Upload
idha-kurniasih
View
42
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus
Citation preview
REFLEKSI KASUS
SEORANG LAKI-LAKI DENGAN KELUHAN SESAK NAFAS
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM TUGUREJO SEMARANG
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)
:
Disusun Oleh :
Aisyah Ratna Ningsih (01.208.5585)
Pembimbing :
dr. Setyoko, Sp.PD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012
1
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas presentasi Refleksi Kasus
SEORANG LAKI-LAKI DENGAN KELUHAN SESAK NAFAS
Telah dipresentasikan pada, Agustus 2012
Pembimbing,
dr. Setyoko, Sp.PD
2
DAFTAR MASALAH
AKTIF INAKTIF Sesak nafas Batuk disertai
dahak berwarna putih
Demam Pusing Tachycardia Leukositosis wheezing (+) RBBB in komplit Deviasi ventrikel
kananDiagnosis : Kor pulmonal Kronik
Pelebaran vena di tungkai bawah kiri
Hipopigmentasi kulit
3
KASUS
II. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 71 Tahun
c. Sex : Laki-Laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Tambak Aji-Ngaliyan
f. Bangsal : Mawar
g. Tanggal masuk: 26 - Agustus - 2012
III. ANAMNESIS (31 Juli - 1 Agustus 2012)
a. Autoanamnesisb. Keluhan utama : Sesak Nafasc. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang laki-laki berusia 78 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas yang terus menerus. Sesak tersebut dirasakan di seluruh dada, pasien merasa sulit bernafas. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Saat keluhan muncul aktivitas pasien terganggu. Keluhan berkurang dengan posisi tiduran. Keluhan lain yang dirasakan yaitu batuk berdahak berwarna putih yang juga dirasakan semenjak seminggu yang lalu hingga sekarang. Batuk sudah sering kambuh, namun untuk kali ini pasien merasa semakin memburuk. Pasien mengeluh demam satu minggu yang lalu dan juga pusing dengan kualitas cekot-cekot yang terkadang muncul. Pasien tidak merasakan adanya nyeri dada. Tidak pernah adanya pembengkakan pada ekstrimitas.
d. Riwayat Penyakit Dahulu HT (-) DM (-) Pasien pernah mengalami sakit yang sama dan dirawat di
Rumah sakit sebanyak 7 kali semenjak 6 tahun terakhir.e. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang sakit seperti ini. Tidak ada keluarga yang sakit batuk lama.
f. Riwayat Sosial Ekonomi Jamkesmas Pasien adalah perokok sudah 17 tahun. Setiap harinya
menghabiskan 10 linting. 6 tahun terakhir pasien mengaku sudah berhenti merokok semenjak sakit seperti ini (sesak).
4
IV. PEMERIKSAAN FISIK (1 Agustus 2012)a. Kesan Umum : Composmentis.b. Vital Sign:
TD: 90/60 mmHg HR: 116 x/menit T : 37,2 0C RR : 20 x/menit
c. Status Gizi BB : 40 kg TB : 156 BMI : 16,33 Kesan : underwight
d. Kepala: mesocephale. Mata: konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), diplopia (-), mata cekung (-)f. Telinga: discharge (-)g. Hidung: secret (-)h. Mulut: lidah kotor (-), pernapasan mulut (+)i. Kulit : Adanya hipopigmentasi di beberapa lokasi : kepala, dada, perut,
ekstremitas superior dan inferior. Tidak gatal, sensitivitas (+), nyeri (-)j. Leher: pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)k. Thorax:
Cor :- Inspeksi : ictus codis tampak
- Palpasi :
a. ictus cordis teraba 3 jari dari ics 5 linea midclavikula 2 cm lateral
b. Pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium (-)- Perkusi :
a. Kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextrab. Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistrac. Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistrad. Kiri jantung : ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke
lateral.- Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-)
Kesan : kardiomegali Paru-Paru
- Paru Depan
Kanan Kiri
Inspeksi: - Pengembangan hemithoraks simetris- Terdapat pelebaran sela iga
Inspeksi: - Pengembangan hemithoraks simetris- Terdapat pelebaran sela iga.
5
Vesikuler melemah
Vesikuler melemah
ST (-)
wheezing
Paru depan Paru belakang
Palpasi:- Sterm fremitus simetris- pengembangan hemithoraks simetris
Perkusi: sonor Auskultasi :
- Ronki basah (-)- wheezing (+)
Palpasi:- Sterm fremitus simetris.- pengembangan hemithoraks simetris
Perkusi: sonor Auskultasi:
- Ronki basah (-)- wheezing (+)
- Paru belakang
Kanan Kiri
Inspeksi: - Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi:- Sterm fremitus simetris- pengembangan hemithoraks simetris
Perkusi: sonor Auskultasi :
- Ronki basah (-)- wheezing (+)
Inspeksi: - Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi:- Sterm fremitus simetris.- pengembangan hemithoraks simetris
Perkusi: sonor Auskultasi:
- Ronki basah (-)- wheezing (+)
l. Abdomen:- Inspeksi: bentuk cekung
- Auskultasi: BU (+) normal
- Perkusi: tymphani
- Palpasi: supel (+), nyeri tekan (-)
m. EkstremitasSuperior Inferior
Edema -/- -/- Akral dingin -/- -/- Pelebaran vena -/- -/+
V. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
6
wheezing
wheezing
wheezing
Lekosit H26,06 3,8 – 10,6Eritrosit 4,54 4,4 – 5,9Hemoglobin 13,60 13,2 – 17,3Hematokrit 41,80 40 – 52MCV 92,10 80 – 100MCH 30,0 26 – 34MCHC 32,5 32 – 36Trombosit 210 150 – 440RDW 12,8 11,5 – 14,5 Eosinofil absolute L 0,0 0,045 – 0,44Basofil absolute 0,00 0 – 0,02Neutrofil absolute 24,30 1,8 – 8 Limfosit absolute 0,38 0,9 – 5,2Monosit absolute 1,38 0,16 – 1Eosinofil 0,0 2 – 4 Basofil 0,0 0 – 1 Neutrofil 93,20 50 – 70 Limfosit 1,50 25 – 40 Monosit 5,30 2 – 8
b. Kimia Klinik
Pemeriksaan HasilGDS 107Cholesterol total 185Trigliserid 68
c. EKG
7
Irama : regular Frekuensi : 116 Axis : Lead I: -, Avf : + , Deviasi kanan Gel P : 0,04 s QRS : 0,12 s Interval PR : 0,08 s Segmen ST : Lead I ST depresi Kesan : sinus tachycardia, axis deviasi ke kanan, RBBB inkomplit.
d. Foto thorax
Cor : ukuran masih membesar Pulmo :
- corakan vascular kasar
- Bercak kesuraman kedua lapangan bawah
Diafragma : Normal Sinus costophrenicus : Lancip
KESAN : cor : kardiomegali Pulmo : gambaran bronkopneumonia.
VI. DAFTAR MASALAH MASALAH
a. Aktif1. Sesak nafas2. Batuk disertai dahak berwarna putih3. Demam 4. Pusing 5. Wheezing
8
6. RBBB inkomplit,Deviasi ke kanan7. Tachycardi8. Leukositosis9. Kardiomegali dan bronkopneumoni
b. Inaktif Pelebaran vena Hipopigmentasi kulit
Kesimpulan : daftar masalah = 1, 2, 5, 6,7, 9 kor pulmonal kronik
ASSESMENT (Initial Planning)
Problem : Kor pulmonal Kronik
A. - Ass. Komplikasi :Kor pulmonal yang diikuti gagal jantung kanan dan kiri.- Ass. Etiologi :
Penyakit pembuluh darah paru Tekanan darah pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum,
aneurisma, granuloma atau fibrosis. Penyakit neuromuscular dan dinding dada Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli termasuk PPOK
- Ass. Penatalaksanaan : Terapi oksigen Bronkodilator Antibiotic Kortikosteroid Diuretika bila ada retensi cairan
B. ipDx: a. Spirometrib. BGA
C. ipTx: o Oksigen 2 ltpm
o Infuse RL 20 tpm
o Injeksi Dexamethasone 1 amp
o Injeksi cefotaxim 1 gr
o Ambroxol 3x1
o Salbutamol 3x2
o Nebulizer : combivent I dan pulmicort I
D. ipMx: Vital sign, Kondisi Umum, EKG, BGAE. ipEX: meminimalisir polusi udara dan tirah baring.
9
Kerangka Konsep
VII. PROGRES NOTEFollow up dilakukan 2 x di bangsal Mawar dengan keluhan :
o Follow up I
Sesak nafas (+) Batuk (+) dahak sedikit berwarna putih Pusing (+) TD : 110/60 Rr : 20x/menit Pulmo : wheezing (+)
o Follow up II
Sesak nafas (-) Batuk (+) dahak sedikit berwarna putih Pusing (-) HR : 68 x/menit TD : 110/60 Rr : 20x/menit
10
Factor risiko :
- Usia- Riwayat
pajanan asap rokok
- Sesak napas- batuk kronik produksi
sputum- keterbatasan aktivitas
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang:o Darah rutino Kimia kliniko Foto thoraxo Ekgo Spirometrio BGA
curiga cor pulmonal
Pulmo : wheezing (+)VIII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis (sesak, nafas, batuk kronis, riwayat penyakit dahulu, pajanan asap rokok), pemeriksaan fisik (PF thorax, TTV), dan Pemeriksaan penunjang (EKG dan darah rutin) maka dapat disimpulkan pada pasien tersebut adanya Kor pulmonal Kronik.
IX. DAFTAR PUSTAKA Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PPOK Pedoman praktis Diagnosis dan penatalaksanaa di Indonesia Buku EKG
11
Materi tambahan :
1. Injeksi dexamethasone pada kasus ini
COPD merupakan penyakit inflamasi kronik dari saluran nafas yang ditandai dengan
keterbatasan bernafas. Pada kasus kor pulmonal kronik yang disebabkan oleh COPD
ada keterlibatan sel-sel inflamasi yang terutama neutrofil, limfosit CD8.
2. Efek samping salbutamol
Efek utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan
terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol
bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil
maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit
jantung atau tekanan darah tinggi.
Efek samping yang sering terjadi antara lain :
Kardiovaskular : Palpitasi, Takikardi
Endocrine metabolic : Hipokalemia sesudah dosis tinggi
Neurologic : Tremor halus pad otot rangka, ketegangan saraf
12