30
ABSTRAK Erna Wati, Dela Andini, dan M.Wahyu Hidayat dibawah bimbingan asisten Rahmat Hidayat. Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 November 2015 pukul 14.00 – 16.00 WITA di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Gedung G Lantai 4, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Regulator Catu daya biasanya disebut suatu sistem penyearah filter yang mengubah tegangan AC menjadi DC murni.\ c dan perbedaan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor, rangkaian catu daya dengan regulator dan negatif, mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator dan negatif dengan penyearah gelombang penuh, serta mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya gelombang dalam rangkaian catu daya. Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” ini dilaksanakan dengan membuat rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filterkapasitor dan rangkaian catu daya dengan regulator positif dan negatif. Kata Kunci : AC, DC, Regulator Catu Daya, Gelombang, Kapasitor

Regulator

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jzghawi

Citation preview

Page 1: Regulator

ABSTRAK

Erna Wati, Dela Andini, dan M.Wahyu Hidayat dibawah bimbingan

asisten Rahmat Hidayat.

Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 24 November 2015 pukul 14.00 – 16.00 WITA di Laboratorium Elektronika

dan Instrumentasi, Gedung G Lantai 4, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

Regulator Catu daya biasanya disebut suatu sistem penyearah filter yang

mengubah tegangan AC menjadi DC murni.\ c dan perbedaan rangkaian

penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor, rangkaian catu daya dengan

regulator dan negatif, mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan

regulator dan negatif dengan penyearah gelombang penuh, serta mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi terbentuknya gelombang dalam rangkaian catu daya.

Pratikum mengenai “Regulator Catu Daya” ini dilaksanakan dengan membuat

rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filterkapasitor dan rangkaian catu

daya dengan regulator positif dan negatif.

Kata Kunci : AC, DC, Regulator Catu Daya, Gelombang, Kapasitor

Page 2: Regulator

ABSTRACT

Erna Wati, Dela Andini, dan M.Wahyu Hidayat under the guidance of

assistant Rahmat Hidayat.

Pratikum the "Regulator PowerSupply" was held on Thursday, 24 November

2015 at 14.00 - 16.00 p.m at the Laboratory of Electronics and Instrumentation,

Building G Floor 4, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of

Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan.

The power supply regulator is usually called a rectifier filter sistem that

converts AC voltage into pure DC. Pratikum the "Regulator Power Supply" was

carried out with the aim that students can find out the similarities and differences in a

series of full-wave rectifier with a filter capacitor, a power supply circuit with the

regulator and the negatif, knowing the relationship between a power supply circuit

with the regulator and the negatif full-wave rectifier, and knowing the factors that

affect the formation of waves in the power supply circuit.

Pratikum the "Regulator Power Supply" was carried out by making a full wave

rectifier circuit with capacitors filter and a power supply circuit with positive and

negatif regulators.

Keywords: AC, DC, Power Supply Regulator, Wave, Capacitors

Page 3: Regulator

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari catu daya biasanya digunakan untuk alat-alat

elektronika dengan daya yang rendah , catu daya dapat mengubah arus bolak-balik

(DC) yang akan digunakan sebagai sumber tenaga. Namun untuk aplikasi yang

membutuhkan catu daya lebih besar.sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu

daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC dari pembangkit tenaga listrik. Catu

daya (power supply) merupakan salah satu peralatan yang biasanya digunakan

sebagai salah satu peralatan yang biasanya digunakan sebagai sumber catu daya untuk

alat-alat elektronika dengan daya rendah.

Pada dasarnya power supply ini mempunyai konstruksi rangkaian yang

hampir sama yaitu terdiri dari trafo, penyearah,dan penghalus tegangan. Dalam

pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan komponen utama juga

diperlukan komponen pendukung agar rangkaian berfungsi dengan baik.

Catu daya adalah suatu rangkaian terpenting pada pesawat televisi, karena

bagian ini berguna untuk memberikan daya listrik kepada seluruh rangkaian

rangkaian pesawat televisi, supaya teknisi dapat bekerja dengan baik, maka catu daya

harus dapat bekerja dan memberikan tegangan listrik yang stabil. Untuk itu, maka

rangkaian catu daya mempunyai bagian-bagian penting yaitu, penyearah dan

penstabil. Bagian primer trafo regulator disebut dengan regulator input dan bagian

sekunder dinamakan regulator output.

Oleh karena itu, praktikum tentang “regulator catu daya” ini dilakukan agar

mengetahui prinsip kerja dari catu daya, mengetahui prinsip kerja transformator, cara

membuat catu daya dengan berbagai keluaran yang bervariasi, mengetahui rangkaian

regulator catu daya menggunakan IC dan mengetahui hubungan antara rangkaian catu

daya dengan regulator positif dan regulator negatif dengan penyearah gelombang

penuh dengan filter kapasitor.

Page 4: Regulator

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara membuat catu daya dengan keluaran yang bervariasi.

2. Mengetahui prinsip kerja berbagai macam catu daya.

3. Mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator positif dan

regulator negatif dengan penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor.

1.3 Manfaat Percobaan

1. Dapat mengetahui cara membuat catu daya dengan keluaran yang bervariasi.

2. Dapat mengetahui prinsip kerja berbagai macam catu daya.

3. Dapat mengetahui hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator

positif dan regulator negatif dengan penyearah gelombang penuh dengan filter

kapasitor.

Page 5: Regulator

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam rangkaian penguat tak membalik, voltase bersama pada kedua

masukan bisa berubah cukup jauh sehingga ada kemungkinan penguatan bersama

bisa mempengaruhi sifat rangkaian. Hal ini bisa akan diselidiki dalam pasl ini. Skema

rangkaian penguat tak membalik diperlihatkan ketika voltase masukkan dari

rangkaian ini sebesar Vm , maka terdapat voltase bersama pada kedua masukkan Op-

Amp sebesar Vm juga. Dengan input bersama ini sebenarnya terdapat voltase

keluaran sebesar Vout = Ac.Vm, tetapi voltase keluaran ini akan dikurangi oleh

umpan balik (Blocher, 2004).

Skema rangkaian satu rangkaian generator fungsi segitiga dan fungsi persegi.

Bagian yang dibutuhkan adalah sumber voltase simetris, yang berarti terdapat voltase

positif dan voltase negatif dengan harga mutlaknya sama besar, dua Op- Amp untuk

integrator membalik dan untuk sammit trigger, sakelar analog yang bisa dirangkai

dengan menggunakan dua transistor. Kalau voltase masuk tidak simertris, tetapi harga

mutlak dari voltase positif dan negatif bisa diatur sendiri-sendiri, panjang sinyal

untuk voltase tinggi dan untuk voltasae turun dalam sinyal segitiga bisadiatur sendiri-

sendiri (Blocher, 2004).

Ketika voltase keluaran dari integrator membalik mencapai besaran switch

negatif Vm dari rangkaian Schmitt trigger maka keluaran dari Schmitt trigger

berbalik dari keluaran positif menjadi besar rangkaian keluaran dari Schmitt trigger

merupakan keluaran persegi yang tadi memiliki nilai positif menjadi bernilai

negatif( Vout persegi). Keluaran Schmitt trigger ini juga menentukan posisi dari

saklar analog sehingga sakelar analog beralih pula, tidak lagi memilih voltase positif ,

teta[I voltase negatif untuk masuk kedalam integrator membalik. Sebab itu, mulai dari

saat switch ini (ketika voltase keluaran dari intergrator membalik mencapai muatan

besaran switch negatifnya) integratior akan menghasilkan satu fungsi linier yang akan

seperti ditunjukkan garis Vout sehingga ketika Vout persegi menjadi negatif. Voltase

keluaran integrator membalik akan naik sampai mencapai besaran positif Vm, dari

Page 6: Regulator

rangkaian Schmitt trigger. Pada saat itu, Schmitt trigger beralih dari keluaran positif

ke keluaran negatifnya sehingga pada sakelar analog beralih pula memilih voltase

masukkan negatif untuk integrator. Proses ini berlangsung terus-menerus, dengan

proses melingkar ini, terdapat fungsi persegi pada rangkaian keluaran Schmitt trigger

kemiringan dari fungsi segitiga ditentukan oleh konstanta integrator dari voltase

masukkan sesuai dengan prinsip kerja generator fungsi (Blocher, 2004).

Kalau voltase masukkan simetris, maka segitiga akan simetris kemiringan

naik serta sama dengan kemiringan turun, kalau kedua voltase segitiga di tentukan

oleh voltase switch positif dan negatif dari Schmitt trigger. Pada voltase persegi

terdapat nilai positif selama fungsi segitiga naik, kecepatan voltase segitiga naik/turun

(Blocher, 2004).

Sakelar analog dalam rangkaian ini membentuk oleh transistor T1,T2 dan

resistor R4. Ketika keluaran Schmitt trigger (keluaran dari OA2) tinggi, transistor T2

tutup dan T1 buka sehingga masukkan nilai integrator bersambung dengan masukkan

V yang positif. Berarti ketika keluaran schmit trigger positif ada arus yang masuk ke

dalam basis T1 dan arus basis itu lebih besar daripada arus yang keluar dari emitor.

Dalam situasi ini voltase pada basis akan lebih besar daripada voltase padakolektor

sehingga sambungan pn antara basis dan kolektor dari situ masuk ke dalam sumber

voltase yang bersambung dengan masukkan V+, jadi sumber voltase itu harus

mempunyai kemampuan untuk menyerap arus. Situasi dengan transistor T2 dan

masukkan V- sama ketika keluaran Schmitt trigger negatif, hanya arus voltasenya

terbalik ( Blocher, 2004).

Kalau frekuensi yang diatur dengan generator fungsi ini besar, maka ada sifat

tak ideal dari Op-Amp OA2 yang mempengaruhi hasil yang didapatkan. Keluaran

dari Op-Amp yang mempengaruhi hasil yang didapatkan keluaran dari Op-Amp OA2

seharusnya langsung berubah dari keluaran voltase positif menjadi negatif ketika

masukkan sudah mencapai voltase switch sehingga masukkan integrator langsung

berubah. Tetapi voltase keluaran dari Op-Amp berubah dengan kecepatan yang

terbatas sesuai dengan stew-ratenya. Oleh sebab itu, persegi mempunyai sisi yang

Page 7: Regulator

miring, karena fungsi persegi berubah dalam implementasi dalam rangkaian generator

fungsi (Blocher, 2004).

Rangkaian filter yang hanya terdiri dari komponen-komponen resistor,

inductor dan kapasitor sebagai rangkaian filter pasif. Sementara rangkaian filter

mengandung sumber-sumber independen tambahan disebut sebagai filter aktif. Filter

pasif tidak memerlukan sumber energy eksternal. Filter aktif biasanya dibuat dari

rangkaian RC dan penguat (amplifier). Rangkaian yang ditunjukkan merupakan filter

passif low- paassorde dua. Sementara rangkaian yang di tunjukkan merupakan filter

aktif dengan respons frekuensi ekuivalen (Nahvi, 1990).

Perlu diketahui bahwa transistor aadayang bersifatuniversal yang sering juga

disebut transistor jenis TUN atau TUP. Yang mana TUN berarti tergolong NPN,

sedangkan TUP berarti PNP yang memiliki frekuensi rendah. Sehingga jika terdapat

rangkaian elektronika yang bertuliskan transistor yang bertipe sama, jika nantinya

anda mencobs mereparasi suatu perangkat elektronika, maupun pada rangkaian

praktek (Zam, 2002) .

Rangkaian elektronika biasanya terdiri atas banyak komponen, sehingga

pesawat elektronika menjadi besar terutama untuk pesawat elektronika yang tidak

sederhana agar alat-alat elektronika lebih praktis dan tidak memerlukan tempat yang

lebar. Maka dibuatlah rangkaian terpadu yang disebut Integrated Circuit dan disingkat

IC (Zam, 2002).

Sebagai contoh untuk menentukan kaki IC maka berikut ini bisa dijadikan

contoh dalam menentukan pin berapa dari kaki-kaki IC yang bersangkutan. Pada

umumnya pin 1 dari IC adalah berada dekat dengan arah putaran berlawanan jarum

jam untuk menentukan kaki-kai berikutnya. Untuk itu merupakan petunjuk praktis

yang untuk menentukan kaki sebuah IC. Perhitungan untuk kaki pertama adalah yang

berada dekat dengan lekukan sebuah titik IC ada yang hanya berupa tanda lekukan

ada yang bertanda titik dan ad pula yang bertanda titik dekat dengan nomor satu.

Kemudian berlawanan dengan arah putaran jarum jam adalah untuk menghitung kaki

selanjutnya (Zam, 2002).

Page 8: Regulator

IC juga merupakan salah satu komponen elektronika yang tidak tahan panas,

sehingga disaat menyolder kaki IC kita tidak boleh menyoldernya secara langsung

karena akan menyebabkan IC tersebut menjadi rusak. Untuk mencegah terjadinya

kerusakan tersebut kita akan harus meyolder soket dan kemudian barulah kita

memasang IC nya (Zam, 2002).

Silicon controlled atau sering akrab dengan nama SCR berbeda dengan

transistor karena ia memiliki kode kaki yang tersendiri kaki yang terdapat pada SCR

diberi kode sebagai berikut: A, G, dan K. Dimana masing-masing kode memiliki arti,

A= Anode, K=Katode, dan G= Gate (Zam, 2002).

Suatu rangkaian sederhana yang cukup dikenal sebuah catu daya simetris

yang dibangun dengan menggunakan sebuah Op-Amp yang terdapat diigunakan

untuk rangkaian ini banyak sekali tipe 3140 dan 3124 sangat baik, walaupun

menggunakan tegangan baterai 4,5 V. dan ingat arus beban maksimum yang diisikan

melalui pertahanan tiruan tergantung pada jenis IC Op-Amp yang digunakan tetapi

umumnya sekitar 20 mA (Zam, 2002).

Dioda modern dibuat dari bahan semikonduktor, dioda mulanya dibuat dari

germanium bahan ini lebih mudah dipakai untuk memurnikan bahan ini lebih mudah

dipakai untuk memurnikan bahan dasar bila dibandingkan dengan silicon. Namun,

semua peralatan germanium mempunyai kelemahan yaitu akan rusak bila suhu naik.

Setelah pemurnian silicon mencapai tingkat yang dibutuhkan, peralatan silicon mulai

muncul. Sekarang pesaran semikonduktor diskrit benar-benar dikuasai oleh silicon

(Wollard, 2006).

Dioda dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta amat berguna, beberapa

bentuk umum terlihat tanda pita pada ujung katodedalam gambar pertama dan dioda

berbentuk peluru yang menunjuk kearah aliran arus. Dioda yang lebih besar, yang

mampu untuk daya yang lebih besar dapat dibuat dengan suatu kenop sebagai salah

satu terminalnya. Oleh karena itu, ia dapat dihubungkan langsung ke alat penyerap

panas. Karena terdapat berbagai cara untuk memasang dioda, kadang-kadang katode

seluruh dioda daan anodedri diodalain bersama-sama dihubungkan ke sebuah

penyearah panas. Dengan begitu, terbentuklah jenis kenop katode dan anode. Bila

Page 9: Regulator

simbolnya tidak terlihat, ujilah dioda itu untuk memastikan jenisnya sebelum

dipasang dalam sirkit (Wollard, 2006).

Dengan perkembangan teknologi komponen elektronika yang sudah modern

dimungkinkan untuk membuat suatu peralatan/instrumentasi nuklir yang praktis,

kompak, handal dan efektif dan efisien. Salah satu contoh dari peralatan

perkembangan teknologi elektronika yang relative baru adalah, perkembangan

teknologi mikrokontruler yang berupa satu chip Integreted Circuit /IC yang

mempunyai kandungan transistor lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang

kecil dan mempunyai memori yang dapat deprogram sesuai dengan keperluan, serta

dapat diproduksi secara masal. Dengan kelebihan tersebut mikrokontroler , dapat

diaplikasikan pada suatu sistem pengatur penyedia daya tegangan tinggi DC yang

mengacu tegangan kerja detector GM pada sistem pencacah nuklir. Kegiatan yang

dilakakukan adalah memodifikasi bagian dari sistem pencacah nuklir, yaitu bagian

penyedeia daya tegangan tinggi DC 1000 volt. Modivikasi yang dilakukan dititik

beratkan pada pengatur penyedia daya tegangan tinggi DC yang pada pembuatan

terdahulu menggunakan tenturn potensioner, sekarang menggunakan mikrokontroler

tipe AC89C32 buatan ATMEC beserta keypad sebagai pengatur keluaran (Jumari,

2007).

Pada umumnya rangkaian-rangkaian listrik merupakan rangkaian yang

selektif terhadap frekuensi. Filter merupakan suatu kelas rangkaian yang dirancang

untuk memiliki karakteristik selektivitas terhadap frekuensi yang spesifik. Suatu

rangkaian filter yang akan melewatkan suatu sinyal dengan frekuensi-frekuensi

tertentu (pass-band) dan memblock sinyal-sinyal dengan frekuensi yang lain (stop-

band). Idealnya dalam operasi pass-band H (jw) =1 dan dalam operasi stop-band

H(jw)=0. Namun demikian kita dapat merancang dan membuat rangkaian-rangkaian

filter sederhana yang memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik dari suatu

filter ideal yang diharapkan. Semakin dekat karakteristik dari suatu filter yaitu

dirancang dengan karakteristik idealnya maka akan semakin kompleks pula

rangkaiannya (Nahvi, 1990).

Page 10: Regulator

Rangkaian filter yang terdiri hnaya trerdiri dari komponen-komponen resistor.

Inductor dan kampasitor disebut sebagai rangkaian filter pasif. Sementara rangakaian

filter yang mengandung sumber-sumber dependen tambahan disebut sebagai filter

aktif. Filter pasiftidak memerlukan sumner energy eksternal. Filter aktif biasanya

dibuatdari rangkaian RC dan penguat (amplifier) (Nahvi, 1990).

Rangkaian elektronika biasanya terdiri atas banyak komponen, sehingga

pesawat elektronika yang tidak sederhana. Agar alat-alat elektronika yang tidak

memerlukan tempat yang lebar. Maka dibuatlah rangkaian terpadu yang disebut

Integreted Circuit (Zamidra, 2002).

Prinsip kerja dari generator fungsi ini seperti dapat dilihat dalam sakelar

analog memilih voltase input yang diteruskan kepada integrator. Ketika sinyal pada

masukkan dari saklar positif, maka voltase masukan positif diteruskan diintegrasikan

pada integrator (Blocher, 2004).

Dalam rangkaian penguat tak memblik, voltase bersama pada kedua masukan

bisa berubah cukup jauh sehingga ada kemungkinan penguatan bersama bisa

mempengaruhi sifat rangkaian. Hal ini akan diselidiki dalam pasal ini. Skema

rangkaian penguat tak membalik diperlihatkan ketika voltase masukan dari rangkaian

ini sebesar Vin, maka terdapat voltase bersama pada kedua masukan Op-Amp sebesar

Vin juga dengan input bersama ini sebenarnya terdapat voltase keluaran sebesar Vout

=Ac.Vin tetapi voltase keluaran ini akan dikurangi oleh umpan balik (Blocher, 2004).

Perlu diketahui bahwa transistor ada yang bersifat universal yang sering juga

disebut transistor jenis TUN atau TUP yang mana TUN berarti tergolong NPN,

sedangkan TU[ berarti PNP yang memiliki frekuensi rendah , sehingga jika terdapat

rangkaian elektronika yang bertuliskan transistor jenis TUN ataupun TUP berarti

anda tidak harus menggunakan transistor yang sama, jika nantinya anda mencoba

mereparasi suatu perangkat elektronika, maupun pada rangkaian praktek (Zamidra,

2002).

Page 11: Regulator

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Elektronika Dasar I tentang Regulator Catu Daya dilaksanakan pada

hari Selasa, 24 November 2015, pukul 14:00-16:00 WITA diLaboratorium

Elektronika dan Instrumentasi, Gedung G, Lantai 4. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

3.2 Alat Percobaan

1. Catu Daya (IN4007 MIC)

2. Penjepit Buaya

3. Kabel penghubung

4. Kabel probe

5. Osiloskop

6. Project Board

7. Multimeter

8. Dioda

9. Trafo (6 V)

10. Resistor = Hijau, hitam,hitam, merah, coklat= 500 x 102 Ω ±1 %

11. Kapasitor (22µF, 150 V)

12. Kamera

13. IC 7805 dan IC 7912

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter Kapasitor

1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.1

Page 12: Regulator

Gambar 3.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor

2. Dihitung nilai resistor dengan menggunakan multimeter.

3. Dihitung nilai tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.

4. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bentuk

gelombang yang didapatkan.

5. Dihitung nilai tegangan (VR) dengan melihat gambar pada osiloskop dan

melihat tegangan (V)/DIVnya.

3.3.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif

1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.2

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif

2. Dihitung nilai tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.

3. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bentuk

gelombang yang didapat.

Page 13: Regulator

4. Dihitung nilai tegangan (Vo) dengan melihat gambar pada osiloskop dan

melihat (V)/divnya.

3.3.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif

1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 3.3.3

Gambar 3.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif

2. Dihitung tegangan trafo dengan menggunakan multimeter.

3. Dihubungkan rangkaian dengan trafo dan osiloskop, kemudian dilihat bbentuk

gelombang yang didapatkan.

4. Dihitung nilai tegangan (Vo) dengan melihat gambar pada osiloskop dan

melihat tegangan (V)/divnya.

Page 14: Regulator

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor

No VT (V) Vout (V) C (F) R(Ω)

1 6 V 22 V 22 x 10-6 50 x 103±0,1

4.1.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif

No VT (V) Vout (V) C1 (F) C2 (F)

1 6 V 0,2 V 22 x 10-6 22 10-6

4.1.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif

No VT (V) Vout (V) C1 (F) C2 (F)

1 6 V 14 V 22 x 10-6 22 10-6

4.1.1.1 Grafik Rangkaian Penyerah Gelombang Penuh dengan Filter

Kapasitor

4.1.1.2 Grafik Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif

Page 15: Regulator

4.1.1.3 Grafik Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif

4.2 Analisis Data

4.2.1 Rangkaian Penyerah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor

VDC = 2Vp

π

π=227

Vp= 22 V

VDC = 2Vp

π

= 2.2222/7

Page 16: Regulator

= 14 V

r = Vp

VDC x 100%

= 2214

x 100%

= 157, 14286 %

4.2.2 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Negatif

VDC = 2Vp

π

π=227

Vp= 0,2 V

VDC = 2Vp

π

= 2.0,222/7

= 0,12727 V

r = Vp

VDC x 100%

= 22

0,12727 x 100%

= 157,14622%

4.2.3 Rangkaian Catu Daya dengan Regulator Positif

VDC = 2Vp

π

π=227

Vp= 14 V

VDC = 2Vp

π

= 2.1422/7

= 8,90909 V

Page 17: Regulator

r = Vp

VDC x 100%

= 22

8,90909 x 100%

= 157,14287%

4.3 Pembahasan

Pada percobaan ini, kami menggunakan tiga buah rangkaian penyearah

gelombang penuh dengan filter kapasitor, rangkaian catu daya dengan regulator

positif. Pada rangkaian pertama didapatkan tegangan pada trafo sebesar 6,6 Volt,

untuk itu tegangan pada trafo rangkaian catu daya dengan regulator negatif,

didapatkan tegangan pada trafo sebesar 6,6 Volt tegangan keluar dan kapasitif

kapasitor dan resistansinya resistor tetap karena daya dengan regulator negatif didapat

tegangan keluar sebesar 6,6 Volt dan keduanya kami gunakan sama untuk rangkaian

catu daya dengan regulator positif.

Faktor kesalahan yang dapat menyebabkan aliran atau rangkaian yang dialiri

arus menjadi berbeda dengan sebenarnya, saat merangkai catu daya dengan regulator

positif negatif sehingga gambar yang dihasilkan oleh osiloskop tidak sesuai, serta

kesalahan dalam merngkai dan menghubungkan kabel penghubung kabel

penghubung sehingga terbalik.

Pada rangkaian pertama, arus yang digunakan adalah arus bolak-balik (AC).

Pada sumber tegangan (trafo) arus positif aliran ke dioda pertama dan dioda kedua

dengan bantuan kabel penghubung. selanjutnya dioda 1 dan 2 dihubungkan dengan

kapasitor yang dirangkai paralel dengan resistor secara paralel untuk dapat dengan

resistor. Dioda ketiga dan keempat dihubungkan dengan trafo negatif. Untuk arus

yang positif, dioda kedua dan dioda keempat dialirkan ke kapasitor positif yang

dirangkai dengan resistor secara paralel. Untuk dapat membuktikan rangkaian

tersebut dapatdibuktikan atau tidak, diperlukan bantuan osiloskop yang dihubungkan

diakhir rangkaian setelah rangkaian yang dibuat selesai ujung arus positif digunakan

dengan osilator yang berarus positif dan negatif dihubungkan dengan negatif. Untuk

Page 18: Regulator

rangkaian kedua , rangkaian catu daya dengan regulator negatif, arus yang digunakan

adalah AC. Arus trafo positif dihubungkan dengan regulator negatif.

Tipe regulator rangkaian tetap adalah 78xx. Regulator dengan tipe 78xx

adalah salah satu regulator teganagna tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal Vin,

Gnd, Vout. Tegangan keluaran dari regulator 78xx memungkinkan regulator untuk

dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifl. Regulator tegangan tetap,

meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya

melalui tambahan komponen eksternal. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada

catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan

tegangan masukan pada catu daya. Kondensator masukan C1 dibutuhkan untuk perata

tegangan sedangkan kondensor keluran C2 memperbaiki tanggapan peralihan.

Regulator tegangan tetap 78xx dibedakan dalam tiga versi yaitu, 78xx C, 78lxx, dan

78mxx.

Integereted Circuit (IC) terbentuk dari sebuah rangkaian yang sudah

terintegrasi dan dibuat dalam satu buah chip komponen. Komponen IC sering

dijumpai terutama pada computer, TV, Audio, Hifl, Radio, dan ponsel. Jenis IC yang

paling popular adalah IC Op-Amp (Operational Amplifier) dan mikroprosessor

mikrocontroler.

IC regulator tegangan tetap yang sekarang popular adalah 78xx dan 79xx.

Besarnya tegangan keluaran IC 78xx dan 79xx ini dinyatakan dengan dua angka

terakhir pada serinya. Batasannya nilai tegangan masukan IC regulator yang terdapat

dalam arus DC, dalam arti bukan tegangan sekunder trafo. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa catu daya teregulasi adalah catu daya yang dapat

menghasilkan tegangan keluaran yang nilai/harga tegangannya senantiasa selalu tetap

disetiap saat.

Sirkuit terpadu seri 78xx adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator

tegangan linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi

banyak sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah

digunakan dan harganya relative mutrah. Untuk spesifikasi IC individual, xx

digantikan dengan angka dua digit yang mengidentifikasi tegangan keluaran yang

Page 19: Regulator

didesain. 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk

memberikan tegangan keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. 79xx

adalah piranti komplementer yang didesain untuk catu daya negatif. IC 78xx dan

79xx dapat digunakan bersamaan untuk memberikan regulasi tegangan terhadap

pencatu daya split. IC 78xx mempunyai tiga terminal dan sering ditemui dengan

kemasan T0220.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Catu daya suatu sistem filter penyearah yang mengubah tegangan AC menjadi

tegangan DC murni dari kuat arus pada suatu rangkaian berbanding terbalik

antara hambatan dan tegangan.

2. Prinsip kerja dari catu daya dapat digambarkan sebagai berikut dari input AC

masuk ke penurun sebagai tegangan berlanjut ke penyearah dan filter menuju

penstabil dan terakhir dioutput DC.

3. Hubungan antara rangkaian catu daya dengan regulator positif dan negatif

dengan penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor adalah pada

rangkaian catu daya gelombang yang terbentuk berada pada posisi tegangan Vp-

nya adalah maksimum.

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya menggunakan filter lainnya seperti

regulator skala comfort dan regulator switching agar dapat dijadikan sebagai

perbandingan.

Page 20: Regulator

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: ANDI

Jumari, dkk. 2007.”Rancang Bangun Pengatur Catu Daya Tegangan Tinggi DC

berbasis Mikrokontruler AT89C52”.(diakses pada tanggal 24 November 2015.

http//::jurnal.sttn.bacan.ac.id, selasa 24 November 2015.00:47

Nahvi, Mahmood.2002.Rangkaian Listrik Edisis Keempat. Jakarta: Erlangga

Wollard,Barry.2006.Elektronika Praktis.Jakarta: PT.Pradnya Paramita

Zam, Efny Zamidra.2002.Mudah Menguasai Elektronika.Surabaya: INDAH