142
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136 Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email. [email protected] Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id SEMARANG – 2009

RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN

PENCEMARAN INDUSTRI

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136

Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email. [email protected] Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id

SEMARANG – 2009

Page 2: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Kata Pengantar

i

KATA PENGANTAR

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberikan

landasan yang penting bagi orientasi baru yang menekankan basis kinerja dalam

penganggaran. Selanjutnya,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini

di lingkungan instansi pemerintah. Dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok

dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk jasa

pelayanan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri (BBTPPI), dapat menerapkan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PK BLU) yang fleksibel dengan menonjolkan

produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi demikian diharapkan menjadi

implementasi konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis

kinerja. Dengan penerapan PK BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka

pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,

pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Seiring dengan itu, perlu sistem

kendali ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam

pertanggungjawabannya.

Misi utama BBTPPI adalah melakukan litbang/riset teknologi dan

memberikan jasa pelayanan teknis khususnya di bidang teknologi

pencegahan pencemaran industri dalam rangka mendukung pertumbuhan

dan daya saing industri yang berwawasan lingkungan.

Litbang teknologi pencegahan pencemaran industri yang akan dilakukan

difokuskan pada tahap “Pre Process” (berupa Manajemen Pemilihan Bahan

Baku dan Bahan Penolong untuk Proses Produksi), “Inside Process” (meliputi

Page 3: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Kata Pengantar

ii

Good House Keeping, Chemical Management, Energy Management maupun

Clean Production), “Outside Process” (meliputi Desain Pengolahan Limbah Cair,

Padat, Udara/Gas dan B3), dan ”Post Process” (meliputi Pengembangan

Teknologi Daur Ulang Recycle, Reuse, dan Recovery (3R) terhadap Limbah dari

Proses Produksi) serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan

Teknologi Bio.

Berdasarkan kompetensi inti tersebut, BBTPPI memberikan Jasa Pelayanan

Teknis (JPT) kepada industri berupa : (1) Penelitian dan Pengembangan, (2)

Pelatihan Teknik, (3) Pengujian Bahan dan Produk, (4) Konsultasi Keteknikan,

(5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, (6) Kalibrasi Peralatan dan

Mesin, (7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 14001, dan Produk), (8) Rancang Bangun Perekayasaan

Industri (RBPI), (9) Penanganan Pencemaran, dan (10) Audit Energi.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BBTPPI bermaksud menjadi

instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU di lingkungan Departemen

Perindustrian dengan menyusun dokumen Rencana Strategis Bisnis

sebagaimana dipersyaratkan dalam pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor

23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini berpedoman pada Peraturan Menteri

Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam

Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk

Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Rencana Strategis Bisnis ini merupakan rencana yang disusun untuk jangka

waktu 5 tahun terhitung tahun 2010 s.d. tahun 2014. Didalamnya digambarkan

secara umum mengenai arah, program dan kegiatan BBTPPI kedepan, sehingga

dapat diacu oleh program atau kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk Rencana

Bisnis dan Anggaran tahunan.

Page 4: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Kata Pengantar

iii

Selaku Kepala BBTPPI, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada

segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen-dokumen tersebut.

Saya juga, sangat menghargai partisipasi segenap elemen BBTPPI dan juga

dukungan mereka dalam rencana perubahan organisasi ini.

Semarang, 30 September 2009

Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Ir. Tony T. H. Sinambela, MSE NIP. 19600406 198603 1 001

Page 5: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2

C. Ruang Lingkup ............................................................................ 3

D. Sistematika Penyusunan Renstra Bisnis .................................... 4

BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI .................................................... 5

A. Sejarah Singkat BBTPPI ............................................................. 6

B. Visi................................................................................................ 7

C. Misi............................................................................................... 8

D. Tugas Pokok dan Fungsi................. .......................................... 8

E. Nilai - Nilai ................................................................................... 9

BAB III. KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN ........................................... 11

A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2008 ........................................... 11

B. Pengukuran Kinerja .................................................................... 57

BAB IV. ANALISIS LINGKUNGAN .................................................................. 59

A. Analisis TOWS ........................................................................... 59

B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal-

Eksternal .................................................................................... 73

C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi ........................................ 77

D. Strategi Terpilih ......................................................................... 80

BAB V. RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN ...................................... 83

Page 6: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

v

A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI ........................................... 83

B. Rencana Aksi dan Penganggarannya ....................................... 88

C. Proyeksi Keuangan .................................................................. 100

BAB VI. PENUTUP ........................................................................................ 107

LAMPIRAN ....................................................................................................... 110

Page 7: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan ......................................... 112

Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri ................... 119

Lampiran III. Klien Sertifikasi ........................................................................... 121

Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan

Pencemaran ............................................................................... 124

Lampiran V. Matrik TOWS .............................................................................. 131

Page 8: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah / Volume Kegiatan JPT Tahun 2005 – 2009 ...................... 11

Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009 ............. 33

Tabel 3. Realisasi Belanja BBTPPI Tahun 2005 s.d. 2009 Menurut

Sumber Dana dan Jenis Belanja .................................................... 37

Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s.d. 2009 ........................ 39

Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 42

Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009) .................. 43

Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ......................................................................... 45

Tabel 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai Tahun

2007-2009 ....................................................................................... 46

Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium ........................................... 49

Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s.d. 2009 .…..……... 56

Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2008 …...................……………………. 58

Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi ................ 74

Tabel 13. Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi .............. 75

Tabel 14. Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik

Strategi ........................................................................................... 75

Tabel 15. Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik

Strategi ........................................................................................... 76

Tabel 16. Pemilihan Strategi ……………………………………………............. 78

Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase …………......... 87

Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan

Kegiatan, dan Aspek ...................................................................... 92

Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014 ............... 96

Tabel 20. Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 .......................................... 100

Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014.................................... 101

Tabel 22. Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 ........................................ 102

Page 9: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

viii

Tabel 23. Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 ........................... 103

Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014 ........................................... 104

Tabel 25. Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014 ............... 106

Page 10: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Daftar Isi

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis .......................... 4

Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal ........................................................ 76

Page 11: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab I. Pendahuluan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan industri Indonesia pada era globalisasi ekonomi harus

mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu

mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat.

Pesatnya perkembangan teknologi adalah salah satu perubahan lingkungan

yang harus dihadapi dan menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi

pembangunan industri dengan menitik-beratkan pada membangun daya

saing sektor industri berkelanjutan di pasar domestik dan internasional.

Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan upaya

pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki

untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri maupun di

dalam negeri.

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) sebagai

unit pelayanan teknis yang menangani teknologi pencegahan pencemaran

industri, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri

nasional untuk menopang pembangunan industri yang berwawasan

lingkungan di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka

diharapkan akan berkembang industri yang berwawasan lingkungan

sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong

percepatan pembangunan industri nasional.

Page 12: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab I. Pendahuluan

2

Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri

nasional yang berwawasan lingkungan, BBTPPI secara internal mempunyai

tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi

serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah

dan besar. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan

inti yang dapat meningkatkan peran BBTPPI dalam menunjang program

pembangunan industri yang berwawasan lingkungan maupun meningkatkan

jasa pelayanan teknis yang diberikan.

B. Maksud dan Tujuan

Rencana strategis secara umum dapat dipahami sebagai panduan

mengenai apa yang menjadi cita-cita bersama dan merupakan hasil dari

proses penyusunan rencana menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan

yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam suatu periode tertentu

(5 tahun) dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal

organisasi serta kebijakan Departemen Perindustrian tentang

Pembangunan Industri Nasional. Dari proses perencanaan strategis

tersebut akan dihasilkan Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan

sasaran, strategi dan program pelaksanaannya.

Dengan demikian maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis

ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang hendak dituju

BBTPPI dalam 5 tahun ke depan serta langkah-langkah strategis yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Rencana Strategis

yang disusun secara formal akan menjadi panduan atau acuan mengenai

arah dan fokus kegiatan, serta langkah-langkah apa yang mesti

dilaksanakan. Selain itu masyarakat akan mampu menilai program-program

yang dilakukan oleh BBTPPI secara transparan serta manfaatnya bagi

pengembangan usaha.

Page 13: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab I. Pendahuluan

3

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang menjadi dalam batasan dan landasan hukum

penyusunan Renstra Bisnis BBTPPI ini adalah :

1. Renstra ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2010 –

2014.

2. Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturan-

peraturan yang terdiri atas :

a. Peraturan Menteri keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang

Persyaratan Administratif dalam rangka pengusulan dan

penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan

PK-BLU.

b. Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah.

d. Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan

Industri Nasional.

e. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Departemen

Perindustrian Tahun 2006.

f. Keputusan Menperind No. 47/M-IND/PER/6/2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri.

f. Naskah-naskah lain yang relevan.

3. Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum

sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan

dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci.

4. Renstra Bisnis mencakup : visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi

strategi, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berikut

indikatornya.

Page 14: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab I. Pendahuluan

4

D. Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis

Penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2010 – 2014 BBTPPI dilakukan

sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1.

VISI

MISI

TUJUAN

SASARAN

STRATEGI

•KEBIJAKAN•PROGRAM•KEGIATAN• INDIKATOR

•RPJM RI•KEBIJAKANPEMBANGUNANINDUSTRI NASIONAL

•RENSTRA DEPPERIN•RENSTRA BPPI•TUPOKSI BBTPPI

ANALISISSWOT

•KONDISI SAAT INI

•KONDISI YANG DIINGINKAN

Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis

Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis BBTPPI Semarang

adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Gambaran Umum Organisasi

Bab III : Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

Bab IV : Analisis Lingkungan

Bab V : Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

Bab VI : Penutup

Page 15: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

5

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BBTPPI berlokasi di pusat kota Semarang, dengan menempati tanah seluas

3.637 m2 , dengan tiga buah gedung berlantai tiga yang saling berhubungan satu

sama lain, dengan total luas lantai 5.230 m2. Gedung tersebut berfungsi sebagai

ruang laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, serta ruang kerja, ruang

rapat dan aula serta fasilitas pendukung seperti perpustakaan, mushola, gudang,

tempat parkir dan lain sebagainya.

Berdasarkan design dan lay-out yang ada, tampaknya gedung BBTPPI tidak

diperuntukkan sejak awal sebagai laboratorium yang mendukung pengelolaan

lingkungan hidup, baik berkaitan dengan pengawasan atau pemantauan kualitas

lingkungan, penelitian di bidang lingkungan maupun pembuktian kasus

pencemaran lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada bahwa

sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama “Perwakilan Balai

Penelitian Kimia Bogor” memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan

penelitian kimia. Setelah melalui perjalanan panjang, pada tahun 2002 sebagai

Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan

nama Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan atau disingkat

Baristand Indag Semarang. Berdasarakan SK Menteri Perindustrian No.47/M-

IND/Per/ 6/2006 tanggal 26 Juni 2006 ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.

Utilisasi ruang gedung BBTPPI dinilai sudah ‘fully occupied’, yang digunakan

untuk berbagai keperluan, baik ruang kantor, ruang rapat dan pertemuan,

maupun untuk laboratorium. Dari segi kapasitas lahan, sudah tidak

Page 16: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

6

memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan atau pembangunan bangunan

baru pada tapak lahan yang ada saat ini, karena praktis tidak ada lahan kosong

kecuali lahan parkir kendaraan, dan bangunan gedung langsung berbatasan

dengan pemukiman penduduk. Adapun sejarah singkat perjalanan BBTPPI,

sebagaimana diuraikan di bawah ini.

A. Sejarah singkat BBTPPI

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) telah

menempuh perjalanan panjang, sejak pertama kali didirikan pada tahun

1962 dengan nama ’Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor’ untuk Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta. Selanjutnya, dalam

perkembangannya telah terjadi perubahan nama sebagai berikut:

1964 – 1971 Unit Pn. Pr. “Nupiksa Yasa” dengan nama Balai

Penelitian Kimia.

1971 – 1975 Unit Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri

dengan nama Balai Penelitian Kimia.

1975 – 1980 Unit Penelitian dan Pengembangan Industri dan

Kerajinan Rakyat dengan nama Balai Penelitian Kimia.

1980 – 2002 Unit Pelaksanan Teknis Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Penelitian

dan Pengembangan Industri’ atau disingkat ’Balai

Industri Semarang’.

2002 – 2006 Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Riset dan

Standarisasi Industri dan Perdagangan’ atau disingkat

’Baristand Indag Semarang’.

2006 – kini Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Dan

Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Besar

Page 17: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

7

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri’ atau

BBTPPI.

B. Visi

Visi BBTPPI merupakan gambaran masa depan BBTPPI yang berisikan cita

dan citra yang ingin diwujudkan, yaitu :

“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang

teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran

industri untuk mendukung pembangunan industri yang

berkelanjutan berorientasi pada kualitas produk dan pelestarian

lingkungan.”

Visi tersebut mengandung arti bahwa Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri akan menjadi institusi yang mampu menangani jasa

kebutuhan industri secara professional yang didukung oleh litbang yang

handal seiring dengan permintaan pasar yang terus berkembang. Semakin

mandiri dan terkemuka berarti peran BBTPPI semakin berkembang dan

mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pencegahan

pencemaran industri tanpa ketergantungan kepada pihak lain sehingga

akan menjadi rujukan bagi lembaga lain yang sejenis. Unggul di bidang

teknologi pencegahan pencemaran industri merupakan kompetensi inti yang

hendak dikuasai dan menjadi ciri keunggulan teknologi yang dimiliki

BBTPPI.

Guna mencapai visi tersebut di atas, Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya

yang dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi.

Page 18: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

8

C. Misi

Misi BBTPPI merupakan tugas atau peran yang diemban oleh Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri sesuai Visi yang ditetapkan,

meliputi :

1. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman

teknologi pencegahan pencemaran industri secara berkesinambungan

untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan

lingkungan.

2. Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri

yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan akrab lingkungan

melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, pengujian,

konsultasi, standardisasi dan pengawasan mutu produk, kalibrasi,

sertifikasi, rancang bangun dan perekayasaan industri, penanganan

pencemaran, dan audit energi.

3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor :

47/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, tugas pokok BBTPPI adalah

melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama,

standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan

kompetensi dalam teknologi pencegahan pencemaran industri sesuai

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri.

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, BBTPPI menyelenggarakan

fungsi :

Page 19: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

9

a. pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi

bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan

pencegahan pencemaran industri;

b. pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses,

alih teknologi dan konsultansi untuk membantu pengembangan

industri guna meminimalisasi dan mencegah terjadi pencemaran

akibat aktivitas industri;

c. pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan

pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah industri serta

sertifikasi dan kalibrasi;

d. pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan

pemanfaatan teknologi informasi; dan

e. pelaksanaan pelayanan administrasi kepada semua unsur di

lingkungan BBTPPI, serta penyusunan laporan dan evaluasi hasil-hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan.

BBTPPI dalam melaksanakan tupoksinya maupun melakukan bisnis selalu

berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan, dan sasaran

pengembangan institusi dan peningkatan kompetensi dimasa mendatang.

Oleh karena itu BBTPPI harus mempunyai visi dan misi yang jelas.

E. Nilai-nilai

Dalam usaha mencapai Visi dan Misi, Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri perlu mengembangkan nilai-nilai yang harus

ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar pelaksanaan tugas berjalan

secara optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun nilai-nilai

dimaksud adalah :

1. Pelayanan Prima

Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan harus

selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya (internal dan eksternal)

Page 20: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab II. Gambaran Umum Organisasi

10

sesuai standar mutu layanan yang memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan.

2. Inovatif

Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru dan/atau

alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek teknologi

maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan mampu

meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.

3. Kerjasama

Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara para

pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau masalah secara

bersama dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi serta

komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas

siapa mengerjakan apa. Secara eksternal kerjasamapun harus

dibangun dengan seluruh stakeholder (pemerintah, industri, lembaga

sejenis, perguruan tinggi, LSM dll).

4. Integritas

Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya.

5. Kepemilikan

Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki BBTPPI

sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima tanggung jawab

personal untuk pencapaian kepuasan pelanggan dan sasaran Balai.

Page 21: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

11

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2009 1. Aspek Layanan

BBTPPI memiliki beberapa jasa pelayanan teknis (JPT) yang terdiri

dari : Kerjasama Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pelatihan

Teknik Operasional (SDM Industri), Pengujian Bahan dan Produk,

Konsultasi Keteknikan, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk,

Kalibrasi Peralatan Mesin dan Laboratorium, Sertifikasi (Sistem

Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk),

Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI), Penanganan

Pencemaran, dan JPT lainnya (Audit Energi). Jumlah atau volume

kegiatan JPT tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2005-2009

Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *)

1. Penelitian dan Pengembangan

Target Contoh 1300 650 1600 1700 1800 Realisasi 1.378 638 1.605 2.234 1.661 Persentase 106,00% 98,15% 100,31% 131,41% 92,28%

2. Pelatihan Teknik Operasional

Target Orang 5 5 5 5 8 Realisasi 6 5 2 2 9 Persentase 120,00% 100,00% 40,00% 40,00% 112,50%

3. Pengujian Bahan dan Produk

Target Contoh 600 600 600 600 600 Realisasi 694 582 470 664 508 Persentase 115,67% 97,00% 78,33% 110,67% 84,67%

4. Konsultasi Keteknikan Target Perusahaan 6 12 20 15 30 Realisasi 7 14 18 16 32 Persentase 116,67% 116,67% 90,00% 106,67% 106,67%

5. Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk :

Page 22: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

12

Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *)

5.1. Standardisasi Target RSNI 4 6 6 4 6 Realisasi 4 6 6 4 6 Persentase 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

5.2. Pengawasan Mutu Produk

Target Contoh 60 60 80 80 90 Realisasi 102 66 78 89 44 Persentase 170,00% 110,00% 97,50% 111,25% 48,89%

6. Kalibrasi Peralatan dan Mesin

Target Alat 0 20 30 40 60 Realisasi 0 20 40 50 70 Persentase 0,00% 100,00% 133,33% 125,00% 116,67%

7. Sertifikasi : 7.1. Produk Target Perusahaan 1 5 10 20 25

Realisasi 1 5 13 24 31 Persentase 100,00% 100,00% 130,00% 120,00% 124,00%

7.2. ISO 9001 Target Perusahaan 20 25 30 40 45 Realisasi 23 25 37 44 46 Persentase 115,00% 100,00% 123,33% 110,00% 102,22%

7.3. ISO 14001 Target Perusahaan 0 1 1 2 2 Realisasi 0 1 1 2 2 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

8. Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)

Target Paket 0 1 1 1 1 Realisasi 0 1 1 1 1 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

9. Penanganan Pencemaran Target Contoh 700 1500 1600 1600 1700 Realisasi 745 1.671 665 1.756 1.787 Persentase 106,43% 111,40% 41,56% 109,75% 105,12%

10. Audit Energi Target Kegiatan 0 0 0 0 0 Realisasi 0 0 0 0 1 Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%

Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.

Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara

bertahap, mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari industri terkait

pelestarian lingkungan. Pengujian bahan dan produk merupakan jasa

layanan yang telah dikembangkan sejak awal berdirinya lembaga ini,

dan kemampuan pengujian ini terus dikembangkan sampai saat ini,

sehingga menjadi laboratorium terakreditasi untuk pengujian Standar

Nasional Indonesia (SNI) wajib maupun pengujian pencemaran

industri guna memenuhi persyaratan untuk permohonan sertifikasi

produk, pembinaan dan pengawasan pencemaran industri, import,dan

sebagainya. Untuk layanan pengujian ini sudah ada pelanggan yang

Page 23: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

13

tetap dan terus meningkat jumlahnya, seperti terlihat pada Tabel

diatas.

Selain melakukan pengujian, Balai juga melakukan penelitian dan

pengembangan yang memfokuskan kepada teknologi pencegahan

pencemaran industri, yang kegiatannya secara lebih intensif dilakukan

sejak awal tahun 2006, bersamaan dengan ditetapkannya menjadi

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.

Berbagai penelitian telah dilakukan mencakup: pengembangan proses

produksi, efisiensi, dan kualitas produk; penelitian untuk mengatasi

masalah teknologi produk dan proses yang dialami oleh industri;

pembuatan prototipe dan perekayasaan peralatan dan permesinan

pencegahan pencemaran industri; pengembangan produk baru yang

dilakukan dengan menggunakan anggaran APBN maupun kerjasama

penelitian dengan lembaga litbang sejenis baik di dalam maupun di

luar negeri.

Pengalaman melakukan penelitian ini selanjutnya digunakan untuk

mengembangkan kemampuan untuk memberikan jasa layanan untuk

pelatihan, konsultasi dan rancang bangun dan perekayasaan, yang

terus berkembang seperti terlihat pada Tabel 1 diatas, namun untuk

jasa tersebut, karena terbatasnya kemampuan yang ada jumlah

pelanggan yang dapat dilayani terbatas.

Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi baru dikembangkan sejak tahun

2006, yang pada awalnya layanan tesebut belum berkembang dengan

baik, namun sejalan dengan adanya kebijakan yang terkait dengan

SNI wajib, pelestarian lingkungan dan sebagainya, layanan tersebut

secara bertahap semakin berkembang dan jumlah pelanggannya

meningkat.

Untuk menjaga mutu layanan yang prima, sejauh memungkinkan,

layanan tersebut diakreditasi oleh Instansi yang berwenang. Lebih rinci

layanan jasa yang dapat diberikan serta ruang lingkupnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 24: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

14

1) Penelitian dan Pengembangan

BBTPPI merupakan lembaga litbang yang berperan aktif dalam

mendukung program pemerintah untuk pengembangan teknologi

pencegahan pencemaran industri. Untuk melaksanakan tugas ini,

BBTPPI memberikan layanan kepada masyarakat industri dalam

bentuk pendekatan pengembangan teknologi yang inovatif

berupa pengembangan proses produksi, efisiensi proses

produksi, kualitas produk, pengembangan produk dan formulasi,

standardisasi (proses dan produk), pengembangan bahan baku

dan penolong, yang dilengkapi dengan kajian tekno ekonomi, dan

riset pasar.

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan periode

s.d. 2009 sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran I.

Berbagai hasil litbang tersebut mampu meningkatkan kompetensi

Balai dalam penanganan pencemaran industri, sehingga

berpotensi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

industri dalam bentuk kerjasama litbang.

Hasil dari penelitian ini dapat menambah ruang lingkup layanan

pengujian, pelatihan, konsultansi, dan jasa lainnya. Dengan

demikian dapat menambah keragaman dari jenis pelayanan yang

diberikan. Perkembangan kegiatan Litbang dari tahun 2005 –

September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah :

Page 25: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

15

Kerjasama litbang yang dimaksudkan dalam Tabel 1 diatas

adalah kontrak kerjasama yang murni dilakukan dengan

perusahaan swasta. Kerjasama litbang ini belum dioptimalkan

sebagai jasa layanan BBTPPI, disebabkan komunikasi dan

informasi terkait dengan kemampuan teknis dan teknologi antara

Balai dan pelanggan masih belum efektif. Ketidakmaksimalan

capaian litbang ini juga disebabkan antara lain kurangnya minat

calon investor melakukan kerjasama litbang. Permasalahan ini

timbul karena struktur industri di Indonesia yang didominasi oleh

Industri Kecil Menengah (IKM) yang memiliki dana terbatas

sedangkan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan litbang cukup

besar. Di sisi lain untuk Industri besar pada umumnya telah

memiliki divisi litbang tersendiri.

Untuk mengatasi hal ini, pihak litbang akan melakukan

pendekatan yang efektif terhadap pelanggan atau investor

sebagai upaya untuk meyakinkan kemampuan litbang BBTPPI.

Upaya yang akan dilakukan antara lain berupa membangun

forum komunikasi, melaksanakan Forum Group Discussion

(FGD), komersialisasi, serta diseminasi.

Di samping itu BBTPPI juga perlu lebih menjalin jejaring

(networking) dengan pihak industri sebagai pengguna untuk

menggali informasi mengenai spesifikasi kebutuhan hasil litbang

Jasa Litbang

0

500

1000

1500

2000

2500

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - sept 2009

Jum

lah

cont

oh

Target

Realisasi

Page 26: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

16

oleh dunia industri, khususnya industri kecil dan menengah. Data

dan informasi yang diperoleh langsung dari industri tersebut

menjadi dasar perencanaan litbang.

Selain itu, diperlukan pendekatan Research Business

Development (RBD) dengan memanfaaatkan keahlian

(spesialisasi penelitian), sarana prasarana, dan jaringan

informasi dalam rangka meningkatkan kerjasama litbang dan

sejauh memungkinkan dapat ditunjang dengan pendirian pilot

project dan riset pasar.

Pendekatan RBD juga bisa dilakukan dalam rangka pemanfaatan

peralatan litbang, untuk pembinaan inkubator sebagai tahap awal

untuk berkembangnya sebuah industri. Untuk menunjang seluruh

kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu layanan

sedang dibentuk pranata litbang BBTPPI dan direncanakan akan

diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian

dan Pengembangan (KNAPPP) pada tahun 2010.

2) Pelatihan Teknik Operasional

Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM industri bertujuan

meningkatkan kemampuan SDM industri dalam penguasaan

keterampilan (skill) yang menunjang dalam pekerjaannya

masing-masing. Jasa pelatihan teknis terdiri atas pelayanan

pelatihan di bidang pengujian, sistem manajemen mutu, teknologi

pangan dan non pangan. Untuk dapat melaksanakan jasa

pelatihan teknis tersebut, maka pelatihan teknis dikelompokkan

dalam pelatihan reguler dan non-reguler. Perkembangan

kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM dari tahun

2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di

bawah :

Page 27: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

17

Pelatihan reguler meliputi pelatihan teknis laboratorium dan

sistem manajemen mutu. Pelatihan reguler dilaksanakan setiap

tahunnya sesuai dengan program pelatihan yang telah disusun,

diantaranya

Pelatihan dibidang penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Sistem

Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025, Cleaner

Production Technology;

Pelatihan dibidang teknologi proses produksi industri

makanan, minuman dan pakan ternak;

Pelatihan teknologi proses pengolahan limbah;

Pelatihan operator IPAL;

Pelatihan analis laboratorium;

Pelatihan lain untuk teknisi maupun tingkat manajer dibidang

Quality Control, proseccing, finishing end produk berbagai

komoditi; dan

Pelatihan Kalibrasi Suhu dan Massa.

Permintaan pelatihan sistem manajemen mutu semakin

meningkat setiap tahunnya karena kesadaran dari industri untuk

meningkatkan mutu produknya dan adanya penerapan SNI wajib

Jasa Pelatihan Teknik Operasional

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

trai

nee

Target

Realisasi

Page 28: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

18

dengan salah satu persyaratannya harus memiliki dan

menerapkan dokumen sistem mutu.

Pelatihan non-reguler dilaksanakan berdasarkan permintaan

konsumen, baik perorangan, perusahaan swasta maupun dari

instansi pemerintah. Pelatihan ini dapat dilaksanakan di BBTPPI

atau dengan pengiriman tenaga pengajar/instruktur ke

perusahaan swasta atau instansi pemerintah di daerah.

Frekuensi permintaan pelatihan non-reguler setiap tahunnya

bervariasi, baik jumlah maupun jenis pelatihannya.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan pengiriman tenaga

pengajar/instruktur ke instansi pemerintah di daerah umumnya

merupakan permintaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi serta Dinas teknis terkait lainnya tingkat propinsi

maupun kota/kabupaten. Dengan kegiatan tersebut diharapkan

adanya peningkatan kemampuan usaha kecil menengah untuk

mengembangkan usahanya dan mengoptimalkan sumber daya

alam yang ada di daerahnya.

Jumlah SDM terlatih sebagai peserta pelatihan yang

dilaksanakan di BBTPPI setiap tahunnya meningkat, seperti

terlihat pada Tabel 1. Kenaikan jumlah peserta pelatihan dapat

digunakan untuk merencanakan kebutuhan pelatihan di masa

mendatang dengan peningkatan frekuensi pelatihan pada tahun

2010-2014.

3) Pengujian Bahan dan Produk

Keberhasilan BBTPPI dalam membangun layanan pengujian

yang lengkap dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap

pentingnya mutu layanan. Sistem manajemen yang diterapkan di

Balai menjadi perhatian utama, sehingga pada tahun 2003 Balai

mulai mempersiapkan diri untuk dapat diakreditasi. Pada tahun

Page 29: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

19

2004 sistem manajemen mutu laboratorium pengujian telah

diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Pada saat ini BBTPPI mampu memberikan layanan pengujian

limbah dan lingkungan serta aneka komoditi. Daftar klien

pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV.

Ruang lingkup akreditasi meliputi produk makanan, minuman,

pupuk, air, limbah, dan lingkungan. Laboratorium BBTPPI dapat

memberikan layanan pengujian untuk SNI wajib pangan yaitu

komoditas Air minum dalam kemasan (AMDK), tepung terigu

sebagai bahan makanan, gula kristal rafinasi, garam konsumsi

beryodium, dan beberapa jenis pupuk.

Contoh produk yang diuji ke BBTPPI dari tahun 2005-2009 terus

mengalami peningkatan dan diperkirakan akan terus meningkat

setiap tahun dengan pencapaian realisasi melebihi 100% dari

yang ditargetkan. Hal ini didorong berkembangnya industri

pangan yang membutuhkan jasa layanan pengujian, persyaratan

baku mutu lingkungan oleh KMLH (BOD, COD, emisi, dll),

berkembangnya lembaga-lembaga sertifikasi (sertifikasi produk /

ISO 14000 / ISO 9000) yang membutuhkan jasa pengujian, dan

sub kontrak pekerjaan pengujian dari laboratorium lain yang

belum memiliki fasilitas yang cukup. Perkembangan kegiatan

Jasa pelayanan teknis untuk Pengujian bahan dan produk dari

tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik

di bawah :

Page 30: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

20

Upaya memberikan pelayanan prima untuk mencapai kepuasan

pelanggan jasa pengujian BBTPPI terus dilakukan secara

berkesinambungan guna mempercepat waktu penyelesaian

pengujian dan mempertahankan akurasi hasil uji. Dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan tingkat akurasi hasil

pengujian, diantaranya dilakukan dengan cara memperbaharui

peralatan pengujian, memutakhirkan metode uji dan

meningkatkan kompetensi personil.

Kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian saat ini

adalah belum diterapkannya sistem teknologi informasi secara

optimal sehingga masalah waktu pelayanan dan penyelesaian

pengujian belum teratasi dengan baik. Untuk memperoleh

informasi yang benar tentang jasa layanan BBTPPI, riset pasar

yang dilakukan belum efektif sehingga harus dilakukan survey

kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan layanan pengujian

yang dapat diberikan dan survey kepuasan pelanggan untuk

memelihara tingkat kepuasan pelanggan tetap yang dilakukan

secara berkala.

Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi

BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan

mengembangkan kompetensinya dalam hal peningkatan

kemampuan pengujian yang akurat dan teliti dengan batas

deteksi yang rendah sesuai kebutuhan pelanggan atau

Jasa Pengujian Bahan dan Produk

0

200

400

600

800

1 2 3 4 5

Tahun 2005-Sept 2009

Jum

lah

Con

toh

Target

Realisasi

Page 31: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

21

spesifikasi/ regulasi yang dipersyaratkan dan mengembangkan

sistem pejadwalan pekerjaan guna menjaga kepuasan

pelanggan.

4) Konsultasi Keteknikan

Layanan jasa konsultansi bersifat komprehensif dan

membutuhkan waktu yang relatif panjang. Bentuk kerjasama

yang dilakukan antara lain dengan membuat MoU yang diikuti

dengan pelaksanaan pekerjaan konsultansi yang telah disepakati

bersama seperti :

- Mempersiapkan Dokumentasi Sistem Manajemen

Perusahaan sesuai persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008 dan/atau Sistem Manajemen Lingkungan

(ISO 14001:2004),

- Persiapan Akreditasi Laboratorium Pengujian/Kalibrasi

sesuai persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai

ISO/IEC 17025:2005,

- Memberikan konsultasi teknis penerapan Cleaner

Production Technology,

- Perbaikan teknologi proses produksi industri makanan,

minuman dan pakan ternak,

- Perbaikan teknologi proses pengolahan limbah industri, dan

- Pengoperasian Instalasi Pengolah Air Limbah Industri

(IPAL) termasuk commisioning dan trial.

Kemampuan dalam pelayanan konsultansi dimulai dengan

kepercayaan pelanggan yang ditunjukkan dengan bukti akreditasi

laboratorium pengujian dan kalibrasi BBTPPI oleh KAN.

Diharapkan jasa pelayanan konsultansi BBTPPI dapat

ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang cukup

baik, yaitu dengan adanya :

Page 32: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

22

- Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang

jumlahnya cukup banyak. Perusahaan tersebut

membutuhkan dokumen pendukung (ISO 9001:2008) untuk

dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk.

- Adanya layanan konsultansi baru yang dapat dijual yaitu

Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) dan Audit

Energi.

- Meningkatnya kesadaran mutu dan lingkungan bagi industri

untuk masuk ke pasar global.

Saat ini BBTPPI memiliki beberapa tenaga ahli konsultan yang

melaksanakan pekerjaan konsultansi, namun fungsi tenaga ahli

ini juga merangkap fungsi yang lain. Untuk mengantisipasi hal ini

diperlukan upaya penambahan personil dan jasa layanan baru

serta peningkatan kompetensi konsultan BBTPPI melalui

pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Hal ini juga diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan

teknologi dan informasi serta persaingan yang cukup ketat

diantara konsultan-konsultan sejenis baik dalam maupun luar

negeri. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk

Konsultansi dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana

terlihat pada grafik di bawah:

Jasa Konsultasi Keteknikan

010203040

1 2 3 4 5

Tahun 2005-Sept 2009

Jum

lah

peru

saha

an

Target

Realisasi

Page 33: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

23

5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,

menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara

tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. Standardisasi

merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang

pembangunan, yang menyangkut jaminan mutu produk dan jasa

dalam kegiatan perdagangan, keselamatan, keamanan, dan

lingkungan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap

pengguna produk dan jasa.

Dalam rangka menjaga agar SNI selalu bermanfaat bagi

masyarakat maka SNI perlu terus dikembangkan dan dikaji ulang

sedikitnya sekali dalam lima tahun.

Kaji ulang SNI harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan pemakai dan perkembangan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang SNI dilakukan oleh

panitia teknis (pantek) atau instansi teknis sesuai dengan

bidangnya melalui konsensus pihak terkait.

Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan

SNI, BBTPPI selalu ditunjuk sebagai konseptor dalam

penyusunan / revisi SNI di bidang lingkungan dan industri produk

kayu terutama furniture. Di samping itu BBTPPI juga dilibatkan

dalam kegiatan standardisasi internasional, di antaranya ikut

serta dalam kegiatan penyusunan standar di dalam negeri,

sedangkan keterlibatan pembahasan standar di luar negeri belum

pernah dilakukan karena keterbatasan dana.

Dengan semakin berkembangnya kesadaran industri dan

masyarakat terhadap tuntutan mutu dan pelestarian lingkungan

maka kebutuhan untuk penyusunan/revisi standar semakin

meningkat. Realisasi SNI yang disusun oleh BBTPPI dari tahun

2005-2009 terlihat meningkat dan memenuhi target yang telah

ditentukan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk

Page 34: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

24

Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 –

September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:

Dalam hal penyusunan standar yang dilakukan, beberapa

kendala yang dihadapi antara lain: penyusunan standar SNI

dilakukan atas dasar permintaan dari Pantek RSNI Departemen

Perindustrian, Pantek RSNI Kementrian Negara Lingkungan

Hidup, kurangnya referensi standar internasional (seperti standar

nasional negara lain, asosiasi, dan ISO yang terbaru), cepat

berkembangnya metode uji sehingga untuk menerapkan SNI

perlu adanya validasi metode uji, serta jadwal penyusunan

standar dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan kegiatan

Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan

Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana

terlihat pada grafik di bawah:

Pengawasan Mutu Produk dilakukan oleh BBTPPI dalam kaitan

pengujian sampel dalam rangka pengawasan mutu produk yang

dilakukan oleh instansi teknis yang berwenang. Perkembangan

kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan

Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009

sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Sedangkan daftar

klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV.

Page 35: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

25

6) Kalibrasi Peralatan dan Mesin

BBTPPI selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki

laboratorium kalibrasi yang diakreditasi pada tahun 2006 oleh

KAN.

Laboratorium Kalibrasi melakukan kalibrasi suhu dan massa

sesuai ruang lingkup yang terakreditasi oleh KAN. Kalibrasi

massa dilakukan terhadap anak timbang dan neraca, dan

kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, thermometer dan sejenisnya.

Untuk mempertahankan status akreditasi yang diperoleh,

laboratorium kalibrasi selalu memelihara penerapan sistem

manajemen mutu yang akurat antara lain mengikuti program

interkomparasi antar laboratorium kalibrasi yang terakreditasi

oleh KAN, melakukan uji kompetensi antar personel dan

melakukan rekalibrasi peralatan standar ketingkat ketelitian yang

lebih tinggi (LIPI).

Realisasi jumlah peralatan yang dikalibrasi tahun 2006-2009

sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, baik kalibrasi

internal (peralatan laboratorium pengujian BBTPPI) maupun

eksternal. Bila diamati penerimaan kalibrasi untuk periode tahun

Pengawasan mutu produk

0

50

100

150

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

cont

oh

Target

Realisasi

Jasa Standardisas i

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5

Tahun 2005- Sept 2009

Jum

lah

RSN

I

Target

Realisasi

Page 36: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

26

2005–September 2009 selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya seiring dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan

dan jumlah alat yang akan dikalibrasi sebagaimana terlihat pada

Grafik di bawah. Hal ini disebabkan semakin tingginya kebutuhan

industri untuk mengkalibrasi peralatan ukur dan ujinya.

Kendala yang dihadapi adalah kurangnya personil (SDM),

ruangan, dan jumlah/jenis peralatan standar. Dalam hal

pelayanan kepada pelanggan, penyelesaian pekerjaan

diupayakan tepat waktu berdasarkan kesepakatan dengan

pelanggan tergantung jumlah dan jenis alat yang dikalibrasi

maksimal 10 hari kerja sampai terbitnya sertifikat kalibrasi.

Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi

BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan

meningkatkan kualitas layanan, serta waktu dan harga yang

kompetitif jika dibandingkan dengan pesaing lain.

7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk)

Sejalan dengan kebutuhan industri dan kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pemberlakuan

SNI secara wajib, pengawasan barang beredar dan sebagainya,

Jasa Kalibrasi

020406080

1 2 3 4 5

Tahun 2005-Sept 2009

Jum

lah

alat

yan

g di

kal

ibra

si

Target

Realisasi

Page 37: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

27

secara bertahap BBTPPI mengembangkan Lembaga Sertifikasi

dengan lingkup layanan sebagai berikut:

LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) BBTPPI diakreditasi

KAN sejak tahun 2004 yang melayani industri untuk

mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI

(SPPT-SNI) dengan lingkup : makanan dan minuman, dan

pupuk. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan

dalam Lampiran III.

BISQA (BIS Quality Assurance) diakreditasi KAN sejak

tahun 1999 yang melayani industri untuk mendapatkan

Sertikat ISO 9001:2008 (Quality Management System)

dengan lingkup : makanan, minuman, tembakau,

konstruksi, dan TPT. Daftar klien pengujian sebagaimana

ditunjukkan dalam Lampiran III.

BRISEMA (BRIS Environment Management Assurance)

sudah diakreditasi KAN tahun 2006 yang melayani industri

untuk mendapatkan Sertifikat ISO 14001:2004

(Environmental Management System) dengan lingkup :

makanan, dan minuman. Daftar klien pengujian

sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III.

Realisasi pelayanan jasa teknis sertifikasi dari tahun 2005

sampai dengan September 2009 mengalami kenaikan dari tahun

ke tahun dan dapat memenuhi target seperti pada Tabel 1.

Ruang lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh

KAN telah meliputi 16 komoditi makanan & minuman dan pupuk,

termasuk di dalamnya beberapa komoditi yang telah

diberlakukan wajib SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan,

Tepung Terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi, dan garam

konsumsi beryodium. Untuk mengantisipasi pemberlakuan SNI

wajib bagi komoditi lainnya, maka LS-Pro BBTPPI perlu

mempersiapkan diri untuk memperluas ruang lingkup komoditi

Page 38: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

28

yang diakreditasi oleh KAN. Persiapan ini meliputi perbaikan

sistem manajemen mutu internal lembaga LS-Pro BBTPPI,

peningkatan jumlah & kompetensi auditor, serta peningkatan

sarana & prasarana. Selain itu diperlukan peningkatan efisiensi

melalui layanan one stop services (layanan satu atap) sebagai

langkah antisipasi untuk menghadapi persaingan dengan

lembaga sertifikasi asing yang telah memiliki reputasi dan

jaringan di dunia international, terutama dalam hal perolehan

klien sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sertifikasi

sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Jasa pelayanan teknis

untuk masing-masing sertifikasi dari tahun 2005 – September

2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:

8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)

Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang

cukup memadai untuk membantu industri kecil dan menengah.

Pelayanan JPT RBPI dapat berupa gambar desain peralatan,

pembuatan peralatan industri, pengawasan pembuatan dan uji

Sertifikasi Mutu Produk (SNI)

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

Indu

stri

Target

Realisasi

Jasa Sertifikasi ISO 9001

01020304050

1 2 3 4 5

Tahun 2005-Sept 2009

Jum

lah

Indu

stri

Target

Realisasi

Jasa Ser ifikasi ISO 14001

00,5

11,5

22,5

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

Indu

stri

Target

Realisasi

Page 39: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

29

coba peralatan. Peralatan tersebut diantaranya Unit Pengolah

Limbah Cair, Wet Scrubber Ash Collector, Unit Pengolah Gas

Buang NH3, Unit Biogas IPAL industri tahu. Daftar klien

pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran II.

Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak

dengan berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga

memberikan jasa sejenis dengan harga yang kompetitif. Selain

itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat beberapa kelemahan

diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang secara

langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif

karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan

teknis RBPI BBTPPI mempunyai keunggulan diantaranya

kemampuan SDM dalam rancangan alat/mesin yang terus

berkembang, lokasi yang strategis, sudah dikenal hampir di

seluruh Indonesia serta adanya pendampingan pelatihan

sehingga peralatan tersebut bisa berjalan/beroperasi. Dengan

berkembangnya industri di daerah dan program pemerintah pusat

dan daerah yang memprioritaskan ke industri berwawasan

lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing merupakan

peluang BBTPPI untuk melakukan kerjasama/bermitra yang

sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka

membangun bersama industri prioritas dan kompetensi inti

daerah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah.

Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk RBPI dari

tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik

di bawah.

Page 40: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

30

9) Penanganan Pencemaran

Realisasi jasa layanan penanganan pencemaran pada tahun

2005 sampai dengan September 2009 sebagian besar memenuhi

target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007, terjadi penurunan

pada jumlah contoh yang dianalisa (lihat grafik dibawah), namun

dilihat dari biaya yang didapat telah melebihi target yang

ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penanganan

pencemaran pada tahun bersangkutan sebagian besar

didasarkan pada pelayanan “knowledge base”.

Sementara untuk jasa layanan penanganan pencemaran ini telah

muncul berbagai kendala. Adapun kendala yang dihadapi dalam

penanganan pencemaran lingkungan (UKL/UPL) yaitu dari segi

pendekatan dan biaya yang tidak dapat bersaing dengan instansi

lain (seperti Dinas), selain itu pabrik/perusahaan juga akan lebih

intensif/aktif melakukan konsultansi UKL/UPL apabila ada

himbauan dari pemerintah.

Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan (2008),

pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih

berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum

perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang

diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik.

Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan

pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan

Jasa RBPI

00,20,40,60,8

11,2

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

Indu

stri

Target

Realisasi

Page 41: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

31

pengujian. Daftar klien penanganan pencemaran sebagaimana

ditunjukkan dalam Lampiran V. Adapun Perkembangan kegiatan

Jasa pelayanan teknis untuk penanganan pencemaran dari tahun

2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di

bawah:

10) JPT lainnya : Audit Energi

Jasa layanan lainnya seperti Audit Energi mempunyai prospek

yang baik di masa yang akan datang karena sejalan dengan

semakin meningkatnya kesadaran industri dalam pengelolaan

energi dalam rangka konservasi energi dan Clean Development

Mechanism (CDM), sedangkan yang menjadi kendala adalah

belum dikenalnya BBTPPI sebagai lembaga yang dapat

melakukan audit energi di dunia usaha, sehingga memerlukan

promosi yang lebih aktif.

Sementara ini ditinjau dari aspek layanan, kinerja Balai pada tahun

2009 (sampai dengan 30 September) dalam memberikan layanan

kepada masyarakat industri berjalan dengan baik. Realisasi

pencapaian target sangat bervariasi, masih ada yang kosong, tetapi

ada juga sudah mendekati targetnya. Pendapatan PNBP yang tidak

proporsional tersebut merupakan kelemahan yang harus segera

Jasa Penanganan Pencem aran

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5

Tahun 2005 - Sept 2009

Jum

lah

cont

oh

Target

Realisasi

Page 42: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

32

diatasi agar perencanaan lebih baik dan semua jenis layanan dapat

berkembang secara seimbang.

Jasa layanan Penelitian dan pengembangan sampai dengan 30

September 2009 belum terealisasi layanannya, akan tetapi sudah

terjadi pembicaraan tahap negosiasi dan pengajuan proposal

kerjasama litbang kepada 2 perusahaan.

Realisasi dari jasa layanan pelatihan teknik operasional untuk tahun

2009 (per 30 September 2009) mencapai 68 % atau sebanyak 34

orang SDM industri dari target 50 SDM industri.

Pengujian bahan dan produk sampai dengan tanggal 30 September

2009 baru mencapai 2.339 contoh (97,87 %) dari target penerimaan

2.390 contoh.

Kalibrasi peralatan dan mesin baru terealisasi 116,67 % atau

sebanyak 70 alat yang dikalibrasi sedangkan target tahun 2009

sebanyak 60 alat.

Jasa layanan konsultansi s.d. 30 September 2009 baru dapat

merealisasikan layanannya sebesar 100 % atau sebanyak 3 MoU dari

target yang telah ditetapkan sebanyak 3 MoU.

Sedangkan layanan standardisasi s.d 30 September 2009 dapat

memberikan layanan 6 (enam) RSNI atau 100 % dari targetnya 6

(enam) RSNI.

Jasa Sertifikasi dapat merealisasikan layanannya sebesar 79 MoU

atau sebesar 109,72 % dari target yang telah ditetapkan untuk tahun

2009 sebesar 72 MoU.

Jasa layanan rancang bangun dan perekayasaan industri untuk tahun

2009 telah memberikan layanan sebesar 100 % atau 1 MoU dari 1

MoU yang ditargetkan.

Jasa pelayanan teknis lainnya yang terdiri dari Audit Energi yang saat

ini masih dalam tahap pengembangan.

Page 43: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

33

2. Aspek Keuangan

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber anggaran yang berasal dari Anggaran Rupiah Murni (RM) dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) yang diperoleh BBTPPI dari pendapatan atas Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang diberikan kepada masyarakat industri. Anggaran RM dan PNBP digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal, namun anggaran dari PNBP lebih diutamakan untuk biaya operasional dalam memberikan layanan kepada masyarakat industri. Nilai pagu penggunaan dari masing-masing sumber anggaran dan total realisasi penggunaan anggaran yang digunakan BBTPPI selama tahun 2005 sampai tahun 2009, cenderung meningkat seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009

(Rp. 000) No. Sumber 2005 2006 2007 2008 2009*) 2009

Pendapatan 1. Rupiah Murni 4.525.555 8.121.890 8.506.030 7.791.228 7.665.612 7.665.612 2. PNBP 2.088.952 2.375.567 3.242.754 3.485.171 3.399.275 4.345.575 3. Total

Pendapatan 6.614.507 10.497.457 11.210.135 11.275.399 11.064.887 12.011.187 Belanja 4. Rupiah Murni 4.646.906 6.045.324 6.541.400 7.310.384 5.685.035 7.627.735 5. PNBP 1.379.594 1.966.714 2.763.503 3.034.154 2.719.732 4.242.499 6. Total Belanja 6.026.500 8.012.038 9.304.903 10.344.538 8.404.767 11.870.234 % Realisasi

Belanja RM 102,68% 74,43% 76,90% 93,83% 74,16% 99,51% % Realisasi

Belanja PNBP 66,04% 82,79% 85,22% 87,06% 80,01% 97,63% % Realisasi Total

Belanja 91,11% 76,32% 83,00% 91,74% 75,96% 98,83% Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

Dal

am R

ibua

n R

p

Tahun2005

Tahun2006

Tahun2007

Tahun2008

Tahun2009*)

Tahun2009

Sumber Dana Pendapatan

PNBPRupiah Murni

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

Dal

am R

ibua

n R

p

Tahun2005

Tahun2006

Tahun2007

Tahun2008

Tahun2009*)

Tahun2009

Belanja

PNBPRupiah Murni

Page 44: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

34

Realisasi Belanja pada tahun 2006 dan 2007 terlihat sangat rendah

disebabkan oleh kesalahan perencanaan, terutama pada alokasi

belanja pegawai yang terlalu besar. Namun pada tahun 2008 telah

dilakukan penyesuaian, sehingga kelebihan alokasi tidak terlalu

signifikan.

BBTPPI lebih dari belasan tahun memberikan jasa pelayanan teknis

kepada masyarakat sesuai dengan lingkup tugasnya dan dalam Tabel

diatas hanya ditampilkan data pagu penggunaan anggaran untuk

empat tahun terakhir. Selama melaksanakan jasa layanan tersebut,

berbagai sistem pengelolaan keuangan telah dialami seiring dengan

sistem anggaran yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan.

Sebelum tahun 1991 pengelolaan keuangan dari Jasa Pelayanan

Teknis (JPT) mengacu kepada ICW dan Kepres No. 29/1984 dimana

penerimaan harus disetor ke kas negara dan tidak boleh dipergunakan

langsung. Sejak tahun 1991 sesuai dengan SK Menteri Keuangan No.

S-1116/MK.013/1990 tanggal 8 September 1990, penerimaan JPT

dapat langsung dipergunakan oleh lembaga dan saldo akhir tahun

harus disetorkan ke kas negara. Penganggaran JPT pada periode

tersebut sudah terintegrasi dalam DIK.

Pada tahun 1996 sesuai dengan surat Menpan No. B-643/I/96

peralihan status Balai-Balai Litbang menjadi Unit Swadana. Sistem

pengelolaan JPT pada Unit Swadana menurut Kepres No. 38/1991

tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangannya

disusul dengan Kep Menkeu No. 47/KMK.03/1992 tentang

Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Unit Swadana

Pusat serta SK Menkeu No. 235/KMK.01/1992 tentang Tata Cara

Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah menjadi

Unit Swadana disebutkan bahwa seluruh Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang diterima dapat langsung digunakan oleh instansi

Page 45: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

35

yang bersangkutan dan saldo akhir tahun menjadi saldo awal tahun

berikutnya.

Pada tahun 1997 terbit undang-undang No. 20/1997 tentang PNBP

dimana keuangan dari JPT atau PNBP seluruhnya wajib disetor ke kas

negara dan dikelola dalam sistem APBN. Sejak tahun 1997 BBTPPI

menyesuaikan dengan undang-undang tersebut dan PNBP disetor ke

kas negara. Penganggaran menggunakan pola Daftar Isian Kegiatan

Suplemen (DIK-S) dan sejak tahun 2005 dengan pola Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Pada tahun 2005 pelaksanaan anggaran belum mempergunakan

DIPA melainkan masih mempergunakan Daftar Isian Kegiatan (DIK),

Daftar Isian Proyek (DIP) dan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S),

sedangkan untuk belanja pegawai DIK TA 2005 masih menganut

Sistem Terbuka, artinya meskipun pagu belanja pegawai telah

ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya Kantor Penerimaan dan

Pembayaran Negara (KPPN) tetap akan melakukan pembayaran

meskipun telah melampaui pagu. Keadaan ini menyebabkan total

realisasi penggunaan anggaran pada tahun 2005 melebihi jumlah

pagu yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada Tabel 2 diatas.

Sesuai dengan amanat yang digariskan dalam pasal 11 ayat (5)

Undang Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mulai

tahun 2005 Anggaran Belanja Negara khususnya anggaran belanja

pusat, disusun berdasarkan format baru yaitu format Anggaran

Terpadu (Unified Budget).

Masa transisi tersebut tidak diantisipasi dengan baik, revisi PNBP

yang semula mudah dilaksanakan ternyata menjadi sulit karena harus

mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, mengakibatkan

tidak optimalnya pelaksanaan DIPA pada tahun 2005 sehingga masih

banyak anggaran yang belum dapat direalisasikan pada tahun

tersebut dan diluncurkan pada tahun berikutnya.

Page 46: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

36

Selain itu dalam hal belanja pegawai terutama untuk pembayaran gaji

sistem yang berlaku masih mengacu pada tahun sebelumnya dimana

KPPN masih tetap akan melakukan pembayaran meskipun melampaui

pagu, sehingga realisasi RM untuk tahun 2005 melebihi pagu yang

telah dianggarkan.

Pagu penggunaan PNBP setiap tahun ditetapkan meningkat, agar

layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat industri juga

meningkat, akan tetapi peningkatan pagu tersebut tidak dapat

ditetapkan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, namun

kenaikan tersebut harus disesuaikan dengan total pagu penggunaan

yang dialokasikan kepada BBTPPI.

Pagu Rupiah Murni dan pagu penggunaan PNBP bagaikan bejana

berhubungan, bila pagu PNBP dinaikkan, maka anggaran RM harus

diturunkan, karena selalu diminta total pagu yang diusulkan sama

dengan tahun sebelumnya.

Disisi lain, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan PNS, anggaran

RM harus meningkat sehingga menjadi sulit membuat perencanaan

yang maksimal disebabkan terbatasnya pagu yang dapat dialokasikan

untuk PNBP.

Perencanaan pagu PNBP yang tidak maksimal, seringkali

menyebabkan untuk beberapa jenis layanan, pagu yang tersedia

sudah tidak mencukupi guna membiayai biaya operasional dalam

memberikan layanan tersebut kepada masyarakat industri dalam

tahun berjalan. Revisi anggaran akan diproses apabila target

penerimaan telah terlampaui, sehingga menyebabkan realisasi

penggunaan anggaran pada beberapa tahun lalu relatif rendah, hanya

pada tahun 2008, dimana target penerimaan telah dilewati dan revisi

anggaran dapat dilaksanakan, sehingga realisasi penggunaan

meningkat.

PNBP yang diperoleh semuanya disetorkan ke Kas Negara dan yang

dapat digunakan oleh BBTPPI adalah sebesar 97,12 % sedangkan

Page 47: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

37

2,88 % diendapkan di kas Negara. Dari anggaran yang dapat

digunakan tersebut sebagian besar dipergunakan untuk biaya

operasional dari masing-masing JPT. Pada Tabel 3 dapat dilihat

besarnya realisasi sumber anggaran yang dialokasikan untuk

kebutuhan belanja yang dilaksanakan.

Tabel 3. Realisasi Berdasarkan Anggaran Belanja BBTPPI Tahun

2005 s/d 2009 (Rp. 000)

Sumber Anggaran

Jenis Belanja 2005 2006 2007 2008 2009*) Prognosa

2009

RM

B. Pegawai 2.670.467 3.232.091 4.210.733 4.999.290 3.755.644 4.893.772 B. Barang 1.387.941 1.303.189 1.792.183 2.082.279 1.758.331 2.562.903 B. Modal 588.498 1.490.132 513.554 228.815 171.060 171.060 B. Bansos - 19.965 24.920 - 0 - Total RM 4.646.906 6.045.377 6.541.390 7.310.384 5.685.035 7.627.735

PNBP

B. Pegawai 739.891 971.400 1.175.286 1.240.280 0 - B. Barang 632.153 969.870 1.560.342 1.743.908 2.659.902 4.182.669 B. Modal 7.550 25.444 27.875 49.965 59.830 59.830 Total PNBP 1.379.595 1.966.714 2.763.503 3.034.154 2.719.732 4.242.499

TOTAL BELANJA 6.026.501 8.012.091 9.304.893 10.344.538 8.404.767 11.870.234 Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.

Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2005

77%

23%Total RM

Total PNBP

Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2006

75%

25%Total RM

Total PNBP

Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2007

70%

30% Total RM

Total PNBP

Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2008

71%

29%Total RM

Total PNBP

Page 48: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

38

Berdasarkan Tabel 3 dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan

belanja pegawai dan belanja modal masih tergantung kepada APBN.

Apabila hanya mengandalkan anggaran yang bersumber dari PNBP

maka tidak akan mencukupi, karena tarif dari layanan jasa yang

diberikan tidak memperhitungkan penyusutan alat, inflasi dll. Oleh

karena itu anggaran yang bersumber dari RM masih diperlukan dalam

upaya pemenuhan kebutuhan belanja pegawai dan belanja modal

terutama untuk membeli peralatan instrumen yang relatif mahal dan

spesifikasinya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan ketentuan

nasional maupun internasional.

Namun demikian prosentase dari PNBP terhadap total anggaran dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Tarif yang digunakan dalam memberikan layanan jasa ditentukan oleh

Pemerintah. Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif

yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 2007

tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen

Perindustrian, mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008. Pada

saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi dan sebagainya,

seringkali tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya dan karena ditetapkan dengan peraturan

pemerintah, tarif tersebut tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif

singkat.

Prose nta se be la nja RM da n PNBP tahun 2009

64%

36%

RM

PNBP

Page 49: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

39

Penerimaan PNBP per Jenis layanan untuk periode tahun 2005 s.d.

2009 mengalami fluktuasi namun besarnya penerimaan jasa layanan

teknis secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya,

yang menggambarkan bahwa pelayanan kepada masyarakat industri

selama periode tersebut terus meningkat.

Target penerimaan dari masing-masing jasa layanan dan realisasinya

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Page 50: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

40

Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s/d 2009 (Rp. 000)

Jenis Layanan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 *) Prognosa 2009

Penelitian dan Pengembangan

Target 625.369 548.180 600.000 600.000 500.000 889.875 Realisasi 366.198 421.985 375.962 952.702 716.105 961.899 Persentase 58,56% 76,98% 62,66% 158,78% 143.22 % 108,09%

Pelatihan Teknik Operasional

Target 45.000 42.900 22.500 22.500 45.000 45.000 Realisasi 19.500 15.200 7.000 5.100 11.750 11.750 Persentase 43,33% 35,43% 31,11% 22,67% 26.11 % 26,11%

Pengujian Bahan dan Produk

Target 289.560 269.171 600.000 622.500 775.000 775.000 Realisasi 409.162 439.994 898.632 716.435 706.105 741.565 Persentase 141,30% 163,46% 149,77% 115,09% 91.11 % 95,69%

Konsultasi Keteknikan

Target 113.736 108.680 120.000 120.000 125.000 125.000 Realisasi 21.850 39.048 84.090 67.000 133.050 133.050 Persentase 19,21% 35,93% 70,08% 55,83% 106.44 % 106,44%

Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk

Target 61.532 58.960 100.000 100.000 125.000 125.000 Realisasi 62.465 49.018 62.970 109.317 87.015 87.015

Persentase 101,52% 83,14% 62,97% 109,32% 69.61 % 69,61% Kalibrasi Peralatan dan Mesin

Target 0 35.000 35.000 35.000 40.000 40.000 Realisasi 0 15.365 47.585 13.610 25.015 26.125 Persentase 0,00% 43,90% 135,96% 38,89% 62.54 % 65,31%

Sertifikasi (SMM, SML, dan Produk)

Target 133.736 112.600 200.000 200.000 250.000 250.000 Realisasi 256.484 154.490 246.182 338.238 282.908 290.408 Persentase 191,78% 137,20% 123,09% 169,12% 113.16 % 116,16%

Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)

Target 192.267 152.600 112.600 112.600 40.000 40.000 Realisasi 0 0 0 8.052 29.570 29.570

Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 7,15% 73.93 % 73,93%

Penanganan Pencemaran

Target 627.410 831.909 1.202.550 1.480.050 1.600.000 2.210.125 Realisasi 953.294 1.240.467 1.520.333 1.274.717 1.962.934 2.318.383 Persentase 151,94% 149,11% 126,42% 86,13% 122.68 % 104,90%

JPT Lainnya

Target 0 0 0 0 0 0

Realisasi 0 0 0 0 0

1.100 Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%

Total Target 2.088.610 2.160.000 3.000.000 3.300.000 3.500.000 4.500.000 Realisasi 2.088.952 2.375.567 3.242.754 3.485.171 3.954.452 4.600.864 Persentase 100,02% 109,98% 108,09% 105,61% 112.98 % 102,24%

Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.

Dari seluruh komponen jasa layanan BBTPPI, jasa pengujian

memberikan kontribusi tertinggi dan terus meningkat secara konsisten.

Page 51: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

41

Hal ini ditunjang oleh sumber daya manusia yang berpengalaman,

sarana peralatan yang cukup memadai, layanan yang semakin

profesional, dan tarif yang kompetitif sehingga jasa pengujian BBTPPI

mendapat kepercayaan dari pelanggan dan dapat bersaing dengan

lembaga pengujian lainnya. Walaupun pada tahun 2008 diberlakukan

tarif baru, jumlah contoh yang masuk tetap meningkat, karena tarif

tersebut sebagian besar relatif masih murah dibandingkan dengan

lembaga lain, meskipun ada tarif pengujian tertentu yang lebih mahal.

Seperti terlihat pada Tabel 4 diatas, maka tidak semua target

penerimaan dapat tercapai, sehingga berdampak kepada belum

proporsionalnya pendapatan JPT. Hal ini disebabkan adanya prioritas

untuk layanan yang sudah mempunyai pelanggan tetap seperti

penanganan pencemaran, pengujian, kalibrasi dan sertifikasi diberi

kenaikan pagu, sementara untuk jasa lainnya target pagunya harus

diturunkan, kecuali sudah ada kerjasama yang disepakati sebelumnya.

Dalam pelaksanaannya, ternyata tidak mudah merencanakan

penerimaan berdasarkan ketersediaan pagu dan seringkali

menyebabkan pelaksanaan layanan tidak optimal, ketika perencanaan

tersebut tidak sesuai kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini

menyebabkan tidak diketahui kinerja yang sebenarnya dari layanan

tersebut.

Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa penerimaan PNBP melebihi target

kecuali tahun 2007, sehingga data pada Tabel 4 diatas hanya

menggambarkan yang telah dilakukan bukan maksimal yang dapat

dilakukan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan keuangan yang

lebih progresif guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

industri. Namun dari sisi trend penerimaan PNBP selalu meningkat

sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini.

Page 52: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

42

Target dan Realisasi PNBP

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

0 1 2 3 4 5

Tahun 2005 - 2008

Dal

am R

ibua

n R

p.

Target

Realisasi

3. Aspek Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Potensi sumber daya manusia pada saat ini merupakan hasil

pembinaan yang panjang. Pada awal tahun 1980-an, Balai melakukan

perekrutan pegawai secara besar-besaran, puncaknya terjadi pada

tahun 1984. Untuk meningkatkan kompetensi SDM dilakukan program

pendidikan ke luar negeri bagi pegawai-pegawai tersebut, sehingga

pada awal tahun 1990-an Balai ini mempunyai SDM yang kompeten di

lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pada tahun

1995 diberlakukan kebijakan zero growth yakni tidak diperkenankan

adanya penambahan pegawai baru. Kebijakan tersebut berdampak

pada terhambatnya proses kaderisasi karena SDM yang berkompeten

mulai memasuki masa persiapan pensiun.

Penggabungan Departemen Perindustrian dan Departemen

Perdagangan pada tahun 1996, tidak berdampak kepada peningkatan

jumlah maupun kualitas SDM di Balai, karena sifat bidang tugasnya

yang spesifik, ketika digabungkan dan kemudian dipisahkan kembali

pada tahun 2004, tidak banyak terjadi perpindahan pegawai.

Kesenjangan generasi terjadi karena penerimaan pegawai baru baru

dilakukan mulai tahun 2002, sementara itu sudah banyak pegawai

Page 53: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

43

lama yang akan masuk masa persiapan pensiun. Apabila tidak segera

ditanggulangi hal tersebut akan menyebabkan semakin berkurangnya

SDM kompeten. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan

tersebut diantaranya dengan recruitment CPNS sesuai kebutuhan

BBTPPI dan setiap pegawai senantiasa meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan sesuai dengan bidangnya melalui pendidikan formal

dan non-formal, sehingga proses kaderisasi dapat tercapai.

Perkembangan kekuatan SDM BBTPPI dari tahun 2005 sampai

dengan 2009, berdasarkan tingkat pendidikan ( D 3 keatas) dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut. :

Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 S3

Teknologi Pangan 1 1 - - - S2

Master Engineering - - - - 1 Mgstr. Ilmu Lingkungan - 3 4 6 6 Mgstr. Ilmu Kimia - - 3 3 3 Ekonomi - - - - 1 Manajemen 1 1 1 4 4 Administrasi Bisnis 1 1 1 1 1

S1 Teknik Kimia 14 13 14 14 11 MIPA Kimia 4 3 3 3 1 MIPA Matematika 1 1 1 1 1 Farmasi 1 1 1 1 1 Fisika - - - - 2 Biologi 3 2 2 2 1 Biologi Lingkungan - 1 1 1 1 Teknik Lingkungan - - - 3 3 Teknik Industri - - - - 2 Teknologi Pertanian 5 5 5 5 5 Exacta 1 1 1 1 1 Teknik Informatika 1 1 1 1 1 Komputerisasi Informasi - 1 1 1 1 Manajemen 5 7 7 7 7 Akutansi 1 1 1 2 2

Page 54: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

44

Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 Hukum 7 7 7 6 5 Pendidikan 1 1 1 1 1

D3 Teknik Kimia 11 11 11 11 10 Teknik Mesin 1 1 1 1 1 Teknologi Pangan 1 1 1 1 1 Teknik Komputer 1 - - - - Teknik Sipil 1 1 1 1 2 Akademi Teknologi Kulit 1 1 1 1 1 AKA / Analis Kimia 1 1 1 1 3 Teknologi Hasil Pertanian 1 1 1 1 1 Akafarma 2 2 2 1 1 APP 1 1 1 1 1 Akuntansi 1 1 1 1 2 Kearsipan 1 1 1 1 1 Perpustakaan - - - - 1 Sekretaris - - - - 1

Total 70 73 77 84 88

Sedangkan posisi SDM BBTPPI dari per Desember 2009, secara

keseluruhan, dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. :

Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009)

No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)

1. Master graduates / S2

16 6 org Mgtr Ilmu Lingkungan 3 org Mgtr Ilmu Kimia 1 org Engineering 4 org Manajemen 1 org Ekonomi 1 org Administrasi Bisnis

28 – 60 28 – 30 49 44 – 49 56 47

Page 55: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

45

No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)

2. Sarjana S1 46 31 org Teknologi (kimia, industri, pertanian, farmasi, lingkungan) dan MIPA (biologi, fisika, kimia, matematika) 2 diantaranya teknik informatika dan komputerisasi Informasi

15 org ilmu sosial (hukum, akuntansi, manajemen, pendidikan dll)

10 usia > 51 - 58 4 usia > 41 - 50 5 usia > 31 - 40 12 usia < 30 4 usia > 51 - 55 9 usia > 41 - 50 1 usia > 31 – 40 1 usia < 30

3. Akademi / D3

26 20 org Teknologi & MIPA (Kimia, AKA, Mesin, ATK, Teknologi Pangan, THP, Akafarma)

6 org Sosial (APP, Kearsipan, Perpustakaan, Akuntansi, Sekretaris)

9 usia > 51-58 4 usia > 41- 50 3 usia > 31-40 4 usia < 30 3 usia > 41-50 3 usia < 28

4. SLTA & Teknisi

31 27 org SMAK/SAKMA, SMTI/STMA, SMA IPA, STM, SMEA, SKKA

4 org SMEA, SMA-IPS, SKKA

9 usia > 51-55 14 usia > 41-50 3 usia < 31-40 1 usia < 30 4 usia < 51-55

5. SLTP & SD 8 3 org SLTP 5 org SD

3 org rerata usia 48 5 org rerata usia 45

Sumber: Daftar Urut Kepegawaian (DUK) per Desember 2009, Diolah Catatan: Umur tertinggi karyawan BBTPPI adalah 60 tahun

Data pada Tabel 5 menunjukkan peningkataan jumlah SDM BBTPPI

yang berstatus PNS dari tahun 2005 hingga 2009. Adanya perubahan

jumlah dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun,

mutasi pegawai, serta adanya penerimaan pegawai baru melalui

seleksi CPNS.

Kebijakan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM melalui

pendidikan formal maupun non formal berupa diklat dalam negeri

maupun di luar negeri, kerjasama dengan luar negeri misalnya dalam

bentuk, pelatihan teknis, kerjasama litbang dan lain sebagainya, serta

mendatangkan tenaga ahli (expert) dari luar negeri untuk

memutakhirkan teknik pengujian dan instrumentasi, telah berpengaruh

kepada peningkatan tingkat pendidikan SDM.

Page 56: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

46

Selain itu ada juga pegawai yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang

lebih tinggi (dari D3 ke S1) dengan biaya sendiri dan sejak tahun 2008

sudah dirintis meminta CPNS dengan pendidikan S2, sehingga

diharapkan gap generasi dapat teratasi, namun tetap diperlukan

anggaran yang cukup besar untuk kaderisasi SDM tersebut. Latar

belakang pendidikan SDM BBTPPI sebagian besar berpendidikan

teknis seperti Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Pertanian,

Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik

Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis

seperti Magister Manajemen, Ilmu Administrasi, Sekretaris,

Perpustakaan, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi

Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTP ke bawah

ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan.

Dengan semakin meningkatnya layanan yang harus diberikan,

penurunan jumlah pegawai dan kebijakan pemerintah yang

mempersyaratkan pendidikan minimal D3, sementara BBTPPI

membutuhkan SDM berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah

Analis Kimia sebagai tenaga analis laboratorium dan berlatar belakang

pendidikan SMA sebagai tenaga satpam, supir dan kebersihan

menyebabkan kebutuhan tenaga harian ini tidak dapat dihindari.

Jumlah tenaga honorer/harian lepas yang ada di BBTPPI dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 D3 1 1 1 1 1

SLTA 3 2 2 2 2 SLTP − − − − -

SD 2 2 2 2 2 Total 6 5 5 5 5

Page 57: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

47

Seperti terlihat pada Tabel diatas, tenaga harian lepas yang banyak

dibutuhkan adalah dari Sekolah Menengah Analis Kimia sebagai

tenaga analis untuk menyelesaikan jumlah contoh yang terus

meningkat. Dalam jangka pendek, masalah tenaga analis ini dapat

diatasi, namun pada saat dibutuhkan kualifikasi SDM yang lebih tinggi,

sedangkan SDM yang potensial dan berpengalaman sudah mulai

masuk pensiun, penggunaan tenaga harian lepas ini tidak dapat

diandalkan karena membutuhkan investasi yang besar untuk

meningkatkan kompetensi mereka, sementara tidak ada ikatan yang

kuat sebagai tenaga lepas. Oleh karena itu, percepatan kaderisasi

tenaga PNS tetap menjadi prioritas dan pembinaan akan dilakukan

secara selektif serta diarahkan untuk meningkatkan pelayanan yang

lebih baik dan cepat.

Pembinaan dan Pengembangan kompetensi SDM BBTPPI terus

dilakukan setiap tahun baik melalui Diklat maupun pendidikan formal.

Tabel 8 di bawah menunjukkan Pembinaan dan Pengembangan

kompetensi SDM BBTPPI pada tahun 2007 dan 2008.

TABEL 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai

TAHUN 2007-2008 UNIT KERJA : BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI

NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN

KET I II III IV TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 TA. 2007

1. Diklat Struktural a. Diklatpim Tk. III Angkatan VI - - 3 - 3 b. Diklatpim Tk. IV Angkatan VI - - 1 - 1 c. Diklatpim Tk. IV Angkatan VII - - 2 - 2 d. Diklat Prajabatan Gol. II Angkatan I - 1 - - 1

2. Diklat Fungsional a. Diklat Penyuluh Perindag Tingkat Dasar - - 1 - 1 b. Diskusi tentang Penilaian Angka Kredit

Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan

- 1 3 - 4

Page 58: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

48

NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN

KET I II III IV TOTAL

c. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan XLVI

- - 1 - 1

d. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan LVI

- - 1 - 1

e. Peningkatan Ketrampilan Fungsional Analis Kepegawaian

- - 1 - 1

3. Diklat Teknis 1). The Training Program on Industry and

Environmental Protection for Indonesia - - 2 - 2

2). Certificate Course in Office Toola and E-Commers

- - 2 - 2

3). Workshop SABMN - - 2 - 2 4). Workshop ISO 17021 : 2006 - 1 3 - 4 5). Diklat Sistem Industri Aparatur - - 1 1 2 6). Workshop Competitive Intelligent Angk. I - - 1 1 2 7). Workshop Competitive Intelligent Angk. II - - 1 1 2 8). Diskusi Peraturan Disiplin Pegawai - - 1 - 1 9). Diklat Studi Kelayakan UKM - - - 1 1 10). Temu Teknis Jabatan Fungsional Peneliti - - - 1 1 11). Diklat Public Relation - - - 1 1 12). Pelatihan dan Bimbingan Penyusunan

KTI - - 1 1 2

13). Training Continuous Improvement ISO/IEC 17025 : 2005

- - 18 8 26

14). Sosialisasi Peraturan Bidang BMN - - 2 - 2 15). Workshop Hasil Riset Unggulan - - - 2 2 16). Workshop Model-model Perencanaan

Dasar - - 1 - 1

17). Workshop Penerapan Statistik dalam Perencanaan

- - 1 - 1

18). Diklat TOT Organoleptik - - 1 - 1 19). Penyusunan Juknis Fungsional Litkayasa - - 2 - 2 20). Bimbingan Teknis Analisis Jabatan dan

Penyusunan Uraian Tugas - - 2 - 2

21). Workshop SAK - - 2 - 2 22). Pelatihan English Fluency - - 2 - 2 23). Diklat Multimedia Presentasi - 1 - - 1 24). Diklat Akuntabilitas Publik - 1 - - 1 25). Workshop Peningkatan Kompetensi SDM

Fungsional - - 2 - 2

26). Workshop Model-model Perencanaan Lanjutan

- - 1 - 1

27). Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Services Provider

- - 1 1 2

Page 59: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

49

NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN

KET I II III IV TOTAL

28). Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Biosafety

- - 2 - 2

29). Pelatihan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

- - - 3 3

30). Diklat Bendaharawan - - 2 - 2 31). Pelatihan Lead Assesor ISO 9001:2000 - - 1 - 1 32). Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan

Keuangan - 1 1 - 2

33). Sosialisasi Peningkatan Sistem Pengelolaan Penggajian

- - 2 - 2

34). Sosialisasi Sistem Informasi Database Fungsional T. Litkayasa

- 1 2 - 3

4 Pendidikan formal a. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 2 2 b. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 c. S2 Magister Ilmu Kimia - - 2 - 2 d. S1 MIPA Kimia - 1 - - 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Teknologi Hasil Pertanian - 1 - - 1

JUMLAH (2007) - 9 76 23 108 TA. 2008

1 Diklat Struktural

a. Diklatpim Tk. III - - 1 - 1 b. Diklatpim Tk. IV - - 3 - 3 c. Diklat Prajabatan Golongan III - - 4 - 4 c. Diklat Prajabatan Golongan II - 1 - - 1

2 Diklat Fungsional

Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama - - 2 - 2 3 Diklat Penjenjangan

Diklat Penyetaraan Golongan Pendidikan S1 - 1 - - 1 3 Diklat Teknis

1). Diklat Sistem Industri Aparatur I dan II - - 1 1 2 2). Diklat Leadership dan Manajemen

Perubahan - - - 1 1

3). Workshop Penyusunan Laporan Keuangan

- 1 1 - 2

4). Workshop Conformity Assesment System and Certification

- - 1 1 2

5). Diklat Perencanaan Startegis - - - 1 1 6). Diklat Hubungan Ekonomi Internasional - - 1 - 1

Page 60: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

50

NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN

KET I II III IV TOTAL

7). Diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP)

- - 1 - 1

8). ToT Penentuan Klaisifikasi, Pelabelan dan Penyusunan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berdasarkan GHS

- - 1 - 1

9). Pelatihan Kalibrasi Bidang Teori Ketidakpastian, Kalibrasi Massa dan Timbangan, Kalibrasi Volume

- - 1 - 1

10). Pelatihan Asesor Kompetensi Bidang Furniture dan Kayu Olahan

- - - 1 1

11). Pelatihan ESQ - - - 1 1 12). Pelatihan Peningkatan Kemampuan

Pengelola DIPA - - 1 - 1

13). Pelatihan Patent Drafting Lanjutan - - 2 - 2 14). Pelatihan Keppres No. 80 Tahun 2003 - 2 - 2 4 15). Training Method Validation on

Microbiology Analalysis - - 2 - 2

4 Pendidikan formal

a. S3 Ilmu Kimia - - 1 - 1 b. S2 Magister Manajemen - - 1 - 1 c. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 d. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 1 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Komputer Bisnis - 1 - - 1 g. S1 Teknik Kimia - 1 - - 1

JUMLAH (2008) - 7 26 9 42

4. Aspek Sarana dan Prasarana

BBTPPI mempunyai sarana dan prasarana gedung perkantoran,

laboratorium uji/kalibrasi dan laboratorium proses yang berlokasi di Jl.

Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang. Gedung BBTPPI berada di pusat

kota sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat

industri, namun lahan yang tersedia terbatas, sehingga perluasan

kapasitas tidak memungkinkan kecuali mendirikan bangunan

bertingkat.

Per 30 Juni 2009, BBTPPI memiliki aset total sebesar 30 Milyar rupiah

dengan 15,5 Milyar diantaranya berupa peralatan dan mesin

penunjang jasa layanan pengujian, kalibrasi, dan litbang.

Page 61: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

51

Luasan gedung, peruntukan dan peralatan yang tersedia dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium

No. Ruangan Luas (M2)

Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan

1. Lab. Instrumental Lab. Limbah Padat dan B3

150 8 orang AAS 2 Jumlah contoh sekitar 306 buah / bulan

GC 2 Oil Containt Meter 1 TOC 1 Spektrofotometer 2 Electrical Balance 1 Destillation

Apparatus 1

Extractor 1 Evaporator 1 Oven 1 Flash Point Meter 1

2. Lab. Air dan Limbah Cair

150 8 Digital Buret 4 Jumlah contoh sekitar 300 buah / bulan

Neraca Analitik 2 Spektrofotometer 1 Oven 1 BOD Inkubator 1 Sample Storage 2 DO Meter 1

3. Lab. Biologi Lingkungan

80 4 Autoclave 1 Jumlah contoh sekitar 80 buah / bulan

Inkubator 2 Oven 1 Refrigerator 1 Laminar Air Flow 1 Colony Counter 1 Mikroskop 1 Planktonet 2 Saringan Bentos 2

4. Lab. Gas/Udara, Kebisingan dan Getaran

115 10 Gas analyzer 1 Jumlah contoh sekitar 100 buah / bulan

Neraca Analitik 2 Spektrofotometer 2 Bom Calorimeter 1 Vacum Pump/ Mini 5 Sound Level Meter 2 Vibration Meter 1 GPS (Global

Positioning Sistem) 2

Anemometer 1 Anemometer 1

5. Lab. Aneka Komoditi

251 16 AAS 2 Jumlah contoh sekitar 150

GC 2 Spektrofotometer 2

Page 62: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

52

No. Ruangan Luas (M2)

Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan

Kjeltec Distillation Unit

1 buah / bulan

Falling Number 1 HPLC 1 Refraktometer 1 Polarimeter 1 Turbidimeter 1 Centrifuge 1 pH Meter 1 Conductometer 1 Oven 2 Oven Vakum 1 Tanur 2 Soklet (Fat

Extractor) 1

Centrifuge 1 Water Distillation

Purifier 1

Smoking Machine 1 Chamber 1 Neraca Analitik 5

6. Lab. Mikrobiologi 81 4 Water Bath 2 Jumlah contoh sekitar 40 buah / bulan

Laminar Air Flow 2 Incubator 3 Shoker Incubator 1 Incubator An Aerob 1 Autoclave Elec 1 Colony Counter 1 Mikroskop 1 Timbangan Analitis 1 Mixer Thermolyne 2 Loop Sterilizer 1 Cool Storage 2 pH Meter 1 An Aerob Gel 2 Centrifugal 1 Manipol 1 Hotplate 3

7. Lab. Furnitur (Mebel) dan Bahan Bangunan

102 2 Universal Machine 1 Jumlah contoh sekitar 15 buah / bulan

Caster Machine 1 Swifel machine 1 Mesin Uji Lentur 1 Mesin Press Beton 1 Oven 1 Tanur 1 Humidity Chamber 1 Mesin Aus Paving 1 Martindak Abrasion

Machine 1

Base Static Test 1

Page 63: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

53

No. Ruangan Luas (M2)

Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan

Alat Uji Tekan 1 Mesin Ayak 1 Compressor Vakum 1 Compressor Tekan 1 Machine Bor

Tangan 1

Mesin Planer 1 Jangka Sorong 1 Roughness Tester 1 Alat Uji Daya Rekat 1

8. Lab. Kalibrasi 30 3 Termokopel 1 Jumlah contoh sekitar 6 buah / bulan

Anak Timbangan F1 1ml-200 gr

1

Termohigrometer 2 Neraca 200 gr 1 Neraca 400 gr 1

9. Lab. Litbang/Riset Lingkungan

78 1 Muffle Furnace 1 Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan

Bio Oxidation Console

2

Six Unit Stirring Bar 2 Automatic Waste

Water Sampler 1

Unit Reverse Osmosis

1

Soil testing unit 1 10. Lab. Litbang/Riset

Proses Teknologi Industri

68 1 Timbangan 1 Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan

Freeze Dry System 1 Alat untuk Susu

Powder 1

Press 1 Mixer 1 Penggorengan

Vakum 1

Timbangan Ohaus 1 Rotavapor 1 Timbangan Besar 1

11. Perpustakaan 90 3 Buku / Textbook 5560 Jurnal ilmiah

nasional 166

Jurnal ilmiah internasional

19

Buletin / majalah ilmiah lokal

89

Disertasi / skripsi / tesis

40

Laporan penelitian dari luar 151

Laporan penelitian intern

Page 64: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

54

No. Ruangan Luas (M2)

Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan

12. Bengkel 70 3 Lathe machine (mesin bubut)

1

Frais machine (mesin press)

1

Mesin las 2 Mesin gerinda 1 Mesin gergaji besi 1 Mesin pemotong

besi 1

Genset 1 Bor 1

13. Kepala BBTPPI 42 1 Laptop 1 Komputer PC 1 Printer 1 Telephone 1 Fax 1

14. Bidang PJT 120 6 Komputer server 2 2 bh PC Pentium 3, 2 bh UPS rusak

Komputer PC 5 Laptop 2 UPS 4 Printer 2

15. Bidang Litbang 140 15 Laptop 2 Komputer PC 7 Printer 4 Telephone 1 UPS 1

16. Bidang Penilaian Kesesuaian

98 6 Laptop 2 Komputer PC 2 Printer 2 UPS 1

17. Bisqa 81 4 Laptop 1 Komputer PC 2 Printer 1

18. Brisema 42 19. Gedung Tata

Usaha 152 32 Komputer PC 15

Laptop 4 Printer 8 Telephone 2

20. Arsip 20 1 21. Gudang 84 2 Komputer PC 1

Printer 1 22. Show room 72 Alat hasil litbang 15 24. Garasi 126 3 Mobil roda 4 6 2 bh mobil

usianya > 19 th, 2 bh mobil usia 10 th

Mobil roda 6 1 Usia mobil 10 th

Page 65: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

55

No. Ruangan Luas (M2)

Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan

25. Bangunan lain (Aula, Ruang rapat, selasar, dll)

3.201

Ruangan dan laboratorium yang dimiliki BBTPPI sangat mendukung

dalam pelaksanaan tupoksi, terutama dalam menunjang layanan jasa

pengujian/analisis produk. Hasil uji yang dikeluarkan oleh BBTPPI

yang akurat menambah kepercayaan pelanggan untuk melakukan

pengujian pencemaran/produknya di BBTPPI, namun peningkatan

permintaan layanan tersebut menyebabkan BBTPPI menghadapi

salah satu kendala diantaranya adalah keterlambatan dalam

penyelesaian pengujian contoh.

Lama waktu pengujian harus segera diatasi dan diantisipasi dengan

baik, mengingat kapasitas gedung yang terbatas dan sulitnya

membangun gedung baru, tanpa ada perbaikan manajemen, waktu

pengujian ini akan semakin lama sejalan dengan bertambahnya

jumlah contoh dan hal ini dapat berakibat beralihnya pelanggan ke

lembaga lain.

Untuk mengatasi hal itu, BBTPPI berupaya melakukan penjadwalan

pengujian atau memberlakukan 2 (dua) shift dalam bekerja. Pada shift

1 menggunakan SDM yang sudah ada sementara untuk shift 2

menggunakan tenaga outsourcing / honorer.

Mengingat terbatasnya RM, hal ini menjadi kendala dalam penyediaan

dana untuk pembayaran honor dan pengadaan tambahan peralatan

uji, sehingga jika dihubungkan dengan rencana BBTPPI menjadi BLU

diharapkan masalah ini dapat diatasi.

BBTPPI merencanakan membangun Sistem Informasi Laboratorium

(SIL) dan Sistem Informasi Pengadaan (SIP) untuk mempersingkat

waktu dalam penanganan contoh. SIL menangani proses informasi

pengujian contoh di laboratorium BBTPPI, dimana dalam

pembuatannya akan melibatkan pihak kedua (pembuat software) yang

pelaksanaannya dibantu oleh Programer dari Seksi Informasi.

Page 66: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

56

Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dengan

membangun Sistem Informasi Laboratorium diharapkan akan

mempersingkat waktu penyerahan hasil uji contoh dan mempermudah

pekerjaan pelaporan dan pendokumentasian data serta memudahkan

dokumentasi di laboratorium maupun saat pencetakan Laporan Hasil

Uji di bidang pengujian. SIP menangani proses informasi mengenai

persediaan barang di gudang, alat tulis kantor (ATK), persediaan

bahan kimia, dan sebagainya. Untuk mendukung beroperasinya SIL

dan SIP akan diadakan unit komputer berupa 1 unit server dan 8 unit

komputer untuk mendukung Aplikasi SIL dan SIP di laboratorium

BBTPPI.

Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan JPT BBTPPI

(2009) pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih

berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum

perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang diberikan

masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik. Umumnya

ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan pelayanan yang

diberikan adalah pada kecepatan pelayanan. Diharapkan dengan

efektifnya penggunaan SIL dan SIP ini dapat meningkatkan kecepatan

pelayanan jasa di BBTPPI sehingga pelayanan yang diberikan

semakin mendekati harapan pelanggan.

Dalam rangka mengatasi SDM yang memasuki masa persiapan

pensiun, BBTPPI akan melakukan sistem pengujian yang didukung

beberapa peralatan dengan sistem auto sampler yang bekerja cepat,

akurat, dan efisien karena sistem otomatisasi mengurangi kebutuhan

yang besar akan SDM. Peralatan yang ada di BBTPPI juga dapat

melayani beberapa pengujian kuantitatif dengan limit deteksi yang

rendah. Kapasitas BBTPPI tersebut perlu didukung oleh sarana

peralatan laboratorium berupa laboratorium layanan pengujian dan

kalibrasi yang secara bertahap harus terus ditingkatkan jumlah dan

kualitasnya.

Page 67: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

57

Sistem otomatisasi pada peralatan tersebut dapat membantu BBTPPI

dalam penyelesaian pengujian contoh dalam memenuhi kualifikasi

mutu produk. Namun BBTPPI harus senantiasa memperhatikan

masalah pemeliharaan peralatan tersebut mengingat kerusakan yang

terjadi pada peralatan dapat memperlambat penyelesaian proses

pengujian. Sejauh ini sebagian besar peralatan yang dimiliki BBTPPI

masih berjalan dengan baik, namun untuk kedepannya masalah

penyusutan peralatan tetap harus diperhatikan.

Perkembangan penambahan peralatan dan penunjangnya selama

tahun 2005 s.d. 2009 dapat dilihat pada Tabel 10. Penambahan

beberapa peralatan disebabkan meningkatnya kebutuhan pelanggan

akan jasa-jasa pelayanan dari BBTPPI, berkembangnya teknik

analisis, serta faktor penyusutan peralatan.

Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s/d 2009

No. Nama Alat Penambahan Alat Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 1. pH Meter 2 11 1 1 3 18 2. Muffle Furnace Thermolyne 1 - - - - 1 3. Genset 1 - - - - 1 4. Termokopel 1 10 1 - - 12 5. Oven 1 2 - - - 3 6. Neraca Analytical Digital 1 2 2 - - 5 7. BOD Incubator 1 - - - - 1 8. Refrigerator 1 4 - 2 - 7 9. Mixer 1 2 - 1 - 4

10. Hot Plate Stirrer 2 1 - - - 3 11. Hot Plate 1 - - - - 1 12. PC Unit 3 3 5 3 3 17 13. Printer 3 6 - 2 4 15 14. CPU 1 2 - 1 - 4 15. Monitor - 5 - - - 5 16. Mesin Bor - 1 - - - 1 17. Kompresor - 1 1 - - 2 18. Termohigrometer - 2 - - - 2 19. Centrifuge - 1 - - 1 2 20. Pompa Vakum - 1 1 - - 2 21. Loop Sterilyzer - 1 - - - 1 22. Cool Storage - 1 - 1 - 2 23. DO Meter - 1 - - - 1 24. Incubator - 1 - - - 1 25. Water Distillation Purifier - 1 - - - 1 26. Water Bath - 2 1 - - 3 27. Ultrasonic Cleaner - 1 - - - 1 28. Lap Top - 1 1 - - 2

Page 68: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

58

No. Nama Alat Penambahan Alat Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 29. Press - 1 - 1 - 2 30. Anemometer - - 1 - - 1 31. AAS - - 1 - - 1 32. Bom Calorimeter - - 1 - - 1 33. Laminar Flow - - 1 - - 1 34. GC MS - - 1 - - 1 35. Flash Point meter - - 1 - - 1 36. Centrifugal Pump - - - 3 - 3

37. Autoclave - - - 1 - 1 Alat Hibah Audit Energy dari

Ditjend ILMTA :

38. Alat Ukur Arus Listrik (Clamp on Meter)

- - - - 2 2

39. Alat Ukur Gas (Combustion Efficiency)

- - - - 1 1

40. Alat Ukur Kecepatan Angin (Digital Anemometer)

- - - - 2 2

41. Alat Ukur Cahaya (Digital Luxmeter)

- - - - 1 1

42. Alat Ukur Suhu (Digital Thermometer)

- - - - 2 2

43. Alat Ukur Suhu (Infra Red Thermometer)

- - - - 2 2

44. Alat Ukur Arus Listrik (Power Meter)

- - - - 1 1

45. Alat Ukur Kebocoran Gas (Steam Trap Detector)

- - - - 1 1

46. Alat Ukur Kecepatan Putaran Suatu Benda (Tachometer/Stroboscope)

- - - - 1 1

47. Alat Ukur Kelembaban (Temperature Humidity Meter)

- - - - 1 1

48. Alat Ukur Arus Air (Ultrasonic Flowmeter)

- - - - 1 1

49. Alat Ukur Gambar (Thermal Imager)

- - - - 1 1

Dilihat pada Tabel 10, beberapa peralatan diperoleh melalui dana

Anggaran Biaya Tambahan (ABT) seperti pada tahun 2006.

Penerimaan ABT ini dapat membantu terutama dalam pengadaan alat

di luar rencana sebelumnya atau pagu untuk pengadaan alat yang

tidak mencukupi, hanya sistem ABT ini banyak resikonya dan peluang

untuk gagal besar karena waktu pengadaan yang terbatas.

BBTPPI masih membutuhkan UPS (Uninterrupted Power Supply)

mengingat peralatan-peralatan yang ada membutuhkan kestabilan

Page 69: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

59

dalam tegangan listrik untuk mengurangi risiko kerusakan peralatan

dalam rangka memperpanjang umur pakai alat dan mengurangi biaya

perbaikan.

Dalam rangka mendukung jasa pelayanan teknis secara profesional,

maka BBTPPI membutuhkan penelitian dan pengembangan yang

mendukung kemutakhiran teknologi. Kegiatan litbang tersebut sangat

didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium

litbang/riset BBTPPI. Dengan adanya laboratorium litbang/riset,

BBTPPI dapat mengadakan berbagai kegiatan untuk kerjasama

penelitian dalam rangka pengembangan produk, perbaikan proses

maupun riset pasar termasuk pelatihan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki BBTPPI dirasakan belum mampu

menunjang kegiatan-kegiatan BBTPPI dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat industri. Oleh karena itu, dalam upaya terus

meningkatkan layanan ini, masih dibutuhkan dukungan anggaran RM

untuk pengadaan, pemeliharaan dan perawatannya.

B. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator sasaran,

guna mengukur apakah kegiatan yang dilakukan sudah mencapai sasaran

yang sesuai dengan program, kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam mewujudkan visi dan misi BBTPPI. Target dan pencapaian kinerja

BBTPPI dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2009

Sasaran Kegiatan Indikator Satuan

Capaian Indikator Kinerja

Target Reali-sasi

Persen-tase

Terselenggaranya kegiatan litbang

Penelitian dan Pengembangan

Jumlah kegiatan litbang

Paket 10 10 10 100% 73% 73%

Page 70: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan

60

Sasaran Kegiatan Indikator Satuan

Capaian Indikator Kinerja

Target Reali-sasi

Persen-tase

terapan dan RBPI yang berfokus pada teknologi pencegahan pencemaran

industri

Jumlah SDM yg menguasai tek.

pencegahan pencemaran

industri

Orang 12 12 100%

Jumlah litbang yg didesiminasikan

Paket 12 12 100%

Semakin berkembangnya Jasa Pelayanan

teknis

Penelitian dan Pengembangan

Jumlah kerjasama

litbang

MOU 10 8 80%

Pelatihan Teknik Operasional

Jumlah SDM industri yg dilatih

Orang 8 9 112,50%

Pengujian Bahan dan Produk

Jumlah contoh pengujian

Contoh 600 508 84,67%

Konsultasi Keteknikan

Jumlah perusahaan yg

dikonsultasi

MOU 3 3 100%

Standardisasi dan Pengawasan

Mutu Produk

Jumlah RSNI RSNI 6 6 100% Jumlah contoh

pengujian Contoh 90 44 48,89%

Kalibrasi Jumlah alat yg dikalibrasi

Unit 60 70 116,67%

Sertifikasi Jumlah perusahaan yg

disertifikasi

MOU 72 79 109,72%

Rancang Bangun dan

Perekayasaan Industri (RBPI)

Jumlah perusahaan yg

pesan alat

MOU 1 1 100,00%

Penanganan Pencemaran

Jumlah contoh pengujian

Contoh 1.700 1.787 105,12%

Berdasarkan data sampai dengan bulan September 2009, target total

penerimaan dari jasa layanan telah tercapai, namun per jenis layanan akan

bervariasi, dimana akan ada yang melebihi target dan ada juga yang tidak

mencapai target.

Page 71: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

61

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN

A. Analisis TOWS

Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi

tersebut perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan

strategisnya.

Tujuan kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk memahami

peluang dan tantangan eksternal organisasi dan mengenali kekuatan dan

kelemahan internal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi

perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Demikian juga tentunya dengan BBTPPI, guna mempertahankan eksistensi

serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik, perlu dilakukan analisis

lingkungan internal maupun eksternal yang difokuskan pada aspek layanan,

keuangan, SDM dan organisasi serta sarana dan prasarana. Analisis

lingkungan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut ini.

1. Analisis Lingkungan Internal

Berdasarkan analisis maka faktor-faktor internal yang mempengaruhi

pencapaian visi, misi dan tujuan BBTPPI adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan a) Aspek Layanan

1) Mempunyai pelanggan tetap.

BBTPPI mempunyai pelanggan tetap ± 550 untuk jasa

layanan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi yang

Page 72: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

62

secara rutin memanfaatkan jasa layanan yang ada di

BBTPPI. Pelanggan tetap tersebut berasal dari industri

maupun instansi pemerintah terutama di Jawa Tengah.

2) Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang

ditawarkan.

BBTPPI memiliki layanan “One Stop Services”

(layanan satu atap), sehingga memudahkan

pelanggan dalam perolehan sertifikat (SNI, Sistem

Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen

Lingkungan). BBTPPI mempunyai jasa layanan

sertifikasi yang didukung layanan pengambilan contoh,

layanan pengujian, kalibrasi, maupun pelatihannya.

Sebagai contoh lembaga-lembaga sertifikasi

(sertifikasi produk/ISO 9001/ISO 14001) yang

membutuhkan jasa pengujian, kalibrasi, dan pelatihan

maka semua jasa layanan tersebut bisa sekaligus

dilakukan di BBTPPI.

3) Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk

pelayanan pengujian dalam rangka monitoring

pencemaran lingkungan.

Laboratorium pengujian BBTPPI merupakan

laboratorium yang ditunjuk dalam rangka monitoring

pencemaran lingkungan oleh Kementrian Negara

Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.

4) Mampu mengembangkan jenis layanan melalui

dukungan inovasi litbang.

Kegiatan Litbang di BBTPPI dilakukan secara rutin

dengan dana dari APBN. Penelitian yang dilakukan

berkaitan dengan teknologi proses, pengembangan

produk dan bahan baku/bahan penolong,

Page 73: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

63

pengembangan metode uji dan rancang bangun

perekayasaan industri. Hasil litbang ini akan

meningkatkan kemampuan BBTPPI dalam

memberikan jasa layanan. Penelitian dan

pengembangan teknologi pencegahan pencemaran

industri akan mendukung jasa layanan pelatihan dan

konsultansi.

5) Mampu melakukan layanan audit energi.

Dalam melaksanakan layanan audit energi kepada

pelanggan, BBTPPI mempunyai SDM dan peralatan

yang mampu melakukan identifikasi peluang bagi

pelanggan untuk melakukan penghematan

penggunaan energi.

b) Aspek Keuangan

1) Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun.

Realisasi PNBP setiap tahun selalu mengalami

peningkatan yakni pada tahun 2005 sebesar Rp 2,09

milyar dan pada tahun 2009 menjadi Rp 4,60 milyar.

Peningkatan ini didukung oleh layanan yang semakin

profesional, SDM yang berpengalaman, serta sarana

peralatan yang cukup memadai terutama untuk

layanan penanganan pencemaran.

2) Tarif jasa layanan kompetitif.

Dalam memberikan jasa layanannya, BBTPPI

memberlakukan tarif layanan yang relatif lebih murah

dan kompetitif dibanding dengan lembaga lain yang

sejenis disamping hasil pengujian yang akurat,

sehingga dapat meningkatkan jumlah pemakai jasa

layanan pengujian BBTPPI.

Page 74: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

64

3) Adanya dukungan anggaran dari APBN.

Anggaran BBTPPI selain bersumber dari PNBP juga

dari Rupiah Murni (RM). RM tersebut digunakan untuk

pembayaran 1) Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang,

3) Belanja Modal. Dengan adanya dukungan dari RM,

pengadaan peralatan JPT yang relatif mahal dan

belanja pegawai dapat terpenuhi.

c) Aspek SDM dan Organisasi

1) Memiliki SDM berkompeten.

BBTPPI dalam melaksanakan JPT didukung oleh SDM

yang memiliki kompetensi serta latar belakang

pendidikan formal dan non-formal yang mendukung

pelaksanaan tupoksi.

2) Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru.

Dalam pembinaan karier pegawai BBTPPI telah

menggunakan sistem pola karir sesuai dengan

Permenperin No. 91/M-IND/PER/11/2007 tentang

pedoman mutasi jabatan dan pengembangan karir

pegawai Departemen Perindustrian. Dengan adanya

pola karir tersebut diharapkan mampu membentuk

pribadi yang disiplin dan profesional sehingga dapat

mendorong peningkatan kinerja pegawai.

3) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. Tata kelola untuk layanan sertifikasi ISO 9001 oleh

BISQA dan untuk layanan sertifikasi ISO 14000 oleh

BRISEMA telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC

17021:2006. Tata kelola untuk layanan pengujian oleh

Lab. Uji dan untuk layanan kalibrasi oleh Lab. Kalibrasi

telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC

17025:2005. Tata kelola untuk layanan sertifikasi

Page 75: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

65

produk oleh LSPro-BBTPPI telah terakreditasi oleh

KAN sesuai ISO/IEC Guide 65:1996.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

1) Lokasi BBTPPI yang strategis.

Lokasi BBTPPI terletak di tengah kota dan mudah

dijangkau, sehingga memudahkan pelanggan untuk

memperoleh jasa layanan yang dibutuhkan.

2) Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses.

Laboratorium BBTPPI memiliki peralatan yang lengkap

baik untuk pengujian, kalibrasi, maupun peralatan

proses. Kelengkapan ini memberikan dukungan bagi

kelancaran pelayanan kepada pelanggan BBTPPI.

3) Memiliki website.

BBTPPI memiliki website dengan alamat

http://www.bbtppi.org/ yang memudahkan pelanggan

untuk mengakses jasa pelayanan teknis yang dapat

diberikan oleh BBTPPI.

b. Kelemahan a) Aspek Layanan

1) Waktu penyelesaian layanan yang lama.

Penyelesaian layanan pengujian tidak tepat waktu dan

memerlukan waktu yang lama dikarenakan jumlah

contoh yang semakin banyak dan bervariasi baik

komoditas maupun parameter uji, sedangkan

kapasitas sarana dan prasarana serta SDM cenderung

menurun.

2) Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup

sertifikasi belum terakreditasi seluruhnya.

BBTPPI mempunyai laboratorium terakreditasi yang

mampu melakukan pengujian (komoditas SNI wajib

dan pencemaran) namun belum untuk seluruh

Page 76: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

66

parameter; laboratorium kalibrasi terakreditasi yang

mampu melakukan kalibrasi peralatan dan mesin

namun dengan lingkup yang terbatas; dan lembaga

sertifikasi terakreditasi namun dengan lingkup yang

terbatas.

3) Belum diterapkannya teknologi informasi secara

optimal.

Teknologi informasi belum diterapkan secara optimal

pada setiap jenis layanan sehingga kurang

mendukung layanan yang cepat tanggap dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan.

4) Lemahnya networking/jejaring kerjasama.

Dalam memberikan jasa layanan teknis yang

komprehensif sesuai kebutuhan pelanggan, BBTPPI

belum memiliki jejaring yang efektif dengan

lembaga/institusi yang komplementer.

5) Pemasaran belum efektif.

Kegiatan pemasaran yang menawarkan jasa layanan

teknis BBTPPI termasuk survei kebutuhan pelanggan

belum dilakukan secara efektif, sehingga belum

diperoleh data yang lengkap mengenai jenis layanan

yang dibutuhkan pelanggan.

b) Aspek Keuangan

1) Pendapatan PNBP belum proporsional.

Adanya kenaikan pagu yang sudah mempunyai

pelanggan tetap seperti pengujian, kalibrasi dan

sertifikasi dibandingkan jasa layanan lainnya

menyebabkan tidak semua target penerimaan tercapai

karena terbatasnya pagu penggunaan yang

dialokasikan sehingga pendapatan PNBP belum

proporsional.

Page 77: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

67

2) Perencanaan anggaran belum efektif.

Perencanaan pengalokasian belanja sering tidak tepat,

sehingga harus dilakukan revisi anggaran sedangkan

revisi anggaran membutuhkan waktu yang lama.

3) Biaya investasi/pemeliharaan terbatas.

BBTPPI menghadapi kendala memenuhi kebutuhan

investasi dan pemeliharaan yang semakin meningkat

sejalan dengan meningkatnya layanan, namun pagu

yang disediakan terbatas.

4) Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam

waktu yang relatif singkat.

Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif

yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah

No 63 tahun 2007 tentang jenis dan tarif atas jenis

PNBP yang berlaku pada Departemen Perindustrian,

mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008.

Pada saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi,

adanya jenis layanan baru, dan sebagainya, seringkali

tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya dan karena ditetapkan

dengan peraturan pemerintah, tarif tersebut tidak bisa

direvisi dalam waktu yang relatif singkat.

c) Aspek SDM dan Organisasi

1) Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan

iptek terbatas.

Terbatasnya kesempatan SDM mengikuti

perkembangan iptek dikarenakan keterbatasan

anggaran. Hal ini mengakibatkan kaderisasi untuk

menggantikan posisi yang membutuhkan keahlian

tertentu memerlukan waktu yang lama, karena SDM

yunior memiliki pengalaman yang terbatas.

Page 78: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

68

2) Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum

terencana dengan baik.

Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum

terencana dengan baik di dalam menangani beban

kerja, sehingga waktu tunggu pelaksanaan jasa

layanan semakin meningkat.

3) Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum

dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.

Agar implementasi ISO/IEC 17025, ISO/IEC 17021

dan ISO/IEC Guide 65 lebih efektif, maka fungsi mutu,

teknis dan administratif dilaksanakan sesuai struktur

organisasi berdasarkan Peraturan Menteri

Perindustrian RI Nomor : 47/M-IND/PER/6/2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja BBTPPI.

4) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian

dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang

berlaku secara nasional/internasional.

Pranata litbang BBTPPI belum diakreditasi oleh

Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan

Pengembangan (KNAPPP) untuk menunjang seluruh

kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu

layanan.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

1) Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.

pengujian dan kalibrasi.

Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.

pengujian dan kalibrasi mengakibatkan kendala dalam

melayani kebutuhan pelanggan yang semakin

meningkat.

2) Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana

dengan baik.

Page 79: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

69

Pemeliharaan sarana dan prasarana BBTPPI belum

terencana dengan baik karena pemeliharaan masih

bersifat perbaikan dan belum merupakan

pemeliharaan preventif yang mendukung utilisasi

sarana dan prasarana secara optimal.

3) Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung

jasa layanan.

Agar pelaksanaan pekerjaan di lingkungan BBTPPI

menjadi lebih cepat dan sistematis sehingga dapat

memberikan layanan yang lebih baik, BBTPPI perlu

mengembangkan sistem informasi yang meliputi

antara lain : SIL (Sistem Informasi Laboratorium),

SIKAL (Sistem informasi Kalibrasi), SIS (Sistem

Informasi Sertifikasi), dan SIP (Sistem Informasi

Persediaan) termasuk infrastruktur jaringan.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal juga dilakukan dengan

mempertimbangkan 4 Aspek yaitu : Aspek Layanan, Aspek Keuangan,

Aspek SDM dan Organisasi dan Aspek Sarana dan Prasarana.

Berdasarkan analisa, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan

perlu dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut:

a. Peluang

a) Aspek Layanan

1) Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan

pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan

energi di industri relatif besar.

Potensi pasar yang ada relatif masih besar

sehubungan dengan kebutuhan industri akan

penanganan dan pencegahan pencemaran industri

dan pengelolaan energi di industri. Saat ini pasar yang

Page 80: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

70

sudah digarap masih terkonsentrasi di provinsi Jawa

Tengah, sehingga masih terbuka peluang di tingkat

nasional.

2) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang pesat.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

memungkinkan "delivery" jasa layanan teknis dapat

dipercepat sehingga memberikan peluang dalam

meningkatkan jasa layanan teknis BBTPPI.

3) Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat

Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat

memaksa industri mengurangi, mengolah dan

mendaur ulang limbahnya yang akan menumbuhkan

kebutuhan untuk jasa layanan teknis seperti :

konsultansi dan sertifikasi sistem lingkungan serta

litbang, RBPI dan konsultasi terkait green production

technology, perencanaan IPAL dlsb.

4) Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib.

Dengan adanya kebijakan SNI wajib maka

diperkirakan kegiatan BBTPPI yang berhubungan

dengan layanan pengujian, sertifikasi dan kalibrasi

akan semakin meningkat. Disamping itu BBTPPI

berperan serta di dalam mendukung kebijakan industri

nasional dalam pengawasan produk melalui layanan

pengujian.

b) Aspek Keuangan

1) Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU).

Adanya kebijakan dari Pemerintah mengenai

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-

BLU) yang lebih memberikan keleluasaan dalam

merencanakan dan menggunakan pagu anggaran

Page 81: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

71

PNBP sehingga BBTPPI dapat memberikan layanan

maksimal dengan jumlah pelanggan yang lebih

banyak.

2) Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat.

Pembiayaan yang bersumber dari RM cenderung

semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga

semakin mendukung alokasi anggaran pengadaan

peralatan untuk jasa layanan terkait dengan

pemberlakuan SNI wajib serta untuk kegiatan litbang

sesuai fokus yang diprioritaskan.

c) Aspek SDM dan Organisasi

1) Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi.

Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sangat

terbuka baik melalui diklat-diklat maupun program bea

siswa S2 dan S3. yang didanai oleh BPPI atau pihak

lain.

2) Berkembangnya sertifikasi profesi.

Sertifikasi profesi sangat mendukung pengembangan

SDM berbasis kompetensi sehingga BBTPPI dapat

memberikan jasa layanan teknis yang sesuai dengan

tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja

yang telah ditetapkan.

3) Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk

meningkatkan kinerja.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja SDM

dilakukan dengan melakukan reformasi birokrasi

melalui penempatan SDM sesuai kompetensinya

dengan sarana & prasarana yang memadai untuk

meningkatkan layanan prima.

Page 82: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

72

4) Tersedianya berbagai jabatan fungsional.

Ketersediaan berbagai jabatan fungsional seperti

peneliti, perekayasa, penguji mutu barang, pranata

komputer akan sangat mendukung pengembangan

karir bagi SDM BBTPPI.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

1) Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses.

BBTPPI dapat melakukan kerjasama dengan industri

DN/LN menggunakan peralatan proses yang tersedia

untuk melakukan uji coba produksi, pengembangan

produk/bahan baku/bahan penolong, perbaikan mutu,

formulasi produk, market riset, efisiensi proses,

standardisasi proses dan produk, dan lain sebagainya.

2) Adanya program bantuan dari DN/LN.

Terbukanya lembaga/institusi baik dalam negeri

maupun luar negeri yang bisa memberikan bantuan

peralatan seperti ABT, kerjasama luar negeri.

3) Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).

BBTPPI belum memiliki peralatan uji cepat seperti

untuk penetapan kadar air, parameter pada

mikrobiologi dan parameter pada AMDK yang dapat

mendukung kecepatan penyelesaian pengujian.

b. Ancaman

a) Aspek Layanan

1) Adanya lembaga layanan sejenis.

Keberadaan lembaga layanan yang sejenis baik

nasional termasuk perguruan tinggi maupun

internasional terutama di tingkat ASEAN yang

memberikan layanan sejenis dengan jasa layanan

BBTPPI akan berpotensi sebagai pesaing dan dapat

meningkatkan persaingan yang ketat.

Page 83: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

73

2) Perkembangan iptek yang cepat.

Perkembangan teknologi pencegahan pencemaran

industri, nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan,

'green production' sangat cepat sehingga BBTPPI

perlu meningkatkan kemampuannya untuk mengejar

ketertinggalan tersebut guna mendorong peningkatan

daya saing industri melalui upaya pelestarian

lingkungan.

3) Tuntutan pelanggan akan layanan prima.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan

pemahaman pelanggan tentang mutu layanan, maka

akan mengakibatkan tuntutan pelangggan terhadap

layanan prima.

b) Aspek Keuangan

1) Tingkat inflasi.

Apabila terjadi inflasi yang tinggi, tarif yang ada untuk

jasa pelayanan teknis akan tidak sesuai lagi dengan

kondisi riil.

2) Nilai tukar Rupiah.

Bahan kimia, peralatan, suku cadang dan standar

yang digunakan untuk pengujian sebagian besar

masih di impor sehingga nilai tukar rupiah yang

melemah mengakibatkan membengkaknya jumlah

rupiah yang dibutuhkan, kondisi ini akan meningkatkan

anggaran yang dibutuhkan dan dampak lain yang

dapat ditimbulkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah

ini adalah pengadaan barang atau bahan menjadi

batal atau terhambat.

3) Investasi Sektor Industri menurun.

Pertumbuhan industri akan berpengaruh sangat

signifikan kepada jasa layanan BBTPPI. Apabila

Page 84: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

74

investasi sektor industri menurun akan berdampak

negatif pada perkembangan jasa layanan BBTPPI.

c) Aspek SDM dan Organisasi

1) Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung

cepat.

Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung

cepat akibat globalisasi menuntu organisasi yang

memberikan layanan harus responsif, cepat bereaksi

dan 'cost-effective' agar dapat bersaing dan

'sustainable' sesuai tuntutan perubahan.

2) Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi

tenaga lab.

Adanya Kebijakan dalam Pengadaan CPNS bahwa

Formasi CPNS pendidikan terendah adalah D3 keatas.

Sementara ini BBTPPI membutuhkan lebih banyak

tenaga Laboratorium yang berasal dari lulusan

Sekolah Menengah Analis Kimia yang sesuai dengan

tuntutan pekerjaannya.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

1) Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga

pesaing.

Lembaga atau lab sejenis yang memiliki peralatan

lebih mutakhir berpotensi menarik pelanggan BBTPPI.

2) Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan

proses yang cepat.

Perkembangan IPTEK yang cepat akan mempercepat

siklus hidup peralatan sehingga peralatan yang

tersedia sekarang tidak sesuai lagi dengan tuntutan

memberikan pelayanan prima.

Page 85: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

75

3) Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.

Sebagian peralatan yang digunakan di BBTPPI sudah

tergolong lama namun masih layak dioperasikan.

Beberapa suku cadang yang dibutuhkan sulit

ditemukan di pasaran karena produsen tidak

memproduksi lagi sehingga perlu re-investasi untuk

peralatan yang baru.

B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal-Eksternal

Untuk menentukan posisi masing-masing layanan pada matrik strategi,

dilakukan skoring terhadap masing-masing faktor internal dan eksternal,

sehingga didapat posisi Layanan, Keuangan, SDM dan Organisasi serta

Sarana dan Prasarana seperti terlihat pada Tabel 12-14 di bawah ini.

Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi

ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan

1. Mempunyai pelanggan tetap. 0,16 3 0,48 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang

ditawarkan. 0,16 4 0,64

3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.

0,12 4 0,48

4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.

0,06 2 0,12

5. Mampu melakukan layanan audit energi. 0,06 3 0,18 Faktor Kelemahan

1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 0,14 4 0,56 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi

belum terakreditasi seluruhnya. 0,14 3 0,42

3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 0,06 2 0,12 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 0,02 2 0,04 5. Pemasaran belum efektif. 0,08 3 0,24

Jumlah 1,00 3,28 Faktor Peluang

1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.

0,20 4 0,80

2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat.

0,07 4 0,27

3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 0,17 4 0,67

Page 86: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

76

ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. 0,10 4 0,40

Faktor Ancaman 1. Adanya lembaga layanan sejenis. 0,13 2 0,27 2. Perkembangan iptek yang cepat. 0,10 2 0,20 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 0,23 4 0,93

Jumlah 1,00 3,53

Tabel 13 : Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi

ASPEK KEUANGAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan

1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 0,15 3 0,44 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 0,15 4 0,59 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN. 0,19 3 0,56

Faktor Kelemahan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 0,04 1 0,04 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 0,15 1 0,15 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 0,26 4 1,04 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam

waktu yang relatif singkat. 0,07 3 0,22

Jumlah 1,00 3,04 Faktor Peluang

1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 0,33 4 1,33 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. 0,27 4 1,07

Faktor Ancaman 1. Tingkat inflasi. 0,13 2 0,27 2. Nilai tukar rupiah. 0,07 2 0,13 3. Investasi sektor industri menurun. 0,20 2 0,40

Jumlah 1,00 3,20

Tabel 14 : Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik strategi

ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Kekuatan

1. Memiliki SDM berkompeten. 0,25 4 1,00 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 0,17 4 0,67 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,

kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.

0,13 3 0,38

Faktor Kelemahan 1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan

iptek terbatas. 0,17 3 0,50

2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.

0,21 4 0,83

3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.

0,04 4 0,17

4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.

0,04 2 0,08

Jumlah 1,00 3,63

Page 87: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

77

ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Peluang

1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 0,19 4 0,76 2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 0,10 3 0,29 3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan

kinerja. 0,29 3 0,86

4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. 0,05 3 0,14 Faktor Ancaman

1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.

0,19 2 0,38

2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab.

0,19 2 0,38

Jumlah 1,00 2,81

Tabel 15 : Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi

ASPEK SARANA DAN PRASARANA Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan

1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 0,14 3 0,43 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 0,24 4 0,95 3. Memiliki website. 0,05 3 0,14

Faktor Kelemahan Bobot Rating Skor 1. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.

pengujian dan kalibrasi. 0,29 4 1,14

2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik.

0,19 3 0,57

3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan.

0,10 3 0,29

Jumlah 1,00 3,52 Faktor Peluang

1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 0,10 4 0,38 2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 0,10 3 0,29 3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test). 0,14 3 0,43

Faktor Ancaman 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga

pesaing. 0,29 2 0,57

2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat.

0,24 3 0,71

3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang. 0,14 3 0,43 Jumlah 1,00 2,81

Page 88: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

78

Hasil dari pembobotan untuk setiap aspek tersebut nilainya adalah sebagai

berikut:

NO. ASPEK SIMBOL SKOR

1. Layanan ♥ 3,28 – 3,53

2. Keuangan ♦ 3,04 – 3,20

3. SDM dan Organisasi ♣ 3,63 – 2,81

4. Sarana dan Prasarana ♠ 3,52 – 2,81

Nilai tersebut bila disajikan pada matrik IE dapat dilihat pada gambar 1 di

bawah ini:

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Total IFE Tertimbang

4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1

Tota

l EFE

Ter

timba

ng

1R

enda

h2

Sed

ang

3Ti

nggi

♣♠

Grow & build

Hold & maintain

Harvest & divest

Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal.

I, II, IV Strategi pembangunan dan pertumbuhan (intensif dan

integratif)

III, V, VII Strategi bertahan

VI, VIII, IX Strategi panen dan pengurangan investasi (divestasi)

Page 89: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

79

Posisi dan strategi untuk aspek Layanan, Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana.

Berdasarkan analisa matrik internal-eksternal terhadap aspek Layanan,

Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana BBTPPI berada

pada posisi kuadran I dan IV yaitu pada strategi pembangunan dan

pertumbuhan, maka untuk meningkatkan layanan diperlukan langkah-

langkah strategi intensif dan strategi integratif setiap jenis layanan dengan

meningkatkan mutu dan jenis layanan yang diberikan. Strategi intensif

dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar untuk

setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan pelanggan

tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta peningkatan

kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan penambahan

peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan akurat. Strategi

integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.

C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi

Dalam menentukan dan memilih strategi operasional perlu disusun TOWS

matrik dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, sehingga

dapat diidentifikasi Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-

T sebagaimana dapat dilihat pada TOWS Matrix Lampiran V.

Setelah teridentifikasi semua strategi operasional, selanjutnya perlu

dilakukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan Visi, Misi, dan

nilai-nilai yang dianut oleh BBTPPI. Hasil skoring terhadap masing-masing

strategi dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.

Tabel 16. Pemilihan Strategi

No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-O

1. Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU

4 3 2 1 4 3 3 2 1 23

Page 90: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

80

No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 2. Membangun jejaring kerja untuk

kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait

4 4 2 2 4 4 3 3 2 28

3. Pemanfaatan sarana kerja 4 4 2 2 4 4 3 3 2 28 4. Optimalisasi tawaran bantuan dan

kerjasama 4 3 3 2 3 2 1 2 1 21

5. Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier

2 2 2 1 3 2 3 2 1 18

6. Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM

2 2 1 1 3 3 2 2 1 17

7. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT

4 3 4 3 3 3 3 2 2 27

8. Mempromosikan Jasa Audit Energi 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13 9. Memperdalam kemampuan

kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan

4 3 4 3 3 3 3 2 2 27

10. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional

4 3 2 4 4 2 3 2 1 25

11 Pengembangan kemampuan layanan 3 4 4 3 3 3 2 2 2 26 12 Peningkatan kualitas Layanan 4 3 2 1 4 3 3 2 1 23 Strategi W-O

1. Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis

2 3 2 1 3 1 2 1 1 16

2. Memelihara peralatan lab proses 2 3 2 2 3 2 1 1 1 17 3. Memanfaatkan program bantuan

untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI

3 3 3 1 3 1 2 1 1 18

4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI

4 3 4 3 3 3 3 2 2 27

5. Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil

3 2 1 1 3 2 2 1 1 16

6. Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi

2 2 1 1 3 1 1 2 1 14

7. Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi

3 3 2 1 3 2 1 3 1 19

8. Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran

3 2 2 1 3 1 1 1 1 15

9. Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi

3 2 2 1 3 2 2 1 1 17

10. Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif

2 2 1 1 2 2 1 1 1 13

11. Investasi peralatan prioritas yang mutakhir

3 4 4 3 3 3 2 2 2 26

12. Peningkatan Usaha Marketing yang agresif

2 2 1 1 2 1 1 1 1 12

Page 91: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

81

No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-T

1. Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri.

2 3 1 1 2 1 1 1 1 13

2. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III

2 3 2 2 3 2 2 1 1 18

3. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan

2 3 2 1 2 1 1 1 1 14

4. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan

3 2 1 1 3 2 2 1 1 16

5. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja

3 3 2 2 3 2 1 1 1 18

6. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian

2 3 2 1 3 1 2 1 1 16

7. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun

3 2 1 1 2 1 2 1 1 14

Strategi W-T 1. Efisiensi penggunaan anggaran

berdasarkan prioritas 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13

2. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian

2 2 1 1 2 2 2 1 1 14

3. Pengadaan peralatan rapid test 2 4 2 2 3 2 1 1 1 18 4. Menyusun rencana pemeliharaan alat 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17 5. Mengembangkan kerjasama dengan

lembaga sejenis. 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17

6. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan

4 2 2 4 3 3 3 1 1 23

7. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU

4 3 2 1 3 2 2 3 1 21

8. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi

2 3 2 1 4 3 2 3 1 21

Rating: Nilai 4 : Berpengaruh Sangat besar 3 : Berpengaruh Besar 2 : Berpengaruh Cukup 1 : Berpengaruh Tidak Banyak

D. Strategi Terpilih

Berdasarkan hasil skoring terhadap berbagai strategi alternatif pada Tabel

16 di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) strategi terpilih yang memiliki skor

tertinggi adalah sebagai berikut:

1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi

Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait

Page 92: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

82

Untuk menghubungkan kemampuan BBTPPI di bidang jasa layanan

teknis, di satu sisi dengan masyarakat sebagai pengguna jasa di sisi

lain, diperlukan media dan strategi yang mampu mempertemukan

keduanya dalam jejaring kerjasama yang saling menguntungkan.

2) Pemanfaatan sarana kerja

BBTPPI memiliki fasilitas peralatan proses yang cukup memadai dan

belum dimanfaatkan secara optimal oleh BBTPPI, oleh karena itu

membangun kerjasama dalam pemanfaatan alat proses yang berada

di Lab Proses oleh industri pangan akan memberikan manfaat yang

bersifat kerjasama yang saling menguntungkan.

3) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan

litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi

lingkungan

BBTPPI telah menetapkan kompetensi inti di bidang teknologi produksi

bersih dan bioteknologi lingkungan yang sejalan pula dengan salah

satu tugas pokok dan fungsi BBTPPI di bidang litbang teknologi

pencegahan pencemaran industri. Bahwa dengan mempertimbangkan

kemampuan SDM yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk

mengembangan kompetensi inti, serta masih tingginya potensi pasar

pada kegiatan litbang maka strategi memperdalam kemampuan

kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan yang inovatif dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat menjadikan sesuatu yang harus

direspon oleh BBTPPI. Selain itu kegiatan litbang yang berhasil dan

bermutu baik pada dasarnya akan mendukung setiap jasa layanan

yang dikembangkan BBTPPI seperti kegiatan pengujian, RBPI dan

pelatihan SDM industri sehingga jasa layanan teknis akan semakin

berkembang.

4) Penetrasi dan Pengembangan Pasar JPT

Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengalaman, memperluas dan

memantapkan posisi BBTPPI di pasar tertentu. Dengan demikian

harga jual yang diterapkan sangat bersaing (mungkin sedikit lebih

Page 93: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

83

rendah dibandingkan pesaing). Utamanya adalah masuk dulu di

pasar/pelanggan potensial baru setelah itu meraih keuntungan.

5) Merencanakan Training bagi SDM BBTPPI

Program pelatihan dan pendidikan yang diikuti harus diseleksi betul

agar sesuai dengan kebutuhan BBTPPI dan proyeksi kebutuhan pasar

terhadap bidang keahlian/kompetensi di masa mendatang. Hal ini

untuk menghindari pemborosan investasi. Untuk itu, secara periodik,

misal 2(dua) tahun sekali, perlu dilakukan analisa kebutuhan pelatihan

(training need assessment) yang mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

apa saja yang diperlukan bagi tenaga alhi dan peneliti untuk

meningkatkan keahlian dan kompetensinya, sesuai dengan lingkup

bisnis inti BBTPPI.

6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan, maka strategi yang

dapat ditempuh adalah melalukan upaya secara sistematis dan

terprogram dalam meningkatkan kapasitas peralatan. Peningkatan

kapasitas peralatan ini harus diprioritaskan pada layanan pengujian,

penanganan pencemaran dan audit energi yang potensial dalam

meningkatkan pendapatan.

7) Pengembangan Kemampuan Layanan

Ditujukan pada Pengembangan dan sosialisasi paradigma baru

menjadi organisasi litbang yang handal dan terkemuka, serta

berorientasi pada pasar (outward looking). Disamping itu perlu

dibangun budaya organisasi (corporate culture) yang ber-etika

professional, dan berintegritas tinggi. Serta menyusun dan

mengembangkan sistem dan prosedur kerja, petunjuk teknis dan

pelaksanaan organisasi yang jelas dan lugas

8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri

Nasional.

Sebagai instansi Pemerintah dan unit pelaksana teknis dari Badan

Litbang Industri (BPPI), maka BBTPPI memiliki kewajiban untuk

Page 94: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab IV. Analisis Lingkungan

84

menjalankan Kebijakan Industri Nasional serta memberikan

dukungannya terhadap kebijakan litbang yang ditetapkan oleh BPPI

dengan fokus pada nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan serta

litbang terapan yang mendukung energi baru dan terbarukan serta

pelestarian lingkungan dalam upaya membangun kompetensi inti

daerah. Sehubungan dengan itu BBTPPI harus mengambil peran

dalam menjalankan kegiatan litbang tersebut sesuai dengan

kapabilitas yang dimiliki, dalam koridor tugas pokoknya di bidang

teknologi pencegahan pencemaran industri.

Page 95: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

85

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI

Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi BBTPPI maka perlu disusun

Rencana Strategis Bisnis untuk lima tahun kedepan (2010-2014) yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Visi

Visi merupakan potret masa depan BBTPPI yang dicita-citakan yaitu :

“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk

litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan

pencemaran industri.”

2. Misi

Misi merupakan tugas atau peran yang diemban oleh BBTPPI yaitu :

1) Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan

industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan

berwawasan lingkungan

2) Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman

teknologi pencegahan pencemaran industri secara

berkesinambungan untuk mendukung pembangunan industri

yang berwawasan lingkungan.

3) Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan

kebijakan pembangunan industri nasional.

Page 96: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

86

3. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar

pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang

diinginkan adalah :

1) Pelayanan Prima

Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan

harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya

(internal dan eksternal) sesuai standar mutu layanan yang

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2) Inovatif

Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru

dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek

teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan

mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.

3) Kerjasama

Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara

para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau

masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan

sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih

pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara

eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan seluruh

stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan

tinggi, LSM dll).

4) Integritas

Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya.

5) Kepemilikan

Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki

BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima

Page 97: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

87

tanggung jawab personal untuk pencapaian kepuasan

pelanggan dan sasaran Balai.

4. Tujuan

Dengan memperhatikan potensi dan kendala untuk mencapai Visi dan

Misi yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1) Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan

prima.

Jasa Pelayanan Teknis yang dapat diberikan oleh Balai harus

ditingkatkan guna memenuhi permintaan pelanggan yang

semakin bervariasi dan meningkat sesuai kebutuhannya, dan

pelayanan tersebut harus prima agar dapat bersaing.

Standar Pelayanan Minimum yang harus dapat dipenuhi oleh

BBTPPI diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor

163/M-IND/PER/11/2009, tanggal 30-11-2009.

2) Meningkatkan kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.

Peran litbang sangat penting dalam mendukung perkembangan

industri yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu kerjasama

litbang dengan industri harus terus di kembangkan dan

ditingkatkan melalui penguasaan teknologi yang inovatif dan

dapat meningkatkan daya saing serta nilai tambah.

3) Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri

nasional.

Peran Balai dalam mendukung kebijakan pemerintah perlu terus

ditingkatkan, utamanya untuk penerapan standar dan

pengembangan kompetensi inti daerah.

5. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang lebih spesifik, terukur,

dapat dicapai, berorientasi kepada hasil serta ada rentang waktunya.

Page 98: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

88

Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dapat

dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase

No. Sasaran Indikator Sasaran

Rencana Tingkat Capaian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Meningkatnya Jasa Pelayanan Teknis *)

PNBP 20% 20% 20% 20% 20%

2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis

Orang 20% 40% 60% 80% 100%

3. Meningkatnya jangkauan pasar

Lokasi pelanggan

20% 40% 100% 100% 100%

4. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis

Kapasitas layanan

50% 60% 70% 80% 90%

5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.

Paket teknologi

50% 50% 75% 75% 100%

6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.

Paket 20% 40% 50% 60% 70%

Keterangan : *) peningkatan prosentase sebesar 20 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

6. Strategi

Berdasarkan hasil Analisis TOWS yang kemudian dilakukan

pembobotan maka dihasilkan delapan strategi terpilih sebagai berikut:

1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi

Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.

2) Pemanfaatan sarana kerja.

3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.

4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan

litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan

bioteknologi lingkungan.

5) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.

6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.

7) Pengembangan kemampuan layanan.

Page 99: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

89

8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan

industri nasional.

7. Kebijakan

Pada dasarnya kebijakan adalah ketentuan-ketentuan atau langkah

yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran, tujuan, misi dan

visi, dan ditetapkan oleh pimpinan unit (Kepala BBTPPI) untuk

dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk bagi setiap usaha dan

kegiatan pegawai.

Kebijakan teknis BBTPPI yang dapat mendukung tercapainya tujuan

dan sasaran yang ditetapkan adalah :

1) Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal.

2) Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok

per jenis layanan.

3) Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu

penyerahan.

4) Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui

secara nasional dan internasional.

5) Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana.

6) Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.

7) Pengembangan pasar.

8) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.

9) Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan

yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan

pencemaran industri.

10) Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait

dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.

11) Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri

daerah.

12) Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.

Page 100: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

90

8. Program

Program adalah rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

berdasarkan kepada kebijakan yang telah ditetapkan, mencakup

aspek layanan, aspek keuangan, aspek SDM dan Organisasi, serta

aspek sarana dan prasarana. Program yang akan dilaksanakan oleh

BBTPPI pada tahun 2010-2014, yaitu :

1) Program Peningkatan JPT.

2) Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.

3) Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.

4) Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.

5) Promosi dan riset kepuasan pelanggan.

6) Pengembangan sistem informasi BBTPPI.

7) Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.

8) Program peningkatan kompetensi inti.

9) Program pengembangan SDM litbang.

10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan

kompetensi inti industri daerah.

11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang

lingkup SNI.

9. Kegiatan

Selanjutnya disusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran

dari program selama lima tahun berikut anggaran dan indikator

outputnya.

B. Rencana Aksi dan Penganggarannya

Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun kedepan (tahun

2010 s.d. 2014), dikaitkan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program

disajikan pada Tabel 18.

Pada Tabel 18, dapat dilihat jenis kegiatan yang harus dilakukan

berdasarkan program, kebijakan dan strategi guna mencapai tujuan.

Page 101: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

91

Proyeksi kegiatan, sasaran dan anggaran masing-masing kegiatan dan

satuan out-putnya dirinci pada Tabel 19. Sumber dana untuk membiayai

pelaksanaan kegiatan BBTPPI tersebut menjadi beban APBN dan PNBP.

Page 102: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

92

Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK

Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri.

1. Memberikan layanan jasa teknologi dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan berwawasan lingkungan.

1. Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan prima

1. Meningkatnya JPT

1. Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.

1.Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal. 2. Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok per jenis layanan. 3. Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu penyerahan.

1. Program Peningkatan JPT

1.1. Jasa Penelitian dan Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri .

1

1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan.

1

1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi.

1

1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan.

1

1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.

1

1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa.

1

1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)

1

1.8.Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.

1

Page 103: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

93

VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK 1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran.

1

1.10. Jasa Audit Energi. 1 2. Pengembangan kemampuan layanan.

Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui secara nasional dan internasional.

2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.

2.1. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang).

4

3. Pemanfaatan sarana kerja.

Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana

3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana

3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri

1

2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis

4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.

Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.

4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis

4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)

3

3. Meningkatnya jangkauan pasar

5. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.

Pengembangan pasar. 5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan

5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )

1

6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI

6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online

1

4. Meningkatnya

6. Investasi peralatan prioritas

Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.

7. Program pengembangan sarana

7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang.

4

Page 104: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

94

VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis

yang mutakhir. dan prasarana jasa Layanan

7.2. Perawatan sarana dan prasarana

4

7.3. Pengadaan kendaraan R-4 4 7.4. Penambahan dan rehabilitasi gedung/ruangan kantor

4

2. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi pencegahan pencemaran industri untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.

2. Meningkatnya kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.

5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.

7. Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.

1. Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan pencemaran industri.

8. Program peningkatan kompetensi inti.

8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.

1

2. Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.

9. Program pengembangan SDM litbang

9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)

3

9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)

3

9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)

1

3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan industri nasional.

3.Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri nasional

6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.

8. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional.

1. Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri daerah.

10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti industri daerah

10.1. Pilot project bidang Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.

1

2. Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.

11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.

11.1. Validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.

1

Keterangan :

Page 105: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

95

Aspek 1: Layanan

2: Keuangan

3: SDM dan Organisasi

4: Sarana dan Prasaran

Page 106: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

96

Proyeksi Kegiatan dan Anggaran 5 Tahun Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014.

PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN

SATUAN OUTPUT

2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000

1. Program Peningkatan JPT

1.1. Jasa Penelitian dan Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri.

Meningkatnya jml Kerjasama litbang

Perusahaan 2 733.295 3 879.954 4 1.055.945 7 1.267.134 10 1.520.561

1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan.

Meningkatnya SDM yang dilatih

Orang 50 43.624 60 52.348 80 62.818 120 75.382 150 90.458

1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi.

Meningkatnya jml contoh pengujian

Contoh 6.250 745.472 12.700 894.566 12.950 1.073.479 13.200 1.288.175 13.450 1.545.810

1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan.

Meningkatnya jml kerjasama konsultansi

MoU 2 131.969 4 158.363 6 190.035 8 228.042 10 273.651

1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.

Meningkatnya jml pelanggan (RSNI, Pengambilan contoh, Pengujian)

MoU/ Jasa layanan teknis

3 114.600 4 137.520 5 165.024 6 198.029 7 237.635

1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa.

Meningkatnya jml alat terkalibrasi

Alat 2.900 26.410 3.000 31.692 3.150 38.030 3.386 45.636 3.780 54.763

1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)

Meningkatnya jml kerjasama sertifikasi

Pelanggan/ MoU

100 458.933 131 358.417 191 430.100 263 516.120 335 619.344

Page 107: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

97

PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN

SATUAN OUTPUT

2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000

1.8. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.

Meningkatnya kerjasama RBPI

Pelanggan 4 31.219 5 37.462 7 44.955 8 53.946 9 64.735

1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran.

Meningkatnya jml contoh pengujian

Contoh 3 2.072.371 4 2.486.845 5 2.984.214 6 3.581.057 7 4.297.268

1.10. Jasa Audit Energi. Meningkatnya jml kerjasama audit energi

MoU 3 243.635 4 292.362 5 350.834 6 421.001 7 505.202

2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.

2.1. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang).

Terakreditasi kembali / Terpeliharanya sistem mutu

Lembaga 5 193.700 6 232.440 6 232.440 6 232.440 6 232.440

3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana

3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri

Meningkatnya kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana

Perusahaan - 0 1 20.000 1 30.000 2 40.000 2 50.000

4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis

4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)

Meningkatnya jml SDM kompeten dibidangnya

Orang 15 150.100 15 150.100 15 150.100 15 150.100 20 200.133

Page 108: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

98

PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN

SATUAN OUTPUT

2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000

5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan

5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )

Terlaksananya kegiatan promosi

Paket 6 447.298 6 447.298 6 447.298 6 447.298 6 447.298

6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI

6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online

Terkoneksi jaringan (LAN) secara online

Paket 1 79.210 1 79.210 1 79.210 1 79.210 1 79.210

7. Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan

7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang.

Bertambahnya jumlah peralatan

Paket 1 397.988 1 197.927 1 317.890 1 532.864 1 825.268

7.2. Perawatan sarana dan prasarana

Terlaksananya perawatan Sarpras

Paket 10 1.484.105 10 1.726.297 10 1.657.888 10 1.714.519 10 1.639.734

7.3. Pengadaan kendaraan R-4 Bertambahnya jumlah kendaraan

Unit 1 254.480 - 0 1 307.921 - 338.713 1 372.584

7.4. Rehabilitasi gedung/ruangan kantor

Terpenuhinya rehab gedung/ruang kantor

Paket - 0 1 100.000 1 100.000 1 100.000 2 200.000

8. Program peningkatan kompetensi inti.

8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.

Terlaksananya kegiatan litbang

Laporan 10 782.692 10 939.230 10 1.127.076 10 1.352.492 10 1.622.990

Page 109: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun

99

PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN

SATUAN OUTPUT

2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000

9. Program pengembangan SDM litbang

9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)

Terlaksananya peningkatan kompetensi SDM

Jenis Pendidikan S2

- 0 - 0 - 0 - 0 - 0

9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)

Terlatihnya SDM litbang

Jenis Diklat 3 55.780 4 74.373 4 74.373 4 74.373 4 98.418

9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)

Tersedianya informasi awal bahan penelitian

Judul - 0 5 100.000 5 100.000 5 100.000 5 125.000

10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti daerah

10.1. Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.

Terlaksananya kegiatan litbang

Paket pilot project

- 0 1 50.000 1 50.000 2 100.000 2 100.000

11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.

11.1. Validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.

Tersedianya metode uji baru dan bertambahnya ruang lingkup jasa pelayanan sertifikasi SNI

Metode uji - 0 1 50.000 1 50.000 2 100.000 2 100.000

Jumlah 8.446.881 9.496.404 11.119.630 13.036.531 15.302.502 Keterangan : tidak termasuk Belanja Pegawai.

Page 110: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

100

C. Proyeksi Keuangan

Dalam penyusunan proyeksi keuangan dipergunakan asumsi-asumsi

sebagai berikut:

Asumsi Makro

Laju inflasi sebesar : 4,5 %

Pertumbuhan ekonomi Nasional : 4,5 - 5 %

Nilai tukar US $ (Kurs Jual) : Rp. 9.942,-

Kontribusi pendapatan JPT rata-rata

terhadap Anggaran BBTPPI : 43,86 %

Asumsi Mikro

Anggaran dari APBN (RM) rata-rata meningkat : 9,34 %

Tarif diasumsikan sudah menggunakan unit cost

Pemberlakuan tarif baru, efektif per 1 Januari 2011.

Volume pelayanan jasa teknis diasumsikan meningkat.

Total peningkatan penerimaan JPT meningkat rata-rata : 20 %.

1. Proyeksi Belanja 5 Tahun

Proyeksi belanja untuk tahun 2010 s.d. 2014 berdasarkan masing-

masing jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan

belanja modal seperti terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20 : Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000)

Sumber Anggaran

Jenis Belanja 2010 2011 2012 2013 2014

RM

B. Pegawai 5.334.446 6.147.739 6.676.444 7.250.618 7.874.172 B. Barang 2.713.887 2.654.772 2.950.898 3.278.824 3.641.875 B. Modal 332.994 361.632 392.732 426.507 463.187 B. Bansos - - - - -

Total RM 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234

PNBP B. Pegawai - - - - - B. Barang 4.876.524 5.844.872 7.006.243 8.399.182 10.069.937 B. Modal 523.476 635.128 769.757 932.018 1.127.503

Total PNBP 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440 TOTAL BELANJA 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20,287,149 23.176.674

Page 111: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

101

Dalam perencanaan belanja tersebut diasumsikan belanja pegawai

dari anggaran rutin untuk gaji naik rata-rata sebesar 10,26 % per

tahun, untuk belanja barang naik rata-rata sebesar 16,24 % per tahun

dan untuk belanja modal naik rata-rata sebesar 16,74 % per tahun

sebagai investasi peralatan mengalami peningkatan sesuai dengan

kebutuhan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

lebih baik.

2. Proyeksi Pendapatan 5 Tahun

Proyeksi pendapatan tahun 2010 s.d. 2014 yang bersumber dari

APBN dan PNBP dapat dilihat pada Tabel 21 berikut :

Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000)

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014

1. Rupiah Murni 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234 2. PNBP (JPT) 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440

1. Litbang 728.570 874.284 1.049.141 1.258.969 1.510.763 2. Pelatihan Teknis 65.571 78.685 94.422 113.307 135.968 3. Pengujian 801.429 961.715 1.154.058 1.384.869 1.661.843 4. Konsultasi 182.143 218.572 262.286 314.743 377.692 5. Standardisasi 182.143 218.572 262.286 314.743 377.692 6. Kalibrasi 58.286 69.943 83.932 100.718 120.862 7. Sertifikasi 692.143 830.572 996.686 1.196.023 1.435.228 8. RBPI 58.286 69.943 83.932 100.718 120.862 9. Penanganan Pencemaran 2.331.429 2.797.715 3.357.258 4.028.709 4.834.451 10. JPT Lainnya (Audit Energi) 300.000 360.000 432.000 518.400 622.080

Total 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674

Pendapatan dari rupiah murni dari tahun ke tahun diharapkan naik

terutama untuk penambahan peralatan pengujian, karena peralatan

yang ada harus terus ditingkatkan sejalan dengan semakin banyaknya

contoh yang diuji. Selain itu naiknya rupiah murni juga disebabkan

adanya biaya tambahan utuk gaji pegawai baru dan adanya kenaikan

gaji rata-rata 5 % per tahun.

Pendapatan dari jasa layanan juga meningkat seiring dengan

bertambahnya jenis dan jumlah layanan yang dapat diberikan kepada

Page 112: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

102

pelanggan, sehingga pada tahun 2014 diperkirakan pendapatan dari

PNBP dapat mencapai dua kali lipat dibanding tahun 2009. Hal ini

dapat dicapai apabila pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dan

tidak terpaku pada pagu anggaran yang tersedia.

Berdasarkan proyeksi pendapatan BBTPPI tahun 2010 – 2014 di atas,

dapat dibuat Proyeksi Arus Kas BBTPPI tahun 2010 s/d 2014 sebagai

berikut:

Tabel 22 : Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000,-)

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk

Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan 5.400.000

6.480.000

7.776.000

9.331.200

11.197.440

Pendapatan Hibah -

-

-

-

-

Pendapatan APBN (Rupiah Murni) 8.381.327

9.164.143

10.020.074

10.955.949

11.979.234

Penagihan Piutang -

-

-

-

-

Arus Keluar Biaya Layanan Biaya Umum dan Administrasi Biaya Lainnya

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk

Hasil Penjualan Aset Tetap -

-

-

-

-

Hasil Penjualan Investasi Jangka Panjang

-

-

-

-

-

Hasil Penjualan Aset Lainnya -

-

-

-

-

Arus Keluar

Perolehan Aset Tetap -

-

-

-

-

Perolehan Investasi Jangka Panjang -

-

-

-

-

Perolehan Aset Lainnya -

-

-

-

-

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk

Perolehan Pinjaman -

-

-

-

-

Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman

Page 113: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

103

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 - - - - -

Arus Keluar

Pembayaran Pokok Pinjaman -

-

-

-

-

Pemberian Pinjaman -

-

-

-

-

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas Kas dan Setara Kas Awal Jumlah Saldo Kas

Selama lima tahun kedepan direncanakan tidak ada investasi untuk

jangka panjang dan penambahan dana melalui pinjaman, pendapatan

usaha hanya dari APBN dan pendapatan jasa layanan yang

diproyeksikan mengalami peningkatan di atas 20 % tiap tahunnya.

Tabel 23 : Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000,-)

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN Pendapatan Usaha/Jasa Layanan

Jasa Pelayanan Teknis (JPT) 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440 Hibah :

Terikat - - - - - Tidak terikat - - - - -

Pendapatan APBN : Operasional 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234 Investasi - - - - -

Pendapatan Usaha Lainnya : Hasil Kerjasama dg Pihak Lain - - - - - Sewa - - - - - Jasa Lembaga Keuangan - - - - - Lain-lain - - - - -

Jumlah pendapatan 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674 BIAYA Biaya Layanan :

Biaya Pegawai - - - - - Biaya Bahan 156.570 136.370 185.933 200.436 216.070 Biaya Jasa Layanan 4.570.308 5.329.529 6.395.435 7.674.522 9.209.426 Biaya Pemeliharaan 173.934 187.500 202.126 217.892 234.887 Biaya Daya dan Jasa 319.200 344.098 370.937 399.870 431.060 Lain-lain

Jumlah Biaya Layanan 5.220.012 5.997.497 7.154.431 8.492.720 10.091.444 Biaya Umum dan Administrasi :

Biaya Pegawai Biaya Administrasi Kantor

5.334.446 2.470.268

6.147.739 2.655.560

6.676.444 3.058.690

7.250.618 3.572.719

7.874.172 4.164.987

Page 114: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

104

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Biaya pemeliharaan Biaya Langg. Daya & Jasa Biaya Promosi Biaya Penyusutan

309.303 -

447.298 -

334.267 -

482.187 26.893

362.088 -

519.798 24.621

394.414 -

560.342 16.334

425.688 -

604.049 16.334

Jumlah Biaya Umum & Adm. 8.561.315 9.646.646 10.641.641 11.794.428 13.085.230 Biaya Lainnya :

Biaya Bunga - - - - - Biaya Adm. Bank - - - - - Lain-lain - - - - -

Jumlah Biaya Lainnya - - - - - Jumlah Biaya 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674

SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS KEUNTUNGAN/KERUGIAN - - - - -

Keuntungan/Kerugian : - - - - Keunt. Penj. Aset Non Lancar - - - - - Rugi Penj. Aset Non Lancar - - - - - Rugi Penurunan Nilai - - - - - Lain-lain - - - - -

Total Keuntungan/Kerugian - - - - - SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS POS-POS LUAR BIASA - - - - - Pos-pos Luar Biasa : - - - - -

Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa - - - - - Biaya dari Kejadian Luar Biasa - - - - -

Surplus/Defisit Tahun Berjalan Bersih - - - - - Surplus/Defisit Tahun Berjalan - - - - -

Belanja pegawai merupakan pembayaran gaji yang dibiayai dari rupiah

murni dimana tiap tahunnya mengalami peningkatan dan

diproyeksikan kenaikannya sebesar 5 % setiap tahun dikarenakan

adanya kenaikan gaji dan penambahan jumlah pegawai baru.

Penyusunan proyeksi neraca didasarkan pada proyeksi arus kas,

proyeksi aktivitas operasi, proyeksi penyusutan, serta proyeksi

pendapatan dan belanja BBTPPI. Perhitungan proyeksi neraca dapat

di lihat pada Tabel 24. berikut:

Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014

I. ASET A. ASET LANCAR

1. Kas dan Setara Kas 270.525.000

405.787.500

608.681.250

913.021.875

1.369.532.813

2. Investasi Jangka Pendek - - - - -

3. Piutang Usaha - - - - -

4. Piutang Lain-lain - - - - -

Page 115: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

105

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014

5. Persediaan 211.628.528

317.442.791

476.164.187

714.246.280

1.071.369.420

6. Uang Muka - - - - -

JUMLAH ASET LANCAR 482.153.528

723.230.291

1.084.845.437

1.627.268.155

2.440.902.233

B. ASET TETAP

1. Tanah 18.213.600.000

21.856.320.000

26.227.584.000

31.473.100.800

37.767.720.960

2. Peralatan dan Mesin 4.115.472.500

4.113.200.250

4.110.928.000

4.110.928.000

4.110.928.000

3. Gedung dan Bangunan 1.379.028.635

1.354.407.830

1.329.787.025

1.305.166.220

1.288.832.165

4. Jalan, Irigasi dan Jaringan - - - - -

5. Aset Tetap Lainnya - - - - -

Akumulasi Penyusutan (4.310.011.960)

(4.336.905.015)

(4.361.525.820)

(4.377.859.875)

(4.394.193.930)

JUMLAH ASET TETAP (Nilai Buku)

19.398.089.175

22.987.023.065

27.306.773.205

32.511.335.145

38.773.287.195

C. ASET LAINNYA - - - - -

JUMLAH ASET 19.880.242.703

23.710.253.356

28.391.618.642

34.138.603.300

41.214.189.428

II. KEWAJIBAN - - - - -

A. Kewajiban Jangka Pendek

1. Hutang Usaha - - - - -

2. Hutang Pajak - - - - -

3. Biaya YMH Dibayar - - - - -

4. Pendapatan yg diterima dimuka - - - - -

5. Hutang Jk Pendek Lain - - - - -

JUMLAH KEWAJIBAN III. EKUITAS

Ekuitas Tidak Terkait - - - - -

1. Ekuitas Awal - - - - -

2. Surplus dan Defisit Th Lalu - - - - -

3. Surplus dan Defisit Th Berjalan - - - - -

4. Ekuitas Donasi - - - - -

Ekuitas Temporer 482.153.528

723.230.291

1.084.845.437

1.627.268.155

2.440.902.233

Ekuitas Terikat Permanen 23.951.489.175

35.281.203.065

52.304.939.205

77.876.859.345

116.263.503.735

JUMLAH EKUITAS 24.433.642.703

36.004.433.356

53.389.784.642

79.504.127.500

118.704.405.968

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

24.433.642.703

36.004.433.356

53.389.784.642

79.504.127.500

118.704.405.968

Berdasarkan Tabel 24. diatas, kas dan setara kas dihitung dari

aktivitas operasi yang terdiri dari pendapatan usaha dari jasa layanan,

pendapatan dari APBN, dan penagihan piutang dikurangi biaya

Page 116: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

106

layanan. Nilai kas dan setara kas meningkat dari tahun ke tahun,

karena adanya akumulasi nilai kas tersebut.

Piutang diproyeksikan sebesar 1/48 dari total pendapatan pengujian.

Hal ini disebabkan pengujian telah diselesaikan pada minggu ke

empat bulan Desember sementara penerimaan pembayaran pengujian

baru terealisasi pada bulan Januari tahun berikutnya.

Nilai persediaan terdiri dari persediaan bahan kimia dan ATK.

Besarnya nilai persediaan diproyeksikan 12 % dari kebutuhan

anggaran untuk bahan kimia dan ATK pertahun atau minimal

kebutuhan selama 1 bulan.

Ekuitas merupakan modal awal kegiatan ditambah surplus atau defisit

tahun lalu dan tahun berjalan. Proyeksi ekuitas diharapkan mengalami

peningkatan yang nyata dikarenakan adanya surplus pendapatan

setiap tahun.

Tabel 25 : Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014

Penyusutan Aktiva 2010 2011 2012 2013 2014

1. Peralatan dan Mesin 11.567.602 11.636.990 11.739.215 11.789.677 12.006.388 2. Gedung dan Bangunan 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3. Jalan, Irigasi dan Jaringan 23.804 23.804 23.804 23.804 23.804 4. Aset Tetap Lainnya 35.825 55.825 75.825 95.825 120.825 Total 14.763.793 14.853.181 14.975.406 15.045.868 15.287.579 Penyusutan Aktiva (10%) - 1.485.318 1.497.541 1.504.587 1.528.758 Akumulasi Penyusutan - 1.485.318 2.982.859 4.487.445 6.016.203

Aktiva tetap yang dimiliki BBTPPI terdiri dari tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset

tetap lainnya dimana aset tetap tersebut tiap tahunnya mengalami

penyusutan kecuali tanah. Nilai aset ini sebelumnya telah dilakukan

revaluasi oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) pada

tahun 2008 dan 2009 dan besaran persentase penyusutannya

mengikuti ketentuan dari DJKN. Proyeksi penyusutan tahun 2010 s/d

2014 sebesar 10 % dari total aset tetap diluar tanah seperti pada

Tabel 25 di atas.

Page 117: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

107

BAB VI PENUTUP

Rencana Strategis Bisnis BBTPPI merupakan acuan umum mengenai langkah-

langkah besar yang berorientasi pada hasil yang hendak dicapai, sehubungan

dengan bisnis inti yang dijalankan oleh BBTPPI.

Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan strategis yang dihadapi BBTPPI, baik

lingkungan internal maupun eksternal, yang menggunakan pendekatan Matrik

Internal-Eksternal (I-E Matrix), diketahui bahwa posisi masing-masing aspek

yang dievaluasi adalah sebagai berikut:

Aspek Layanan dan aspek Keuangan berada di kuadran I serta aspek SDM

& Organisasi dan aspek Sarana & Prasarana BBTPPI berada pada kuadran

IV. Hal ini berarti bahwa keempat aspek tersebut berada pada daerah

strategi pembangunan dan pertumbuhan, maka strategi yang dapat diambil

untuk aspek tersebut adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi

intensif dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar

untuk setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan

pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta

peningkatan kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan

penambahan peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan

akurat. Strategi integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.

Selain itu untuk menetapkan strategi operasional telah digunakan analisis

TOWS-MATRIX yang dapat mengidentifikasi berbagai strategi operasional dan

selanjutnya untuk memilih strategi yang sesuai dan layak maka dilakukan

Page 118: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

108

pemilihan dengan cara skoring dan pembobotan atas keterkaitannya dengan

Visi, Misi dan Nilai-nilai yang dianut, maka terpilihlah 8 strategi operasional

BBTPPI yaitu :

1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi

Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.

2) Pemanfaatan sarana kerja.

3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.

4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang

terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.

5) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.

6) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri

nasional.

7) Pengembangan kemampuan layanan

8) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.

Dalam menyusun Rencana Strategis Binis BBTPPI untuk 5 tahun (2010-2014)

telah digunakan matrik keterkaitan yang menghubungkan antara Visi, Misi,

Tujuan, Strategi terpilih, serta kebijakan operasional maka dapat diidentifikasi 11

Program Kerja yang kemudian masing-masing program tersebut dirinci dalam

beberapa kegiatan yang memungkinkan tujuan BBTPPI dapat tercapai.

Program kerja tersebut terdiri dari :

1) Program Peningkatan JPT.

2) Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.

3) Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.

4) Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.

5) Promosi dan riset kepuasan pelanggan.

6) Pengembangan sistem informasi BBTPPI.

7) Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.

8) Program peningkatan kompetensi inti.

9) Program pengembangan SDM litbang.

Page 119: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Bab VI. Penutup

109

10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti

industri daerah.

11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.

Dari aspek keuangan, proyeksi pendapatan yang berasal dari PNBP akan

meningkat sejalan dengan dan dipacu oleh program kerja dan kegiatan yang

dilakukan. Rata-rata pertumbuhan PNBP per tahun diharapkan meningkat lebih

dari 20 %, sementara itu rata-rata kenaikan belanja diperkirakan akan meningkat

20% per tahun mulai tahun 2010.

Tingginya rata-rata kenaikan belanja ini disebabkan oleh meningkatnya investasi

guna meningkatkan dan menjamin pelayanan kepada masyarakat yang lebih

baik, sehingga untuk itu diperlukan penambahan sumber pendapatan yang

berasal dari APBN.

Untuk melihat tingkat keberhasilan dari masing-masing program dan kegiatan

yang telah dijalankan, maka secara periodik BBTPPI perlu melakukan evaluasi

kinerja dengan menggunakan ukuran/indikator kinerja yang ditetapkan yaitu

indikator kinerja input khususnya biaya, dan indikator output yaitu satuan hasil

yang dicapai setiap kegiatan.

Dengan indikator biaya, akan dapat diketahui seberapa besar tingkat efisiensi

dari penggunaan anggaran keuangan yang telah diserap. Sementara

pengukuran output akan memperlihatkan tingkat efektivitas dari setiap kegiatan

dalam mencapai hasil, termasuk tingkat penerimaan dari masing-masing jasa

layanan teknis.

Page 120: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

110

LAMPIRAN I HASIL PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

Litbang Tahun 1992 – 2004

1. Penelitian pemanfaatan sulfida dalam buangan industri penyamakan kulit

2. Rancang bangun dan rekayasa prototip alat pengendali buangan gas

industri pembakaran kapur

3. Penelitian pemanfaatan buangan padat sisa pembakaran bogase industri

gula untuk bahan bangunan

4. Penelitian pemanfaatan limbah padat industri penyamakan kulit untuk glue

5. Rancang bangun dan rekayasa alat pengolah air limbah industri kecil

pelapisan logam listrik

6. Karakteristik beberapa sludge/lumpur sungai sebagai starter dalam

pengolahan air limbah secara anaerobic

7. Pengambilan minyak kedelai pra proses pembuatan tahu dalam rangka

mengurangi beban cemaran

8. Proses pengolahan limbah industri kecil soun

9. Konservasi energi pada industri tahu dan susu

10. Prototip alat pengolahan air limbah minyak kelapa industri pedesaan

11. Pemanfaatan limbah padat dari water treatment industri pelapisan logam

untuk bahan bangunan

12. Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri batik di Jawa

Tengah

13. Pemanfaatan lumpur dari unit pengolahan limbah cair industri tekstil untuk

pembuatan genteng

Page 121: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

111

14. Pemanfaatan limbah padat industri tahu

15. Pemanfaatan kulit dan hati kapok untuk bahan pembantu dalam industri

sabun lunak dan shampo

16. Pemanfaatan limbah padat industri kecap untuk magi cair

17. Pengolah air limbah industri tapioka secara kimia-fisika

18. Rekayasa alat pengolah air limbah laboratorium kimia

19. Pemanfaatan buangan cair industri alkohol sebagai media pembuatan

protein sel tunggal

20. Pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sengon untuk pembuatan

bahan baku karton

21. Isolasi mikroba dan penerapannya untuk starter dalam pengolahan air

limbah industri

22. Pemanfaatan limbah industri jamur untuk kerupuk

23. Pemanfaatan energi dari hasil pengolahan air limbah industri tahu dan

tempe

24. Rekayasa alat uji derajat putih dengan tampilan digital

25. Penerapan biokumulator untuk penurunan teksisitas limbah industri lapis

listrik

26. Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri rokok

27. Teknologi proses pemisahan Ag dari larutan buangan pencuci film

28. Teknologi proses pengolahan air limbah industri sabun

29. Rekayasa alat pengendali derajat keasaman (pH)

30. Prototip penanganan gas buang dari industri kecil pemanfaatan aki bekas

31. Isolasi mikro organisme jenis unggul sebagai starter dalam pengolahan air

limbah industri

32. Teknologi pengolahan air limbah industri kecil pemindangan/pengasinan

ikan

33. Uji coba isolat bakteri untuk pengolahan air limbah industri dalam skala

laboratorium

34. Rekayasa alat pengendali suhu

35. Pembuatan alat penanganan gas buang industri pemanfaatan aki bekas

Page 122: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

112

36. Pembuatan desain percontohan unit pengolah air limbah pada industri

pemindangan ikan

37. Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah limbah industri dengan cara

ion exchanger

38. Rekayasa alat ukur kecepatan aliran zat cair

39. Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah lanjut air limbah industri

dengan teknologi absorbsi karbon aktif

40. Disain dan rekayasa alat percontohan unit pengolah air limbah industri

kecil pencucian jeans

41. pengolah air limbah industri tekstil secara aerobik dengan sistim biological

tower

42. Pembuatan alat pengasapan yang dilengkapi dengan penanganan gas

buang SO2 pada industri chopstick

43. Disain dan rekayasa prototipe berbagai bak pengendapan untuk meneliti

pengaruhnya terhadap effisiensi pengendapan

44. Disain dan rekayasa prototipe alat untuk perbaikan proses elektroplating

sentra industri kecil elektroplating di Jawa Tengah

45. Minimisasi limbah industri tekstil cotton finishing dan pengolahan air

limbahnya secara biologis anaerob

46. Pengendalian pembentukan bulking sludge pada pengolahan limbah cair

aerobic sistim activated sludge

47. Disaian prototipe tungku pembakar batu kapur yang non polutan dengan

bahan bakar batu bara

48. Pengembangan peralatan produksi briket arang dari tempurung kelapa di

sentra produksi kelapa

49. Pengembangan industri nata de soya yang berwawasan bersih lingkungan

dalam rangka diversifikasi usaha pada sentra IKM tahu

50. Pengembangan manfaat sludge lumpur aktif untuk pupuk alami

(Biofeertilizer)

51. Pengembangan Peralatan Proses Pembuatan Art Paper Dari Limbah

Pertanian

Page 123: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

113

52. Pemanfaatan dan Penanganan limbah cair Nata De Coco

53. Desain & Rekayasa alat Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri

Penyamakan Kulit dengan Teknologi Proses Anaerobik

54. Pengembangan Peralatan pengolahan Limbah Cair Industri Kertas

dengan Teknologi Proses UASB (Up Flow Anaerobik Sludge Blanket)

55. Disain dan Rekayasa Alat Pengolah limbah Gas Organik di Industri

Tepung Ikan dengan menggunakan Teknologi “Biofilter

56. Pengembangan Teknologi Pengendalian Pencemaran air Limbah industri

Tekstil Pewarnaan dengan pengolahan bilogis Anaerob UASB dan Aerob

57. Solidifikasi Sludge dari IPAL Untuk Pembuatan Produk Bahan Bangunan

yang bermutu dan aman bagi Kesehatan dan Lingkungan

58. Penerapan Teknologi Flotasi Pada Pengolahan Limbah Cair

59. Pengembangan Teknologi Proses Stabilisasi Limbah Padat Industri MSG

Untuk Pupuk Organik

60. Penghilangan Senyawa Sulfida Dari Pasca Olah Limbah Cair Industri Kulit

61. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Peredam Suara Mesin Generator Set

di Industri

62. Pengembangan Teknologi Reduksi Amoniak Limbah Cair Industri Tekstil

63. Rekayasa Alat Uji Kekeruhan Air

64. Penelitian Pengolahan Limbah Cair Percetakan/Offset

65. Pemanfaatan Gas Buang Hasil Pembakaran Solar (IDO) pada

Boiler/Genset untuk Netralisasi PH pada Pengolahan Air Limbah Industri

66. Penelitian Pemanfaatan Kembali Air Limbah Terolah Industri Tekstil

Sebagai Air Baku Proses Tahap I

67. Desain dan Rekayasa alat penangkap gas asap pada proses pickling di

UKM pelapisan logam

68. Teknologi Bioremediasi untuk mengolah tanah tercemar organik

69. Post Treatment Anaerobic proses dengan system wetland

70. Penelitian Teknologi pengolahan air limbah pada IKM industri Saus

Page 124: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

114

Litbang Tahun 2005

1. Penelitian Pembuatan Starch Paper Kit untuk uji kuantitatif kadar iodium

dlm garam tahap II

2. Penelitian Perbaikan proses pembuatan pupuk alam

3. Penelitian Biji buah durian untuk substitusi tepung terigu dalam makanan

ringan

4. Penelitian Pengeringan Kayu dg tenaga panas buangan dari AC

5. Penelitian Pemanfaatan limbah padat industri tekstil untuk bahan

bangunan dg Thermal Treatment

6. Penelitian Pemanfaatan abu dari tungku pembakaran batu bara untuk

bahan bangunan murah dan aman untuk lingkungan

7. Penelitian teknologi pengolahan air limbah IKM tenun pewarnaan

8. Desain dan Engineering Alat Incinerator pengolahan limbah B3 pada

industri tekstil dan kulit

9. Pengembangan Alat Uji Kekeruhan air dengan teknologi battere

Litbang Tahun 2006

1. Teknologi Pengolahan Air Limbah Fillet Ikan Scr Anaerobic-Aerobic

2. Upaya Minimisasi & Tek. Pengolahan air limbah Ind.Pati Aren

3. Pemisahan Logam& Minyak pd Air Limbah dg Tek.Elektro Flotasi

4. Teknik Solidifikasi limbah padat B3 sbg Penimbunan Sementara

5. Pengembangan Teknologi Pengolahan limbah cair Detergen Dengan

Sistim Aerasi Bertingkat

6. Penelitian Penghilang warna pada limbah cair Industri tekstil pewarnaan

dg menggunakan White Root Fungi

7. Pemurnian Senyawa Mg & K hasil Recovery Larutan Bittern

8. Pengeringan Kayu Sistim Dingin

9. Pemanfaatan limb Serbuk Sabut Kelapa sbg Pupuk Organik

10. Purifikasi Cafein dari Limbah Industri The Botol

11. D & E Prototipe Alat Penanganan Gas Buang Sulfida (H2S)

12. D & E alat Pengendali Kekeruhan

Page 125: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

115

Litbang Tahun 2007

1. Penelitian Energi Loses Pd Operasional Kegiatan Industri dalam rangka

Penelitian Efisiensi Produksi

2. Pemanfaatan Korprostanol sebagai Indikator Pencemaran Limbah

Domestik

3. Phytoremidiasi Tanah Tercemar oleh air Limbah Industri dalam rangka

Rehabilitasi Lahan

4. Penelitian Teknologi Pengolahan air Limbah Industri Cold Storage dan

Pengalengan Ikan

5. Pengembangan Teknologi penghilangan Phospat Limbah Cair Sabun

Jenis Linear Alkyl Sulfonat

6. Detoxifikasi seny Toxis Pd Limbah Cair Ind Tekst Proses Finishing Lwt

Komb Sist Anaerob Digester & SUB

7. Pemanfaatan Limbah Kulit Kayu Pinus sebagai bahan perekat kayu tipe

Eksrerior

8. Proporsi Biaya Pengolahan Air Limbah Thd Biaya Kerugian Lingk pd Ind

tekstil & Mak Minuman

9. Desain & Rekayasa Pengendali Alat Ukur Kebisingan.

10. Desain & Rekayasa alat Pemurnian Senyawa MG & k Hsl Recovery Lar

Bittern Skala Industri.

Litbang Tahun 2008

1. Penelitian Reaktor Fotokatalitik Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu untuk

Mendegradasi Polutan Organik dalam Air Limbah

2. Penelitian Degradasi Warna Pada Air Limbah Tekstil Pewarnaan Terolah

Dengan Teknologi Elektroligis Guna Pemanfaatan Kembali Sebagai Air

Proses

3. Penelitian Pengembangan Teknologi Penghilangan warna Pada Air Limbah

Industri Tekstil Dengan Teknologi Bio – Membran

Page 126: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

116

4. Penelitian Substitusi Chromium Hexavaler Dengan Chromium Trivalen Pada

Industri Elektroplating Dalam Rangka Penerapan Produksi Bersih dan

Pengendalian Limbah B-3

5. Penelitian Peningkatan Efisiensi Energi Pada Operasional Pembangkit Uap

Industri PULP dan Kertas.

6. Penelitian Pengembangan Teknologi Reduksi Senyawa Fenol Dalam Air

Limbah Industri Kayu Lapis Secara Adsorbsi

7. Penelitian Penyediaan Isolat White Root Fungi Untuk Penurunan Intensitas

Warna Pada Limbah Cair Industri Tekstil Pewarnaan

8. Penelitian Pembuatan Soil Semen Dari Endapan Ipal Industri Keramik Untk

Meminimalkan Prositas Tanah Di Ladang Garam Dalam angka Peningkatan

Produksi Garam Rakyat

9. Pemanfaatan limbah padat industry udang beku menjadi silase bahan

pangan

10. Penelitian Pengaruh Suhu Uap pemanasdan Waktu Pemasakan pada

Proses Pembuatan Tahu Yang Menggunakan Limbah Cairnya Sebagai

Bahan PembangkitUap terhadap Mutu Dan Biaya Produksi

11. Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Yang Mengandung Senyawa

Rekalsitran

12. D & E Alat pengendali kecepatan aliran zat cair

Litbang tahun 2009

1. Proses Fotokatalisis Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu Menggunakan Sinar

Matahari Sebagai Sumber Sinar Ultra Violet

2. Dekolorinasi Pewarna Azo Secara Elektrokimia Dengan Katalis Mineral

Mangan

3. Penggunaan Pasir Sebagai Media Pertumbuhan Bakteri Pada Pengolahan

Limbah Cair Secara An Aerob

4. Recycling Limbah Padat Industri Peleburan Besi (Iron Slag) Sebagai Bahan

Baku Industri Beton Yang Berwawasan Lingkungan

Page 127: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan

117

5. Pengolahan lanjut Air Limbah industri kulit untuk dimanfaatkan sebagai air

proses

6. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Rambut Palsu Secara Kimia-Fisika-

Biologi

7. Pengolahan Limbah Padat Sludge Minyak dari Industri Kilang dengan Sistem

Penghancuran Thermal

8. Pemanfaatan limbah padat industri kelapa sawit (Solid heavy phase) sebagai

sumber lemak pengganti jagung pada pembuatan pakan ternak

9. Modifikasi Membran Poly (Vinyl Alkohol)-Sulfonasi Dengan Ampas Tebu

(Bagasse) Untuk Adsorbsi Logam Berat

10. Pembuatan Larutan Induk Minuman Isotonik Dari Pekatan Limbah Cair

Ladang Garam. (Bittern) Penelitian lanjutan Th. 2007

Page 128: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)

118

LAMPIRAN II HASIL RANCANG BANGUN DAN

PEREKAYASAAN INDUSTRI (RBPI)

KERJASAMA KEMAMPUAN JASA PELAYANAN TEKNIS DALAM BIDANG

HASIL REKAYASA TEKNOLOGI

No Kegiatan Keterangan 1 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Nissin Biscuit, Ungaran 2 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Foomaco, Semarang 3 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Saritex Jaya Swasthi Batang 4 Unit Pengolah Limbah Cair Industri tahu di Magelang 5 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Kayu Lapis Indonesia Kendal 6 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Usman Jaya tekstil Magelang 7 Wet Scrubber Ash Collector PG. Rendeng Kudus 8 Unit Pengolah Limbah Cair PT. IMI Batang 9 Unit Pengolah Gas Buang NH3 PT. Batang Alum, Batang

10 Unit Biogas IPAL industri tahu Persh. Tahu Wismilak Semarang

HASIL LITBANG DAN REKAYASA TEKNOLOGI PROSES PADA INDUSTRI

No Kegiatan Keterangan 1 Peralatan yodisasi industri garam beryodium Telah diterapkan di industri 2 Alat pencucian garam Telah diterapkan di industri 3 Alat uji garam beryodium Telah diterapkan di industri 4 Alat Turbidity meter Skala penelitian 5 Alat uji derajat putih Skala penelitian 6 Alat uji NaCl dalam garam Skala penelitian 7 Iodium test kit for salt Telah diterapkan di industri 8 Alat pencabik daging ikan Skala penelitian 9 Alat pengetus minyak dalam pembuatan abon ikan Skala penelitian

10 Alat pengering sale pisang Telah diterapkan di industri 11 Pemanfaatan panas AC untuk pengeringan kayu Skala penelitian 12 Alat Penangkap Bau Skala penelitian 13 Alat Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa Skala penelitian 14 Mixer pembuatan bahan bangunan dari limbah Skala penelitian 15 Biofilter Skala penelitian

Page 129: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)

119

No Kegiatan Keterangan 16 Penggunaan bakteri untuk untuk reduksi warna pada

pengolahan air limbah tekstil Skala penelitian

17 Teknologi elektro flotasi untuk logam & minyak Telah diterapkan di industri 18 Incenerator Skala penelitian 19 Alat Pengolah Limbah Industri Jean Skala penelitian 20 Alat Pengolah Limbah Chroom Skala penelitian 21 Pemisahan logam dan minyak terlarut pada air limbah

karakteristik khusus dengan alternatif teknologi elektro-flotasi

Skala penelitian

22 Reduksi amoniak pada limbah cair tekstil Skala penelitian 23 Pengolahan air limbah industri fillet ikan Skala penelitian 24 Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair industri

detergen dengan sistim airasi bertingkat Skala penelitian

25 Penghilang warna pd limbah cair ind. Tekstil tenun pewarnaan dengan menggunakan white root fungi.

Skala penelitian

26 Pemanfaatan limbah serbuk sabut kelapa sbg pupuk organik.

Skala penelitian

27 Teknik solidifikasi limbah padat B3 sbg upaya penimbunan sementara di lokasi limbah B3.

Skala penelitian

28 Purifikasi cafein dari limbah padat industri teh botol. Skala penelitian 29 Penelitian Pemanfaatan Abu dari Tungku Pembakaran

Batu Bara untuk Bahan Bangunan Murah dan Aman untuk Lingkungan.

Skala penelitian

30 Penelitian Teknologi Pengolahan Air Limbah IKM Tenun Pewarnaan.

Skala penelitian

31 Prototipe alat ekstraksi Mg dan K Skala IKM (prototipe)

Page 130: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran III. Klien Sertifikasi

120

LAMPIRAN III KLIEN SERTIFIKASI

A. SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

No Perusahaan Produk 1 PDAM AMDK MAKHOA, Magelang AMDK 2 CV. Bima Tirta, Bandung AMDK 3 CV. Makmur, Batang AMDK 4 PT. Tirta Sumber Kehidupan, Karanganyar AMDK 5 PT. Berselingk Cipta Persada, Bawen Pupuk NPK Padat 6 UD. Sinar Mandiri, Rembang Garam Konsumsi Beryodium 7 PT. Mitra Insan Sarana, Tegal AMDK 8 UD. Anugerah Tirta, Ungaran AMDK 9 UD. Putra Bhakti, Semarang Garam Konsumsi Beryodium 10 PT. Arya Kusuma Persada, Semarang AMDK 11 PT. Sariguna Primatirta, Kudus AMDK 12 CV. Tirta Makmur, Ungaran AMDK 13 CV. Pancuran Tirta Mulia, Karawang AMDK 14 PT. Sarana Sumber Tirta, Cirebon AMDK 15 PT. Bengawan Murni, Mojokerto AMDK 16 PT. Globalindo Perkasa, Salatiga AMDK 17 CV. Buana Sakti, Karawang AMDK 18 PT. Tirtamas Megah, Temanggung AMDK 19 CV. Tirta Guna Abadi Jaya, Semarang AMDK 20 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes AMDK 21 CV. Maju Rahayu, Sragen AMDK 22 PT. Mujur Jaya Makmur, Banyumas Pupuk NPK Padat 23 CV. Titis Margahayu, Karanganyar AMDK 24 CV. Jaya Manunggal Sentosa, Semarang AMDK 25 PT. Tirta Karunia Abadi, Ungaran AMDK

B. SERTIFIKASI ISO 9001

No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT. Erindo Mandiri Pandaan - Jatim Manufacture of bottled drinking water 2 PT. Indoxide Surabaya - Jatim Manufacture of zinc oxide 3 PT. Rimba Partikel

Indonesia Kendal - Jateng Manufacture of partikel board

4 PT. Bengawan Murni Mojokerto - Jatim Manufacture of bottled drinking water 5 PT. Tonggorejo Pasuruan - Jatim Manufacture of sodium cyclamate

Page 131: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran III. Klien Sertifikasi

121

No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 6 PT. Swabina Gatra Gresik - Jatim Manufacture of bottled drinking water 7 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried noodle 8 PT. Master Indo Aroma

Mitra Makassar - Sulsel Manufacture of ice cream

9 PT. Amanah Insanillahia Batusangkar - Sumbar

Manufacture of bottled drinking water

10 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of instant noodle & seasoning

11 PT. Dewi Samudra Kusuma

Surakarta - Jateng Manufacture of garment

12 PT. Pismatex Textile Industry

Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong

13 PT. Pisma Putra Textile Pekalongan - Jateng Manufacture of spinning mills 14 PT. Agrimitra Utama

Persada Padang - Sumbar Manufacture of bottled drinking water

15 PT. Narmada Awet Muda

Lombok - NTB Manufacture of bottled drinking water

16 PT. Cipta Bangun Abadi Pekanbaru - Riau General construction 17 PT. Abadi Kimia Surabaya - Jatim Manufacture of aluminium sulfate 18 PT. Suryamulia

Gitagraha Pekanbaru - Riau General construction

19 PT. Bhina Citra Nusa Konst.

Pekanbaru - Riau General construction

20 PT. Royal Korindah Purbalingga - Jateng Manufacture of eyelishes 21 PT. Limajabat Jaya Jakarta Selatan -

DKI Building construction

22 PT. John’s Glove Factory

Semarang - Jateng Manufacture of gloves

23 PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang - Jateng Herbal medicine industry

24 PT. Lince Romauli Raya Jakarta - DKI General construction 25 PT. Ultra Jasa Persada

Prima Jakarta - DKI Building construct. and specialist of

precast 26 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of biscuit and wafer stick 27 PT. Merdeka Suryatama Semarang - Jateng Const of roads and buildings 28 PT. Satwika Sarana Semarang - Jateng Const of buildings 29 PT. Katama Suryabumi Jakarta - DKI Const of buildings, roads, bridge and

run way 30 PT. Bangun Cipta Prima

M. Tegal - Jateng Const of buildings, roads, bridge and

drainage 31 PT. Putra Bhineka

Perkasa Denpasar - Bali Manufacture of coffee

32 PT. Duta Ananda Utama Text.

Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong

33 PT. Surya Putera Perdana

Yogyakarta - DIY Construction of buildings, roads and bridge

34 PT. Graha Surya Pratama

Yogyakarta - DIY Construction of buildings, drainage and bridge

35 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried vermicelli 40 PT. Vincent Guna Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 39 PT. Tri Mustika Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 38 PT. Jasamas Graha Semarang - Jateng Construction of buildings

Page 132: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran III. Klien Sertifikasi

122

No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi Utama

36 PT. Kosoema Nanda Putra

Klaten Weaving

37 PT. Muara Mitra Mandiri Yogyakarta Construction of buildings

C. SERTIFIKASI ISO 14001

No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT INDOTIRTA JAYA

ABADI Jl. Majapahit 765, Semarang, Jawa Tengah

Perusahaan AMDK

2 PT ROYAL KORINDAH Desa Banjarsari, Kembaran Kulon, Purbalingga

Perusahaan Bulu Mata Palsu

Page 133: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran

LAMPIRAN IV KLIEN PENGUJIAN, PENGAWASAN

MUTU PRODUK DAN PENANGANAN PENCEMARAN

No Klien 1 perorangan 2 Bappedal Prop. Jateng 3 pemerintah Kota Tegal 4 PT. Geo Dipa Energi, Banjarnegara 5 PT. Dan Liris Spinning III, Semarang 6 Baristand Indag, banjarbaru 7 Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik,

Yogyakarta 8 PT. CP.Prima, Kab. Demak 9 PT. Charoen Phokphand, Kab. Semarang

10 PT. Tanggul Sakti, Semarang 11 PT. Wahana, Solo Baru 12 PT. Aorta, Semarang 13 CV. Saprotan Utama, Semarang 14 BBP. Budidaya Air Payuh, Jepara 15 CV. Niki Harum, Semarang 16 PT. Semarang Mineral, Semarang 17 CV. Tunas Mekar Abadi, Ambarawa 18 PT. Nisin Biscuit, Semarang 19 PT. Ulam Tiba Halim, Semarang 20 PT. Pepertech Indonesia, Magelang 21 Pt. Kusuma Mulia, Solo 22 KLH. Proper, Jakarta 23 PT. Juifa Internasional, Cilacap 24 PT. Blue Sea, Pekalongan 25 CV. Sinar Kalvari, Solo 26 Lab. Klepu 27 PT. Cassanatama, Semarang 28 Polda Jateng 29 Lab Forensik, Cab. Semarang 30 CV. Berkah Abadi, Semarang 31 PT. Nusantara Building, Demak

No Klien 32 PT. suka Sari, Semarang 33 RS. Tlogorejo, Semarang 34 PT. Erela, Semarang 35 PT. Fishindo Makmur, Semarang 36 CV. Waringin Putih, Semarang 37 PT. Sukses Jaya Mandiri, Semarang 38 PT. Degepham, Semarang 39 PR. Santos, Purworejo 40 CV. Bumi Makmur, Semarang 41 PT. Sido Muncul, Semarang 42 PT. Zenith, Semarang 43 PT. TKPI, Magelang 44 PT. Sucofindo, Semarang 45 UNICEF, Jakarta 46 PT. Sriboga Raturaya, Semarang 47 PR. Perjuangan, Magelang 48 PT. Cherio Primas, Bawen 49 PT. Thomas Perkasa, Bawen 50 BPPT, Jakarta Pusat 51 CV. Sekar Jagat Mekar, Semarang 52 CV. Jaya Sentosa, Semarang 53 PDAM. Lab, Semarang 54 CV. Setia Jaya, Semarang 55 PT. Gentong Gotri, Semarang 56 PT. Madu Baru, Bantul 57 PR. Randu Sari, Kab. Grobogan 58 PR. Silampari Lingkungan, Purworejo 59 PT. Kinosentra, Semarang 60 PT. Lince Rumoli Raya, Jakarta 61 PT. Sekar Bengawan, Karanganyar 62 CV. Bengawan Solo, Karanganyar

Page 134: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

No Klien 63 PT. duniatek, Karanganyar 64 PT. Hanil Indonesia, Boyolali 65 PT. Tirta investama, Wonosobo 66 PT. Sari Warna Asli IV, Karanganyar 67 PT. Batamtex, Ungaran 68 PT. Timatex, Salatiga 69 PT. Taruna Kusuma, Kab. Semarang 70 PT. Inti General Jaya Steel, Semarang 71 PT. raja Besi, Semarang 72 PT. Indonesia Miki Industries, batang 73 PT. Konimex, Sukoharjo 74 Fa. Asatex, Surakarta 75 PT. Iskandartex, Surakarta 76 PT. Alladitex (SWA III) 77 CV. Suburtex, Karanganyar 78 PT. Sandang Anggur Moratex,

Sokoharjo 79 PT. Indo Abadi Tekstil, Karanganyar 80 PT. Polysindo Eka Perkasa, Kendal 81 PT. Kayu Lapis, Kendal 82 PG. Sragi, Pekalongan 83 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 84 PT. ISTW, Semarang 85 PT. Bina Mandiri, Jakarta 86 PT. Primatexco Indonesia, Batang 87 PT. Dan Liris, Sukoharjo 88 PT. Lombok Gandaria, Karanganyar 89 PT. danarhadi, Surakarta 90 PT. Lojitex, Pekalongan 91 PT. Dupantex, Pekalongan 92 PT. Tyfountex, Sukaharja 93 PT. Sumber Jaya Garment,

Karanganyar 94 PT. Sri Rejeki Isman, Sukoharjo 95 PT. Batik Semar, Surakarta 96 PT. Indovetsin, Surakarta 97 Fallas Jeans, Pekalongan 98 RSI. Sunan Kudus 99 PT. Kamaltex, Kab. Semarang

100 PT. Kanasritex, kab. Semarang 101 PT. Dunia Sandang, Karanganyar 102 PT. Sinar Sosro, Bawen 103 PT. Tirta Gajah Mungkur, Semarang 104 PT. Wiratman Associate, Jakarta 105 PT. Lembah Tidar, Magelang 106 PT. Rodeo, Semarang 107 PT. Candi Mekar, Pemalang 108 PT. Sapi Gunung, Karanganyar 109 PT. Kimia Farma, Semarang 110 PT. Kharisma Parwitex, Karanganyar 111 PT. Karya Alam Indonesia,

No Klien Karanganyar

112 CV. Putra Tama Jaya, Temanggung 113 CV. Perkasa Teknis, Temanggung 114 PT. Damatex, Salatiga 115 PKLH 116 DPKLH, Kota Pekalongan 117 RSUD, Batang 118 PT. Fumira, Semarang 119 Persh. Anggur Wannen, Surakarta 120 Persh. Madu Murni Whellery,

Surakarta 121 PT. Tirta Mas Manuggal Jaya,

Semarang 122 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Semarang 123 Persh. Cahaya Tiga Tunggal,

Surakarta 124 UD. Sinar Mandiri, Rembang 125 PT. Tirta Sumber Kehidupan,

Karanganyar 126 PT. Latansa Tobaco, Cilacap 127 Kepolisian Negara Banyumas 128 CV. Andika Praja, Semarang 129 PT. tiga Pilar Sejahtera, Surakarta 130 PT. Tri Bintang Inti, Kab. Kendal 131 PT. adi Supra Jaya, Kab. Demak 132 CV. Alam Lestari Mulya, Kendal 133 PT. Puri Keraton, Kab. Jepara 134 PT. Nusantara Building, Semarang 135 CV. Argo Seto, Semarang 136 PT. INNAN, Semarang 137 CV. Pismat Concultant, Brebes 138 PT. Tanindo Subur Prima, Magelang 139 PT. Indofood Fritolay Makmur,

Semarang 140 Eka Paultry Industrial, Semarang 141 PR. Kapuas Karya Tama, Kudus 142 PU. Indah, Pekalongan 143 PT. Java Mete, Semarang 144 PR. Bintang Terang, Temanggung 145 Dinas Perikanan dan Kelautan

Semarang 146 PT. Mangkok, Semarang 147 CV. Sinar Tirta, Semarang 148 CV. Alamanda, Semarang 149 CV. Karya Tunggal Mandiri,

Semarang 150 PR. Roseuryn, Kudus 151 CV. Lumintu, Semarang 152 PT. Hartono Istana Teknologi,

Semarang 153 PR. Nahkoda Jaya, Pati 154 PR. Pezzo. Kab. Kudus 155 CV. Kendaga, Semarang

Page 135: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

No Klien 156 PT. Sinar Indah Kertas, Pati 157 SMP Al-Azhar 14, Semarang 158 PR. Lembung Madu, Kudus 159 PR. Pelita Jaya, Kudus 160 CV. Bumitama, Semarang 161 PR. Dian Putri Jaya, Kudus 162 PR. Hargo Jimbangan, Kudus 163 PR. Libero Tangguh Prima, Kudus 164 CV. Tri Design, Semarang 165 PT. Sumber Sarana Makmur,

Semarang 166 PR. Sang Poemama, Jepara 167 PT. Central Pertiwi Bahari, Rembang 168 PR. Bojong Gede, Desa Bojong Gede 169 CV. Saprotan Bangkok Plaza C7,

Semarang 170 PR. Sekar Madya Mulya, Kab. Kudus 171 PT. Inti Sukses Garmindo, Bawen 172 PR. P Nusa Mekar, Ambarawa 173 CV. Rupan Mekar, Ambarawa 174 PG. PKBI, Medan 175 Alaminda, Pati 176 Dinas Pengendalian Lingkungan

Hidup, Magelang 177 PT. Bumi Regency Family, Semarang 178 CV. Podojoyonyo, Kab. Jepara 179 PR. Menara gading, Kab. Demak 180 PT. Noroyono, Kudus 181 PT. Fajar Jaya Loundry, Kendal 182 PT. Tesindo, Kendal 183 PT. Philips Seafood, Pemalang 184 PT. Rimba Partikel Indonesia, Batang 185 PT. Pritexmaxco Indonesia, batang 186 PT. Pismatex, Pekalongan 187 PT. Sinar Sosro, Kab Semarang 188 PR. Gowa Jaya Lestari, Kudus 189 PR. Pereng Bersinar, Kudus 190 PT. Sinar Terang Bulan, Kab Jepara 191 PR. Pesisir Adiguna Karya, Kab

Jepara 192 PR. Barito, Kudus 193 PR. Batu Hitam Mulia, Kudus 194 Lab. Kes. Mas DKK, purbalingga 195 PT. Indo Tirta Jaya Abadi, Semarang 196 PR. Sikas Mas Tua, Kab. Grobogan 197 PR. Intan Celsa, Kab. Grobogan 198 PR. Glodok 5000, Kab. Grobogan 199 CV. Mandiri Pati, Semarang 200 PR. Surya Mukti, Kudus 201 PT. Surya Bersinar, Kudus 202 PR. Pancuran, Kab. Kudus 203 PR. Mengkudu, Kab. Kudus

No Klien 204 PT. Djohartex, Magelang 205 PT. Indovestin, Solo 206 PT. Konimex, Sukoharjo 207 PR. Klampox, Kudus 208 PR. Kereta Senja, Kudus 209 PT. Nafira Jaya Perkasa, Jepara 210 PR. Pratama Baru Persada, Kudus 211 PR. Garbis Putra Mandiri, Kudus 212 PT. Hidup Makmur Barokah, Cilacap 213 PR. MO, Cilacap 214 CV. Sarana Argo Kultura. Kab.

Grobogan 215 Hotel Laras asri, Jepara 216 Asdep UPP dan SL, Jakarta 217 PT. Sandang Asia Maju, Semarang 218 Dinas Bina Marga, Semarang 219 CV. Asca Amoghasida, Semarang 220 PT. Manunggal Asri Pura, Semarang 221 PT. Subali Makmur, Semarang 222 PT. Nyonya Menir, Semarang 223 Bappedal. Kota Tegal 224 Bappedal, Pangkalan Bun 225 Firma Pangkal Rejo, Semarang 226 CV. Saprotan, Semarang 227 Perum Perhutani, Semarang 228 Yayasan Permatasari Semarang 229 KSM. Mandiri Lestari, Semarang 230 PT. Sumber Mitra, Semaang 231 PR. Rantai Mas, Temanggung 232 PR. Erlinda Jaya Abadi, Kab. Kudus 233 PT, Tirta, Purbalingga 234 PR. Danu Pratama, Grobogan 235 RS. Bunda, Semarang 236 Pt. Kurios Utama 237 PT. Kubota Indonesia, Semarang 238 PT. Bima Guna Kimia, Kab. Semarang 239 PT. Grada Widyakarsa, Semarang 240 PT. Sobisco, Sukoharjo 241 PT. Semarang Makmur, Semarang 242 PT. Sinar Pancar Jaya, Semarang 243 PT. Maya Food Industries,

Pekalongan 244 PT. Bonaza Megah, Demak 245 PT. New Armada, Magelang 246 PT. Mekar Armada, Magelang 247 PT. Hartono Istana, Demak 248 PT. Sandratex, Semarang 249 PT. Nanya Indah, Semarang 250 PT. Sango Kramik, Semarang 251 PT. Wijaya Kwarta Penta,

Karanganyar

Page 136: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

No Klien 252 PT. Pelindo III, Tegal 253 PT. Herculon Carpet, Semarang 254 PT. Bengawantex, Karanganyar 255 PT. Apac Inti Corpora, Bawen 256 PT. Perindo Bapak Djenggot,

Karangjati 257 PT. Panamtex, Pekalongan 258 PT Tirta Investama, Klaten 259 PT. Konimex, Surakarta 260 PT. Sarana Nugraha, Tbk,

Karanganyar 261 PT. New Aditex, Pekalongan 262 PT. Palur Raya, Karanganyar 263 PT. Kusumahadi Sentosa,

Karanganyar 264 PT. Sawah Karunia Agung,

Karanganyer 265 PT. Kesmatex, Pekalongan 266 PT. Gunatex Jaya, Pekalongan 267 CV. Afantex, Karanganyar 268 PT. Pismatex, Pekalongan 269 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Sukoharjo 270 PT. Damatex, Semarang 271 PT. Kanigara, Ungaran 272 PT. Kusuma Remaja, Karanganyar 273 PT. Primatexco, Pekalongan 274 PT. Pepsi Cola, Ungaran 275 PT. Djarum, Kudus 276 PT. Ratna Jaya, Pekalongan 277 PT. Arga Kencana, Karanganyar 278 IPAL Bersama, Pekalongan 279 PT. Phapros, Semarang 280 PT. Triangga Dewi, Surakarta 281 Hotel Amanjiwo, Magelang 282 PT. Mega Rubber, Semarang 283 PT. Pura Nusa Persada, Kudus 284 DHL, Kab. Semarang 285 Disperindag, Kota Salatiga 286 DKLH, kab. Cilacap 287 PT. Adhinusa Dian, Tegal 288 CV. Mitra Adi Pranata, Semarang 289 PT. Tiga Tunggal, Sukoharjo 290 PT. Tirta Mas Megah, Temanggung 291 PT. Amor Abadi, Semarang 292 PT. Tunggak Warusemi, Karanganyar 293 Dinas Lingkungan Hidup, Kab.

Semarang 294 Kementrian Lingkungan Hidup 295 PT. Ecostar Engineering, Semarang 296 PR. Pendopo Istana, Kudus 297 PR. Janur Kuning 298 PR. Rambutan Super, Kudus

No Klien 299 PR. Magenta, Kudus 300 PR. Kelapa Gading Kembar 301 PR. Hendra Jaya, Kudus 302 PR. Djari Mas, Barongan 303 PR. Mutiara Hikmah, Jepara 304 PR. Semar Bakti, Jepara 305 PT. Rimba Partikel Indonesia, Kendal 306 Universitas Pekalongan 307 PR. MH Barokah Jaya, Kudus 308 PR. Gudang Jaya Abadi, Kudus 309 PR. Musang Kaswari, Kudus 310 UD. Arsa, Purworejo 311 PR. Patran Nusa Pragatama, Kudus 312 PR. Sentana Pisang Wulung, Kudus 313 PR. Anggrek Bulan Mecca, Kudus 314 CV. Frezindo Makmur Jaya Sentosa.

Pati 315 Sadu Perdana, Semarang 316 PKP. Farm, kab. Semarang 317 PT. Notodjo Mulya, Kudus 318 PT. Inti Sukses, Semarang 319 PTP Nusantara, Salatiga 320 PT. Loji Kanakatama, Pekalongan 321 PT. Citra Mega Pratama, cilacap 322 PR. Joko Sutra Makaryo, Kudus 323 Gita Snack, Solo 324 PR. Putra Permata Biru, Kendal 325 PR. Putra Lima Persada, Jepara 326 PT. Lokatex, Pekalongan 327 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Solo 328 PT. Sanferoring, Semarang 329 PT. Inti Jaya, Semarang 330 PT. Astra Internasional, Semarang 331 CV. Dewi Sri, Sukoharjo 332 PR. Januari Kuncup Satu, Kudus 333 PR. Fikyal Ghani, Kab. Kudus 334 CV. Hindro Konsultan Teknik, Kudus 335 PR. Janoko Mekar Aren, Kudus 336 PR. Fani Jaya, Kudus 337 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,

Kudus 338 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,

Kudus 339 PR. Pemuda Berbudi Luhur Sentosa,

Kudus 340 PR. Pelita Alam Abadi Sentosa,

Kudus 341 PR. Restorasi Klasi, Kudus 342 PR. Maykid Puja Jaya, Jepara 343 PR. Risca Pesantenan Jaya, Jepara 344 PR. Alva Ranggan Dewa Jaya, Jepara 345 PR. Bomber Bolo-bolo, Jepara

Page 137: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

No Klien 346 PR. Bambu Kunig Gading, Jepara 347 PR. Menado Jaya Utama, Kab.

Semarang 348 CV. Sahid Aditama, Semarang 349 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

BMS 350 PR. Sukses Jaya Utama, Kab.

Semarang 351 PR. Bimbing Mas Barokah, Kab.

Jepara 352 PR. Netral Jaya Abadi, Pati 353 PR. Panji Buana, Purworejo 354 PR. Lituma, Temanggung 355 PT. Ecolab, Semarang 356 CV. Pubel, Yogyakarta 357 PR. Gapura Jaya Makmur,

Purwokerto 358 PT. Bawen Mediatama, Bawen 359 PR. Oval Saputra, Kudus 360 PR. Daun Sirih Segar, Kudus 361 PT. Sinar Permata Tunggal, Kudus 362 PR. Gambir Coklat Muda, Kudus 363 PR. Sinyo 82, Kudus 364 PR. Malindo Jaya abadi, Kudus 365 PR. Era Usaha, Kudus 366 PR. Gunung Mas, Sleman 367 PD. Niaga, Cirebon 368 Dins Kesehatan Kendal 369 PT. Alya Kusuma Perdana, Gunung

Pati 370 PT. Karang Jaya Mandiri, Juana 371 PT. Tiro Samodra Mulya, Juana 372 PT. Agung Samudra, Batang 373 PT. Garam Nasional, Juana 374 PT. Citra Abadi Mulya, Yogyakarta 375 CV. Bima Tirta, Bandung 376 CV. Sarana Argo Kultura, kab.

Grobogan 377 PR. Kecap Mirama, Semarang 378 PT. Mirota SM, Yogyakarta 379 CV. Makmur, Batang 380 Anggur 5000, Yogyakarta 381 PT. Kharisma Prima Abadi,

Yogyakarta 382 PT. Indo Sentra Pelangi, Semarang 383 PT. Indofood Sukses Makmur,

Semarang 384 PT. Benselink Cipta Perdana, Bawen 385 CV. Tunggal Nugroho, Semarang 386 PT. Intrasal, Semarang 387 PT. Multi Instrumentasi, Semarang 388 PT. Intijaya Meta Ratna, Semarang 389 PT. Cipta Bangun, Pekanbaru

No Klien 390 PT. Swabina gatra, Gresik 391 PT. Bina Citra, Semarang 392 PT. Royal Korindah, Purbalingga 393 PT. Jhon's Glove, Semarang 394 PT. Intimanis, Semarang 395 PT. Amanah, Makasar 396 PT. Focus Indolighting, Jakarta 397 PT. Narmada Awet Muda, Lombok 398 PT. Sagita Puspa, Kaltim 399 PR. AMOK Mahkota, Magelang 400 PT. Tirta Tama Bahagia, Bogor 401 PT. Tirta Bahagia, Pandaan 402 PT. Dewi Samodra, Solo 403 PT. Agrimitra, Padang 404 PT. Surya Mulia, Pekanbaru 405 PT. Inhutani II, jakarta 406 PT. Master Indo Aroma, Makasar 407 PT. Global Export, ampenan 408 PT. Abadi Kimia, Surabaya 409 PT. Cita Nasional, salitiga 410 Yayasan Harapan Ibu, Purbalingga 411 PT. BPR Weleri Makmur, Semarang 412 PT. Industri Jamu Borobudur,

Semarang 413 PT. Karunia Tirta, Makasar 414 PT. Sinar Sosro, Ungaran 415 Pengguna Dana Bappedal Prop.

Jateng 416 PT. SA Moratex, Sukoharjo 417 Dinas Kesehatan Kota Semarang 418 Decorus Furniture 419 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 420 PT. Indratex, Pekalongan 421 Kantor Lingkungan Hidup Purbalingga 422 Dinas Kebersihan dan LH, Kab.

Cilacap 423 PT. Smart Sukses Selalu, Semarang 424 PG. Trangkil, Pati 425 PT. Kedaung Medan, Semarang 426 PT. Hadikusumo Bros Coy, Semarang 427 PT. CPS, Rembang 428 Sumitomo Corporation, jakarta

Selatan 429 PT. Kharisma Megah Dharma,

Semarang 430 PT. Mitra Lestari Abadi 431 RS. Ibu dan Anak, Tegal 432 Pusdiklat Mugas, Cepu 433 PT. Pandatex, Magelang 434 PT. Wonorejo Katon, Solo 435 PT. Sukorintex, Batang 436 PT. Triangga Dewi, Solo

Page 138: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

No Klien 437 PT. Kanasritex, Ungaran 438 PG. Jatibarang, Brebes 439 PT. Dua Kelinci, Pati 440 PG. Sumberharjo, Pemalang 441 Persh. Krupuk Sami Jaya, Semarang 442 PT. Bina Mandiri, Bogor 443 PMK. Dua Naga 444 PT. Batik Semar, Solo 445 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Surakarta 446 PG. Gondang baru, Klaten 447 PG. tasik Madu, Karanganyar 448 PT. Yuro Mustika, Semarang 449 PT. Daya Manuggal Tekstil 450 PT. Tanjung Kreasi Parguet Industri 451 PG. Mojo, Sragen 452 PT. Bitratex Industri, Demak 453 RSUD. Kardinal, Tegal 454 PT. Coca Cola, Ungaran 455 PG. Pangka, Tegal 456 PT. Faltatex, Pekalongan 457 PT. Restu Rancang Bangun 458 PT. Jamu Borobudur, Semarang 459 PT. Indoxide, Surabaya 460 PT. Asia Megah, Padang 461 PT. Tonggorejo, Pandaan 462 PT. Duta Khaisar, Surakarta 463 Lab. Lingkungan Akprin, Yogyakarta 464 PT. Manyong Mando, Semarang 465 CV. Dwi Tunggal Sejahtera,

Semarang 466 UD. Anugrah Tirta, Ungaran 467 PT. Sumber Daya Alam, Wonosobo 468 CV. Olimpic Makmur Jaya 469 Persh. Madu Nusantara 470 PT. Bapak Djenggot, Bawen 471 PT. Coca-cola Bottling Indonesia,

Semarang 472 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes 473 PR. Tujuh Samodra, Temanggung 474 Glory, Semarang 475 PR. Buah Merah, Kudus 476 PR. Kembang Suko Sakti, Kudus 477 PR. Putri Yuko, Kudus 478 CV. Asia Food Working, Pati 479 CV. Hasil Karya, Semarang 480 PT. Libra, Semarang 481 PR. Nuansa Citra Abadi. Kudus 482 PR. Bengawan Solo, Kudus 483 PR. Helmi Jaya Abadi, Kudus 484 PR. Sembilan, Kudus

No Klien 485 PR. Cap Gading, Demak 486 PR. Nambah Rejeki, temanggung 487 PR. FAB, Boyolali 488 PR. Cincin Delima, Kab. Kudus 489 PR. Piala Kencana Sakti, Kudus 490 PR Sandang Pancuran, Ds.

Prambatan 491 ASA, Semarang 492 UD. Quasil, Semarang 493 CV. Masa Jaya, Semarang 494 CV. Karagen Indonesia, Semarang 495 PR. Kondang Harum, Karanganyar 496 PR. Keluarga Besar 092, Jepara 497 PR. Bina Arta Kencana, Semarang 498 PR. Bunga Malam, Demak 499 UD. Al-Farah, Cilacap 500 PR. Turi Mekar Mas Jaya, Kudus 501 PR. Tugu Mas Kencana, Kab. Demak 502 PR. Margo Jojoguna, Kudus 503 PR. Poenjoel, Kudus 504 PR. Gunung Cetak Kidul, Kudus 505 PR. Chi Hana Santosa, Kudus 506 PR. Finan Lasta Produk, Kudus 507 PR. Shifa Jaya Utama, Kudus 508 PR. Ruzuas Djumar, Kudus 509 PR. Friendship Business, Kudus 510 PR. Buana Fajar, Kudus 511 PR. Granito Mulia, Kudus 512 PR. Voleta, Kudus 513 PR. Umi Kharomah, Kudus 514 PPLH UNSOED, Purworkerto 515 PR. Pirandi, Kudus 516 PR. Pamudji Raharjo, Sukoharjo 517 Deperindag Kop. Kab. Rembang 518 PT. Setia Widjaja Bhakti Sentosa,

Tegal 519 PT. Mitra Insani Sarana, tegal 520 CV. Surya Kartika Indotama, Ungaran 521 PT IMI, Batang 522 PT. Batang Alum, Batang 523 Balai Pengobatan, Ungaran 524 PT. Garuda Food, Pati 525 PT. Saari Junietex, boyolali 526 PT. Perkebunan IX, Klaten 527 CV. Risetya Putri Sejati 528 PT. Unggul Jaya, Pekalongan 529 PT. Kertas Blabak, Magelang 530 Kantor Pedalda, Kab. Kendal

Page 139: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Lampiran V. Matrik TOWS

129

LAMPIRAN V MATRIK TOWS

Page 140: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Lampiran V. Matrik TOWS

130

MATRIK TOWS PELUANG / OPPORTUNITY ANCAMAN / THREAT Aspek Layanan Aspek Layanan

1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.

1. Adanya lembaga layanan sejenis.

2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

pesat. 2. Perkembangan iptek yang cepat.

3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Aspek Keuangan Aspek Keuangan 1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 1. Tingkat inflasi. 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. 2. Nilai tukar rupiah. 3. Investasi sektor industri menurun. Aspek SDM & Organisasi Aspek SDM & Organisasi 1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.

2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga

lab.

3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan

kinerja.

4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Aspek Sarana & Prasarana Aspek Sarana & Prasarana

1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga

pesaing.

2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses

yang cepat.

3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).

3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.

Page 141: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Lampiran V. Matrik TOWS

131

KEKUATAN / STRENGTH Strategi S-O Mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang.

Strategi S-T Memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman.

Aspek Layanan 1.

2.

3. 4. 5.

6.

7. 8.

9.

10. 11.

Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. Pemanfaatan sarana kerja Optimalisasi tawaran bantuan dan kerjasama Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT Mempromosikan Jasa Audit Energi Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional Pengembangan kemampuan layanan Peningkatan kualitas Layanan

1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun.

1. Mempunyai pelanggan tetap. 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. 3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan

pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.

4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.

5. Mampu melakukan layanan audit energi. Aspek Keuangan

1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN.

Aspek SDM & Organisasi 1. Memiliki SDM berkompeten. 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,

kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.

Aspek Sarana & Prasarana 1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 3. Memiliki website.

Page 142: RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014

Lampiran V. Matrik TOWS

132

KELEMAHAN / WEAKNESS Strategi W-O Memanfaatkan peluang utk meminimalkan kelemahan.

Strategi W-T Meminimalkan kelemahan utk menghindari ancaman.

Aspek Layanan 1.

2. 3.

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11. 12.

Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis Memelihara peralatan lab proses Memanfaatkan program bantuan untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI Merencanakan training bagi SDM BBTPPI Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif Investasi peralatan prioritas yang mutakhir Peningkatan Usaha Marketing yang agresif

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Efisiensi penggunaan anggaran berdasarkan prioritas. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian. Pengadaan peralatan rapid test. Menyusun rencana pemeliharaan alat. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga sejenis. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi.

1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi

belum terakreditasi seluruhnya. 3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 5. Pemasaran belum efektif.

Aspek Keuangan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu

yang relatif singkat. Aspek SDM & Organisasi

1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas.

2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.

3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.

4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.

Aspek Sarana & Prasarana 1. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.

pengujian dan kalibrasi. 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana

dengan baik. 3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa

layanan.