20
1 BAB I PENDAHULUAN Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa embrio. Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2. Fistula preaurikular sering ditemukan pada suku bangsa di Asia dan Afrika, yang merupakan kelainan herediter yang dominan.Fistula preaurikular juga biasa disebut sebagai sinus preaurikular atau pit  preaurikular. 1 Kelainan ini seringkali ditemukan pada pemeriksaan fisik berupa lubang kecil yang mengarah ke telinga luar, biasanya pada tepi anterior dari bagian ascending heliks. Kelainan ini sering dilaporkan terjadi pada permukaan lateral crus heliks dan tepi posterosuperior dari heliks, tragus atau lobulus. Secara anatomi, kelainan ini terletak pada lateral dan superior dari nervus fasialis dan kelenjar parotis. Fistula dapat ditemukan didepan tragus atau di sekitarnya dan seringkali mengalami infeksi. Pada keadaan tenang, tampak muara fistula berbentuk  bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil. Dari muara fistula sering keluar sekret yang  berasal dari kelenjar sebasea. 2 Fistula preaurikular diturunkan secara autosomal dominan inkomplit. Kelainan ini dapat muncul secara spontan. Fistula dapat terjadi secara bilateral, terjadi pada 25-50% kasus. Pada kasus yang terjadi secara unilater al, preaurikular kiri lebih seri ng terkena. 1-5 Biasanya pasien datang karena terdapat obstruksi dan infeksi fistula, sehingga terjadi  pioderma atau selulitis fasial. Bila tidak ada keluhan, operasi tidak perlu dilakukan. Akan tetapi apabila terdapat abses berulang dan pembentukan sekret kronis, maka perlu dilakukan  pengangkatan fistula seluruhnya, karena bila tidak bersih akan menyebabkan k ekambuhan. 3

Referat Fistula Preaurikular

  • Upload
    evps

  • View
    823

  • Download
    136

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Fistula Preaurikular

Citation preview

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    1/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Fistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga pada masa embrio.

    Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 dan 2. Fistula preaurikular

    sering ditemukan pada suku bangsa di Asia dan Afrika, yang merupakan kelainan herediter

    yang dominan.Fistula preaurikular juga biasa disebut sebagai sinus preaurikular atau pit

    preaurikular.1

    Kelainan ini seringkali ditemukan pada pemeriksaan fisik berupa lubang kecil yang

    mengarah ke telinga luar, biasanya pada tepi anterior dari bagian ascending heliks. Kelainan

    ini sering dilaporkan terjadi pada permukaan lateral crus heliks dan tepi posterosuperior dariheliks, tragus atau lobulus. Secara anatomi, kelainan ini terletak pada lateral dan superior dari

    nervus fasialis dan kelenjar parotis. Fistula dapat ditemukan didepan tragus atau di sekitarnya

    dan seringkali mengalami infeksi. Pada keadaan tenang, tampak muara fistula berbentuk

    bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil. Dari muara fistula sering keluar sekret yang

    berasal dari kelenjar sebasea.2

    Fistula preaurikular diturunkan secara autosomal dominan inkomplit. Kelainan ini

    dapat muncul secara spontan. Fistula dapat terjadi secara bilateral, terjadi pada 25-50%

    kasus. Pada kasus yang terjadi secara unilateral, preaurikular kiri lebih sering terkena.1-5

    Biasanya pasien datang karena terdapat obstruksi dan infeksi fistula, sehingga terjadi

    pioderma atau selulitis fasial. Bila tidak ada keluhan, operasi tidak perlu dilakukan. Akan

    tetapi apabila terdapat abses berulang dan pembentukan sekret kronis, maka perlu dilakukan

    pengangkatan fistula seluruhnya, karena bila tidak bersih akan menyebabkan kekambuhan.3

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    2/20

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Anatomi Telinga Luar

    Secara garis besar telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah,

    dan telinga dalam. Telinga luar dimulai dari daun telinga (aurikula), meatus akustikus

    eksterna, hingga membran timpani. Telinga tengah meliputi cavum timpani yang didalamnya

    terdapat ossikula auditorik. Telinga dalam terdiri dari labirin cochlea dan labirin vestibularis.4

    Gambar 1. Potongan coronal telinga. Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) telinga luar terdiri atas

    aurikula dan meatus akustikus eksterna, (2) telinga tengah yang terdiri dari cavum timpani dan ossikula

    auditorik, dan (3) telinga dalam yang terdiri dari labirin cochlear dan labirin vestibular.4

    Daun Telinga

    Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan dasarnya

    terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian luar. Hanya cuping

    telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan, tetapi terdiri dari jaringan lemak

    dan jaringan fibrosa.4

    Permukaan lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan daerah yang datar.Tepi daun

    telinga yang melengkung disebutheliks. Pada bagian postero- superiornya terdapat tonjolan

    kecil yang disebut tuberkulum telinga (Darwin tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    3/20

    3

    lengkungan disebut antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura

    antiheliks, dan bagian di kedua krura ini disebut fosa triangularis. Di atas kedua krura ini

    terdapat fossa skafa.4

    Di depan antiheliks terdapat konka, yang terdiri atas bagian yaitu simba konka, yang

    merupakan bagian antero superior konka yang ditutupi oleh crus helicis dan kavum konka

    yang terletak dibawahnya berseberangan dengan konka dan dibawah crus helicis terdapat

    tonjolan kecil berbentuk segi tiga tumpul yang disebut tragus. Bagian di seberang tragus dan

    terletak pada batas bawah antiheliks disebut antitragus. Tragus dan antitragus dipisahkan oleh

    celah intertragus. Lobulus merupakan bagian daun yang terletak dibawah antiheliks yang

    tidak mempunyai tulang rawan dan terdiri dari jaringan ikat dan jaringan lemak. Di

    permukaan posterior daun telinga terdapat juga tonjolan dan cekungan yang namanya sesuai

    dengan anatomi yang membentuknya yaitu sulkus heliks, sulkus crus helicis, fossa antiheliks,

    eminensia konka dan eminensia skafa.4

    Rangka tulang rawan daun telinga dibentuk oleh lempengan fibrokartilago elastik.

    Tulang rawan tidak terbentuk pada lobulus dan bagian daun telinga diantara crus helicis dan

    tulang rawan daun telinga ini ditutupi oleh kulit dan hubungkan dengan struktur di sekitarnya

    oleh ligametum dan otot-otot. Tulang rawan daun telinga berhubungan dengan tulang rawan

    liang telinga melalui bagian yang disebut isthmus pada permukaan posterior dimana

    perlekatannya tidak terlalu erat karena ada lapisan lemak subdermis yang tipis. Kulit daun

    telinga ditutupi oleh rambut-rambut halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada

    akarnya.Kelenjar ini banyak terdapat dikonka dan fossa skafa.4

    Ligamentum daun telinga terdiri dari ligamentum ekstrinsik dan ligamentum intrinsik.

    Ligamentum ekstrinsik menghubungkan tulang rawan daun telinga dan tulang temporal.

    Ligamentum intrinsik berukuran kecil dan menghubungkan bagian-bagian daun telinga satu

    sama lain.4

    Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah otot intrinsik. Otot

    ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis superior dan m.aurikularis posterior.

    Otot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. Otot-

    otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentu ada yang masih mempunyai

    kemampuan untuk menggerakan daun telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan

    otot-otot ini. Otot intrinsik terdiri dari m.heliksis mayor, m.heliksis minor, m.tragikus,

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    4/20

    4

    m.antitragus, m.obliqus aurkularis dan m.transversus aurikularis. Otot-otot ini

    menghubungkan bagian-bagian daun telinga.4

    Persarafan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus servikalis yaitu :

    n.aurikularis magnus bersama dengan cabang kutaneus n.fasialis mempersarafi permukaan

    posterior dan anterior dan bagian posterior. Nervus oksipitalis mempersarafi bagian atas

    permukaan posterior daun telinga. Nervus aurikulotemporalis merupakan cabang

    n.mandibularis memberikan persarafan daerah tragus, crus helicis dan bagian atas heliks. 4

    Bentuk dari kulit, tulang rawan dan otot pada suatu keadaan tertentu dapatmenentukan

    bentuk dan ukuran dari orifisium liang telinga bagian luar, serta menentukan sampai sejauh

    mana serumen akan tertahan dalam liang telinga disamping itu mencegah air masuk kedalam

    liang telinga.4

    Gambar 2. Auricula4

    Liang Telinga Luar

    Liang telinga luar yang sering disebut meatus, merupakan suatu struktur berbentuk

    S yang panjangnya kira-kira 2,5 cm, membentang dari konka telinga sampai membran

    timpani. Oleh karena kedudukan membran timpani miring menyebabkan liang telinga bagian

    belakang atas lebih pendek kira-kira 6 mm dari dinding anterior inferior. Bagian lateral liang

    telinga adalah tulang rawan meluas kira-kira panjang liang telinga. Bagian tulang rawan

    liang telinga luar sedikit mengarah keatas dan kebelakang dan bagian tulang sedikit kebawah

    dan kedepan. Penarikan daun telinga kearah belakang atas luar, akan membuat liang telinga

    cenderung lurus sehingga memungkinkan terlihatnya membran timpani pada kebanyakan

    liang telinga. Dinding depan, dasar dan sebagian dinding belakang dari liang telinga dibentuk

    oleh tulang rawan yang mana terbentuk penyempitan depan bawah, bila meluas kemedia.

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    5/20

    5

    Ujung sebelah dalam dari jalur ini melekat erat dengan permukaan luar yang kasar dari

    bagian tulang liang telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk oleh jaringan ikat padat

    yang berlanjut dengan prosteum dari bagian tulang liang telinga.4

    Liang telinga bagian tulang rawan sangat lentur dan fleksibel sebagian akibat adanya

    dua atau tiga celah tegak lurus dari santrorini pada dinding tulang rawan. Pada liang telinga

    bagian tulang ada bagian daerah cembung yang bervariasi dari dinding anterior dan inferior

    tepat dimedial persambungan antara bagian tulang dan disebut ishmus. Sesudah ishmus, dasar

    liang telinga menurun tajam ke bawah dan kemudian menaik keatas kearah persambungan

    pinggir inferior anulus timpanikus, membentuk lekukan yang disebut recensus tympanicus

    inferior. Sudutyang dibentukdinding anterior dengan membran timpani juga memiliki

    kepentingan klinis, dimana daerah ini dapat menjadi tempat penumpukan keratin atau

    serumen yang nantinya dapat bertindak sebagai sumber infeksi. Hubungan antara liang

    telinga dengan struktur sekelilingnnya juga mempunyai arti klinis yang penting. Dinding

    anterior liang telinga kearah medial berdekatan dengan sendi temporomandibular dan ke

    lateral dengan kelenjar parotis.4

    Dinding inferior liang telinga juga berhubungan erat dengan kelenjar parotis.

    Dehisensis pada liang telinga bagian tulang rawan (fissure of Santorini) memungkinkan

    infeksi meluas dari liang telinga luar kedalam parotis dan sebaliknya pada ujung medial

    dinding superior liang telinga bagian tulang membentuk lempengan tulang berbentuk baji

    yang disebut tepi timpani dari tulang temporal, yang mana memisahkan lumen liang telinga

    dari epitimpani. Dinding superior liang telinga bagian tulang, disebelah medial terpisah dari

    epitimpani oleh lempengan tulang baji kearah lateral suatu lempengan tulang lebih tebal

    memisahkan liang telinga dari fossa kranii medial. Dinding posterior liang telinga bagian

    tulang terpisah dari sel udara mastoid oleh suatu tulang tipis. Bentuk dari daun telinga dan

    liang telinga luar menyebabkan benda asing serangga dan air sulit memasuki liang telinga

    bagian tulang dan mencapai membran timpani. Orifisiumdan liang telinga luar yang kecil dari

    tumpang tindih antara tragus dan antitragus merupakan garis pertahanan pertama terhadap

    kontaminasi dari liang telinga dan trauma membran timpani. Garis pertahanan kedua

    dibentuk oleh tumpukan massa serumen yang menolak air, yang mengisi sebagian liang

    telinga bagian tulang rawan tepat dimedial orifisium liang telinga. Garis pertahanan ketiga

    yaitu bagian tulang rawan dan bagian tulang liang telinga, hal ini karena dinding liang telinga

    yang cembung. Penyempitan ini membuatserumen menumpuk atau benda asing sulit

    memasuki lumen liang telinga bagian tulang dan membran timpani.4

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    6/20

    6

    Kulit liang telinga

    Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit

    pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan

    lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani.

    Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada pars cartilagineus daripada pars osseus. Pada

    liang telinga pars cartilagineus tebalnya 0,5 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan

    papillanya, dermis dan subkutan yang melekat dengan perikondrium.4

    Lapisan kulit liang telinga pars osseus lebih tipis, tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak

    mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut

    menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani dan

    tulang. Kulit pada daerah ini tidak mengandung kelenjar dan rambut.4

    Epidermis dari liang telinga pars cartilagineus biasanya terdri dari 4 lapisan yaitu sel

    basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.4

    Folikel-folikel Rambut

    Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga, pendek dan

    tersebar secara tidak teratur,tetapi tidak begitu banyak pada 2/3 liang telinga pars

    cartilagineus. Pada liang telinga pars osseus, rambut-rambutnya halus dan kadang-kadang

    terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior. Dinding luar folikel rambut dibentuk

    oleh invaginasi epidermis yang menipis ketika mencapai dasar folikel, dinding sebelah dalam

    folikel adalah rambut sendiri. Ruang potensial yang terbentuk disebut kanalis folikularis.

    Kelenjar sebasea atau kelenjar lemak banyak terdapat pada liang telinga dan hampir

    semuanya bermuara ke folikel rambut.4

    Kelenjar-kelenjar Sebasea dan Apokrin

    Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka, ukuran

    diameternya 0,5 -2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga luar bagian tulang

    rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan rambut. Pada bagian luar liang telinga

    bagian tulang rawan, kelenjar sebasea menjadi lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih

    jarang atau tidak ada sama sekali pada kulit liang telinga bagian tulang. Kelenjar sebasea

    terletak secara berkelompok pada bagian superfisial kulit.

    4

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    7/20

    7

    Umumnya, beberapa alveoli yang berdekatan terbuka dalam saluran ekskresi yang

    pendek. Saluran-saluran ini dilapisi dengan epitel yang berlanjut menjadi sarung akar rambut

    luar dan dengan lapisan basal epidermis bagian sekresi kelenjar-kelenjar sebasea berupa

    alveoli yang bundar berdiameter 0,5 2,0 mm kearah sentral alveoli, sebagian kecil sel-sel

    mengalami keratinisasi tetapi ukuran bertambah besar, menjadi polihidral dan secara bertahap

    dan terisi butir-butir lemak. Lambat laun intinya mengkerut dan menghilang, dan sel-sel

    pecah menjadi serpihan-serpihan lemak bercampur dengan sisi bertanduk. Campuran ini

    merupakan sekresi berminyak dari kelenjar, lalu dieksresikan dalam kanalis folikularis dan

    keluar kepermukaan kulit. Kelenjar apokrin terutama terletak pada dinding liang telinga

    superior dan inferior. Kelenjar-kelenjar ini terletak pada sepertiga tengah dan bawah dari

    kulit dan ukurannya berkisar 0 ,5-2,0 mm. Seperti kelenjar sebasea ,kelenjar apokrin

    terbentuk dari lokal dari pembungkus luar akar folikel rambut.Kelenjar kelenjarini dapat

    dibagi kedalam 3 bagian , yaitu bagian sekresi, saluran sekresi didalam kulit dan saluran

    terminal atau komponen saluran epidermal.4

    Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana jarang bercabang dan

    terdiri dari lapisan epitel di sebelah dalam, lapisan mioepitel di tengah dan membran propria

    di sebelah luar. Disekeliling tubular adalah jaringan ikat padat. Epitelnya berupa lapisan

    tunggal bervariasi dari bentuk silinder hingga kuboidal sangat gepeng (pipih). Didalam

    sitoplasma, biasanya terletak supranuklear terlihat sebagai granul lipoid dan pigmen dalam

    ukuran yang bervariasi. Lapisan mioepitelium yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih

    dan mengandung otot polos membentuk pembungkus melingkari kelenjar, dan apabila

    berkontraksi akan menekan lumen tubuli sehingga sekret akan keluar. Apabila sampai

    dipermukaan epidermis, sekret ini sebagian masuk folikel rambut dan sebagian lagi

    kepermukaan bebas liang telinga, secara perlahan-lahan akan mengering dan berbentuk

    setengah padat dan berwarna menjadi lebih gelap. Saluran sekresi relatif panjang dan

    berbelok-belok dan mempunyai diameter yang bervariasi, berbatas tegas dari bagian sekresi

    kelenjar.4

    Pendarahan

    Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang arteri

    temporalis superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksterna. Permukaan anterior

    telinga dan bagian luar liang telinga diperdarahi oleh cabang arteri aurikular anterior dari

    arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri aurikular posterior memperdarahi

    permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    8/20

    8

    ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana

    timpani adalah oleh cabang aurikular dalam arteri maksilaris interna. Vena telinga bagian

    anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara kevena jugularis eksterna dan vena

    mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga mengalir kedalam vena temporalis superfisial

    dan vena aurikularis posterior.4

    Gambar 3. Vascularisasi Auricula4

    Beberapa cabang yang lebih kecil dari arteri-arteri dan vena-vena menembus jaringan

    ikat padat yang menjembatani bagian yang kurang tulang rawannya. Sebagian cabang lainnya

    melewati fissura Santorini pada dinding tulang rawan anterior dan jaringan ikat fibrosa yang

    mempersatukan tulang rawan dengan bagian tulang liang telinga. Pembuluh-pembuluh ini

    kemudian bercabang dan beranastomosis pada selaput membran liang telinga dan membentuk

    jaringan vaskular kutaneus profunda, dibagian dalam perikondrium.4

    Sejumlah besar cabang-cabang arteri menaik tegak lurus ke papilla dermis kedalam

    daerah cabang-cabang arteri dari lekukan kapiler. Lekukan-lekukan ini mengalir kedalam

    pleksus venous dan selanjutnya kedalam jaringan venosus diatas perikondrum. Satu arteriol

    tunggal memperdarahi tubulus sekretorius dan kebanyakan saluran kelenjar apokrin,

    selanjutnya memisahkan diri menjadi kapiler yang sangat banyak, yang bergabung kedalam

    dua atau lebih kumpalan venula.4

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    9/20

    9

    Persarafan

    Persarafan telinga luar bervariasi berupa gabungan antara saraf-saraf kutaneus dan

    kranial. Nervus aurikulotemporalis berasal dari nervus mandibularis yang merupawkan

    cabang dari nervus trigeminus (N.V) mempersarafi permukaan anterolateral permukaan

    telinga, dinding anterior dan superior liang telinga, dan segmen depan membran

    timpani.Permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus dipersarafi oleh pleksus servikalis

    nervus aurikularis mayor. Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), glossofaringeus

    (N.IX) dan vagus (N.X) menyebar kedaerah konka dan cabang-cabang saraf ini mempersarafi

    dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior dan inferior membran

    timpani. Batang saraf utama pada jaringan subkutan beralan sejajar dengan permukaan kulit.

    Cabang-cabang didalam dermis naik secara vertikal dari batang saraf subkutaneus tadi. Disini

    saraf-saraf masuk diantara lilitan kelenar-kelenjar dan menyelimuti masing-masing tubulus

    dengan sejumlah besar anastomosis. Serabut-serabut saraf tadi membentuk suatu jaringan

    diatas struktur membrana propria dan pada beberapa daerah dapat menembus kelenjar-

    kelenjar ekrin kecil. Masing-masing serabut membentuk jaringan berbentuk keranjang di

    sekeliling folikel rambut.4

    Terdapat suatu pemikiran bahwa kelenjar apokrin dari aksila dan liang telinga luar

    dapat dirangsang oleh adrenalin dan preparat yang menyerupainya yang diberi secara

    sistemik atau melalui suntikan lokal. Sekresinya tidak diinduksi melalui penyuntikan

    asetilkolin. Kolinesterase dijumpai disekeliling tubular kelenjar apokrin kulit liang telinga, ini

    menunjukan bahwa saraf yang menginnervasinya tidak bersifat kolinergik. Temuan ini

    menguatkan pemikiran bahwa inervasi kelenjar apokrin liang telinga adalah simpatomimetik.

    Disini tidak ada bukti nyata akan pengaruh saraf terhadap sekresi kelenjar sebasea, walaupun

    kenyataan bahwa serabut-serabut saraf tanpa myelin dapat terlihat disekeliling kelenjar.4

    Gambar 4. Persarafan Auricula

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    10/20

    10

    Sistim Limfatik

    Pembuluh-pembuluh limfe berasal dari papilla dermis di sekeliling folikel rambut dan

    kelenjar sebasea seperti anyaman berbentuk bintang menghubungkan lakuna. Pengaliran dari

    pembuluh-pembuluh tersebut kedalam kelenjar pre dan post aurikular. Sistim limfe liang

    telinga luar berhubungan erat dengan sistem limfe prosesus mastoideus dan kelenjar parotis.

    Pada infeksi tertentu dari liang telinga kelenjar-kelenjar limfe yang berdekatan dengan liang

    telinga menjadi membesar dan sistem limfatik bagian anterior dan superior liang telinga,

    tragus dan kulitnya dekat daerah temporal bermuara kedalam kelenjar preaurikular yang

    terletak diatas kelenjar parotis.4

    Saluran eferen kelenjar parotis menuju kelenjar servikal profunda bagian superior,

    lalu dari lobulus, heliks dan dinding inferor liang telinga mengalir kedalam kelenjar infraaurikular keinferior telinga dan posterior sudut rahang bawah.4

    Gambar 5. Sitem Limfatik Auricula4

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    11/20

    11

    Definisi

    Fistula preaurikular merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula dapat

    ditemukan di depan tragus. Berbentuk bulat atau lonjong, dengan ukuran seujung pensil. Dari

    muara fistula sering keluar sekret yang berasal dari kelenjar sebasea.2

    Etiologi

    Fistula preaurikular terbentuk akibat gangguan penyatuan dan penutupan arkus

    brakialis pertama dan kedua dari hillocks of His. Pada usia janin 4 minggu arkus brakialis

    tampak di permukaan janin. Setelah minggu ke enam hyoid dan arkus mandibular menyatu

    dan melintas di bawah kedudukan kanalis aurikularis eksterna, lalu kemudian menutup.

    Daerah penyatuan terletak di leher pada region sub mandibular. Gangguan penutupan celah

    tersebut menyebabkan fistula preaurikular kongenital, sehingga pada umumnya muara fistula

    terletak pada crus helicis, sebagian yang lain meluas dari pinggir bawah heliks ke sudut

    mulut. Fistula ini juga bisa terbuka ke atas pada lantai meatus akustikus eksternus dan di

    bagian pinggir depan bawah dari otot sternokleidomastoideus pada daerah belakang sudut

    rahang bawah.1,3,5

    Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang menyebabkan infeksi ini adalah

    Staphylococcus epidermidis (31%), Staphylococcus aureus (31%), Streptococcus viridians

    (15%),Peptococcus species (15%), danProteus species (8%).1

    Epidemiologi

    Dalam sebuah studi, insidensi fistula preaurikular di Amerika Serikat sekitar 0-0.9%

    dan insidensinya di kota New York sekitar 0.23%. Di Taiwan, insidensinya sekitar1.6-2.5%;

    di Skotlandia sekitar 0.06% dan di Hungaria sekitar 0.47%. Di beberapabagian Asia dan

    Afrika, insidensinya sekitar 4-10%.Insidensi fistula preaurikular pada orang kulit putih adalah

    0.0-0.6% andinsidensinya pada ras Amerika, Afrika dan Asia adalah 1-10%. Baik laki-laki

    maupunperempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita kelainan ini.

    Fistulapreaurikular muncul pada masa antenatal dan terlihat pada saat lahir.3

    Patofisiologi

    Selama embriogenesis, daun teliga (aurikula) muncul dari arkus brakial 1dan 2 pada

    minggu keenam kehamilan. Arkus brakial adalah struktur mesoderm yangdibungkus oleh

    ektoderm dan mengelilingi endoderm. Arkus-arkus ini terpisah satudengan lainnya oleh celah

    brakial ektoderm kearah luar dan oleh kantong faringealendoderm kearah dalam. Arkus

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    12/20

    12

    brakial 1 dan 2 brakial masing-masing membetuk 3tonjolan (hillocks); struktur ini

    disebuthillocks of His.Tiga hillocksmuncul dari tepibawah arkus brakial 1 dan 3 lagi dari

    batas atas arkus brakial kedua.Hillocks iniseharusnya bergabung selama beberapa minggu

    kemudian pada masa embriogenesis.Fistula preaurikular terjadi sebagai akibat dari kegagalan

    penggabungan tonjolan-tonjolan ini.1,3,5

    Gambar 6. Perubahan dalam perkembangan telinga pada masa embriogenik5

    Fistula preaurikular biasanya sempit, panjangnya bervariasi (biasanyapendek) dan

    salurannya biasanya kecil. Fistula preaurikular biasanya ditemukan padalateral, superior dan

    posterior dari nervus fasialis dan kelenjar parotis. Pada hampirsemua kasus, salurannyaterhubung ke perikondrium dari kartilago daun telinga.Salurannya dapat mengarah ke

    kelenjar parotis.5

    Manifestasi Klinik

    Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula preaurikular kongenital

    pada umumnya datang ke dokter setelah terjadi obstruksi dan infeksi fistel ini baik infeksi

    yang pertama ataupun infeksi yang berulang dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkakdi depan telinga serta demam. Penyebab infeksi tersering adalah manipulasi penderita

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    13/20

    13

    terhadap muara fistula karena timbulnya rasa gatal atau keluarnya sekret. Sekret yang tidak

    dapat dikeluarkan juga merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri sehingga

    akan timbul suatu infeksi dan selanjutnya menjadi abses. Dapat pula terjadi pioderma atau

    selulitis fasial.1,2,3,5

    Gambar 7. Fistula Preaurikular6

    Gambar 8. Fistula Preaurikular5

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    14/20

    14

    Diagnosis

    AnamnesisKebanyakan orang dengan kelainan ini biasanya asimptomatik. Hanya sepertiga orang

    menyadari adanya kelainan ini. Dalam sebuah studi terhadap 31 pasien, suatu lesi menjadi

    jelas, sekitar 9,2 tahun (rata-rata) sebelum mereka mencari pertolongan medis.3

    Beberapa pasien fistula preaurikular datang dengan drainase kronik yang intermitten

    berupa material purulen dari tempatnya yang terbuka. Drainase fistula ini menjadi mudah

    mengalami infeksi. Sekali mengalami infeksi, fistula ini sering berkembang menjadi

    eksaserbasi akut yang rekuren. Pasien mungkin datang dengan selulitis fasial atau ulserasi

    yang berlokasi pada bagian depan telinga. Ulserasi ini sering diobati tanpa mengetahui

    sumber primernya dan fistula preaurikular menjadi tidak ketahuan. Perkembangan dari

    adanya infeksi, lesinya mungkin dapat berkembang menjadi jaringan skar.1,3

    Pemeriksaan FisikFistula preaurikular biasanya muncul sebagai sebuah celah kecil dekat tepi anterior heliks

    bagian ascending. Jika fistula ini mengalami infeksi yang aktif dapat ditemukan adanya

    tanda-tanda radang yang biasanya disertai pengeluaran sekret, dan dapat meninggalkan gejala

    sisa berupa jaringan parut (scarring). Pada pemeriksaan fisik dapat pula ditemukan fistula

    branchiogenik dan atau penurunan pendengaran.3

    Choi et al, pada tahun 2007, mencatat bahwa apa yang dikenal sebagai fistula

    preaurikular dapat terjadi di area postaurikula. Fistula terjadi pada area postaurikula

    memperlihatkan angka kekambuhan yang rendah setelah operasi (0%) daripada area

    preaurikular (2.2%).3

    Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah kultur pus yang berasal dari

    fistula. Pemeriksaan kultur ini digunakan mengetahui jenis mikroorganisme penyebab infeksi

    pada saluran fistula, sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang sesuai.3

    Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan radiologi dapat digunakan untuk mengetahui bentuk dari saluran fistula.

    Fistulografi digunakan untuk melihat bentuk dan sejauh mana saluran fistula ini. Sedangkan

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    15/20

    15

    ultrasonograpi dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara saluran fistula dengan

    arteri temporal superfsial, krus anterior heliks, dan tragus.3

    Gambaran HistologisPada pemeriksaan makroskopis, fistula preaurikular terdiri dari struktur tubular yang

    sederhana atau gambaran melingkar memiliki dinding yang tipis dan berkilau, atau putih dan

    menebal. Saluran fistula dapat melingkar atau dapat berliku-liku, dan lumennya berisi debris.

    Fistula preaurikular sering penuh dengan keratin dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar.

    Secara mikroskopis, duktus dari fistula dikelilingi oleh epitel squamous berlapis dan

    mengandung banyak kista sepanjang salurannya. Jaringan ikat yang mengelilingi duktus

    dapat mengandung folikel rambut; kelenjar sebasea dan kelenjar keringat; dan jaringan

    inflamasi, diantaranya limfosit, sel plasma dan leukosit polimorfonuklear.1,3

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak diperlukan kecuali

    pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari

    sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan

    infeksi biasanya dapat diberikan antibiotik dan kompres hangat.1,3,5

    Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan

    salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan

    fistula secara lengkap. Kesukaran pembedahan disebabkan oleh adanya percabangan fistula

    sehingga sulit untuk menentukan luas keseluruhan saluran tersebut. Selama eksisi

    pembedahan, harus diingat bahwa salurannya dapat berkelok-kelok dengan cabang-

    cabangnya di subkutaneus. Diseksi sampai ke periosteum dari tulang temporal biasanya

    dibutuhkan, dan semua cabang-cabang dari salurannya harus diangkat untuk mencegah

    infeksi yang berulang. Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan sinus yang

    mengeluarkan cairan sehingga membutuhkan pengangkatan yang lebih sulit dan lebih radikal.

    Untuk membantu pembedahan dapat disuntikkan larutan methylen blue ke dalam saluran

    sebelum operasi sehingga jaringan yang berwarna bisa digunakan sebagai petunjuk panjang

    dan luasnya fistula. Harus diketahui bahwa zat warna tersebut mungkin tidak memasuki

    seluruh cabang-cabang yang lebih kecil sehingga diperlukan ketelitian selama diseksi untuk

    mencari saluran-saluran kecil yang tidak berwarna.1,3,5,6,7

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    16/20

    16

    Gambar 9. Eksisi Fistula Preaurikular.5

    Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke

    dalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Pada pemeriksaan fistulografi

    tidak dapat menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang

    menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila

    inflamasi sudah sembuh.1

    Sewaktu pembedahan eksisi komplit harus diingat bahwa bahaya terkenanya kelenjar

    parotis atau saraf fasialis. Keduanya harus benar-benar diidentifikasi. Pada beberapa

    penderita kelainan ini, salurannya dapat berjalan di medial atau lateral dari saraf fasialis, oleh

    karena itu saraf fasialis harus dikenali pada waktu diseksi. Atau juga salurannya sering

    berjalan di antara cabang saraf fasialis dan harus di eksplorasi dengan sangat hati-hati

    sewaktu pembedahan. Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting untuk mengetahui

    letak anatomi perjalanan saraf fasialis, terutama setelah keluar dari foramen

    stilomastoideus.1,8

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    17/20

    17

    Gambar 10. Eksisi Fistula Preaurikular Tipe II.5

    Diagnosis Banding

    Diagnosis banding dari fistula preaurikular adalah:3

    Karsinoma sel basalKarsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel pluripotensial pada

    lapisan basal dari epidermis atau folikel. Faktor resiko yang paling sering menyebabkan basal

    sel karsinoma adalah paparan sinar matahari. Daerah Predileksi pada daerah kepala dan leher.

    Gambaran lesi biasanya muncul sebagai papul berwarna merah atau pinkyang perlahan

    membesar.9

    Gambar 11. papul berwarna merah muda translusen disertai telangiektasis dan erosi krusta.9

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    18/20

    18

    Kista inklusi epidermalKista inklusi epidermal adalah kista kutaneus yang paling sering terjadi. Kista ini

    dapat terjadi di badan, dan paling sering terjadi di wajah, kepala, leher, dan punggung. Kista

    inklusi epidermal berasal dari proliferasi dari sel epidermal. Gambaran umum kista inklusiepidermal berupa benjolan berwarna kekuningan, berbentuk nodul dengan berbagai ukuran.

    Dan memiliki pori di bagian sentralnya.10

    Gambar 12. Kista epidermoid yang besar dengan punctum prominen.10

    Komplikasi

    Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular adalah :1,3

    1. Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya dengan pembentukan abses.2. Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang jauh dari tempat yang terbuka.3. Kekambuhan postoperasi merupakan komplikasi dari ekstirpasi saluran fistula.

    Beberapa faktor yang berkontribusi untuk terjadinya kekambuhan setelah operasi adalah

    usaha pengangkatan sebelumnya pada saat dioperasi, operasi dengan menggunakan anestesi

    lokal, pengangkatan yang tidak sempurna dari saluran fistula, infeksi yang aktif pada saat

    operasi, drainase abses sebelum operasi, kurangnya gambaran yang jelas dari traktus ketika

    dilakukan operasi, kegagalan mengangkat kartilago aurikula pada dasar fistula, kegagalanuntuk mengidentifikasi nervus fasialis karena letaknya yangdekat dengan fistula.3

    Prognosis

    Fistula preaurikular umumnya memilikiprognosis yang baik. Jika fistula preaurikular

    ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan memuaskan dan kecil kemungkinan untuk

    residif.3

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    19/20

    19

    BAB III

    KESIMPULAN

    Fistula preaurikular merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula dapat

    ditemukan di depan tragus. Berbentuk bulat atau lonjong, dengan ukuran seujung pensil.

    Fistula ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang menyebabkan infeksi ini adalah

    Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus viridians, Peptococcus

    species, danProteus species.

    Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula preaurikularpada

    umumnya datang ke dokter setelah terjadi obstruksi dan infeksi fistel ini baik infeksi yang

    pertama ataupun infeksi yang berulang dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkak di

    depan telinga, demamdisertai pengeluaran sekret, dan dapat meninggalkan gejala sisa berupa

    jaringan parut (scarring).

    Penatalaksanaan fistula preaurikulartidak diperlukan kecuali pencegahan terjadinya

    infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan

    alkohol atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat

    diberikan antibiotik dan kompres hangat.

    Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dansalurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan

    fistula secara lengkap. Fistula preaurikular umumnya memiliki prognosis yang baik

  • 5/24/2018 Referat Fistula Preaurikular

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mardhiah A. Fistula Preaurikular Kongenital. Majalah kedokteran nusantara (serialonline).2005. Desember.( cited 2014 April 30th): volume 38/hal.328-332. Available

    from URL:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15598/1/mkn-des2005-

    %20%2810%29.pdf

    2. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam Soepardi EA, Iskandarb N,Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,

    Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai penerbit FK UI; 2007.hal.57.

    3. ScheinfeldNS.Preauricular Sinuses. 2010 (cited 2014 April 30th

    ); Available from URL:http://emedicine.medscape.com/article/1118768-overview

    4. Voll M, Wesker K. Ear and vestibular apparatus.In: Voll M, Wesker K. Atlas ofAnatomy Head and Neuroanatomy. Stuttgart : Thieme publishing group; 2007.p.140-3

    5. Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart : Thiemepublishing group; 2007.p.106-117

    6. Ostrower ST. Preauricular Cysts, Pits, and Fissures. 2010 (cited 2014 April 30th);Available from URL:http://emedicine.medscape.com/article/845288-overview

    7. Bluestone CD, RosenfeldRM. Preauricular Pit or Fistula. In: Bluestone CD,RosenfeldRM.Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. Ontario : BC decker inc;

    2002.p.502-3

    8. Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Brakial Cleft sinuses and cyst. In:Skandalakis LJ, Skandalakis JE, Skandalakis PN. Surgical Anatomy and Technique A

    Pocket Manual. 3rd edition. New york : Springer science; 2009.p.47-51

    9. Ramsey ML.Basal Cell Carcinoma. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:http://emedicine.medscape.com/article/1100003-overview

    10.Hanson LJ.Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview

    http://emedicine.medscape.com/article/1118768-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1118768-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/845288-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/845288-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1100003-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1100003-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1100003-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1100003-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/845288-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1118768-overview