5
Faktor Risiko 1. Usia Usia lanjut sering memiliki kondisi medis yang dapat mengganggu proses berkemih yang secara langsung mempengaruhi fungsi saluran berkemih, perubahan status volume dan ekskresi urin, atau gangguan kemampuan untuk ke jamban. Inkontinensia urin pada lansia sering dikaitkan dengan depresi, demensia, TIA dan stroke, gagal jantung kongestif, konstipasi dan inkontinensia feses, obesitas, diabetes, Parkinson, PPOK, batuk kronik dan gangguan mobilitas. 2. Jenis Kelamin Risiko inkontinensia urin meningkat pada perempuan dengan nilai indeks massa tubuh yang lebih besar, dengan riwayat histerektomi, infeksi urin dan trauma perineal. Melahirkan per vaginam akan meningkatkan risiko inkontinensia urin tipe stres dan tipe campuran. Hal di atas dapat menyebakan melemahnya otot dasar panggul. Persalinan dapart membuat otot dasar panggul rusak akibat regangan otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urin. Dengan menurunnya kadar hormon estrogen pada wanita usia menopause akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urin.

refrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

refrat

Citation preview

Faktor Risiko1. UsiaUsia lanjut sering memiliki kondisi medis yang dapat mengganggu proses berkemih yang secara langsung mempengaruhi fungsi saluran berkemih, perubahan status volume dan ekskresi urin, atau gangguan kemampuan untuk ke jamban. Inkontinensia urin pada lansia sering dikaitkan dengan depresi, demensia, TIA dan stroke, gagal jantung kongestif, konstipasi dan inkontinensia feses, obesitas, diabetes, Parkinson, PPOK, batuk kronik dan gangguan mobilitas.2. Jenis KelaminRisiko inkontinensia urin meningkat pada perempuan dengan nilai indeks massa tubuh yang lebih besar, dengan riwayat histerektomi, infeksi urin dan trauma perineal. Melahirkan per vaginam akan meningkatkan risiko inkontinensia urin tipe stres dan tipe campuran. Hal di atas dapat menyebakan melemahnya otot dasar panggul. Persalinan dapart membuat otot dasar panggul rusak akibat regangan otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urin. Dengan menurunnya kadar hormon estrogen pada wanita usia menopause akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urin.

Penyebab dan Tipe InkontinensiaAda 4 penyebab pokok inkontinensia urin, yaitu: gangguan urologis, neurologis, fungsional/psikologis dan iatrogenik/lingkungan. Perlu dibedakan pula antara inkontinensia urin akut dan kronik (persisten). Inkontinensia akut terjadi secara mendadak, biasanya berkaitan dengan kondisi sakit akut atau problem iatrogenic yang menghilang jika kondisi akut teratasi atau problem medikasi dihentikan. Inkontinensia persisten merujuk pada kondisi inkontinensia yang tidak berkaitan dengan kondisi akut/iatrogenic dan berlangsung lama.Penyebab Inkontinensia Akut

D Delirium or acute confusional state

I Infection, urinary

A Atrophic vaginitis or urethritis

P Pharmaceutical: sedative hypnotic, loop diuretics, anti-cholinergic agents, alpha-adrenergic agonist and antagonist, calcium channel blockersP Psychologic disorders: depressionE Endocrine disordersR Restricted mobilityS Stool impaction

Delirium merupakan gangguan kognitif akut dengan latar belakang yang beragam seperti dehidrasi, infeksi paru, gangguan metabolisme, dan elektrolit. Delirium menyebabkan proses hambatan refleks miksi berkurang sehingga menimbulkan inkontinensia yang bersifat sementara. Usia lanjut dengan kecenderungan mengalami frekuensi, urgensi dan nokturia akibat proses menua akan mengalami inkontinensia kalau terjadi gangguan mobilitas oleh karena berbagai sebab seperti gangguan muskuloskeletal, tirah baring dan perawatan di rumah sakit. Inflamasi dan infeksi pada saluran kemih bawah akan meningkatkan kejadian frekuensi, urgensi dan dapat mengakibatkan inkontinensia. Kondisi yang mengakibatkan poliuria seperti hiperglikemia, hiperkalsemia, pemakaian diuretika dan minum banyak dapat mencetuskan inkontinensia akut. Kondisi kelebihan cairan seperti gagal jantung kongestif, insufisiensi vena tungkai bawah akan mengakibatkan nokturia dan inkontinensia akut malam hari.Inkontinensia urin akut terutama pada laki-laki sering berkaitan dengan retensi urin akibat hipertrofi prostat. Skibala dapat mengakibatkan obstruksi mekanik pada bagian distal kandung kemih baik pada laki-laki maupun perempuan yang selanjutnya menstimulasi kontraksi otot detrusor involunter. Golongan obat seperti diuretik, anti kolinergik, psikotropik, analgesik-narkotik, penghambat adrenergik alfa, agonis adrenergic alfa, penghambat kalsium channel dan lain-lain.Inkontinensia urin kronik berlangsung lebih dari 6 bulan. Ada 2 penyebab kelainan mendasar yang melatar belakangin inkontinensia urin kronik yaitu menurunnya kapasitas kandung kemih akibat hiperaktif dan karena kegagalan pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi otot detrusor. Inkontinensia urin kronik ini dikelompokkan menjadi 4 tipe:a. Inkontinensia urin tipe stressTerjadi apabila urin secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut, melemahnya otot dasar panggul, operasi dan penurunan estrogen. Gejalanya antara lain kencing sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari atau hal lain yang meningkatkan tekanan pada rongga perut. Pengobatan dapat dilakukan tanpa operasi, misalnya dengan Kegel exercise dan beberapa jenis obat-obatan ataupun dengan operasi.Inkontinensia urin tipe stress dapat dibedakan dalam 4 jenis yaitu: Tipe 0: pasien mengeluh kebocoran urin tapi tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan Tipe 1: terjadi pada pemeriksaan dengan manuver stress dan adanya sedikit penurunan uretra pada leher vesika urinaria Tipe 2: terjadi pada pemeriksaan dengan penurunan uretra pada leher vesika urinaria 2 cm atau lebih Tipe 3: uretra terbuka dan area leher kandung kemih tanpa kontraksi kandung kemih. Leher uretra dapat menjadi fibrotik (riwayat trauma atau bedah sebelumnya) dengan gangguan neurologis atau keduanya. Tipe ini disebut juga defisiensi sfingter intrinsik.b. Inkontinensia urin tipe urgeTimbul pada keadaan otot detrusor kandung kemih yang tidak stabil, yang mana otot ini bereaksi secara berlebihan. Inkontinensia urin ini ditandai dengan ketidak mampuan menunda berkemih setelah sensasi berkemih mucul. Manifestasinya dapat berupa perasaan ingin kencing yang mendadak (urge), kencing berulang kali (frekuensi) dan kencing di malam hari (nokturia).c. Inkontinensia urin tipe overflowUrin mengalir keluar akibat isi yang sudah terlalu banyak di kandung kemih, umumnya akibat otot detrusor kandung kemih yang lemah. Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan saraf akibat diabetes, cedera pada sumsum tulang belakang atau saluran kencing yang tersumbat. Gejalanya berupa rasa tidak puas setelah kencing (merasa urin masih tersisa di dalam kandung kemih), urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah. Inkontinensia tipe overflow ini paling banyak terjadi pada pria.d. Inkontinensia urin tipe fungsionalTerjadi akibat penurunan yang berat dari fungsi fisik dan kognitif sehingga pasien tidak dapat mencapai toilet pada saat yang tepat. Hal ini terjadi pada demensia berat, gangguan mobilitas, gangguan neurologis dan psikologis.