Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 |
RENCANA STRATEGIS
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 – 2019
REVISI 2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur
Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya, Telp. (031) 8290243, 8273734 Fax. (031) 8273732 e-mail. [email protected]
RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 - 2019
REVISI 2019
MAJU MENJAMIN MUTU
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan karunia-Nya, maka penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2019 dapat terselesaikan. Penyusunan Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan mutu pengeluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan anggaran. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap pemimpin unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional, pemerintah selama ini telah berupaya untuk mewujudkan mutu pendidikan melalui pemikiran teoritis yang sifatnya mendasar yang dipergunakan sebagai landasan dalam menyusun perencanaan pendidikan atau framework untuk penyelenggaraan pendidikan nasional. Oleh karena itu, LPMP sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana amanah Perpres Nomor 14 Tahun 2015 Pasal 32 adalah untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan tugas teknis penunjang di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya bidang peningkatan mutu pendidikan. LPMP sebagai UPT penjaminan mutu pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Timur. Maka ditetapkanlah Renstra LPMP Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2019.
Secara teknis, proses penyusunan dan penyajian Renstra dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, Renstra ini digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pengendalian tahunan pembangunan pendidikan yang bermutu di Provinsi Jawa Timur. Renstra LPMP Jawa Timur juga diharapkan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat khususnya para pemangku kepentingan.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Renstra LPMP Provinsi Jawa Timur. Semoga dengan adanya Renstra ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kasubbag Umum, Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Drs. Triantoro Widodo, MM NIP. 196504112001121001
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Landasan Hukum ..................................................................................................................... 2
C. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Pendidikan di Jawa Timur .... 3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN LPMP JAWA TIMUR ................................................ 30
A. Visi LPMP Jawa Timur............................................................................................................. 30
B. Misi LPMP Jawa Timur ........................................................................................................... 31
C. Tujuan Strategis ........................................................................................................................ 32
D. Sasaran Kegiatan ...................................................................................................................... 34
E. Tata Nilai LPMP Jawa Timur ............................................................................................... 35
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN ............................................ 36
A. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen ......................................................... 36
B. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Timur ........................................................ 40
C. Kerangka Regulasi ................................................................................................................... 43
D. Kerangka Kelembagaan ......................................................................................................... 43
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................... 47
A. Target Kinerja ............................................................................................................................. 47
B. Matrik Pentahapan .................................................................................................................. 48
C. Definisi Operasional ................................................................................................................ 49
D. Kerangka Pendanaan ............................................................................................................... 52
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................................... 54
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tema pembangunan pendidikan jangka panjang mengacu pada Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025. Penyelarasan tema dan fokus pembangunan pendidikan
tiap tahap kemudian dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional
Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
yang menetapkan tema pembangunan pendidikan pada empat periode rencana
pembangunan bidang pendidikan jangka menengah. Periode 2005-2009 diarahkan
pada peningkatan kapasitas dan modernisasi sistem pendidikan. Periode 2010-2014
diarahkan pada peningkatan dan penguatan pelayanan pendidikan pada tingkat
nasional. Periode 2015-2019 diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat
regional. Periode 2020-2024 diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat
Internasional.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005) tentang Standart Nasional Pendidikan (SNP)
menyebutkan bahwa SNP perlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan
masyarakat, lokal, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Oleh karena itu Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang
selanjutnya disebut LPMP yang merupakan unit pelaksana teknis pendidikan
dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkedudukan di provinsi,
bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,
arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah.
Upaya ini dilakukan dalam rangka penjaminan mutu pendidikan di seluruh jejang
pendidikan serta untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, LPMP memiliki peran dan
tanggungjawab sangat strategis yang dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi yang
tertuang di dalam Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja LPMP. Namun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, LPMP tidak
bisa berjalan sendiri, tetapi harus melibatkan pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota
setempat serta seluruh stakeholder terkait. Dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi penjaminan mutu pendidikan di daerah, LPMP Jawa Timur senantiasa
mengacu dan berpedoman kepada kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang program dan kegiatan yang terkait dengan penjaminan mutu pendidikan
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 2
dasar dan menengah di daerah. Layanan pendidikan di daerah dilaksanakan melalui
satuan pendidikan jenjang SD, SMP, SMA dan SMK dengan berkoordinasi dengan
Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat.
Upaya meningkatan mutu pendidikan melalui fasilitasi implementasi penjaminan
mutu pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan di Provinsi Jawa Timur oleh
LPMP Jawa Timur lebih lanjut dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) LPMP
Jawa Timur Tahun 2015-2019, yang keseluruhannya mengacu pada pencapaian visi
dan misi Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Tahun 2015-2019 dan pencapaian visi dan misi Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019. Renstra LPMP Jawa Timur disusun
berdasarkan reformasi perencanaan dan penganggaran untuk lebih memantapkan
penerapan performance-based budgeting sejak diberlakukannya undang-undang
tentang penganggaran dan keuangan.
Renstra LPMP Jawa Timur berisi rencana kerja dan program tahunan yang lebih
operasional, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
ketercapaian sasaran jangka menengah LPMP Jawa Timur serta sebagai alat untuk
melakukan monitoring evaluasi. Rencana operasional selanjutnya digunakan untuk
menentukan kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk bisnis proses dalam
menghasilkan output sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu Renstra
juga memuat hal-hal yang terkait dengan perubahan internal yang tertuang di dalam
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP.
Perubahan ini terkait adanya proses bisnis internal LPMP Jawa Timur dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang menggambarkan tata hubungan kerja yang
efektif dan efisien antar unit kerja di LPMP Jawa Timur.
B. Landasan Hukum
Rencana strategis ini merupakan perwujudan dari berbagai penerapan peraturan
perundang-undangan yang meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah;
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 3
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Tenaga Administrasi Sekolah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2007 tentang Standar
Tenaga Perpustakaan Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2007 tentang Standar
Tenaga Laboratorium Sekolah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah (SPMP);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
12. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Timur;
13. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi
Pemerintah;
14. Permendikbud Nomor 9 tahun 2016 tentang sistem Akuntabilitas Kinerja di
lingkungan Kemendikbud.
C. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Pendidikan di Jawa Timur
a. Permasalahan Pembangunan Pendidikan
Sejumlah permasalahan dalam membangun pendidikan yang perlu mendapat
perhatian dalam kurun waktu lima tahun mendatang akan diuraikan pada
bagian berikut ini.
1) Peningkatan Kualitas Pembelajaran Belum Maksimal
Kualitas pembelajaran di Indonesia dinilai masih belum baik diukur dengan
proses pembelajaran ataupun hasil belajar siswa. Berbagai studi
mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di kelas umumnya tidak
berjalan secara interaktif sehingga tidak dapat menumbuhkan kreativitas
dan daya kritis, dan kemampuan analisis siswa.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 4
Tabel 1. Persentase siswa SMP di Provinsi Jawa Timur pada setiap kelompok
nilai UN Tahun 2015
Selama ini kompetensi sebagai hasil dari pembelajaran yang sangat penting
untuk diukur dan dimiliki siswa justru kurang diperhatikan. Hasil belajar
siswa juga masih belum menggembirakan. Pada Ujian Nasional (UN) tahun
2013, hanya sekitar 56 siswa SMP/MTs dan 66% siswa SMA/SMK/MA yang
mencapai batas minimal nilai UN murni. Selain itu, hasil UN masih sangat
senjang baik dilihat secara antar siswa, antar sekolah, maupun antar daerah
di samping mengindikasikan terjadinya kesenjangan gender.
Capaian mutu pendidikan Indonesia yang masih jauh di bawah capaian
negara maju atau bahkan di bawah negara-negara tetangga Indonesia
menjadi catatan dalam pembenahan mutu pendidikan di Indonesia. Nilai
PISA Matematika tahun 2012 menunjukan rata-rata capaian kompetensi
siswa Indonesia berada pada level 1. Kondisi ini mendudukkan Indonesia di
bawah Singapura, Malaysia, Thailand, atau bahkan Vietnam.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 5
Gambar 1. Kondisi Capaian UN dan IIUN Sekolah Menengah secara Nasional
dan Propinsi Jawa Timur Tahun 2015
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Berdasarkan Tebel 1 menunjukkan bahwa pencapaian NUN tahun 2015 di
Propinsi Jawa Timur pada jenjang pendidikan SMP masih memprihatinkan.
Secara ringkas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di
atas 86 adalah 10,46% dan yang kurang dari 55 adalah 27,66%
(selengkapnya lihat gambar 2).
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 6
Gambar 2. Rerata Persentase Siswa SMP/MTs di Provinsi Jawa Timur pada
Setiap Kelompok Nilai UN Tahun 2015
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Sementara itu untuk pendidikan menengah di Propinsi Jawa Timur antara
Nilai UN dan Nilai IIUN berdasarkan gambar 1 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pada SMA/MA-IPA, di kuadran-1 (nilai UN dan IIUN tinggi) terdapat
23% dari SM Negeri, 32% SM swasta, 14% MA Negeri, dan 25% MA
swasta.
b. Pada SMA/MA-IPA, di kuadran-2 (nilai UN rendah dan IIUN tinggi)
terdapat 17% dari SM Negeri, 26% SM swasta, 22% MA Negeri, dan
26% MA swasta.
c. Pada SMA/MA-IPA, di kuadran-3 (nilai UN rendah dan IIUN rendah)
terdapat 10% dari SM Negeri, 7% SM swasta, 5% MA Negeri, dan 10%
MA swasta.
d. Pada SMA/MA-IPA, di kuadran-4 (nilai UN dan IIUN tinggi) terdapat
23% dari SM Negeri, 32% SM swasta, 14% MA Negeri, dan 25% MA
swasta.
e. Pada SMA/MA-IPS, di kuadraN-1 (nilai UN tinggi dan IIUN tinggi) 21%
SM swasta, 9% MA Negeri, dan 19% MA swasta.
f. Pada SMA/MA-IPS, di kuadran-2 (nilai UN rendah dan IIUN tinggi)
terdapat 23% dari SM Negeri, 37% SM swasta, 25% MA Negeri, dan
34% MA swasta.
g. Pada SMA/MA-IPS, di kuadran-3 (nilai UN rendah dan IIUN rendah)
terdapat 16% dari SM Negeri, 11% SM swasta, 12% MA Negeri, dan
13% MA swasta.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 7
h. Pada SMA/MA-IPS, di kuadran-4 (nilai UN tinggi dan IIUN rendah)
terdapat 46% dari SM Negeri, 31% SM swasta, 54% MA Negeri, dan
35% MA swasta.
i. Pada SMK, di kuadran-1 (nilai UN dan IIUN tinggi) terdapat 25% dari
SM Negeri, 28% SM swasta.
j. Pada SMK, di kuadran-2 (nilai UN rendah dan IIUN tinggi) terdapat
11% dari SM Negeri, 15% SM swasta.
k. Pada SMK, di kuadran-3 (nilai UN rendah dan IIUN rendah) terdapat
16% dari SM Negeri, 23% SM swasta.
l. Pada SMK, di kuadran-4 (nilai UN tinggi dan IIUN rendah) terdapat
41% dari SM Negeri, 41% SM swasta.
Berdasarkan hasil-hasil di atas menunjukkan masih rendahnya mutu
pembelajaran. Terdapat tiga faktor utama penyebab rendahnya kualitas
hasil pembelajaran di Jawa Timur.
a) Rendahnya Jaminan Kualitas Pelayanan Pendidikan
Belum sepenuhnya pemerintah daerah berkomitmen untuk memenuhi
Standar Pelayanan Minimal atau SPM pendidikan dasar sebagai acuan
dalam pelaksanaan urusan wajib daerah. Sementara itu dalam
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 ditetapkan bahwa setiap
kabupaten dan kota wajib memenuhi SPM sekurang-kurangnyadalam
waktu 3 tahun setelah SPM tersebut disahkan. Selain itu belum
tersedianya SPM pendidikan menengah mengakibatkan daerah belum
memiliki acuan dalam memenuhi urusan wajib pengelolaan pendidikan
menengah.
Sampai dengan tahun 2013 sebanyak 68,7% SD/MI dan 62,5%
SMP/MTs terakreditasi minimal B. Hal itu menunjukkan bahwa kualitas
layanan pendidikan dasar masih rendah, sedangkan di sisi lain kualitas
layanan pendidikan menengah belum merata antara SMA dan SMK. Saat
ini sebanyak 73,5% SMA/MA sudah terakreditasi minimal B sementara
hanya 48,2% kompetensi keahlian SMK berakreditasi minimal B. Secara
keseluruhan pada semua jenjang pendidikan di Jawa Timur, capaian SNP
dapat dilihat pada tabel 2.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 8
Tabel 2. Capaian Standar Nasional Pendidikan Propinsi Jawa Timur
(Capaian standar nasional pendidikan didasarkan pada data sekolah yang
telah diakreditasi oleh BAN S/M)
Penyebab utama rendahnya kualitas layanan pendidikan dasar dan
menengah berkaitan dengan terbatasnya pemahaman sekolah akan
kewajiban untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di
samping itu, peningkatan mutu layanan pendidikan belum dirancang
berdasarkan proses penjaminan mutu pendidikan sehingga mutu
pembelajaran sering tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
b) Lemahnya Pelaksanaan Kurikulum
Penerapan Kurikulum 2013 secara cukup masif pada tahun 2014 secara
berdampingan dengan Kurikulum 2006, menimbulkan beberapa
masalah. Kurikulum 2013 dinilai sebagian pihak belum cukup dikaji dan
belum mengalami uji coba yang memadai untuk iterapkan secara
demikian masif. Masalah bertambah karena keterbatasan materi ajar
serta masih rendahnya pemahaman pendidik, kepala sekolah, dan orang
tua.
c) Lemahnya Sistem Penilaian Pendidikan
Sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan terpercaya belum
sepenuhnya terbangun. Hal ini antara lain dapat dilihat dari belum
adanya: (i) keandalan dan kesahihan sistem ujian nasional; (ii)
minimnya upaya untuk memperkuat lembaga penilaian pendidikan yang
independen; (iii) belum adanya peninjauan ulang atas peran, struktur,
dan sumber daya pusat penilaian pendidikan; (iv) belum
dimanfaatkannya hasil pemantauan capaian belajar siswa sebagai
informasi peningkatan kualitas pembelajaran secara
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 9
berkesinambungan; serta (v) terbatasnya kemampuan pendidik dalam
memberikan penilaian formatif.
2) Peningkatan Manajemen Guru (Pendidik) dan Tenaga Kependidikan
a) Jumlah dan Distribusi Guru Perlu Ditata Secara Lebih Baik
Kondisi distribusi guru yang belum merata di daerah tidak dapat
semata-mata hanya dilihat dari rasio pendidik terhadap siswa secara
nasional yang telah baik/memadai. Di sisi lain, proses rekrutmen guru
belum terintegrasi antardaerah sehingga banyak daerah yang kelebihan
guru sementara daerah lainnya mengalami kekurangan guru.
Gambar 3. Jumlah Guru di Jawa Timur
Keterbatasan distribusi guru antara lain disebabkan oleh, (i)
terbatasnya kapasitas pemerintah kabupaten dan kota dalam mengelola
perekrutan, penempatan, dan peningkatan mutu guru secara efektif dan
efisien; (ii) kurangnya komitmen untuk penegakan peraturan dalam
pengangkatan guru berdasarkan kriteria mutu yang ketat dan
kebutuhan aktual di kabupaten/kota; (iii) belum terwujudnya efisiensi
pemanfaatan guru melalui perbaikan rasio guru-murid dan
maksimalisasi beban mengajar; dan (iv) minimnya kerja sama antara
LPTK dan semua tingkat pemerintahan untuk menjamin mutu dan
distribusi guru yang merata.
b) Kualitas, Kompetensi, dan Profesionalisme Guru Masih Harus
Ditingkatkan
Peningkatan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru masih
harus ditingkatkan karena hingga saat ini tidak terdapat hubungan linier
antara peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi pendidik terhadap
hasil belajar siswa (lihat gambar 4).
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 10
Gambar 4. Hasil Uji Kompetensi Guru Tahun 2015 secara Nasional
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Hal ini antara lain disebabkan oleh, (i) belum diterapkannya sistem Uji
Kompetensi Guru sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar
siswa; (ii) belum dilaksanakannya penilaian kinerja guru yang sahih,
andal, transparan dan berkesinambungan; (iii) belum
dipertimbangkannya perbaikan desain program dan keselarasan
disiplin ilmu sebagai dasar peningkatan kualifikasi akademik dan
sertifikasi guru; serta (iv) belum dilaksanakannya Pengembangan
Profesional Berkesinambungan (PPB) bagi guru.
Sebanyak tujuh provinsi mendapat nilai terbaik dalam penyelenggaraan
uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015. Nilai yang diraih tersebut
merupakan nilai yang mencapai standar kompetensi minimum (SKM)
yang ditargetkan secara nasional, yaitu rata-rata 55. Tujuh provinsi
tersebut adalah DI Yogyakarta (62,58), Jawa Timur (59,10), DKI Jakarta
(58,44), Jawa Timur (56,73), Bali (56,13), Bangka Belitung (55,13), dan
Jawa Barat (55,06). Uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 menguji
kompetensi guru untuk dua bidang yaitu pedagogik dan profesional.
Rata-rata nasional hasil UKG 2015 untuk kedua bidang kompetensi itu
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 11
adalah 53,02. Selain tujuh provinsi di atas yang mendapatkan nilai
sesuai standar kompetensi minimum (SKM), ada tiga provinsi yang
mendapatkan nilai di atas rata-rata nasional, yaitu Kepulauan Riau
(54,72), Sumatera Barat (54,68), dan Kalimantan Selatan (53,15). hasil
UKG untuk kompetensi bidang pedagogik saja, rata-rata nasionalnya
hanya 48,94, yakni berada di bawah standar kompetensi minimal (SKM),
yaitu 55. Bahkan untuk bidang pedagogik ini, hanya ada satu provinsi
yang nilainya di atas rata-rata nasional sekaligus mencapai SKM, yaitu
DI Yogyakarta (56,91). Ia mencontohkan, ada guru yang mendapat nilai
rata-rata 85. Namun meskipun nilai tersebut baik, setelah dianalisis
hasilnya, guru tersebut memiliki kekurangan di beberapa kelompok
kompetensi. Guru yang bersangkutan ada kekurangan di tiga kelompok,
yaitu kelompok kompetensi 1, kelompok kompetensi 4, dan kelompok
kompetensi 6.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 12
Gambar 5. Nilai UKG Tahun 2015 Propinsi Jawa Timur per Kabupaten/Kota (Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Berdasarkan pada gambar 5 menunjukkan bahwa dengan nilai rerata
nasional UKG tahun 2015 sebesar 56,69, maka ditinjau dari setiap
kabupaten/kota dapat diketahui bahwa:
(a) Terdapat delapan (8) kabupaten dengan nilai lebih kecil dari
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55, yaitu kabupaten Jember, Probolinggo,
Bondowoso, Situbondo, Bangkalan, Sumenep, dan Sampang.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 13
(b) Terdapat tujuh (7) kabupaten dengan nilai lebih besar dari standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu
rata-rata 55, yaitu kabupaten Lumajang, Nganjuk, Madiun,
Lamongan, Bojonegoro, Trenggalek, dan Banyuwangi.
(c) Terdapat 23 Kabupaten/kota dengan nilai telah melampaui standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu
rata-rata 55 serta di atas dari rerata nasional (56,69), yaitu Kota
Malang, Batu, Mojokerto, Kediri, Blitar, Madiun, dan Kabupaten
Jombang, Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, Kota
Probolinggo, Kab. Ponorogo, Kab. Tulungagung, Kota Pasuruan, Kab.
Mojokerto, Kab. Kediri, Kab. Pacitan, Kab. Tuban, Kab. Magetan, Kab.
Malang, Kab. Blitar, Kab. Pasuruan, dan Kab. Ngawi.
Dengan demikian perlu menjadi skala prioritas bagi kab/kota dengan
capaian nilai UKG lebih kecil dan mencapai standar minimal jika
dibandingkan dengan rerata nasional untuk dilakukan pembinaan bagi
para gurunya.
Tabel 3. Nilai Rerata dan Gabungan Berdasarkan Bidang Kompetensi
Secara Nasional
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Selanjutnya, jika dilihat dari jenjang pendidikannya, maka berdasarkan
pada tabel 3 dapat diketahui bahwa rerata nilai gabungan antara bidang
pedagogik dengan profesional adalah jenjang TK: 59,65; SD: 54,33; SMP:
58,25; SMA: 61,74; dan SMK: 58,40, dimana secara keseluruhan
reratanya adalah 56,69 (nasional).
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 14
Gambar 6. Nilai UKG Tahun 2015 Propinsi Jawa Timur per
Kabupaten/Kota per Jenjang Pendidikan TK, SD, dan SMP
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Dari capaian nilai tersebut, jika dilihat per kab/kota dalam setiap
jenjangnya sebagaimana terlihat pada gambar 5 dan 6, maka dapat
diperoleh:
(a) Jenjang Pendidikan SD
(1) Terdapat 16 kabupaten/kota dengan nilai di bawah standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55 dan juga di bawah rerata nasional, yaitu
Kabupaten Probolinggo, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, kab.
Bangkalan, Kab. Sumenep, Kab. Pamekasan, Kab. Kediri, Kab.
Sampang, Kota Pasuruan, Kab. Tuban, Kab. Lumajang, Kab.
Nganjuk, Kab. Madiun, Kab. Lamongan, Kab. Banyuwangi, dan
Kab. Jember.
Ditengarai bahwa dari 16 kab/kota ini terdapat jumlah guru
lebih banyak dibandingkan dengan 22 kab/kota lainnya. Hal
ini mengingat bahwa dari 22 kab/kota sisanya tersebut telah
mencapai di atas rerata nasional yaitu 54,33 dan sekaligus
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 15
melebihi nilai mencapai standar kompetensi minimum (SKM)
yang ditargetkan secara nasional, yaitu rata-rata 55. Perlu
menjadi catatan bahwa rerata nasional yang dicapai lebih kecil
dari nilai mencapai standar kompetensi minimum (SKM) yang
ditargetkan secara nasional, yaitu rata-rata 55.
(2) Dengan demikian, secara keseluruhan guru-guru SD se Jawa
Timur masih sangat memerlukan pembinaan, sehingga
mencapai rerata minimal yaitu nilai standar kompetensi
minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu rata-
rata 55.
(b) Jenjang Pendidikan SMP
(1) Terdapat tiga (3) kabupaten dengan nilai di bawah standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55 dan juga di bawah rerata nasional, yaitu
Kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.
(2) Terdapat 8 (delapan) Kabupaten dengan nilai mencapai
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55. Kabupaten tersebut adalah:
Kabupaten Bojonegoro, Banyuwangi, Jember, Situbondo,
Bangkalan, Bondowoso, Lamongan, dan Probolinggo.
(3) Terdapat 27 kab/kota dengan nilai memenuhi / melebihi
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55 dan juga lebih besar dari rerata
nasional, yaitu Kota Malang, Kota Madiun, Kota Batu, Blitar,
Kota Mojokerto, Kab. Jombang, Kota Surabaya, Kab. Gresik,
Kab. Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kab. Ponorogo, Kab.
Tulungagung, Kota Pasuruan, Kab. Mojokerto, Kab. Kediri, Kab.
Pacitan, Kab. Tuban, Kab. Magetan, Kab. Malang, Kab. Blitar,
Kab. Pasuruan, Lumajang, Nganjuk, Madiun, , Trenggalek, Kab.
Kediri, dan Kab. Ngawi.
(c) Jenjang Pendidikan SMA
(1) Terdapat 11 Kabupaten dengan nilai mencapai standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55 dan lebih besar dari rerata nasional.
Kabupaten tersebut adalah: Kabupaten Bojonegoro,
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 16
Banyuwangi, Situbondo, Bangkalan, Bondowoso, Lamongan,
Tuban, Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Probolinggo.
(2) Terdapat 27 Kab/kota dengan nilai memenuhi / melebihi
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55 dan juga lebih besar dari rerata
nasional, yaitu Kota Malang, Kota Madiun, Kota Batu, Blitar,
Kota Mojokerto, Kab. Jombang, Kota Surabaya, Kab. Gresik,
Kab. Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kab. Ponorogo, Kab.
Tulungagung, Kota Pasuruan, Kab. Mojokerto, Kab. Kediri, Kab.
Pacitan, Kab.Jember, Kab. Magetan, Kab. Malang, Kab. Blitar,
Kab. Pasuruan, Lumajang, Nganjuk, Madiun, , Trenggalek, Kab.
Kediri, dan Kab. Ngawi.
Gambar 7. Nilai UKG Tahun 2015 Propinsi Jawa Timur per
Kabupaten/Kota per Jenjang Pendidikan SMA dan SMK
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 17
(d) Jenjang Pendidikan SMK
(1) Terdapat 10 kabupaten dengan nilai di bawah standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55 dan juga di bawah rerata nasional, yaitu
Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo,
Situbonbo, Lamongan, Banyuwangi, Nganjuk, Mojokerto, dan
Sampang.
(2) Terdapat 21 Kabupaten/kota dengan nilai mencapai standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55. Kabupaten tersebut adalah: Kota Madiun,
Kab. Jombang, Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, Kab.
Ponorogo, Kota Pasuruan, Kab. Kediri, Kab. Tuban, Kab.
Magetan, Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Pasuruan, Lumajang,
Nganjuk, Madiun, Bojonegoro, Kab. Jember, Kab. Kediri, Kab.
Ngawi, dan Kab. Bondowoso.
(3) Terdapat 7 (tujuh) kab/kota dengan nilai memenuhi/ melebihi
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55 dan juga lebih besar dari rerata
nasional, yaitu Kota Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota
Mojokerto, Kota Probolinggo, Kab. Tulungagung, dan Kab.
Pacitan.
c) Kualitas, Kompetensi, dan Profesionalisme Kepala Sekolah Masih
Harus Ditingkatkan
Berdasarkan hasil uji kompetensi kepala sekolah, terdapat rerata
nasional adalah 45,92 (gambar 8), dan untuk pengawas nilai uji
kompetensi rerata nasional adalah 41,49.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 18
Gambar 8. Nilai Ujian Kompetensi Tahun 2015 secara Nasional per
Propinsi Seluruh Jenjang Pendidikan
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Gambar 9. Rerata Nilai Ujian Kompetensi Kepala Sekolah Tahun 2015
Propnsi Jawa Timur
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 19
Sedangkan jika ditinjau khusus di Propinsi Jawa Timur, maka hasil
rerata nilai uji kompetensi kepala sekolah adlah 48,27, lebih tinggi
daripada rerata nasional sebesar 45,92. Nilai ini secara rerata belum
mencapai standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55. Nilai tertinggi dari Kota Blitar sebesar 56,39
dan terendah Kabupaten Pamekasan sebesar 42,87.
Melihat hasil tersebut, maka kompetensi kepala sekolah di Jawa Timur
masih sangat memprihatinkan, sebab yang mampu mencapai standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu
rata-rata 55 hanyalah satu kota, yaitu Kota Blitar. Selebihnya (37
kab/kota) masih di bawah standar kompetensi minimum (SKM) yang
ditargetkan secara nasional, yaitu rata-rata 55.
Gambar 10. Rerata Nilai Ujian Kompetensi Kepala Sekolah Tahun 2015
Propnsi Jawa Timur Berdasarkan Kualifikasi, Usia, dan Jenjang
Pendidikan
(Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Sedangkan jika ditinjau khusus di Propinsi Jawa Timur, maka hasil uji
kompetensi kepala sekolah dapat dilihat rinciannya pada gambar 10
yaitu:
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 20
a. Berdasarkan kualifikasi
Sesuai pemahaman bahwa makin tinggi pendidikan makin tinggi
kompetensinya, demikian juga dalam hal ini kepala sekolah di Jawa
Timur. Hasil uji kompetensi menunjukkan kepala sekolah dengan
kualfikasi S3, S2, S1 dan < S1 berturutturut nilainya adalah 53,25;
51,84; 47,27; dan 41,40. Namun demikian, semuanya masih belum
mencapai standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan
secara nasional, yaitu rata-rata 55.
b. Berdasarkan usia
Kepala sekolah dengan usia <41 th, 41-45, 46-50, 51-55, dan > 55
masing-masing nilainya adalah 52,51; 55,93; 51,96; 47,56; dan
43,30. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepala sekolah pada usia 41-
45 tahun dengan nilai tertinggi, yaitu 55,93 dan termasuk telah
mencapai standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan
secara nasional, yaitu rata-rata 55.
c. Berdasarkan jenjang pendidikan dan bidang kompetensi
Khusus untuk nilai berdasarkan jenjang pendidikan dan bidang
kompetensi ini dapat diketahui bahwa:
(a) Kepala Sekolah SD: kepemimpinan pembelajaran: 44,60,
kewirausahaan: 49,86, manajerial: 50,47, supervisi: 37,26, dan
usaha pengembangan sekolah: 48,90;
(b) Kepala Sekolah SMP: kepemimpinan pembelajaran: 50,34,
kewirausahaan: 56,45, manajerial: 56,69, supervisi: 40,84, dan
usaha pengembangan sekolah: 54,00;
(c) Kepala Sekolah SMA: kepemimpinan pembelajaran: 51,63,
kewirausahaan: 57,33, manajerial: 57,68, supervisi: 41,55, dan
usaha pengembangan sekolah: 54,48;
(d) Kepala Sekolah SMK: kepemimpinan pembelajaran: 49,44,
kewirausahaan: 57,04, manajerial: 54,64, supervisi: 40,67, dan
usaha pengembangan sekolah: 52,90;
d. Berdasarkan gender
Secara keseluruhan untuk kepala sekolah pria dengan rerata nilai
kompetensi adalah 48,23 dan perempuan: 48,34.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 21
d) Kualitas, Kompetensi, dan Profesionalisme Pengawas Masih Harus
Ditingkatkan
Kondisi pengawas di Propinsi Jawa Timur, menunjukkan bahwa hasil
rerata nilai uji kompetensinya adalah 44,89, lebih tinggi daripada rerata
nasional sebesar 41,49. Nilai ini secara rerata belum mencapai standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional, yaitu
rata-rata 55. Nilai tertinggi dari Kota Blitar sebesar 54,00 dan terendah
Kabupaten Pamekasan sebesar 39,16 (gambar 10).
Melihat hasil tersebut, maka pengawas sekolah di Jawa Timur masih
sangat memprihatinkan, sebab sama sekolai tidak ada daerah yang yang
mampu mencapai standar kompetensi minimum (SKM) yang
ditargetkan secara nasional, yaitu rata-rata 55.
Gambar 11. Rerata Nilai Ujian Pengawas Sekolah Tahun 2015 Propnsi Jawa Timur (Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Sedangkan jika ditinjau khusus hasil uji kompetensi pengawas dapat
dilihat rinciannya pada gambar 11 yaitu:
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 22
(1) Berdasarkan kualifikasi
Sesuai pemahaman bahwa makin tinggi pendidikan makin tinggi
kompetensinya, demikian juga dalam hal ini pengawas di Jawa
Timur. Hasil uji kompetensi menunjukkan pengawas dengan
kualfikasi S3, S2, S1 dan < S1 berturut-turut nilainya adalah 50,00;
46,74; 41,98; dan 38,17.
Namun demikian, semuanya masih belum mencapai standar
kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara nasional,
yaitu rata-rata 55.
(2) Berdasarkan usia
Kepala sekolah dengan usia <46 th, 46-50, 51-55, dan > 55 masing-
masing nilainya adalah 54,66; 47,28; 45,12; dan 42,88. Kondisi ini
menunjukkan bahwa kepala sekolah pada usia < 46 tahun dengan
nilai tertinggi, yaitu 54,66, namun demikian belum mencapai
standar kompetensi minimum (SKM) yang ditargetkan secara
nasional, yaitu rata-rata 55.
Gambar 12. Rerata Nilai Ujian Kompetensi Pengawas Tahun 2015 Propnsi Jawa Timur Berdasarkan Kualifikasi, Usia, dan Jenjang Pendidikan (Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 23
(3) Berdasarkan jenjang pendidikan dan bidang kompetensi
Khusus untuk nilai berdasarkan jenjang pendidikan dan bidang
kompetensi ini dapat diketahui bahwa:
(a) Pengawas SD: evaluasi pendidikan: 43,12, penelitian dan
pengembangan: 41,02, supervisi akademik: 43,17 dan
supervisi manajerial: 46,70.
(b) Pengawas SMP: evaluasi pendidikan: 46,72, penelitian dan
pengembangan: 46,57, supervisi akademik: 51,14, supervisi
manajerial: 50,22.
(c) Pengawas SMA: evaluasi pendidikan: 46,99, penelitian dan
pengembangan: 51,07, supervisi akademik: 49,89, supervisi
manajerial: 50,79.
(d) Pengawas SMK: evaluasi pendidikan: 44,79, penelitian dan
pengembangan: 40,63, supervisi akademik: 52,50, supervisi
manajerial: 50,97.
(4) Berdasarkkan masa kerja
Secara keseluruhan untuk masa kerja pengawas < 5 th rerata nilai
kompetensi pengawas: 46,06; masa kerja 5-10 th: 43,91; masa
kerja 11-15 th: 43,86; dan masa kerja > 15 th: 41,25.
(5) Berdasarkan gender
Secara keseluruhan untuk pengawas pria dengan rerata nilai
kompetensi adalah 45,82 dan perempuan: 44,69.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 24
3) Gejala Memudarnya Karakter Siswa Ditinjau dari IIUN
Gambar 13. Matrik IIUN dan UN (Sumber: Balitbang Kemdikbud, 2016)
Sebagaimana diketahui bahwa IIUN (Indeks Integritas Ujian Nasional)
tingkat sekolah adalah tingkat persentase jawaban siswa yang tidak
menunjukkan pola kecurangan. Kecurangan yang diukur adalah gabungan
persentase contek mencontek antar siswa (kecurangan antar individu) dan
persentase keseragaman pola jawaban soal Ujian Nasional (kecurangan
sistemik/terorganisir) dalam suatu sekolah.
IIUN tingkat kabupaten/kota: menunjukkan rata-rata IIUN tingkat sekolah di
kabupaten/kota tersebut. IIUN dilaporkan dalam rentang indeks 0 sampai
dengan 100; Indeks 0 menunjukkan integritas pelaksanaan UN yang paling
rendah, dan 100 menunjukkan integritas pelaksanaan UN yang paling tinggi.
Jika dikaitkan dengan nilai UN, maka IIUN yang dicapai oleh jenjang satuan
pendidikan, pemerintah daerah kab/kota, pemerintah daerah propinsi, dan
atau pemerintah pusat dapat diilustrasikan sebagaimana terlihat pada
gambar matrik 13. Pada kuadran I menunjukkan jika baik IIUN maupun nilai
UN dengan capaian tinggi; kuadran II: IIUN tinggi dan angka UN rendah;
kuadran III: IIUN rendah dan juga angka UN rendah; dan pada kuadran IV:
IIUN rendah dan angka UN tinggi.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 25
Gambar 14. Persentase Sekolah Terindikasi Ada Kecurangan Tahun 2015 (Jenjang SMP) di Jawa Timur (Sumber: Balitbang Kemdikbud 2016)
Untuk jenjang pendidikan SMP menunjukkan bahwa Kota Batu merupakan
daerah dengan IIUN paling baik, yaitu dengan angka 0,0 atau dengan nilai
integitas tinggi (100). Maknanya adalah, di Kota Batu tidak ada indikasi
sama sekolai (nol) terhadap kecurangan dalam penyelenggaraan ujian
nasional pada tahun 2015 atau sangat tinggi tingkat integritasnya.
Sedangkan di Kabupaten Pamekasan terdapat indikasi kecurangan
pelaksanaan ujian nasional, dengan angka tertinggi yaitu 82,1 atau dengan
nilai integritas rendah. Sementara untuk daerah-daerah lain masih terdapat
indikasi kecurangan yang variasi, akan tetapi tetap dengan angka-angka
yang relatif tinggi (lihat gambar 14).
Implikasinya adalah bahwa di Propinsi Jawa Timur masih sangat perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan ujian nasional, khususnya yang terkait
dengan pembinaan terhadap pentingnya nilai-nilai atau norma-norma
karakter seperti kejujuran, kedisiplinan, dan ketaatan terhadap peraturan.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 26
Gambar 15. Matrik IIUN pada Sekolah Menengah (SMA dan SMK) Propinsi Jawa Timur (Sumber: Balitbang Kemdikbud, 2016)
Sedangkan untuk jenjang pendidikan sekolah menengah (lihat gambar 15),
yaitu SMA dan SMK menunjukkan bahwa Kota Malang dengan nilai interitas
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 27
tertinggi yaitu 79,19 atau dengan indikasi kecurangan paing rendah jika
dibandingkan dengan darah lain di Jawa Timur. Sedangkan Kabupaten
Pamekasan menunjukkan dengan indikasi kecurangan tertinggi dengan nilai
integritas terendah yaitu 42,90. Sementara untuk daerah-daerah lainnya
bervariasi.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan nilai minimal integritas tinggi
yang diharapkan secara nasional adalah minimal 80. Secara keseluruhan di
Jawa Timur belum ada satupun daerah kab/kota untuk penyelenggaraan
ujian nasional telah mencapai nilai minimal tersebut. Hal ini sungguh masih
memprihatinkan untuk dilakukan penanganan dengan serius. Terlebih
untuk jenjang pendidikan menengah, dimana lulusannya akan melanjutkan
ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau bekerja.
4) Belum Optimalnya Tata Kelola Organisasi
Akuntabilitas pengelolaan keuangan dan peningkatan kinerja instansi tetap
merupakan agenda utama bagi LPMP, yaitu selalu berupaya untuk terus
meningkatkan kinerja dari perencanaan hingga pelaksanaan program kerja
dan anggaran. Konsistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi perlu
dilakukan untuk mendorong LPMP menjadi UPT yang selalu memberikan
layanan prima kepada masyarakat, menjadi wilayah bebas korupsi dan
transparan kepada publik. Kondisi tahun sebelumnya menunjukkan bahwa
dalam tata kelola kelembagaan masih terdapat berbagai hal yang perlu
untuk ditingkatkan.
b. Tantangan Pembangunan Pendidikan
Semua masalah yang diuraikan di atas adalah tantangan untuk diatasi. Berbagai
masalah di atas dapat dinyatakan dalam perspektif tantangan, sebagai langkah-
langkah atau upaya yang akan atau seharusnya dilaksanakan.
1) Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
a) Penguatan jaminan kualitas pelayanan pendidikan, baik pada kategori
SPM, potensial, SSN/SKM maupun sekolah rujukan, baik pada tingkat
satuan pendidikan maupun pemerintah daerah.
b) Penguatan kurikulum dan pelaksanaannya, dilakukan dengan cara, (i)
mengawasi dan mengevaluasi penerapan kurikulum secara ketat,
komprehensif, dan kontinyu; (ii) mengembangkan kompetensi guru
mengenai praktik-praktik yang baik pembelajaran di sekolah; (iii)
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 28
memperkuat kerja sama antara pemerintah, guru, kepala sekolah,
pengawas, dan masyarakat dalam mengawal penerapan kurikulum.
c) Penguatan sistem penilaian pendidikan, dilakukan dengan cara, (i)
meningkatkan kompetensi guru dalam penilaian pendidikan di sekolah;
(ii) memperkuat kredibilitas sistem ujian nasional dan pemanfaatan
hasil ujian untuk pemantauan dan pengendalian mutu pendidikan; (iii)
memperkuat lembaga penilaian pendidikan yang independen dan
kredibel.
d) Penguatan fasilitasi, supervisi, evaluasi sampai dengan pemetaan mutu
pembelajaran.
2) Meningkatkan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a) Kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru masih harus
ditingkatkan, yang dapat dilakukan dengan cara, (i) meningkatkan
kompetensi guru berkelanjutan; (ii) memperkuat sistem uji kompetensi
guru dan sistem sertifikasi guru; (iii) membantu menerapkan sistem
penilaian kinerja guru yang sahih, andal, transparan dan
berkesinambungan.
b) Kualitas, kompetensi, dan profesionalisme tenaga kependidikan masih
harus ditingkatkan, yang dapat dilakukan dengan cara, (i)
meningkatkan kompetensi berkelanjutan; (ii) memperkuat sistem uji
kompetensi dan sistem sertifikasi; (iii) membantu menerapkan sistem
penilaian kinerja yang sahih, andal, transparan dan berkesinambungan.
c) Penguatan fasilitasi, supervisi, evaluasi sampai dengan pemetaan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Menguatkan Karakter Siswa dan Para Penyelenggara/ Pelaku
Pendidikan Di Daerah
a) Penguatan peran BK dalam pembinaan karakter siswa;
b) Penguatan pembinaan kesiswaan;
c) Penguatan pembinaan kegiatan ekstra kurikuler;
d) Penguatan pembinaan penumbuhan budi pekerti siswa;
e) Penguatan revolusi mental bagi penyelenggara dan pelaku pendidikan;
f) Penguatan fasilitasi, supervisi, evaluasi sampai dengan pemetaan
karakter siswa dan penyelenggara/pelaku pendidikan.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 29
4) Memperbaiki Tata Kelola Kelembagaan
Tantangan ke depan yang dihadapi LPMP dan para penyelenggara
pendidikan adalah meningkatkan kualitas pelayanan publik; menjamin
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan anggaran; memperkuat
manajemen kinerja pembangunan; memperkuat manajemen aparatur sipil
negara. Untuk itu diperlukan adanya penguatan fasilitasi, supervisi,
evaluasi sampai dengan pemetaan tata kelola pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan dan pemerintah daerah.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 30
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN
LPMP JAWA TIMUR
A. Visi LPMP Jawa Timur
Berdasarkan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP)
2005-2025, visi pembangunan pendidikan sampai tahun 2025 adalah menghasilkan
insan Indonesia cerdas dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna). Insan cerdas
dan kompetitif melandasi penetapan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019 sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2015-2019, yakni: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem
Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong
royong”.
Adapun visi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang tercantum
dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun
2015–2019, yakni: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan
Menengah yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Guna
menyelaraskan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, visi Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah dengan LPMP Jawa Timur, maka LPMP Jawa
Timur menetapkan visi sebagai berikut: “Terbentuknya Insan Bermutu dan
Ekosistem Pendidikan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong
Melalui Penjaminan Mutu Pendidikan di Jawa Timur”.
Rencana Strategis 2015-2019 Visi Kemendikbud
• Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter
dengan berlandaskan gotong royong
Rencana Strategis 2015-2019 Visi Dikdasmen
• Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang
berkarakter dengan berlandaskan gotong royong
Rencana Strategis 2015-2019 Visi
LPMP Jawa Timur
• Terbentuknya Insan Bermutu dan Ekosistem Pendidikan yang Berkarakter dengan
Berlandaskan Gotong Royong Melalui Penjaminan Mutu Pendidikan di Jawa Timur
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 31
Makna visi LPMP Jawa Timur adalah sebagai berikut:
1. Terbentuknya Insan Bermutu dan Berkarakter
Mengandung maksud bahwa dengan segenap sumber daya yang dimiliki, LPMP
Jawa Timur bertekad untuk membentuk insan bermutu dan berkarakter dari
proses pendidikan dan pelatihan yang dilakukan. Insan bermutu dan
berkarakter adalah insan yang memiliki kecerdasan spiritual sehingga mampu
beraktualisasi diri melalui olah hati/ kalbu untuk menumbuhkan dan
memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti
luhur. Insan bermutu juga harus memiliki kecerdasan emosional dan sosial
sehingga memiliki kemampuan untuk beraktualisasi diri melalui olah rasa
untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan
keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.
Insan bermutu dan berkarakter tentunya juga harus memiliki kecerdasan
intelektual sehingga mampu menaktualisasikan diri melalui olah pikir untuk
memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain itu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai insan
intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif.
2. Berlandaskan Gotong royong
Gotong royong sebagai watak dasar dari masyarakat Indonesia merupakan
modal utama didalam proses pendidikan dan pembangunan nasional sehingga
LPMP Jawa Timur di dalam upayanya untuk mencapai visi yang telah
disepakati dan ditetatapkan bersama menggunakan landasan gotong royong
didalam pelaksanaan dan pengembangan program/ kegiatan dengan
melibatkan dan membangun kolaborasi serta kemitraan seluruh steakholder
terkait.
B. Misi LPMP Jawa Timur
LPMP Jawa Timur telah menetapkan misi yang merupakan penjabaran dari misi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Berikut uraian misi LPMP Jawa Timur.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 32
Tabel Misi LPMP Jawa Timur
Kode Misi
M1 Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah dalam
pencapaian Standar Nasional Pendidikan
M2 Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah dalam
pencapaian Standar Nasional Pendidikan
M3 Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan dasar menengah
M4 Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan
pendidikan dasar dan menengah dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
M5 Mengembangkan pendidikan yang berkarakter dan berwawasan lingkungan
M6 Melaksanakan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah
dalam pencapaian Standart Nasional Pendidikan
M7 Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan
penjaminan mutu pendidikan
C. Tujuan Strategis
Dalam upaya mencapai visi dan misi, LPMP Jawa Timur merumuskan tujuan
strategis tahun 2015-2019. Rumusan tentang tujuan strategis adalah untuk
menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan
strategis LPMP Jawa Timur tahun 2015-2019 pada garis besarnya adalah
peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah serta peningkatan tata kelola
yang transparan dan akuntabel. Rincian tujuan strategis tersebut adalah:
Tabel Tujuan Strategis LPMP Jawa Timur
Kode Tujuan Strategis
TS1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
TS2 Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik
Tujuan strategis pertama (TS1) Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di
seluruh jenjang pendidikan, merupakan tujuan atas pelaksanaan misi LPMP Jawa
Timur sebagai berikut:
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 33
1. (M1) Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah dalam
pencapaian Standar Nasional Pendidikan;
2. (M2) Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah dalam
pencapaian Standar Nasional Pendidikan;
3. (M3) Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan dasar menengah;
4. (M4) Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan
pendidikan dasar dan menengah dalam Penjaminan Mutu Pendidikan;
5. (M5) Mengembangkan pendidikan yang berkarakter dan berwawasan
lingkungan;
6. (M6) Melaksanakan kerjasama peningkatan mutu pendidikan dasar dan
menengah dalam pencapaian Standart Nasional Pendidikan.
Tujuan strategis kedua (TS2) Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang
baik, merupakan tujuan atas pelaksanaan misi LPMP Jawa Timur sebagai berikut:
1. (M7) Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan
penjaminan mutu pendidikan.
Berikut adalah tujuan strategis dan indikator tujuan yang akan dicapai pada tahun
2019.
Tabel Indikator Tujuan Strategis LPMP Jawa Timur
Kode Tujuan Strategis Indikator Tujuan Target
Tahun 2019
TS1
Meningkatnya penjaminan mutu
pendidikan di seluruh jenjang
pendidikan;
Persentase SD yang meningkat
indeks efektifitanya 95
Persentase SMP yang meningkat
indeks efektifitanya 95
Persentase SMA yang meningkat
indeks efektifitanya 95
Persentase SMK yang meningkat
indeks efektifitanya 95
TS2 Terwujudnya Tata Kelola
LPMP yang baik
Nilai Minimal SAKIP LPMP Jawa
Timur 75
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 34
D. Sasaran Kegiatan
Upaya merealisasikan tujuan strategis maka ditetapkan sasaran kegiatan sebagai
berikut:
1. (SK1) Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang
pendidikan;
2. (SK2) Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik.
Sasaran kegiatan pertama (SK1): Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan
pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan sasaran atas
pelaksanaan tujuan strategis pertama (TS1). Sasaran kegiatan kedua (SK2):
Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik merupakan sasaran atas
pelaksanaan tujuan strategis kedua (TS2).
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran kegiatan maka ditetapkanlah
indikator kinerja kegiatan sebagai berikut.
Tabel Indikator Kinerja Kegiatan LPMP Jawa Timur
SK1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
KODE Indikator Kinerja Kegiatan
IKK 1 SD yang telah dipetakan mutunya
IKK 2 SD yang meningkat indeks efektifitasnya
IKK 3 SMP yang telah dipetakan mutunya
IKK 4 SMP yang meningkat indeks efektifitasnya
IKK 5 SMA yang telah dipetakan mutunya
IKK 6 SMA yang meningkat indeks efektifitasnya
IKK 7 SMK yang telah dipetakan mutunya
IKK 8 SMK yang meningkat indeks efektifitasnya
IKK 9 Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 10 Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 11 Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
IKK 12 Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
SK2 Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik
KODE Indikator Kinerja Kegiatan
IKK 13 Nilai SAKIP LPMP Jawa Timur
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 35
E. Tata Nilai LPMP Jawa Timur
Dalam mendukung tugas dan fungsinya, LPMP Jawa Timur menerapkan tata nilai
lembaga yang bertujuan untuk mengawal pelaksanaan visi, misi, tujuan strategis,
sasaran kegiatan, dan indikator kinerja kegiatan. Tata nilai yang diterapkan pada
LPMP Jawa Timur merupakan turunan dari tata nilai budaya kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang mana telah mencakup keseluruhan pedoman
dalam sikap dan perilaku seluruh pegawai LPMP Jawa Timur dalam menjalankan
tugasnya. Berikut tata nilai LPMP Jawa Timur sebagaimana yang tertuang dalam tata
nilai budaya kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tabel Tata Nilai LPMP Jawa Timur
No Tata Nilai Definisi
1 Memiliki Integritas Keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan
2 Kreatif dan Inovatif Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,
metode, atau alat)
3 Inisiatif Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi
yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan
4 Pembelajar Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi
dan profesionalisme
5 Menjunjung Meritokrasi Menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian
penghargaan bagi karyawan yang kompeten
6 Terlibat Aktif Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan
7 Tanpa Pamrih Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 36
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN
A. Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Dikdasmen
Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(Ditjen Dikdasmen) Tahun 2015-2019 diturunkan dari arah kebijakan dan strategi
nasional. Ditjen Dikdasmen mengemban tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Pendidikan Dasar dan Menegah. Oleh
karena itu Ditjen Dikdasmen harus menentukan arah kebijakan sesuai dengan
bidang yang dibawahinya yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah (Setditjen Dikdasmen), Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan serta Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan. Untuk memenuhi seluruh hak anak Indonesia tanpa pengecualian, maka
dilaksanakan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan pelaksanaan Wajib Belajar 12
Tahun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana
diamanatkan oleh UUD 1945. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mempercepat
ketersediaan insan terdidik dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus
berkembang, terutama pemanfaatan bonus demografi dan menyiapkan perdagangan
bebas di kawasan ASEAN.
Arah kebijakan dan strategi Ditjen Dikdasmen dituangkan dalam rincian sebagai
berikut:
1. Dalam rangka pemenuhan hak terhadap pelayanan pendidikan dasar dan
menengah yang berkualitas maka kebijakan yang akan ditempuh adalah
melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan
layanan pendidikan dasar dan menengah berkualitas.
Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
a. Penyediaan bantuan untuk anak yang berasal dari keluarga kurang
mampu agar dapat mengikuti Program Indonesia Pintar pada pendidikan
dasar yang dilaksanakan melalui Kartu Indonesia Pintar,
b. Penanganan akses pendidikan, khususnya di daerah 3T,
c. Penyediaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus,
d. Penyediaan Biaya Operasional Sekolah (BOS),
e. Peningkatan partisipasi pendidikan dalam rangka mengurangi variasi
antar daerah dan kesenjangan gender,
f. Peningkatan ketersediaan sekolah menengah di kecamatan-kecamatan
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 37
yang belum memiliki satuan pendidikan menengah, melalui
pembangunan USB, terutama penambahan RKB, dan pembangunan SMP-
SMA serta MTs/MA satu atap, ketersediaan SMK yang mendukung
pembangunan bidang pertanian, maritim, pariwisata, industri
manufaktur, dan ekonomi kreatif,
g. Penguatan peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan
menengah yang berkualitas.
2. Dalam rangka peningkatan pendidikan karakter maka kebijakan yang
ditempuh adalah:
a. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter untuk membina budi
pekerti, watak, dan kepribadian peserta didik,
b. Membangun budaya sekolah yang kondusif bagi penciptaan
lingkungan belajar yang baik bagi siswa.
Selanjutnya dalam upaya peningkatan pendidikan karakter dilakukan
dengan strategi sebagai berikut :
Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak,
dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter
yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran;
Pengembangan kurikulum jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
yang memberi porsi yang proporsional bagi pelajaran budi pekerti
untuk membina karakter dan memupuk kepribadian siswa yang sesuai
dengan nilai-nilai moralitas dan etika sosial;
Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan
persekolahan dan proses pembelajaran, untuk mencegah perilaku
menyimpang yang tak sesuai dengan norma susila dan nilai moral;
Pengawasan yang ketat terhadap penyelenggaraan pendidikan dan
pemberian bimbingan penyuluhan dalam proses pembelajaran, untuk
mendukung siswa dalam mengembangkan segenap potensi dan
kepribadian dengan sempurna.
3. Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran maka kebijakan yang
ditempuh adalah:
a. Memperkuat Jaminan Kualitas (Quality Assurance) Pelayanan
Pendidikan,
b. Mengembangkan kurikulum.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 38
Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
Pemantapan penerapan SPM untuk jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah;
Peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten/ kota dan satuan pendidikan
untuk mempercepat pemenuhan SPM Pendidikan Dasar dan Menengah;
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) secara bertahap jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah;
Penguatan proses akreditasi untuk satuan pendidikan negeri dan swasta;
Evaluasi kurikulum secara ketat, komprehensif dan berkelanjutan;
Pelibatan guru dan pemangku kepentingan lain untuk memberikan
informasi pelaksanaan kurikulum termasuk hasil penilaian di kelas;
Penguatan kerjasama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
untuk mendukung efektivitas pembelajaran;
Pengembangan profesi berkelanjutan tentang praktek pembelajaran di
kelas untuk guru dan kepala sekolah;
Penyediaan dukungan materi pelatihan secara online untuk membangun
jaringan pertukaran materi pembelajaran dan penilaian antar guru;
Peningkatan kompetensi kognitif siswa di bidang matematika, sains, dan
literasi, baik dalam UN maupun dalam tes internasional;
Peningkatan kualitas pembelajaran matematika, sains, dan literasi dengan
mempertimbangkan kesetaraan hasil belajar antar jenis kelamin;
Peningkatan kompetensi siswa sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya di bidang sains, olahraga dan seni.
4. Dalam rangka peningkatan tata kelola pendidikan maka kebijakan yang
ditempuh adalah:
a. meningkatkan tata kelola pendidikan dalam kerangka desentralisasi,
b. memperkenalkan model pendanaan dan penganggaran berbasis kinerja
untuk bidang pendidikan di tingkat daerah,
c. memperkuat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
d. memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan yang
berkualitas,
e. memperkuat sistem informasi pendidikan.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 39
Hal ini akan dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
Penguatan kapasitas pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pembangunan pendidikan;
Penguatan kemitraan antara Pusat dengan Dinas Pendidikan Provinsi, dan
Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
Pelaksanaan desentralisasi asimetris atau pendelegasian kewenangan
kepada kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan kapasitas daerah
dalam mengelola layanan pendidikan dan pembiayaannya;
Penyelarasan peraturan yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya
keuangan untuk pembiayaan semua jenis satuan pendidikan;
Penguatan MBS melalui peningkatan partisipasi seluruh pemangku
kepentingan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
Peningkatan kapasitas Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah dalam
melaksanakan MBS;
Peningkatan kapasitas kabupaten/ kota dalam mendukung pelaksanaan
MBS oleh satuan pendidikan;
Penguatan kapasitas staf administrasi sekolah dalam pengelolaan sekolah
yang transparan dan akuntabel;
Peningkatan akuntabilitas sekolah/ madrasah swasta dalam penggunaan
bantuan yang disediakan;
Penegakan aturan tentang jaminan kualitas penyelenggaraan pendidikan
swasta;
Penguatan kelembagaan dan kapasitas pengelola sistem informasi;
Peningkatan komitmen pusat dan daerah dalam penyediaan data dan
informasi pendidikan;
Penguatan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat untuk
mengidentifikasi penduduk sasaran layanan pendidikan.
5. Dalam rangka peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan maka kebijakan
yang ditempuh adalah:
a. meningkatkan efisiensi pemanfaatan anggaran pendidikan,
b. memperkuat mekanisme pembiayaan pendidikan.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 40
Hal ini akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut :
Memperkuat sistem penggunaan dan laporan pertanggungjawaban
anggaran;
Memperkuat sistem perencanaan pendidikan dasar dan menengah melalui
peningkatan/ pembangunan kapasitas provinsi/ kabupaten/ kota;
Peninjauan kembali aturan penggunaan dana BOS untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
Untuk melaksanakan keseluruhan strategi di atas diperlukan berbagai program yang
bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya Wajib Belajar 12 Tahun yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan akses pendidikan dasar dan menengah kepada seluruh
masyarakat tanpa membedakan latar belakang ekonomi, gender, geografis,
usia, serta kondisi fisik dan mental;
2. Peningkatan jaminan kualitas pelayanan pendidikan dasar dan menengah;
3. Peningkatan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan bantuan
siswa miskin melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP);
4. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan serta partisipasi
pemerintah daerah dan masyarakat.
B. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Jawa Timur
Arah kebijakan dan strategi LPMP Jawa Timur Tahun 2015-2019 dirumuskan
berdasarkan pada visi, misi, tujuan, dan sasaran startegis yang mengacu pada
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 dan
Rencana Strategis Ditjen Dikdasmen Tahun 2015-2019 serta hasil evaluasi capaian
LPMP Jawa Timur. Arah kebijakan LPMP Jawa Timur Tahun 2015-2019 disusun
sebagai implementasi dari strategi program yang ditetapkan untuk mendukung
tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Timur
berdasarkan semangat gotong royong. Program yang disusun sesuai dengan
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 dan
Rencana Strategis Ditjen Dikdasmen Tahun 2015-2019.
Secara garis besar, arah kebijakan LPMP Jawa Timur Tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
3. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 41
4. Pengembangan pelaksanaan kemitraan bidang penjaminan mutu pendidikan;
5. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah;
6. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP Jawa Timur.
Untuk mencapai sasaran sesuai kebijakan kegiatan di atas, LPMP Jawa Timur
menerapkan strategi sebagai berikut:
Tabel Strategi Pencapaian Sasaran LPMP Jawa Timur
No. Komponen Strategi
1.
Pemetaan mutu
Pendidikan Dasar
dan Menengah
Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dan
peningkatan indeks efektivitas secara bertahap dan
berkelanjutan pada:
a. Satuan pendidikan SD
b. Satuan pendidikan SMP
c. Satuan Pendidikan SMA
d. Satuan Pendidikan SMK
2.
Supervisi satuan
Pendidikan Dasar
dan Menengah
Melaksanakan supervisi mutu pendidikan secara
bertahap dan berkelanjutan pada:
a. Satuan Pendidikan SD
b. Satuan Pendidikan SMP
c. Satuan Pendidikan SMA
d. Satuan Pendidikan SMK
3.
Fasilitasi
Peningkatan mutu
Pendidikan Dasar
dan Menengah
Melaksanakan Fasilitasi peningkatan mutu
Pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan pada:
a. Satuan Pendidikan SD
b. Satuan Pendidikan SMP
c. Satuan Pendidikan SMA
d. Satuan Pendidikan SMK
4.
Pengembangan
pelaksanaan
kemitraan bidang
penjaminan mutu
pendidikan
Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam
hal:
a. penjaminan mutu pendidikan
b. peningkatan mutu pendidikan
c. pengendalian mutu pendidikan
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 42
No. Komponen Strategi
5.
Pengembangan
dan pengelolaan
sistem informasi
mutu Pendidikan
Dasar dan
Menengah
Melaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan:
a. Pengembangan sistem informasi mutu
Pendidikan Dasar dan Menengah yang akurat,
berkelanjutan dan terbarukan
b. Pengelolaan sistem informasi mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah yang akurat,
berkelanjutan dan terbarukan
6.
Pelaksanan
urusan
administrasi
Melaksanakan secara akuntabel, transparan, dan efektif
dalam:
a. pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP)
b. pencapaian fisik program
c. penyerapan anggaran
Dalam melaksanakan kegiatan di atas diperlukan dukungan manajemen dan
pelaksanaan teknis lainnya. Program ini dilakukan secara sinergi untuk mendukung
tujuan strategis LPMP Jawa Timur, yakni upaya peningkatan penjaminan mutu
pendidikan di seluruh jenjang pendidikan dan tersedianya sistem tata kelola yang
handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima SDM pendidikan dan
penjaminan mutu pendidikan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini digunakan strategi sebagai berikut:
a. Penataan struktur organisasi untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
strategis LPMP Jawa Timur;
b. Penguatan akuntabilitas sistem keuangan di lingkungan LPMP Jawa Timur;
c. Pengelolaan aset milik negara di lingkungan LPMP Jawa Timur.
Pencapaian target kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya LPMP Jawa Timur dicapai melalui sub kegiatan:
1. Peningkatan layanan prima dalam perencanaan;
2. Peningkatan layanan prima dalam pengelolaan anggaran;
3. Peningkatan layanan prima dalam menunjang fungsi pelayanan umum LPMP
Jawa Timur;
4. Peningkatan layanan hukum, pengelolaan, dan pembinaan kepegawaian yang
andal.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 43
C. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi dibutuhkan LPMP Jawa Timur untuk mendukung tercapainya
tujuan strategis dan sasaran kegiatan lembaga. Perlunya kerangka regulasi
dikembangkan berdasarkan arah kebijakan lembaga karena akan berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan di daerah. Arah kerangka regulasi dirangkum pada tabel
berikut:
Table Kerangka Regulasi
No. Arah Kerangka Regulasi dan/
atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan
Evaluasi Regulasi Eksiting, Kajian
dan Penelitian
1 Review Undang-Undang No.
14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen
Untuk dapat membantu
menyelesaikan pengelolaan guru
2 Review Permenegpan dan
RB No. 16 tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya
Untuk dapat membantu menyelesaian
masalah pembinaan guru
3 Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak
Untuk membantu guru supaya dapat
menyelesaikan masalah hak anak- anak
4 Review Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
Untuk dapat mewujudkan kerjasama
kemitraan dengan provinsi dan
kabupaten/ kota yang berujung pada
pemunculan Pergub/ Perbup/
Perwalikot
D. Kerangka Kelembagaan
Kerangka kelembagaan adalah perangkat LPMP Jawa Timur yang meliputi struktur
organisasi dan tugas-tugasnya dalam setiap unsur disusun dengan tujuan antara lain
1) meningkatkan koordinasi pelaksanaan bidang-bidang program dan kegiatan; 2)
membangun struktur organisasi yang tepat fungsi dan ukuran untuk menghindari
duplikasi fungsi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi LPMP Jawa Timur dalam
melaksanakan program-programnya; dan 3) memperjelas ketatalaksanaan dan
meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 44
Pada periode pembangunan 2015-2019, LPMP Jawa Timur akan melaksanakan tugas
dan fungsi dengan mengacu pada:
1. Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
LPMP;
2. Permendikbud Nomor 27 Tahun 2018 Tentang Rincian Tugas Unit Kerja Di
Lingkungan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur;
3. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Renstra Kemdikbud Tahun
2015-2019;
4. Semua Permendikbud Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Struktur organisasi LPMP Jawa Timur 2015-2019 ditunjukan pada gambar di bawah
ini.
Struktur Organisasi LPMP Jawa Timur
Secara organisasi, LPMP dalam struktur organisasi terdiri dari organ-organ:
1. Kepala;
2. Subbagian Umum;
3. Seksi Sistem Informasi;
4. Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi;
5. Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan;
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 45
Tugas dan tanggungjawab setiap organ adalah sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan,
keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan, dan
kerumahtanggaan LPMP;
1. Seksi Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan pengembangan dan
pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah;
2. Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi mempunyai tugas melakukan pemetaan
mutu dan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dalam pencapaian standar nasional pendidikan;
3. Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan mempunyai tugas melakukan
fasilitasi dan kerja sama peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan;
4. Keompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan yang terbagi dalam
kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya;
6. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja;
7. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam menjalankan fungsinya, maka LPMP harus berkoordinasi dengan:
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
3. Badan Penelitian dan Pengembangan;
4. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
5. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN - S/M);
6. Unit pelaksana teknis yang menangani pengembangan dan pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 46
Dalam menjalankan roda organisasi, LPMP harus melaksanakan: Peta bisnis proses
yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit kerja di
lingkungan LPMP; dan Analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian
tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan LPMP.
Setiap pimpinan unit kerja dan kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan
tugasnya wajib:
1. Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi serta kerja sama
yang baik di lingkungan internal maupun eksternal LPMP;
2. Melaksanakan akuntabilitas kinerja;
3. Melaporkan kegiatan yang menjadi tangggung jawabnya kepada atasan
secara berjenjang.
Setiap pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan
apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Setiap pimpinan unit kerja wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk, bertanggung jawab kepada atasannya masing-
masing dan menyampaikan laporan secara berkala tepat waktunya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan setiap laporan yang diterima oleh
pimpinan unit kerja dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala LPMP Jawa Timur wajib
menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
dengan tembusan kepada pimpinan unit organisasi yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja dengan LPMP. Kepala LPMP Jawa Timur menyampaikan
hasil pemetaan mutu pendidikan, supervisi, dan fasilitasi peningkatan mutu
pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah kepada
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Perlu dipahami juga bahwa tugas LPMP Jawa Timur dalam penjaminan mutu satuan
pendidikan non formal sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, dilaksanakan oleh unit pelaksana
teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 47
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja
Renstra merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan
transparansi serta peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam
pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program
dan kegiatan bagi setiap pimpinan unit kerja agar dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya semakin akuntabel.
Penyusunan Renstra bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara
kementerian hingga Unit Pelaksana Teknis (UPT) melalui Sasaran Strategis (SS)
dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), sasaran program dengan
Indikator Kinerja Program (IKP), dan sasaran kegiatan dengan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan kembali penerapan
penganggaran berbasis kinerja/ performance based budgeting khususnya sejak
diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan keuangan. Ketercapaian
target Renstra dikukuhkan dengan dibuatnya perjanjian kinerja antara Kepala LPMP
Jawa Timur dengan Pimpinan dari unit utama pembinanya. Dimana dalam dokumen
perjanjian kinerja yang dibuat setiap awal tahun anggaran berisi target-target
kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran berjalan sebagai rencana kerja
tahunan.
Penetapan target kinerja ditentukan setelah IKSS, IKP, dan IKK yang disusun dan
disepakati baik di tingkat kementerian maupun di tingkat Eselon I hingga ke UPT.
Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh
suatu unit kerja di dalam program dan kegiatan periode 2015-2019. Oleh karena itu
di dalam menyusun dan menetapkan target kinerja mengacu dan memperhatikan
beberapa kriteria, yaitu: 1. Target kinerja harus dapat menggambarkan angka
kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator kinerja (IKSS, IKP, dan
IKK); 2. Penetapan target dipilih karena relevan dengan indikator kinerjanya, logis,
dan berdasarkan pada baseline data yang jelas.
Setelah tersusunnya Renstra, setiap unit satuan kerja harus menerjemahkannya ke
dalam rencana tahunan yang terukur dengan menerapkan prinsip penganggaran
berbasis kinerja. Berikut ini adalah sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan
LPMP Jawa Timur yang mengacu pada sasaran program dan indikator kinerja
program dari Ditjen Dikdasmen, yaitu:
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 48
1. Program/ Kegiatan: Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu
pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan
2. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh
jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan:
a. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
b. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian
SNP
c. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian
SNP
d. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian
SNP
Terkait dengan fungsi LPMP Jawa Timur untuk melakukan pemetaan mutu
pendidikan, berikut sasaran kegiatan dan indikator kinerja kegiatan LPMP Jawa
Timur yaitu:
1. Program/ Kegiatan: Pembinaan penjaminan mutu pendidikan
2. Sasaran Kegiatan: Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh
jenjang pendidikan
3. Indikator Kinerja Kegiatan:
a. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya
b. Persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya
c. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya
d. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya
e. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya
f. Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya
g. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya
h. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya
B. Matrik Pentahapan
Pentahapan kinerja LPMP Jawa Timur yang dirancang untuk program lima tahun
kedepan Tahun 2015-2019, mengacu pada target unit utama pembina LPMP yaitu
Ditjen Dikdasmen Kemendikbud yang terangkum dalam Renstra Kemendikbud
2015-2019 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 49
Tabel Indikator Kinerja Kegiatan dan Target LPMP Jawa Timur Tahun 2015-2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Kegiatan
Target
2015 2016 2017 2018 2019
1. Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
1 Persentase SD yang telah dipetakan mutunya
90,2 100 100 100 100
2 Persentase SD yang meningkat indeks efektifitasnya
0 0 40 75 95
3 Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya
71,5 100 100 100 100
4 Persentase SMP yang meningkat indeks efektifitasnya
0 0 60 80 95
5 Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya
71,4 100 100 100 100
6 Persentase SMA yang meningkat indeks efektifitasnya
0 0 60 80 95
7 Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya
59,6 65 80 90 100
8 Persentase SMK yang meningkat indeks efektifitasnya
0 0 45 70 95
9 Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
16,8 25 40 60 80
10 Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
16,8 25 40 60 80
11 Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
16,8 25 40 60 80
12 Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
16,8 25 40 60 80
2. Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik
13 Nilai Minimal SAKIP LPMP Jawa Timur
60 60 60 69,75 75
C. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk memberikan informasi tentang cara
mengukur Indikator Kinerja Kegiatan yang telah ditetapkan. Penjelasan mengenai
definisi operasional Indikator Kinerja Kegiatan sebagai berikut.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 50
Tabel Definisi operasional Indikator Kinerja Kegiatan
SK1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Definisi Operasional Metode Perhitungan
1. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya
SD yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Dasar di Provinsi Jawa Timur
Dipetakan adalah SD yang telah diukur capaian mutunya berdasar 8 SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SD yang telah terpetakan mutunyadi Jawa Timur
Jumlah seluruh SD di Jawa Timur x 100%
Keterangan: Jumlah SD yang telah terpetakan mutunya diukur dari jumlah SD yang telah mempunyai rapor mutu
2. Persentase SD yang meningkat indeks efektifitasnya
SD yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Dasar yang telah dipetakan mutunya di Provinsi Jawa Timur
Indeks efektifitas adalah nilai perbandingan antara jumlah SD yang mengalami kenaikan capaian mutu berdasar 8 SNP dengan jumlah SD yang telah terpetakan mutunya
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SD yang mengalami kenaikan capaian mutu
Jumlah SD yang telah terpetakan mutunya
di Jawa Timur
x 100%
3. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya
SMP yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Jawa Timur
Dipetakan adalah SMP yang telah diukur capaian mutunya berdasar 8 SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMP yang telah terpetakan mutunyadi Jawa Timur
Jumlah seluruh SMP di Jawa Timur x 100%
Keterangan: Jumlah SMP yang telah terpetakan mutunya diukur dari jumlah SMP yang telah mempunyai rapor mutu
4. Persentase SMP yang meningkat indeks efektifitasnya
SMP yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama yang telah dipetakan mutunya di Provinsi Jawa Timur
Indeks efektifitas adalah nilai perbandingan antara jumlah SMP yang mengalami kenaikan capaian mutu berdasar 8 SNP dengan jumlah SMP yang telah terpetakan mutunya
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMP yang mengalami kenaikan capaian mutu
Jumlah SMP yang telah terpetakan mutunya
di Jawa Timur
x 100%
5. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya
SMA yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Atas di Provinsi Jawa Timur
Dipetakan adalah SMA yang telah diukur capaian mutunya berdasar 8 SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMA yang telah terpetakan mutunyadi Jawa Timur
Jumlah seluruh SMA di Jawa Timur x 100%
Keterangan: Jumlah SMA yang telah terpetakan mutunya diukur dari jumlah SMA yang telah mempunyai rapor mutu
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 51
SK1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Definisi Operasional Metode Perhitungan
6. Persentase SMA yang meningkat indeks efektifitasnya
SMA yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Atas yang telah dipetakan mutunya di Provinsi Jawa Timur
Indeks efektifitas adalah nilai perbandingan antara jumlah SMA yang mengalami kenaikan capaian mutu berdasar 8 SNP dengan jumlah SMA yang telah terpetakan mutunya
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMA yang mengalami kenaikan capaian mutu
Jumlah SMA yang telah terpetakan mutunya
di Jawa Timur
x 100%
7. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya
SMK yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Jawa Timur
Dipetakan adalah SMK yang telah diukur capaian mutunya berdasar 8 SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMK yang telah terpetakan mutunyadi Jawa Timur
Jumlah seluruh SMK di Jawa Timur x 100%
Keterangan:
Jumlah SMK yang telah terpetakan mutunya diukur dari jumlah SMK yang telah mempunyai rapor mutu
8. Persentase SMK yang meningkat indeks efektifitasnya
SMK yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Kejuruan yang telah dipetakan mutunya di Provinsi Jawa Timur
Indeks efektifitas adalah nilai perbandingan antara jumlah SMK yang mengalami kenaikan capaian mutu berdasar 8 SNP dengan jumlah SMK yang telah terpetakan mutunya
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMK yang mengalami kenaikan capaian mutu
Jumlah SMK yang telah terpetakan mutunya
di Jawa Timur
x 100%
9. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
SD yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Dasar di Provinsi Jawa Timur
Disupervisi dan difasilitasi adalah SD yang telah memperoleh arahan, bimbingan, bantuan, dan pembinaan oleh LPMP Jawa Timur dalam upaya pemenuhan peningkatan SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SD yang telah disupervisi dan /atau difasilitasi
dalam pencapaian SNP
Jumlah seluruh SD di Jawa Timur x 100%
10. Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
SMP yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Jawa Timur
Disupervisi dan difasilitasi adalah SMP yang telah memperoleh arahan, bimbingan, bantuan, dan pembinaan oleh LPMP Jawa Timur dalam upaya pemenuhan peningkatan SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMP yang telah disupervisi dan /atau difasilitasidalam pencapaian SNP
Jumlah seluruh SMP di Jawa Timur x 100%
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 52
SK1 Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan
Indikator Kinerja Kegiatan
Definisi Operasional Metode Perhitungan
11. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
SMA yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Atas di Provinsi Jawa Timur
Disupervisi dan difasilitasi adalah SMA yang telah memperoleh arahan, bimbingan, bantuan, dan pembinaan oleh LPMP Jawa Timur dalam upaya pemenuhan peningkatan SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMA yang telah disupervisi dan /atau difasilitasidalam pencapaian SNP
Jumlah seluruh SMA di Jawa Timur x 100%
12. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP
SMK yang dimaksud adalah seluruh Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Jawa Timur
Disupervisi dan difasilitasi adalah SMK yang telah memperoleh arahan, bimbingan, bantuan, dan pembinaan oleh LPMP Jawa Timur dalam upaya pemenuhan peningkatan SNP
Satuan: Persentase (%)
Jumlah SMK yang telah disupervisi dan /atau difasilitasidalam pencapaian SNP
Jumlah seluruh SMK di Jawa Timur x 100%
SK2 Terwujudnya tata kelola LPMP Jawa Timur yang baik
13. Nilai Minimal SAKIP LPMP Jawa Timur
Nilai yang dimaksud adalah nilai yang dikeluarkan dari Tim Evaluasi SAKIP Biro Keuangan Setjen Kemdikbud
SAKIP adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu rangkaian sistematik dari berbagai komponen, alat dan prosedur yang dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja yaitu perencanaan, perjanjian kinerja, dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan laporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja.
Nilai minimal SAKIP yang diterima LPMP Jawa Timur adalah 75
Kriteria Nilai > 70-80 = BB (Sangat Baik)
Predikat BB = Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal
D. Kerangka Pendanaan
Perkiraan pendanaan pendidikan dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu pada
amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas serta kebijakan penjaminan mutu yang ada
pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra LPMP
Jawa Timur telah ditetapkan visi, misi dan tujuan, dan sasaran kegiatan yang akan
menentukan arah kebijakan dalam menyusun program sesuai dengan tugas dan
fungsi LPMP Jawa Timur.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 53
Total pagu anggaran LPMP Jawa Timur tahun 2015-2019 adalah Rp.
666.315.724.000,- dan terbagi dalam periode tahunan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan lembaga maupun bertambahnya sasaran program yang ingin dicapai.
Sehingga menurut perhitungan pertumbuhan ekonomi dan perubahan inflasi setiap
tahun, maka dapat diperoleh perkiraan kebutuhan anggaran seperti ditunjukkan
pada tabel dan grafik berikut:
Tabel Proyeksi Kebutuhan Pendanaan LPMP Jawa Timur Tahun 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Pagu Anggaran
52.202.000.000 180.139.495.000 200.426.946.000 130.409.950.000 103.137.333.000
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 54
BAB V
PENUTUP
Permendikbud Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan sistem akuntabilitas
kinerja secara berjenjang meliputi: Kementerian; Unit Kerja Eselon I; Unit Kerja
Eselon II; dan UPT. Implementasi sistem akuntabilitas kinerja salah satunya adalah
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) oleh UPT LPMP Jawa Timur. Renstra LPMP
Jawa Timur Tahun 2015-2019 telah disusun berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penyusunan Renstra sudah dilakukan melalui beberapa
tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan pendidikan dan
kebudayaan di Jawa Timur, partisipasi seluruh jajaran atau stakeholders di Jawa
Timur, serta dengan mempertimbangkan seluruh capaian kinerja pembangunan
pendidikan dan kebudayaan saat ini. Dengan demikian, Renstra LPMP Jawa Timur
telah mengakomadasikan semua tugas dan fungsi yang menjadi tanggungjawab LPMP
Jawa Timur, memelihara kesinambungan dan keberlanjutan program, memenuhi
aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakarat, serta mengantisipasi masa depan.
Renstra LPMP Jawa Timur digunakan sebagai pedoman dan arah penjaminan mutu
pendidikan yang hendak dicapai pada periode 2015-2019. Renstra memuat visi, misi,
tujuan strategis, sasaran kegiatan, indikator kinerja kegiatan (IKK) beserta target yang
akan dicapai, proyeksi pendanaan, dan tata nilai lembaga dalam rangka mencapai
sasaran program dan kegiatan LPMP Jawa Timur selama periode 5 tahun. Dengan
demikian, Renstra menggambarkan tujuan lembaga secara jelas melalui IKK, serta
memantapkan penerapan penganggaran berbasis kinerja untuk meningkatan mutu
pengeluaran (output) dan hasil (outcome) guna mewujudkan akuntabilitas dan
transpransi dalam memanfaatkan APBN.
Renstra merupakan dasar dan acuan bagi eselon III dan IV serta bagi stakeholders di
Jawa Timur diantaranya Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota dalam melakukan koordinasi dan sinergi penyelenggaraan pendidikan di daerah.
Selain itu Renstra digunakan sebagai dasar dalam penyusunan: 1). Rencana Kinerja
Tahunan; 2). RKA-KL; 3). Rencana Aksi; 4). Laporan Tahunan; dan 5). Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); serta 6). digunakan sebagai
komponen dalam penilaian SAKIP lembaga.
Renstra LPMP Jawa Timur 2015-2019 | 55
Selain yang diuraikan di atas, Renstra LPMP Jawa Timur ini diharapkan bisa dipahami
serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, khusus para pemangku kepentingan.
Dengan demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif
dalam kegiatan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan, termasuk
memberi kritik, evaluasi, dan rekomendasi. Pelibatan publik secara lebih aktif dan
terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil pembangunan pendidikan dan
kebudayaan selama lima tahun mendatang.