14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan. 1 Ganguan ini ditandai dengan adanya keluhan- keluhan berupa gejala fisik yang bermacam-macam dan hampir mengenai semua sistem tubuh. Keluhan ini biasanya sudah berlangsung lama dan biasanya keluhannya berulang-ulang namun berganti-ganti tempat. Pasien biasanya telah sering pergi ke berbagai macam dokter ( doctor shopping ). Beberapa pasien bahkan ada yang sampai dilakukan

Refrat Rini 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Refrat Rini 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki

gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak

dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan

somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional

yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk

berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis

gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor

psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan

durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-

pura yang disadari atau gangguan buatan.1

Ganguan ini ditandai dengan adanya keluhan-keluhan berupa gejala

fisik yang bermacam-macam dan hampir mengenai semua sistem tubuh.

Keluhan ini biasanya sudah berlangsung lama dan biasanya keluhannya

berulang-ulang namun berganti-ganti tempat. Pasien biasanya telah sering

pergi ke berbagai macam dokter ( doctor shopping ). Beberapa pasien

bahkan ada yang sampai dilakukan operasi namun hasilnya negatif.

Keluhan yang paling sering biasanya berhubungan dengan sistem organ

gastrointestinal (perasaan sakit, kembung, mual dan muntah) dan keluhan

pada kulit seperti rasa gatal, terbakar, kesemutan, baal dan pedih.

Gambaran yang penting dari gangguan somatoform adalah adanya

gejala fisik, akan tetapi tidak ada kelainan organik atau mekanisme

fisiologik. Dan untuk hal tersebut terdapat bukti positif atau perkiraan yang

kuat bahwa gejala tersebut terkait dengan adanya faktor psikologis atau

konflik. Karena gejala tak spesifik dari beberapa sistem organ dapat terjadi

pada penderita anxietas maupun penderita somatoform disorder, diagnosis

anxietas sering disalah diagnosiskan menjadi somatoform disorder, begitu

pula sebaliknya. Adanya somatoform disorder, tidak menyebabkan

Page 2: Refrat Rini 1

diagnosis anxietas menjadi hilang. Pada DSM-IV ada 4 kategori penting

dari somatoform disorder, yaitu hipokhondriasis, gangguan somatisasi,

gangguan konversi dan gangguan nyeri somatoform.

Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari

perhatian (histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak

berhasil membujuk dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang

penyakit fisik dan bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.

Dalam makalah ini sendiri akan dibahas mengenai gangguan somatisasi

dimana keluhannya berupa gejala somatik yang tidak dapat dibuktikan

dengan pemeriksaan fisik atau bahkan tindakan operatif.

1.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca khususnya tenaga

medis dapat mengetahui tentang gangguan somatisasi itu sendiri. Sehingga

diharapkan para tenaga medis lebih mudah untuk menentukan diagnosis

dari penyakit ini sendiri.

Page 3: Refrat Rini 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gangguan somatisasi adalah salah satu gangguan somatoform spesifik

yang ditandai oleh banyaknya keluhan fisik/gejala somatik yang mengenai

banyak sistem organ yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat berdasarkan

pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Perjalanan gangguan ini bersifat menahun dan berfluktuasi, dan sering

kali disertai dengan ketidakserasian dari perilaku sosial, interpersonal dan

keluarga yang berkepanjangan. Gangguan ini jauh lebih sering terjadi pada

wanita daripada pria, dan biasanya mulai pada usia dewasa muda.

Ketergantungan pada atau penyalahgunaan obat-obatan (biasanya sedativa dan

analgetika) sering kali terjadi akibat seringnya menjalani rangkaian

pengobatan.

2.2 Etiologi

Sebuah pandangan perilaku mengenai gangguan somatisasi menyatakan

bahwa berbagai macam rasa sakit dan nyeri, rasa tidak nyaman, dan disfungsi

merupakan manifestasi kecemasan yang tidak realistis dalam sistem-sistem

tubuh. Sejalan dengan pemikiran bahwa terdapat faktor kecemasan yang tinggi,

pasien penderita gangguan somatisasi memiliki kadar kortisol tinggi, suatu

indikasi bahwa mereka berada dibawah tekanan. Mungkin ketegangan ekstrim

Page 4: Refrat Rini 1

yang dimiliki individu berpusat pada otot-otot perut, mengakibatkan rasa mual

atau muntah. Bila keberfungsian normal terganggu, pola maladiaptif akan

menguat karena menghasilkan perhatian dan alasan untuk menghindari sesuatu.

2.3 Epidemiologi

Prevalensi gangguan somatisasi pada populasi umum diperkirakan 0,1 –

0,2%, walaupun beberapa kelompok penelitian percaya bahwa angka

sesungguhnya mungkin mendekati 0,5 %. Prevalensi gangguan somatisasi pada

wanita di populasi umum adalah 1 – 2 %. Rasio penderita wanita dibanding

laki-laki adalah 5 berbanding 1 dan biasanya gangguan mulai pada usia dewasa

muda (sebelum usia 30 tahun).

Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan somatisasi seringkali

bersama-sama dengan gangguan mental lainnya. Sifat kepribadian atau

gangguan kepribadian yang seringkali menyertai adalah yang ditandai oleh ciri

penghindaran, paranoid, mengalahkan diri sendiri dan obsesif kompulsif.

2.4 Gambaran Klinis

Ciri utama gangguan somatisasi adalah adanya gejala-gejala fisik yang

bermacam-macam (multiple), berulang dan sering berubah-ubah, yang

biasanya sudah berlangsung beberapa tahun sebelum pasien datang ke

psikiater. Kebanyakan pasien mempunyai riwayat pengobatan yang panjang

dan sangat kompleks, baik ke pelayanan kesehatan dasar, maupun spesialistik,

dengan hasil pemeriksaan atau bahkan operasi yang negatif.

Keluhannya dapat mengenai setiap sistem atau bagian tubuh manapun,

tetapi paling lazim mengenai keluhan gastrointestinal (perasaan sakit,

kembung, mual, muntah), kesulitan menelan, nyeri di lengan dan tungkai,

napas pendek yang tidak berhubungan dengan aktivitas dan keluhan-keluhan

perasaan abnormal pada kulit (perasaan gatal, rasa terbakar, kesemutan, baal,

pedih, dsb.), serta bercak-bercak pada kulit. Keluhan mengenai seks dan haid

juga lazim terjadi. (1,3)

Penderitaan psikologis dan masalah interpersonal adalah menonjol, dan

sering sekali terdapat anxietas dan depresi yang nyata sehingga memerlukan

Page 5: Refrat Rini 1

terapi khusus. Pasien biasanya tetapi tidak selalu menggambarkan keluhannya

dengan cara yang dramatik, emosional, dan berlebih-lebihan, dengan bahasa

yang gamblang dan bermacam-macam. Pasien wanita dengan gangguan

somatisasi mungkin berpakaian eksibisionistik. Pasien mungkin merasa

tergantung, berpusat pada diri sendiri, haus akan pujian atau sanjungan dan

manipulatif.

Gangguan somatisasi sering disertai oleh gangguan mental lainnya,

termasuk gangguan depresi berat, gangguan kepribadian, gangguan

berhubungan dengan zat, gangguan kecemasan umum, dan fobia.

2.5 Pedoman Diagnostik

Diagnosis pasti dari gangguan somatisasi menurut PPDGJ III,

memerlukan semua hal berikut :

1. Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan

adanya dasar kelainan fisik yang memadai, yang sudah berlangsung

sekurangnya 2 tahun.

2. Selalu tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa

dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-

keluhannya.

3. Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam berfungsinya di

masyarakat dan keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-

keluhannya dan dampak perilakunya.

Kriteria diagnosis gangguan somatisasi berdasarkan DSM IV:

A. Riwayat banyak keluhan fisik dengan onset sebelum usia 30 tahun yang

terjadi selama periode beberapa tahun dan menyebabkan gangguan

bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

B. Tiap kriteia berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang

terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan.

Page 6: Refrat Rini 1

1. Empat gejala nyeri: Riwayat nyeri yang berhubungan dengan

sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlebihan (misalnya:

kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama

menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi).

2. Dua gejala gastrointestinal: Riwayat sekurangnya dua gejala

gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya: mual, kembung, muntah

selain dari kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap berbagai jenis

makanan).

3. Satu gejala seksual: Riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau

reproduksi selain dari nyeri (misalnya: indiferensi seksual, disfungsi

erektil, atau ejakulasi, menstruasi yang tidak teratur, perdaraahan

menstruasi yang berlebih, muntah sepanjang kehamilan).

4. Satu gejala pseudoneurologis: Riwayat sekurangnya satu gejala atau

defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas

pada nyeri (gejala konversi seperti gangguaan koordinasi atau

keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan atau

benjolan ditenggorokan, retensi urin, hilangnya sensasi sentuh atau

nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, gejala disosiatif

seperti amnesia atau hilangnya kesadaran selain pingsan).

C. Salah satu (1) atau (2)

1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak

dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum yang dikenal

atau efek langsung dari suatu zat (misalnya: efek cedera, medikasi, obat

atau alkohol).

2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial

atau pekerjaan yang ditimbulkannya melebihi apa yang diperkirakan

dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada

gangguan buatan atau pura-pura).

2.6 Diagnosis Banding

Page 7: Refrat Rini 1

Gangguan medis seperti systemic lupus erythematosus, sclerosis

multiple, porfiria, penyakit tiroid, gangguan psikiatrik seperti skizofrenia,

depresi, gangguan stress pasca trauma, harus disingkirkan terlebih dahulu.

Diantara gangguan somatoform lainnya, hipokondriasis, gangguan

konversi, dan gangguan nyeri perlu dibedakan dari gangguan somatisasi.

Hipokondriasis ditandai oleh keyakinan palsu bahwa seseorang menderita

penyakit spesifik, berbeda dengan gangguan somatisasi, yang ditandai oleh

permasalahan dengan banyak gejala. Gejala gangguan konversi adalah

terbatas pada satu atau dua gejala neurologis, bukannya berbagai gejala dari

gangguan somatisasi. Gambaran dari gangguan nyeri adalah preokupasi

terhadap nyeri tanpa adanya temuan objektif atau temuan objektif yang

berlebihan dan atau terbatas pada satu atau dua keluhan nyeri.

2.7 Penatalaksanaan

Para ahli kognitif dan perilaku percaya bahwa tingkat kecemasan yang

tinggi berkaitan dengan gangguan somatisasi dipicu oleh situasi spesifik.

Beberapa teknik seperti pemaparan atau terapi kognitif dapat digunakan

untuk rasa takut, berkurangnya rasa takut dapat membantu mengurangi

berbagai keluhan somatik.2

Jika gangguan somatisasi telah didiagnosis, dokter yang mengobati

pasien harus mendengarkan keluhan somatik sebagai ekspresi emosional,

bukannya sebagai keluhan medis. Tetapi, pasien dengan gangguan

somatisasi dapat juga memiliki penyakit fisik, karena itu dokter harus

mempertimbangkan gejala mana yang perlu diperiksa dan sampai sejauh

mana.

Strategi luas yang baik bagi dokter perawatan primer adalah

meningkatkan kesadaran pasien tentang kemungkinan bahwa faktor

psikologis terlibat dalam gejala penyakit. Psikoterapi dilakukan baik

individual dan kelompok. Dalam lingkungan psikoterapetik, pasien dibantu

untuk mengatasi gejalanya, untuk mengekspresikan emosi yang mendasari

dan untuk mengembangkan strategi alternatif untuk mengekspresikan

perasaan mereka. (1)

Page 8: Refrat Rini 1

Pengobatan psikofarmakologis diindikasikan bila gangguan somatisasi

disertai dengan gangguan penyerta (misalnya: gangguan mood, gangguan

depresi yang nyata, gangguan anxietas. Medikasi harus dimonitor karena

pasien dengan gangguan somatisasi cenderung menggunakan obat secara

berlebihan dan tidak dapat dipercaya. (

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan somatisasi adalah salah satu gangguan somatoform spesifik

yang ditandai oleh banyaknya keluhan fisik/gejala somatik yang mengenai

banyak sistem organ yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat berdasarkan

pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Keluhannya dapat mengenai setiap sistem atau bagian tubuh manapun,

tetapi paling lazim mengenai keluhan gastrointestinal, kesulitan menelan, nyeri

di lengan dan tungkai, napas pendek yang tidak berhubungan dengan aktivitas

Page 9: Refrat Rini 1

dan keluhan-keluhan perasaan abnormal pada kulit. Keluhan mengenai seks

dan haid juga lazim terjadi.

Penatalaksanaan dari gangguan somatisasi yaitu berupa psikoterapi dan

terapi psikofarmakologis bila gangguan somatisasi tersebut disertai dengan

gangguan penyerta (seperti: depresi, anxietas, gangguan mood).

Page 10: Refrat Rini 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Pardamean E, Somatoform, diunduh dari

http://www.idijakbar.com/prosidim/gangguan-somatisai.htm diakses

maret 2013.

2.