28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu schizo yang berarti “terpotong” atau “ terpecah” dan phren yang berarti pikiran, sehingga skizofrenia berarti pikiran yang terpecah. Arti dari kata-kata tersebut menjelaskan karakteristik utama dari gangguan skizofrenia berupa pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang mengalaminya. Definisi skizofrenia yang lebih mengacu kepada gejala kelainannya adalah gangguan psikis yang ditandai oleh penyimpangan realitas, penarikan diri dari interaksi social, disorganisasi persepsi, pikiran dan kognisi. 1,3 Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering.Hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka.Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-35 tahun.Diagnosis skizofrenia,menurut sejarahnya,mengalami perubahan-perubahan. Pedoman untuk menegakan diagnostik adalah DSM-IV( Diagnostic and statistical manual) dan PPDG2-III/ICD-X. Dalam DSM-Ivterdapat kriteria objektif dan sfesifik untuk mendefinisikan skizofrenia. Belum ada penemuan yang patogonomik untuk skizofrenia. Diagnosis berdasarka gejala atau deskripsi klinis dan merupakan suatu sindrom.Etiologi skizofrenia belum pasti.Berdasarkan penelitian biologik,genetik,fenomenologik dinyatakan bahwa skizofrenia merupakan gangguan atau penyakit. 1

refrat jiwa skizofrenia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

Page 1: refrat jiwa skizofrenia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu schizo yang

berarti “terpotong” atau “ terpecah” dan phren yang berarti pikiran, sehingga skizofrenia

berarti pikiran yang terpecah. Arti dari kata-kata tersebut menjelaskan karakteristik utama dari

gangguan skizofrenia berupa pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang

mengalaminya. Definisi skizofrenia yang lebih mengacu kepada gejala kelainannya adalah

gangguan psikis yang ditandai oleh penyimpangan realitas, penarikan diri dari interaksi social,

disorganisasi persepsi, pikiran dan kognisi.1,3

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering.Hampir 1% penduduk dunia

menderita skizofrenia selama hidup mereka.Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia

remaja akhir atau dewasa muda.Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada

perempuan antara 25-35 tahun.Diagnosis skizofrenia,menurut sejarahnya,mengalami

perubahan-perubahan. Pedoman untuk menegakan diagnostik adalah DSM-IV( Diagnostic and

statistical manual) dan PPDG2-III/ICD-X. Dalam DSM-Ivterdapat kriteria objektif dan

sfesifik untuk mendefinisikan skizofrenia. Belum ada penemuan yang patogonomik untuk

skizofrenia. Diagnosis berdasarka gejala atau deskripsi klinis dan merupakan suatu

sindrom.Etiologi skizofrenia belum pasti.Berdasarkan penelitian

biologik,genetik,fenomenologik dinyatakan bahwa skizofrenia merupakan gangguan atau

penyakit. Ada beberapa subtipe skizofrenia yang di identifikasi berdasarkan variabel klinik :

- F 20.0. Skizofrenia paranoid

- F 20.1. Sizofrenia Disorganisasi ( herbefrenik)

- F 20.2. Skizofrenia katatonik

- F 20.3. Skizofrenia tak terinci

- F 20.4. Skizofrenia pasca skizofrenia

- F 20.5. Skizofrenia residual

- F 20.6. Skizofrenia simpleks

- F.20.7. Skizofrenia lainnya

- F 20.8. Skizofrenia yang tak tergolongkan

Skizofrenia herbefrenik merupakan suatu bentuk skizofrenia yang biasanya timbul

pada usia remaja awal dengan perubahan afektif yang menonjol, waham (delusions) da

halusinasi (hallucinations) yang singkat dan terpecah, perilaku yang tidak bertanggung 1

Page 2: refrat jiwa skizofrenia

jawab serta tidak dapat diramalkan, dan sering di sertai dengan manerisme. Mood dangkal

dan tidak sesuai, proses berpikir tidak terorganisasi dan pembicaraan inkoheren.Terdapat

kecendrungan yang jelas untuk terjadinya isolasi sosial.3

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk memberikan gambaran ringkas

mengenai Skizofrenia Hebefrenik terutama dalam hal gejala klinis, diagnosis serta

penanganan yang tepat.

BAB II

2

Page 3: refrat jiwa skizofrenia

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang banyak dan

perjalanan penyakit yang luas (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang, pada

umumnya di tandai dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran

dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).

Kesadaran yang jernih ( Clear Consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap

terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.1

Salah satu pembagian skizofrenia adalah Skizofrenia Herbefrenik merupakan suatu bentuk

skizofrenia yang biasanya timbul pada usia remaja awal dengan perubahan afektif yang

menonjol, waham (delusions) dan halusinasi (hallucinations) yang singkat dan terpecah,

perilaku yang tidak bertanggung jawab serta tidak dapat diramalkan, dan sering di sertai

dengan manerisme. Mood dangkal dan tidak sesuai, proses berpikir tidak terorganisasi dan

pembicaraan inkoheren.Terdapat kecendrungan yang jelas untuk terjadinya isolasi sosial.1

2.2 Epidemiologi

Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat,dan menimbulkan disorganisasi

personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga pemikiran dan

perilakunya abnormal. Di Indonesia, sekitar 1%–2% dari total jumlah penduduk mengalami

skizofrenia yaitu mencapai 3/1000 penduduk, prevalensi 1,44/1000 penduduk diperkotaan

dan 4,6/1000 penduduk di pedesaan berarti jumlah penderita skizofrenia 600.000 orang

produktif.Data American Psychiatric Association (APA) menyebutkan 1% populasi

penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada

usia 16-25 tahun.Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap

kehidupan ini penuh stressor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan

lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.1,2

2.3 Etiologi

Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi skizofrenia lainnya.

Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan:

1. Model Diatesis Stres

Model ini mendalilkan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan

spesifik (diastesis), yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan 3

Page 4: refrat jiwa skizofrenia

stress maka memungkinkan perkembangan gejala Skizofrenia. Komponen lingkungan

tersebut dapat berupa biologis atau psikologis

2. Faktor Biologi

a. Hipotesis Dopamin

Dari hipotesis dopamine menyatakan bahwa skizofrenia dihasilkan dari terlalu

banyaknya aktivitas dopaminergik. Teori ini didapat dari pengamatan obat anti

psikosis yang kemampuannya bertindak sebagai antagonis reseptor dopamine

b. Hipotesis serotonin

Adanya metabolisme serotonin yang abnormal pada penderita skizofrenia, ditandai

dengan hiperserotoninemia.

c. Hipotesis GABA (Gamma Butyric Acid)

Dari data yang tersedia bahwa beberapa pasien Skizofrenia mengalami kehilangan

GABA didalam hipokampusnya.

d. Neuropatologi

Pada akhir abad ke 20, para peneliti telah membuat kemajuan signifikan yang

memperhatikan suatu neuropatologis potensial untuk skizofrenia, terutama pada

system limbic dan ganglia basalis, termasuk neuropatologi pada korteks serebri, talmus

dan batang otak.

3. Faktor Genetika

Adanya penelitian yang menemukan adanya hubungan pada tempat kromosom

tertentu pada penderita skizofrenia

4. Faktor psikososial

Pada faktor ini menandakan adanya tekanan psikososial yang terjadi pada orang

tertentu yang bisa memicu terjadinya skizofrenia, sperti permasalahan keluarga, hubungan

intrapersonal, konflik dan frustasi dalam lingkungan.1,2

2.4 Tanda dan Gejala

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase

aktif dan fase residual.

Fase prodromal

Biasanya timbul gejala gejala  non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih

dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya

fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri. 

4

Page 5: refrat jiwa skizofrenia

Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan

teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”.

 Fase aktif 

Gejala positif/ psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham,

halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila

tidak mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami

eksaserbasi atau terus bertahan.1,2

 Fase residual 

Dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya

sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, penderita

skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan,

mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial).2

Pada Skizofrenia Hebefrenik kita dapat melihat tanda dan gejala yang khas, antara lain;

Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya.

Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau ketolol-tololan.

Perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri

atau senyum yang hanya dihayati sendiri.

Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu

kesatuan.

Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu

kesatuan.

Gangguan proses berfikir

Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh,

berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik

diri secara ekstrim dari hubungan sosial.5

2.5 Gejala positif dan negatif

Pada tahun 1980,T.J crow mengajukan klasifikasi pasien skizofrenik kedalam tipe I dan

II, berdasarkan ada atau tidaknya gejala positif (atau produktif) dan negatif (atau defisit).

5

Page 6: refrat jiwa skizofrenia

Walaupun sistem ini tidak diterima sebagai bagian klasifikasi DSM-IV-TR, pembedaan klinis

kedua tioe tersebut secara signifikan mempengaruhi penelitian psikiatrik. Gejala positif

mencakup waham dan halusinasi gejala negatif meliputi afek mendatar atau menumpul,miskin

bicara (alogia) atau isi bicara, blocking kurang merawat diri, kurang motivasi, anhedonia, dan

penarikan diri secara sosial. Pasien tipe I cenderung memiliki sebagian besar gejala positif,

struktur otak normal pada ct-scan, dan respon relatif baik terhadap pengobatan. Pasien tipe II

cenderung mengalami sebagian besar gejala negatif, abnormalitas struktural otak pada ct-scan,

dan respon buruk terhadap terapi. kategori ketiga, disorganized, mencakup pembicaraan kacau

(gangguan isi pikir), perilaku kacau, defek kognitif, dan defisit atensi.3

Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu3

1. Gejala positif

a. Delusi atau waham

Suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan

secara objektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap

meyakini kebenarannya.

b. Halusinasi

Pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita

mendengar suara-suara/ bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber

dari suara/ bisikan itu.

c. Kekacauan alam pikiran

Dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak

dapat diikuti alur pikirannya.

d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat

dan gembira berlebihan.

e. Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan sejenisnya.

f. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap

dirinya.

g. Menyimpan rasa permusuhan.

6

Page 7: refrat jiwa skizofrenia

2. Gejala negatif

a. Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar”

Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan

ekspresi.

b. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak dengan orang

lain dan suka melamun.

c. Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.

d. Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.

e. Sulit dalam berpikir nyata.

f. Pola pikir steorotip.

g. Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.

2.6 Patofisiologi

Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.

a. Tahap Comforting

Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien biasanya

mengkompensasikan stresornya dengan koping imajinasi sehingga merasa senang dan

terhindar dari ancaman.

b. Tahap Condeming

Timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya klien merasa

mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa

yang ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri ( with drawl ).

c. Tahap Controling

Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi suara

tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan

dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian atau sedih.

d. Tahap Conquering

Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti

perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul perilaku suicide.3-5

Waham

7

Page 8: refrat jiwa skizofrenia

Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg umumnya menetap dan

kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham dapat berupa waham kejaran, hipokondrik,

kebesaran, cemburu, tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan homoseks. Tidak

dijumpai Gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara intermitten. Onset biasanya pada usia

pertengahan, tetapi kadang-kadang yang berkaitan dengan bentuk tubuh yang salah dijumpai pada

usia muda. Isi waham dan waktu timbulnya sering dihubungkan dengan situasi kehidupan

individu, misalnya waham kejaran pada kelompok minoritas. Terlepas dari perbuatan dan

sikapnya yang berhubungan dengan wahamnya, afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut

adalah normal.Waham ini minimal telah menetap selama 3 bulan.3

2.7 Diagnosis

Menurut PPDGJ-III diagnosis di tegakan bila

1. Memenuhi kriteria umum skizofrenia yaitu :

Harus ada sedikitnya satu gejala berikud ini yang amat jelas ( dan biasnya dua gejala atau lebih

gejala- gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

a. - though echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya

(tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda,

atau

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam

pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya

(Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

umumnya mengetahuinya.

- Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu

dari luar atau

b. - Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar atau

- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap

suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan

tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat

khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.

c. Halusinasi auditorik :

8

Page 9: refrat jiwa skizofrenia

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien .

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara

yangberbicara atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu

atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham

yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,

ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila

terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang

berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu

(posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang

menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial

dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak

disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.1

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu

bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall

quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai

hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri

(self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

2. Diagnosa herbefrenia untuk pertama kali hanya ditegakan pada usia remaja atau dewasa

muda (onset biasanya mulai 15- 25 tahun)

3. Kepribadian premormid menunjukan pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun

tidak harus demikian untuk menetukan diagnosis.

9

Page 10: refrat jiwa skizofrenia

4. Untuk diagnosis herbefrenia yang meyakinkan umumnya di perlukan pengamatan

kontunyu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas

berikut ini memang benar bertahan :

- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta manerisme,

ada kecenderungan untuk menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan hampa

tujuan dan hampa perasaan.

- Afek pasien yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate), sering disertai oleh

cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum-senyum sendiri

(self absorbed smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyerigai,

(grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan

hipokondriakal dan ungkapan dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated

phrases)

- Proses pikir yang mengalami disorganisasi dan pembicaraan yang tak menentu

(rambling) dan inkoherens.

5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir biasanya menonjol,

halusinasi dan waham biasanya ada tapi tidak menonjol (fleeting and fragmentaty delusion

and hallucinations) Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determnation) hilang

serta sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku penderita memperlihatkan ciri khas yaitu,

perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Perilaku tanpa

tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang

dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya,

makin mempersukar orang memahami jalan pikirannya.

2.8 Penatalaksanaan

Medikamentosa

Obat Antipsikotik3

Anti psikosisis terdiri dari dua kelas utama yaitu:

Anti Psikosis Tipikal (antagonis dopamine reseptor) yang disebut juga dengan Anti

psikosis yang klasik yang mana kerjanya memblokade dopamin reseptor pasca sinaptik

neuron di otak khususnya di sitem limbic dan ekstrapiramidal, sehingga efektif untuk gejala

positif seperti inkoherensi, waham, halusinasi, prilaku aneh yang tidak terkendali.

Obat anti psikosis tipikal5

10

Page 11: refrat jiwa skizofrenia

No. Nama Generik Sediaan Dosis Akut mg/hariDosis pemeliharaan

mg/hari

1 Chlorpromazine Tab. 25 mg

100 mg

200 - 1000 50 – 400

2 Thioridazine Tab 50 mg 100 mg

200 – 800 50 – 400

3 Perphenazine Tab. 2 mg

4 & 8 mg

12 - 64 8 – 24

4 Trifluoperazine Tab. 1 mg5 mg

10 – 60 4 – 30

5 Haloperidol Tab. 0,5 mg 1,5 mg

2 mg 5 mg

5 - 20 1 -15

6 Pimozide Tab 4 mg2- 10

2 – 10

11

Page 12: refrat jiwa skizofrenia

Anti Psikosis Atipikal (Antagonis serotonin-dopamin) yang disebut juga dengan anti

psikosis baru yang mana selain berafinitas terhadap dopamine juga terhadap serotonin

sehingga efektif juga untuk gejala negative seperti gangguan perassan atau afek, gangguan

hubungan sosial, gangguan proses fikir, kecenderungan menyendiri, dan tidak ada inisiatif.

Obat Anti psikosis Atipikal3

No Nama generik Sediaan Dosis anjuran

1 Risperidone Tab. 1,2,3 mg Tab. 2 -6 mg/h

2 Clozapine Tab. 25 mg

100 mg

25-100 mg/h

3 Quetiapine Tab. 25 mg

100 mg

200 mg

50-400 mg/h

4 Olanzapine Tab. 5 mg

10 mg

10-20 mg/h

Pengaturan Dosis

Pada terapi anti psikosis dimulai dari dosis awal sesuai dengan dosis anjuran,

kemudian dinaikkan 30-50% setiap 2-3 hari dari dasis awal hingga mencapai dosis efektif,

yang mana pada dosis efektif ini akan tanpak hilngnya beberapa symtoms yang dievaluasi

setiap 2 minggu, kemudian dinaikkan hingga mencapai dosis optimal dan dosis ini

dipertahankan sampai 6 bulan sehingga semua target simptoms hilang, kemudian diturunkan

lagi setiap 2 minggu hingga mencapai dosis maintenance, sehingga pengobatan berkisar antara

1 sampai 2 tahun untuk serangan episode pertama, 2 sampai 5 tahun untuk serangan episode

kedua dan seumur hidup untuk serangan episode ketiga.3

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama

Newer atypical antipsycotic merupakan terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia

episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena

tardive dyskinesia lebih rendah. Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa

saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti

dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali

lebih lama pada Clozaril)

12

Page 13: refrat jiwa skizofrenia

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)

Biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat, untuk itu sangat penting untuk

mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang penderita berhenti

minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi,

dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti

dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah. Apabila penderita berhenti minum obat

karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting,

diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya.

Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini

merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya

antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer

atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi

cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.

Pengobatan Selama fase Penyembuhan

Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun setelah sembuh.

Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang berhenti minum obat setelah episode

petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia

episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum mencoba

menurunkan dosisnya. Pasien yang menderita Skizofrenia lebih dari satu episode, atau belum

sembuh total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat,

bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin

beratnya penyakit.

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

Karena penderita Skizofrenia mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama,

sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin

masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional

gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal

(EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku

penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat

beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki.

13

Page 14: refrat jiwa skizofrenia

Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya benztropine)

bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini.

Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi

pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace.

Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif

terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik

konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik

konvensional dengan antipsikotik atipikal. Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat

menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan

sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter akan

menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang

efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita

Sikzofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan

antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. Efek

samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul

derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa

demam, penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera.

Terapi Psikososial

a. Terapi perilaku

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial

untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan

praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian

atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa

dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau

menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur

tubuh aneh dapat diturunkan.

b. Terapi berorintasi-keluarga

Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam

keadaan remisi parsial, dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan

manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode

pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses

pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam

14

Page 15: refrat jiwa skizofrenia

cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk

melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut

berasal dari ketidak tahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang

keparahan penyakitnya.-Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti

skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah

menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam

penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps tahunan

tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah,

dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara

perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi

kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan

meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan

cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi

pasien skizofrenia.2,3

d. Psikoterapi individual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan

skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi akan membantu dan menambah efek

terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien

skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien.

Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional

antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan

oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan

di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan seringkali sulit

dilakukan, pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban

dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi

jika seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah

sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah

lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama

yang merendahkan diri. Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah

tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau

eksploitasi.2,3

15

Page 16: refrat jiwa skizofrenia

e. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan

medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang

sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama

perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien

dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada

perawatan rumah sakit harus direncanakan. Dokter harus juga mengajarkan pasien dan

pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia. Perawatan di rumah sakit

menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian

mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan penyakit pasien

dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit

harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas

hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan

untuk mengikat pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat

perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam

memperbaiki kualitas hidup.2,3

2.9 Prognosis

Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe lainnya,

prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat

kembali pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal

(sebelum munculnya gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan

penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan

kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu

yang singkat.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia :

1. Keluarga

Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. jangan

membeda-bedakan antara orang yang mengalami Skizofrenia dengan orang yang

normal, karena orang yang mengalami gangguan Skizofrenia mudah tersinggung.

2. Inteligens.

16

Page 17: refrat jiwa skizofrenia

Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi akan

lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya rendah.

3. Pengobatan

Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil pasien

(kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi

mental yang cukup normal. Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek

merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di beri

obat Risperidone serta Clozapine.

4. Reaksi Pengobatan

Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap obat lebih

bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang tidak bereaksi terhadap

pemberian obat.

5. Stressor Psikososial

Apabila stressor dari skizofrenia ini berasal dari luar, maka akan mempunayi dampak

yang positif, karena tekanan dari luar diri individu dapat diminimalisir atau

dihilangkan. Begitu pula sebaliknya apabila stressor datangnya dari luar individu dan

bertubi-tubi atau tidak dapat diminimalisir maka prosgnosisnya adalah negatif atau

akan bertambah parah.

6. Kekambuhan

Penderita skizofrenia yang sering kambuh prognosisnya lebih buruk.

7. Gangguan Kepribadian

Prognosis untuk orang yang mempunyai gangguan kepribadian akan sulit

disembuhkan. Besar kecilnya pengalaman akan memiliki peran yang sangat besar

terhadap kesembuhan.

8. Onset

Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset yang lambat dan

akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki prognosis yang lebih baik.

17

Page 18: refrat jiwa skizofrenia

9. Proporsi

Orang yang mempunyai bentuk tubuh normal (proporsional) mempunyai prognosis

yang lebih baik dari pada penderita yang bentuk tubuhnya tidak proporsional.

10. Perjalanan penyakit

Pada penderita skizofrenia yang masih dalam fase prodromal prognosisnya lebih baik

dari pada orang yang sudah pada fase aktif dan fase residual.

11. Kesadaran

Kesadaran orang yang mengalami gangguan skizofrenia adalah jernih. Hal inilah yang

menunjukkan prognosisnya baik nantinya.2

Tabel 1.1 Ciri untuk mempertimbangkan prognosis baik hingga buruk pada Skizofrenia

BAB

III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satu pembagian skizofrenia adalah Skizofrenia Herbefrenik merupakan suatu

18

Prognosis Baik Prognosis Buruk

Onset lambat

Faktor pencetus yang jelas

Onset akut

Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif)

Menikah

Riwayat keluarga gangguan mood

Sistem pendukung yang baik

Gejala positif

Onset muda

Tidak ada factor pencetus

Onset tidak jelas

Riwayat social dan pekerjaan premorbid yang buruk

Prilaku menarik diri atau autistic

Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda

Sistem pendukung yang buruk

Gejala negatif

Tanda dan gejala neurologist

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Page 19: refrat jiwa skizofrenia

bentuk skizofrenia yang biasanya timbul pada usia remaja awal dengan perubahan afektif

yang menonjol, waham (delusions) dan halusinasi (hallucinations) yang singkat dan terpecah,

perilaku yang tidak bertanggung jawab serta tidak dapat diramalkan, dan sering di sertai

dengan manerisme. Mood dangkal dan tidak sesuai, proses berpikir tidak terorganisasi dan

pembicaraan inkoheren.Terdapat kecendrungan yang jelas untuk terjadinya isolasi sosial.

Penyebab terjadinya skizofrenia secara pasti belum diketahui, akan tetapi ada beberapa

dugaan bahwa keterlibatan genetik, faktor biologis, faktor psikososial merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya skizofrenia.Terapi untuk skizofrenia dapat dilakukan

dengan terapi farmakologi yaitu dengan anti psikotik, juga ditambah dengan terapi

psikososial seperti terapi perilaku, terapi berorientasi keluarga, terapi kelompok, psikoterapi

individual dan perawatan rumah sakit.

19