Upload
lia-noor-anggraini
View
251
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Walaupun banyak pihak
yang sependapat bahwa pneumonia adalah suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk
merumuskan satu definisi tunggal yang universal. Pneumonia adalah penyakit klinis, sehingga
didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. Salah satu definisi
klasik menyatakan bahwa pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk,
sesak nafas, demam, ronki basah halus, dengan gambaran inflitrat pada foto polos dada.
Dikenal istilah lain yang mirip yaitu pneumonitis yang maksudnya kurang lebih sama.
Banyak yang menganut pengertian bahwa pneumonia adalah inflamasi paru karena proses
infeksi sedangkan pneumonitis adalah inflamasi paru non infeksi. Namun hal ini tidaksepenuhnya disetujui oleh para ahli.
Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita anakanak di
seluruh dunia yang se!ara fundamental berbeda dengan pneumonia pada dewasa. Di "merika
dan #ropa yang merupakan negara maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan
setiap tahunnya $%&' kasus per (%%% anak pada umur kurang dari ' tahun, ()*% kasus per (%%%
anak pada umur '+ tahun, )(* kasus per (%%% anak pada umur + tahun dan remaja.
asus pneumonia di negara berkembang tidak hanya lebih sering didapatkan tetapi juga
lebih berat dan banyak menimbulkan kematian pada anak. -nsiden pun!ak pada umur (' tahun
dan menurun dengan bertambahnya usia anak. ortalitas diakibatkan oleh ba!teremia oleh
karena Streptococcus pneumoniaedan Staphylococcus aureus, tetapi di negara berkembang juga
berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan. Dari data mortalitas tahun (++%,
pneumonia merupakan seperempat peneyebab kematian pada anak dibawah ' tahun dan /%0
terjadi di negara berkembang.
BAB II
1
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
2/20
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Pneumonia aspirasi didefinisikan sebagai inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam
laryn1 dan saluran pernafasan bawah. Beberapa sindrom pernafasan mungkin terjadi setelah
aspirasi, tergantung pada jumlah dan jenis material aspirasi, frekuensi aspirasi dan respon host
terhadap material aspirasi. Pneumonitis aspirasi 2Mendelsons syndrome3 adalah jejas kimia yang
disebabkan oleh inhalasi isi lambung. Nama lain Anaerobic pneumonia, aspirasi vomitus,
pneumonia necrotizing, pneumonitis aspirasi, pneumonitis kimia.
II.2 Epidemiologi
Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita anakanak di
seluruh dunia yang se!ara fundamental berbeda dengan pneumonia pada dewasa. Di "merika
dan #ropa yang merupakan negara maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan
setiap tahunnya $%&' kasus per (%%% anak pada umur kurang dari ' tahun, ()*% kasus per (%%%
anak pada umur '+ tahun, )(* kasus per (%%% anak pada umur + tahun dan remaja.
II.3 Etiologi
4erdapat $ ma!am penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asamlambung
yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan
oropharingealmenyebabkan pneumonia bakterial, "spirasi minyak, seperti mineral oil atau
vegetable oildapat menyebabkan exogenous lipoid pneumonia. "pirasi benda asing merupakan
kegawatdaruratan paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia
ba!terial.
Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur
pasien. Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, sebagai penyebab tersering
adalah respiratory syncytial virus25S63, parainfluen7a virus, influen7a virus dan adenovirus.
Se!ara umum bakteri yang berperan penting dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumonia,
Haemophillus influenza, Staphylococcus aureus, Streptococcus group B, serta kuman atipik
klamidia dan mikoplasma.
Pada masa neonatus Streptococcus group B dan 8isteriae mono!ytogenes merupakan
penyebab pneumonia paling banyak. 6irus adalah penyebab terbanyak pneumonia pada usia
2
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
3/20
prasekolah dan berkurang dengan bertambahnya usia. Selain itu Streptococcus pneumoniae
merupakan penyebab paling utama pada pneumonia ba!terial.Mycoplasma pneumonia dan
Chlamidya pneumoniamerupakan penyebab yang sering didapatkan pada anak diatas ' tahun.
ondisi yang mempengaruhi pneumonia aspirasi antara lain9
esadaran yang berkurang, merupakan hasil ayang berbahaya dari refle1 batuk dan
penutupan glottis.
Disfagia dari gangguan syaraf
:angguan pada system gastrointestinal, seperti penyakit esophageal, pembedahan yang
melibatkan saluran atas atau esophagus, dan aliran lambung.
ekanisme gangguan penutupan glottis atau sfingter jantung karena trakeotomi,
endotracheal intubations 2#43, bronkoskopi, endoskopi atas dan nasogastric feeding
2N:43
"nestesi faringeal dan kondisi yang berma!amma!am seperti muntahan yang
diperpanjang, volume saluran !erna yang lebar, gastrostomi dan posisi terlentang.
8ainlain9 fistula trakeoesofageal, pneumonia yang berhubungan dengan ventilator,
penyakit periodontal dan trakeotomi.
ondisikondisi ini kesemuanya berbagi dalam seringnya dan banyaknya volume
aspirasi, yang meningkatkan kemungkinan pengembangan pneumonitis aspirasi.
Pasien dengan stroke atau penyaki kritis yang membutuhkan perawatan biasanya
mempunyai beberapa fa!tor resiko dan memperbaiki kasus yang mempunyai proporsi yang
besar. urangnya kebersihan gigi khususnya pada orang tua atau pasien yang kondisinya lemah,
menyebabkan koloni dalam mulut dengan organism patogenik yang se!ara potensial bisa
menyebabkan bertambahnya jumlah bakteri. Peningkatan resiko infeksi dapat menyebabkan
aspirasi.
II. P!tofisiologi
3
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
4/20
"spirasi merupakan hal yang dapat terjadi pada setiap orang. Di sini terdapat peranan
aksi mukosilier dan makrofag alveoler dalam pembersihan material yang teraspirasi. 4erdapat $
faktor determinan yang berperan dalam pneumonia aspirasi, yaitu sifat material yang
teraspirasi,volume aspirasi, serta faktor defensif host.
Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya tidak dapat dibedakan antara
berbagai penyebab pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim disertai
bronkiolitis dan gangguan interstisial. Perubahan patologis meliputi kerusakan epitel,
pembentukan mukus dan akhirnya terjadi penyumbatan bronkus. Selanjutnya terjadi infiltrasi sel
radang peribronkial 2peribronkiolitis3 dan terjadi infeksi baik pada jaringan interstisial, duktus
alveolaris maupun dinding alveolus, dapat pula disertai pembentukan membran hialin dan
perdarahan intra alveolar. :angguan paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi.
Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi patologis akibat se!ret orofaringeal,
nanah, atau isi lambung yang masuk ke saluran napas bagian bawah. Penyakit ini terjadi pada
orang dengan level kesadaran yang berubah karena serangan cerebrovascular accident 2;6"3,
CNS lesion mass, kera!unan obat atau overdosis dan !idera kepala. ebanyakan individu
mengaspirasi sedikit se!ret orofaringeal selama tidur, dan se!ret tersebut akan dibersihkan
se!aranormal.
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
5/20
Pe"%&!'!n ting(!t (es!d!"!n
Stroke
ejang
-ntoksikasi 2alkohol dan obat lainnya3
4rauma kepala
"nastesi
)e(!nisme
Nasogastric tube
ntubasi endotra!eal
"racheostomy
upper gastrointestinal endoscopy
bronchoscopy
Pen$!(it ne%"om%s(%le"
multiple sclerosis
par!insons disease
myasthenia gravis
bulbar ataupseudobulbar palsy
*!ngg%!n g!st"o+oesop'!ge!l
inkompetensi sfingter !ardia!
striktur oesophageal
neoplasma
obstruksi gaster
protracted vomiting
L!inn$!
posisi re!umbent
general debility
T!&el 1. P"edisposisi te"#!din$! pne%moni! !spi"!si
5
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
6/20
"spirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring adalah !ara infeksi
saluran pernapasan bagian bawah yang paling sering dan menyebabkan pneumonia bakteri.
Pneumonia anaerobik disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal yang terdiri dari
mikroorganisme anaerob seperti #acteroides, $usobacterium,%eptococcus, dan
%eptostreptococcus yang merupakan spesies yang paling sering ditemukan diantara pasien
pasien dengan kebersihan gigi yang buruk. "witan gejala biasanya terjadi se!ara perlahanlahan
selama ( hingga * minggu, dengan demam, penurunan berat badan, anemia, leukositosis,
dispnea, dan batuk disertai produksi sputum berbau busuk. "bsesabses paru yang terbentuk pada
parenkim paru dapat rusak, dan empiema dapat timbul seperti mikrobamikroba yang berjalan ke
permukaan pleura. ebanyakan absesabses tersebut terbentuk pada paru kanan bagian posterior
dan segmen basilar bronkopulmonal akibat gaya gravitasi karena banyak !abang yang langsung
menuju !abang bronkus utama kanan.
5esiko dari aspirasi se!ara langsung terkait dengan level kesadaran pasien !ontoh9
penurunan &lasco' Coma Scale 2:;S3 yang dihubungkan dengan resiko aspirasi yang
meningkat3. 8uasnya dan sulitnya penyakit ini se!ara langsung terkait dengan volume dan kadar
asam !airan yang dihirup. "spirasi isi lambung dalam jumlah besar juga dikenal dengan
Mendelson syndrome, yang bisa menyebabkan pernafasan akut dalam waktu ( jam. adar asam
dan isi lambung menghasilkan pembakaran kimia pada !abang tra!heobron!hial yang terlibat
dalam aspirasi.
Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan bahwa terdapat dua fase mekanisme
kerusakan paru setelah aspirasi asam. Pun!ak fase pertama terjadi pada satu hingga dua jam
setelah aspirasi dan menghasilkan efek langsung yang diakibatkan p> yang rendah saat aspirasi
pada selsel alveolarpermukaan kapiler.
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
7/20
arena asam lambung men!egah pertumbuhan bakteri, isi lambung tetap steril dibawah
kondisi normal.kesterilan isi lambung yang relatif normal, bakteri tidak menjalankan peran
dalam tahap awal penyakit. -ni tidak sepenuhnya baik bagi pasien dengan gastroparesis atau
sembelit atau bagi mereka yang menggunakan antasida 2%roton %ump nhibitor @PP-A,>*
receptor antagonist3. Dengan tanpa melihat jumlah bakteri inokulum, infeksi bakteri yang parah
bisa saja terjadi setelah !idera kimia awal."spirasi isi lambung se!ara bersama dengan adanya
partikel, menyebabkan terjadi fokus peradangan dan reaksi tubuh terhadap benda asing dengan
kerusakan jaringan se!ara menyeluruh akibat asam. Partikel dan asam lambung bekerja sama
se!ara sinergis menyebabkan kebo!oran kapiler alveolar. -si lambung tidak steril sehingga
aspirasi yang terjadi dapat disertai bakteri.#nam puluh sampai (%%0 terdiri dari kuman
anaerob.:abungan kuman aerob dan anaerob sering dijumpai pada aspirasi yang terjadi di
5umah sakit.
"da dua persyaratan untuk menghasilkan pneumonia aspirasi9
(. membahayakan bagi pertahanan biasa yang melindungi saluran bawah, termasuk
penutupan glottis, reflek batuk, dan mekanisme pembukaan.
*. Sebuah inolukrum mengganggu saluran bawah dengan sifat toksiknya langsung,
stimulasi proses peradangan dari bakteri inolukrum yang !ukup atau penghambatan
karena volume 7at atau 7at partikelnya yang !ukup.
7
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
8/20
*!m&!" 1. P!"%+p!"% $!ng meng!l!mi infe(si
Sindrom aspirasi lain berkaitan dengan bahan yang diaspirasi 2biasanya makanan3 atau
!airan bukan asam 2misalnya karena hampir tenggelam atau saat pemberian makanan3 yang
menyebabkan obstruksi mekanik. Bila !airan teraspirasi, trakea harus segera diisap untuk
menghilangkan obstruksinya. Bila yang diaspirasi adalah bahan padat, maka gejala yang terlihat
akan bergantung pada ukuran bahan tersebut dan lokasinya dalam saluran pernapasan. =ika bahan
tersebut tersangkut dalam bagian atas trakea, akan menyebabkan obstruksi total, apnea, aphonia,
dan dapat terjadi kematian !epat. =ika bahan tersangkut pada bagian saluran pernapasan yang
ke!il, tanda dan gejala yang timbul dapat berupa batuk kronik dan infeksi berulang.
8
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
9/20
*!m&!" 2. Al,eoli $!ng te"isi ole' !spi"!si m!(!n!n
II.- )!nifest!si Klini(
:ejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi tergantung kuman penyebab, usia pasien,
status imunologis pasien dan beratnya penyakit. anifestasi klinis bisa berat yaitu sesak,
sianosis, dapat juga gejalanya tidak terlihat jelas seperti pada neonatus. :ejala dan tanda
pneumonia dapat dibedakan menjadi gejala umum infeksi 2non spesifik3, gejala pulmonal,
pleural dan ekstrapulmonal. :ejala non spesifik meliputi demam, menggigil, sefalgia dan
gelisah.Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan gastrointestinal seperti muntah,
kembung, diare atau sakit perut.:ejala pada paru biasanya timbul setelah beberapa saat proses infeksi berlangsung.
Setelah gejala awal seperti demam dan batuk pilek, gejala nafas !uping hidung, takipnea,
dyspnea dan apnea baru timbul. ?tot bantu nafas inter!ostal dan abdominal mungkin digunakan.Batuk umumnya dijumpai pada anak besar, tapi pada neonates bisa tanpa batuk. heezing
mungkin akan ditemui pada anakanak dengan pneumonia viral atau mikoplasma, seperti yang
ditemukan pada anakanak dengan asma atau bronkiolitis.
eradangan pada pleura biasa ditemukan pada pneumonia yang disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus, yang ditandai dengan nyeri dada pada
9
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
10/20
daerah yang terkena. Nyeri dapat berat sehingga akan membatasi gerakan dinding dada selama
inspirasi dan kadangkadang menyebar ke leher dan perut.:ejala ekstra pulmonal mungkin ditemukan pada beberapa kasus. "bses pada kulit atau
jaringan lunak seringkali didapatkan pada kasus pneumonia karena Staphylococcus aureus.?titis
media, konjuntivitis, sinusitis dapat ditemukan pada kasus infeksi karena
Streptococcuspneumoniae atau Haemophillus influenza. Sedangkan epiglottitis dan meningitis
khususnya dikaitkan dengan pneumonia karena Haemophillus influenza. al ini digunakan untuk
mendukung diagnosis dan memantau tatalaksana pneumonia. Pengukuran frekuensi nafas
dilakukan dalam keadaan anak tenang atau tidur. W>? bahkan telah merekomendasikan untuk
menghitung frekuensi nafas pada setiap anak dengan batuk.Dengan adanya batuk, frekuensi
nafas yang lebih !epat dari normal serta adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam2chest indra'ing3, W>? menetapkannya sebagai kasus pneumonia berat di lapangan dan harus
memerlukan perawatan di 5umah Sakit untuk pemberian antibiotik.
Se!ara klinis pada anak sulit membedakan antara pneumonia bakterial dan pneumonia
viral. Namun sebagai pedoman dapat disebutkan bahwa pneumonia bakterial awitannya !epat,
batuk produktif, pasien tampak toksik, lekositosis dan perubahan nyata pada pemeriksaan
radiologis. Namun keadaan seperti ini kadangkadang sulit dijumpai pada seluruh kasus.
Penggunaan BPS 2#acterial %neumonia Score3 pada ($) anak, usia ( bulan ' tahun dengan
pneumonia di "rgentina yang mengevaluasi suhu aksilar, usia, jumlah netrofil absolut, jumlah
bands dan foto polos dada ternyata mampu se!ara akurat mengidentifikasi anak dengan resiko
pneumonia bakterial sehingga akan dapat membantu klinisi dalam penentuan pemberian
antibiotika.
Perinatal pneumonia terjadi segera setelah kolonisasi kuman dari jalan lahir atau
ascending dari infeksi intrauterine. uman penyebab terutama adalah :BS 2:roup B
Strepto!o!!us3 selain kumankuman gram negatif. :ejalanya berupa respiratory distress yaitu
merintih, nafas !uping hidung, retraksi dan sianosis. Sepsis akan terjadi dalam hitungan jam,
hampir semua bayi akan mengarah ke sepsis dalam &/ jam pertama kehidupan. Pada bayi
premature, gambaran infeksi oleh karena :BS menyerupai gambaran 5DS 2*espiratory
-istress Syndrome3.
II. Di!gnosis
10
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
11/20
Cntuk mendiagnosis pneumonia aspirasi, harus melihat gejala pasien dan temuan dari
pemeriksaan fisik. eterangan dari foto polos dada, pemeriksaan darah dan kultur sputum yang
juga bermanfaat.
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
12/20
II./ Peme"i(s!!n Pen%n#!ng
(. Pemeriksaan 8aboratorium
Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah leukosit yang meningkat
2lebih dari (%.%%%Fmm$, kadangkadang men!apai $%.%%%Fmm$3, yang
mengindikasikan adanya infeksi atau inflamasi. 4api pada *%0 penderita tidak
terdapat leukositosis. >itung jenisleukosit shift to the leftE. 8#D selalu naik.
Billirubin dire!t atau indire!t dapat meningkat, oleh karena peme!ahan dari sel darah
merah yang terkumpul dalam alveolidan disfungsi dari hepar oleh karena hipoksia.
Cntuk menentukan diagnosa etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan
12
B!g!n 1. S(em! di!gnosis pne%moni! !spi"!si
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
13/20
serologi. "nalisis gas darah menunjukan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
*. :ambaran 5adiologis
Pemeriksaan yang penting untuk pneumonia pada keadaan yang tidak jelas
adalah foto polos dada.
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
14/20
*!m&!" 3. ontgen t'o"! p!sien deng!n pne%moni! !spi"!si p!"%+p!"%
*!m&!" . ontgen t'o"! p!sien deng!n pne%moni! !spi"!si p!"%+p!"% (i"i
14
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
15/20
*!m&!" -. ontgen t'o"! p!sien deng!n !spi"!si m!sif p!d! p!"%+p!"% (!n!n
*!m&!" . T+S4!n d!d! p!d! Pne%moni! !spi"!si
15
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
16/20
II.5 Kompli(!si
(. #fusi pleura
*. #mpyema
$. Pneumotoraks
&. Pneumatosel'. "bses paru
). Sepsis
G. :agal nafas
II.6 Pen!t!l!(s!n!!n
4ata laksana pneumonia idealnya sesuai dengan kuman penyebabnya. Namun karena
berbagai kendala diagnosti! etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan antibiotika se!ara
empiris. Walaupun pneumonia viral dapat di tatalaksana tanpa antibiotika, tetapi pasien diberikanantibiotika karena kesulitan membedakan infeksi virus dengan bakteri, kesulitan diagnosis
virologi dan kesulitan dalam isolasi penderita, disamping itu kemungkinan infeksi bakteri
sekunder tidak dapat disingkirkan.
:olongan betalaktam 2Penisilin, sefalosporin, karbapenem dan monobaktam3 merupakan
jenisjenis antibiotika yang sudah dikenal !ukup luas. Biasanya digunakan untuk terapi
pneumonia yang disebabkan oleh bakteri seperti Strepto!o!!us pneumoniae, >aemophillus
influen7a dan Staphylo!o!!us aureus. Pada kasus yang berat diberikan golongan sefalosporin
sebagai pilihan, terutama bila penyebabnya belum diketahui. Sedangkan pada kasus yang ringan
sedang, dipilih golongan penisilin.
Streptokokus dan pneumokokus merupakan kuman gram positif yang dapat di!akup oleh
ampisilin, sedangkan hemofilus sebagai kuman gram negatif dapat di!akup oleh ampisilin dan
kloramfenikol.Dengan demikian keduanya dapat dipakai sebagai antibiotika lini pertama untuk
kasus pneumonia anak tanpa komplikasi. Pada pasien pneumonia yang community ac.uired,
umumnya ampisilin dan kloramfenikol masih sensitive. Pilihan berikutnya adalah obat golongan
sefalosporin.
Penanganan pneumonia pada neonates serupa dengan penanganan infeksi neonates pada
umumnya. "ntibiotika yang diberikan harus dapat men!akup kuman kokus gram positif terutama
Streptococcusgroup B dan batang gram negative. Penisilin dan derivatnya meruupakan pilihan
utama untuk gram positif sedangkan untuk kuman gram negatif terutama /scherichia colidan
%roteus mirabilisdigunakan golongan aminoglikosida. ombinasi kloksasilin dan gentamisin
16
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
17/20
efektif untuk terapi pneumonia dibawah $ bulan karena dapat men!akup kuman Staphylococcus
aureus. Cmur kehamilan, berat badan lahir dan umur bayi akan menentukan dosis dan frekuensi
pemberian obat khususnya untuk golongan aminoglikosida. Sefalosporin generasi $ dapat
digunakan jika ada ke!urigaan penyebab bakteri batang gram negatif.
#valuasi pengobatan dilakukan setiap &/G* jam. Bila tidak ada perbaikan klinis
dilakukan perubahan pemberian antibioti! sampai anak dinyatakan sembuh. 8ama pemberian
antibiotik tergantung pada kemajuan klinis penderita, hasil laboratoris, foto polos dada dan jenis
kuman penyebab. =ika kuman penyebab adalah stafilokokus diperlukan pemberian terapi )/
minggu se!ara parenteral. =ika penyebabHaemophylus influenzaatau Streptococcus pneumoniae
pemberian terapi se!ara parenteral !ukup (%(& hari. Se!ara umum pengobatan antibiotik untuk
pneumonia diberikan (%(& hari.
II.17 P"ognosis
"ngka mortalitas pneumonia aspirasi komunitas adalah sebesar '0 yang meningkat
menjadi *%0 pada pneumonia aspirasi nonsokomial. "ngka mortalitas pneumonia aspirasi yang
tidak disertai komplikasi adalah sebesar '0, sedangkan pada aspirasi massif dengan atau tanpa
disertai sindrom endelson men!apai G%0. "ngka mortilitas aspirasi pneumonia disertai
empyema sebesar *%0.
II.11 Pen4eg!'!n
(. Pada pasien yang memiliki disfungsi menelan untuk menghindari aspirasi asam
lambung, diperlukan teknik kompensasi untuk mengurangi aspirasi dengan diet
lunak dan takaran yang lebih sedikit.
*. Posisi kepala &'% dari bed tempat tidur pada pasien beresiko untuk terjadinya
aspirasi.
$. Pasang N:4 pada pasien dengan disfagia.
&. Puasa )/ jam sebelum operasi elektif agar perut kosong sebelum operasi
berlangsung.
17
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
18/20
BAB III
KESI)PULAN
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Pneumonia aspirasi
didefinisikan sebagai inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam laryn1 dan saluran pernafasan
bawah.Beberapa sindrom pernafasan mungkin terjadi setelah aspirasi, tergantung pada jumlah
dan jenis material aspirasi, frekuensi aspirasi dan respon host terhadap material
aspirasi.Pneumonitis aspirasi 2Mendelsons syndrome3 adalah jejas kimia yang disebabkan oleh
inhalasi isi lambung.
18
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
19/20
Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita anakanak di
seluruh dunia yang se!ara fundamental berbeda dengan pneumonia pada dewasa. Di "merika
dan #ropa yang merupakan negara maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan
setiap tahunnya $%&' kasus per (%%% anak pada umur kurang dari ' tahun, ()*% kasus per (%%%
anak pada umur '+ tahun, )(* kasus per (%%% anak pada umur + tahun dan remaja.
4erdapat $ ma!am penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asam lambung
yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal
menyebabkan pneumonia bakterial, "spirasi minyak, seperti mineral oilatau vegetable oildapat
menyebabkan exogenous lipoid pneumonia. "spirasi benda asing merupakan kegawatdaruratan
paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia ba!terial.
4ata laksana pneumonia idealnya sesuai dengan kuman penyebabnya. Namun karena
berbagai kendala diagnosti! etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan antibiotika se!ara
empiris. Walaupun pneumonia viral dapat di tatalaksana tanpa antibiotika, tetapi pasien diberikan
antibiotika karena kesulitan membedakan infeksi virus dengan bakteri, kesulitan diagnosis
virologi dan kesulitan dalam isolasi penderita, disamping itu kemungkinan infeksi bakteri
sekunder tidak dapat disingkirkan.
DA8TA PUSTAKA
(. ;hamberlain, N5. ;lini!al Syndromes of Pneumonia. *%%*.
2http9FFwww.k!om.eduFfa!ultyF!hamberlainFWebsiteFle!turesFsyllabi$.htm, *% September
*%(*3
*. ;orrea ":, Starke =5. Ba!terial pneumonies. Dalam9 ;herni!k 6, Boat
7/21/2019 Referat Pneumonia Aspirasi
20/20
&. lein =?. "ntiba!terial 4herapy. Dalam ;herni!k 6, Boat ealth S!ien!e ;enter9 assa!ussetts
G. iller ", Ben"mi 4, Daum 5S. Ba!terial Pneumonia in Neonates and ?lder ;hildren.
Dalam9 4aussig 8, 8andau 8-, penyunting. Pediatri! 5espiratory edi!ine. St 8ouis9
osby -n!, (+++ 9 '+'))&.
/. ?,!onnor, S. "spiration pneumonia and pneumonitis. "ustralian Pres!riber *%%$.
2http9FFwww.australianpres!riber.!omF, *% September *%(&3
+. ?stap!huk , 5obert D, >addy 5. !ommunity "!Juired Pneumonia in infants and
;hildren. "m