Upload
erna-wati
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jzghawi
Citation preview
ABSTRAK
Erna Wati, Dela Andini, dan M.Wahyu Hidayat dibawah bimbingan
asisten Rahmat Hidayat.
Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 24 November 2015 pukul 14.00 – 16.00 WITA di Laboratorium Elektronika
dan Instrumentasi, Gedung G Lantai 4, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
Regulator Catu daya biasanya disebut suatu sistem penyearah filter yang
mengubah tegangan AC menjadi DC murni.\ c dan perbedaan rangkaian
penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor, rangkaian catu daya dengan
regulator dan negatif, mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan
regulator dan negatif dengan penyearah gelombang penuh, serta mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya gelombang dalam rangkaian catu daya.
Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” ini dilaksanakan dengan membuat
rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filterkapasitor dan rangkaian catu
daya dengan regulator positif dan negatif.
Kata Kunci : AC, DC, Regulator Catu Daya, Gelombang, Kapasitor
ABSTRACT
Erna Wati, Dela Andini, dan M.Wahyu Hidayat under the guidance of
assistant Rahmat Hidayat.
Pratikum the "Regulator PowerSupply" was held on Thursday, 24 November
2015 at 14.00 - 16.00 p.m at the Laboratory of Electronics and Instrumentation,
Building G Floor 4, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of
Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan.
The power supply regulator is usually called a rectifier filter sistem that
converts AC voltage into pure DC. Pratikum the "Regulator Power Supply" was
carried out with the aim that students can find out the similarities and differences in a
series of full-wave rectifier with a filter capacitor, a power supply circuit with the
regulator and the negatif, knowing the relationship between a power supply circuit
with the regulator and the negatif full-wave rectifier, and knowing the factors that
affect the formation of waves in the power supply circuit.
Pratikum the "Regulator Power Supply" was carried out by making a full wave
rectifier circuit with capacitors filter and a power supply circuit with positive and
negatif regulators.
Keywords: AC, DC, Power Supply Regulator, Wave, Capacitors
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari catu daya biasanya digunakan untuk alat-alat
elektronika dengan daya yang rendah , catu daya dapat mengubah arus bolak-balik
(DC) yang akan digunakan sebagai sumber tenaga. Namun untuk aplikasi yang
membutuhkan catu daya lebih besar.sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu
daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC dari pembangkit tenaga listrik. Catu
daya (power supply) merupakan salah satu peralatan yang biasanya digunakan
sebagai salah satu peralatan yang biasanya digunakan sebagai sumber catu daya untuk
alat-alat elektronika dengan daya rendah.
Pada dasarnya power supply ini mempunyai konstruksi rangkaian yang
hampir sama yaitu terdiri dari trafo, penyearah,dan penghalus tegangan. Dalam
pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan komponen utama juga
diperlukan komponen pendukung agar rangkaian berfungsi dengan baik.
Catu daya adalah suatu rangkaian terpenting pada pesawat televisi, karena
bagian ini berguna untuk memberikan daya listrik kepada seluruh rangkaian
rangkaian pesawat televisi, supaya teknisi dapat bekerja dengan baik, maka catu daya
harus dapat bekerja dan memberikan tegangan listrik yang stabil. Untuk itu, maka
rangkaian catu daya mempunyai bagian-bagian penting yaitu, penyearah dan
penstabil. Bagian primer trafo regulator disebut dengan regulator input dan bagian
sekunder dinamakan regulator output.
Oleh karena itu, praktikum tentang “regulator catu daya” ini dilakukan agar
mengetahui prinsip kerja dari catu daya, mengetahui prinsip kerja transformator, cara
membuat catu daya dengan berbagai keluaran yang bervariasi, mengetahui rangkaian
regulator catu daya menggunakan IC dan mengetahui hubungan antara rangkaian catu
daya dengan regulator positif dan regulator negatif dengan penyearah gelombang
penuh dengan filter kapasitor.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara membuat catu daya dengan keluaran yang bervariasi.
2. Mengetahui prinsip kerja berbagai macam catu daya.
3. Mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator positif dan
regulator negatif dengan penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor.
1.3 Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui cara membuat catu daya dengan keluaran yang bervariasi.
2. Dapat mengetahui prinsip kerja berbagai macam catu daya.
3. Dapat mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator
positif dan regulator negatif dengan penyearah gelombang penuh dengan filter
kapasitor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam rangkaian penguat tak membalik, voltase bersama pada kedua
masukan bisa berubah cukup jauh sehingga ada kemungkinan penguatan bersama
bisa mempengaruhi sifat rangkaian. Hal ini bisa akan diselidiki dalam pasl ini. Skema
rangkaian penguat tak membalik diperlihatkan ketika voltase masukkan dari
rangkaian ini sebesar Vm , maka terdapat voltase bersama pada kedua masukkan Op-
Amp sebesar Vm juga. Dengan input bersama ini sebenarnya terdapat voltase
keluaran sebesar Vout = Ac.Vm, tetapi voltase keluaran ini akan dikurangi oleh
umpan balik (Blocher, 2004).
Skema rangkaian satu rangkaian generator fungsi segitiga dan fungsi persegi.
Bagian yang dibutuhkan adalah sumber voltase simetris, yang berarti terdapat voltase
positif dan voltase negatif dengan harga mutlaknya sama besar, dua Op- Amp untuk
integrator membalik dan untuk sammit trigger, sakelar analog yang bisa dirangkai
dengan menggunakan dua transistor. Kalau voltase masuk tidak simertris, tetapi harga
mutlak dari voltase positif dan negatif bisa diatur sendiri-sendiri, panjang sinyal
untuk voltase tinggi dan untuk voltasae turun dalam sinyal segitiga bisadiatur sendiri-
sendiri (Blocher, 2004).
Ketika voltase keluaran dari integrator membalik mencapai besaran switch
negatif Vm dari rangkaian Schmitt trigger maka keluaran dari Schmitt trigger
berbalik dari keluaran positif menjadi besar rangkaian keluaran dari Schmitt trigger
merupakan keluaran persegi yang tadi memiliki nilai positif menjadi bernilai
negatif( Vout persegi). Keluaran Schmitt trigger ini juga menentukan posisi dari
saklar analog sehingga sakelar analog beralih pula, tidak lagi memilih voltase positif ,
teta[I voltase negatif untuk masuk kedalam integrator membalik. Sebab itu, mulai dari
saat switch ini (ketika voltase keluaran dari intergrator membalik mencapai muatan
besaran switch negatifnya) integratior akan menghasilkan satu fungsi linier yang akan
seperti ditunjukkan garis Vout sehingga ketika Vout persegi menjadi negatif. Voltase
keluaran integrator membalik akan naik sampai mencapai besaran positif Vm, dari
rangkaian Schmitt trigger. Pada saat itu, Schmitt trigger beralih dari keluaran positif
ke keluaran negatifnya sehingga pada sakelar analog beralih pula memilih voltase
masukkan negatif untuk integrator. Proses ini berlangsung terus-menerus, dengan
proses melingkar ini, terdapat fungsi persegi pada rangkaian keluaran Schmitt trigger
kemiringan dari fungsi segitiga ditentukan oleh konstanta integrator dari voltase
masukkan sesuai dengan prinsip kerja generator fungsi (Blocher, 2004).
Kalau voltase masukkan simetris, maka segitiga akan simetris kemiringan
naik serta sama dengan kemiringan turun, kalau kedua voltase segitiga di tentukan
oleh voltase switch positif dan negatif dari Schmitt trigger. Pada voltase persegi
terdapat nilai positif selama fungsi segitiga naik, kecepatan voltase segitiga naik/turun
(Blocher, 2004).
Sakelar analog dalam rangkaian ini membentuk oleh transistor T1,T2 dan
resistor R4. Ketika keluaran Schmitt trigger (keluaran dari OA2) tinggi, transistor T2
tutup dan T1 buka sehingga masukkan nilai integrator bersambung dengan masukkan
V yang positif. Berarti ketika keluaran schmit trigger positif ada arus yang masuk ke
dalam basis T1 dan arus basis itu lebih besar daripada arus yang keluar dari emitor.
Dalam situasi ini voltase pada basis akan lebih besar daripada voltase padakolektor
sehingga sambungan pn antara basis dan kolektor dari situ masuk ke dalam sumber
voltase yang bersambung dengan masukkan V+, jadi sumber voltase itu harus
mempunyai kemampuan untuk menyerap arus. Situasi dengan transistor T2 dan
masukkan V- sama ketika keluaran Schmitt trigger negatif, hanya arus voltasenya
terbalik ( Blocher, 2004).
Kalau frekuensi yang diatur dengan generator fungsi ini besar, maka ada sifat
tak ideal dari Op-Amp OA2 yang mempengaruhi hasil yang didapatkan. Keluaran
dari Op-Amp yang mempengaruhi hasil yang didapatkan keluaran dari Op-Amp OA2
seharusnya langsung berubah dari keluaran voltase positif menjadi negatif ketika
masukkan sudah mencapai voltase switch sehingga masukkan integrator langsung
berubah. Tetapi voltase keluaran dari Op-Amp berubah dengan kecepatan yang
terbatas sesuai dengan stew-ratenya. Oleh sebab itu, persegi mempunyai sisi yang
miring, karena fungsi persegi berubah dalam implementasi dalam rangkaian generator
fungsi (Blocher, 2004).
Rangkaian filter yang hanya terdiri dari komponen-komponen resistor,
inductor dan kapasitor sebagai rangkaian filter pasif. Sementara rangkaian filter
mengandung sumber-sumber independen tambahan disebut sebagai filter aktif. Filter
pasif tidak memerlukan sumber energy eksternal. Filter aktif biasanya dibuat dari
rangkaian RC dan penguat (amplifier). Rangkaian yang ditunjukkan merupakan filter
passif low- paassorde dua. Sementara rangkaian yang di tunjukkan merupakan filter
aktif dengan respons frekuensi ekuivalen (Nahvi, 1990).
Perlu diketahui bahwa transistor aadayang bersifatuniversal yang sering juga
disebut transistor jenis TUN atau TUP. Yang mana TUN berarti tergolong NPN,
sedangkan TUP berarti PNP yang memiliki frekuensi rendah. Sehingga jika terdapat
rangkaian elektronika yang bertuliskan transistor yang bertipe sama, jika nantinya
anda mencobs mereparasi suatu perangkat elektronika, maupun pada rangkaian
praktek (Zam, 2002) .
Rangkaian elektronika biasanya terdiri atas banyak komponen, sehingga
pesawat elektronika menjadi besar terutama untuk pesawat elektronika yang tidak
sederhana agar alat-alat elektronika lebih praktis dan tidak memerlukan tempat yang
lebar. Maka dibuatlah rangkaian terpadu yang disebut Integrated Circuit dan disingkat
IC (Zam, 2002).
Sebagai contoh untuk menentukan kaki IC maka berikut ini bisa dijadikan
contoh dalam menentukan pin berapa dari kaki-kaki IC yang bersangkutan. Pada
umumnya pin 1 dari IC adalah berada dekat dengan arah putaran berlawanan jarum
jam untuk menentukan kaki-kai berikutnya. Untuk itu merupakan petunjuk praktis
yang untuk menentukan kaki sebuah IC. Perhitungan untuk kaki pertama adalah yang
berada dekat dengan lekukan sebuah titik IC ada yang hanya berupa tanda lekukan
ada yang bertanda titik dan ad pula yang bertanda titik dekat dengan nomor satu.
Kemudian berlawanan dengan arah putaran jarum jam adalah untuk menghitung kaki
selanjutnya (Zam, 2002).
IC juga merupakan salah satu komponen elektronika yang tidak tahan panas,
sehingga disaat menyolder kaki IC kita tidak boleh menyoldernya secara langsung
karena akan menyebabkan IC tersebut menjadi rusak. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan tersebut kita akan harus meyolder soket dan kemudian barulah kita
memasang IC nya (Zam, 2002).
Silicon controlled atau sering akrab dengan nama SCR berbeda dengan
transistor karena ia memiliki kode kaki yang tersendiri kaki yang terdapat pada SCR
diberi kode sebagai berikut: A, G, dan K. Dimana masing-masing kode memiliki arti,
A= Anode, K=Katode, dan G= Gate (Zam, 2002).
Suatu rangkaian sederhana yang cukup dikenal sebuah catu daya simetris
yang dibangun dengan menggunakan sebuah Op-Amp yang terdapat diigunakan
untuk rangkaian ini banyak sekali tipe 3140 dan 3124 sangat baik, walaupun
menggunakan tegangan baterai 4,5 V. dan ingat arus beban maksimum yang diisikan
melalui pertahanan tiruan tergantung pada jenis IC Op-Amp yang digunakan tetapi
umumnya sekitar 20 mA (Zam, 2002).
Dioda modern dibuat dari bahan semikonduktor, dioda mulanya dibuat dari
germanium bahan ini lebih mudah dipakai untuk memurnikan bahan ini lebih mudah
dipakai untuk memurnikan bahan dasar bila dibandingkan dengan silicon. Namun,
semua peralatan germanium mempunyai kelemahan yaitu akan rusak bila suhu naik.
Setelah pemurnian silicon mencapai tingkat yang dibutuhkan, peralatan silicon mulai
muncul. Sekarang pesaran semikonduktor diskrit benar-benar dikuasai oleh silicon
(Wollard, 2006).
Dioda dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta amat berguna, beberapa
bentuk umum terlihat tanda pita pada ujung katodedalam gambar pertama dan dioda
berbentuk peluru yang menunjuk kearah aliran arus. Dioda yang lebih besar, yang
mampu untuk daya yang lebih besar dapat dibuat dengan suatu kenop sebagai salah
satu terminalnya. Oleh karena itu, ia dapat dihubungkan langsung ke alat penyerap
panas. Karena terdapat berbagai cara untuk memasang dioda, kadang-kadang katode
seluruh dioda daan anodedri diodalain bersama-sama dihubungkan ke sebuah
penyearah panas. Dengan begitu, terbentuklah jenis kenop katode dan anode. Bila
simbolnya tidak terlihat, ujilah dioda itu untuk memastikan jenisnya sebelum
dipasang dalam sirkit (Wollard, 2006).
Dengan perkembangan teknologi komponen elektronika yang sudah modern
dimungkinkan untuk membuat suatu peralatan/instrumentasi nuklir yang praktis,
kompak, handal dan efektif dan efisien. Salah satu contoh dari peralatan
perkembangan teknologi elektronika yang relative baru adalah, perkembangan
teknologi mikrokontruler yang berupa satu chip Integreted Circuit /IC yang
mempunyai kandungan transistor lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang
kecil dan mempunyai memori yang dapat deprogram sesuai dengan keperluan, serta
dapat diproduksi secara masal. Dengan kelebihan tersebut mikrokontroler , dapat
diaplikasikan pada suatu sistem pengatur penyedia daya tegangan tinggi DC yang
mengacu tegangan kerja detector GM pada sistem pencacah nuklir. Kegiatan yang
dilakakukan adalah memodifikasi bagian dari sistem pencacah nuklir, yaitu bagian
penyedeia daya tegangan tinggi DC 1000 volt. Modivikasi yang dilakukan dititik
beratkan pada pengatur penyedia daya tegangan tinggi DC yang pada pembuatan
terdahulu menggunakan tenturn potensioner, sekarang menggunakan mikrokontroler
tipe AC89C32 buatan ATMEC beserta keypad sebagai pengatur keluaran (Jumari,
2007).
Pada umumnya rangkaian-rangkaian listrik merupakan rangkaian yang
selektif terhadap frekuensi. Filter merupakan suatu kelas rangkaian yang dirancang
untuk memiliki karakteristik selektivitas terhadap frekuensi yang spesifik. Suatu
rangkaian filter yang akan melewatkan suatu sinyal dengan frekuensi-frekuensi
tertentu (pass-band) dan memblock sinyal-sinyal dengan frekuensi yang lain (stop-
band). Idealnya dalam operasi pass-band H (jw) =1 dan dalam operasi stop-band
H(jw)=0. Namun demikian kita dapat merancang dan membuat rangkaian-rangkaian
filter sederhana yang memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik dari suatu
filter ideal yang diharapkan. Semakin dekat karakteristik dari suatu filter yaitu
dirancang dengan karakteristik idealnya maka akan semakin kompleks pula
rangkaiannya (Nahvi, 1990).
Rangkaian filter yang terdiri hnaya trerdiri dari komponen-komponen resistor.
Inductor dan kampasitor disebut sebagai rangkaian filter pasif. Sementara rangakaian
filter yang mengandung sumber-sumber dependen tambahan disebut sebagai filter
aktif. Filter pasiftidak memerlukan sumner energy eksternal. Filter aktif biasanya
dibuatdari rangkaian RC dan penguat (amplifier) (Nahvi, 1990).
Rangkaian elektronika biasanya terdiri atas banyak komponen, sehingga
pesawat elektronika yang tidak sederhana. Agar alat-alat elektronika yang tidak
memerlukan tempat yang lebar. Maka dibuatlah rangkaian terpadu yang disebut
Integreted Circuit (Zamidra, 2002).
Prinsip kerja dari generator fungsi ini seperti dapat dilihat dalam sakelar
analog memilih voltase input yang diteruskan kepada integrator. Ketika sinyal pada
masukkan dari saklar positif, maka voltase masukan positif diteruskan diintegrasikan
pada integrator (Blocher, 2004).
Dalam rangkaian penguat tak memblik, voltase bersama pada kedua masukan
bisa berubah cukup jauh sehingga ada kemungkinan penguatan bersama bisa
mempengaruhi sifat rangkaian. Hal ini akan diselidiki dalam pasal ini. Skema
rangkaian penguat tak membalik diperlihatkan ketika voltase masukan dari rangkaian
ini sebesar Vin, maka terdapat voltase bersama pada kedua masukan Op-Amp sebesar
Vin juga dengan input bersama ini sebenarnya terdapat voltase keluaran sebesar Vout
=Ac.Vin tetapi voltase keluaran ini akan dikurangi oleh umpan balik (Blocher, 2004).
Perlu diketahui bahwa transistor ada yang bersifat universal yang sering juga
disebut transistor jenis TUN atau TUP yang mana TUN berarti tergolong NPN,
sedangkan TU[ berarti PNP yang memiliki frekuensi rendah , sehingga jika terdapat
rangkaian elektronika yang bertuliskan transistor jenis TUN ataupun TUP berarti
anda tidak harus menggunakan transistor yang sama, jika nantinya anda mencoba
mereparasi suatu perangkat elektronika, maupun pada rangkaian praktek (Zamidra,
2002).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Elektronika Dasar I tentang Regulator Catu Daya dilaksanakan pada
hari Selasa, 24 November 2015, pukul 14:00-16:00 WITA diLaboratorium
Elektronika dan Instrumentasi, Gedung G, Lantai 4. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
3.2 Alat Percobaan
1. Catu Daya (IN4007 MIC)
2. Penjepit Buaya
3. Kabel penghubung
4. Kabel probe
5. Osiloskop
6. Project Board
7. Multimeter
8. Dioda
9. Trafo (6 V)
10. Resistor = Hijau, hitam,hitam, merah, coklat= 500 x 102 Ω ±1 %
11. Kapasitor (22µF, 150 V)
12. Kamera
13. IC 7805 dan IC 7912
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter Kapasitor
1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.1
Gambar 3.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
2. Dihitung nilai resistor dengan menggunakan multimeter.
3. Dihitung nilai tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.
4. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bentuk
gelombang yang didapatkan.
5. Dihitung nilai tegangan (VR) dengan melihat gambar pada osiloskop dan
melihat tegangan (V)/DIVnya.
3.3.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif
1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.2
Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif
2. Dihitung nilai tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.
3. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bentuk
gelombang yang didapat.
4. Dihitung nilai tegangan (Vo) dengan melihat gambar pada osiloskop dan
melihat (V)/divnya.
3.3.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif
1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.3.3
Gambar 3.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif
2. Dihitung tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.
3. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bbentuk
gelombang yang didapatkan.
4. Dihitung nilai tegangan (Vo) dengan melihat gambar pada osiloskop dan
melihat tegangan (V)/divnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
No VT (V) Vout (V) C (F) R(Ω)
1 6 V 22 V 22 x 10-6 50 x 103±0,1
4.1.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif
No VT (V) Vout (V) C1 (F) C2 (F)
1 6 V 0,2 V 22 x 10-6 22 10-6
4.1.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif
No VT (V) Vout (V) C1 (F) C2 (F)
1 6 V 14 V 22 x 10-6 22 10-6
4.1.1.1 Grafik Rangkaian Penyerah Gelombang Penuh dengan Filter
Kapasitor
4.1.1.2 Grafik Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif
4.1.1.3 Grafik Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif
4.2 Analisis Data
4.2.1 Rangkaian Penyerah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
VDC = 2Vp
π
π=227
Vp= 22 V
VDC = 2Vp
π
= 2.2222/7
= 14 V
r = Vp
VDC x 100%
= 2214
x 100%
= 157, 14286 %
4.2.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif
VDC = 2Vp
π
π=227
Vp= 0,2 V
VDC = 2Vp
π
= 2.0,222/7
= 0,12727 V
r = Vp
VDC x 100%
= 22
0,12727 x 100%
= 157,14622%
4.2.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif
VDC = 2Vp
π
π=227
Vp= 14 V
VDC = 2Vp
π
= 2.1422/7
= 8,90909 V
r = Vp
VDC x 100%
= 22
8,90909 x 100%
= 157,14287%
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, kami menggunakan tiga buah rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan filter kapasitor, rangkaian catu daya dengan regulator
positif. Pada rangkaian pertama didapatkan tegangan pada trafo sebesar 6,6 Volt,
untuk itu tegangan pada trafo rangkaian catu daya dengan regulator negatif,
didapatkan tegangan pada trafo sebesar 6,6 Volt tegangan keluar dan kapasitif
kapasitor dan resistansinya resistor tetap karena daya dengan regulator negatif didapat
tegangan keluar sebesar 6,6 Volt dan keduanya kami gunakan sama untuk rangkaian
catu daya dengan regulator positif.
Faktor kesalahan yang dapat menyebabkan aliran atau rangkaian yang dialiri
arus menjadi berbeda dengan sebenarnya, saat merangkai catu daya dengan regulator
positif negatif sehingga gambar yang dihasilkan oleh osiloskop tidak sesuai, serta
kesalahan dalam merngkai dan menghubungkan kabel penghubung kabel
penghubung sehingga terbalik.
Pada rangkaian pertama, arus yang digunakan adalah arus bolak-balik (AC).
Pada sumber tegangan (trafo) arus positif aliran ke dioda pertama dan dioda kedua
dengan bantuan kabel penghubung. selanjutnya dioda 1 dan 2 dihubungkan dengan
kapasitor yang dirangkai paralel dengan resistor secara paralel untuk dapat dengan
resistor. Dioda ketiga dan keempat dihubungkan dengan trafo negatif. Untuk arus
yang positif, dioda kedua dan dioda keempat dialirkan ke kapasitor positif yang
dirangkai dengan resistor secara paralel. Untuk dapat membuktikan rangkaian
tersebut dapatdibuktikan atau tidak, diperlukan bantuan osiloskop yang dihubungkan
diakhir rangkaian setelah rangkaian yang dibuat selesai ujung arus positif digunakan
dengan osilator yang berarus positif dan negatif dihubungkan dengan negatif. Untuk
rangkaian kedua , rangkaian catu daya dengan regulator negatif, arus yang digunakan
adalah AC. Arus trafo positif dihubungkan dengan regulator negatif.
Tipe regulator rangkaian tetap adalah 78xx. Regulator dengan tipe 78xx
adalah salah satu regulator teganagna tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal Vin,
Gnd, Vout. Tegangan keluaran dari regulator 78xx memungkinkan regulator untuk
dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifl. Regulator tegangan tetap,
meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya
melalui tambahan komponen eksternal. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada
catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan
tegangan masukan pada catu daya. Kondensator masukan C1 dibutuhkan untuk perata
tegangan sedangkan kondensor keluran C2 memperbaiki tanggapan peralihan.
Regulator tegangan tetap 78xx dibedakan dalam tiga versi yaitu, 78xx C, 78lxx, dan
78mxx.
Integereted Circuit (IC) terbentuk dari sebuah rangkaian yang sudah
terintegrasi dan dibuat dalam satu buah chip komponen. Komponen IC sering
dijumpai terutama pada computer, TV, Audio, Hifl, Radio, dan ponsel. Jenis IC yang
paling popular adalah IC Op-Amp (Operational Amplifier) dan mikroprosessor
mikrocontroler.
IC regulator tegangan tetap yang sekarang popular adalah 78xx dan 79xx.
Besarnya tegangan keluaran IC 78xx dan 79xx ini dinyatakan dengan dua angka
terakhir pada serinya. Batasannya nilai tegangan masukan IC regulator yang terdapat
dalam arus DC, dalam arti bukan tegangan sekunder trafo. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa catu daya teregulasi adalah catu daya yang dapat
menghasilkan tegangan keluaran yang nilai/harga tegangannya senantiasa selalu tetap
disetiap saat.
Sirkuit terpadu seri 78xx adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator
tegangan linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi
banyak sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah
digunakan dan harganya relative mutrah. Untuk spesifikasi IC individual, xx
digantikan dengan angka dua digit yang mengidentifikasi tegangan keluaran yang
didesain. 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk
memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. 79xx
adalah piranti komplementer yang didesain untuk catu daya negatif. IC 78xx dan
79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan terhadap
pencatu daya split. IC 78xx mempunyai tiga terminal dan sering ditemui dengan
kemasan T0220.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Catu daya suatu sistem filter penyearah yang mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC murni dari kuat arus pada suatu rangkaian berbanding terbalik
antara hambatan dan tegangan.
2. Prinsip kerja dari catu daya dapat digambarkan sebagai berikut dari input AC
masuk ke penurun sebagai tegangan berlanjut ke penyearah dan filter menuju
penstabil dan terakhir dioutput DC.
3. Hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator positif dan negatif
dengan penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor adalah pada
rangkaian catu daya gelombang yang terbentuk berada pada posisi tegangan Vp-
nya adalah maksimum.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya menggunakan filter lainnya seperti
regulator skala comfort dan regulator switching agar dapat dijadikan sebagai
perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: ANDI
Jumari, dkk. 2007.”Rancang Bangun Pengatur Catu Daya Tegangan Tinggi DC
berbasis Mikrokontruler AT89C52”.(diakses pada tanggal 24 November 2015.
http//::jurnal.sttn.bacan.ac.id, selasa 24 November 2015.00:47
Nahvi, Mahmood.2002.Rangkaian Listrik Edisis Keempat. Jakarta: Erlangga
Wollard,Barry.2006.Elektronika Praktis.Jakarta: PT.Pradnya Paramita
Zam, Efny Zamidra.2002.Mudah Menguasai Elektronika.Surabaya: INDAH