4
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari beberapa peneliti bergantung pada kriteria yang dipakai. Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu (postdates), dan postmatur sering digunakan secara bebas untuk mendeskripsikan kehamilan yang telah melebihi durasi yang dianggap di atas batas normal. Kehamilan postterm mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu dengan kehamilan postterm dapat berupa perdarahan pasca

referat postterm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: referat postterm

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan umumnya berlangsung 40minggu atau 280 hari dihitung

dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-

rata 28 hari. Sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai

42 minggu atau lebih. Angka ini bervariasi dari beberapa peneliti bergantung

pada kriteria yang dipakai. Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu

(postdates), dan postmatur sering digunakan secara bebas untuk

mendeskripsikan kehamilan yang telah melebihi durasi yang dianggap di atas

batas normal.

Kehamilan postterm mempunyai pengaruh terhadap perkembangan

janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu

atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang

lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam

kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen.

Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas,

morbiditas perinatal, ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu

dengan kehamilan postterm dapat berupa perdarahan pasca persalinan ataupun

tindakan obstetrik yang meningkat. Berbeda dengan angka kematian ibu yang

cenderung menurun, kematian perinatal tampaknya masih menunjukkan angka

yang cukup tinggi, sehingga pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat

terhadap kehamilan postterm akan memberikan sumbangan besar dalam upaya

menurunkan angka kematian terutama kematian perinatal.

1.2. Tujuan

1. Memahami definisi kehamilan lebih bulan

2.      Mengetahui taksiran usia kehamilan menggunakan tanggal menstruasi

3.      Mengetahui Insiden kehamilan lebih bulan

4.      Mengetahui tentang kematian perinatal

Page 2: referat postterm

5.      Mengetahui patofisiologi pada kehamilan lebih bulan

6.      Menyebutkan komplikasi kehamilan lebih bulan

7.      Mengetahui penatalaksanaan pada kehamilan lebih bulan

8.      Memahami prognosis kehamilan lebih bulan

Page 3: referat postterm

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan

lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended

pregnancy, postdate atau pascamaturitas, adalah: kehamilan yang

berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari

pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata

28 hari (WHO 1977, FIGO 1986).

Seringkali istilah pascamaturitas dipakai sebagai sinonim

dismaturitas yang sebenarnya tidak tepat. Pascamaturitas merupakan

diagnosis waktu yang dihitung menurut rumus Naegele. Sebaliknya,

diasmaturitas hanya menyatakan kurang sempurnanya pertumbuhan janin

dalam kandungan akibat plasenta yang tidak berfungsi dengan baik,

sehingga janin tidak tumbuh seperti biasa.

2.2 Taksiran Usia Kehamilan Menggunakan Tanggal Menstruasi

2.3 Insidensi

2.4 Kematian Perinatal

2.5 Patofisiologi

2.6 Komplikasi

2.7 Tata Laksana

2.8 Prognosis