referat ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Perbedaan Gejala Psikotik pada Penyakit Organik dan Fungsional

Perbedaan Gejala Psikotik pada Penyakit Organik dan FungsionalPembimbing : dr. Ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K)

Oleh : Chelsy Angelina (406138021)Julita Suhardi (406138033)Psyche dan osis jiwa yang memberikan atau hidup, menghidupkan , mempercepat

Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Terganggunya perasaan (afek dan emosi), proses berpikir, psikomotorik, dan kemauanTidak merasa sakit.

DefinisiOrganic atau pun emosional (fungsional)Gangguan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu. Waham dan halusinasi. PsikosisPerasaan sedih, bersalah, dan tidak mampu yang mendalamKeadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorik yang berlebihanRegresi ke autism (autism) manerisme pembicaraan dan perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh tak acuh terhadap harapan social. Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaranKeadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.

5 Sindrom Klasik Menurut Menninger Sindrom otak organik (SOO) gangguan jiwa yang psikotik atau nonpsikotik yang disebabkan gangguan fungsi jaringan otak disebabkan penyakit yang terutama mengenai otak atau di luar otak atau tengkorak . Psikosis gangguan realita -> halusinasi, delusi atau pemikiran yang kacau, dapat disebabkan oleh penyakit organik. Delirium sindroma otak organik -> gangguan kognitif, dengan disorientasi, gangguan memori, dan gangguan kesadaran. Psikosis vs DeliriumMenurut British Journal of Psychiatry (1987), terdapat gejala psikosis akut pada penyakit organik ditemukan pada 74 pasien yang diperiksa menggunakan PSE (Presernt State Examination) dari 100 pasien. Gejala delusi, kelainan persepsi, gangguan pikiran, dan gangguan emosi dikategorikan dan dibandingkan dengan 74 pasien skizofrenia akutEpidemiologi Kriteria diagnosis psikosis dengan terdapat gangguan medis lain oleh DSM IV Halusinasi atau delusi yang jelasTerdapat bukti dari riwayat , pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratorium yang menunjukan bahwa gangguan ini adalah konsekuensi fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.Gangguan ini tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lainnyaGangguan tidak terjadi selama perjalanan suatu delirium

Gejala Psikosis pada penyakit OrganikKode berdasarkan gejala predominan :Dengan waham : jika gambaran wahamnya menonjolDengan halusinasi : jika gambaran halusinasinya menonjol Cat. pengkodean : tuliskan nama kondisi medis umum. Pada axis I mis. Gangguan Psikotik ok Neoplasma paru dengan waham, juga tliskan kondisi medis umumnya pada axis IIIJika waham yang ada sebagai bagian dari dementia maka tunjukan sesuai dengan subtipe, mis. Dementia vaskuler dengan waham.

Halusinasi atau delusi yang jelas. Catatan : jangan memasukkan halusinasi kalau pasien memiliki tilikan bahwa mereka merupakan pemakai obat obatan. Terdapat bukti dari riwayat pasien, pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratoris baik nomor (1) atau (2) :gejala pada kriteria A terjadi saat, atau pada saat sebulan dari saat, intoksikasi dari obat atau pemakaian obat tersebut berhentipengobatan yang diberikan berhubungan dengan penyebab dari gangguan tersebutGangguan Psikotik yang Diinduksi Zat (DSM IV)Gangguan ini tidak dapat dijelaskan oleh gangguan psikotik yang tidak diinduksi zat yang dibuktikan dengan gejala- gejala sudah ada sebelum menggunakan zat / medikasi, menetap dalam jangka waktu tertentu setelah berhentinya putus zat akut atau intoksikasi berat, atau timbulnya berlebihan dibanding jumlah atau durasi pemakaian zat atau adanya bukti lain yang menunjukkan suatu gangguan psikotik lepas yang diinduksi bukan zat.

Gangguan ini tidak terjadi selama perjalanan suatu delirium.

Catatan : diagnosis ini sebaiknya dibuat sebagai ganti intoksikasi Zat atau Putus Zat hanya ketika gejala- gejalanya berlebihan dari kedua gangguan ini da ketika cukup berat untuk menghasilkan perhatian klinisTentukan jika: Dengan onset sewaktu intoksikasi : jika kriteria intoksikasi zat terpnuhi dan gejala gejalanya terjadi bersamaanDengan onset sewaktu putus zat : jika kriteria putus zat terpenuhi dan gejala gejalanya terjadi bersamaan, segera sesudahnya.

Diagnosis kriteria pada gangguan psikosis non organik, antara lain :Gangguan psikosis yang tidak memenuhi kriteria schizophrenia atau untuk jenis jenis psikosis dari gangguan mood (afek), dan gangguan psikosis yang tidak memenuhi kriteria simtomatis untuk gangguan delusi yang persisten yang dapat ditandakan di sini (gangguan halusinasi persisten adalah sebagai contohnya). Kombinasi dari gejala gejala yang tidak ditutup oleh kategori kategori, seperti delusi, lain dari yang terdapat pada daftar schizophrenic di bawah kriteria G1(1)b atau d untuk schizophrenia dapat dimasukkan di sini.

Penyakit neurological progresif :Multipel sklerosisHuntingtons choreaPenyakit AlzheimerInfeksi sistem saraf sentralEnsefalitisMeningitis, HIVLesi intracranial dalam otak (SOL)Tumor orakabses otakperdarahan otakPenyakit metabolicGangguan elektrolitAcute intermittent porphyriaWilsons diseaseSLE (systemic lupus erythematosis)Kelainan endokrinHipotiroidCushings syndromeHipoglikemik (termasuk pemakaian insulin)

Psikosis yang timbul dari organik (non-psikologis) dikenal sebagai psikosis sekunder dapat dikaitan dengan : Malnutrisi atau kekurangan nutrisiKekurangan Thiamine (sindrom amnesia Wernicke-Korsakoff)Kekurangan asam nikotinik (Pellegra)Kekurangan beberapa B kompleksKekurangan ZincKejang atau epilepsy lobus temporal oleh withdrawal obat antiepilepsi, tranqulizer atau mood stabilizersObat-obatanLegal : psikostimulan (Ritalin, Effexor, Wellbutrin, Adderall, Strattera, dan Amphetamines); SSRIs; antipsikotik; transquilizer; L-DOPA; fensiklidinIllegal : kokain, methamphetamine, ekstasi, Dexedrine, LSD, Halusinogen

Sadar penuh.Tampak bingung, kusut, atau eksentrik, dengan bicara tangensial atau bahkan inkoheren. Hiperaktivitas dan apati dapat timbul, sering disertai mood disforik. Sistematis atau terfragmentasi, dengan isi pikiran bervariasi, tetapi waham kejar paling sering. Waham Gejala psikotik organik Adanya jumlah yang sangat minimal pada waham first-rank sangat jarangWaham paranoid disertai gangguan mood sangat umum terjadi tema dekat dengan bencana atau nasib sial atau kejadian bizarre yang tibat-tiba terjadi di sekitarnya. Gambaran intinya muncul sebagai banyaknya beberapa tragedy atau kelakuan jahat dari orang lain tanpa ada yang peduli atau membantu. Halusinasi dapat terjadi pada satu atau lebih modalitas sensorik. Halusinasi taktil khas pada penggunaan kokain. Halusinasi pendengaran biasanya disebabkan penyalahgunaan zat psikoaktifHalusinasi penghidu dapat disebabkan epilepsy lobus temporalisPersepsi Halusinasi rekuren maupun persisten yang dialami pada keadaan sadar penuh atau siaga; tidak adanya perubahan fungsi kognitif yang signifikan. Halusinasi musik yang langka biasanya berupa lagu rohani. Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum dan akibat zat dapat bertindak berdasarkan halusinasinya. Halusinasi akibat alkohol, suara ancaman, kritis, atau menghina dari orang ketiga berbicara mengenai pasien dan dapat memberitahu mereka agar mencelakakan diri mereka sendiri atau orang lain. Dibandingkan dengan pasien non-organik, pasien organik lebih menunjukan kemiskinan isi pikir, lambat, ilogikal, dan tangensial.

Isi dan Proses PikirTidak terdapat hasil yang signifikan pada keduanya, namun pasien psikotik organik lebih menunjukan adanya gejala hipomanik atau labil.

Gangguan EmosiMengidentifikasi penyakit apa yang menyertai pasien atau obat obatan apa yang dikonsumsi oleh pasien sehingga pasien menderita psikosis. Menjalani rawat inap supaya dapat memantau kondisi dari pasien tersebut. Obat obat antipsikosis (contoh : olanzapine, haloperidol) bila diperlukan untuk pengobatan jangka pendek dan mendapatkan kontrol dari tingkah laku pasien.Benzodiazepine bila pasien tersebut terdapat agitasi dan cemas berlebihan.

Penanganan Fiksasi pasien pada kondisi gawat darurat pengevaluasian untuk menegakkan diagnosis serta etiologi gejala psikosis. Rujukan tetap harus dilakukan oleh dokter psikiatri yang berwenang untuk menegakkan diagnosis pasti dan memberikan penatalaksanaan dini yang kemudian penatalaksanaan berlanjut untuk menangani etiologi penyakit yang menyertai sehingga dapat dirujuk kepada dokter ahli dibidang tersebut