25
BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Yurnani Usia : 22 tahun Alamat : Jalan Sukapura RT 004/04. Sukapura. Cilincing. Jakarta Utara Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Nama Suami: Tn. Herman Tanggal MRS : 5 April 2015 No. RM : 205176 II. ANAMNESA Keluhan Utama: Os mengeluh keluar air sejak 2 jam yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang: Os mengaku hamil pertama dan usia kehamilannya saat ini adalah 37 minggu. Os datang ke rumah sakit dengan membawa surat rujukan dari bidan yang menyatakan bahwa kehamilan Os letak lintang. Os mengeluh keluar air sejak 2 jam yang lalu. Os juga mengeluh mulas sejak pagi. Riwayat Penyakit Dahulu: Os menyangkal pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Refreshing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Refreshing

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Yurnani

Usia : 22 tahun

Alamat : Jalan Sukapura RT 004/04. Sukapura. Cilincing. Jakarta Utara

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Nama Suami : Tn. Herman

Tanggal MRS : 5 April 2015

No. RM : 205176

II. ANAMNESA

Keluhan Utama:

Os mengeluh keluar air sejak 2 jam yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Os mengaku hamil pertama dan usia kehamilannya saat ini adalah 37 minggu. Os

datang ke rumah sakit dengan membawa surat rujukan dari bidan yang menyatakan

bahwa kehamilan Os letak lintang. Os mengeluh keluar air sejak 2 jam yang lalu. Os

juga mengeluh mulas sejak pagi.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Os menyangkal pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat DM dan asma disangkal

Riwayat Pernikahan:

Kawin ke 1, masih kawin, lama kawin 1 tahun.

Page 2: Refreshing

Riwayat Haid:

Menarche: 12 tahun

Haid teratur, tidak nyeri saat haid, lama haid 7 hari, siklus 28 hari.

HPHT : lupa

Riwayat Persalinan :

NoTempat bersalin

Penolong Thn AtermJenis

PersalinanPenyulit

Anak

JK BB Sehat

1. Hamil ini

Riwayat Alergi :

Alergi makanan disangkal

Alergi obat-obatan disangkal

Alergi debu (-), udara dingin (-)

Riwayat Operasi:

Os menyangkal memiliki riwayat operasi sebelumnya

Riwayat Kebiasaan :

Minum Jamu (-)

Merokok (-)

Alkohol (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : 36.7 ˚C

Page 3: Refreshing

Status Generalis :

Rambut : bersih

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Mulut : mukosa bibir lembab (+)

Gigi : caries (-)

Leher : kelenjar tiroid membesar (-), pembesaaran KGB (-)

Dada : jantung normal (+), gallop (-), murmur (-), paru-paru normal (+),

rhonki (-), wheezing (-)

Payudara : simetris, puting susu menonjol (+)

Abdomen : membesar sesuai kehamilan (-), striae (+), linea nigra (+), TFU 26 cm

Vagina : pengeluaran pervaginam (+), penyakit kelamin (-), varices (-)

Ekstremitas : oedema (-), simetris (+)

IV. STATUS OBSTETRI

Pemeriksaan luar

Tinggi fundus uteri 26 cm, letak anak memanjang, presentase bokong, his tiap 4×10

menit, lamanya 50 detik, bunyi jantung janin 181×/menit tidak teratur.

- Leopold I : teraba bagian bulat keras (kepala)

- Leopold II : teraba bagian dataran yang keras memanjang (punggung) di

sebelah kanan

- Leopold III : teraba bagian bulat lunak (bokong)

- Leopold IV : bagian terbawah janin (bokong) sudah masuk PAP

Pemeriksaan dalam

Pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah, penurunan bagian terendah H III, Blood

slym (+).

Diagnosa

Ibu : G1P0A0 hamil aterm dengan letak sungsang

Bayi : tunggal hidup intrauterin presentasi bokong

Rencana tindakan

Page 4: Refreshing

- Observasi tanda-tanda vital, his dan DJJ

- Partus pervaginam

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Masa perdarahan 2’00” menit 1-3

Masa pembekuan 4’00” menit 2-6

Hemoglobin 13.3 g/dl 11.3 - 15.5

Leukosit 21.900 /ul 4.3-10.4

Hematokrit 34.0 % 36-46

Trombosit 492 ribu/µL 150-440

VI. LAPORAN PARTUS

Bayi lahir tanggal 5 April 2015, jam 20.45 , jenis kelamin perempuan, berat

2650 gram, panjang 47 cm, Nilai Apgar 5/9, Lahir hidup.

Jenis partus spontan atas indikasi letak sungsang. Luka jalan lahir (+). Rupture

periteni tingkat II, jahitan (+).

Placenta lahir lengkap. Berat 400 gram.

Perdarahan (kala III+IV) 400 cc.

Keadaan ibu postpartum

KU baik. Tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 80x/menit. Pernapasan

20x/menit. Suhu 36.5C. TFU 2 jari dibawah pusat. Kontraksi baik. Perdarahan

normal.

FOLLOW UP

TANGGAL CATATANMinggu,6 April 2015

S = lemas, pegalO = keadaan umum : tampak sakit sedang kesadaran = compos mentis TTV: TD : 150/100 mmHg S : 36,5o C N : 78 kali/menit P : 16 kali/menit Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-) Leher: pemb.KGB (-/-), pemb.tiroid (-/-) Dada : Pulmo : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronhki (-/-) Cor : BJ I dan II reguler murni, gallop (-), murmur (-)

Page 5: Refreshing

Mammae : simetris (+), ASI (-) Abdomen : NTE (-), BU (+) Genitalia : darah (+), lendir (-), flour albus (-) Ekstemitas : akral hangat (+),edema (-), CRT ≤2 detik (+) Otonom : BAB (-), BAK (+), Flatus (+)A = P1A0 post partus hari 1P = Terapi oral :

- Cefadroxil 2×1 hari- Asam mefenamat 3×1 hari- Hemafort 1×1Off infus

Senin,7 April 2015

S = nyeri di bagian jahitanO = keadaan umum : tampak sakit sedang kesadaran = compos mentis TTV: TD : 120/70 mmHg S : 36,5oC N : 60 kali/menit P : 17 kali/menit Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-) Leher: pemb.KGB (-/-), pemb.tiroid (-/-) Dada : Pulmo : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronhki (-/-) Cor : BJ I dan II reguler murni, gallop (-), murmur (-) Mammae : simetris (+), ASI (-) Abdomen : NTE (-), BU (+) Genitalia : darah (+), lendir (-), flour albus (-) Ekstemitas : akral hangat (+),edema (-), CRT ≤2detik (+) Otonom : BAB (-), BAK (+), Flatus (+)A = P1A0 post partus hari 2P = Terapi oral :

- Cefadroxil 2×1 hari- Asam mefenamat 3×1 hari- Hemafort 1×1Pasien boleh pulang

Page 6: Refreshing

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

KLASIFIKASI

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni :

1) Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech )

2) Presentasi bokong kaki tidak sempurna ( incomplete breech )

3) Presentasi bokong ( frank breech )

ETIOLOGI

1. Bobot janin relatif  rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika

menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak

bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu

posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.

Page 7: Refreshing

2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan

beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin

berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya

perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada

kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian

bawah rahim.

4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan

janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.

5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus)

membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.

6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan

dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di

bagian atas rahim.

7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya

menjadi sungsang.

8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya,

maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.

DIAGNOSIS

1. Anamnesis keluhan pasien

2. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau

bidan. Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di

kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan

terkeras dari janin.

Page 8: Refreshing

Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

MEKANISME

Bokong akan masuk rongga panggul dengan garis pangkal paha melintang / miring.

Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu bawah

panggul garis panggul paha menempati diameter anteposterior dan tronchater depan berada di

bawah simfisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin sehingga tronchater

belakang melewati perineum dan lahirlah bokong serta kaki. Setelah itu terjadi putaran paksi

luar dengan perut janin berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas

panggul dengan garis terbesar bahu melintang / miring. Terjadi putaran paksi dalam pada

bahu sehingga bahu depan ada dibawah simfisis melewati perineum. Kepala masuk ke dalam

rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang. Dalam rongga panggul terjadi putaran

paksi dalam. Kepala serta muka berputar ke posterior dan oksiput ke simfisis. Dagu, mulut,

hidung, dahi, dan kepala lahir berturut – turut lewat perineum.

PROGNOSIS

Mortalitas pada sungsang lebih besar dibandingkan dengan letak normal. Penyebab

kematian perinatal yaitu prematuritas & penanganan persalinan yang kurang sempurna

dengan akibat perdarahan tengkorak, terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada

waktu masuk rongga panggul. Asfiksia terjadi bila janin bernapas sebelum mulut dan hidung

lahir, sedangkan perdarahan tengkorak terjadi akibat kompresi dan dekompresi yang cepat

tanpa ada penyesuain sebelumnya.

PENANGANAN DALAM KEHAMILAN

Karena berbahaya, sebaiknya persalinan pada sungsang di hindari. Kalau pada waktu

ante natal sudah mengetahui posisi sungsang diusahakan versi luar jadi presentasi kepala.

Page 9: Refreshing

Sebaiknya melakukan versi luar antara 34 – 38. Kalau < 34 minggu belum perlu dilakukan

versi luar karena masih ada kemungkinan berputar sendiri janinnya. Sedangkan kalau > 38

minggu sudah sulit karena janin bertambah besar dan air ketuban mulai berkurang.

Versi luar : diagnosis letak janin pasti, denyut jantung janin baik. Kalau bokong sudah

masuk pintu atas panggul harus dikeluarkan dahulu. Pakai jari – jari tangan untuk

mengangkat bokong. Setelah itu bokong di tahan memakai 1 tangan, tangan yang lainnya

membuat fleksi terus menerus. Kedua tangan harus bekerja sama sehingga presentasi menjadi

kepala. Dorong kepala masuk pintu atas panggul, kemudian cek denyut jantung janin.

Dianjurkan untuk versi luar memakai kekuatan ringan bukan paksaan.

Sistem Skoring Untuk Menentukan Keberhasilan VERSI LUAR

Newman dkk (1993) mengembangkan scoring untuk meramalkan keberhasilan

tindakan versi luar. Pada score < 2 keberhasilan 0% dan pada score > 9 keberhasilan

mencapai 100%.

Page 10: Refreshing

Kontra indikasinya adalah

1. Panggul sempit, sehingga harus dilakukan seksio sesar.

2. Perdarahan ante partum, sehingga bisa menyebabkan terlepasnya plasenta.

3. Hipertensi, bisa menyebabkan solusio plasenta.

4. Bayi kembar, bisa menyebabkan lilitan tali pusat

5. Plasenta previa

PENANGANAN DALAM PERSALINAN

Kalau tidak ada masalah tidak dianjurkan mempercepat kelahiran. Tentukan apakah

ada indikasi seksio sesar ( CPD, PP, tumor ), awasi kemajuan pembukaan dan penurunan

bokong. Kalau bokong lahir jangan melakukan tarikan pada bokong karena dapat

mengakibatkan kedua lengan menjungkit ke atas dan kepala terdorong turun di antara lengan

sehingga kelahiran lengan bahu sulit.

Saat kepala masuk dalam pintu atas panggul tali pusat tertekan antara kepala janin dan

panggul ibu. Maka kelahiran seluruhnya harus 8 menit setelah umbilicus lahir. Setelah

umbilicus lahir tali pusat ditarik sedikit sampai kendor supaya tidak teregang dan tidak

terjepit antara kepala dan panggul. Kriteria untuk menentukan persalinan :

Metode lain untuk menentukan cara persalinan adalah dengan menggunakan Zahtuni

Andros Breech Scoring seperti terlihat pada tabel dibawah :

Page 11: Refreshing

Persalinan sungsang pervaginam dengan prognosis baik bila skoring antara 0 – 4.

Untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih beberapa tindakan :

PERASAT BRACHT

Bokong dan pangkal paha yang telah lahir di pegang dengan 2 tangan, kemudian di

hiperlordosis tubuh janin kearah perut ibu, sehingga lama kelamaan bagian janin dapat

dilahirkan. Penolong sama sekali tidak melakukan tarikan, hanya bantu proses persalinan

sesuai dengan letak sungsang. Tidak semua bagian berhasil dilahirkan.

Persalinan sungsang pervaginam secara spontan (sungsang “Bracht”) dapat dibagi menjadi 3

tahap :

1. Fase Lambat Pertama

Tahapan persalinan dari bokong sampai umbilikus

Disebut fase lambat oleh karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-hal yang

membahayakan jalannya persalinan.

Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.

2. Fase Cepat

Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut.

Page 12: Refreshing

Disebut fase cepat oleh karena dalam waktu < 8 menit ( 1 – 2 kali kontraksi uterus ) fase ini

harus sudah berakhir.

Pada fase ini, talipusat berada diantara kepala janin dengan PAP sehingga dapat

menyebabkan terjadinya asfiksia janin.

3. Fase lambat Kedua

Tahapan persalinan dari mulut sampai seluruh kepala.

Pertolongan pada tahap persalinan ini tidak boleh tergesa-gesa oleh karena persalinan kepala

yang terlalu cepat pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi

kepala sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

Page 13: Refreshing
Page 14: Refreshing

PERASAT KLASIK

Dasarnya adalah lengan kiri janin ditolong oleh lengan kiri penolong begitu pula

sebaliknya. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan, badan

ditarik kebawah sampai ujung bawah scapula dimana kelihatan dibawah simfisis. Kedua kaki

janin dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh

janin ditarik keatas, sehingga perut janin ke arah perut ibu. Tangan penolong yang satu

dimasukan kedalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju ke lengan

belakang sampai fossa kubiti. 2 jari tangan tersebut ditempatkan sejajar dengan humerus dan

lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan jari – jari tersebut. Untuk melahirkan

lengan depan, dada dan punggung janin dipengang dengan kedua tangan, tubuh janin diputar

unutk mengubah lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran sedemikian

rupa sehingga punggung janin melewati simfisis, kemudian lengan yang sudah berada

dibelakang tersebut dilahirkan dengan cara yang sama. Cara klasik terutama dilakukan bila

lengan depan menjungkit ke atas / berada di belakang leher janin. Karena memutar tubuh

dapat membahayakan janin, maka bila lengan depan letaknya normal, cara klasik dilakukan

tanpa memutar tubuh janin, sehingga lengan kedua tetep dilahirkan sebagai lengan depan.

Kedua kaki dipengang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan depan untuk menarik

tuuh janin ke bawah sehingga punggung janin mengarah ke bokong.

PERASAT MUELLER

Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin ditarik ke bawah

sampai bahu depan berada di bawah simfisis, kemudian lengan depan dikeluarkan dengan

Page 15: Refreshing

cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru

lengan belakang di lahirkan.

PERASAT LOEVSAT

Dasarnya adalah bahu belakang janin selalu berada lebih rendah daripada bahu depan

karena lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang di putar ke depan dengan

sendirinya akan lahir di bawah simfisis. Setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran

muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik kebawah sampai

ujung bawah scapula depan terlihat di bawah simfisis, kemudian tubuh janin diputar dengan

cara memegang dada dan punggung oleh kedua tangan sampai bahu belakang terdapat di

depan dan tampak di bawah simfisis, dengan demikian lengan depan dapat dikeluarkan

dengan mudah. Bahu yang lain yang sekarang jadi bahu belakang, dilahirkan dengan

memutar kembali tubuh janin kearah berlawanan, sehingga bahu belakang jadi bahu depan

dan lengan dapat dilahirkan dengan mudah.

PERASAT MAURICEAU

Badan janin dengan perut kebawah diletakkan pada lengan kiri penolong. Jari tengah

dimasukkan ke dalam mulut janin sedangkan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla untuk

mempertahankan kepala agar tetap flexi. Tangan kanan memegang bahu janin dari belakang

Page 16: Refreshing

dengan jari telunjuk dan jari tengah berada di sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke

bawah dengan tangan kanan sampai suboksiput / batas rambut dibawah simfisi. Tubuh janin

digerakkan ke atas sedangkan tangan kiri tetep mempertahankan fleksi kepala, sehingga

muka lahir melewati perineum dan disusul oleh bagian lain. Tangan kiri tidak boleh ikut

menarik janin, karena dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka janin.

CUNAM PIPER

Kedua kaki janin dipegan pleh seorang pembantu dan diangkat ke atas, kemudian

cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Cunam ditarik

curam kebawah sampai batas rambut dan suboksiput berada dibawah simfisis, dengan

suboksiput sebagai titik pemutaran , cunam berangsur diarahkan mendatar dan keatas,

sehingga muka janin dilahirkan melewati perineum, disusul oleh bagian kepala yang lain.

KOMPLIKASI

- Komplikasi ibu

Page 17: Refreshing

1. Perdarahan

2. Trauma jalan lahir

3. Infeksi

- Komplikasi anak

Aspirasi :

Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang

menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini

merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan

terjadinya aspirasi.

Asfiksia :

Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

Trauma intrakranial:

Terjadi sebagai akibat :

Panggul sempit

Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)

Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)

Fraktura / dislokasi:

Paralisa nervus brachialis

Menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-

jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat

membebaskan lengan.

Page 18: Refreshing

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo: 2008

Cunningham FG, Leveno KJ, Gant NF. Obstetri Williams Paduan Ringkas. Edisi 21. EGC,

2009.