Upload
tyo-kurniawan
View
21
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tentang remediasi lahan bekas pertambangan batu bara
Citation preview
KELOMPOK 2
Setyo Budi Kurniawan 3312100002Prismeida Putri Dara Ambariski 3312100029Ihsan Aulia Pamayo 3312100067
Apa Pencemaran Tanah Itu?
Pencemaran tanah oleh organisme
Pencemaran tanah akibat
buangan tambang Pencemaran tanah akibat bekas galian
tambang
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia (buatan manusia) masuk dan merubah lingkungan tanah alami
Soil contamination
Pencemaran tanah oleh limbah bekas tambang dan pengeboran minyak
Penyebab Pencemaran Tanah Penyebabnya : Kebocoran
limbah cair, bahan kimia industri, fasilitas komersial, penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar; kecelakaan kendaraaan, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (ilegal dumping).
Studi Kasus di PT. Singlurus Pratama
Pertambangan Batu Bara
Kerugian:Menimbulkan kerusakan
lingkungan, pertambangan batu bara dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah diatas deposit bahan tambang disingkirkan (hilangnya vegetasi), degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk
lahan dan terlepasnya logam-logam berat yang dapat masuk ke
lingkungan perairan
Dampak Dari Pertambangan Batu Bara
Lubang
Tambang Air
Asam Tamba
ng
Polusi Udara
SludgeTailing
Lubang Tambang
Air Asam Tambang
Tailing
Sludge
Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Dampak Yang Ditimbulkan Oleh
Pertambangan Batu Bara
Pendekatan Teknologi
Pendekatan Lingkungan
Pendekatan Administratif
Pendekatan Edukatif
Dampak Bekas Lahan Tambang
Air Asam Tamba
ng
Pada studi kasus pencemaran akibat lahan bekas tambang adalah timbunan sisa air asam tambang yang dapat mencemari badan air utamanya saat terjadi hujanProses pencemaran oleh sisa air
asam tambang terjadi ketika adanya hujan, maka air asam tambang ini terbawa bersama hujan dan mengalir menuju badan air di mana terbawanya air asam tambang ini dapat menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan maupun air tanah.
KARAKTERISTIK AIR ASAM TAMBANG
• Nilai pH yang rendah (1.5 – 4)• Konsentrasi logam terlarut yang
tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury
• Nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3)
• Nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L
• Nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)• Konsentrasi oksigen terlarut yang
rendah
Bioremediasi Untuk Penanggulangan Acid Mine Drainage (AMD) / Air Asam
Tambang
BIOREMEDIASI AAT• Pada daerah yang memiliki
karakteristik menyerupai keadaan yang disebutkan sebelumnya, hendaknya dianalisis laju perjalanan air ketika terjadi run off dari hujan.
• Dari analisis tersebut dapat dibangun ataupun dibuat semacam pengolahan lanjut untuk mereduksi sifat pencemar air asam tambang
BIOREMEDIASI AAT• Dilakukan pengolahan secara aktif dengan menambahkan
senyawa alkali kapur padam (Ca(OH)2. Air asam tambang yang terbentuk terlebih dahulu dialirkan ke sediment pond. Tujuannya, untuk mengendapkan partikel-partikel padat tersuspensi yang ada. Seterusnya, air asam dinetralkan dengan menambahkan kapur padam melalui Liming Box yang digerakkan oleh tekanan air.
• Air asam tambang yang telah netral, akan kembali diendapkan melalui beberapa kompartemen settling pond sebelum dialirkan ke badan air. Untuk mengontrol kualitas air buangan terhadap baku mutu, dilakukan analisa terhadap kualitas dari effluent olahan.
• Metode aktif, merupakan metode yang paling efektif. Namun kurang efisien, melihat pertimbangan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk bahan kimia dan energi eksternal yang diperlukan. Alternatif lain, pengolahan air asam tambang secara pasif.
• Pada pengelolaan pasif, tidak lagi membutuhkan penambahan bahan kimia secara terus menerus. Ini akan mengurangi peralatan operasional dan pemeliharaan. Pengolahan secara pasif mengandalkan terjadinya proses bio-geokimiawi, yang berlangsung menerus secara alami dalam peningkatan pH dan pengikatan serta pengendapan logam-logam terlarut. Jadi jelas, saat ini sistem pasif tercatat paling efektif dan efisien.
Gabungan Chemical-Bio-Fitoremediasi sebagai
Pengelolaan Pasif• Pada sistem pengelolaan pasif, terdapat 2 (dua) proses
utama yang menyebabkan terjadinya peningkatan pH, yakni larutnya batugamping dan reduksi sulfat secara biologis. Kedua proses ini menghasilkan alkalinitas dalan bentuk bikarbonat (HCO3-) sebagai senyawa penetral. Adapun mekanisme terjadinya penurunan logam terlarut, dimungkinkan beberapa hal sebagai berikut:
• Proses oksidasi dan hydrolisis logam yang menyebabkan terjadinya pengendapan logam
• Interaksi antara sulfida (S2-) yang dihasilkan pada proses reduksi sulfat dengan logam bervalensi 2 (seperti Fe2 + dan Mn2+) membentuk logam sulfida yang mengendap.
• Proses adsorpsi logam oleh bahan organik (kompos)• Proses biosorpsi logam oleh vegetasi tumbuhan air dan
mikroorganisme, seperti bakteri, fungi, dan alga yang tumbuh pada lapisan bahan organik.
Contoh Tanaman yang Dapat Digunakan untuk Mengolah AAT• Purun Tikus (Eleocharis dulcis) sebagai
pereduksi Fe dan Mn• Fimbristylis hispidula (Vahl) Konth sebagai
pereduksi Fe dan Mn• Mariscus compactus (Retz) Druce sebagai
pereduksi Fe dan Mn• Typha angustifolia sebagai pereduksi Fe
dan Mn• Vetiveria zizanioides L. sebagai akumulator
logam berat• Pisum sativum sebagai akumulator logam
berat
Daftar PustakaAdman, Burhanuddin. 2012. POTENSI JENIS POHON LOKAL CEPAT TUMBUH UNTUK PEMULIHAN LINGKUNGAN LAHAN PASCATAMBANG BATUBARA (STUDI KASUS DI PT. SINGLURUS PRATAMA, KALIMANTAN TIMUR). Semarang : Universitas DiponegoroHerdiana, N. 2007. Potensi Budidaya Jenis Lokal untuk Pembangunan Hutan Rakyat (Damar Mata Kucing, Jelutung, Kayu Bambang Lanang, Kayu Bawang dan Tembesu). Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman. Bogor, Desember 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor. pp: 163-172.Darmawan, A. & M.A. Irawan. 2009. Reklamasi lahan bekas tambang batubara PT Berau Coal, Kaltim. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda. pp: 17-26.Iman, M. Sadiqul. 2012. Rekayasa Penurunan Fe dan Mn pada Air Asam Tambang Batubara Menggunakan Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis) dalam Sistem Lahan Basah Buatan Aliran Vertikal Bawah Permukaan. Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkuratwww.sobatbumi.com Diakses pada 15 Oktober 2014 20:00leskimiaproxima.wordpress.com Diakses pada 15 Oktober 2014 20:00steveallmighty.wordpress.com Diakses pada 15 Oktober 2014 20:00www.wikipedia.com Diakses pada 15 Oktober 2014 20:00
TERIMA KASIH