View
23
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
terjemahan
Citation preview
Bab X
Kondisi – Kondisi Khusus
Bab ini berisi tentang pertimbangan kondisi khusus dan permasalahan yang berhubungan
dengan latihan fisik yang berat. Hal ini meliputi :
1. Cedera umum
2. Pengaruh lingkungan
3. Penggunaan Obat untuk Meningkatkan Kemampuan Olahraga
4. Menjaga Kebugaran sesuai Pertambahan Usia
1. Cedera Umum
Kebanyakan cedera yang terjadi pada waktu olahraga sebenarnya dapat dihindari.
Beberapa atlet mengalami cedera karena terlalu memaksakan diri mereka dalam
berolahraga. Misalkan bermain tenis dengan reptisi yang panjang tampa pemanasan
yang cukup dapat menyebabkan bedera pada siku, bermain lompat tali atau berlari
pada permukaan yang keras dapat menyebabkan cedera tendon dan fraktur stress.
Cedera pada waktu olahraga yang paling sering adalah tendinitis. Tendinitis
teerjadi jika tendon teregang terlalu berlebihan saat olahraga. Hal ini sering terjadi
pada pemain basket dan atlet loncat tinggi, tetapi juga sering pada olahraga lari,
jogging, dan lompat yang berlebihan.
Untuk mencegah cedera pada waktu berolahraga sebaiknya :
1. Melakukan pemanasan yang cukup
2. Tidak terlalu memaksakan otot dan sendi pada waktu awal olahraga
3. Tidak melakukan repetisi berlebihan ( terlalu lama )
Jika tidak memperhatikan beberapa hal diatas, anda dapat mencedari diri anda waktu
berolahraga.
Keseleo dan kram otot
Keseleo adalah cedera yang terjadi pada ligamen. Ligamen adalah jaringan yang
merekatkan dua buah tulang yang membentuk persendiaan. Ligamen bersifat sedikit
elastis, sehingga ketika terlalu dipaksakan dapat terjadi cedera yang permanen. Pada
beberapa kasus ligamen dapat sobek dan hancur.
Keseleo sering terjadi pada waktu berolahraga terutama pada lutut, dan kaki. Pada
beberapa kasus cedera pada ligamen ini menyebabkan nyeri secara langsung, kualitas
nyeri tidak berhubungan dengan kerusakan jaringan. Pada cedera lutut yang ringan
nyeri dirasakan setelah beberapa menit, namun pada cedera ligamen lutut yang berat
(terjadi sobekan pada ligamen) terkadang tidak ada nyeri tetapi terdapat gerakan sendi
yang abnormal.
Penatalakasanaan cedera ligamen umumnya dengan melindungi ligamen sampai
dengan ligamen tersebut pulih kembali. Namun sayangnya pertumbuhan jaringan
ligamen yang baru tidak seperti awalnya namun digantikan jaringan ikat. Jaringan
ikat yang baru membuat ruang gerak sendi menjadi terbatas dan dapat menjadi
predisposisi cedera lutut yang lebih berat.
Kram otot adalah cedera yang terjadi pada otot atau pada tendon yang terjadi oleh
karena otot atau tendon tertarik atau teregang secara berlebihan.Tendon bersifat
elastis namun tetap elastisitasnya memeliki keterbatasan, pada peregangan yang
berlebihan tendon dapat sobek, dan terlepas dari tulang. Hal ini mengakibatkan nyeri
yang sangat hebat dan disertai dengan bengkak dan pendarahan.
Masih diperdebatkan bagaimana penatalaksanaan dari kram otot ini. Salah satu
metode yang dipakai adalah mengfiksasi otot dalam keadaan teregang sehingga stelah
sembuh otot tidak memendek, tetapi metode lain mengatakan harus membatasi
gerakan yang meregangkan otot sampai otot sembuh dan pulih kembali.
Cedera pada saat masa pertumbuhan tulang
Tulang panjang pada tubuh sebelum mencapai panjang maximal memiliki zona
atau area pertumbuhan tulang. Cedera pada area pertumbuhan tulang ini dapat
merusakan lapisan sel pada area pertumbuhan ini sehingga tulang tidak dapat tumbuh
dengan sempurna. Hasilnya dapat terjadi deformitas pada tulang atau tulang tidak
tumbuh sepanjang panjang tulang yang seharusnya. Oleh karena itu, cedera pada anak
yang mengenai lengan atau tungkai memerlukan pemeriksaan yang teliti dan cermat
untuk mendeteksi apakah ada kerusakaan pada area pertumbuhan tulang.
Fraktur Stress
Fraktur stress adalah keretakan yang sangat kecil pada permukaan tulang yang
sering terkena tekanan dalam waktu yang lama seperti pada aktivitas joging pada
permukaan yang keras dan loncat-loncat dalam waktu yang lama. Meskipun
keretakan (fraktur) ini menyebabkan nyeri yang sangat tetapi keretakan ini tidak
dapat dideteksi dengan foto rontgen. Oleh karena itu jangan menganggap remeh nyeri
seperti ini dan tetap melanjutkan aktivitas, karena dapat saja terdapat keretakan pada
tulang yang serius.
Cedera pada tendo archiles
Cedera pada tendo archiles sangat sering didapatkan pada seorang pelari. Cedera
pada tendo ini sering pada kegiatan berlari menanjak pada bukit, memanjaat tebing,
dan aktivitas lain yang memberikan tekanan pada tendo ini. Apabila tendo yang
cedera ini dipaksakan bergerak maka dapat terjadi peradangan (inflamasi).
Penatalaksanaan pada cedera ini adalah dengan terapi pijat dingin dengan es
sebanyak 2 kali sehari. Jika tendo ini robek diberikan terapi pijat dingin dan
pemberian ganjalan tumit pada sepatu, sehingga tumit menjadi lebih tinggi dan
mendukung serta mempercepat penyembuhan sendi yang robek ini (diberikan
ganjalan ini selama 4 s/d 6 minggu sampai sembuh sempurna).
Pencegahan Cedera dengan Pemilihan Sepatu yang Tepat
Jogging atau berlari dengan memnggunakan kualitas sepatu yang tidak tepat dapat
mencederai punggung, lutut, tumit, dan kaki. Beberapa pedoman memilih sepatu yang
baik:
1. Pilih sepatu yang berkualitas. Jangan hanya memilih sepatu dengan harga murah
yang kurang bermutu, sehingga tidak nyaman dipakai dan dapat menyebabkan
cedera pada waktu berolahraga.
2. Mintalah rekomendasi pada teman yang mengerti benar.
3. Jika berlari pada rumput atau permukaan yang empuk dapat menggunakan sepatu
yang memiliki alas / bantalan tipis karena memiliki traksi dan stabilitas yang
bagus. Tetapi pada waktu berlari di permukaan yang keras harus menggunakan
sepatu dengan alas / bantalan yang tebal.
4. Pilihlah sepatu yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki anda. Sepatu yang
tidak sesuai ukuran dan bentuk kaki dapat menyebabkan sakit ketika
memakainya, dan tidak nyaman sehingga dapat mencederai pada waktu olahraga.
2. Pengaruh Lingkungan.
Lingkungan berhubungan dengan jenis aktivitas latihan fisik yang sesuai dengan
lingkungan tersebut. Untuk itu latihan fisik dibagi menjadi 2 yaitu : latihan fisik pada
cuaca panas (iklim yang panas), dan latihan fisik pada cuaca / iklim yang dingin.
Latihan fisik pada daerah beriklim panas.
Latihan fisik pada daerah beriklim hangat memerlukan asupan aliran darah yang
lebih besar dan banyak ke otot yang bekerja dan ke kulit untuk memelihara suhu
tubuh. Oleh karena itu latihan fisik pada iklim yang panas memerlukan pemanasan
yang cukup, baru kemudian intensitas latihan ditambah supaya tubuh tidak terkejut
dalam penyesuaian autoregulasi suhu tubuh.
Latihan fisik pada iklim panas harus memperhatikan beberapa diantaranya:
1. Pergantian Cairan
Pergantian cairan dalam olahraga sangat penting, apalagi latihan pada iklim yang
panas dapat menjadikan tubuh kehilangan air dalam jumlah besar, biasanya
kehilangan cairan yang besar ini melalui keringat sebagai mekanisme autoregulasi
suhu tubuh. Kehilangan cairan dapat menjadikan penurunan berat badan tetapi
berat badan dapat meningkat kembali setelah makan dan minum. Akan tetapi
kehilangan cairan dalam jumlah yang sangat banyak (dehidrasi ) dapat
membahayakan tubuh. Oleh karena itu dalam latihan tetap harus memantau
kehilangan cairan dan segera mengkoreksi cairan dengan banyak minum.
2. Kebutuhan Elektrolit
Sebagai mekanisme kompensasi peningkatan suhu selama latihan tubuh akan
berkeringat, melalui keringat dapat terjadi kehilangan air, dan juga mineral dan
elektrolit. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengganti kehilangan elektrolit tersebut
dengan mengkonsumi minuman yang mengandung elektrolit.
Latihan Fisik pada daerah beriklim dingin
Latihan fisik pada daerah beriklim dingin ini memerlukan beberapa perhatian,
karena pada waktu latihan suhu tubuh tidak meningkat karena udara disekitar yang
dingin. Pada udara yang sangat dingin kita memerlukan pakaian yang dapat
melindungi tubuh dari udara yang dingin. Pakaian dengan bahan wool dan
polipropilen sangat baik sekali digunakan untuk menjaga kehangatan tubuh. Pada
kondisi hujan dan berangin dapat menggunakan pakaian berbahan Goretex atau PTFE
Film.
Tetapi sangat penting untuk dimengerti bahwa meskipun di tempat yang dingin
berolahraga menyebabkan tubuh kita menjadi panas. Memakai pakaian yang tebal
pada waktu berolahraga di tempat yang dingin, menyebabkan keringat tidak dapat
keluar dengan sempurna untuk mendinginkan suhu tubuh. Hasilnya suhu tubuh
menjadi tinggi.
Sindrom ketinggian
Beberapa orang merasa pusing, mual, imsomnia, dan merasakan
ketidaknyamanan lainnya ketika berada pada tempat dengan ketinggian 26 ribu meter
dpl. Hal ini yang disebut sebagai Sindrom ketinggian. Pada kasus sindrom ketinggian
yang serius didapatkan penumpukan cairan di paru yang sering kali salah didiagnosa
sebagai pneumonia. Apabila pasien ini diberikan antibiotik tampa dibawa ke tempat
dengan ketinggian yang lebih rendah, maka pasien ini dapat meninggal. Sindrom
ketinggian ini dapat juga menyebabkan gangguan intoleransi makanan berlemak
sehingga penderita merasa mual, dan muntah. Pada beberapa kasus, penderita merasa
euforia, dan merasa sangat segar terutama pada waktu malam pertama berada pada
tempat yang tinggi. Kebanyakan orang mulai merasakan gangguan fisiologis ketika
mulai berada pada ketinggian 43 ribu meter dpl.
Penatalaksanaan yang tepat pada sindrom ketingggian ini dengan membawa
penderita ke tempat dengan ketinggian yang lebih rendah. Hal ini dapat
meminimalisasi gejala yang ada. Pola makan dengan kandungan karbohidrat yang
tinggi dan rendah lemak serta menghindari olahraga berat pada ketinggian juga
dapat mengurangi gejala sindrom ketinggian ini.
Polusi Udara dan Olahraga
Pada beberapa negara bagian di USA, atmosfer udara sudah tercemar oleh
berbagai polutan seperti Nitrogendioksida, Sulfurdioksida, karbondioksida, dan
partikel lainnya seperti debu, dan partikel-partikel kecil yang padat (asap). Dan juga
Ozone, dan karbonmonosida yang dihasilkan dari asap kendaraan yang merupakan
zat polutan yang terbesar. Ozon dapat mengurangi kemampuan kita menyerap
oksigen dan juga sangat mengganggu latihan areobik seperti pada aktivitas berlari
jarak jauh, dan jogging. Partikel debu, dan asap juga dapat menghambat aliran udara
dalam paru, sehingga menurunkan kapsitas dan kemampuan kinerja paru. Zat polutan
tidak saja mempengaruhi kondisi fisik secara cepat namun juga memilik efek toxic
yang lama pada paru dan sistem cardiovasculer.
3. Penggunaan Obat untuk Meningkatkan Kemampuan Olahraga
Penggunaan obat oleh atlet amatir maupun profesional untuk meningkatkan
kemampuan fisik menjadi topik perdebatan yang hangat di masyarakat. Atlet selalu
menginginkan ”tenaga extra” yang dapat membuatnya lebih unggul dari lawannya.
Terpaut oleh hanya beberapa detik saja dapat menyebabkan atlet menjadi juara
ataupun kalah. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan obat pada atlet mulai
dipertimbangkan.
Beberapa obat seperti anabolik steroid, dan amfetamin digunakan dalam usaha
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, serta mengurangi bahkan menghilangkan
rasa lelah. Tetapi pada faktanya obat-obat seperti ini berefek jelek bagi tubuh serta
dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Alkohol dan rokok juga dapat
menyebabkan permasalahan kesehatan yang serius jika digunakan pada awal dan
selama latihan olahraga.
Anabolik Steroid
Anabolik steroid adalah hormon dasar sintetik (buatan) yang mirip dengan
hormon tetosteron pada pria, yang memiliki efek pembentukan jaringan tubuh, dan
juga efek masculinisasi. Sebagian besar penelitian masih bersifat kontradiksi
mengenai efek anabolik steroid yang dapat menstimulasi peningkatan massa otot.
Peningkatan massa otot oleh karena penggunaan steroid, kemungkinan disebabkan
oleh penimbunan atau resistensi cairan pada massa otot. Normalnya peningkatan
massa otot/pembesaran otot disebabkan hanya oleh karena latihan fisik.
Disamping efek kemampuan untuk memperbesar otot, anabolik steroid memeiliki
efek samping yang serius. Sebagai contoh, penggunaan anabolik steroid pada atlet pria
menyebabkan penurunan produksi tetosteron oleh testis, karena sudah tergantung pada
hormon buatan dari luar. Efek samping lainnya meliputi iritabilitas, dan perubahan
kepribadian seseorang. Pada beberapa kasus penggunaan steroid dalam waktu yang
lama, dapat menyebabkan tumor terutama pada liver dan ginjal. Penggunaan steroid
pada usia sebelum pubertas dapat menyebabkan penutupan epifise pertumbuhan
tulang, yang dapat menyebabkan otot menjadi pendek dan terjadi gangguan
pertumbuhan tulang.
Penggunaan anabolik steroid dalam dosis yang besar pada wanita dalam waktu
yang relatif lama, dapat menyebabkan maskulinisasi seperti tumbuhnya rambut pada
wajah, suara menjadi lebih berat, dan meningkatkan resiko terkena tumor liver dan
ginjal.
Amfetamin
Amfetamin adalah sekelompok obat yang dapat menstimulasi sistem saraf
pusat.Efek samping amfetamin adalah meningkatkan denyut jantung, aliran darah, dan
tekanan darah, serta metabolisme. Sebuah penelitian sederhana mendapatkan bahwa
meskipun dianggap dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, pada
kenyataannya amfetamin hanya memeliki sedikit pengaruh terhadap tubuh.
Salah satu bahaya menkonsumsi amfetamin selama berolahraga adalah penurunan
sensitivitas gejala kelelahan dan letih sehingga dapat menyebabkan tubuh terlalu lelah
dan dipaksakan dalam olahraga
Alkohol
Alkohol bekerja mendepresi sistem saraf pusat secara umum. Permasalahan
terjadi jika alkohol dikonsumsi berlebih, melebihi dari kemampuan tubuh untuk
metabolismenya. Tidak seperti sebagian besar substansi lainya, alkohol langsung
diserap oleh lambung. Empat ons alkohol murni dapat menjadikan kadar alkohol
dalam darah sebanyak 0.2 %, kadar alkohol darah diatas kadar 0.2 % dapat
menyebabkan koma, bahkan kematian.
Alkohol dapat menyebabkan gangguan koordinasi, pandangan, dan pengambilan
keputusan. Dalam waktu lama dapat terjadi gangguan motorik seperti
sempoyongan,dan gangguan persepsi sensorik. Penggunaan alkohol yang lama dapat
menyebabkan kerusakan otak dan liver. Alkohol juga dapat menyebabkan gangguan
penghantaran impuls listrik di jantung, baik SA node, ataupun AV node. Pada
seseorang yang berolahraga setelah minum alkohol terjadi peningkatan denyut jantung
yang cepat dan ireguler, peningkatan denyut jantung ini terjadi oleh karena efek
depresan alkohol pada sistem saraf pusat, sehingga terjadi gangguan pada sistem
kontrol denyut jantung. Penelitian terakhir alkohol juga dapat mengurangi suplai darah
ke jantung. Oleh karena itu alkohol tidak baik bagi olahraga.
Dimethyl Sulfoxida (DMSO)
Dimethyl sulfoxida (DMSO) adalah terbuat dari bubur kayu yang digunakan
sebagai zat pelarut seperti thiner cat, plitur, dsb. Zat ini bersifat pelarut oleh karena itu
dapat melarutkan lapisan kulit jika diberikan pada permukaan kulit seperti halnya
deodorant, kosmetik,dsb.
Saat ini DMSO digunakan untuk nyeri otot dan sendi yang akut ataupun kronis.
Pada beberapa orang zat ini sangat cepat mengurangi nyeri, bengkak, dan keterbatasan
keterbatasan pada otot, dan sendi. Secara umum zat ini lebih signifikan mengurangi
nyeri yang bersifat akut daripada nyeri yang kronis.
4. Menjaga Kebugaran sesuai Pertambahan Usia
Tingkat kesehatan seseorang di waktu sekarang sangat dipengaruhi oleh faktor
fondasi/dasar kesehatan yang dibentuk pada waktu yang lalu. Karena semakin hari kita
semakin tua dan bertambah umur, maka perlu diketahui perubahan kebiasaan, gizi,
dan olahraga yang mempengaruhi kehidupan kita.
Proses penuaan sangat mempengaruhi kemampuan fisik kita. Pada awalnya
kekuatan otot semakin bertambah seiring bertambahnya usia. Namun setelah mencapai
umur 30 tahunan terjadi penurunan kekuatan otot. Bahkan setelah umur 60 tahun
kekuatan otot kita hanya sebesar 10-20% saja dari kekuatan otot pada usia 30 tahun.
Cardiac output juga mengalami penurunan setelah usia 30 tahun sebesar 1 %
pertahunnya. Kemampuan kapasitas paru pun mengalami penurunan, hal ini
disebabkan oleh penurunan kemampuan kontraksi otot-otot pernapasan dan juga
kapasitas jaringan paru itu sendiri. Lemak cenderung bertambah seiring bertambahnya
usia.
Jenis olahraga yang cocok bagi manula.
Jenis olahraga yang cocok bagi manula harus terdiri dari latihan flexibilitas,
senam, jalan cepat atau jogging yang rutin. Latihan peregangan dan senamsangat baik
untuk merangsang otot, sirkulasi darah dan juga sangat baik untuk menjaga flexibilitas
sendi. Latihan fisik yang ritmik dan rutin seperti jalan cepat, atau jogging sangat
bermanfaat bagi sistem cardiovascular. Target denyut nadi pada jalan cepat atau
jogging adalah 112 – 120 kali per menit. Latihan flexibilitas dan senam seharusnya
dilakukan setiap hari, sedangkan jalan cepat, atau jogging dilakukan 3 kali dalam
seminggu.
Sangat penting bagi para manula, untuk berhati-hati dalam berolahraga untuk
menghindari cedera. Para manula harus menghindari jenis-jenis olahraga anareobik,
dan jenis olahraga yang memerlukan tenaga yang maksimal seperti sprinting, angkat
beban, dsb. Para manula sangat cocok dengan jenis olahraga yang melatih ketahanan
dan yang bersifat ritmis seperti jogging, jalan, berenang, dan bersepeda.
Manfaat Olahraga pada Proses Penuaaan
Proses penuaan menjadikan penurunan fungsi sistem cardiovasculer dan
pernapasan. Latihan fisik yang bersifat ritmis dan rutin dapat meningkatkan
kemampuan sistem cardiovasculer dan pernapasan., dan hal ini sangat penting
dilakukan sejak masih muda.
Beberapa manfaat yang didapatkan dari berolahraga pada manula antara lain
adalah awet muda. Pada manula yang rajin berolahraga proses penuaan dapat
dihambat. Dengan berolahraga teratur oksigenasi jaringan meningkat, kapasitas
pernapasan meningkat, penurunan tekanan darah, dan membuat otot sistem pernapasan
lebih kuat.
Penelitian lainnya menunjukan adanya penurunan proses degenerasi tulang oleh
karena osteoporosis pada orang yang berolahraga teratur. Disamping itu juga terdapat
peningkatan kemampuan mobilitas sendi pada orang yang berolahraga teratur.
Penelitian terakhir menunjukan adanaya penurunan resiko terkena arteroslerosis,
diabetes, stroke, dan Penyakit Jantung Koroner, pada orang tua yang berolahraga
secara rutin dan teratur.
Manfaat yang didapatkan orang tua yang berolahraga teratur ini tergantung dari
jenis latihan, intensitas, dan durasi laithan yang dijalani.
Kebutuhan Gizi pada Proses Penuaan
Penelitian menyatakan adanya peningkatan angka kejadian sakit yang signifikan
pada manula yang tidak memperhatikan menu (asupan) gizinya. Kebutuhan energi
pada manula relatif konstan, namun fungsi proses pencernaannya berjalan lambat dan
sebagian besar nutrisi tidak dapat diserap sempurna. Oleh karena itu perlu
penambahan kualitas makanan yang di makan. Penurunan kebutuhan energi tubuh
setiap hari pada manula terjadi karena adanya penurunan metabolisme basal,
penurunan tersebut 10 % lebih lambat setiap 10 tahun sampai usia 60 tahun.
Para manula harus memperhatikan pola makan yang baik yang sesuai dengan
dasar pemberian nutrisi, diantaranya adalah :
1. Komposisi jangan terlalu banyak kalori
2. Tingkatkan jumlah asupan protein dalam makanan
3. Kurangi kandungan makanan yang mengandung lemak
4. Pastikan menu mengandung asupan karbohidrat komplek yang cukup.
5. Pemberian vitamin dan mineral
6. Diet harus mengandung : fiber, buah, sayur, dan kacang-kacangan
7. Jaga asupan air dan mineral