Referat Tracheostomi

  • Upload
    dina

  • View
    248

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    1/85

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keadaan gawat darurat jalan nafas merupakan keadaan gawat darurat yang

    harus segera ditangani karena dapat menimbulkan angka morbiditas dan

    mortalitas yang tinggi, sehingga perlu dilakukan penilaian dan penanganan yang

    cepat, tepat dan benar.

    Trakeostomi atau trakeotomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk 

    membuat lubang melalui bagian depan leher yang menembus ke dalam trakea.

    Dalam arti yang lebih luas trakeotomi adalah pembuatan lubang pada trakea yang

     bersifat sementara tanpa atau dengan diikuti pemasangan kanul. Lubang tersebut

    ditutup atau menutup kembali setelah kanul diangkat. Trakeostomi sebenarnya

    merupakan tindakan membuat lubang (stoma yang selanjutnya diikuti dengan

     pemasangan kanul sehingga udara dapat masuk ke dalam paru!paru.1

      Trakeostomi sebagai suatu tindakan untuk mengatasi kegawatdaruratan

     perlu kita ketahui dan dikuasai dengan baik Tindakan trakeostomi selain untuk 

    menyelamatkan jiwa pasien, ternyata dapat juga untuk memperbaiki keadaan

    umum pasien. Dengan trakeostomi diharapkan oksigenasi ke dalam jaringan akan

    lebih baik, sehingga pasien menjadi lebih tenang dan dapat melanjutkan

     pengobatan utamanya.1

    Keberhasilan tindakan trakeostomi ditentukan oleh berbagai faktor seperti

     persiapan preoperatif, prosedur intraoperatif dan perawatan pascaoperatif yang baik dan benar.

    Diharapkan dengan tulisan ini, dapat memberikan gambaran yang jelas

    tentang trakeostomi, sehingga para dokter khususnya dokter spesialis T"T!KL

    dapat melakukan tindakan trakeostomi dengan terampil, aman dan benar.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    2/85

    #

    $%$ &&

    %'%T)& D%' *&+&L& L%-&' D%' T-%K%

    #.1 %natomi Laring

    Laring adalah bagian saluran pernafasan bagian atas yang merupakan

    suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi

    /ertebra ser/ikalis &0!0&.#,

    $atas!batas laring berupa sebelah kranial terdapat aditus laringeus yang

     berhubungan dengan hipofaring, disebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior 

    kartilago krikoidea dan berhubungan dengan trakea, disebelah posterior 

    dipisahkan dari /ertebra ser/ikalis oleh otot!otot pre/ertebral, dinding posterior 

    dipisahkan dari /ertebra ser/ikalis oleh otot!otot pre/ertebral, dinding dan ka/um

    laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fasia, jaringan lemak dan kulit

    sedangkan disebelah lateral ditutupi oleh otot!otot sternokleidomastoideus,

    infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid.

    #.1.1 +truktur 2enyangga laring

    +truktur kerangka laring terdiri atas satu tulang dan beberapa kartilago yang

     berpasangan . 3

    • s "yoid .

    +truktur yang berbentuk 4, dan dapat dipalpasi di leher depan terletak di

    sebelah superior. )erupakan tempat melekatnya mandibula, dasar 

    tenggkorak , tendon dan otot!otot lidah. s "yoid berfungsi untuk 

    mendukung laring dan menstabilkan hypofaring . +aat menelan kontraksi

    otot!otot ini dapat mengangkat laring. 'amun bila laring dalam keadaan

    stabil maka otot!otot dapat membuka mulut dan berperan dalam gerakan

    lidah. #,

    s "yoid dihubungkan dengan kartilago tiroidea oleh membran tyrohyoid,

    membran ini dapat meningkatkan mobilitas laring. Tepi lateral membran

    tyrohyoid menebal untuk membentuk ligamentum thyohyoid.#

    • Kartilago Tiroidea.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    3/85

    )embentuk dinding anterior dan lateral laring dan merupakan kartilago

    yang terbesar. Terdiri dari dua sayap (ala tirodea terbuka di belakangnya

    tetapi bersatu di bagian depan dan membentuk sudut disebut adam apple’s

    +udut ini pada pria dewasa kira kira 56 derajat dan pada wanita 1#6

    derajat. Di atasnya terdapat lekukan thyroid notch  atau incisura tiroidea. #

    2ada bagian belakang membentuk kornu superior dan kornu inferior,

    Kornu superior dihubungkan dengan tulang hioid oleh ligamentum

    tirohioid lateral sedangkan kornu inferior berhubungan dengan permukaan

     posterolateral dari kartilago krikoidea dan membentuk artikulasio

    krikothiroidea.#,,3

    Kartilago tiroid secara bertahap akan mulai mengalami osifikasi diatas

    usia #6 tahun . 2roses ini berkaitan dengan perubahan resonansi suara. #

     

    ambar #.1 %natomi Laring. #

    • Kartilago Krikoidea

    Kartilago Krikoidea merupakan struktur kerangka penyangga daerah

    subglotis. Terletak posterior laring tepat di bawah pita suara . Daerah

    subglotis ini merupakan daerah satu satunya pada area jalan nafas dengan

    diameter yang kaku , berbentuk lingkaran penuh dan tidak mampu

    mengembang. #. 

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    4/85

    3

      $agian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit daripada bagian

     posterior. Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea dengan

    kornu inferior melalui artikulasio cricotiroid, di bagian anterior melalui

    membrana krikotiroidea (kornu elastikus dan di garis tengah oleh

    ligamentum cricotiroid. 2ada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan

    trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus

    elastikus. &ntubasi edotrakeal yang lama dapat merusak lapisan mukosa

    cincin sehingga dapat menyebabkan stenosis subglotis. #,,3

    • Kartilago %ritenoid

      Terdiri dari sepasang kartilago berbentuk seperti buah pir 7 piramid

    tiga sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago krikoidea, sehingga

    memungkinkan pergerakan ke anteromedio dan gerakan rotasi multia8ial

    Tiap kartilago aritenoid mempunyai dua proseus yaitu proseus /okalis

    anterior ( merupakan tempat melekatnya ujung posterior pita suara dan

     proseus muscularis lateralis yang merupakan tempat melekatnya m

    krikoaritenoidea. Ligamentum /okalis terbentuk dari setiap prosesus

    /okalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea, membentuk tiga

     per lima bagian membranosa atau /ibratorius pada pita suara. Tepi dan

     permukaan atas dari pita suara ini disebut glotis. #

    • piglotis

      $entuk seperti daun tipis, membentuk dinding anterior aditus

    laring. Tangkai (petiolus melekat pada kartilago tiroid tepat di atas

    komisura anterior. Dekat di ujung bawah petiolus terdapat prominensia,

    tuberculum epiglotticum. Di bawah perlekatan ligamenta hioepiglotika,

    membentuk dinding posterior ruang pre epiglotis, yang merupakan area

     penting pada penyebaran karsinoma laring.

    #.1.# tot tot Laring

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    5/85

    9

    tot laring dapat dibagi mejadi dua kelompok yaotu otot ekstriksik 

    yang bekerja pada laring secara keseluruhan dan otot intrinsik 

    menyebabkan gerakan antara stuktur laring itu sendiri.#,3

    tot:otot kstrinsik menghubungkan laring dengan struktur di

    sekitarnya. Kelompok otot ini berfungsi menggerakkan laring dan untuk 

    fiksasi laring secara keseluruhan. Terdiri dari ;

    o tot!otot suprahioid 7otot–otot elevator laring, yaitu  ).

    +tilohioideus, ).)ilohioideus, ).eniohioideus, dan

    ).Digastrikus

    o   tot!otot infrahioid 7otot–otot depresor laring, yaitu ;  ).

    mohioideus, ).Tirohiodeus, ).+ternohioideus, ).+ternohioid

      Kelompok otot:otot depresor dipersarafi oleh ansa

    hipoglossi

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    6/85

    >

    tot : otot intrinsik menghubungkan kartilago satu dengan yang lainnya.

    $erfungsi menggerakkan struktur yang ada di dalam laring, terutama untuk 

    membentuk suara dan bernafas. #,3

    1. tot:otot adduktor, berfungsi untuk menutup pita suara, terdiri dari ;

    ! ). &nteraritenoideus trans/ersal dan obli?

    ! ). Krikotiroideus (lemah

    ! ). Krikoaritenoideus lateral

    ! ). Tiroaritenoid eksternal (lemah

      #. tot:otot abduktor, berfungsi untuk membuka pita suara. Terdiri dari ;

      ! ). Krikoaritenoideus posterior

    . tot:otot tensor, berfungsi untuk menegangkan pita suara, terdiri dari ;

    ! Tensor internus ; ). Tiroaritenoideus interna (). 0okalis

    ! Tensor ksternus ; ). Krikotiroideus

     

    ambar #. tot &nstrinsik Laring . #

    #.1. 2ersyarafan dan 2erdarahan Laring

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    7/85

    @

     'er/us /agus mempersarafi laring melalui # cabang yaitu ner/us laryngeal

    superior ('L+ dan ner/us laryngeal recurent ( 'L-. +araf laryngeal +uperior 

    meninggalkan truncus /agalis tepat di bawah ganglion nodusum, melengkung ke

    anterior dan medial di bawah arteri karotis eksternal dan internal , dan bercabang

    dua menjadi cabang sensoris internal dan cabang motoris eksternal.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    8/85

    B

    Gambar 2.4 Inervasi dan Vaskularisasi laring 5

    #.1.3 +truktur Laring Dalam

    • )ukosa

    +ebagian besar laring dilapisi mukosa toraks bersilia yang dikenal

    sebagai epitel respiratorius yang terdiri dari beberapa kelenjar penghasil

    mukus., namun beberapa bagian laring yang terpapar aliran udara bebas

    yaitu tepi bebas plica /okalis dilapisi oleh epitel s?uamosa dan tidak 

    memiliki kelenjar mukus. #

    Dibawah lapisan epitel adalah lamina propia yang memisahkan

    otot dengan epitel. Lamina propria berfungsi sebagai  shock absorber 

    sehingga epitel dapat bergetar secara bebas.Lamina propria dari vokal fold 

    terdiri atas tiga lapisan yaitu  superficial, intermediate  dan deep  +etiap

    lapisan memiliki sifat mekanik yang unik karena berdasarkan kepadatan

    serat elastis dan kolagen. Lapisan dalam dari lamina propria serat kolagen

    yang menembus ke otot /okalis, lapisan ini >C dari lamina propria.

    Lapisan menengah memiliki ketebalan 96C dari lamina propia, terdiri dari

    lebih banyak serat elastis , dan sedikit selaput kolagen. Lapisan superficial

     berada di bawah epitel, mengandung serat kolagen longgar , tebalnya sekitar 

    1C dari lamina propria. Lapisan superfisial dari lamina propria sering

    disebut sebagai ruang -einke, meskipun sebenarnya tidak ada ruang

     potensial.#

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    9/85

    5

     

    ambar #.9 Lapisan )ukosa 0ocal *old . #

    2.1.5 Fisiologi Laring

    alaupun laring biasanya dianggap sebahai organ penghasil suara , namun

    ternyata memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi respirasi ( proteksi jalan nafas,

    fungsi sirkulasi, fonasi.

    1. *ungsi respirasi

    *ungsi utama respirasi yaitu mencegah apapun masuk selain udara ke

    dalam paru, *ungsi lainnya termasuk batuk, 0alsal/a maneu/er dan

    regulasi aliran udara masuk dan keluar dari paru!paru.

    • 2roteksi

    2erlindungan jalan nafas selama menelan terjadi melalui mekanisme yang

     berbeda . %ditus laring sendiri tertutup oleh kerja sphingter dari otot

    tiroaritenoideus dalam plica aryepiglotica dan plica /entrikularis,

    disamping aduksi plica /ocalis dengan arytenoid yang ditimbulkan oleh

    otot instrinsik laring lainnya. le/asi laring di bawah pangkal lidah

    melindungi laring lebih lanjut dengan mendorong epiglotis dan

    aryepiglotika ke bawah menutupi aditus. +truktur ini mengalihkan

    makanan ke lateral , menjauhi aditus laring dan masuk ke sinus piriformis

    selanjutnya ke introitus esofagi. -elaksasi otot krikofaringeal terjadi

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    10/85

    16

     bersamaan mempermudah jalan makanan ke dalam esofagus sehingga

    tidak masuk ke dalam laring. +elain itu respirasi dihambat selama proses

    menelan melalui suatu reflek yang diperantarai reseptor pada mukosa

    daerah supraglotis.

    • $atuk

    )ekanisme batuk merupakan suatu yang unik. $atuk mengeluarkan

    mukus dan benda asing dari paru!paru dan membantu mempertahankan

     patensi al/eolus paru!paru. $atuk mungkin terjadi /olunter, tetapi lebih

    sering terjadi sebagai respon stimulus dari reseptor laring atau traktus

    respiratorius bagian bawah. $atuk memiliki tiga fase; inspirasi, kompresi,

    dan ekspulsi. 2ertama laring terbuka sangat lebar untuk memasukan udara

    secara cepat. Eika batuk terjadi /olunter, derajat abduksi glotis dan usaha

    inspirasi sebanding dengan kekuatan batuk yang dihasilkan. *ase kompresi

    menghasilkan penutupan glotis yang kuat dan akti/asi kuat otot!otot

    ekspirasi. +elama fase ekspulsi, laring tiba!tiba membuka lebar, dengan

    aliran udara yang tiba!tiba, /olumenya sekitar >!16 liter per detik. #

    • 0alsa/a )anu/er 

    2lica 0ocalis memiliki resistensi yang tinggi derhadap aliran udara

    inspirasi dibanding dengan ekspirasi. +aat plica /ocalis dan plica

    /entricularis menutup kuat mengakibatkan peningkatan tekanan

    intratorakal, akibat udara ekspirasi ditahan untuk tetap berada di dalam

    torak yang diperlukan untuk tindakan mengejan. Kekuatan untuk melawan

    udara ekspirasi yang mengakibatkan tertutupnya daerah glotis disebut 

    valsava manuever . 0alsa/a manue/er penting dalam buang air besar 

    dimana tekanan tersebut ditransmisikan ke rongga perut . #

    • -egulasi jalan nafas

    +elama proses respirasi tenang, pergerakan pita suara sangat sedikit

    (minor. lotis dalam posisi istirahat dan hanya membuka sedikit dengan

    inspirasi. 2ada saat inspirasi maksimal, laring bergerak ke bawah akibat

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    11/85

    11

    aksi dari m. sternohioid dan sternotiroid, juga terjadi tarikan dari trakea.

    2ita suara palsu dan pita suara asli keduanya mendatar (tidak membentuk 

     plika melawan dinding lateral laring untuk membuka jalan nafas secara

    maksimal. $ersamaan dengan /estibular dan pita suara mendatar dan

    glottis membuka, kartilago arytenoid (tempat perlekatan posterior dari

    /estibular dan pita suara harus dalam keadaan abduksi dan berotasi ke

    arah luar 

    #. -eflek +irkulasi

    +timulus dari laring dapat menghasilkan perubahan pada denyut jantung

    dan tekanan darah. fek ini dapat terlihat jelas selama induksi anestesi

    umum sebagai respon intubasi trakea. "al ini juga terjadi pada keadaan

    alami seperti pada obstructive sleep apnea.  Eika patensi saluran nafas

    selama tidur tidak terjaga, maka akan terjadi peningkatan tekanan negatif 

    di jalan nafas yang dapat menstimulasi dengan kuat reseptor di laring

    sehingga bisa terjadi aritmia jantung. %kibat langsung dari stimulus laring

     pada tekanan darah adalah hipertensi. $agaimanapun juga, jika stimulus

    laring mengakibatkan bradikardi yang signifikan atau ektopik irama

     jantung, akibat tidak langsungnya adalah hipotensi.

    Ealur yang mengakibatkan response kardio/askular terhadap stimulus

    laring masih belum jelas. Limbus aferennya adalah n. laringeus superior.

    2emotongan n. laringeus superior ini menyebabkan tidak adanya responkardio/askular terhadap stimulus dari laring, dan stimulasi listrik pada

    ner/us ini mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah. Limbus

    eferen untuk bradikardi adalah ner/us /agus, limbus eferen untuk tekanan

    darah belum diketahui. &nter/ensi koneksi dari sentral belum dapat

    diidentifikasi, tetapi ada bukti bahwa respon simpatis terhadap stimulus

    laring mungkin dimediasi oleh mekanisme kontrol respirasi sentral.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    12/85

    1#

    mengikuti nafas, dan akti/itas ini ditekan oleh stimulus listrik dari n.

    laringeus superior. #

    . *onasi

    Suara yang dihasilkan oleh aliran udara ekspirasi ketika laring 

    menginduksi getaran tepi bebas pita suara sebagai hasilnya

    dari interaksi gaya aerodinamika dan myoelastic.

     Lima kondisi yang harus dipenuhi untuk mendukung fonasi yang normal:

     sesuai vokal kali lipat perkiraan, ekspirasi yang memadai

    kekuatan, kapasitas getaran yang cukup dari pita suara, yang 

    menguntungkan

    lipat con vokal untuk ~ dan kontrol kehendak dari kandang vokal 

     panjang dan ketegangan. Tepat sebelum fonasi, pita suara

    didekati di garis tengah. ernafasan kemudian menyebabkan

    Tekanan subglottic naik sampai lipatan vokal didorong 

     selain. emisahan ini menghasilkan penurunan cepat dalam subglottic

    tekanan. Lipatan vokal kemudian kembali ke garis tengah

     sebagai akibat dari penurunan mendadak tekanan, kekuatan elastis di

    lipatan vokal, dan efek !ernoulli. Tekanan di trakea

    membangun sekali lagi, dan siklus diulang. Selama

    modal fonasi, lipatan vokal dasarnya bergetar sebagai dua

    massa, dengan tepi atas tertinggal tepi ba"ah.

     #al ini menghasilkan gelombang berjalan, dari ekor ke rostral,

    dikenal sebagai gelombang mukosa. $alam mode falsetto, vokal 

    lipat lebih tipis dan bergetar sebagai massa tunggal% karena itu,

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    13/85

    1

    #.# %natomi dan *isiologi Trakea

    #.#. 1 %natomi Trakea

    Trakea adalah sebuah struktur berbentuk tubulus( tabung berongga yang

    yang disokong oleh cincin kartilago (elastin yang tidak penuh dibagian posterior 

    Trakea mulai setinggi ser/ikal > columna /ertebaralis pada le/el kartilago tiroid.

    Trakea mendatar pada bagian posterior, panjang sekitar 16 : 19 cm, didukung

    oleh 1> : #6 tulang rawan yang berbentuk tapal kuda sampai bercabang menjadi

    dua atau bifurkasio menjadi brokus kanan dan kiri pada thorakal 9 kolumna

    /ertebaralis. Luas penampang melintang lebih besar dari glotis, antara 196 : 66

    mm#. #

    Dinding trakea terdiri dari cincin yang kenyal berbentuk huruf c dengan

     bagian posterior terbuka, ditutupi m. trakhealis yang tipis.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    14/85

    13

    Gambar 2.12 Trakea potongan coronal 5

    2embuluh besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea disebelah lateral

    dan terbungkus karotis.Kelenjar tiroid terletak di atas trakea di sebelah depan dan

    lateral. &smus melintas trakea di bagian depan adalah otot!otot leher suprasternal,

    yang melekat pada kartilago tiroid dan hioid.#

    $eberapa tipe reseptor pada trakea, sensitif terhadap stimulus mekanik dan

    kimia. 2enyesuaian lambat reseptor regang yang berlokasi pada otot!otot dinding

     posterior, membantu mengatur rate dan dalamnya pernafasan, tetapi juga

    menimbulkan dilatasi pada bronkus melalui penurunan akti/itas afferen ner/us

    /agus. -espon cepat resptor iritan yang berada pada seluruh permukaan trakea

     berfungsi sebagai reseptor batuk dan mengandung reflek bronkokontriksi.#

    #.#.#. "ubungan Trakea dengan Earingan sekitarnya.• %nterior

    Terdapat kelenjar tiroid dan isthmusnya menyilang permukaan anterior 

    trakhea setinggi cincin trakhea &&,&&&,&0, juga terdapat 0. Tiroidea inferior,

    kelenjar limfe trakea,kadang %.tiroidea inferior. %rteri innominata

    menyilang secara oblik.

    • Lateral ;

    $erhubungan dengan lobus kelenjar tiriod, %. karotis kommunis, %.tiroidea inferior dan %. karotis eksterna.

    • 2osterolateral ;

    Terdapat '. laringeus rekuren di sulkus trakeoesofageal.

    • 2osterior

    Terdapat esofagus

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    15/85

    19

    Pembuluh Darah 1,2,3,4

    Trakea mendapat perdarahan dari ;

    • %. tiroidea anterior ,

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    16/85

    1>

    2.!.2 Histologi "rak#ea

    )ukosa trakea terdiri dari epitel silindris semu bertingkat bersilia dan

     banyak mengandung sel goblet. Dekat epitel terdapat jaringan retikulosit yang

    mengandung limfosit dan tunika muskularis mukosa yang menatur jaringan elastis

    yang longitudinal. +ubmukosa trakea terdiri dari jaringan ikat dan jaringan otot

    yang berhubungan dengan jaringan ikat longgar dari mediastinum. Dengan adanya

     jaringan ikat elastis ini maka trakea dapat bergerak, sedangkan pemendekan

    kartilago disebabkan kontraksi lapisan atas yang longitudinal. ,3

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    17/85

    1@

    BAB III

    "$A%E&'"&(I

    !.1. De)inisi.

    Trakeostomi 7 trakeotomi merupakan pembukaan dinding anterior leher 

    guna mencapai trakea. 1,#

    Trakeotomi berasal dari kata Funani Gtracheia arteria,G yang berarti

    Garteri kasarG dan kata Gtome,G yang berarti Gmemotong.G +edangkan kata

    trakeostomi sendiri mengandung akhiran kata Funani Gstoma,G yang berarti

    Huntuk menyelesaikan dengan bukaan atau mulutI. alaupun secara harfiah

    trakeostomi hanya dapat digunakan ketika hasil akhir prosedur berupa HoutletI

     permanen, namun kedua kata ini seringkali digunakan bergantian.  #

    "rakeoto*i adalah prosedur pembuatan lubang pada trakea yang bersifat

    sementara dengan atau tanpa diikuti pemasangan kanul. Dan lubang tersebut

    ditutup atau menutup kembali setelah kanul diangkat . 1,#

    +edangkan  "rakeosto*i  sebenarnya merupakan tindakan membuat lubang

    (stoma yang selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul sehingga udara dapat

    masuk ke dalam paru!paru 1,#

    "rakeosto*i per*anen  adalah tindakan membuat lubang permanen

    dengan menjahit kulit sekitar stoma pada mukosa trakea. "rakeosto*i elekti) 

    adalah tindakan trakeostomi terncana yang dilakukan bila diduga akan timbul

     problem pernafasan pada tumor laring, tumor pangkal lidah, tumor tonsil, pasca

    operasi kepala 7 torak atau pada pasien dengan insufisiensi paru!paru kronik.

    "rakesto*i te+rapetik   diindikasikan untuk setiap kasus insufisiensi respirasi

    karena hipo/entilasi al/eoli untuk mengeluarkan sekret atau untuk alat bantu

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    18/85

    1B

    respirasi mekanis (respirator.1,#

    !.2. 'e,ara# "rakeosto*i

    Tindakan trakeostomi mempunyai sejarah yang panjang, Tindakan

    Tracheostomi telah dilakukan sejak Jaman kuno., referensi pertama kali

    ditemukan di -ig 0eda dalam Kitab +uci "indu pada tahun 1>#6 oleh "abicot,

    menerbitkan buku pertama tentang trakeostomi.1

    Di tahun 1B66!an tindakan trakeostomi menjadi sangat popular, karena

    tindakan tersebut digunakan sebagai prosedur untuk merawat pasien dengan

    difteri. 2ada saat itu ada dua cara untuk melakukan trakeostomi yaitu trakeostomi

    metoda tinggi dan metoda rendah.. Trakeostomi metoda tinggi dengan cara akses

    masuk trakea melalui laring. Trakeostomi letak rendah dengan cara jalur masuk 

    tube langsung melalui trakea, tetapi teknik ini dirasakan sulit dan tabu karena

    untuk mendapatkan akses melalui trakea sering kali kelenjar tiroid harus

    dipisahkan, +ehinnga metoda trakeostomi yang sering digunakan pada tahun 1B66

    adalah trakeostomi letak tinggi, tetapi trakeostomi letak tinggi ini memiliki resiko

    yaitu stenosis terutama laring dan tingginya angka kematian.1

    2ada tahun 15#,

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    19/85

    15

    akses lain untuk /entilasi mekanik, dan (c menyediakan tracheobronchial toilet 

    yang lebih efisien.#

    .#

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    20/85

    #6

    Terdapat empat indikasi dasar untuk dilakukannya tindakan trakeostomi, yaitu

    untuk & :

    • 'bstruksi saluran nafas bagian atas

    •  (embantu proses respirasi dalam jangka panjang 

    • Timbunan sekret dari saluran nafas ba"ah

    •  (encegah aspirasi oral atau gaster 

    • 'perasi daerah kepala dan leher 

    +elain empat indikasi dasar tersebut di atas, ada pula beberapa indikasi lain yang

    di antaranya adalah 16;

    1. btruksi  jalan nafas yang disebabkan oleh

    • %bnormalitas di luar dinding trakea (misalnya massa pada tiroid,

    anomaly pembuluh darah

    • %bnormalitas di dalam lumen trakea (tumor primer trakea

    • %bnormalitas dinding trakea ( trakeomalasia berat

    • %bnormalitas pada glotis dan supraglotis (anomali kongenital,

    stenosis, infeksi, tumor, paralisis pita suara bilateral

    #. Trauma leher yang menyebabkan cedera berat pada laring,

     pembuluh darah dan tulang hyoid.

    . mfisema subkutaneus

    3. dema saluran nafas akibat trauma, luka bakar inhalasi, infeksi

    atau reaksi anafilaktif.

    9. Trauma maksilofasial yang menyebabkan communited fracture

    >. 2ada patient yang membutuhkan menggunakan /entilator dalam

     jangka waktu lama ( pasien koma, pasien!pasien dengan gagal nafas

    @. +ebagai akses masuk untuk pulmonary toilet pada pasien dengan

    aspirasi kronis dengan gangguan refleks batuk 

    B. 2ada kasus onkologi kepala dan leher, sehingga dibutuhkan suatu

    electi/e airway management

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    21/85

    #1

    5. btructi/e sleep apnea

    Lebih rinci indikasi dalam melakukan tindakan trakeostomi adalah sebagai berikut

    ;

    -.!.1.1. &str+ksi 'al+ran Na)as Bagian Atas

    bstruksi obstruksi saluran nafas atas dalam hal ini obstruksi laring merupakan

    keadaan kedaruratan medis. "al ini dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan

    memiliki tatacara penanganan yang berbeda!beda.

    Tindakan trakeostomi terutama dilakukan dalam usaha untuk mencegah terjadinya

    asfiksia yang disebabkan oleh obstruksi laring terutama yang menyebabkan

     penyempitan rima glottis.

    $eberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pada saat terjadi suatu keadaan

    kegawatan jalan nafas yang disebabkan oleh obstruksi laring adalah;

    • 2rosedur yang dipilih untuk mengontrol jalan nafas harus bersifat

    sesederhana mungkin.

    • Lokasi terendah dari suatu obstruksi harus ditentukan, sehingga kontrol

     jalan nafas yang dilakukan harus menjamin patensi jalan nafas di bawah

    daerah tersebut.

    • )asalah +'% (bstruksi +aluran 'afas %tas dapat berhubungan dengan

    masalah medis yang lain. )isalnya, seorang dokter harus waspada akan

    kemungkinan terjadinya trauma ser/ikal pada pasien dengan cedera

    multipel. 2ada kasus yang disebabkan oleh proses infeksi, harus

    diperhatikan kemungkinan terjadinya sepsis dan penurunan fungsi paru.

    )eskipun penanganan jalan nafas merupakan masalah yang mendesak 

    yang harus diatasi, namun faktor!faktor yang menyertai keadaan tersebut,

    haruslah diperhatikan dalam penaganan pasien secara menyeluruh.

    $erdasarkan etiologi, penyebab obstruksi saluran nafas dapat dikelompokkan

    menjadi;

    1. Kelainan Kongenital ;

    a. +upraglotik ;

    ! Laringomalasia

    ! Kista laring

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    22/85

    ##

     b. lotik ;

    ! 2aralisis pita suara

    ! eb dan atresia

    ! 2osterior laryngeal cleft

    !

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    23/85

    #

    • Dyspneu (sesak nafas

    $erat : ringannya keluhan sesak nafas sangat tergantung dari derajat obstruksi.+emakin besar obstruksi maka keluhan akan semakin parah.

    • Dysphonia (suara parau 7 serak

    +erak terjadi dikarenakan perubahan minimal dari kontur pita suara yang normal.

    "al ini merupakan tanda adanya fungsi /ibrasi yang abnormal dari pita suara dan

    dapat disebabkan oleh trauma, paralisis saraf, robekan mukosa atau edema.

    • +tridor 

    +tridor adalah suatu suara pernafasan yang kasar, bernada tinggi dan

    menunjukkan adanya penyempitan saluran pernafasan atas. +ecara klinis, stridor 

    dibagi menjadi stridor inspirasi dan stridor ekspirasi.

    +tridor inspirasi timbul bila obstruksi terjadi pada tingkat pita suara sejati atau

    daerah tepat dibawahnya, sedangkan bila terjadi obstruksi pada daerah subglotis

    (antara pita suara sejati dengan batas bawah kartilago krikoid maka yang terjadi

    adalah stridor inspiratoir dan ekspiratoir.

    Derajat stridor berhubungan tidak hanya dengan persentasi obstruksi jalan nafas,tetapi juga berhubungan dengan kecepatan aliran udara melewati lesi obstruksi.

    • Kontraksi -etraksi otot!otot pernafasan tambahan

    Dengan adanya obstruksi saluran pernafasan parsial secara otomatis tubuh akan

    melakukan kompensasi dengan cara penggunaan otot!otot pernafasan tambahan.

    2eregangan otot!otot leher akan menyebabkan tertariknya jaringan lunak di daerah

    suprakla/ikula ke arah dalam pada setiap inspirasi. 2ada penderita yang lebih

    muda, terjadi retraksi sternum dan indentasi celah interkostalis karena berusaha

    mengembangkan toraks untuk menghasilkan inspirasi negatif. -etraksi subkosta

    akan tampak jelas terutama pada bayi dan anak kecil.

    • ejala umum lainnya

    o 2asien menjadi gelisah dan cemas akibat terjadinya hipoksia.

    o Denyut nadi meningkat (takikardi, di mana pada anak kecil

    takikardi adalah petunjuk bagi derajat hipoksia. Denyut nadi yang

    lebih dari 1>687mnt mengindikasikan intubasi dan oksigenasi.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    24/85

    #3

    o 2ada pemeriksaan gas darah arteri memperlihatkan retensi

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    25/85

    #9

    • Depresi pernafasan sekunder karena keracunan obat dan makanan

    •Terkenanya dinding dada akibat flail chest, patah tulang iga dan emfisemaakibat tindakan pembedahan

    • klampsia

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    26/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    27/85

    #@

    • Tabung trakeostomi lebih nyaman daripada tabung endotrakeal, sehingga

    dapat ditoleransi pada pasien, yang membutuhkan lebih sedikit obat penenang.

    • )embebaskan jalan nafas di atas stoma

    • Kerja otot pernafasan berkurang

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    28/85

    #B

    menutup pita suara , sehingga terjadinya retensi secret pada bronkus yang

    memudahkan timbulnya infeksi.

    • .2asien tidak dapat berbicara

    !.5. enis "rakeosto*i

    !.5.1. Berdasarkan Letak 'to*a

    )enurut letak dibuatnya stoma, trakeostomi terbagi atas ;

    1. Trakeostomi letak tinggi

    #. Trakeostomi letak tengah

    . Trakeostomi letak rendah

    a*ar

    • "rakeosto*i letak tinggi

    &nsisi dan pembuatan stoma dilakukan pada cincin trakea ke & di sebelah

    atas dari istmus tiroid. Trakeostomi pada posisi ini mempunyai resiko ;

    Kemungkinan terkena pita suara lebih besar 

    Dapat terjadi stenosis laring

    Dapat menyebabkan perikondritis krikoidea

    • "rakeosto*i letak tenga#

    &nsisi dan pembuatan stoma dilakukan pada bagian yang ditutupi istmus

    tiroid, pada cincin trakea &&& : &0.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    29/85

    #5

    Trakesotomi letak tengan ini merupakan cara yang paling banyak dipakai

    karena merupakan tindakan yang relatif paling aman.

    • "rakeosto*i letak renda#

    &nsisi dan pembuatan stoma dilakukan pada bagian bawah istmus tiroid.

    +eperti halnya trakeostomi letak tinggi, trakeostomi letak rendah ini jarang

    dilakukan oleh karena ;

    Lokasi merupakan daerah yang banyak pembuluh darah besar 

    sehingga memiliki resiko yang lebih tinggi akan komplikasi bila

    tersayat saat insisi atau diseksi

    Letak trakea terlalu dalam

    $ila kanul lepas, sulit untuk melakukan reinersasi

    Kemungkinan terjadinya emfisema mediastenum lebih besar 

    4jung kanul dapat melewati karina dan melukai atau pun

    menimbulkan laserasi pada dinding bifurkasio Earak antara stoma dan kulit terlalu jauh sehingga kanul mudah

    tertarik keluar 

    2ada penggunaan kanul dengan balon, balon tersebut dapat melipat

    di sekitar stoma

    a*ar -.2. Akses trakeosto*i erdasarkan letak sto*a 3

    Keterangan ;

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    30/85

    6

    a. %kses untuk trakeostomi atau laringotomi

      1. trakeostomi letak tinggi 3. Laringotomi

      #. Trakeostomi letak tengah 9. Kelenjar tiroid

      . Trakeostomi letak rendah >. Kartilago krikoid

     b.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    31/85

    1

    a*ar . Peralatan "rakeosto*i e*ergensi#

    %.&.'.'. "rakeosto*i Elekti) 

    .

    +ecara umum, persiapan pasien menyeluruh secara fisik dan mental serta

     pegecekan riwayat, pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi perdarahan dan

    koagulasi pasien haruslah dilakukan. Trakeotomi terbuka operatif kemudain

    dilakukan di dalam ruang operasi yang telah dipersipakan sebelumnya. #

    !.5.2.!. (ini – "rakeosto*i

    )erupakan prosedur trakeostomi yang dilakukan untuk memberikan akses

    saluran nafas yang temporer dan suboptimal. Fang termasuk di dalamnya

    meliputi;

    o Trakestmi (erkutaneus

    Trakeostomi perkutaneus merupakan alternatif trakeostomi yang

    dilakukan pada pasien yang telah terintubasi lama di &

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    32/85

    #

    Kontraindikasi trakheostomi percutaneus adalah ;

    "ael %ontraindikasi (ercutaneus Dilatatinal Trac)etm#'

    %ontraindikasi (ercutaneus Dilatatinal Trac)etm# 

    • 2asien dengan jalur nafas yang tidak terproteksi

    • awat nafas

    • Kartilago krikoid tidak dapat dipalpasi

    • )assa dibagian tengah leher

    • %rteri innominata letak tingi

    • %nak!anak 

    • 2asie dengan setting 22M 19 cm"#6

     

    2ersiapan preoperasi 2DT meliputi data radiografi dan laboratorium

    terakhir pasien, set peralatan intubasi lengkap harus disiapkan.%dapun peralatan

    dan teknik pemasangan 2DT dapat dilihat pada gambar berikut.

    a*ar Peralatan Prosed+r PD" .

    Dari gambar di atas, dari kiri ke kanan, peralatan yang digunakan dalam

     prosedur 2DT adalah solusio antiseptik kulit, kassa, gunting benang dan needle

    holder , benang silk #!6 untuk penjahitan tuba ke kulit, larutan salin steril untuk 

    mengakti/asi lapisan hidrofilik pada dilator tunggal. $awah, kiri ke kanan; Kassa

     pada klem untuk persiapan aseptik kulit, spuit 16 ml berisi larutan lidokain #C

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    33/85

    epinefrin 1;166.666, pisau scalpel 'o.19, klem mos-uito, spuit 9 ml dengan jarum

    introducer, "ire,  introducer dilator (di tengah, dilator tunggal yang telah

    dirangkai sebelumnya untuk memandu kateter, tuba trakeotomi 'o.> dengan

    dilator bturator ukuran *r.#> yang telah dipasang sebelumnya.#

    a*ar Peralatan Prosed+r PD". /iaglia !lue )hino lntroducer 0it.#

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    34/85

    3

     

    % $

    D

    *

     

    H

    a*ar . Prosed+r PD" . A. Dengan tube endotrakea dalam keadaan

    terpasang dan bantuan bronkoskopi, cincin trakea dipalapasi dan identifikasi,

    3

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    35/85

    9

    kateter introducer Teflon digunakan untuk untuk menekan dinisng anterior trakea

    antara cincin kedua dan ketiga dan di/erifikasi dengan bronkoskopi saat insersi

    agar tidak menembus dinding posterior. B.  Earum kemudian diangkat,  "ire

    dimasukkan ke kateter yang tertinggal pada trakea.. +elubung kateter digantikan

    dengan dilator introducer   *!13.  D. Dilator introducer   telah pada tempatnya

    E.2engangkatan dilator introducer agar kateter pemandu yang telah dicelupkan ke

    larutan salin pada dilator tunggal dapat dimasukkan (dipegang seperti pena. F.

    Dilator tunggal diangkat, kateter pemandu sebagai pengantung tuba trakeostomi

    yang telah disiapkan dengan dilator loading kemudian dimasukkan lebih dalam ke

    trakea. . Dilator loading , kateter pemandu, dan kabel pemandu diangkat dan

    digantikan dengan kanula dalam. H. 0entilasi mekanik dilanjutkan melalui tuba

    trakeostomi yang difiksasi pada keempat sudut dengan penjahitan

    o %rikotiroidoto*i

    Krikotiroidotomi adalah prosedur bedah dengan membuat insisi di kulit

    dan membran krikotiroid. 2rosedur ini dilakukan secara cepat dengan peralatan

    yang minimal dan dapat dikategorikan sebagai trakeostomi emergensi. $iasanya

    dikerjakan pada kondisi!kondisi yang tidak optimal dan potensi kemungkinan

    terdapatnya trauma laring cukup tinggi. $ila pasien telah stabil, harus dilakukan

     pemeriksaan di kamar operasi dan laring harus diperiksa secara endoskopis.

    $ila ada tanda!tanda kerusakan pada laring atau jika diperlukan /entilasi

    dalam jangka waktu lama, maka krikotiroidotomi harus diganti dengan

    trakeostomi formal.

    !.6 %an+l 7"+e 8"rakeosto*i

    2emilihan jenis tuba trakeostomi sangatlah penting. Tujuan utama

    trakeotomi adalah (a menyediakan jalan nafas, (b menyediakan akses /entilasi

    mekanin tekanan positif, (c mengurangi risiko aspirasi dan menyediakan akses

    suction pada jalur tracheobronchial tree.#

    Tabung trakeostomi yang ideal harus cukup untuk menjaga jalan napas ,

    fleksibel , memiliki efek yang minimal terhadap kerusakan jaringan dan nyaman

    9

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    36/85

    >

    dipakai oleh pasien. Tabung trakeostomi berbentuk busur yang disebut sebagai

    /urve ackson  , yang memungkinkan tabung tersebut dapat masuk ke dalam

    trakea. 1

    !.6.1 Bagian %an+l tra0#eosto*i .

     

    1. %an+l l+ar merupakan tabung kanul utama yang masuk ke dalam trakea,

    ukuran tabung mengacu pada diameter dalam kanula luar.#. %an+l dala* merupakan tabung yang terletak di dalam kanul luar yang

    dapat dilepaskan dari kanul luar, untuk menjaga jalan nafas tetap bersih,

    ukuran kanul dalam lebih sempit dan lebih panjang dari kanul luar yang

     bertujuan agar tidak terjadi penumpukan sekret pada ujung kanul luar.

    Kanul dalam tersedia dalam bentuk #a. 2olos dan #b fenestrated

    Eenis kanul fenestrated mempunyai lubang pada dinding posterior dari

    kanul luar, yang memungkinkan lewatnya aliran udara melalui saluran

    nafas atas dan lubang trakeostomi. %liran udara ini memungkinkan pasien

     berbicara dan menghasilkan batuk yang lebih efektif. Kanul yang

    mempunyai fenestrasi ini seringkali digunakan sebelum proses dekanulasi

    untuk menjamin seorang pasien dapat mentoleransi nafas melalui jalan

    nafas normal .

    !. +))  merupakan sebuah balon yang berda pada ujung distal dari tabung,

    ketika balon dikembangkan maka balon tersebut akan mengembang

    >

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    37/85

    @

    menekan dinding trake sehingga dapat melindungi dari aspirasi dan

    memungkinkan tekanan /entilasi yang positif.

    - . (ilt balln  merupakan  balon eksternal yang menghubungkan dengan

    cuff..

    5.  $lan*e + (late neck   merupakan pelat leher yang berfungsi untuk 

    menyokong struktur tabung utama,agar tabung berada dalam trakea

    ,. Intrducer + bturatr   merupakan poros be/el berujung, yang

    ditempatkan di dalam cannula luar, yang digunakan pada saat tabung aka

    dimasukan ke dalam

    - . )enestrasi merupakan kanul dalam yang memiliki satu 7 beberapa lubang,

    sehingga udara dapat melewati lubang tersebut yang memungkinkan

     pasien dapat berbicara dan batuk lebih efektif .

    . 1& mm ada"ter  merupakan bagian yang tabung yang dapat dihubungkan

    dengan peralatan /entilasi.

    !.6.2 Uk+ran t+e

    4kuran dan jenis kanul yang dipergunakan sangat bergantung

    kepada ukuran trakea dan kebutuhan indi/idual seseorang. 'amun secara

    umum ukuran yang optimal adalah dipilih kanul dengan diameter dalam

    yang paling lebar untuk menurunkan resistensi jalan nafas, +edangkan

    diameter luar yang dipilih haruslah yang paling kecil untuk mencegah

    stenosis. $erbagai panduan dalam memilih ukuran tube, dapat berdasarkan

    atas usia, berat badan, lingkar lengan dan lingkar leher .

    $erdasarkan usia, ukuran tube untuk dewasa adalah jackson no @

    atau ukuran tube lain dengan diameter canul dalam B mm dimana diameter 

    canul luar tidak lebih besar dari dua pertiga diameter trakea. 2ada anak!

    anak , setelah usia > bulan anak memerlukan ukuran tube sekurang!

    kurangnya sama dengan usia mereka pada ulang tahun berikutnya ( hingga

    ukuran >. 4kuran yang terlalu kecil dapat mengakibatkan aliran udara

    yang masuk tidak cukup, namun ukuran tabung yang terlalu besar dapat

    mengakibatkan pembentukan jaringan granulasi. Dalam keadaan situasi

    @

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    38/85

    B

    gawat darurat, untuk memilih trakeostomi tube pada anak!anak adalah

    dengan melihat jari kelingking anak tersebut. 4kuran kelingking kira!kira

    mendekati diameter luar tuba yang dipilih. 2emilihan ukuran tube

     berdasarkan usia dapat dilihat seperti tabel di bawah ini ;

    Tabel 4kuran tube berdasarkan usia

    Tabel 4kuran tube berdasarkan lingkar leher dan lingkar lengan

    !.6.! Pe*ili#an an+l9 "+e "rakeosto*i

    $erdasarkan bahan )ateri pembentuk kanul trakeostomi dapat terbuat dari

     plastik atau dari bahan metal, dengan berbagai macam panjang dan diameter yang

     berbeda %dapun jenis dan contoh kanul trakeostomi yang banyak beredar dan

    digunakan antara lain ;

    1. )ateri metal ;

    B

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    39/85

    5

    • "olinger 

    •Eackson

    #. )ateri poly/inyl chlorida ;

    • +hiley

    • 2orte8

    . )ateri silastic ;

    • %rgyle $i/ona

    Keuntungan memakai kanul dari polyninyl chlorida adalah lebih lentur sehingga

    lebih mudah mengikuti bentik trakea dan cenderung mengumpulkan sekret lebih

    sedikit. 2ipa silicon yang lembut penting terutama pada anak dengan abnormalitas

    spinal dengan bentuk atau de/iasi abnormal trakea.

    Kanul trakea juga tersedia dalam bentuk terdapat balon dan tidak disertai

     balon. Ketika balon diinflasi, hal ini akan menutup celah antara kanul dengan

    trakea, sehingga hanya aliran udara yang yang melewati lumen kanul yang dapat

    sampai ke paru!paru. Kanul yang dilengkapi balon harus dipergunakan pada

     pasien yang memerlukan /entilasi mekanis. 4ntuk pasien yang bernafas spontan,

     balon mungkin diperlukan untuk diinflasi ketika pasien menerima makanan oral,

    selain daripada itu balon dikempeskan. +edangkan kanul yang tidak dilengkapi

    dengan balon dipergunakan pada pasien di rumah dengan trakeostomi permanen.

    Eenis kanul yang lain, berdasarkan ada tidaknya fenestrasi.

    Kanul "olinger dan Eackson mempunyai inner cannule dan mungkin

     penting pada prosedur rekontruksi saat stent diikat dengan kawat ke pipa

    trakeostomi. Kanul dalam ini mempermudah cara pembersihan lumen pipatrakeostomi untuk periode lama. +ehingga dengan demikian jenis dan ukuran dari

    kanul juga berpengaruh terhadap perawatan pasca trakeostomi.

    5

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    40/85

    36

    Gambar . /ebera"a cnt) kanul trakestmi  

     0eterangan :

    a. kanul materi plastik 

    b. kanul materi metal 

    c. kanul krikotiroidotomi

     

    36

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    41/85

    31

    !.: "eknik &perasi

    !.:.1. Alat;alat . Klem hemostat > buah

    @. unting tajam

    B. Earum kecil N

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    42/85

    3#

    +ebelum melakukan tindakan trakeostomi, operator harus menjelaskan

    kepada penderita dan keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan dengan

    segala resikonya, sehingga penderita dan keluarganya mengerti dan menyetujui

    tindakan trakeostomi tersebut.

    #. 2osisi penderita

    2asien diletakaan pada meja operasi dengan bantalan bahu dengan leher 

    ekstensi. 2ada dewasa dengan obstruksi jalur nafas yang tidak memungkinakan

     posisi terlentang, trakeotomi dapat dilakuan dengen posisi pasien setengah duduk 

    (39 derajat. #

    2enderita berada dalam posisi terlentang, kepala ekstensi dengan

    menempatkan bantalan di bawah bahu ( diantara scapula , sehingga leher lebih

    ekstensi dan trakea lebih mudah dicapai, bagian kaki penderita direndahkan 6

    derajat guna menurunkan tekanan /ena sentral. perator berdiri di sebelah kanan

     penderita dan asisten di sebelah kiri. ( boies

     

    a*ar . Posisi penderita saat dilak+kan tindakan trakeosto*i 1-

    . % dan %ntiseptik , %nestesi

    2emilihan teknik anestesi bergantung pada keadaan. 2asien dengan

    keterbatasan jalur nafas dan distress pernafasan harus ditangani dengan anestesi

    lokal tanpa sedasi untuk mengurangi kerja pernafasan. +edang pada anak!anak 

    sebaiknya dilakukan anestesi umum. Kemudaian teknik aseptik dilakukan dengan

    3#

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    43/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    44/85

    33

    a*ar aris k#a. *ascia yang membungkus batas bawah kartilago krikoidea diinsisi secara

    trans/ersal sehingga mencapai trakea. Dengan hemostat terbuka dan

    dilakukan penekanan ke bawah, pemandangan ke trakea lebih terbuka di

     belakang istmus tiroid.

    @. Kelenjar tiroid dengan istmus yang terletak di atas trakea, biasanya dapat

    diretraksi ke atas atau ke bawah, dengan demikian dapat langsung

    mencapai keempat cincin trakea yang pertama. $ila sulit diretraksi maka

    istmus harus diklem, dipotong dan ditambatkan jauh dari garis tengah

    lapangan operasi.

    33

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    45/85

    39

    a*ar -.1!. Pe*easan kelen,ar tiroid dari trakea 1!

    a*ar -.1-. Pengangkatan Ist*+s tiroid +nt+k ekspos trakea 1!

    39

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    46/85

    3>

    a*ar -.15.Prosed+r alternati) pe*otongan ist*+s1!

    B. +kalpel dipegang seperti memegang pensil, jari kelingking diletakkan di

    atas manubrium sterni dan secara hati!hati dilakukan insisi /ertikal melalui

    cincin trakea ke && dan &&&, bila perlu sampai ke &0. +ebaiknya dilakukan

    aspirasi udara di trakea lebih dahulu sebelum melakukan insisi. &nsisi

    sebaiknya menghindari cincin trakea ke satu oleh karena dapat

    menimbulkan stenosis trakea.

    3>

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    47/85

    3@

    a*ar -.16. Insisi trakea pada 0in0in kartilago 2;- 1!

    5. 2ada saat trakea dibuka (cincin trakea diinsisi, asisten harus sudah

    mempersiapkan alat penghisap lendir (suction untuk menghisap sekret

    atau mucus yang ada dalam lumen trakea dan untuk mencegah

    menyemprotnya sekret.

    16. Tepi luka dijepit dengan hemostat dan dengan gunting, cincin trakea ke &&&

    dipotong melingkar sehingga terdapat celah di dinding anterior trakea.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    48/85

    3B

    a*ar -.1:. "raksi enang nilon +nt+k *en,a*in insersi kan+l 1! 

    a*ar -.13. Insersi kan+l trakeosto*i:

    1#. +elama tindakan operasi berlangsung, oksigen harus selalu terpasang di

    depan hidung dan setelah trakea terbuka oksigen dipasang di depan stoma.

     

    a*ar -.1= %an+l dala* diinsersi> sa

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    49/85

    35

    tuba. Terkadang jahitan untuk penegangan dilakukan untuk membantu

    mengekspos trakea. 2enggunaan hook krikoid dan trakea sangatlah penting untuk 

    membantu mengekspos trakea saat insersi. Dilator Trousseau kemudian

    dimasukkan pada celah bukaan dan ketika bukaan cukup lebar, insersi kanula

    dapat dilakukan dari sudut kanan trakea dan posisikan kanul sehingga posisi

    aksisnya paralel dengan trakea (ambar 3.@. $iasanya obturator digunakan

    dalam membantu insersi dan ketika insersi kanula berhasil dilakukan, obturator 

    dapat dilepas segera, dan kanula di bagian dalam dapat diinsersi.#,B 

    0entilasi yang adekuat diberikan melalu kanul yang telah terpasang, dan

    modalitas bantuan nafas semipermanen seperti tuba endotrakeal atau bronkoskopi

    yang telah dipasang sebelumnya dapat dilepas. Kanul trakeostomi kemudian

    difiksasi dengan jahitan kemudian plester trakeostomi dipasang pada kulit.

    2enggunaan dressings  yang terlalu banyak dibawah plester trakeostomi harus

    dihindari karena menganggu stabilitas tuba. Kemudian konfirmasi letak tuba

    dilakukan dengan foto )oentgent   thoraks.#,B &lustrasi prosedur dapat dilihat pada

    ambar 3.9 hingga ambar 3.B. 

    a*ar -.5. Prosed+r "rakeosto*i. &nsisi melalui platisma untuk memaparkan

    /ena jugularis anterior dan fasia yang menutupi otot strap muscle# 

    35

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    50/85

    96

    a*ar -.6. Prosed+r "rakeosto*i. A. tot strap muscle dipisahkan pada garis

    tengah dan dilakukan retraksi lateral, serta dilakukan identifikasi trakea dan tiroid.

    B.&smus tiroid direktraksi ke arah superior atau dibelah. . 2aparan cincin trakea

     pertama hingga ke!empat, dan inisisi dilakukan antara cincin pertama atau kedua,

    atau ke!dua dan ke!tiga cincin anterior. #

    A B

    96

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    51/85

    91

     

    D E

    a*ar -.:. Prosed+r "rakeosto*i. A. 2ada bayi dan anak!anak, inisi /ertikal

    dilakukan pada cincin trakea ke!dua dan ke!tiga tanpa pemotongan kartilago. B.

    2ada pasien dewasa, bagian anterior cincin ke!dua, tiga dan empat dipotong,

    menghaslkan celah persegi. Eahitan traksi dapat dilakukan pada sisi lateral atau

    superor dan inferior. . Eahitan traksi dibuat pada trakea dengan menggunakan

     benang silk #!6. D. &nsersi tuba trakeostomi pada trakea. . $agian Hneck plateI

    dijahit pada kulit untuk fiksasi. #

    91

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    52/85

    1

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    53/85

    #

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    54/85

    "umidifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan nebuliser atau alat berbentuk 

    kancing yang diletakkan pada kanul.

    "al ini penting untuk mencegah terjadinya infeksi trakea dan tebentuknya krusta.

    2ada keadaan ini udara inspirasi masuk ke dalam saluran pernafasan tanpa filtrasi

    yang sempurna sehingga menyebabkan gangguan aktifitasdari silia mukosa

     bronkus dan gangguan silia norma luntuk mengeluarkan partikel dari saluran

     pernafasan, akibatnya sekresi mukus berkurang dan dapat terjadi metaplasia

    skuamosa dari epitel trakea yang akhirnya akan membentuk krusta. leh karena

    itu epitel mukosa tidak mampu melakukan proteksi terhadap kuman yang masuk 

     bersama udara inspirasi dan mudah menyebabkan trakeitis.

    $ila sekret yang timbul menjadi kental atau kering sehingga menjadi krusta,

    masukkanlah beberapa tetes sampai #cc 'a

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    55/85

    a*ar -.2!. "ek#nik peng#isapan sekret12

    2ada pasien trakeostomi yang berbunyi menggelegak berada dalam resiko besar 

    dan harus dilakukan penghisapan. Tekhnik ini dilakuakan dalam kondisi steril,

    setipakalinya mengguanakan kateter sekali pakai yang baru 7 steril. perator harus

    mengguanakan sarung tangan dan mencuci tangannya sebelum dan setelahmelakukan tindakan pada penderita.Tindakan penghisapan dilakukan secara hati!

    hati dan diusahakan kateter trakea dibedakan dengan kateter hidung 7 mulut.

    2enggunaan konektor F dan kateter disposibel menurunkan insidensi komplikasi

    yang sering menyertai dan mencemari cairan yang steril.

    -.:.!. Penggantian %an+l

    2ada penggunaan kanul metal harus diperhatikan apakah ada sekret atau krusta

    yang menutupi kanul tersebut. $ila ada maka dicoba dengan meneteskan 'a

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    56/85

    13. "anya sedikit menimbulkan ulserasi bila dipakai bersama respirator 

    19. )onitoring lebih mudah karena tidak memakai kanul dalam

    1>. 2anjang kanul dapat disesuaikan menurut kebutuhan

    Kerugian dari kanul ini adalah tidak dapat disterilkan dengan ethylene o8ide sebab

    Jat yang dihasilkan akibat reaksinya yaitu ethylene glycol dan ethylene chloride

    merupakan Jat yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa yang berat, tetapi

    dengan mengguanakan kanul dari plastik ini, penggantian kanul trakeostomi

    menjadi berkurang.

    -.:.-. Dekan+lasi

    Dekanulasi sebaiknya dilakukan secepatnya untuk menghindari terjadinya

    trakeobronkitis, ulserasi trakea,stenosis trakea, trakeomalasia dan trakeokutaneus.

    Tetapi meski demikian sebelum dekanulasi harus diperhatikan apakah pasase

    udara berjalan lancar melalui rima glottis, untuk itu sebaiknya dilakukan

    laringoskopi terlebih dahulu.

    2roses dekanulasi dilakukan secara bertahap, yaitu lumen kecil ditutup dengan

    gabus kecil yang makin lama makin diperbesar sehingga menutup seluruh lumen.

    $ila tidak ada tanda sesak nafas maka kanul dapat dilepas 7 cabut dan luka operasi

    ditutup dengan kassa steril setelah sebelumnya dilakukan penjahitan luka operasi

    untuk alasan kosmetik.

    Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi lama dan sulitnya dekanulasi,

    yaitu;

    Kondisi yang memerlukan trakeostomi yang menetap

    Dislokasi dinding trakea

    Earingan granulasi yang timbul sekitar stoma

    dema dari mukosa trakea

    2erasaan ketergantungan pada trakeostomi

    Ketidakmampuan menyesuaikan diri untuk bernafas melalui jalan nafas

    yang normal setelah dekanulasi

    9

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    57/85

    +tenosis subglotis

    Trakeomalasia

    Tidak terkordinasinya reflek pembukaan laring

    angguan pertumbuhan dari laring sebagai akibat dari trakeostomi yang

    lama

     

    ! .3. %o*plikasi trakeosto*i

    Komplikasi trakeostomi dapat dibagi menjadi intraoperatif ( dalam #3 jam

     pertama , pasca operasi dini (dalam waktu 1!13 hari , dan pasca operasi lanjut.( dalam waktu lebih dari 13 hari . +ebagian besar komplikasi dapat dicegah dan

    terjadi pada periode pasca operasi. +ecara umum insidensi komplikasi trakeostomi

     berkisar 9!36C.Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu perdarahan, obstruksi

     pada tabung 7 bergesernya tube trakeostomi. Kasus kematian berkisar 6,9!1,>C

     Komplikasi trakeotomi dapat dilihat pada tabel dibawah berikut.1,@

      "ael . %o*plikasi "rakeosto*i

    Intraoperati) Pas0a operasi dini Pas0a operasi lan,+t

    • 2erdarahan

    • 2neumotoraks

    • 2neumomediastinum

    • Kebakaran

    • *istula

    trakeoesofageal

    intraoperatif

    • dema paru

    • bstruksi tube

    • Tube trakeostomi

     bergeser 

    • 2erdarahan pasca

    operasi

    • &nfeksi luka

    • mphysema subkutan

    • Earingan granulasi

    • *istula Trakeoesofagus

    • -uptur arteri

    tracheoinnominate

    • +tenosis trakea dan

    trakeomalasia

    • *istula tracheokutan

    •  $epressed scar 

     

    !.3.1 %o*plikasi Intra &perati)

    1. 2erdarahan

    Terjadinya perdarahan dapat disebabkan karena gangguang koagulasi, dan

    hemostatis pada tindaksn trakeostomi tidak sempurna. angguan koagulasi dapat

    dikoreksi pada saat preoperati/e.

    >

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    58/85

    +ecara signifikan sumber perdarahan dapat berasal dari anterior /ena

     jugularis dan dari istmus tiroid. +ehingga pada saat tindakan pembedahan, insisi

    lateral dari trakea harus dihindari untuk mencegah rusaknya /ena jugularis interna

    dan arteri carotis,

    #. 2neumotoraks

    Disebabkan karena adanya udara yang merambat ke ka/um pleura. $iasanya

    cidera pada kaput pleura terjadi pada anak!anak dan bayi karena letaknya lebih

    tinggi. "al ini terjadi bila trakeostomi dilakukan tanpa terlebih dulu memasang

     bronkoskop atau tuba endotrakeal.

    2neumotoraks spontan terjadi karena ruptur pleura /isceralis dalam usahanya

    mengatasi keadaan asfiksia. 2neumotoraks dapat terjadi pula karena trauma

    langsung, misalnya pada trakeostomi letak rendah. Terapinya dengan dengan

    menempatkan chest tube secara under under water seal.

    *oto rongent dada harus selalu diperiksa pada trakeostomi yang sulit dan

    trakeostomi pada anak!anak untuk diagnosa dini.

    . 2neumomediastenum

    Timbul karena peresapan udara melalui luka atau karena batuk sehingga udara di

     jaringan ser/ikal turun diantara lapisan!lapisan mediastenum. "al ini dapat

    dicegah dengan membungkus luka yang terbuka. 2neumomediastenum dapat

    menyebabkan gangguan peredaran udara atau robeknya pleura parietalis sehingga

    dapat menjadi simple atau tension pneumotoraks.

    3. *istula Trakeaesofageal

    Disebabkan karena diseksi yang terlalu dalam sehingga menyebabkan penetrasi

     pada otot posterior dari trakea ke esophagus.

    9. 2aralisis '. Laringeus -ekuren

    Terjadi karena diseksi yang terlalu ke lateral. 4ntuk menghindari hal ini maka

    diseksi dilakukan di garis tengah dengan mengfiksasi trakea ditengah atau

    dimasukkan tube endotrakeal rigid terlebih dahulu.

    @

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    59/85

    >.

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    60/85

    sebelahnya. Kanul yang terlalu pendek dapat menyebabkan pergeseran kanul

    keluar trakea terutama bila leher fleksi pada pasien gemuk atau anak!anak.

    Komplikasi ini sering terjadi dan dapat dicegah dengan seleksi pemilihan kanul

    yang seksama, diikuti dengan e/aluasi radiologis post operasi.

    3. mfisema +ubkutan

    Terjadi di sekitar stoma yang dapat meluas ke daerah muka dada bagian atas. "al

    ini disebabkan karena terlalu rapatnya jahitan pada lika insisi sehingga udara yang

    terperangkap di dalamnya dapat masuk ke jaringan subkutan pada waktu batuk.

    Dpat juga melalui lubang yang terlalu sempitpada fascia pretrakeal sekitar kanul.

    4ntuk mengatasi hal ini dilakukan multiple puncture. Kemudian dengan

    melonggarkan semua jahitan akan mecegah komplikasi lebih lanjut, seperti

     pneumomediastenum dan pneumotoraks.

    9. dema 2ulmonal

    >. &nfeksi

    @. Disfagia

    Diperkirakan terjadi karena adanya hambatan jugulomandibular reflek pada saat

    menelan. "al ini terjadi karena fiksasi trakea ke kulit dan strap muscle oleh kanul

    yang dikelilingi daerah fibrosis, sehingga otot fibrosis terganggu.

    B. Trakeitis dan trakeobronkitis

    +ering pada bayi disebabkan udara yang masuk melalui kanul tidak terfiltrasi

    sempurna. 4ntuk mencegah komplikasi ini dilakukan dengan humidifikasi

    nebuliser dengan trakeal kolar, pemasangan endotrakeal untuk pemberian cairan

    dan pemasangan # konsentrasi tinggi mempunyai efek mengeringkan mukosa

    trakea.

    -.3.! %o*plikasi Lan,+t

    1. 2erdarahan yang terlambat

    4jung kanul dapat menyebabkan tekanan atau nekrosis sehingga dinding

     pembuluh darah dapat mengalami erosi seperti pada %. &nominata melalui kiri dan

    kananbagian depan trakea pada batas sternum, %.Tiroidea +uperiordan inferior, %

    Karotis Komunis, %rkus %orta dan 0. &nominata.

    5

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    61/85

    $ila hal ini terjadi dilakukan bronkoskopi untuk melihat penyebabnya dan untuk 

    menjahit erosi, biasanya dilakukan median sternotomi. +ebagai tindakan

     pencegahan antara lain pada saat insisi kulit dilakukan dengan adekuat dan

    menghindari trakeostomi letak rendah, kanul metal diganti plastik atau silicon dan

    menjaga kelembaban yang tinggi serta perawatan yang a septic dari trakeostomi.

    #. +tenosis trakea

    $iasanya terjadi tanpa gejala dan terdapat stridor bila stenosis yang terjadi hebat

    sekali. +ering terjadi pada anak!anak karena eksisi kartilago dinding anterior 

    trakea yaitu kartilago trakea yang merupakan satu!satunya penyangga trakea

     berbentuk sirkuler. Dapat terjadi granulasi karena defek yang besar memperlambat

    epitelisasi dan menyebabkan obstruksi

    *aktor predisposisi terjadinya stenosis trakea adalah ;

    %danya ulserasi di daerah kanul pada membran mukosa, kerusakan

    dan absorbsi dari kartilago yang rusak sehingga menyebabkan

    terjadinya kontraktur di sekitar

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    62/85

    a*ar -.2-. %o*plikasi stenosis akiat trakeosto*i 5

    . *istula Trakeoesofageal Lambat

    $iasanya terjadi akibat insisi yang kurang hati!hati mengenai trakea bagian

     posterior atau karena ujung kanul yang salah ke arah posterior menimbulkan

    iritasi berlanjut menjadi jaringan nekrotik pada dinding posteriortrakea dan

    didnding anterior esophagus. "al ini sering diikuti dengan aspirasi isi lambung

    dan esophagus sehingga menyebabkan pneumonitis. +ebagai pencegahan, balon

     pada kanul harus dikempeskan tiap jam supaya tidak terjadi nekrosis mukosa.

    +ering terjadi fistel, maka penutupan spontan tidak akan terjadi. Tindakan operatif 

    dilakukan dengan membuat rorasi flap dari otot untuk menutupi bagian yang

    terluka.

    11

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    63/85

    a*ar -.25. %o*plikasi )ist+la akiat trakeosto*i 5

    9. *istula Trakeokutaneus

    %danya epitelisasi menyebabkan gangguan penutupan stoma. Tindakan yang

    diperlukan adalah melakukan insisi daerah epitelisasi tersebut dan selanjutnya

    dilakukan operasi plastik.

    >. &nfeksi

    $iasanya merupakan infeksi sekunder yang timbul bila saat melakukan

     penghisapan menggunakan alat yang tidak steril atau kurangnya kelembaban.

    Keadaan ini dapat merupakan predisposisi untuk terjadinya trakeitis dan pneumonia.

    @. Earingan 2arut Leher  

    Terjadi karena insisi /ertikal atau trakeostomi yang terlalu lama, hal ini dapat

    diperkecil dengan dekanulasi lebih dini. Kontraktur /ertikal dan hipertropik scar 

    yang melebar dapat ditanggulangi dengan repair O!plasty. )asalah skar ini terjadi

    1#

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    64/85

    karena perlekatan kulit ke trakea yang akan mempengaruhi gerakan menelan atau

     pembentukan skar yang melekuk ke dalam. 2ada keadaan ini luka atau stoma

    dibuka atau dilepaskan dan ditutup lagi dengan cara aproksimasi jaringan yang

    hati!hati.

    B. Dekanulasi yang sulit

    )erupakan komplikasi tersering pada anak!anak, biasanya sekunder dari faktor 

     psikis dan organis. Kanul dapat diekstubasi dalam B : 16 hari atau lebih cepat lagi

     bila memungkinkan. $ila tidak, dekanulasi menjadi sulit karena ;

    • %nak!anak terbiasa dengan resistensi jalan nafas yang kurang karena

    trakeostomi menurunkan dead space

    • %nak!anak cenderung melupakan reflek apneu selama deglutisi

    sehingga dapat menyebabkan aspirasi

    • Terjadi kolaps trakea

    $eberapa penyebab yang menyebabkan dekanulsasi menjadi sulit ;

    • Kesalahan prosedur dan perawatan post trakeostomi

    2emakaian kanul yang tidak sesuai

    • ksisi kartilago trakea

    • 2aralisis '. Laringeus -ekurens

    • 2emakaian intubasi yang terlalu lama

    *aktor : faktor tersebut di atas dapat menyebabkan terjadinya trakeomalasia,

    granulasi dan edema pada trakea sehingga menyulitkan dekanulasi.

    -.=. "$A%E&'"&(I PADA ANA% 1>=>1?

    Keputusan dalam penatalaksanaan masalah saluran nafas pada anak!anak 

    merupakan tugas yang sulit dan memerlukan rencana dan e/aluasi yang cermat.

    2ilihan inter/ensi antara intubasi endotrakeal atau dengan trakeostomi

    membutuhkan sebuah tim yang terdiri dari ahli pediatrik, ahli intensi/e care,

    anestesiologis, serta ahli T"T. "asil yang terpenting adalah patensi saluran nafas

    yang aman dengan hasil morbiditas dan mortalitas yang rendah.

    1

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    65/85

    +ebagai tambahan, waktu membuat keputusan dan periode manajemen yang terus

    menerus, sebuah tim dari perawat berpendidikan, ahli terapi wicara, ahli terapi

     pernafasan, serta psikolog sangat membantu.

    2ertimbangan pengalaman dan kemampuan menangani pada penggunaan fasilitas

    medis juga penting. rang tua merupakan bagian /ital dari tim. +ering tercatat

     bahwa ketika trakeostomi dibutuhkan, respon awal orang tua sangat negatif.

    -.=.1 Anato*i 'al+ran Na)as Anak

    %nak bukanlah miniatur dari pasien dewasa, melainkan indi/idu yang berbeda.

    Terdapat beberapa perbedaan, baik anatomi maupun fisiologi saluran nafas pada

    anak dan dewasa, antara lain ;

    1. Ealan nafas pada anak relatif lebih pendek ( leher pendek, struktur anatomi

    lebih kecil, struktur /ital saling berdekatan

    #. Letak laring posisinya lebih tinggi. Kartilago cricoid terletak setinggi

    /ertebra ser/ikalis ke &&& dan turun sampai pada /ertebra ser/ikalis ke 0&

     padaorang dewasa

    . Kartilago tiroid tidak mengemuka 7 menonjol sepeti konfigurasi pada

    orang dewasa, sehingga kartilago krikoid yang kemudian menjadi patokan

    mudah untuk mengidentifikasi pada anak 

    3. '. Laringeus -ekurens terletak di lateral trakea, karena pre /ertebra diisi

    lemak 

    9. 2ersendian antara kepala dan leher mobile dan dagu mungkin lebih

    terpisah dari garis tengah selama operasi

    -.=.2. Pe*ili#an "+e "rakeosto*i

    Kekhususan lumen yang sempit pada trakea anak dan perbedaan anatomi lain

    yang jelas dianjurkan pemakaian tube kanul plastik untuk pediatrik daripada tube

    metal kecil untuk dewasa. +oft tube yang lentur lebih mudah mengikuti bentuk 

    trakea bayi atau anak. $erbagai macam ukuran panjang dengan ber/ariasi

    diameter dalam dan luar penting untuk kisaran umur dan anak yang sedang

     berkembang.

    13

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    66/85

    Tube trakeostomi pediatrik dari poly/inyl chloride diperkenalkan pada 15>9 oleh

    %berdeen dan memulai perkembangan lebih banyak pada tube trakeostomi

     pediatrik modern. 2oly/inyl chloride (+hiley 2orte8 dan +ilastic tube (%rgyle

    $i/ona lebih lentur dan cenderung mengumpulkan lebih sedikit sekresi.

    )ereka tidak mempunyai inner cannule dan karena kemampuannya yang lunak 

    meningkat, dapat melakukan dekanulasi sewaktu!waktu dengan lebih mudah.

    Tube trakeostomi yang kecil secara umum tidak mempunyai cuff(manset. 2ipa

    +hiley $i/ona keduanya tersedia pada ukuran standar pediatrik seperti juga

     bermacam!macam ukuran neonatus. 2ipa silicone yang lebih lembut mungkin

    terutama pemting pada anak dengan abnormalitas spinal dengan bentuk atau

    de/iasi abnormal trakea. "olinger Eackson metal tracheostomy tube

    mempunyai inner cannule dan mungkin penting pada prosedur rekonstruksi saat

    stent mungkin diikat dengan kawat ke pipa trakeostomi. &nner cannule

    menyediakan cara untuk mebersihkan lumen pipa dengan trakeostomi yang

    ditempatkan untuk periode yang lama. Lebih banyak kecocokan dan standarisasi

    untuk sistem ukuran dan penomoran standar dari tube endotrakeal telah

    dikembangkan, tetapi kemajuan lebih lanjut diperlukan.

    2emilihan tube trakeostomu tergantung pada status harapan anak. Eika anak 

    diharapkan menjadi di/entilasi dengan tekanan positif, snug!fitting tube (tube

    ketat rapi disediakan sedikitnya pada permulaan untuk mencegah kebocoran, dan

    sebuah noncuffed tube selalu lebih disukai. Eika anak tidak mendapatkan

    dukungan /entilasi, tube yang kecil dapat ditempatkan untuk menyediakan

    tekanan yang paling sedikit pada trakea dan penyediaan udara untuk mengedarkan

    ke trakea dan naik ke /ocal cord untuk fonasi.

    Diameter dalam dari tube trakeostomi seharusnya bagaimanapun adekuat untuk 

    mendapatkan penyedotan dan pasase udara yang adekuat. Laringoskopi dan

     bronkoskopi dapat dilaksanakan pada tempat ini jika ukuran dan posisi tube

    trakeostomi dalam keraguan.

    Luka trakeostomi jangan ditutup karena tutup yang komplit dapat menimbulkan

    kemungkinan perkembangan emfisema subkutan. 4ntuk perawatan trakeotomi

    19

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    67/85

    yang lebih intensif, pasien anak kemudian dianjurkan dipindahkan ke pediatric

    &

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    68/85

    )emiliki sedikit /askuler

    retraksi lebih mudah,

    2osisi kanul trakeostomi post operasinya lebih baik 

    Tidak menyebabkan menurunnya insisi yang berat dari kanul

    trakeostomi

    B. &nsisi  dilakukan melalui kulit, lemak subkutan dan otot platisma

    (sepanjang kurang lebih 1,9 cm

    5. Dilanjutkan dengan diseksi secara /ertikal dengan teliti dan hati!hati.

    16. tot : otot pengikat (strap muscles diretraksikan ke lateral, dan seluruhdiseksi dilakukan pada bidang superior ke inferior. %sisten menarik jaringan

    dengan forsep bergigi dan meretraksikan dengan retraktor /ena.

    11. 2erdarahan dihentikan dengan elektrokauter dan bila perlu pembuluh

    darah besar diligasi.

    1#. &sthmus tiroid dapat diretraksikan ke superior atau inferior sesuai

    keperluan atau dipotong jika perlu. &sthmus sangat kecil pada bayi dan selalu

    dapat dicabangkan dengan elektrokauter.

    1. +etelah kartilago krikoid diidentifikasi, trakea akan teridentifikasi dan

    cincin trakea ke && dan ke &&& dibersihkan dari jaringan lunak.

    13. %spirasi jarum pada trakea merupakan prosedur yang dapat diterima pada

    anak untuk memastikan suatu pembuluh darah besar jangan sampai

    dikelirukan dengan jalan nafas

    19. Traksi jahitan dibuat antero lateral pada ke dua sisi garis tengah.,

    menembus dua cincin trakea sebelum dibuat insisi /ertikal pada garis median

    cincin ke && dan ke &&&.

    1>. Earingan trakea tidak dieksisi pada anak. 2ada titik ini, ahli anestesi akan

    memberitahukan kehilangan tekanan positif. +aat endotrakeal tube ditarik ke

     proksimal, tempat trakeostomi kemudian diretraksikan ke lateral dengan

     jahitan traksi untuk mendapatkan penempatan yang mudah dari tube

    trakeostomi.

    1@. ndotrakeal tube tetap pada tingkat glotis dan sedikit kedalam ruang

    subglotis pada titik ini untuk memberikan /entilasi yang lebih jauh melalui

    1@

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    69/85

    endotrakeal tube seharusnya dapat menjadi masalah dengan penempatan

    trakeostomi

    1B. +uction catheter yang lunak dapat ditempatkan melalui tempat trakeoetomi

    sebelum penempatan tube untuk mendapatkan /isualisasi terbaik serta

    menyingkirkan darah dan sekret.

    15. +etelah kanul ditempatkan, tali kanul trakeostomi kemudian diamankan,

    dan simpul ditalikan di lateral pada sisi lain dari leher 

    #6. Luka trakeostomi jangan ditutup rapat karena dapat menimbulkan

    emfisema subkutan. +elain itu, karena jika penempatan kurang hati!hati dari

    tube yang terjadi postoperatif, menunda pengangkatan tube dari leher dan

     penempatan kembali tube secara cepat.

    a*ar -.26 Prosed+r trak#eosto*i pada anak 1

    Keterangan ;

    %. %nak terintubasi dan dalam narkose umum

    $. &nsisi dan traksi kartilago trakea

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    70/85

    -.=.- %o*plikasi

    +eperti halnya komplikasi trakeostomi pada dewasa, komplikasi trakeotomi

     pediatrik juga diklasifikasikan menjadi yakni;

    • komplikasi intraoperatif 

    •  post operatif dini

    •  post operatif lambat

    Keseluruhan angka mortalitas untuk kelompok umur kurang dari 1 tahun

    dilaporkan 3#C. Dengan angka komplikasi yang lebih tinggi terlihat pada bayi

     prematur dan bayi yang menggunakan trakeostomi untuk obstruksi saluran nafas

    atas.

    -.=.-.1. %o*plikasi Intra &perati)  

    1. 2erdarahan

    )erupakan komplikasi intraoperatif yang terbayak. Diseksi terbatas yang hati!hati

     pada trakea dengan kontrol yang sangat cermat dari perdarahan akan mengurangi

    komplikasi ini. 2erdarahan menetap yang berarti yang tidak dikontrol denganelektroakuter, ikatan jahitan, dan tampon longgar dengan elfoam dapat

    diindikasikan sebagai pembekuan abnormalitas.

    2. mfisema subkutan

    mfisema adalah hasil terperangkapnya udara dalam jaringan lunak dan dapat

    dikurangi dengan tidak menjahit insisi kulit dan mengikat diseksi pada garis

    tengah trakea. mfisema subkutan yang ekstensif ditangani dengan melebarkan

    luka pada leher, dan kadang!kadang diperlukan penempatan drain.

    !. 2neumomediastinum dan pneumotoraks

    +uatu kondisi yang dapat terjadi dari luka yang berbentuk kubah dari

     pleura selama prosedur trakeostomi.

    -. -uptur %l/eoli

    -uptur dari al/eoli dapat terjadi akibat peningkatan tekanan negatif 

    intatoraks. $atuk yang berlebihan dapat juga menyebabkan masalah ini. Diseksi

    minimal dapat menurunkan komplikasi ini. *oto 8!ray cukup membantu dalam

    15

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    71/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    72/85

     bagian atas jika tracheostomy tube tidak dapat ditempatkan kembali. &ni akan

    merupakan indikasi untuk operator bahwa kantung ke mulut atau intubasi

    endotrakeal dari atas memungkinkan pada pasien ini. bstruksi laring dan

    masalah!masalah trakea bagian atas dapat ditangani dengan cara ini , dan

    seharusnya juga dilakukan di tempat tidur. )enggunakan kateter suction yang

    lembut dan bersih dapat dilakukan pada lokasi membukanya trakea dan

    tracheostomy tube, atau endotrakeal tube dapat dimasukkan lewat atas kateter 

    suction.

    #. Trakeitis dan

    . &nfeksi stoma

    Kedua komplikasi ini dapat ditangani dengan perawatan lokal, penyedotan yang

    hati!hati sesuai keperluan, dan humidifikasi adekuat. Kultur selalu dilakukan

    hanya jika pengukuran rutin lokal tidak efektif. 2ada neonatus, tube trakeostomi

    yang lembut dapat tertekuk melawan dinding trakea sehingga dapat terjadi

    obstruksi secara temporer. $agaimanapun bagi penting tim perawat mengerti

     bahwa posisi kepala dan posisi tubuh dapat mempengaruhi patensi airway.

    -.=.-.!. %o*plikasi Post &perati) La*at

    Komplikasi seperti %ccidental decanulation, tersumbatnya tube, trakeitis, dan

    infeksi stoma trakea juga dapat terjadi sebagai komplikasi lambat. +ebagai

    tambahan, beberapa komplikasi ditingkatkan oleh durasi absolut dari keperluan

    tube trakeostomi.

    1. rosi dinding trakea

    rosi dapat terjadi akibat tekanan dari tube trakeostomi pada dinding trakea

    anterior. %rteri innominate yang menyilang di anterior trakea pada superior 

    thoracic inlet, dan tube dapat mengikis area tersebut. )anset (cuff tube selalu

    tidak digunakan pada anak!anak, tetapi juga dapat menyebabkan erosi dinding

    trakea. Trakeostomi letak rendah dibawah cincin ke &&& dapat menjadi predisposisi

    masalah ini. Tube trakeostomi yang terlalu besar juga menambah problem ini. Eika

    terdapat beberapa pertanyaan pada waktu penempatan tube, laringoskopi dan

     bronkoskopi dapat menge/aluasi ukuran relatif dari lumen trakea dan ukuran tube.

    #1

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    73/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    74/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    75/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    76/85

    1. Di -umah +akit

    0entilator perlu diperhatikan secara umum oleh staf intensi/e care. +uctioning

    dilakukan setiap 1!# jam dan kemudian dilakukan hanya bila perlu. sesuai

    kepentingannya dalam mengontrol sekresi. +edasi dan pengendalian penting

    dilakukan karena itu tube trakeostomi tidak salah menyangkutkannya atau salah

     penempatan selama 9!@ hari pertama. *oto 8!ray dada postoperatif didapatkan

     pada ruang operasi lain atau &

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    77/85

    -eaksi orang tua atau keluarga lainnya sehubungan dengan trakeostomi ini

     bermacam : macam, dijelaskan pada mereka bahwa perasaan : perasaan itu

    adalah wajar. "arus ada komunikasi dua arah, mulai dari perasaan marah, tidak 

     percaya diri, bersalah sampai yang bisa menerima dan mengerti. 2erlu dua arah

    antara pasien dan keluarga lainnya dan kesadaran akan kenyataan yang dihadapi,

    sehingga mereka menjadi lebih percaya diri.

    • Latihan 2erawatan di -umah

    Latihan perawatan di rumah telah dapat dimulai sebelum tindakan trakeostomi

    dilakukan, seperti memberi penjelasan tentang anatomi dan fungsi laring.

    2erlu diberi pengertian tentang ;

    ! +ebab : sebab mengapa dilakukan tindakan trakeostomi

    ! $ahwa trakeostomi dapat mengembalikan sebagian dari fungsi laring.

    ! 4dara pernafasan melalui kanul tidak cukup hangat, lembab dan tidak 

    tersaring dengan baik.

    +upaya orang tua dapat dengan cepat mempelajari perawatan trakeostomi, mereka

    harus menyediakan banyak waktu sehingga seluruh program pendidikan bisa

    mereka ikuti. )ulanya mereka diajak mengamati, kemudian mengerjakan di

     bawah pengawasan, sampai akhirnya mereka dapat melakukannya sendiri.

    2ara orang tua dan keluarga diberi pengetahuan tentang ;

    ! 2erawatan stoma dan kulit, karena epitelialisasi berlangsung cepat, maka

    stoma dan kulit harus dijaga tetap kering dan bersih, dengan garam

    fisiologis dan antiseptik ringan, sehingga bebas dari iritasi dan infeksi.

    ! &rigasi dan penghisapan, dapat dipermudah dengan memasukkan 6,9 : 1 cc

    larutan garam isotonis ke dalam kanul trakea. Kateter penghisap

    dimasukkan sambil diputar dan ditarik kembali, tidak boleh lebih dari #6

    detik setiap penghisapan.

    ! )engganti /erban trakeostomi, dapat dilakukan setiap hari atau sewaktu : 

    waktu kotor atau basah dan sebaiknya dilakukan oleh dua orang. 2enting

    untuk memeriksa ketegangan ikatan kanul, agaar kanul tetap pada

    #>

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    78/85

     posisinya yang tepat, yaitu dengan cara pada posisi duduk, kepala anak 

    difleksikan sambil memasukkan jari telunjuk di antara ikatan dan leher.

    ! )engganti kanul trakeostomi, pada umumnya cukup dilakukan satu kali

    seminggu, tetapi apabila krusta cepat terbentuk sehingga dapat

    menyebabkan obstruksi lumen kanul, siperlukan penggantian yang lebih

    sering.

    ! 2ada saat penggantian kanul, perlu diperhatikan ;

    a. "arus dilakukan oleh # orang dewasa

     b. 2encahayaan yang cukup

    c. Kanul cadangan dan alat penghisap harus sudah

    disediakan.

    d. +toma dibersihkan terlebih dahulu sebelum kanul

    diganti

    ! *isioterapi dada

    ! Deteksi dan penanganan komplikasi ;

    a. infeksi saluran nafas

     b. resusitasi

    ! )embersihkan dan sterilisasi perlengkapan, untuk alat yang terbuat dari

     bahan non metal cukup dicuci dengan air sabun hangat, sementara yang

    terbuat dari metal dapat disterilkan dengan direbus.

    ! )asalah lain yang berhubungan dengan trakeostomi ;

    a. disiplin, kesiapan alat penghisap, pasien jangan

    ditinggal sendirian.

     b. $elajar berbicara dan berbahasa.

    c. "aas yang menutupi kanul.

    d. )akan, minum dan bermain, mandi serta mencuci

    rambut.

    -.1?. "indakan E*ergensi Lain Pada &str+ksi 'al+ran Na)as Atas

    1>12

    #@

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    79/85

    +elain tindakan trakeostomi, tindakan emergensi lain dalam rangka

    menghilangkan obsruksi saluran nafas bagian atas adalah ;

    1. &ntubasi ndotrakeal

    Kerusakan yang terjadi pada penderita obstruksi berhubungan langsung

    dengan lamanya hipoksia, dan hal ini behubungan dengan cepatnya pemulihan

    dari saluran pernafasan. &ntubasi endotrakeal merupakan salah satu metode cepat

    yang tersedia untuk memulihkan obstruksi tersebut. 2ada keadaan yang ekstrim

    hiperkapnia pada pasien berlaku sebagai anestesi parsial.

     'amun intubasi yang lama dapat menimbulkan beberapa komplikasi

    dengan angka kesakitan dan kematian yang bermakna antara lain ; sinusitis akut,

    destruksi hidung, mukosa dan kartilago, otitis media serosa, gangguan laring dan

    sub glottis.

    angguan laring dapat lebih sukar diatasi disbanding stenosis trakea akibat

    trakeostomi, karena karing merupakan organ berotot fungsionla dan bukan hanya

    suatu tuba berongga unruk menghantarkan udara.

    +aat ini, di berbagai pusat, intubasi dilakukan pada kasus!kasus darurat

    atau jika tuba dapat dilepaskan dalam satu minggu. +etelah @# jam, bila tuba

    masih diperlukan, barulah dilakukan trakeostomi. Telah terjadi sedikit komplikasi

     pada daerah laring dan subglotis bilamana menjalankan protocol ini. 'amun

    intubasi dewasa yang lama jelas meningkatkan resiko dan keparahan komplikasi

    2ada bayi dan anak, intubasi yang lama ternyata cukup berhasil. Tuba

    dapat dipertahankan untuk waktu yang lebih lama hingga > hari, bayi dapat lebih

    lama lagi olek karena akan sulit melakukan dan merawat trakeostomi. $ahkan

     pada neonatus , intubasi hingga lebih dari > bulan telah dilaporkan berhasil.

     'amun ada kalanya terjadi komplikasi laring setelah intubasi yamg lama pada

    anak.

    %rgumentasi mengenai intubasi /ersus trakeostomi masih belum dapat

    diselesaikan. 'amun demikian jika memilih intubasi , maka peralihan menjadi

    trakeostomi setelah > hari pada anak dan setelah @# hingga 5> jam pada dewasa

     memberikan hasil yang memuaskan.

    #B

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    80/85

    2ada intubasi endotrakeal, pipa7tube yang dipakai adalah yang sesuai

    dengan ukuran trakea penderita.

    %dapun tekhnik pada intubasi endotrakeal adalah ;

    1. Dilakukan dengan atau tanpa anestesi topical dengan 8ilokain 16C

    #. 2osisi penderita terlentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi (pada

    artikulasio atlanto!oksipitalis

    . Laringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri,

    dimasukkan melalui mulutsebelah kanan sehingga lidah terdorong ke kiri

    3. erakan spatel diarahkan menelusuri pangkal lidah ke /alekula dan

    diele/asi ke atas sehinnga terlihat pita suara

    9. Dengan tangan kanan pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terus

    melalui rima glottis masuk ke trakea. 2ipa endotrakea dapat juga

    dimasukkan lubang hidung sampai oropharing dan dengan cunam magil,

    ujung pipa endotrakea dimasukkan ke rima glottis terus ke trakea

    >. Kemudian balon diisi dengan udara dan pipa endotrakeal difiksasi dengan

     baik sehingga tidak mudah berubah posisinya

    &ntubasi endotrakea pada anak!anak agak sulit karena ukuranya yang kecil.

    Dengan laringoskop pediatrik berspatel lurus, pipa endotrakeal yang kecil

    dipasang pada garis tengah di daerah /alekula, masukkan ke belakang epiglottis,

    kemudian dimajukan melintasi glotis ke dalam trakea. Laring terletak lebih tinggi

     pada leher anak daripada dewasa sehingga akan lebih mudah dicapai.

     

    #5

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    81/85

    a*ar -.2: Endotra0#eal t+e 5

    #. Krikotiroidotomi

    Tindakan ini dilakukan pada penderita gawat darurat yang tidak mungkin

    dilakukan intubasi. )isalnya pada keadaan infeksi yang menyebabkan trismus

    dan kekakuan leher. 2ada trauma dapat menyebabkan rusaknya mulut dan

    orofaring serta laserasi jaringan lunak leher sehingga sulit mengenal anatominya,

    sehinnga pada keadaan ini lebih baik melakukan krikotiroidotomi.2ada beberapa kasus, tindakan ini jauh lebih memungkinkan daripada

    trakheostomi. "al ini dikarenakan secara anatomis letak membrane krikotiroid

    yang sangat menguntungkan, dimana letaknya dekat dengan permukaan kulit ,

    oleh karenanya tindakan diseksi tidaklah diperlukan. 2rosedurnya sangat mudah

    dan bahkan dapat dilakukan oleh setiap orang yang dilatih dan hanya diperlukan

    sedikit peralatan.

    6

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    82/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    83/85

    Krikotiroidotomi merupakan kontra indikasi relatif pada anak di bawah usia 1#

    tahun kecuali pada infeksi laring, tumor transekting dan trauma laring. ($ailey.

    +elain itu dikatakan bahwa tindakan ini juga merupakan kontraindikasi pada

    tumor laring yang sudah meluas ke subglotik dan laryngitis. +tenosis laring

    (subglotik akan timbul bila kanul dibiarkan terlalu lama dan sebaiknya diganti

    segera dengan trakeostomi dalam waktu 3B jam.

    Dibandingkan trakeostomi, krikotiroidotomi memiliki beberapa keuntungan, di

    antaranya;

    -uang krikotiroid tepat dekat jaringan subkutis, sehingga lebih mudah

    dicapai dan lebih mudah diidentifikasi daripada trakea

    2eralatan lebih sederhana dan lebih mudah terpasang sehingga

    memperpendek fase hipoksia

     sofagus terlindung di posterior eleh lempeng cricoid

    2erdarahan lebih sedikit dan cidera pleura dapat dihindari

      +edangkan kerugian krikotiroidotomi dibanding trakeostomi adalah

    mudahnya terjadi stenosis post operasi

    . "eim Lich )anu/er 

    2erasat "eim Lich adalah suatu cara untuk mengeluarkan benda asing

    yang menyumbat laring secara total atau benda asing ukuran besar yang terletak di

    hipofaring.

    2rinsip tindakan ini adalah memberikan tekanan positif pada paru!paru sehingga

    akan mendorong benda asing keluar dari jalan nafas. Tindakan ini dapat dilakukan

     pada orang dewasa maupun pada anak!anak dengan beberapa modifikasi.

    "eim Lich dapat dilakukan dengan cara berdiri atau saat penderita berbaring.

    2ada posisi berdiri, penderita dipeluk dari belakang oleh penolong dan penolong

    meletakkan permukaan atas kedua telapak tangan yang dikepalkan di dada, di

     bawah prosesus 8iphoideus. Lalu dengan cepat diberikan tekanan intratorakal

    dengan cara menekan dinding dada dengan tenaga yang cukup ke arah postero!

    superior.

    #

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    84/85

  • 8/18/2019 Referat Tracheostomi

    85/85