Refrerat Kawasaki FINALL

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    1/21

    Referat

    KAWASAKI DISEASE

    Disusun oleh:

    Luki (406127003)

    Pembimbing:

    dr. Trie Hariweni, Sp.A

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

    RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA

    PERIODE 17 FEBRUARI26 APRIL 2014

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

    JAKARTA

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    2/21

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama : Luki

    NIM : 406127003

    Fakultas : Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta

    Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak, Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta

    Diajukan : 2 April 2014

    Judul : Kawasaki Disease

    Jakarta, 2 April 2014

    Pembimbing

    Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSPJ

    dr. Trie Hariweni, Sp.A

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    3/21

    3

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

    dan karunia-Nya, penulis telah mendapatkan kesempatan, sehingga referat Kawasaki Disease

    ini dapat diselesaikan tepat waktu.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada :

    1. Direktur Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta yang telah memberikan kesempatan untukmengikuti kegiatan kepaniteraan dan mempelajari Kepaniteraan Klinik Ilmu

    Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.

    2. dr. Trie Hariweni,Sp.A , Kepala Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anakdan dokter pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama

    kepaniteraan di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.

    3. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepadapenulisan referat ini.

    Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam referat ini. Oleh karena itu,

    penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki

    kekurangankekurangan tersebut.

    Jakarta, 2 April2014

    Penulis

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    4/21

    4

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1

    LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... 2

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4

    BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

    2.1 Definisi ..................................................................................................... 7

    2.2 Epidemiologi ............................................................................................ 7

    2.3 Etiologi ..................................................................................................... 7

    2.4 Patofisiologi ............................................................................................. 8

    2.5 Manifestasi Klinis .................................................................................... 9

    2.6 Diagnosis................................................................................................. 11

    2.7 Diagnosis Banding .................................................................................. 16

    2.8 Penatalaksanaan ...................................................................................... 18

    2.9 Komplikasi .............................................................................................. 19

    2.10 Prognosis ............................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    5/21

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kawasaki Disease (KD) juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, lymp node

    syndrome dan mucocutaneous lymp node syndrome merupakan penyakit autoimun dimana

    pembuluh darah ukuran sedang di seluruh tubuh mengalami inflamasi. Kawasaki disease

    banyak terjadi pada anak usia di bawah lima tahun. Penyakit ini mempengaruhi beberapa

    sistem organ, terutama pembuluh darah, kulit, membrane mukosa, dan limponodi, meskipun

    efek ke sistem organ jarang tetapi efek yang paling serius adalah organ jantung dimana dapat

    menyebabkan aneurisma arteri koroner pada anak yang tidak diobati. Tanpa pengobatan,

    terjadinya mortalitas mencapai 1% dalam waktu enam minggu dari onset. Bila dengan

    pengobatan, angka mortalitas sekitar kurang dari 0,01% di US1.

    Kawasaki disease pertama kali dijelaskan pada tahun 1967 oleh Dr Tomisaku

    Kawasaki, yang melaporkan 50 kasus penyakit khas pada anak-anak yang terlihat di pusat

    kesehatan palang merah Tokyo di Jepang. Anak-anak ini dihadapkan pada demam, ruam,

    injeksi konjungtival, limfadenitis leher, inflamasi pada rongga mulut dan bibir, eritema dan

    edema pada tangan dan kaki2.

    Penyakit ini awalnya di anggap benigna dan self-limited. Namun laporan berikutnya

    mengindikasikan bahwa hampir 2% dari pasien dengan Kawasaki disease kemudian

    meninggal oleh penyakitnya. Kematian terjadi pada anak usia kurang dari dua tahun. Anak-

    anak ini meninggal saat keadaannya berangsur membaik atau setelah mereka pulih dari

    sakitnya. Pemeriksaan postmortem mengungkapkan oklusi trombotik lengkap pada coronary

    artery aneurysms (CAAs) dengan infark miokard sebagai penyebab langsung kematian2.

    Pada tahun 1976, Melish dkk pertama kali melaporkan Kawasaki disease di Amerika

    Serikat pada suatu kelompok yang terdiri dari dua belas anak dari Honolulu yang diteliti dari

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    6/21

    6

    tahun 1971-1973. Kawasaki disease kini diakui di seluruh dunia, meskipun jumlah kasus

    terbesar berada di Jepang. Ini merupakan penyebab utama dari penyakit jantung yang

    diperoleh pada anak-anak dinegara maju dan dapat menjadi faktor resiko penyakit jantung

    iskemik. Di Amerika Serikat Kawasaki disease telah melampaui demam rematik akut sebagai

    penyebab utama penyakit jantung yang diperoleh pada anak usia kurang dari dari lima tahun2.

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    7/21

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Penyakit Kawasaki (PK) atau mucocutaneous lymphnodes syndrome (MCLS) ialah

    suatu penyakit peradangan pada anak yang ditandai oleh demam persisten, peradangan

    mucocutaneous dan adenopati servikalis, radang bibir dan rongga mulut, dan eritema dan

    edema pada tangan dan kaki.2,3

    2.2. Epidemiologi

    Sejak awal ditemukan pada tahun 1967 oleh dokter anak T. Kawasaki di Jepang,

    lebih dari 170.000 anak telah didiagnosa dengan KD di Jepang. Baru-baru ini, serangkaian

    negara-negara Eropa seperti Inggris dan Italia telah dilaporkan. Meskipun digambarkan

    dalam subyek semua asal-usul etnis, insiden tertinggi KD pada orang Asia atau keturunan

    Asia. Di Jepang, insiden tersebut diperkirakan melebihi 1 000 / 1 juta usia di bawah 5 tahun.

    Di Amerika Serikat 1,65,6 kasus (pada epidemi 13,5 16,4 kasus per 100.000 anak). Pada

    umur kurang dari 8 tahun, ternyata anak AmerikaAsia lebih sering diserang daripada anak

    kulit hitam (3:1). Penyakit ini banyak menarik perhatian,. karena mengakibatkan lesi arteri

    koronaria asimtomatik sebagai sekuele pada 510% kasus.1,2,3

    2.3. Etiologi

    Hingga saat ini penyebab pasti belum dapat diketahui , meskipun klinis,

    laboratorium dan epidemiologi mengacu kepada penyakit infeksi. Diduga penyakit ini dipicu

    oleh gangguan imun yang didahului oleh proses infeksi. Walaupun Rickettsia-like bodies

    telah ditemukan pada jaringan beberapa penderita, tetapi uji serologik urnumnya negatif,

    demikian pula biakan negatif. Penyebab lain yang juga menjadi perkiraan antara lain strain

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    8/21

    8

    Pro pionibacterium acnesyang dipindahkan oleh tungau ke manusia, reaksi imun abnormal

    terhadap virus Epstein -Barr, rubeola, rubella, hepatitis, parainfluensa, toksin yang diproduksi

    oleh atau reaksi imunologik terhadap streptokokus sanguis, treponema pallidum, leptospira,

    brucella atau mycoplasma.1,3

    2.4. Patofisiologi

    Pada tahap awal penyakit, sel-sel endotel vaskular dan media menjadi bengkak,

    tetapi lamina elastis internal yang tetap utuh. Kemudian, sekitar 7-9 hari setelah onset

    demam, masuknya neutrofil yang dengan cepat diikuti oleh proliferasi CD8 + (sitotoksik)

    limfosit dan imunoglobulin A-memproduksi sel plasma. Sel-sel inflamasi mensekresi

    berbagai sitokin (yaitu, faktor nekrosis tumor, faktor pertumbuhan endotel vaskular, monosit

    chemotactic dan faktor aktivasi), interleukin (ILS, yaitu IL-1, IL-4, IL-6), dan matriks

    metalloproteinase (MMP yaitu, terutama MMP3 dan MMP9) yang menargetkan sel-sel

    endotel dan menyebabkan terjadinya kaskade yang eventuates dalam fragmentasi dari lamina

    elastis internal dan kerusakan vascular. 3

    Selama beberapa minggu atau beberapa bulan berikutnya, sel-sel inflamasi yang

    aktif digantikan oleh sel fibroblas dan monosit, dan jaringan ikat fibrosa mulai terbentuk

    dalam dinding pembuluh darah. Dinding Intima berproliferasi dan mengental. Dinding

    pembuluh akhirnya menjadi menyempit atau tersumbat akibat stenosis atau trombus.

    Sebagian besar patologi dari penyakit ini disebabkan oleh vaskulitis arteri sedang. Awalnya,

    neutrofil yang hadir dalam jumlah besar, tapi dengan cepat beralih dan menyusup ke sel

    mononuklear, limfosit T, dan imunoglobulin A (IgA)-yang memproduksi sel plasma. Semua

    Peradangan melibatkan tiga lapisan pembuluh. Selama Periode kerusakan vaskular yang

    terbesar adalah ketika terjadinya peningkatan yang progresif jumlah trombosit yang sama

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    9/21

    9

    dalam serum terjadi, dan ini adalah titik penyakit ketika risiko yang paling signifikan adalah

    kematian.3

    2.5. Manifestasi Klinis

    Sering kali penyakit ini terlupakan dan baru terdiagnosis setelah anak menderita

    demam tinggi berkepanjangan dan pemeriksaan darah terhadap adanya infeksi yang rutin

    dikerjakan (seperti infeksi typhus, infeksi hepatitis, tuberkulosis) menunjukkan hasil yang

    negatif dan pada saat yang bersamaan pula berbagai antibiotika telah dicoba. Memang

    sebagian anak yang terjangkit baru menunjukkan gejala Kawasaki yang khas setelah demam

    tinggi 5 hari. Tetapi ada petunjuk gejala inti yang bisa dipakai sebagai pegangan untuk secara

    dini mencurigai anak terpapar infeksi ini.5

    2.5.1. Perjalanan penyakit6

    2.5.1.1. Fase Akut (10 hari pertama )

    Anak tampak sangat sakit dan mudah tersinggung. Mayor diagnostik kriteria

    yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah

    sebagai berikut :

    a. Demam mendadak tinggi selama 5 hari atau lebih. Injeksi konjungtivabilateral.

    b. Orofaringeal eritema,"Strawberry" lidah, atau bibir kering merah.c. Eritema dan edematangan dan kaki, desquamation periungal.d. Erythematous umum ruam.e. Serviks limfadenopati greather dari 0,6 inci (1,5 cm)f. Perikarditis, miokarditis, cardiomegaly, gagal jantung, dan efusi pleura.g. Temuan terkait lainnya termasuk meningitis, arthritis, piuria steril,muntah

    dan diare

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    10/21

    10

    Gambar 1. Strawberry tongue.(Sumber : PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December

    2004)

    Gambar 2. bayi dengan penyakit kawasaki dengan ruam eritematosa

    Sumber : PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004)

    2.5.1.2. Fase Subakut (hari 11-25)

    a) Gejala akut dari tahap I mereda sebagai temperatur kembali normal.b) Anak itu tetap mudah tersinggung dan anorectic.c) Kering, retak dengan celah bibir.d) Desquamation jari tangan dan jari kaki.e) Trombus koroner, aneurisma, infark miokard, dan gagal jantung.f) Trombositosis puncak pada 2 minggu.

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    11/21

    11

    2.5.1.3. Fase Konvalesen ( 6-8 minggu dari awitan )

    Pada fase ini laju endap darah dan hitung trombosit mencapai nilai normal

    kembali, dapat dijumpai garis tranversa yang dikenal dengan Beaus line. Meskipun anak

    tampak menunjukkan perbaikan klinis, namun kelainan jantung dapat berlangsung terus.6

    2.6.Diagnosis

    Gejala-gejala penyakit Kawasaki adalah karena peradangan sistemik. Adalah

    penting untuk menyadari bahwa tidak semua gejala yang sering hadir pada saat yang sama,

    sehingga pemeriksaan ulang mungkin diperlukan sebelum diagnosis dapat dibuat. Diagnosis

    membutuhkan dengan adanya terus-menerus, demam yang tidak jelas untuk setidaknya lima

    hari. Empat atau lebih dari gejala berikut tedapat pada (Tabel 1):7

    Tabel 1. Kriteria diagnostik untuk penyakit Kawasaki

    Sumber : The Permanente Journal/ Winter 2009/ Volume 13 No. 1

    Diagnosis membutuhkan demam yang tidak jelas selama 5 hari di samping itu

    adanya tanda 4 sebagai berikut:

    Perubahan Mukosa oral, termasuk bibir merah atau retak, faring eritema ,atau lidah stroberi

    Bilateral nonexudative konjungtivitis Limfadenopati servikal, biasanya unilateral, dengan satu node 1,5 cm Ruam polymorphous Perubahan Ekstremitas (eritema pada telapak tangan dan telapakkaki,

    pembengkakan tangan dan kaki, deskuamasi periungual dalam fase penyembuhan)

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    12/21

    12

    Gambar 4. Eritema generalisata dan deskuamasi pada perigenital dan perirenal pada

    anak perempuan berumur 4 tahun dengan Kawasaki Sindrom (Sumber :

    Fitzpatricks,Dermatology in general medicine vol.2)

    Gambar 5. Eritema dan edema adalah gejala awal yang khas pada fase awal

    kawasaki sindrom (Sumber : Fitzpatricks,Dermatology in general medicine vol.2)

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    13/21

    13

    Gambar 6. Deskuamasi teradi pada ujung jari 10-18 hari setelah onset penyakit.

    (Sumber : Fitzpatricks,Dermatology in general medicine vol.2)

    2.6.1. Tes Laboratorium

    Penyakit Kawasaki adalah diagnosis klinis, dan tidak ada konfirmasi tes

    laboratorium. Namun, temuan laboratorium tertentu dapat digunakan untuk mendukung

    diagnosis, termasuk yang tercantum dalam Tabel 2 dan berikut ini:7

    Table 2. Temuan Laboratorium sugestif dari penyakit Kawasaki

    Peningkatan tingkat sedimentasi eritrosit ( 40 mm / jam) atau C-reaktif tingkat protein ( 3,0 mg / L)

    Jumlah sel darah putih 15.000 / Ul Normokromik anemia, normositik untuk usia Tingkat Serum alanine aminotransferase > 50 U / L Kadar albumin serum 3,0 mg Hitung trombosit 450.000 / mm3 setelah tujuh hari sakit

    Sumber : The Permanente Journal/ Winter 2009/ Volume 13 No. 1

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    14/21

    14

    Trombositosis, yang biasanya terjadi sekitar minggu kedua sampai ketiga daripenyakit, dengan nilai rata-rata 700.000 / mm3

    Tingkat abnormal lipid serum, termasuk peningkatan kadar trigliserida danlow-density lipoprotein dan penurunan tingkat high-density tingkat lipoprotein.

    Hiponatremia (natrium tingkat

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    15/21

    15

    Gambar 7. 2D echocardiogram. AO menunjukkan aorta; PA, arteri paru-paru, CX,

    sirkumfleksa arteri koroner; L UTAMA, arteri koroner kiri.1 (Sumber : PEDIATRICS Vol.

    114 No. 6 December 2004)

    Gambar 8. Evaluasi penyakit Kawasaki diduga tidak lengkap. (Sumber :

    PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004)

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    16/21

    16

    Dengan tidak adanya gold standar untuk diagnosis, algoritma ini tidak dapat

    menjadi bukti melainkan mewakili berdasarkan pendapat dari komite ahli. Konsultasi dengan

    bantuan ahli harus dicari bila diperlukan. Bayi > 6 bulan pada hari 7 demam tanpa penjelasan

    lainnya harus menjalani pengujian laboratorium dan, jika bukti peradangan sistemik

    ditemukan, ekokardiogram, bahkan jika bayi tidak memiliki kriteria klinis.1

    2.7. Diagnosis Banding

    Diferensial diagnosis penyakit Kawasaki meliputi scarlet fever, sindrom syok toksik,

    campak, reaksi hipersensitivitas obat termasuk sindrom Stevens-Johnson, juvenile

    rheumatoid arthritis, dan, lebih jarang, Rocky Mountain spotted fever dan Leptospirosis.

    Beberapa yang menonjol seperti reaksi obat, seperti edema periorbital, ulkus oral, dan ESR

    yang rendah, dapat membantu untuk membedakan reaksi penyakit Kawasaki. Sindrom syok

    toksik dapat dibedakan oleh adanya hipotensi, keterlibatan ginjal, tingginya tingkat creatine

    phosphokinase, dan terutama infeksi Staphylococcus aureus.8

    Sebuah masalah klinis yang umum adalah demam scarlet diferensiasi dari penyakit

    Kawasaki pada anak-anak yang pembawa streptokokus grup A. Karena pasien dengan

    demam scarlet memiliki respon klinis yang cepat terhadap terapi penisilin, pengobatan

    selama 24-48 jam dengan penilaian ulang klinis umumnya ditunjukkan pada diagnosis.

    Diagnosis yang akurat tentang kasus-kasus yang tidak lengkap tetap menjadi tantangan bagi

    dokter. Kasus yang tidak biasa harus dirujuk ke pusat dengan pengalaman dalam diagnosis

    penyakit Kawasaki.8

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    17/21

    17

    Table 3. Diferensial Diagnosis Penyakit Kawasaki: Penyakit dan Gangguan Dengan

    Temuan Klinis yang mirip

    Sumber : PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004

    Table 4. Diferensial Diagnosis Penyakit Kawasaki berdasarkan predileksi tempat

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    18/21

    18

    2.8 Penatalaksanaan

    Pasien dengan penyakit Kawasaki akut harus diobati dengan imunoglobulin

    intravena (IVIG) dan aspirin dosis tinggi sesegera mungkin setelah diagnosis. Mekanisme

    aksi dari IVIG di Kawasaki penyakit tidak diketahui, tetapi pengobatan yang cepat

    menghasilkan penurunan suhu badan sampai yg normal dan resolusi dari tanda-tanda klinis

    penyakit pada kebanyakan pasien. IVIG mengurangi prevalensi penyakit koroner dari 20-

    25% pada anak diobati dengan aspirin saja untuk 2-4% pada mereka yang dirawat dengan

    IVIG dan aspirin dalam hari-hari pertama sakit.8

    Stadium Akut : Imunoglobulin intravena 2 g / kg untuk 10-12 jam denganaspirin 80-100 mg/kg/24 jam dibagi setiap 6 jam secara oral sampai hari-14 penyakit

    Tahap sembuh :Aspirin 3-5 mg / kg oral sekali sehari sampai 6-8 minggusetelah onset penyakit

    Terapi jangka panjang untuk orang-orang dengan kelainan koroner :Aspirin dipyridamole 3-5 mg / kg oral sekali sehari 4-6 jam mg/kg/24 dibagi dalam dua

    atau tiga dosis oral (warfarin kebanyakan ahli menambahkan untuk pasien berisiko tinggi

    trombosis

    Selain itu, pertimbangan harus diberikan untuk pengobatan pasien yang didiagnosis

    setelah 10 hari sakit saat demam telah berlangsung, karena efek anti-inflamasi dapat

    bermanfaat, meskipun efek terapi seperti pada risiko mengembangkan aneurisma koroner

    tidak diketahui . Aspirin adalah penurunan anti-inflamasi untuk dosis antitrombotik (3-5

    mg/kg/24 jam sebagai dosis tunggal) pada hari ke-14 dari penyakit atau ketika pasien telah

    afebris untuk setidaknya 3-4 hari. Efek antitrombotik aspirin dilanjutkan sampai 6-8 minggu

    setelah onset, ketika ESR telah dinormalisasi, pada pasien yang belum dikembangkan

    kelainan terdeteksi oleh echocardiography.8

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    19/21

    19

    Kadang-kadang pasien awalnya tidak merespon infus IVIG atau hanya memiliki

    respon parsial. Pertimbangan yang kuat harus diberikan untuk pengobatan ulang pasien

    dengan infus tambahan IVIG, 2 g / kg. Penggunaan kortikosteroid pada penyakit Kawasaki

    masih kontroversial, jika diberikan, terapi seperti umumnya harus dicadangkan untuk pasien

    dengan demam persisten berikut dua 2 infus g / kg IVIG.8

    Pasien dengan aneurisma soliter kecil harus terus mengunakan aspirin tanpa batas.

    Pasien dengan aneurisma yang lebih besar atau banyak mungkin memerlukan penambahan

    dipyridamole atau terapi warfarin dan keputusan harus dibuat dalam konsultasi dengan

    seorang ahli jantung Anak. Trombosis akut kadang-kadang dapat terjadi pada arteri koroner

    aneurismal. Terapi trombolitik dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi ini. Abciximab

    telah digunakan pada beberapa pasien dengan penyakit Kawasaki dengan adanya aneurisma

    koroner besar atau mungkin trombosis. Sedikit data tentang kemanjuran yang tersedia, tetapi

    obat ini dapat mengurangi komplikasi trombotik.8

    Pasien yang menerima terapi aspirin dalam jangka panjang harus dilakukan vaksin

    influenza untuk mengurangi risiko sindrom Reye. Risiko sindrom Reye pada anak-anak yang

    mengunakan salisilat dan yang menerima vaksin varicella diyakini jauh lebih rendah

    dibandingkan dengan wild type varisela8.

    2.9. Komplikasi

    Komplikasi yang ditakutkan adalah kelainan jantung, antara lain : dapat

    menyebabkan peradangan pembuluh darah (vasculitis) yang akhirnya menyebabkan kelainan

    pada artery coronary.Artery coronarymerupakan pembuluh darah besar yang sangat penting

    untuk mensuplai darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pada penderita kawasaki, arteri ini

    menjadi menipis dan menggelembung, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar, lambat

    dan berputar pada daerah yang rusak ini. Darah juga bisa menggupal sehingga terbentuk

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    20/21

    20

    bekuan-bekuan darah yang dapat menjadi sumbatan sehingga terjadi serangan jantung.

    Komplikasi yang lain terjadi juga peradangan pada otot jantung (myocarditis), selaput

    pembungkus jantung (pericarditis) . arrhytmias (kelainan irama jantung) dan abnormalitas

    fungsi katup jantung juga dapat terjadi.8

    2.10. Prognosis

    Prognosis penyakit kawasaki adalah baik jika diagnosis dini dan therapi tepat segera

    diberikan. Kemungkinan mendapat kelainan jantung sangat kecil bahkan tidak ada. Kasus

    relaps yaitu jika demam muncul lagi disertai 1 gejala yang lain dalam periode satu bulan

    sejak demam pertama adalah kurang dari 1%. Jika timbul kembali dalam periode setelah satu

    bulan, tidak dapat ditentukan apakah kasus relaps atau kasus baru.8

  • 8/12/2019 Refrerat Kawasaki FINALL

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Jane W. Newburger, Diagnosis, Treatment, and Long-Term Management ofKawasaki Disease, P: 1708-1728, PEDIATRICS Vol. 114 No. 6 December 2004.

    2. Candra K. Siregar, Kelainan Jantung Pada Penyakit Kawasaki, Lembaga EmuKesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/ RS Ujung Pandang,

    Ujung Pandang. Hal : 38-40, Cermin Dunia Kedokteran No. 75, 2004

    3. Noah S Scheinfeld, Kawasaki Disease , Available at: http://emedicine.medscape.com/diakses 16 November 2011.

    4. Mahr A. Kawasaki disease. Orphanet Encyclopedia, June 2004, P : 1-55. Rubiana S. Penyakit Kawasaki Penyebab Kelainan Pada Pembuluh Darah Koroner

    Anak, Staf Kardiologi Anak Pelayanan Jantung Terpadu, RS Cipto Mangunkusumo,

    Jakarta

    6. Anonymous, Kawasaki Disease, Available at : www.scrib.com/ pdf/ diakses 20November 2011.

    7. Janelle R Cox, Recognition of Kawasaki Disease, The Permanente Journal/ Winter2009/ Volume 13 No. 1

    8. Anne H. Rowley, Kawasaki Disease, In : Richard E Behrman, Nelson Textbook ofPediatrics 17th Edition, Chapter : 156