REFRAT AMBLIOPIA

  • Upload
    joeyeap

  • View
    35

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat ambliopia

Citation preview

BAB I

Case Science Session AMBLIOPIA

Oleh

Tiffany Adelina

1110312063

Dieni Rahmatika A1110312072

Yeap Chen Pan

0810314161

Preseptor

Dr. Weni Helvinda, Sp.M (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP M. DJAMIL PADANG

2015BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penglihatan merupakan salah satu indra penting bagi manusia yang berfungsi sebagai indra penglihatan selain itu membantu dalam perkembangan identitas diri, kepandaian dan keterampilan. Proses penglihatan mengalami perkembangan dimulai sejak bayi lahir. Terdapat beberapa periode kritis untuk mencapai tingkat yang matang. Periode kritis pertama yang paling menentukan ialah 6 bulan pertama kehidupan, kemudian sampai 2 tahun, berikutnya sampai 5 tahun. Sesudah 5 tahun masih ada perkembangan, tetapi sudah tidak begitu pesat lagi sampai usia 9 tahun. Selama masa ini sistem penglihatan peka terhadap faktor ambliopiogenik yaitu deprivasi cahaya, kurang fokusnya alat optic dan strabismus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman secara perlahan yang pada akhirnya menetap. 1,2

Sistem penglihatan saat lahir belum sempurna dengan tajam penglihatan 1 per tak terhingga. Perkembangan tajam penglihatan berlangsung selama bulan pertama dalam kehidupan. Retina, nervus optikus dan korteks visual mulai berkembang pada umur 1 minggu. Mielinisasi saraf optic, perkembangan korteks visual dan pertumbuhan badan genikulatum lateral berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan. Fovea yang merupakan bagian dari retina yang paling sensitive, perkembangan sempurna pada umur 4 tahun. Rangsangan penglihatan penting untuk perkembangan penglihatan normal. Perkembangan jaras penglihatan di system saraf pusat membutuhkan otak yang menerima banyangan dengan jelas dan seimbang. Berbagai proses yang mempengaruhi atau menghambat perkembangan jaras penglihatan pada otak dapat menimbulkan ambliopia.2

Ambliopia adalah keadaan berkurangnya tajam penglihatan tapi tidak disertai kelainan organik pada mata dan tidak dapat diperbaiki dengan kaca mata. Ambliopia merupakan kelainan fungsi penglihatan dan masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Penyebab ambliopia terbanyak adalah strabismus. Insiden ambliopia pada tahun awal sebelum anak sekolah lebih kurang 0,4 % per tahunnya. Dapat diasumsikan 2-3 % balita yang lahir tiap tahunnya dapat kehilangan tajam penglihatan akibat ambliopia.2Ampliopia dapat dicegah dan diobati khususnya bila dapat terdeteksi dini. Oleh karena itu upaya yang sangat penting dalam penanggulangannya ialah dalam hal melakukan deteksi dini kasus-kasus ambliopia dan langkah langkah pengobatan secara dini dan adekuat berdasarkan hal diatas maka perlu diketahui cara diagnosis dini bagi penderita ambliopia.2

1.2. Batasan Masalah

Pembahasan clinical science session (CSS) ini dibatasi pada klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan ambliopia.

1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan CSS ini bertujuan untuk memahami dan menambah pengetahuan tentang ambliopia.

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan CSS ini adalah tinjauan kepustakaan berdasarkan beberapa literatur .

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Ambliopia berasal dari bahasa Yunani amblys yaitu kabur, dan ops adalah penglihatan. Ambliopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan refraksinya. Ambliopia dikenal juga dengan istilah lazy eye atau mata malas. Keadaan ini tidak berhubungan langsung dengan kelainan struktur mata atau kelainan pada jalur visual posterior. Kurangnya tajam penglihatan pada ambliopia tidak dapat dikoreksi dengan kaca mata dan tidak ditemukan kausa organik pada pemeriksaan fisik mata. Pada kasus yang keadaannya baik dapat dikembalikan fungsi penglihatan dengan pengobatan.1,3,4

2.2. Epidemiologi

Insiden ambliopia pada tahun awal sebelum anak sekolah lebih kurang 0,4 % per tahunnya. Dapat diasumsikan 2-3 % balita yang lahir tiap tahunnya dapat kehilangan tajam penglihatan akibat ambliopia.2

2.3. Klasifikasi

Klasifikasi ambliopia berdasarkan etiologi, yaitu:

a. Ambliopia Strabismik

Ambliopia yang terjadi akibat juling lama (biasanya juling ke dalam pada anak sebelum penglihatan tetap). Ambliopia strabismik ini merupakan salah satu bentuk ambliopia yang paling sering ditemukan dengan onset dini (usia 3 tahun1 s/d 3 tahun