Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah · PDF file2,53 persen per tahun. Selanjutnya untuk PK Industri Pertanian meningkat rata-rata sebesar 2,41 persen per tahun yaitu dari 14.320

Embed Size (px)

Citation preview

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Provinsi Jambi

    Tahun 2005 - 2025

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

    II - 1

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    2.1. Kondisi Saat Ini

    Pembangunan Provinsi Jambi yang telah dilaksanakan selama

    ini telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Bidang-

    bidang tersebut meliputi ekonomi, sosial budaya dan kehidupan

    beragama, ilmu pengetahuan dan teknologi, sarana dan prasarana,

    politik, ketentraman dan ketertiban, hukum dan aparatur, pembangunan

    wilayah dan tata ruang, pengelolaan sumber daya alam (SDA) serta

    lingkungan hidup. Disamping banyak kemajuan yang telah dicapai,

    masih banyak pula tantangan atau masalah yang belum sepenuhnya

    terpecahkan dan masih perlu dilanjutkan upaya mengatasinya dalam

    pembangunan Provinsi Jambi dalam 20 tahun ke depan.

    2.1.1. Ekonomi

    Selama periode Pembangunan Jangka Panjang Tahap 1 (PJP 1)

    Tahun 1969-1993, perekonomian Provinsi Jambi dapat tumbuh rata-

    rata 7 persen per tahun. Pertumbuhan yang tinggi tersebut juga dapat

    meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita dari

    Rp. 29.710 per tahun pada tahun 1969 kemudian meningkat menjadi

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Provinsi Jambi

    Tahun 2005 - 2025

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

    II - 2

    Rp. 729.390 pada tahun 1990 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi

    Rp. 1.857.000,- berdasarkan harga konstan.

    Pada periode waktu 1999-2004, pertumbuhan ekonomi Provinsi

    Jambi menunjukan kenaikan yang mengembirakan. Pada tahun 1999,

    pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi hanya sebesar 2,90 persen tetapi

    tahun 2003 telah mencapai laju pertumbuhan sebesar 4,47 persen,

    sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2004 sebesar 5,42 persen

    sehingga rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 1999-2004

    sebesar 4,72 persen. Perekonomian Provinsi Jambi pada Tahun 2010-

    2014 berfluktuasi pada kisaran 6,7 8,5 persen. Pertumbuhan ekonomi

    tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 8,54 persen dan terendah pada

    tahun 2010 sebesar 7,35 persen.

    PDRB Perkapita atas harga berlaku juga menunjukan peningkatan

    yang signifikan yaitu dari Rp. 3,39 juta tahun 1999 meningkat menjadi

    Rp.7,422 juta per tahun 2004 atau tumbuh rata-rata 13,95 persen per

    tahun. Pada periode tahun 2009-2014, PDRB Perkapita atas harga

    berlaku juga menunjukan peningkatan yang signifikan yaitu dari

    Rp. 44,127 juta tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 98,742 juta per

    tahun 2014 atau tumbuh rata-rata 17,51 persen per tahun.

    Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut juga

    dibarengi dengan penurunan tingkat inflasi. Pada tahun 2000, tingkat

    inflasi Provinsi Jambi sebesar 8,4 persen, tahun 2001 dan 2002 tingkat

    inflasi masing-masing sebesar 10,11 persen dan 12,8 persen, tetapi

    pada tahun 2003 tingkat inflasi dapat diturunkan menjadi 3,7 persen dan

    inflasi tahun 2004 sebesar 4,92 persen. Pada tahun 2009, tingkat inflasi

    Provinsi Jambi sangat rendah yaitu sebesar 1,85 persen, tetapi pada

    tahun 2010 tingkat inflasi naik signifikan menjadi 10,52 persen, namun

    tahun 2011 inflasi turun signifikan kembali menjadi 2,75 persen,

    kemudian kembali naik pada tahun 2012 yaitu sebesar 4,22 persen.

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Provinsi Jambi

    Tahun 2005 - 2025

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

    II - 3

    Selanjutnya pada tahun 2013, tingkat inflasi Provinsi Jambi naik menjadi

    sebesar 8,74 persen, dan tahun 2014 sebesar 8,72 persen. Inflasi terjadi

    pada semua kelompok barang dan jasa karena adanya kenaikan indeks

    kelompok bahan makanan sebesar 3,11 persen; kelompok makanan jadi,

    minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,50 persen; kelompok

    perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,00 persen;

    kelompok sandang sebesar 0,43 persen; kelompok kesehatan sebesar

    0,35 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,37

    persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

    5,63 persen.

    Struktur perekonomian Jambi pada awal Pelita I sangat didominasi

    oleh sektor pertanian dengan kontribusi lebih dari 55 persen. Memasuki

    tahun 1989, awal Pelita V, peran sektor pertanian mulai menurun hingga

    35 persen, dan dalam era tahun 1990-an, dominasi sektor pertanian

    cenderung menurun. Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan

    PDRB pada tahun 1997 sebesar 26,27 persen. Sebagian besar perannya

    mulai diambil alih oleh sektor perdagangan dan sektor industri

    pengolahan yang meningkat cukup tajam pada periode tersebut.

    Sejak tahun 1998 sektor pertanian kembali memberikan kontribusi

    yang meningkat yaitu dari 27,33 persen menjadi 27,65 persen tahun 1999

    dan menjadi 28,15 persen tahun 2002, serta meningkat lagi menjadi

    28,29 persen pada tahun 2004. Pada tahun 2009 sektor pertanian

    memberi kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 27,45 persen,

    kontriusinya terus meningkat menjadi sebesar 29,39 persen pada tahun

    2010, dan 29,33 persen pada tahun 2011, serta 29,83 persen pada

    tahun 2012. Sampai dengan tahun 2013 dan tahun 2014, kontribusi

    sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB tetap terbesar yaitu

    sebesar 29,69 persen (2013), tahun 2014 sebesar 29,42 persen. Hal ini

    mengindikasikan bahwa sektor pertanian masih merupakan tumpuan

    dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi.

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Provinsi Jambi

    Tahun 2005 - 2025

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

    II - 4

    Sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan kedua di

    bawah sektor pertanian dalam kontribusi terhadap PDRB Provinsi Jambi

    pada periode 2009-2012. Pada tahun 2009, kontribusi sektor

    pertambangan dan penggalian sebesar 18,31 persen, kecenderungan

    menurun sampai pada tahun 2012 sebesar 17,38 persen. Bahkan pada

    periode 2013-2014, sektor pertambangan dan penggalian menempati

    urutan ketiga di bawah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada

    tahun 2013, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebesar

    15,98 persen, terus menurun sampai pada tahun 2014 sebesar 14,72

    persen. Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, kontribusinya

    pada periode 2009-2012 menempati urutan ketiga di bawah sektor

    pertambangan dan penggalian. Namun pada periode tahun 2013-2014,

    sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati uratan kedua yaitu

    pada tahun 2012 sebesar 15,77 persen meningkat menjadi 18,34 persen

    pada tahun 2014.

    Berdasarkan sektor utama, kontribusi sektor primer juga

    meningkat dari 35,75 persen tahun 1999 meningkat menjadi 38,19

    persen tahun 2004, sejak krisis ekonomi kontribusi sektor industri sedikit

    mengalami penurunan dari 20,85 persen tahun 1999 menjadi 19,46

    persen tahun 2004, kontribusi sektor utulitas sedikit mengalami kenaikan

    dari 11,46 persen tahun 1999 meningkat 11,63 persen tahun 2004,

    sedangkan kontribusi sektor jasa-jasa mengalami yang relatif kecil dari

    31,94 persen tahun 1999 menjadi 30,71 persen tahun 2004. Keadaan ini

    menggambarkan pengaruh krisis ekonomi nasional yang belum pulih

    juga berpengaruh kepada perekonomian daerah Jambi.

    Peranan industri kecil dalam perekonomian daerah sangat penting

    kerena mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja sehingga dapat

    mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan

    pendapatan. Sementara itu industri kecil kenyataannya adalah sangat

    heterogen karena meliputi berbagai kegiatan sektor ekonomi, seperti

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Provinsi Jambi

    Tahun 2005 - 2025

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI

    II - 5

    pertanian, peternakan, perikanan, industri pengolahan, angkutan dan

    perdagangan serta jasa.

    Perkembangan usaha kecil di Provinsi Jambi selama peride 2000-

    2004, mengalami kenaikan dari 13.064 unit di tahun 2002 menjadi 14.942

    unit pada tahun 2003 atau naik 14,38 persen. Tenaga kerja yang

    terserap juga meningkat dari 44.257 tenaga kerja menjadi 46.823 tahun

    2003 atau meningkat sebesar 5,8 persen. Walaupun demikian

    pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tersebut tidak terjadi kenaikan

    yang berarti dari angka tenaga kerja tersebut belum cukup tinggi karena

    selama peride 2000 sampai 2004 tersebut tidak terjadi kenaikan yang

    berarti dari angka tenaga kerja per unit usaha, yang relatif konstan

    atau rata-rata jumlah tenaga kerja per unit usaha adalah 3 orang. Hal

    ini juga berkaitan dengan kredit yang dialokasikan untuk usaha kecil

    masih relatif kecil yaitu Rp. 15 Milyar melalui penyediaan dana KUPEM

    atau sekitar 0,63 % dari total kredit yang disalurkan dunia perbankan di

    Jambi pada tahun 2003. Disamping itu penyaluran kredit yang dilakukan

    perbankan kurang dibarengi dengan pendampingan dari instansi yang

    terkait dan evaluasi yang konstruktif dari dunia perbankan sendiri.

    Pada periode tahun 2010-2014, bidang koperasi dan UMKM

    memperlihatkan peningkatan yang baik. Jumlah lembaga koperasi

    meningkat dari 3.275 unit pada tahun 2010 menjadi 3.659 unit pada tahun

    2014 atau rata-rata meningkat sebesar 2,82 persen per tahun. Namun