bifurcati di medial

Lig. calcaneocuboid dorsalis di sebelah dorsal

Lig. calcaneocuboid di sebelah plantar

Gerak sendi ini : Rotasi kaki sekeliling aksis

Memperluas inversi dan eversi art. Talotarsalis

d. Artikulatio tarsometatarsal (LISFRANC)

Adalah sendi diantara basis os metatarsal I-V dengan permukaan sendi distal pada

os cuneiformis I-III

Rongga sendi ada 3 buah, yaitu:

Diantara os metatarsal I dan cuneoformis I

Diantara os metatarsal II dan III dengan cuneiformis II dan III

Diantara os metatarsal IV dan V dengan cuboid

Ligamentum pengikatnya adalah:

Ligg. Tarsi plantaris

Ligg. Tarsi dorsalis

Ligg. Basium os metatarsal dorsalis, interosea dan plantaris

e. Articulatio metacarpofalangeal

Ligamen pengikatnya adalah : lig. collateralia pada kedua sisi tiap sendi

Gerak sendi

ini:

Fleksi-ekstensi sendi metacarpal

Abduksi-adduksi sendi metacarpal

f. Artculatio interfalangeal

Ligamen pengikat: lig. colateral di sebelah plantar pedis

6

Page 7: REFERAT Calcaneal Spur

7 CALCANEAL SPUR

Gerak sendi

ini:

Fleksi-ekstensi interfalang

Abduksi-adduksi interfalang

2.1.3 Otot (1)

Otot-otot penggerak kaki dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Otot-otot ekstrinsik

Adalah otot-otot yang berorigo dan bekerja di luar kaki. Otot-otot tersebut adalah

otot-otot tungkai bawah, yaitu:

M. gastrocnemius

Otot ini berorigo pada condylus femoralis medialis dan lateralis dan berakhir

sebagai tendon Achilles yang berinsersi di sisi posterior calcaneus.

Berfungsi untuk:

Plantarfleksi

Bersama dengan soleus, membantu supinasi sendi subtalar saat segmen

anterior kaki menapak di tanah

M. soleus

Otot ini terletak dibawah gastrocnemius dan berorigo pada tibia dan fibula

bagian atas, dibawah sendi lutut. Berakhir sebagai bagian dalam tendo

Achilles.

Berfungsi untuk : plantarfleksi

Otot ekstrinsik yang lain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

Kelompok lateral terdiri dari :

M. peroneus longus dan brevis : berorigo pada sisi lateral fibula. Peroneus

brevis berinsersi di basis metatarsal V sedangkan peroneus longus pada basis

metatarsal I dan suneiformis medialis di permukaan plantar.

Berfungsi untuk: eversi pergelangan kaki.

Kelompok anterior terdiri dari:

M. tibialis anterior: berorigo pada sisi lateral tibia dan berinsersi di

cuneiformis medialis dan basis metatarsal I.

Berfungsi untuk: inversi pergelangan kaki dan dorsofleksi

pergelangan kaki

M. ekstensor hallucis longus: berorigo pada permukaan anterior

fibula dan membran interoseus dan berinsersi di atas falang distal ibu

jari kaki.

7

Page 8: REFERAT Calcaneal Spur

8 CALCANEAL SPUR

Berfungsi untuk: ektensi ibu jari kaki dan membantu dorsofleksi

pergelangan kaki

M. ekstensor digitorum longus: berorigo pada condylus tibia lateralis

dan permukaan anterior fibula dan berakhir sebagai 4 tendon yang

melekat disisi dorsal ke-4 jari-jari kaki. Di ujung tiap tendon terbagi

tiga, 1 berinsersi di atas falang tengah dan 2 lainnya berinsersi di atas

falang distal.

Berfungsi untuk: ekstensi jari-jari kaki dan bersama-sama dengan m.

peroneus tertius, yang merupakan bagian dari ekstensor digirotum

longus membantu dorsofleksi dan eversi pergelangan kaki.

Kelompok medial terdiri dari:

M. tibialis posterior:berorigo pada tibia dan sisi posterior fibula dan

berinsersi di tarsal dan metatarsal medial.

Berfungsi untuk : inversi pergelangan kaki dan plantarfleksi

M. fleksor hallucis longus: berorigo pada sisi lateral fibula dan tibia,

berinsersi di falang distal ibu jari kaki.

Berfungsi untuk : fleksi falang distal ibu jari kaki

M. fleksor digitorum longus: berorigo pada sisi posterior tibia dan

berinsersi di sisi lateral falang distal ke-4 jari kaki.

Berfungsi untuk : fleksi jari-jari kaki

b. Otot-otot intrinsik

Adalah otot-otot yang berorigo dan berinsersi pada kaki. Otot-otot tersebut adalah

otot-otot kaki. Otot-otot ini tidak dapat diperiksa secara individual dan untuk

detailnya, dapat merujuk ke buku-buku anatomi. Yang termasuk otot-otot

intrinsik yaitu :

Lapis I

M. Abduktor digiti kuinti

M. abduktor hallucis

M. Fleksor digitorum brevis

Lapis II

M. Kuadratus plantaris

Mm. Lumbricales

Lapis III

8

Page 9: REFERAT Calcaneal Spur

9 CALCANEAL SPUR

M. Adduktor hallucis kaput transversal dan oblik

M. Fleksor hallucis brevis

M. Fleksor digiti kuinti brevis

Lapis IV

Mm. Interosseus plantaris dan dorsalis

Gambar 5. Otot pada plantar

9

Page 10: REFERAT Calcaneal Spur

10 CALCANEAL SPUR

2.1.4 Fascia

Fascia plantaris merupakan sebuah ligamentous/jaringan ikat yang kuat yang

yang menghubungakan dua tulang di bawah kaki yang membentuk lengkungan

(arkus), melekat atau berorigo pada bagian medial tubercalcaneum dan menyebar ke

anterior dan bergabung atau berinsersio dengan ligamen-ligamen dari sendi

metatarsophalangeal I-V. Fascia plantaris memiliki dua fungsi, yaitu fungsi statis

arkus longitudinal medial dan secara dinamis mengembalikan arcus dan membantu

mengkonfigurasikan kaki saat berjalan.(2)

Gambar 6. Fascia Plantaris

Fungsi utama dari fascia plantaris adalah untuk menstabilkan arcus

longitudinal pada kaki, yang bekerja seperti pegas. Untuk menahan tekanan ke

dasar/landasan tumit dan telapak kaki berikut jari-jari kaki, dilengkapi dengan

jaringan-jaringan lunak yang merupakan bantalan penahan beban yang menekan pada

landasan berupa bursa subcalcaneus dan heel pad dari jaringan lemak yang tebal.(2)

Secara normal, beban tubuh sewaktu berdiri jatuh lurus ke talus dan kemudian

dibagi ke calcaneus, ke anterior medial dan ke anterior lateral, sehingga terlihat

cetakan kaki dimana sisi medial tidak terlihat. Bila diumpamakan berat yang

membebani talus adalah 6 kg makan beban yang jatuh ke calcaneus 3 kg, ke anterior

media 2 kg, dan ke anterior lateral 1 kg.(2)

Pada kondisi tertentu dimana beban dari tibia ke talus menyebabkan talus

cenderung bergeser ke anterior dan ke medial di atas calcaneus, maka calcaneus akan

terputar ke posterior dan ke lateral atau tidak pada posisinya. Keadaan ini membuat

10

Page 11: REFERAT Calcaneal Spur

11 CALCANEAL SPUR

arcus longitudinal akan memanjang sehingga fascia plantaris akan bertambah tegang.

Hal ini membuat tarikan di periosteum juga meningkat. Dengan adanya rotasi

calcaneus ke posterior, naviculare akan turun oleh tarikan ligamen

calcaneonaviculare. Dengan adanya tarikan calcaneus ke lateral (calcaneus valgus)

pada awalnya akan mengakibatkan terjadi peregangan pada ligamen colateral medial,

apabila keadaan ini berlanjut akan mengakibatkan pula peregangan pada ligamen

talocalcaneal. Ketegangan pada tendon Achilles turut memberikan tekanan pada

fascia plantaris dan ini sering dihubungkan dengan nyeri tumit. (2)

2.2 DEFINISI CALCANEAL SPUR

Calcaneal spur adalah tulang yang

mengeras menjadi taji. (3) Taji tulang adalah

istilah yang digunakan untuk

menggambarkan suatu kondisi yang

mencirikan pertumbuhan dari tulang ekstra

pada tulang normal. Dalam istilah medis,

ini dikenal sebagai osteofit.(4) Calcaneal

spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang

yang tidak semestinya) di daerah tuber

calcaneus, yang bentuknya seperti jalu

ayam.(5)

2.3 ETIOLOGI CALCANEAL SPUR

Calcaneal spur/plantar fasciitis biasanya berhubungan dengan sindroma over used.

Sebab-sebab yang mungkin bisa menimbulkan (prediposisi) calcaneal spur/plantar fasciitis

adalah; (5)

(1) trauma atau benturan,

(2) berdiri lama atau pembebanan yang berlebih,

(3) pergeseran atau atropi bantalan lemak di tumit,

(4) kekakuan pergelangan kaki atau ketegangan calf muscle yang mengakibatkan fasia

plantaris terulur berulang-ulang selama berjalan,

(5) posisi kaki pronasi pada fase heel strike dan mid-stance saat berjalan atau berlari,

(6) strain pada saat olah raga,

11

Gambar 7. Calcaneal Spur

Page 12: REFERAT Calcaneal Spur

12 CALCANEAL SPUR

(7) manifestasi rheumatism (RA, OA, spondilitis ankylipoetika).

2.4 PATOGENESA CALCANEAL SPUR

Adanya penguluran yang berulang-ulang dari fasia plantaris atau aponeurosis akan

menyebabkan kerobekan mikroskopis jaringan yang disertai tarikan periosteum dari

tulang (calcaneus), sehingga daerah subperiosteum akan bertambah lebar. Kemudian

terjadi peradangan subperiosteum yang juga menyebabkan nyeri. Setelah itu akan terjadi

pembentukan jaringan fibrous yang akan memicu penumpukan kalsium di subperiosteum,

dan selanjutnya terbentuk spur. Pada pemulaannya, nyeri kemungkinan disebabkan oleh

peradangan dari jaringan tendofascioperoeosteal, pada stadium lanjut nyeri disebabkan

oleh spur yang memicu peradangan tendofascio plantaris.(5)

2.5 TANDA DAN GEJALA CALCANEAL SPUR

Calcaneal spur sebenarnya tidak menimbulkan keluhan, tetapi keluhan akan timbul

jika terjadi plantar fasciitis. Tanda dan gejala calcaneal spur/plantar fasciitis cukup khas,

yaitu ditandai dengan nyeri yang hebat pada saat permulaan berdiri dan berjalan terutama

pada pagi hari setelah bangun tidur atau setelah istirahat/duduk lama, kemudian akan

berkurang apabila berjalan beberapa langkah, tetapi nyeri akan muncul kembali bila berjalan

berlebihan. Nyeri terjadi pada perlekatan fasia plantaris dan akan bertambah bila jari kaki

digerakkan pasif ke arah dorsi fleksi. Tenderness (nyeri tekan) lokal pada perlekatan fasia

plantaris yaitu di tuber calcaneus sisi antero-medial. Kadang-kadang pasien mengeluh nyeri

yang menyebar sampai pada arkus kaki.(5)

2.6 DIAGNOSIS

2.6.1 ANAMNESA(6)

Keluhan pokok :

1. Nyeri di bagian tumit terutama di pagi hari

2. Adanya riwayat aktivitas fisik yang berat

3. Adanya riwayat berdiri (weight bearing) yang lama

4. Pada berkembangan gejala selanjutnya, nyeri dapat muncul pada setiap langkah

kaki dan terjadi terus-menerus.

2.6.2 PEMERIKSAAN FISIK(6)

INSPEKSI

12

Page 13: REFERAT Calcaneal Spur

13 CALCANEAL SPUR

Apabila plantar fascitis ini telah lanjut maka penderita cara

berjalannya berubah karena telapak kaki terjadi nyeri yang

hebat sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada ujung

telapak kaki (jinjit).(6)

Gambar 8. Calcaneal spur

Gambar 9. Calcaneal spur menyebabkan Plantar Fasciitis

Pada umumnya pasien mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit namun dengan berjalan

(jinjit) atau dengan kaki bagian depan menyebabkan ketegangan pada plantar fascia yang

lebih menarik tumit dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk (lihat pada gambar

diatas). (6)

PALPASI(6)

Penderita biasanya dapat menunjukkan letak rasa nyeri tersebut dirasakan (seperti

pada gambar diatas). Pasien dengan posisi tidur dan rileks dengan kaki terlentang

13

Page 14: REFERAT Calcaneal Spur

14 CALCANEAL SPUR

kemudian tangan kiri kita menyanggah kaki penderita dan tangan kanan melakukan

palpasi dengan ibu jari menekan pada plantar fascianya. Jika penderita mengalami

sakit maka kemungkinan pasien ini menderita plantar fascitis.(6)

2.6.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rotgen

Gambar 10. Gambaran Foto Rontgen Pedis Lateral, A : tulang kalkaneus normal, B : terdapat plantar calcaneal spur

Gambar 11. Foto rontgen Calcaneal spur

Bone Scan

MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

14

Page 15: REFERAT Calcaneal Spur

15 CALCANEAL SPUR

Gambar 12. MRI Calcaneal spur

USG

Gambar 13. Hasil USG dapat Mendeteksi Abnormalitas padaPlantar Fascia dan Bursa

2.6.4 PENATALAKSANAAN

Penanganan yang baik adalah penanganan yang berorientasi pada

permasalahan pokoknya atau causative oriented yaitu untuk; (5)

(1) mengurangi peradangan mikro,

(2) mengurangi ketegangan fasia plantaris dan calf muscle,

(3) mengontrol gerak pronasi pada fase heel-strike dan mid-stance pada waktu

berjalan,

(4) memelihara fleksibilitas dan stabilitas kaki dan pergelangan kaki

Medikamentosa

a) NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs) yang dapat digunakan antara lain

adalah Ibuprofen. Ibuprofen berfungsi untuk menghambat reaksi peradangan dan

nyeri dengan menurunkan sintesa prostaglandin digunakan sebagai anti inflamasi

dan analgesik, diberikan per oral. Pengobatan ini merupakan cara yang paling baik

15

Page 16: REFERAT Calcaneal Spur

16 CALCANEAL SPUR

dan aman. Contoh lain obat golongan ini adalah aspirin. Aspirin berfungsi untuk

menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang mengawali terjadinya

peradangan selanjutnya.(6)

b) Injeksi 25 mg Cortison acetat (IV)

Injeksi 25 mg cortison acetat (IV) dilakukan pada insersio paponeurosis plantaris

pada tulang calcaneus atau tepat pada samping tubulus medial tulang calcaneus.

Injeksi yang terlalu banyak dapat melemahkan serta merusak plantar fascia serta

menyusutkan bantalan lemak di sekeliling tumit. Injeksi kortikosteroid

diindikasikan jika dengan pengobatan oral selama 3 bulan tidak mengalami

perbaikan. (6)

c) Methylprednisolon topical

Methylprednisolon topical berfungsi untuk menurunkan peradangan dengan

menekan migrasi dari sel PMN dan menurunkan permeabilitas kapiler. (6)

Non Medikamentosa

1. Istirahat

Langkah pengobatan pertama adalah menghindari kegiatan yang memperburuk gejala.

Misalnya, tidak melakukan joging atau berdiri terlalu lama untuk sementara agar

mengistirahatkan tumit yang sakit. Hanya dengan beristirahat biasanya dapat membantu

menghilangkan rasa sakit yang parah dan tidak memperberat proses inflamasi. (6)

2. Fisioterapi

Micro Wave Diathermy(7)

Micro Wave Diathermy (MWD) merupakan alat terapi dengan menggunakan energi

elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi (2450 Mhz)

dengan panjang gelombang 12,25 cm dan frekuensi 434 MHz dengan panjang

gelombang 69 cm. Output energi MWD bisa kontinyus maupun

terputus-putus/intermittent. Oleh karena gelombang ini relative lebih pendek dari tubuh

manusia, maka untuk memasukkannya ke dalam jaringan melalui pemancar. Metode ini

sering disebut bestraling.

Proses terjadimya panas pada gelombang MWD sama dengan panas akibat

pengaruh energi elektromagnetik 11m (Sort Wave Diathermy). Dalam perjalanannya ke

jaringan tubuh, energi elektromagnetik MWD akan ada yang dipantulkan, diserap, dan

ada juga yang dibiaskan. Yang paling penting di sini adalah energi yang diserap.

16

Page 17: REFERAT Calcaneal Spur

17 CALCANEAL SPUR

Penyelidikan OTT dan Kebbel Kruse, mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan

temperatur pada otot 4 kali lebih besar dibandingkan dengan temperatur pada jaringan

lemak. Sehubungan dengan penyerapan energi elektromagnetik ini, terjadi half value

distance di otot sekitar 2 cm, sedangkan di lemak sekitar 7 cm. Dengan demikian MWD

mempunyai efek yang maksimal untuk otot-otot yang letaknya superficial, karena

setelah 2 cm intensitasnya akan menurun.

Teknik aplikasi ke jaringan melalui emitter yang berbentuk bulat, panjang atau

melingkar/pyrodor. Jarak antara emitter dengan kulit adalah 5 cm untuk emitter panjang

dan 10 cm untuk emitter bulat, sedangkan untuk emitter berbentuk melingkar/pyrodor

langsung menempel ke kulit.

Menurut Low & Reed, 2000, efek fisiologis yang ditimbulkan oleh pemanasan

dengan MWD adalah :

a. Metabolisme

Metabolisme naik ± 13% per 1°C pemanasan. Dengan kenaikan temperatur

aktifitas dan sintesis sel-sel akan meningkat sehingga akan menaikkan pelepasan

mediator kimiawi, enzim, protein. Dengan demikian interaksi seluler seperti

phagositosis atau pertumbuhan juga akan meningkat.

b. Viskositas

Aliran di pembuluh darah juga dipengaruhi langsung oleh viskositas dan diameter

pembuluh darah. Pergerakan cairan kadang diartikan sebagai friksi antara gerakan

partikel-partikel, hal ini dipengaruhi temperatur. Dengan meningkatnya

temperatur pada cairan, maka viskositas menjadi lebih rendah (lebih encer).

Perubahan viskositas ini tidak hanya cairan di pembuluh darah dan limfe di

dekatnya, tapi juga cairan pada jaringan lainnya.

c. Jaringan kolagen

Pada rentang temperatur terapeutik yang bisa diaplikasikan (40-45°C), akan

terjadi peningkatan ekstensibilitas jaringan kolagen (Lehman et al, 1970 dikutip

oleh Low & Reed, 2000).

d. Saraf

Serabut saraf afferen yang distimulasi dengan panas akan memiliki efek analgesik

akibat aksi dari mekanisme gate control pada cara yang sama seperti

mekanoreseptor. Panas juga bisa meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan

saraf, meningkatkan konduktifitas saraf dan meningkatkan ambang rangsang.

e. Pembuluh darah

17

Page 18: REFERAT Calcaneal Spur

18 CALCANEAL SPUR

Vasodilatasi pembuluh darah akibat pemanasan bisa melalui beberapa mekanisme.

Yang paling umum, efek langsung dari pemanasan adalah vasodilatasi pembuluh

darah baik arteri maupun vena. Rangsangan pada reseptor polimodal merupakan

sebab yang penting dalam vasodilatasi. Mekanisme ini hanya melibatkan pada

cabang serabut saraf perifer saja. Kenaikan metabolisme akan mengakibatkan

pelepasan karbondioksida dan asam laktat, membuat keasaman jaringan yang

dipanasi lebih meningkat, sehingga akan memprovokasi dilatasi.

f. Darah dan cairan

Sebagai konsekuensi dari peningkatan metabolisme, penurunan viskositas cairan

dan dilatasi pembuluh darah mengakibatkan meningkatnya aliran darah, hal ini

juga akan menyebabkan peningkatan pertukaran penyeberangan cairan ke dinding

kapiler dan membran sel. Hal ini juga akan meningkatkan formasi limfe dan

jumlah leukosit darah.

Efek terapeutik pemanasan dengan MWD adalah ;

(1) mempercepat proses penyembuhan,

(2) mengurangi nyeri,

(3) mengurangi spasme otot,

(4) menimbulkan efek sedatif,

(5) meningkatkan ROM,

(6) mencegah decubitus,

(7) mengurangi oedema,

(8) meningkatkan reabsorbsi,

(9) mengontrol infeksi,

(10) persiapan sebelum terapi lainnya (Low & Reed, 2000).

Metode aplikasi MWD pada kasus calcaneal spur/plantar faciitis di sini adalah

dengan emitter bulat, dengan jarak antara emitter dan kulit daerah terapi

(calcaneus) adalah 5 – 10 cm. Waktu terapi 15 menit, dan dosis mitis comfortable.

Ultra Sound(7)

Ultra sound (US) merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang

menggunakan gelombang suara dengan frekuensi sangat tinggi (0,75 Mhz – 3

Mhz). Efek yang ditimbulkan adalah efek mekanik dan efek thermal.

18

Page 19: REFERAT Calcaneal Spur

19 CALCANEAL SPUR

Jaringan yang lebih kaya akan kolagen akan menyerap gelombang ultrasonik

dalam jumlah yang lebih besar, sehingga pengaruh energi ultrasonik akan lebih

besar juga. Besarnya panas yang diproduksi tergantung kepada intensitas dan

frekuensi ultrasonik, durasi terapi, ukuran dan jenis jaringan.

Efek mekanik/non termal US adalah :

a. Kavitasi (efek fibrasi pada gelombang gas oleh gelombang US)

b. Acousting steaming (gerakan cairan di sekitar membrane sel akibat gaya

mekanik gelombang US)

c. Micromassage

d. Meningkatkan aktifitas fibroblastik.

Efek fisiologis nontermal :

b. Menstimulasi pelepasan histamine dari sel Mast,

c. Pelepasan serotonin dari sel darah,

d. Pelepasan “Chemotactic Agent” dan ‘growth factor’ dari makrofag,

e. Menstimulasi pembentukan kapiler darah baruoleh sel-sel endotel,

f. Stimulasi fibroblast untuk meningkatkan sintesis protein,

g. Meningkatkan ambang nyeri.

Efek fisiologis dan efek terpeutik termal dari US sama dengan efek dari MWD

seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian US adalah:

a. Intensitas terapi ditentukan berdasarkan tujuan, bila yang diinginkan efek

panas maka intensitas bisa maksimal sampai terasa nyeri tumpul kemudian

dikurangi sedikit.

b. Intensitas terapi ditentukan oleh jenis dan letak jaringan, semakin superfisial

dan semakin banyak mengandung jaringan kolagen, intensitasnya semakin

kecil, dan sebaliknya.

c. Waktu terapi ditentukan berdasarkan luas daerah yang di terapi, semakin luas

maka waktu yang di berikan juga semakin lama dengan perhitungan waktu

(dalam menit) adalah luas area (L cm²) dibagi ERA dikalikan dua ( Waktu = L

: ERA x 2 ).

Metode aplikasi US bisa menggunakan:

19

Page 20: REFERAT Calcaneal Spur

20 CALCANEAL SPUR

a. Metode kontak langsung yaitu tranduser langsung diaplikasikan pada area yang

diterapi dengan menggunakan media kontak (aqua-gel). Metode ini adalah yang

paling banyak digunakan untuk terapi.

b. Metode under water yaitu area yang diterapi dimasukkan ke dalam bak air, dan

tranduser diaplikasikan dalam jarak tertentu.

c. Metode water pillow yaitu tranduser diaplikasikan dengan menggunakan perantara

kantong plastik berisi air yang ditempelkan ke area yang akan diterapi.

d. Metode phonophoresis yaitu memasukkan bahan atau zat tertentu ke dalam

jaringan tubuh dengan menggunakan energi ultrasonik.

3. Masase(6)

Masase yang regular dan ritmis pada tumit yang sakit dengan menggunakan salep anti

nyeri (topikal) dapat menstimulasi relaksasi otot-otot dan menghilangkan nyeri. Selama

masase kekuatan yang digunakan tidak boleh terlalu kuat. Masase dilakukan selama 15

menit. Setelah selesai masase, kaki direndam di air hangat selama 10-15 menit. Kemudian

kaki di letakkan pada lantai selama beberapa menit. Selanjutnya mulai melangkah secara

perlahan.

Teknik Masase Kaki

4. Latihan dan peregangan(6)

a) Latihan Wall Stretches

Latihan ini dilakukan untuk merenggangkan otot gastrocnemius dan otot

hamstring. Latihan dilakukan dengan cara posisi tubuh menghadap ke dinding,

berdiri sekitar dua sampai tiga kaki dari tembok, kemudian lakukan dorongan

dengan tangan pada tembok. Dengan kaki yang sakit di belakang dan kaki lainnya

dibelakang. Dorong tembok, jadikan kaki yang depan sebagai tumpuan, sementara

20

Page 21: REFERAT Calcaneal Spur

21 CALCANEAL SPUR

meregangkan kaki yang belakang, biarkan tumit kaki yang belakang menempel di

lantai. Posisi ini akan meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama 10 detik. Ulangi

setidaknya 10 kali dan lakukan selama 3 kali sehari.

Latihan Wall Stretches

Metode lain yang dapat digunakan untuk merenggangkan otot gastrocnemius dan

otot hamstring dengan stetching exercise berikut :

Stretching exercise untuk otot gastrocnemius dan otot hamstring.

b) Latihan Peregangan dengan Counter Top

Pasien menghadap depan dengan memegang counter top, letakkan kaki terpisah

dengan satu kaki didepan kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut sampai dalam

posisi jongkok dan tahan. Posisi tumit ditahan dilantai selama mungkin. Tumit dan

busur kaki akan meregang dan tahan posisi ini selama 10 detik. Setelah 10 detik

kaki rileks, kemudian luruskan kembali, ulangi sampai 20 kali.

21

Page 22: REFERAT Calcaneal Spur

22 CALCANEAL SPUR

Latihan Peregangan dengan Counter Top

c) Latihan Rolling the foot

Latihan dilakukan dengan cara memutar sebuah bola atau kaleng bekas yang

diletakkan di telapak kaki ke arah depan dan belakang. Latihan ini dapat membantu

masase tumit yang nyeri dan kekakuan kaki.

Latihan Rolling the foot

d) Latihan Towel Stretching dan Cross-friction Massage

Latihan ini dilakukan sebelum pasien turun dari tempat tidur, baik saat bangun

tidur atau setelah istirahat lama. Hal ini dilakukan karena saat tidur plantar fascia

semakin mengencang.

22

Page 23: REFERAT Calcaneal Spur

23 CALCANEAL SPUR

Latihan Towel Stretching dan Cross-friction Massage

e) Latihan mobilisasi

Latihan dilakukan dengan menggerakkan seluruh sendi pada kaki dan pergelangan

kaki secara aktif selama 5 menit. Hal ini akan meningkatkan ROM dari sendi kaki.

Latihan mobilisasi

5. Alat bantu (6)

1. Heel pad dan heel cup

Heel pad adalah sol yang diletakkan di dalam sandal atau sepatu. Heel pad berupa

bantalan untuk tumit sepatu yang bentuknya mirip donat dengan lubang

ditengahnya. Fungsi heel pad berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi

selama berjalan. Selain itu juga mengurangi tekanan pada tumit, sehingga

mengurangi nyeri. Heel cup memiliki bentuk yang sedikit berbeda, dengan bagian

posterior yang lebih tinggi dan bagian tengahnya tidak berlubang, namun mebih

lunak.

23

Page 24: REFERAT Calcaneal Spur

24 CALCANEAL SPUR

Heel Pad (kiri) dan Heel Cup (kanan)

2. Arch support

Pasien dengan kaki yang datar secara teori memiliki kemampuan untuk

mengabsorbsi tekanan dari kaki. Untuk memperbaiki hal ini dapat dibantu dengan

Arch support yang berfungsi untuk mengurangi tekanan pada kaki dan mengontrol

biomekanik dari kaki.

Arch Support

3. Night splints (Bidai malam)

Night splints dirancang untuk menjaga telapak kaki seseorang dalam posisi netral

sepanjang malam. Kebanyakan individu biasanya tidur dengan telapak kaki dalam

posisi flexi, sebuah posisi yang menyebabkan plantar fascia dalam posisi yang

memendek. Penggunaan Night dorsiflexion splint (bidai dorsoflixi malam)

memungkinkan peregangan pasif dari betis dan plantar fascia selama tidur.

Peregangan yang terjadi dapat memungkinkan untuk penyembuhan karena saat itu

plantar fascia dalam posisi dipanjangkan, sehingga terjadi pengurangan tegangan

saat melangkah pertama di pagi hari.

24

Page 25: REFERAT Calcaneal Spur

25 CALCANEAL SPUR

Night splints (Bidai malam)

6. Tindakan operasi (6)

Jika pengobatan konservatif tidak dapat mengurangi rasa sakit di tumit, operasi

mungkin diperlukan. Prosedur yang paling umum endoscopic plantar fascia release,

yang mampu mengurangi ketegangan struktur di sekitar tumit. Setelah tulang kalkaneus

bebas dari fascia plantaris, maka spur dapat di-remove.

7. Intervensi dan edukasi(7)

a) Berolah raga yang mengurangi beban pada tumit contohnya berenang.

b) Diet dan menurunkan berat badan pada penderita obesitas atau kegemukan.

c) Melakukan latihan peregangan otot setiap hari akan meningkatkan fleksibelitas

plantar fascia, otot achilles dan otot betis. Beberapa latihan peregangan

diantaranya adalah :

Membersihkan jari-jari kaki dengan handuk

Meregangkan jari-jari kaki dengan bantuan jari tangan

Meregangkan betis dan tumit pada lantai

d) Setelah bangun tidur pagi hari hendaknya duduk dengan rileks dengan kaki

ditaruh di lantai

e) Memakai sepatu bertumit rendah antara 2,5-5 cm. Kokoh dan mendukung bagian

tengah dan telapak kaki, pilih kualitas sepatu yang baik dan berkualitas untuk

berjalan dan berlari.

f) Jangan memberikan beban terlalu berat terhadap kaki

g) Pemberian kompres es pada kaki setelah melakukan aktivitas berat

25

Page 26: REFERAT Calcaneal Spur

26 CALCANEAL SPUR

h) Melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan olah raga atau aktivitas

yang berat.

Untuk mencegah peradangan berlanjut bisa dilakukan dengan memindah daerah

penekanan nyeri ke daerah toleransi sekitarnya dengan pemakaian insole dari bahan

yang lunak (karet, busa, silikon), ini merupakan penanganan yang baik untuk plantar

fasciitis/calcaneal spur. Kontrol pronasi bisa juga dibantu dengan orthotic dan

modifikasi sepatu.

2.7 DIAGNOSIS BANDING(6)

Kondisi Karakteristik

Neurologic

Abductor digiti quinti nerve

entrapment

Rasa terbakar di bantalan tumit

Lumbar spine disorders Nyeri yang menjalar dari tungkai ke tumit, kelemahan,

refleks abnormal.

Problems with the medial calcaneal

branch of the posterior tibial nerve

Nyeri pada medial tumit

Neuropathies Biasanya terjadi pada pasien yang mengkonsumsi alkohol

dan pada pasien diabetes. Nyeri diffusa pada kaki dan terjadi

malam hari.

Tarsal tunnel syndrome Nyeri, sensasi terbakar, dan kesemutan pad kaki

Soft tissue

Achilles tendonitis Nyeri pada retrokalkaneus

Fat pad atrophy Nyeri pada area bantalan tumit yang atrofi

Heel contusion Ada riwayat trauma

Plantar fascia rupture Sensasi nyeri pada bagian bawah kaki

26

Page 27: REFERAT Calcaneal Spur

27 CALCANEAL SPUR

Kondisi Karakteristik

Posterior tibial tendonitis Nyeri pada kaki dan ankle

Retrocalcaneal bursitis Nyeri pada retrokalkaneus

Skeletal

Calcaneal epiphysitis (Sever’s disease) Nyeri tumit pada remaja

Calcaneal stress fracture Pembengkakan kalkaneus, hangat, dan nyeri tekan.

Infections Osteomyelitis

Gejala sistemik (e.g., fever, night pain)

Inflammatory arthropathies Sama dengan PF tetapi terjadi bilateral

Banyak sendi yang terlibat

Subtalar arthritis Nyeri pada suprakalkaneus

Miscellaneous

Metabolic disorders

Osteomalacia Nyeri tulang diffusa dan kelemahan pada otot

Tumors (jarang) Deep bone pain, night pain, constitutional symptoms

Vascular insufficiency Pain in muscle groups that is reproducible with exertion,

abnormal vascular examination

BAB III

27

Page 28: REFERAT Calcaneal Spur

28 CALCANEAL SPUR

KESIMPULAN

Calcaneal spur adalah eksostosis (pertumbuhan tulang yang tidak semestinya) di

daerah tuber calcaneus, yang bentuknya seperti jalu ayam

Plantar fascitis adalah peradangan fasia plantaris dan otot-otot fleksor pendek kaki

di perlekatannya pada calcaneus

Calcaneal spur sendiri bisa simtomatik dan asimtomatik, jadi yang menyebabkan

nyeri bukan dari spur tapi karena adanya plantar fasciitis setempat

Penguluran yang berulang-ulang dari fasia plantaris atau aponeurosis akan

menyebabkan kerobekan mikroskopis jaringan yang disertai tarikan periosteum dari

tulang (calcaneus), sehingga daerah subperiosteum akan bertambah lebar.

Kemudian terjadi peradangan subperiosteum yang juga menyebabkan nyeri. Setelah

itu akan terjadi pembentukan jaringan fibrous yang akan memicu penumpukan

kalsium di subperiosteum, dan selanjutnya terbentuk spur. Pada pemulaannya, nyeri

kemungkinan disebabkan oleh peradangan dari jaringan tendofascioperoeosteal,

pada stadium lanjut nyeri disebabkan oleh spur yang memicu peradangan

tendofascio plantaris

Gejalanya berupa nyeri di bagian tumit terutama di pagi hari, adanya riwayat aktivitas

fisik yang berat, adanya riwayat berdiri (weight bearing) yang lama, pada

berkembangan gejala selanjutnya, nyeri dapat muncul pada setiap langkah kaki dan

terjadi terus-menerus.

Penegakan diagnose calcaneal spur dengan foto rontgen AP lateral

Pengobatan bisa dengan medikamentosa dan non medikamentosa yang berorientasi

pada permasalahan pokoknya atau causative oriented yaitu untuk mengurangi

peradangan mikro, mengurangi ketegangan fasia plantaris dan calf muscle,

mengontrol gerak pronasi pada fase heel-strike dan mid-stance pada waktu berjalan,

memelihara fleksibilitas dan stabilitas kaki dan pergelangan kaki

DAFTAR PUSTAKA

28

Page 29: REFERAT Calcaneal Spur

29 CALCANEAL SPUR

1. Snell, Richard. 1998. Anatomi Klinik. Jakarta : EGC

2. Prmob. Bagaimana Orthotics Bekerja dalam Merawat Plantar Fasciitis. http://id. n prmob

.net/plantar-fasciitis/kaki/orthotics-243088.html diakses pada tanggal 7 Mei 2013

3. Blautine. Definisi Calcaneal spur. http://www.scribd.com/doc/59159111/Definisi-

Calcaneus-Spur diakses pada tanggal 6 Mei 2013

4. News Articles OnLine. Apa penyebab spurs tulang.

http://id.ixarticle.com/articles/308259/ diakses pada tanggal 6 Mei 2013

5. Gotohealth. Calcaneal spur & Plantar Faciitis. http://boeds-gotohealth.blogspot.com/

2009_03_01_archive.html diakses pada tanggal 6 Mei 2013

6. Bimariotejo. Plantar Fasciitis. http://bimaariotejo.wordpress.com/2010/04/21/plantar-

fascitis/ diakses pada tanggal 7 Mei 2013

7. Indonesia sports medicine center. Plantar Fasciitis. http://www.ismc.co.id/artikel/2012-

09-13-04-05-03/plantar-fasciitis diakses pada tanggal 6 Mei 2013

29