renstra ditjen hubdat 2015-2019.pdf

8/16/2019 renstra ditjen hubdat 2015-2019.pdf

1/253


2/253

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... I-1

1.1 KONDISI UMUM ................................................................................................ I-1

1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN

DARAT TAHUN 2010-2014 .................................................................. I-2

1.1.2 CAPAIAN PEMBANGUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN

DARAT TAHUN 2010-2014 .................................................................. I-8

1.1.3 REALISASI KINERJA KEUANGAN DIREKTORAT JENDERALPERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2010-2014 ...................................... I-57

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN ........................................................................ I-57

1.2.1 PELUANG DAN TANTANGAN DARI PERKEMBANGAN LINGKUNGAN

STRATEGIS …....................................................................................... I-60

1.2.2 POTENSI ............................................................................................. I-62

1.2.2 PERMASALAHAN ................................................................................ I-63


3/253

3.3.2 STRATEGI PEMBANGUNAN BIDANG PERHUBUNGAN ........................ III-21

3.3.3 KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN BIDANG PERHUBUNGAN ……… III-22

3.3.4 ARAH PEMANGUNAN TRANSPORTASI NASIONAL ………………………….. III-25

3.4 ARAH KEBIJAKAN UMUM PERHUBUNGAN DARAT 2015 - 2019 …………………… III-26

3.4.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PERWUJUDAN SASARAN

PERHUBUNGAN DARAT 2015 – 2019 …………..................................... III-27

3.5 KERANGKA REGULASI…………. ........................................................................... III-37

3.5.1 KERANGKA REGULASI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN

DARAT ................................................................................................ III-38

3.6 KERANGKA KELEMBAGAAN ………………………………………………………………………. III-443.6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ………….. III-44

3.6.2 KERANGKA KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN

DARAT ……………………………………………………………………………………………. III-44

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................................... IV-1

4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 ………….. IV-1

4.1.1 PENINGKATAN AKSESIBILTAS KAPASITAS DAN KETERPADUANJARINGAN TRANSPORTASI DARAT ..................................................... IV-1

4.1.2 PENINGKATAN KESELAMATAN PERHUBUNGAN DARAT …..……………. IV-2

4.1.3 PENINGKATAN KINERJA SARANA TRANSPORTASI DARAT SESUAI

STANDAR ............................................................................................ IV-3

4.1.4 PENINGKATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM DAN APLIKASI

TEKNOLOGI ……………………………………………………………………………………. IV-4

4 1 5 PENINGKATAN KINERJA TRANSPORTASI PERKOTAAN IV 4


4/253

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Capaian Sasaran Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-

2014 .................................................................................................................... 1-5

Tabel 1.2 Capaian Pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-

2014 ................................................................................................................... 1-9

Tabel 1.3 Jumlah Perlengkapan Jalan Terpasang Tahun 2014 1-10

Tabel 1.4 Perkembangan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB)

di Seluruh Indonesia ...........................................................................................

1-11

Tabel 1.5 Sebaran Unit Pengujian Kendaraan Bermotor di Seluruh Propinsi di Indonesia. 1-13

Tabel 1.6 Jumlah Penguji Kendaraan Bermotor ................................................................. 1-14

Tabel 1.7 SRUT (Sertifikasi Registrasi Uji Tipe) .................................................................. 1-14

Tabel I.8 Perkembangan Sarana AKAP di seluruh Propinsi di

Indonesia............................................................................................................. 1-14

Tabel 1.9 Perkembangan Sarana Pariwisata di seluruh Propinsi di Indonesia ……………….. 1-16

Tabel 1.10 Ijin yang dikeluarkan LLAJ ................................................................................... 1-17

Tabel 1.11 Besaran Subsidi Keperintisan Angkutan Jalan ……………………………………………….. 1-17

Tabel 1.12 Trayek Angkutan Jalan Perintis ……………………………………………………………………… 1-17

b l k b d h


5/253

Tabel 1.33 Penyediaan SDM Ditjen Perhubungan Darat Tahun 2010–2014 …………………….. I-47

Tabel 1.34 Perkembangan akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan Ditjen

Perhubungan Darat ……………………………………………………………………………………….. I-48Tabel 1.35 Realisasi Daya Serap Tahun 2010–2014 ............................................................. I-48

Tabel 1.36 Komposisi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Tahun 2010–2014 …………………………………………………………………………………………. I-48

Tabel 1.37 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2010-2014 ……… I-49

Tabel 1.38 Realisasi Daya Serap Tahun 2010–2014 ............................................................. I-57

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015–2019 …………………………………………… II-2

Tabel 3.1 Usulan Pembagian Lokasi dan Wilayah Kerja Kantor OPP ………………………………. III-49Tabel 3.2 Usulan Pembagian Lokasi dan Wilayah Kerja BLLAJSDP …………………………………. III-51

Tabel 4.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Tahun 2015-2019................................................................................................ IV-6

Tabel 4.2 Rincian Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Per

Tahun dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019 ……………………………………… IV-9

Tabel 4.3 Kerangka Anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2015–

2019.................................................................................................................... IV-21


6/253

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pembangunan Terminal selesai ........................................................................... I-23

Gambar 1.2 Peningkatan/Rehabilitasi Terminal selesai ……………………………………………………… I-25

Gambar 1.3 Ruang Pengendali ATCS …………………………………………………………………………………… I-31

Gambar 1.4 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Indonesia …………………………………………… I-34

Gambar 1.5 Data Kecelakaan Tahun 2010-2014 …………………………………………………………………. I-36

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 Renstra Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 ……………………………………………………………………… II-5

Gambar 3.1 Kerangka/Struktur Regulasi di Bidang LLAJ ……………………………………………………… III-43

Gambar 3.2 Kerangka Kelembagaan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ……………………. III-45


7/253


8/253

encana Lima Tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2015 - 2019

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Rencana Lima Tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Tahun 2015-2019 disusun sesuai amanah Inpres 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

menginstruksikan kepadasetiap instansi pemerintah sampai

tingkat eselon II telah mempunyai Perencanaan Strategis dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan

bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang

selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga

(Renstra K/L), yang merupakan dokumen perencanaan

kementerian/ lembaga untuk periode 5 tahun. Renstra memuat

sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan

pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsikementerian/lembaga yang disusun dengan berpedomanan pada

RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Penyusunan Rencana Lima

Tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Perhubungan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Periode perencanaan jangka menengah tahun 2015-2019 saat ini masuk dalam tahapan ke-3 dari

rangkaian perencanaan jangka panjang 2005-2025. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan

di d h tik t R P b J k M h N i l


9/253


1.1.1 Capaian Target Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan perhubungan darat

untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, dalam Rencana Lima Tahunan DirektoratJenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014 telah disusun Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk

mengukur tingkat keberhasilan dari sasaran yang telah ditetapkan. Berikut ini hasil capaian kinerja

dalam Rencana Lima Tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014:

1. Pada sasaran “Menurunnya dampak sub sektor transportasi darat terhadap Lingkungan

melalui pengurangan konsumsi energi tak tergantikan dan emisi gas buang”dengan

indikator kinerja utama, meliputi:a. Jumlah konsumsi energi tak tergantikan oleh angkutan umum sektor transportasi darat

sampai dengan tahun 2014 sebesar 9,53 juta liter/tahun;

b. Jumlah produksi emisi gas buang dari sub sektor transportasi darat sampai dengan tahun

2014 sebesar 2.200 ton/tahun.

2. Pada sasaran “Peningkatan Manfaat Sub Sektor Transportasi Darat Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana”dengan indikator kinerja utama, meliputi:

Prosentase Capaian pada IKU Prosentase Peningkatan Kontribusi Transportasi Darat

terhadap PDRB terbagi menjadi:

a. Prosentase peningkatan kontribusi transportasi darat terhadap PDRB Angkutan Jalan

Raya dengan prosentase capaian IKU sebesar 94,12%;

b. Prosentase Peningkatan Kontribusi Transportasi Darat terhadap PDRB Angkutan SDP

dengan prosentase capaian IKU sebesar 136,36%.


10/253


c. Jumlah pembangunan kenavigasian untuk angkutan sungai danau penyeberangan yang

memanfaatkan teknologi ramah lingkungan sampai dengan tahun 2014 sebesar 18 unit;

d. Jumlah Kota yang menerapkan ATCS dalam pelaksanaan Manajemen Rekayasa LaluLintas sampai dengan tahun 2014 sebesar 17 unit;

e. Jumlah kota yang memanfaatkan angkutan massal untuk pelayanan angkutan perkotaan

sampai dengan tahun 2014 sebesar 20 unit.

6. Sasaran VI (keenam) adalah “Meningkatnya Aksesibilitas Masyarakat Terhadap

Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi Darat” dengan indikator kinerja utama,

meliputi:a. Jumlah trayek keperintisan angkutan jalan sampai dengan tahun 2014 sebesar 205 trayek;

b. Jumlah trayek AKAP sampai dengan tahun 2014 sebesar 2.506 trayek;

c. Jumlah lintas penyeberangan jalan perintis sampai dengan tahun 2014 sebesar 178 lintas;

d. Jumlah lintas penyeberangan komersial sampai dengan tahun 2014 sebesar 48 lintas.

7. Sasaran VII (ketujuh) adalah “Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana

Transportasi Darat” dengan indikator kinerja utama, meliputi:a. Jumlah produksi angkutan penyeberangan sampai dengan tahun 2014 sebesar 65.763.343

pnp/th dan 16.506.668 kend/th;

b. Jumlah penumpang angkutan umum pada pelayanan angkutan lebaran sampai dengan

tahun 2014 sebesar 8.870.525 pnp/th dan 4.060.833 kend/th;

c. Jumlah penumpang angkutan umum pada pelayanan angkutan natal dan tahun baru

sampai dengan tahun 2014 sebesar 4.806.808 pnp/th dan 928.277 kend/th;

d. Jumlah kapasitas penumpang angkutan umum massal di perkotaan sampai dengan tahun


11/253


10. Sasaran X (kesepuluh) adalah “Peningkatan Kualitas SDM” dengan indikator kinerja utama,

meliputi:

a. Jumlah pemberian sertifikat dan kualifikasi teknis petugas operasional sampai dengantahun 2014 sebesar 178 orang;

b. Jumlah Pegawai yang sudah memiliki sertifikat sampai dengan tahun 2014 sebesar 480

orang.

11. Sasaran XI (kesebelas) adalah “Melanjutkan Restrukturisasi Kelembagaan Di Sub Sektor

Transportasi Darat” dengan indikator kinerja utama, meliputi :

Jumlah kerjasama dengan Pemda/swasta di bidang transportasi darat sampai dengan tahun2014 sebesar 2 kerjasama.

12. Sasaran XII (keduabelas) adalah “Melanjutkan Reformasi Regulasi” dengan indikator

kinerja utama, yaitu Jumlah tersusunnya peraturan perundang-undangan dan peraturan

pelaksanaannya sampai dengan tahun 2014 sebesar 22 peraturan.


12/253


I - 5

Tabel 1.1

Capaian Sasaran Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014

NO SASARANINDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU)SATUAN

TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014

T R % T R % % R % T R % T R %

1 Menurunnya dampak subsektor transportasi daratterhadapLINGKUNGAN melaluipengurangan konsumsienergi tak tergantikandan emisi gas buang

1 Jumlah konsumsi energi tak tergantikan oleh angkutanumum sektor transportasidarat(*)

(juta liter/th) - - - - - - 0,224 0,206 91,96 1,39 0,94 67,63 10,97 9,53 86,87

2 Jumlah produksi emisi gasbuang dari sub sektortransportasi darat(**)

(ton/th) - - - - - - 522 480 92 3.238 2.189 67,60 25.560 22.200 86,85

2 Peningkatan manfaat subsektor transportasi daratterhadap pertumbuhanEKONOMI melaluipeningkatan /pembangunan saranadan prasarana

3 Prosentase peningkatankontribusi transportasi daratterhadap PDRB

(%) 28 22.09 78.89 28 25,82 92,21 28 15,09 53,89 28 28 92,86 28 31 110,71

3 MeningkatnyaKESELAMATAN

transportasi darat

4 Kejadiankecelakaan lalu lintas jalan dan SDP yang terkaitdengan kewenangan Direktorat

Jenderal Hubdat

(kejad ian) 5. 249 5 .247 100 .04 5. 039 5. 27 95 ,62 4 .84 5 .235 92 ,42 4 .856 4 .850 105,08 4.662 4. 274 104,48

4 MeningkatnyaPELAYANAN

Transportasi Daratsesuai SPM

5 Prosentase terpenuhinyafrekuensi pelayanan pada lintaspenyeberangan utama

(%) 100 87.33 87.33 100 90,95 90,95 100 95,82 95,82 100 85,96 85,96 100 91,75 91,75

6 Prosentase kinerja pelayanan AKAP

(%) 65 65 100 67 67 100 69 69 100 74 78,5 106,08 73 85 116,44

5 PeningkatanPENGGUNAAN

TEKNOLOGI yangefisien dan ramahlingkungan di bidangtransportasi darat

7 Jumlah lokasi yangmemanfaatkan saranatransportasi darat berteknologiefisien dan ramah lingkungan

(Lokasi Akumulasi)

1 1 100 2 2 100 3 3 100 - - - - - -

8 Jumlah prasarana transportasi jalan yang memanfaatkaanteknologi efisien dan ramahlingkungan di jalan nasional

(Unit) 50 50 100 78 78 100 96 205 213,54 205 191 93,17 210 750 357,14

9 Jumlah pembangunankenavigasian untuk angkutan

sungai danau penyeberanganyang memanfaatkan teknologiramah lingkungan

(Unit) 4 4 100 28 28 100 28 23 85,71 26 26 100 25 18 72

10Jumlah Kota yang menerapkan

ATCS dalam pelaksanaanManajemen rekayasa Lalu Lintas

(Kota Akumulasi)

10 10 100 11 11 100 14 14 100 15 15 100 17 17 100


13/253


I - 6


(IKU)SATUAN


T R % T R % % R % T R % T R %

11 Jumlah kota yangmemanfaatkan angkutan massaluntuk pelayanan angkutanperkotaan

(Kota Akumulasi)

3 3 100 4 3 75 15 15 100 16 16 100 20 20 100

6 Meningkatnya AKSESIBILITAS

masyarakat terhadappelayanan sarana danprasarana transportasidarat

12 Jumlah trayek keperintisanangkutan jalan

(Trayek) 142 142 100 157 157 100 169 169 100 188 185 98,4 202 205 96,7

13Jumlah trayek AKAP

(Trayek) 1.734 1.734 100 1.984 1.984 100 2.335 2.335 100 2.343 2.388 101,92 2.400 2.506 1 04,42

14 Jumlah lintas penyeberanganperintis

(Lintas) 91 91 100 115 117 101,74 135 135 100 163 169 103,68 181 178 98,34

15 Jumlah lintas penyeberangankomersial

(Lintas) 45 43 95.56 46 45 97,83 47 42 89 49 48 97,96 48 48 100

7 MeningkatnyaKAPASITAS SARANA

DAN PRASARANA

transportasi darat

16 Jumlah produksi angkutanpenyeberangan

(Pnp/Th)Ribu

39.983 39.983 100 53.853 53.853 100 54.882 61.400 111,87 55.000 60.992 110,90 64.715 65.736 101,58

(Kend/Th)Ribu

13.511 13.511 100 12.939 12.939 100 6.822 13.767 201,81 7.000 15.100 215,72 15.809 16.506 104,41

17 Jumlah penumpang angkutanumum pada pelayanan angkutanlebaran

(Pnp/Th)Ribu

5.464 5.464 100 5.524 5.524 100 5.524 5.998 108,57 6.221 5.538 8 9,01 9 .057 8.870 97,94

(Kend/Th)Ribu

4.659 4 .659 100 4. 366 4. 366 100 3 .276 4 .432 135 ,26 3 .300 3 .809 115,44 3 .808 4. 060 106,63

18 Jumlah penumpang angkutanumum pada pelayanan angkutannatal dan tahun baru

(Pnp/Th)Ribu

1.470 1 .342 91 .29 1. 523 1. 384 90 ,84 1 .594 1 .621 101 ,68 1 .837 1 .838 100,02 4.536 4. 806 105,95

(Kend/Th)Ribu

140 156 112.01 165 170 103,57 220 261 118,66 264 175 66,35 1.003 928,27 92,47

19 Jumlah kapasitas penumpangangkutan umum massal diperkotaan

(Pnp/Th)Ribu

448.799 448.799 100 493.698 493.698 100 543.061 543.061 100 657.104 657.854 100,11 661.766 661.766 100

8 Meningkatnyapemenuhan STANDAR TEKNIS dan STANDAR

OPERASIONAL saranadan prasaranatransportasi darat

20 Prosentase penyelenggaraanoperasional prasarana LLAJ yangmemenuhi SPM

(%) 62 54 87.1 65 85 89 67 59 88 71 71 100 72 75 104,17

21 Prosentase sarana pelayanan AKAP yang memenuhi SPM

(%) 65 56 86.15 68 63 93 70 63 90 74 74 100 73 73 100

22 Prosentase pemenuhan standaroperasional pelabuhanpenyeberangan

(%) 100 95,74 95.74 100 90,67 90,67 100 88,19 88,19 100 83,52 83,52 100 100 100

23 Prosentase kapalpenyeberangan yang memenuhiSPM

(%) 60 60 100 50 50 100 92,62 92,62 100 100 100 100,00 100 100 100


14/253


I - 7


(IKU)SATUAN


T R % T R % % R % T R % T R %

9 MeningkatnyaOptimalisasi pengelolaanakuntabilitas KINERJA,

ANGGARAN DAN BMN

Direktorat JenderalPerhubungan Darat

24 Nilai AKIP Direktorat JenderalPerhubungan Darat

(Nilai) 82 75.59 92.18 83 73,58 88,65 84 83.07 98.89 85 81,44 95,81 85 82 96,47

25 Tingkat penyerapan anggaran

Direktorat JenderalPerhubungan Darat

(%) 93.85 93.58 99.71 96,04 96,04 100 92,19 90,55 98,22 92.5 88,83 96,03 91 89,18 98

26 Nilai aset Direktorat JenderalPerhubungan Darat yangberhasil diinventarisasi

(Rp. Akumulasi)

Trilyun

6.24 6.24 100 7.6 7.6 100 6.5 9.3 142.18 11.5 11.1 96.8 14.3 13.7 95,8

10 Peningkatan kualitasSDM

27 Jumlah pemberian sertifikat dankualifikasi teknis petugasoperasional

(Sertifikat) 60 60 100 60 60 100 100 100 100 200 139 69,50 200 178 89

28 Jumlah Pegawai yang sudahmemiliki sertifikat

(Orang Akumulasi)

75 85 113.33 100 102 102 202 202 100 302 241 79,80 502 480 95,62

11 MelanjutkanrestrukturisasiKELEMBAGAAN di SubSektor transportasi darat

29Jumlah kerjasama denganPemda/swasta di bidangtransportasi darat

(Kerjasama) 2 2 100 3 3 100 4 4 100 3 3 100 2 2 100

12 Melanjutkan reformasiREGULASI

30 Jumlah tersusunnya peraturanperundang-undangan dan

peraturan pelaksanaannya

(Peraturan) 24 25 104.17 15 15 100 17 22 129.41 15 21 140 15 22 146,67

T O T A L

(Rata-Rata Prosentase)98.17 98.14 101.6 104.6 108,82

Sumber : LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2014

Catatan: IKU sesuai dengan PM Perhubungan No. 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan.


15/253


Di dalam pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun

2010-2014 terdapat beberapa permasalahan terkait sistem pengumpulan data kinerja yang

terpadu dan kontinyu dan belum tersedianya data secara lengkap pada masing-masing direktoratteknis Kantor Pusat di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Terdapat persepsi

indikator kinerja yang belum seragam sehingga berdampak pada data yang disediakan mengikuti

persepsi yang berkembang. Dalam pola penyusunan Rencana Lima Tahunan Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat Tahun 2010-2014 belum memperhatikan ketersediaan data (baseline) dan

belum disusun tata cara perhitungan pencapaian indikator dalam bentuk formula atau meta

indikator.

Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, perlu penguatan sistem manajemen kinerja pada

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, terutama yang berkaitan dengan (1) sistem pengukuran,

pengumpulan, dan pelaporan data kinerja melalui penetapan metode dan prosedurnya; (2)

pemanfaatan data kinerja sebagai alat evaluasi kemajuan pelaksanaan pembangunan bidang

perhubungan; serta (3) penilaian publik terhadap capaian kinerja, sehingga kebijakan yang

ditempuh lebih adaptive dalam merespon keinginan publik.

1.1.2 Capaian Pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014

Capaian pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat selama tahun 2010-2014 meliputi

pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat, pengembangan sumber daya manusia,

penyusunan peraturan perundang-undangan dan ketatalaksanaan, dengan hasil capaian sebagai

berikut:


16/253


Tabel 1.2Capaian Pembangunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014

No. Kegiatan Satuan Pencapaian Per Tahun Jumlah2010 2011 2012 2013 2014

1 Pembangunan Terminal yang selesai terminal 2 1 6 2 4 15

2 Peningkatan/Rehabilitasi Terminalyang selesai

terminal 1 2 2 2 1 8

3 Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) yang sudahterselesaikan

unit 1 0 1 2 - 4

4 Pembangunan jembatan timbang yangselesai

unit 0 3 2 3 0 8

5 Peningkatan/Rehabilitasi jembatantimbang yang selesai

unit 0 0 2 0 2 4

6 Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) unit 40 21 0 30 258 349

7 Pembangunan dermagapenyeberangan (selesai)

dermaga 15 14 9 14 18 70

- Lanjutan dermaga 35 37 20 37 33 162

- Baru dermaga 8 15 19 10 10 62

8 Pembangunan dermaga sungai(selesai)

dermaga 8 3 6 13 14 44

- Lanjutan dermaga 7 2 6 5 - 20- Baru dermaga 1 12 10 7 6 36

9 Pembangunan dermaga danau (selesai) dermaga 1 3 0 5 0 9

- Lanjutan dermaga 1 - - 1 - 2

- Baru dermaga - 2 3 3 2 10

10 Pembangunan Kapal penyeberangan kapal 14 9 17 8 9 57

11 Pembangunan kapal perintis kapal 6 6 17 4 6 39

12 Penyediaan sarana bantu navigasipelayaran

unit 4 28 23 26 18 99

13 Pelayanan angkutan bus perintis Trayek 142 157 169 185 205 -


17/253


Dengan adanya perubahan dan perkembangan di berbagai segi seperti sosial ekonomi

masyarakat, politik/pemerintahan, teknologi, globalisasi otonomi daerah akan membawa

konsekwensi logis perlunya penyesuaian, perubahan, perbaikan dan penyempurnaan ‘warnaorganisasi Direktorat LLAJ agar dapat secara nyata lebih responsif/proaktif melaksanakan

peranannya baik di dalam pembinaan, pengaturan pengawasan dan advisory di bidang lalu lintas

dan angkutan jalan sehingga dengan demikian secara institusional Direktorat LLAJ dari waktu ke

waktu dapat terus meningkatkan kinerjanya.

1.1.2.1.1 Lalu Lintas Angkutan Jalan

1. Perlengkapan Jalan

Perlengkapan jalan yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perhubungan Darat adalah

perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan meliputi:

a. alat pemberi isyarat lalu lintas;b. rambu lalu lintas;

c. marka jalan;

d. alat penerangan jalan;

e. alat pengendali pemakai jalan;

f. alat pengaman pemakai jalan;

g. fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan maupun di

luar badan jalan; dan/atau

h. fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

Dari beberapa item perlengkapan jalan tersebut di atas, perlengkapan jalan yang mendapatkan


18/253


Tabel 1.4Perkembangan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) di Seluruh Indonesia

No. Propinsi SatuanTahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Aceh Unit 1 2 2 2 2

2 Sumatera Utara Unit 13 13 13 13 13

3 Sumatera Barat Unit 9 9 9 9 9

4 Riau Unit 4 5 5 5 5

5 Kepulauan Riau Unit - - - - -

6 Jambi Unit 4 4 4 4 4

7 Sumatera Selatan Unit 6 6 5 5 5

8 Bangka Belitung Unit - - - - -

9 Bengkulu Unit 3 3 3 3 6

10 Lampung Unit 5 5 - - 6

11 DKI Jakarta Unit - - - - -

12 Jawa Barat Unit 7 8 8 8 8

13 Banten Unit 1 2 2 2 3

14 Jawa Tengah Unit 16 16 16 16 17

15 DI Yogyakarta Unit 2 3 3 3 3

16 Jawa Timur Unit 18 20 20 20 20


19/253


a. Pengambilalihan UPPKBBerdasakan hasil inventarisasi UPPKB yang ada di seluruh Indonesia, saat ini terdapat sebanyak

145 UPPKB baik yang masih beroperasi maupun sudah tidak beroperasi. Sesuai dengan amanatUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 134 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan

Bermotor di Jalan, penyelenggaraan UPPKB dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan c.q

Unit Pelaksana Teknis dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yang efektif mulai Januari

2017.

Dalam rangka pengambilalihan pengoperasian UPPKB dari Pemerintah Provinsi ke UPT Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat, langkah-langkah persiapan yang telah dan sedang dilakukan antara

lain:

1) Inventarisasi kondisi pengoperasian UPPKB (sudah)

2) Analisis UPPKB yang dibuka dan ditutup;

3) Usulan UPPKB yang tetap dioperasikan;

4) Inventarisasi aset, dan sumberdaya manusia di UPPKB yang akan dioperasikan;

5) Penyusunan RPM tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan

6) Pembentukan Tim Percepatan Pengambilalihan UPPKB dengan melibatkan Kementerian

Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan;

7) Usulan pembentukan UPT yang menangani UPPKB;

8) Uji petik kondisi UPPKB di lapangan;

9) Verifikasi asset dan SDM (khusus PNS, tidak termasuk tenaga sukarela);

10) Proses P3D dari Pemerintah Provinsi ke Kemendagri;

11) Penyerahan asset dari Kemendagri ke Kemenhub;


20/253


1.1.2.1.2 Sarana Angkutan Jalan

1. Pengujian Kendaraan Bermotor

Tabel 1.5Sebaran Unit Pengujian Kendaraan Bermotor di Seluruh Propinsi

di Indonesia Tahun 2014

No. Propinsi Non Mekanik Mekanik Keliling

1 Aceh 11 12 1

2 Sumatera Utara 10

3 Sumatera Barat 6 13 0

4 Riau

5 Kepulauan Riau 5 2 0

6 Jambi

7 Sumatera Selatan 3 13 4

8 Bangka Belitung

9 Bengkulu 6 4 0

10 Lampung

11 DKI Jakarta

12 Jawa Barat

13 Banten

14 Jawa Tengah 0 35 2

15 DI Yogyakarta

16 Jawa Timur 0 38 0


21/253


2. Jumlah Tenaga PengujiTabel 1.6

Jumlah Penguji Kendaraan Bermotor

No KompetensiTahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pelaksana Pemula 518 354 526 556 612

2 Pelaksana 905 471 637 735 799

3 Pelaksana Lanjutan 1956 1003 987 897 958

4 Penyelia 777 413 424 464 592

5 Struktural 192 96 97 102 103

JUMLAH 4348 2337 2671 2754 3066

Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan - Ditjen Hubdat, 2014

3. Uji-uji yang dikeluarkan

Pengujian yang dikeluarkan oleh LLAJ:

Tabel 1.7SRUT (Sertifikasi Registrasi Uji Tipe)

JenisTahun

2011 2012 2013

Sepeda motor 147 154 165

Kendaraan bermotor roda 3 4 12 8

Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih 460 728 410


22/253


NO. PROPINSI2010 2011 2012 2013 2014

PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 DKI Jakarta 68 3.670 66 3.714 67 3.822 67 3.861 71 3986

12 Jawa Barat 116 3.789 117 3.818 118 3.876 118 3.892 120 3957

13 Jawa Tengah 141 3.822 141 3.879 147 3.974 147 4.056 146 4158

14 D.I. Yogyakarta 28 509 29 510 29 518 29 530 30 542

15 Jawa Timur 64 1.860 65 1.874 69 1.929 71 1.978 71 2.044

16 Banten 47 1013 47 1.050 46 1.085 46 1.142 46 1149

17 Bali 12 165 13 182 14 197 14 210 14 222

18 NTB 10 119 10 119 10 119 10 121 10 135

19 NTT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Kalimantan Barat 3 28 3 30 3 30 3 30 3 31

21 Kalimantan Tengah 24 158 24 158 24 158 24 158 24 162

22 Kalimantan Selatan 22 155 22 159 23 162 24 164 25 176

23 Kalimantan Timur 5 74 5 74 5 74 5 74 5 74

24 Sulawesi Utara 8 50 8 53 7 41 7 41 7 41

25 Sulawesi Selatan 22 120 24 132 4 132 37 295 38 300


23/253


Tabel 1.9Perkembangan Sarana Pariwisata di seluruh Propinsi di Indonesia

No. PROPINSI 2011 2012 2013 2014*PO BUS PO BUS PO BUS PO BUS

1 Aceh 1 20 3 39 3 40 4 45

2 Sumatera Utara 25 195 23 153 26 213 28 216

3 Sumatera Barat 14 93 15 108 16 114 16 121

4 Riau 14 118 15 110 15 121 15 124

5 Jambi 4 30 4 26 4 30 4 30

6 Sumatera Selatan 10 69 10 66 10 68 13 92

7 Bengkulu 5 57 5 49 6 61 6 61

8 Lampung 16 180 18 199 20 235 23 240

9 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kepulauan Riau 8 130 8 119 8 130 8 130

11 DKI Jakarta 108 4.796 114 4.718 120 5.324 125 5.590

12 Jawa Barat 199 2.053 229 2.315 247 2.753 268 3.132

13 Jawa Tengah 240 2.357 285 2.570 301 3.139 325 3.666

14 D.I. Yogyakarta 45 682 48 652 54 830 57 931

15 Jawa Timur 187 1.874 218 1.421 231 1.744 257 1.980

16 Banten 46 771 54 817 58 1.008 67 1.147

17 Bali 137 1.300 138 1.299 154 1.624 167 1905

18 NTB 4 54 4 75 4 85 4 89

19 NTT 0 0 0 0 0 0 0 0


24/253


Tabel 1.10

Ijin yang dikeluarkan LLAJ

No. Perizinan

1 Izin Penyelenggaraan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)

2 Izin Penyelenggaraan Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN)

3 Izin Penyelenggaraan Angkutan Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP)

4 Izin Penyelenggaraan Angkutan Pariwisata

5 Izin Penyelenggaraan Angkutan Taksi Bandara Soekarno Hatta

6 Izin Penyelenggaraan Angkutan Barang Khusus

7 Izin Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat

8 Izin Penetapan Lokasi Terminal Tipe A

9 Izin Penerbitan Sertifikat Uji Tipe

10 Izin Penerbitan Pengesahan Penelitian Rancang Bangun & Rekayasa

11 Izin Penerbitan Sertifikat Registrasi Uji Tipe

12 Izin Kompetensi Tenaga Penguji Kendaraan Bermotor

13 Izin Rekomendasi Kartu Uji dan Tanda Uji

14 Sertifikasi dan Akreditasi UPUBKB (Rencana)

Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan-Direktorat Jenderal Hubdat, 2014.

4. Subsidi Perintis


25/253


PROVINSI TRAYEK YANG DILAYANIJARAK

(Km)

4 Trayek Meulaboh–Tapak Tuan-Singkil 436

5 Trayek Meulaboh–Alue Peunyaring 356 Kota Kuala Simpang–Seruway 29

Sumatera Utara 7 Pematang Jaya–Kampung Simpang 37

8 Besitang–Tani Jaya 30

9 Besitang–Pangkalan Siata 50

10 Simanindo–Pangunguran–Onan Rungu–Nainggolan–Tomok–Simanindo

125

Sumatera Barat 11 Leter W–Padang 35

12 Padang Aro–Sungai Sungkai 36

13 Padang Aro–Sungai Kunyit–Sungai Rumbai 120

14 Leter W–Abai 76

Kepulauan Riau 15 Sei Jodoh (Batam)–Telaga Punggur–Tanjung Uban–Trikora–TanjungPinang

135

Jambi 16 Terminal Alam Barajo–Sungai Bahar–PT. Asiatik 135

17 Bangko–Pamenang–Jelatan–TTKDA 92

18 Jambi–Petaling 60

19 Bangko–Tanah Garau 90

20 Bangko–Air Jernih 40

21 Sarolangun–Bukit Tuban 65

Sumatera Selatan 22 Terminal Lubuk Lacang–Pulau Rimau–Selat Kuning 6123 Muara Sugihan–Plaju 60

Bengkulu 24 Pagar Dewa – Kampung 12

25 Terminal Sungai Hitam – Kampung 12

26 Betungan (Bengkulu)–Muko-muko–Lubuk Pinang 306

27 Betungan (Bengkulu)–Muara Aman 163

28 Bengkulu–Mana–Kedurang 174

29 Bengkulu–Bengko 110

30 Bengkulu–Tais–Penago 110

Babel 31 Pangkal Pinang–Tanjung Tedung 70


26/253



(Km)

NTT

a. Ende 60 Ende–Maurole 9061 Ende–Riung 125

62 Ende–Nggela/Potabaru 95

63 Terminal Nggorang–Pacar 80

64 Terminal Nggorang–Terang 48

65 Terminal Nggarong–Werang 42

b. Kupang 66 Kupang–Oesapa–Kampus 16

67 Kupang–Oemofa 75

68 Kupang–Lelogama 178

69 Kupang–Naikleu 176

70 Seba–Liae 25

71 Kupang–Kuanfatu 138

72 Kupang–Kolbano 146

73 Kupang–Buraen 80

74 Kupang–Baun - Batuna 30

75 Terminal Kupang–Pasir Panjang–Inaboi–Bundaran PU–Oebutu–Jalur BTN Kolhua–Ring Road–Fotokoa–Naloni– Oepura–Jl. Frans Seda–Pasar Oebobo–Pasir Panjang–Terminal Kupang

40

c. Waingapu 76 Waingapu–Waikelo 185

77 Waingapu–Mauramba 72

78 Waingapu–Tanaraing 87

79 Waingapu–Lenang 220

80 Waingapu–Tanarara–Kenanggar 119

81 Waingapu–Kodi 210

82 Waingapu–Lulun dilu 175

d. Kefamenanu 83 Kefamenanu–Noelelo 110

84 Kefamenanu–WiniPonu 104

85 Kefamenanu–Noelmuti–Naob 36


27/253



(Km)

115 Manado–Tondano–Kema–Bitung 150

116 Manado–Tungoi–Matalibaru 210117 Manado–Lolak–Labuan Uki 185

118 Manado–Pangkusa–Bintauna 250

Sulawesi Tengah 119 Poso–Napu–Doda 90

120 Buol–Paleleh–Umu 93

121 Toili–Baturube 120

122 Lawangke–Matano 250

123 Poso–Malino 100

Sulawesi Tenggara 124 Kendari–Lamonae 240

125 Toemokole–Dongkala 60126 Kendari–Mawasangka 215

127 Kendari–Tondasi 215

128 Kendari–Bungku 400

129 Kendari–Pinanggo ViaTianenggea 245

130 Baubau–Erreke 170

Gorontalo 131 Gorontalo–Tolinggula Ulu–Papualangi 205

132 Gorontalo–Marisa–Malango 251

133 Gorontalo–Biluhu Tengah–Ilomata 52

134 Gorontalo–Malibagu 176

135 Gorontalo–Parungi–Lakeya–Mohiyolo 105

136 Gorontalo–Monano–Omu 210

137 Gorontalo–Bubba 93

Sulawesi Barat 138 Mamuju–Mamasa 297

139 Mamuju–Pasang Kayu 276

140 Mamuju–Tobadak 131

141 Mamuju–Tommo 113

142 Mamuju–Kalumpang 175

143 Mamuju–Arrale–Tabulahan–Mambi 220


28/253



(Km)

c. Biak 173 Biak–Wardo/Kanaan 48

174 Biak–Makmakerbo 50175 Biak–Korem–Rumbin 48

176 Biak–Korido 123

d. Serui 177 Serui–Ariepi–Kamanap 50

178 Serui–Wadapi 45

179 Serui–Mariarotu 51

180 Serui–Randawaya 55

e. Merauke 181 Terminal Merauke–Kokab 26

182 Terminal Merauke–Kumbe 40

183 Merauke–Sota 108

184 Kuprik–Pasar Kurik 110

185 Kuprik–Jagebob 2 160

186 Terminal Merauke–Erambo,Toray 160

f. Timika 187 Timika–Pigapu 50

188 Timika–Muari 55

189 Timika–Mioko 55

190 Timika–Tipuka 27

191 Timika–Ayuka 35

Papua Barat

a. Sorong 193 Sorong–Aimas II Sp.IV 33

194 Sorong–Ketapop 46

195 Sorong–Seget 100

196 Terminabuan–Seremuk 60

197 Terminal Kota–Saluk 110

198 Terminabuan–Moswaren 38

199 Terminabuan–Konda 38

b. Manokwari 200 Manokwari–Warmare 82

201 Manokwari–Prafi SP.IX 145


29/253


1.1.2.1.4 Jaringan Transportasi Jalan

1. Jumlah Terminal Tipe A

Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan - Direktorat Jenderal Hubdat, 2014

2. Pembangunan Terminal Selesai (Tahun 2010-2014)

Pembangunan infrastruktur terminal yang dibiayai oleh APBN sejak tahun 2010-2014 selesai

sebanyak 15 terminal dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.15

Data Pembangunan Infrastruktur Terminal yang dibiayai APBN 2010-2014

Tahun

Pembangunan Terminal

PembangunanTerminal

PembangunanTerminal (Selesai)

Lokasi Pembangunan Terminal (Selesai)

2010 13 2 1. Aceh Timur

2011 14 1 1. Kab. Ogan Ilir (Sumsel)

2012 18 6 1. Takengon (NAD)

2. Wonosari (DIY)

Tabel 1.14Data Jumlah Terminal Penumpang Di Indonesia Tahun 2010 - 2014

U R A I A NTAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

TIPE A 117 123 123 123 143

TIPE B 246 277 279 293 325

TIPE C 196 262 286 295 355

TOTAL 559 662 688 711 823

Li T h Di kt t J d l P h b D t 2015 2019


30/253


I - 23

Keterangan :

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Term. Aceh Timur (Prop. Aceh)Term. Nagan Raya (Prop. Aceh)

Term. Ogan Ilir (Prop. Sumsel)

Term. Takengon (Prop. Aceh)

Term. Wonosari (Prop. DIY)

Term. Tanah Toraja (Prop. Sulsel)Term. Barru (Prop. Sulsel)

Term. Sei Ambawang LBN

Term. Simbuang

Tahun 2013

Tahun 2014

Term. Banjar Baru

Km. 17 (Kalsel)

Term. Passo Ambon (Maluku)

Term. Meulaboh(Prop. Aceh)

Term. Wonogiri(Jateng)

Term. Pacitan(Jatim)

Term. Batu Ampar

Gambar 1.1

Pembangunan Terminal Selesai


31/253


3. Peningkatan/Rehabilitasi Terminal Selesai (Tahun 2010-2014)

Rehabilitasi / Peningkatan infrastruktur terminal yang dibiayai oleh APBN sejak tahun 2010-2014selesai sebanyak 8 terminal dengan rincian sebagai berikut:

Sumber : Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan - Direktorat Jenderal Hubdat, 2014

Tabel 1.16

Data Rehabilitasi/Peningkatan Infrastruktur Terminal yang dibiayai APBN Tahun 2010-2014

Tahun

Peningkatan Terminal

Peningkatan

Terminal

Peningkatan

Terminal (Selesai)

Lokasi Peningkatan Terminal

(Selesai)2010 4 1 Tasikmalaya (Jabar)

2011 9 2 1. Malayang (Sulut)

2. Mandalika (NTB)

2012 12 2 1. Rajabasa (Lampung)

2. Kebumen (Jateng)

2013 13 2 1. Tulungagung (Jatim)

2. Mojokerto (Jatim)2014 8 1 Alam Barajo (Jambi)

encana Lima Tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2015 2019


32/253


I - 25

Term. Tasikmalaya (Jabar)

Term. Malayang (Sulut)

Term. Mandalika (NTB)

Term. Rajabasa (Lampung)

Term. Kebumen(Jateng)

Term. Tulungagung (Jatim)Term. Mojokerto (Jatim)

Term. Alam Barajo (Jambi)

Keterangan :

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014Gambar 1.2

Peningkatan/Rehabilitasi Terminal Selesai


33/253


1.1.2.2 Bina Sistem Transportasi Perkotaan

1.1.2.2.1 Jaringan Transportasi Perkotaan

Akumulasi dari kondisi yang ada terhadap sektor transportasi dan faktor-faktor lain yangmempengaruhinya, mengakibatkan kemacetan pada hampir semua ruas jalan dalam kota.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dit. BSTP pada tahun 2015, terhadap kinerja ruas jalan

nasional pada koridor utama di kawasan Jabodetabek dapat digambarkan bahwa rata-rata

kecepatan kendaraan berkisar antara 20,22 km/jam–26,35 km/jam.

Tabel 1.17Kinerja Ruas Jalan Nasional di Kawasan Jabodetabek

NO. KORIDOR KECEPATAN RERATA

1 Koridor Tangerang – Jakarta 23,19

2 Koridor Bogor – Jakarta 20,22

3 Koridor Depok – Jakarta 26,35

4 Koridor Bekasi – Jakarta 22,01

Sumber : Hasil Studi Dit. BSTP - Direktorat Jenderal Hubdat, 2015

1.1.2.2.2 Angkutan Perkotaan

1. Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan (Bus Rapid Transit )Persentase pengguna angkutan umum perkotaan di Indonesia terus mengalami penurunan

persentasi, sebagai contoh di kota Jakarta diperkirakan mencapai 3% per tahun (JUTPI, 2010).

Hal ini dibuktikan dengan jumlah kendaraan pribadi baik sepeda motor dan mobil pribadi yang

meningkat (data kendaraan di Dit. KTD).


34/253


Tabel 1.18Perkembangan Bus Rapid Transit (BRT) di Indonesia

No. Kota Nama Tahun Operator

1 DKI Jakarta **) Transjakarta 2004 PT. Transportasi Jakarta

2 Batam *) Bus Pilot Project 2005 Perum Damri

3 Bogor *) Trans Pakuan 2006 PD. Jasa Transportasi Kota Bogor

4 Bandung Trans Metro Bandung 2006 Perum Damri

5 Yogyakarta Trans Jogja 2007 PT. Jogja Tugu Trans

6 Semarang Trans Semarang 2009 - BLU Trans Semarang- Perum Damri

7 Pekanbaru Trans Metro 2009 PD. Pembangunan Trans Metro

8 Manado Trans Kawanua 2009 Perum Damri

9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010 UPT Trans Hulontalangi

10 Palembang Trans Musi 2010 PT. SP2J Trans Musi

11 Surakarta *) Batik Solo Trans 2010 PT. Batik Solo Trans

12 Ambon Trans Ambonia 2011 PD. Panca Karya

13 Bali Trans Sarbagita 2011 Perum Damri

14 Bandar Lampung **)

Trans Bandar Lampung 2011 UPT Trans Bandar Lampung

15 Tangerang *) Trans JabodetabekTangerang

2012 Perum PPD


35/253


2. Angkutan Umum Perkotaan (Umum/Sekolah/Kampus)

Dalam rangka memberikan kemudahan mobilitas bagi masyarakat di wilayah perkotaan

khususnya pada trayek yang belum dilayani oleh angkutan umum atau angkutan umum yang adabelum memadai, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan teknis berupa bus angkutan

sekolah/bus kota angkutan umum. Melalui bantuan teknis ini diharapkan masyarakat

mendapatkan pelayanan angkutan umum perkotaan yang memadai. Untuk pengadaan angkutan

umum perkotaan (umum/sekolah/kampus) dari tahun anggaran 2010–2014 dapat dilihat pada

Tabel 1.19.

Tabel 1.19 Angkutan Umum Perkotaan (Umum/Sekolah/Kampus)

PENGADAAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN(UMUM/SEKOLAH/KAMPUS)

Tahun Pengadaan Jumlah

2010 38 unit

2011 50 unit

2012 45 unit

2013 60 unit2014 45 unit

Jumlah Total 238 unit

Sumber : Direktorat BSTP – Ditjen Hubdat, 2014

3. Taksi

Tabel 1.20Perkembangan Taksi di Indonesia Tahun 2013 – 2014


36/253


No. Propinsi2013 2014

Perusahaan Armada Perusahaan Armada

26 Sulawesi Tengah 2 55 2 55

27 Sulawesi Tenggara 3 219 3 21928 Gorontalo 0 0 0 0

29 Sulawesi Barat 0 0 0 0

30 Maluku 1 49 1 49

31 Maluku Utara 0 0 1 8

32 Papua 0 0 2 80

33 Papua Barat 0 0 0 0

T O T A L 342 61.903 348 62.629

Sumber : Direktorat BSTP – Ditjen Hubdat, 2014.

1.1.2.2.3 Lalu Lintas Perkotaan

1. Jumlah ATCS

Berdasarkan kondisi lalu lintas di perkotaan yang cenderung menunjukkan peningkatan

kemacetan yang semakin tinggi dan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dankomunikasi, serta terbatasnya penyediaan prasarana jalan penggunaan maka teknologi dibidang

lalu lintas menjadi salah satu solusi untuk pemecahan lalu lintas.

Salah satu pemecahan lalu lintas, khususnya di persimpangan pada kawasan perkotaan, adalah

penerapan system APILL Terkoordinasi atau yang lebih dikenal dengan Area Traffic Control

System ( ATCS) sebagai salah satu dari instrument Intelligence Transport System (ITS). Secara

umum ATCS terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu

Lintas) Perangkat Pendeteksi Kendaraan (Detector) Jaringan Komunikasi dan Ruang Kendali


37/253


Tabel 1.21Perkembangan Area Traffic Control System (ATCS) di Indonesia

No. Nama KotaAwal

PembangunanSkema

Pembiayaan Keterangan

1 Bandung 1996 APBN (pinjamanluar negeri,Rupiah Murni,dan APBD

Sebagian masih menggunakanteknologi luar negeri dan sejak tahun2012 secara bertahap menggunakanteknologi dalam negeri

2 DKI Jakarta 1997 APBN (pinjamanluar negeri), dan APBD

Masih menggunakan teknologi luar negeri

3 Surabaya 1998 APBN (pinjamanluar negeri), dan APBD

Masih menggunakan teknologi luar negeri

4 Batam 2006 APBN, APBD Prov RiauKepulauan, dan APBD KotaBatam

Menggunakan teknologi dalamnegeri berbasis kabel

5 Bekasi 2006 APBD KotaBekasi


6 Pekanbaru 2006 APBD KotaPekanbaru

Menggunakan teknologi luar negeriberbasis wireless. Saatpengeoperasian kurang optimal

7 Tegal 2007 APBN Menggunakan teknologi dalamnegeri berbasis kabel. Saat inipengeoperasian kurang optimal


38/253


No. Nama KotaAwal

PembangunanSkema

PembiayaanKeterangan

16 Bogor 2010 APBN Menggunakan teknologi dalamnegeri berbasis kabel. Saat ini belumada perkembangan yang signifikan

17 Sarbagita 2011 APBN Menggunakan teknologi dalamnegeri berbasis kabel. Sudahdikembangkan Variable MessageSign (VMS) dan Bus Priority

18 Samarinda 2011 APBN, APBDProvinsi

KalimantanTimur dan APBD KotaSamarinda


19 Semarang 2011 APBD ProvinsiJawa Tengahdan APBD KotaSemarang


20 Medan 2012 APBN, dan APBD KotaMedan


21 DIY 2012 APBN ATCS berbasis wireless. Sudahdikembangkan bus priority

22 Denpasar 2012 APBD KotaDenpasar



39/253


2. Converter KitTabel 1.22

Perkembangan Converter Kit di Indonesia

Tahun KotaJumlah Converter Kit

(Unit)Peruntukan

2010 Surabaya 445 Angkot

2011 DKI Jakarta400 Angkot

Depok

2012 Bantuan Converter Kit sudah dilakukan Kementerian ESDM

2013 – 2014Bantuan Converter Kit sudah dilakukan Kementerian ESDM dan

Kementerian PerindustrianJumlah 845

Sumber : Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan–Ditjen. Hubdat, 2014

Tabel 1.23

Gasifikasi Pada Angkutan Umum

Tahun Kota Jumlah Converter Kit

2010 Surabaya 445

2011 DKI Jakarta dan Depok 400

2012 Bantuan Converter Kit sudah dilakukan oleh Kementerian ESDM

2013 - 2014Bantuan Converter Kit sudah dilakukan oleh Kementerian ESDM dan

Kementerian Perindustrian

Sumber : Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan–Ditjen. Hubdat, 2014

3. Pemadu Moda

a Bus Pemadu Moda


40/253


No Lokasi/ PropinsiTahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Perusahaan Armada Perusahaan Armada Perusahaan Armada

10. Bandara Juanda,Surabaya, Jawa Timur

Damri 23 Damri 23 Damri 23

11. Bandara Blimbing Sari,Banyuwangi, Jawa Timur


12. Bandara InternasionalLombok, Mataram, NTB


13. Bandara Supadio,Pontianak, Kalbar

- - - - Damri 3

14. Bandara Sam Ratulangi,Manado, Sulut

Damri 5 - - Damri 5

15. Bandara SultanHasanuddin, Makassar,Sulsel


16. Bandara Djalaluddin,Gorontalo

- - Damri 3 Damri 3

17. Bandara Sentani,

Jayapura, Papua

- - Damri 3 Damri 3

Total 3 3 268 4 318 318

Sumber : Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan–Ditjen. Hubdat, 2014.

Tabel 1.25Perkembangan Bantuan Teknis Pengadaan Bus Pemadu Moda di Indonesia Tahun 2011-2014

No Unit Pelaksana Teknis Nama Bandara

Bantuan Teknis Pengadaan BusPemaduan Moda

Tahun T h T h T h

Li T h Di kt t J d l P h b D t


41/253


c. NMT (Non Motorize Transport) (lokasi,pedestrian/penguna sepeda) 2010: Bukittinggi dan Sragen;

2011: Surakarta;

2012: Surakarta, Bogor, dan Palembang;

2013: Bogor dan Palembang;

2014: Bogor dan Palembang.

1.1.2.3 Keselamatan Transportasi Darat (KTD)

1.1.2.3.1 Jumlah Kendaraan Bermotor

Li T h Di kt t J d l P h b D t 2015 2019


42/253


No. PropinsiMobilPnp

Bus Truk Spd Motor Total

8 Babel 44.385 21.264 35.263 766.981 867.893

9 Bengkulu 44.492 9.553 52.362 831.617 938.474

10 Lampung 137.805 25.386 116.607 2.298.504 2.577.853

11 DKI Jakarta 3.038.265 528.963 843.348 10.333.025 14.734.601

12 Jawa Barat 845.434 179.865 566.729 6.401.818 7.993.846

13 Banten 122.863 25.084 89.962 1.235.435 1.473.344

14 Jawa Tengah 708.228 75.640 507.224 11.018.186 12.309.278

15 DIYogyakarta 312.074 44.022 130.679 3.156.637 3.643.412

16 Jawa Timur 1.224.262 60.867 510.413 11.430.697 13.199.239

17 Bali 603.277 32.603 254.078 3.961.644 3.961.644

18 NTB 125.880 66.701 72.137 1.519.023 1.783.741

19 NTT 152.231 53.034 56.823 887.665 1.149.753

20 Kalbar 317.329 56.658 139.931 1.753.744 2.267.762

21 Kalteng 213.865 66.865 90.162 893.952 1.264.844

22 Kasel 192.953 92.275 182.379 1.675.773 2.143.380



43/253


kerugian akibat kecelakaan lalu lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9–3,4 % dari total PDB

Indonesia.

Sumber : Kepolisian Republik Indonesia, 2014.

Gambar 1.5Data Kecelakaan Tahun 2010-2014

Memperhatikan hal tersebut, keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan sudah sewajarnya

menjadi prioritas nasional maupun daerah yang mendesak untuk segera diperbaiki.

Permasalahan keselamatan jalan tidak hanya dihadapi dalam skala nasional saja, tetapi juga

menjadi masalah daerah. Setiap tahun, di seluruh dunia terdapat sekitar 1,3 juta jiwa meninggal

akibat kecelakaan lalu lintas, atau lebih dari 3.000 jiwa per harinya. Jika tidak ada langkah-

langkah penanganan yang segera dan efektif, diperkirakan korban kecelakaan akan meningkat



44/253


1. Pekan Provinsi Sumatera Selatan (Palembang)• Tanggal Pelaksanaan: 26-28 April 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan : Kantor Gubernur;

• Kegiatan: Pembukaan oleh Gubernur, Fun Ride dan Donor Darah;

• Peserta: 200 Orang (Instansi Pemerintah, Club Motor dan Masyarakat Umum).

3. Provinsi Bangka Belitung (Pangkal Pinang)

• Tanggal Pelaksanaan: 16-17 Juni 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Lapangan Kantor Gubernur;

• Kegiatan: Pencanangan Pekan Keselamatan, Gerak jalan, Fun Ride, Marching band,

Sosialisasi;

• Peserta: 1500 Orang (Instansi Pemerintah, Club Motor, SMU dan Masyarakat Umum).

4. Provinsi Bali (Denpasar)

• Tanggal Pelaksanaan: 24-26 Agustus 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Halaman Kantor Gubernur;

• Kegiatan: Pencanangan Pekan Keselamatan, Gerak Jalan, Marching Band, Flyering,

Hiburan (doorprize);

• Peserta: 700 Orang (Balai LLAJSDP Denpasar, Dishub Prop. Bali, Pemda Provinsi, SMU

se-Kota Denpasar, Taruna Perhubungan dan Masyarakat Umum).

5. Provinsi Nusa Tenggara Barat

• Tanggal Pelaksanaan: 7-9 September 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Kantor Gubernur dan Jalan Protokol;



45/253


• Peserta: 2700 Orang (MUSPIDA, Balai LLAJSDP Jambi, SLTP, SMU, Organda, Jasa

Raharja dan Masyarakat Umum).

9. Pekan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Jogja)

• Tanggal Pelaksanaan: 31 Agust-2 Sept 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Kepatihan dan JEC (Jogja Expo Centre)

• Kegiatan: Pencanangan oleh Wakil Gubernur dan Fun Ride (sepeda motor dan mobil)

• Peserta: 1200 Orang (MUSPIDA, Wamenhub dan Wamen Diknas, Club Motor dan Club

Mobil dan Masyarakat Umum)

10. Pekan Provinsi Maluku Utara (Sofifi)

• Tanggal Pelaksanaan: 14 dan 17 Sept 2013;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Halaman Kantor Gubernur Maluku Utara;

• Kegiatan: Pencanangan Pekan Keselamatan, Upacara;

• Peserta: 1000 Orang (MUSPIDA, TNI, POLRI, SMU, Dishub dan Masyarakat Umum).

11. Pekan Provinsi Bangka Belitung

• Tanggal Pelaksanaan: 20–26 April 2014;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Pantai Tanjung Pendam Kota Tanjung Pandan;

• Kegiatan: Pembukaan oleh Gubernur, Gerak Jalan Santai, Pembacaan Narasi

Keselamatanoleh pelajar SD,dialog interaktif Direktur KTD dengan Masyarakat Umum;

• Peserta: 300 orang (Instansi Pemerintah, Pelajar dan Masyarakat Umum).

12 Pekan Provinsi Riau



46/253


15. Pekan Provinsi Nusa Tenggara Timur

• Tanggal Pelaksanaan: 27 Oktober 2014;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Depan rumah dinas Gubernur Provinsi NTT;

• Kegiatan: Pembukaan oleh Staf Ahli Pemda NTT, penandatanganan SK Pembentukan

KMSK, Penyerahan Sertifikat dan Piala Cerdas Cermat kepada Siswa/i SMA Negeri 2

Kupang, Karnaval;

• Peserta: 350 orang (Instansi Pemerintah, Pelajar dan Masyarakat Umum).

16. Pekan Provinsi Kalimantan Timur

• Tanggal Pelaksanaan: 7–8 November 2015;

• Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Venue Dayung Waduk Manggar KM 12 Balikpapan;

• Kegiatan: Safety Camp;

• Peserta: 250 Siswa pelajar SMP se Balikpapan.

17. Pekan Provinsi Sulawesi Selatan


• Tempat Pelaksanaan Kegiatan : Area Militer Brigif Pararaider 3 / TBS Kostrad, Karingo,

Maros, Sulawesi Selatan;• Kegiatan : Safety Camp;

• Peserta : 270 Siswa pelajar SMP se Sulawesi Selatan.

18. Pekan Provinsi Jawa Barat


• Tempat Pelaksanaan Kegiatan : Villa Istana Bunga Parompong, Bandung;

• Kegiatan : Safety Camp;


47/253



48/253


4. Membangun budaya tertib berlalu lintas sejak dini atas dasar kesadaran pribadi dan

tanggungjawab moral untuk meningkatkan keselamatan;

5. Menyebarluaskan informasi kekalangan generasi muda melalui lingkungan sekitarnya;

6. Menyelamatkan generasi muda sebagai aset bangsa.

Dengan tujuan tersebut, para pelajar diharapkan dapat memberikan rasa kebersamaan dan

kesetiakawanan antar peserta lainnya yang berasal dari beberapa provinsi di Indonesia.

Kegiatan ini diharapkan juga meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait dengan

keselamatan lalu lintas jalan, sehingga dapat mensosialisasikannya di tempat mereka belajar,

serta memberikan suri tauladan bagi rekan-rekan di sekolahnya sesuai dengan predikat yangdisandangnya.

Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Nasional diselenggarakan dengan berpedoman pada Peraturan

Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK.825/AJ.705/DRJD/2010 tentang Pedoman Teknis

Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Adapun proses seleksi

peserta dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota dengan diikuti oleh perwakilan Sekolah Menengah

Umum yang ada di Kabupaten/Kota. Setelah didapatkan pemenang, untuk tingkat

Kabupaten/Kota maka Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota kemudian mengusulkan nama-nama

tersebut ke Dinas Perhubungan Provinsi untuk mengikuti proses seleksi Pemilihan Pelajar

Pelopor Keselamatan Jalan di Tingkat Provinsi.



49/253

g

NO PROVINSI 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Dinas Perhubungan Komunikasi, Informasi dan Telematika Provinsi Aceh; √ √ √ √

2 Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara;

3 Dinas Perhubungan Provinsi Jambi; √ √ √ √

4 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat; √ √ √ √

5 Dinas Perhubungan Provinsi Riau;

6 Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau;

7 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu;

8 Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan; √ √ √

9 Dinas Perhubungan Provinsi Bangka Belitung; √ √ √

10 Dinas Perhubungan Provinsi Lampung; √ √ √ √ √

11 Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat; √ √ √

12 Dinas Perhubungan Provinsi Banten; √ √ √ √

13 Dinas Perhubungan Provinsi DKI. Jakarta; √ √ √ √ √

14 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah; √ √ √ √ √ √

15 Dinas Perhubungan Provinsi DI. Yogyakarta; √ √ √ √

16 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur; √ √ √ √ √ √ √

17 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bali; √ √ √ √

18 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Barat; √ √ √ √

DAFTAR PROVINSI YANG MENGIKUTI KEGIATAN PELAJAR PELOPOR KESELAMATAN JALAN TINGKAT NASIONAL

Tabel 1.29



50/253

g

1.1.2.3.6 Penyelenggaraan Safer Road 1. Jumlah perbaikan lokasi rawan kecelakaan (LRK) pada Tahun 2015

a. Jawa Barat

• CR Report West Jawa, Patrol, Indramayu;• KM 64–74 Barat Laut Cirebon, Losarang, Indramayu;

• Report West Jawa, KM 34 -42 Barat Laut Cirebon, Kertasema, Indramayu;

• Jalan Pantura Indramayu Km 82-84-85 (eretan kulon dan kertawinangun);

• Jalan Pantura Indramayu KM 79 – 80 (Desa Ilir, Wirapanjanan, Eretan Wetan).

b. Jawa Tengah

• Semarang – Demak (Pantura) KM 12.5 (24-17);

• Semarang – Demak (Pantura) KM 17 (24-18);• Semarang – Demak (Pantura) KM 18.7 (24-19);

• Semarang – Demak (Pantura) KM 20 (24 - 20);

• Ds. Purwosari, Timur semarang, Kec Sayung, Kab. Demak.

2. Pembangunan Fasilitas Penyeberang Pejalan Kaki Tahun 2015a. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Simpang PCI;b. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Ahmad Yani (Depan SD Kedaleman

I);c. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Ahmad Yani (Depan

SD/SMPMardiyuana);d. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Ahmad Yani (Simpang Pagebangan);e. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Ahmad Yani (Masjid Agung);f. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Ahmad Yani (Simpang Sate);g. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Sudirman (Depan Kantor Walikota);h. Pengadaan dan Pemasangan Zebra Cross di Jalan Sudirman (Depan UNTIRTA);



51/253

jaringan transportasi penyeberangan Sabuk Utara dari Sabang sampai Jayapura melalui : Balohan-Ulee Lheue, Mengkapan-Kp.Balak (Selat Panjang)-TB.Karimun-Tj.Pinang-Anambas-Natuna-Sintete(Kalbar), Ancam-Tarakan-Tolitoli, Bitung/Likupang-Bastiong (Ternate)-Rum-Sofifi, Patani-Sorong,

Manokwari-Numfor-Mokmer (Biak)-Saubeba, Kabuena-Waren.

Jaringan transportasi Sabuk tengah dari Palembang (Tj.Apiapi)-Tj.Kelian(Muntok), Sadai-Tj.Ru,

Manggar-Ketapang (Kalbar), Dari Kalimantan Selatan melalui : Batulicin-Garongkong, Bajoe-

Kolaka, Torobulu-Tampo, Wara-Baubau, Kamaru-Wanci, Dari Kalimantan Timur melalui:

Kariangau-Taipa, Luwuk–Salakan–Banggai–Taliabu–Mangole–Sanana–Teluk Bara (P.Buruh),

Namlea–Ambon, Hunimua–Waipirit, Wahai–Fakfak (Papua Barat).

Jaringan transportasi penyeberangan Sabuk selatan dari Sabang sampai Merauke melalui:Balohan–Ulee Lheue, Bakauheni–Merak, Ketapang–Gilimanuk, Padangbai–Lembar, Kayangan–

Pototano, Sape–Lab. Bajo, Larantuka–Waiwerang–Lewoleba–Balaurin–Baranusa–Kalabahi,

Ilwaki–Kisar–Lakor–Tepa–Adaut–Saumlaki–Larat–Tual–Dobo–Benjina–Timika–Pomako–Agats–

Bade –Merauke.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat LLASDP, untuk saat ini ada satu lintas di Sabuk

utara yang belum terhubung, yaitu lintas tanjung Natuna - Sintete dan hal tersebut menjadi prioritas

utama mengingat peran LLASDP sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan antar pulau di

Indonesia.

1.1.2.4.1 Kondisi Perkembangan Lintas Penyeberangan

Lintas penyeberangan di Indonesia menunjukkan peningkatan di setiap tahunnya. Pada tahun

2009, jumlah lintas perintis di indonesia yang ditetapkan dengan SK Direktur Lalu Lintas Angkutan

Sungai Danau dan Penyeberangan sebanyak 86 lintas dan bertambah disetiap tahunnya hingga



52/253

2014, sudah ada 181 lintas penyeberangan yang disubsidi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat yang bertujuan sebagai simultan pergerakan masyarakat dan membuka daerah terisolir.

Dan berdasarkan jenis pengoperasiannya, lintas penyeberangan dibagi menjadi 3, seperti padatabel dibawah ini:

Tabel 1.31Lintas Penyeberangan di Indonesia

No. Jenis Pengoperasian 2010 2011 2012 2013 2014

a. Lintasan komersil 43 45 42 48 48

b. Lintasan perintis yang disubsidi pemerintah 112 117 134 158 181

c. Lintasan perintis yang tidak disubsidi pemerintah 0 3 3 0 0

Jumlah yang beroperasi 155 165 179 206 229

Sumber : Direktorat LLASDP, Direktorat Jenderal Hubdat, 2014

1.1.2.4.2 Prasarana Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Jumlah dermaga penyeberangan di Indonesia sampai tahun 2014 berjumlah 229 lokasi yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dermaga tersebut antara lain:

1. Sumatera : NAD (Balohan, Sinabang, Labuhan Haji, Singkil, Pulau Banyak, Lamteng,

Ulee lhue), Sumut (Nainggolan, Sibolga), Sumbar (Teluk Bungus, Muara

Siberut, Tua Pejat, Sikakap), Riau (Bengkalis, Mengkapan, Sei Selari,

Kampung Balak), Kepri (Telaga Pungkur, Tanjung Uban, Dabo, Dompah,

Parit Rempah, Selat Belia), Jambi (Kuala Tungkal), Bengkulu (Kahyapu,

Pulau Baai), Sumsel (35 Ilir, Tanjung Api-api), Babel (Muntok, Sadai,

Tanjung Ru Manggar) Lampung (Bakauheni);



53/253

6. Maluku : Maluku (Poka, Galala, Hunimua, Waipirit, Namlea, Wairiang, Saparua,

Tual, Dobo, Wahai, Larat, Tepa, Ilwaki, Teluk Bara, Lakor, Geser,

Waisala, Kisar, Benjina, Nusa Laut, Jazarah Salahutu), Maluku Utara

(Bastiong, Rum, Sidangole, Sofifi, Subaim, Tobelo, Daruba, Mangole,

Sanana, Babang, Patani, Doro Kao, Obi);

7. Papua : Papua Barat (Manokwari, Arar, Waigeo), Papua (Mokmer, Kabuena,

Saubeba).

1.1.2.4.3 Sarana Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Jumlah sarana SDP sampai tahun 2014 berjumlah 335 unit dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.32Jumlah Sarana SDP

No Jenis Kapal 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Kapal Ro -ro 171 171 210 228 254 306 321

2 Kapal LCT 10 10 8 12 13 16 14

3 Kapal cepat penumpang 11 6 3 2 - 0 0

4 Kapal Penumpang 4 5 0 0 - 0 0

Jumlah 196 192 221 242 267 322 335

Sumber : Direktorat LLASDP, Direktorat Jenderal Hubdat, 2014

1.1.2.4.4 Produksi Angkutan Penyeberangan

Jumlah produksi angkutan peyeberangan mengalami fluktuasi di setiap tahunnya. hal tersebut



54/253

1.1.2.4.6 Perijinan yang Dikeluarkan Direktorat LLASDP

Perijinan yang dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan

Penyeberangan yaitu Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Penyeberangan.

1.1.2.5 Bidang Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Dukungan manajemen dan teknis merupakan hal penting dalam kelancaran pelaksanaan tugas di

setiap bidang teknis yang menjadi tugas dan fungsi Ditjen Perhubungan Darat. Dukungan pokok

ini berkaitan dengan penyediaan SDM, regulasi, kelembagaan, serta manajemen kinerja dan

keuangan.

Perkembangan penyediaan SDM di Ditjen Perhubungan Darat disampaikan pada Tabel 1.34.

Total SDM Ditjen Perhubungan Darat mencapai 751 orang.

Tabel 1.34Penyediaan SDM Ditjen Perhubungan Darat Tahun 2010 – 2014

No Klasifikasi Sumber Daya Manusia

Jumlah (orang)

2010 2011 2012 2013 20141 Menurut Pendidikan

Sarjana (S1/S2/S3/Spesialis) 331 353 374 400

Diploma (D1/D2/D3/D4) 179 162 157 214

Sekolah Menengah (SLTA, SLTP) 157 128 117 136

Sekolah Dasar (SD/SR) 2 1 1 1

Total 669 644 649 751

2 Menurut Golongan



55/253

Perkembangan manajemen kinerja dan keuangan untuk organisasi sebesar Ditjen Perhubungan

Darat sudah dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai AKIP (Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah) dan perkembangan realisasi keuangan Ditjen Perhubungan Daratyang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagaimana disampaikan pada Tabel

1.35.

Tabel 1.35

Perkembangan akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuanganDitjen Perhubungan Darat

Indikator Pengeloloaan Satuan

Realisasi

2010 2011 2012 2013 2014

Nilai AKIP 75,59 73,58 83,07 81,44 85

Jumlah realisasikeuangan

Juta Rp. 1.702 2.012 2.589 2.676 3.227

Tabel 1.36Realisasi Daya Serap Tahun 2010 - 2014

TAHUNPagu(*) Pagu(**) Daya Serap

Keuangan Fisik

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (%) (%)

2010 1.838.442.619.000,- 1.838.442.619.000,- 1.702.537.074.000,- 92,61 98,14

2011 2.093.144.770.000,- 2.095.941.061.000,- 2.012.865.982.668,- 96,04 99,66

2012 2.482.792.346.000,- 2.859.805.219.000,- 2.589.613.928.114,- 90,55 92,54

2013 2.842.471.214.000,- 3.013.165.225.000,- 2.676.674.735.763,- 88,86 91,19

2014 3 980 782 443 000 3 619 419 968 000 3 227 992 412 424 89 19 91 29



56/253

NO U N I T KERJAJUMLAH SDM

2010 2011 2012 2013 2014

5 Direktorat KTD 57 64 62 59 636 UPT BPLJSKB Bekasi 56 63 55 53 57

7 UPT Pelabuhan Penyeberangan 56 69 59 42 43

8 DPK DAMRI 11 9 7 0 0

9 DPK DISHUB dll 1 0 0 0 0

10 KOPP Merak 0 0 11 13 21

11 KOPP Gilimanuk 0 0 6 8 21

12 KOPP Lembar 0 0 7 11 18

13 KOPP Pagimana 0 0 5 26 42

14 BLLAJSDP Jambi 0 0 4 6 21

15 BLLAJSDP Denpasar 0 0 11 13 23

16 BLLAJSDP Palangkaraya 0 0 6 8 12

17 BLLAJSDP Palu 0 0 4 12 23

Jumlah 628 669 644 649 751

Sumber : Perhubungan Darat Dalam Angka 2014

1.1.2.7 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam kurun waktu 2010-2014, telah menyelesaikan

b b t d d b P t P i t h



57/253

Peraturan Pemerintah terkait Sub Sektor Pehubungan Darat yang telah ditetapkan dalam kurunwaktu 2010-2014 adalah:

Tahun 2010

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di

Perairan;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan

Lingkungan Maritim.Tahun 2011

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan

Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan.

Tahun 2012

1. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang

Transportasi;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan

Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Tahun 2013

1. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi;

2 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan LLAJ



58/253

Jambi serta Kampung Balak di Provinsi Riau–Tanjung Balai Karimun di Provinsi

Kepulauan Riau Sebagai Lintas Penyeberangan;

8. Keputusan Nomor KP 265 Tahun 2010 Tentang Penetapan Lintas Penyeberangan Singkil

di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam–Pelabuhan Gunung Sitoli di Provinsi SumateraUtara Sebagai Lintas Penyeberangan;

9. Keputusan Nomor KP 370 Tahun 2010 Tentang Penetapan Lintas Penyeberangan Wahai

di Provinsi Maluku–Waigama di Provinsi Papua Barat Sebagai Pelabuhan Laut Untuk

Angkutan Penyeberangan;

10. Keputusan Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Pengembangan Transportasi

Penyeberangan Tahun 2010–2030

Tahun 2011

Bidang LLAJ

1. Keputusan Nomor: 81 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Perhubungan Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

2. Keputusan Nomor: KP.218 Tahun 2011Tentang Tim Koordinasi Penyelenggaraan

Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2011 ( 1432 H);

3. Peraturan Nomor PM 62 Tahun 2011 Tentang Pengaturan Waktu Operasi Kendaraan Angkutan Barang Di Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta;

4. Peraturan Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Tarif Angkutan Penyeberangan Lintas Antar Propinsi;

5. Peraturan Nomor PM. 8 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi

Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat Tahun Anggaran 2011.



59/253

Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat Tahun Anggaran 2013;

2. Instruksi Nomor IM 1 Tahun 2013, tentang Rencana Aksi Peningkatan Keselamatan

Transportasi;

3. Peraturan Nomor PM 54 Tahun 2013, tentang Rencana Umum Jaringan Angkutan Massalpada Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek);

4. Peraturan Nomor: PM 64 Tahun 2013, tentang Tarif Dasar Atas dan Batas Bawah

Angkutan Penumpang Antar Kota Antar Propinsi Kelas Ekonomi di Jalan Dengan Mobil

Bus Umum;

5. Peraturan Nomor: PM 96 Tahun 2013, tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat;

6. Peraturan Nomor: PM 98 Tahun 2013, tentang Standar Pelayanan Minimal AngkutanOrang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek;

Bidang LLASDP

7. Peraturan Nomor: PM 63 Tahun 2013, tentang Tarif Angkutan Penyeberangan Lintas

Antar Provinsi.

Tahun 2014Bidang LLAJ

1. Peraturan Nomor PM 49 Tahun 2014 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;

2. Peraturan Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan;

3. Peraturan Nomor PM 46 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan

Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek.



60/253

bersifat perintah, larangan serta pemberian peringatan atau petunjuk pada jalan TOL

JORR WI Ruas Kebun Jeruk-Penjaringan;

7. Peraturan Nomor. SK.4159 / HK.005 / DRJD / 2010 Tentang Pengaturan lalu lintas yang

bersifat perintah, larangan, petunjuk dan peringatan pada jalan tol Jakarta-Merak;8. Peraturan Nomor. SK.4395 / HK.301 / DRJD / 2010 Tentang Mekanisme Penanganan

Pengaduan Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

9. Peraturan Nomor. SK.1905 / KP.801 / DRJD / 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Penghargaan Wahana Tata Nugraha;

10. Peraturan Nomor. SK.1936 / AJ.201 / DRJD / 2010 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Dan

Pengaturan Kendaraan Angkutan Barang Pada Masa Angkutan Lebaran Tahun 2010

(1431 H);11. Peraturan Nomor. SK.2336 / UM.303 / DRJD / 2010 Tentang Bantuan Teknis Converter Kit

Pada Kendaraan Bermotor Umum Untuk Angkutan Orang;

12. Keputusan Nomor. SK.82 / KP.304 / DRJD / 2010 Tentang Penempatan Dan Pemindahan

Pegawai Negeri Sipil Antar Unit Kerja Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat.;

13. Keputusan No. SK.276 / AJ.705 / DRJD / 2010 tentang Tim Indonesian Automotive

Standard Internationalization Group (IASIG);14. Peraturan Nomor. SK.276 / AJ.401 / DRJD / 2010 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Yang

Bersifat Perintah, Larangan, Petunjuk Dan Peringatan Pada Jalan TOL Bogor Ring Road

Seksi I Ruas Sentul Selatan–Kedung Halang;

15. Peraturan Nomor. SK.825 / AJ.705 / DRJD / 2010 Tentang Pedoman Teknis Pemilihan

Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;

16. Keputusan No. SK.825 / AJ.705 / DRJD / 2010 tentang Pos Koordinasi (POSKO) Tingkat



61/253

Bidang LLASDP

6. Peraturan No. AP.005 / 6 / 14 / DRJD / 2011 tentang Daftar Penumpang dan Kendaraan

Penyeberangan.

Tahun 2012

Bidang LLAJ

1. Peraturan Nomor: SK.55/AJ.206/DRJD/2012 tentang Penetapan Kebutuhan Kendaraan

Taksi dan Ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tahun 2010-2012;

2. Peraturan Nomor: SK.959/AJ.401/DRJD/2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas yang

Bersifat Perintah, Larangan, Petunjuk dan Peringatan pada Jalan Tol Semarang–SoloSeksi I (Semarang–Unggaran);

3. Peraturan Nomor: SK.1241/AJ.401/DRJD/2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas yang

Bersifat Perintah, Larangan, Petunjuk dan Peringatan pada Jalan Tol semarang Seksi A,

Seksi B dan Seksi C;

4. Peraturan Nomor: SK.77/AJ.401/DRJD/2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas yang Bersifat

Perintah, Larangan, Petunjuk dan Peringatan pada Jalan Tol Purbaleunyi;

5. Peraturan Nomor: SK.4070/AJ.401/DRJD/2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas yangBersifat Perintah, Larangan, Petunjuk dan Peringatan pada Jalan Tol Surabaya–Mojokerto

seksi 1A-1;

Organisasi

6. Peraturan Nomor: SK.706/KP.105/DRJD/2012 tentang Jabatan Fungsional Umum di

Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan;



62/253

Organisasi

7. Peraturan Nomor: SK.3401/PL.301/DRDJ/2013 tentang Standar Operasional dan prosedur

Penetapan Status Penggunaan Barang Barang Milik Negara yang dihibahkan ke

Pemerintah Daerah Pada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;8. Peraturan Nomor: SK.3341/KP.801/DRJD/2013 tentang Tim Penyelesaian Aset Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat;

9. Peraturan Nomor: SK.6100/PL.201/DRJD/2013 Petunjuk Teknis Penetapan Status

Penggunaan dan Hibah Barang Milik Negara pada Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat;

10. Peraturan Nomor: SK.6172/PL.201/DRJD/2013 Petunjuk Teknis Serah Terima Hasil

Kegiatan Barang Miik Negara (BMN) Untuk Dipergunakan Dalam Tugas Operasional diLingkungan Dirjen Perhubungan Darat;

11. Peraturan Nomor: SK.6140/PL.201/DRJD/2013 Petunjuk Pelaksana Penetapan Status

Penggunaan Barang Milik Negara sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN

di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

12. Peraturan Nomor: Sk.6790/KP.801/DRJD/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Organisasi

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Tahun 2014

Bidang LLAJ

1. Peraturan Nomor: SK.051/HM.003/DRDJ/2014 tentang Standar Operasional Prosedur

(SOP) Penerbitan Newsletter Infohubdat Direktorat Jenderal Perubungan Darat;

2. Peraturan Nomor: SK.2045/AJ.402/DRDJ/2014 tentang Standar Operasional (SOP)

Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Uji Kendaraan Bermotor;



63/253

Bidang LLASDP

13. Peraturan Nomor: SK.4160/KP.108/DRJD/2014 tentang Kompetensi Manajemen

Transportasi Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan;

14. Peraturan Nomor: SK.4159/KP.108/DRJD/2014 tentang Kompetensi OperasionalJembatan Bergerak Pelabuhan Penyeberangan;

15. Peraturan Nomor: SK.4158/KP.108/DRJD/2014 tentang Kompetensi Pengelolaan

Pelabuhan Sungai dan Danau;

16. Peraturan Nomor: SK.4157/KP.108/DRJD/2014 tentang Kompetensi Penilaian Pelayanan

Pelabuhan dan Angkutan Penyeberangan;

Organisasi17. Peraturan Nomor: SK.2344/KP.016/DRJD/2014 tentang Pedoman Tugas Belajar dan Izin

Belajar di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

1.1.2.5.1 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan ditujukan untuk mewujudkan struktur organisasiyang terbebas dari duplikasi tugas, fungsi maupun kewenangan di dalam organisasi maupun

antar instansi pemerintah, serta terwujudnya organisasi pemerintah yang berorientasi pada hasil

atau outcome (result oriented government) secara efektif dan efisien sehingga keberadaan

organisasi pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hasil capaian

penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan berupa penerbitan Peraturan Menteri Perhubungan

sebagaimana tabel berikut.



64/253

1.1.3 Realisasi Kinerja Keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan DaratTahun 2010-2014

Selama periode tahun 2010-2014 alokasi pendanaan untuk Direktorat Jenderal PerhubunganDarat secara umum mengalami peningkatan alokasi APBN sekitar 18,98% per tahun. Total

alokasi APBN Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2010-2014 mencapai 13,4 Trilyun.

Dari total anggaran tersebut, sampai dengan tahun 2014 daya serap Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat rata-rata 91,45% (perubahan fluktuatif di setiap tahunnya).

Tabel 1.39Realisasi Daya Serap Tahun 2010-2014

TAHUNPagu(*) Pagu(**)

Daya Serap

Keuangan Fisik

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (%) (%)

2010 1.838.442.619.000,- 1.838.442.619.000,- 1.702.537.074.000,- 92,61 98,14

2011 2.093.144.770.000,- 2.095.941.061.000,- 2.012.865.982.668,- 96,04 99,66

2012 2.482.792.346.000,- 2.859.805.219.000,- 2.589.613.928.114,- 90,55 92,54

2013 2.842.471.214.000,- 3.013.165.225.000,- 2.676.674.735.763,- 88,86 91,19

2014 3.980.782.443.000,- 3.619.419.968.000,- 3.227.992.412.424,- 89,19 91,29TOTAL 13.237.633.392.000,- 13.426.774.092.000,- 12.209.684.132.969,-

Catatan: Pagu(*) adalah Pagu Awal DIPA

Pagu (**) adalah Pagu setelah ada perubahan

1.2 Potensi dan Permasalahan



65/253

dalam penyelenggaraan keselamatan jalan tertangani secara baik, dilakukan pengelompokkan

aspek keselamatan jalan dalam 5 Pilar, yaitu: Peningkatan Keselamatan Jalan yaitu: Manajemen

Keselamatan Jalan, Jalan yang Berkeselamatan, Kendaraan yang Berkeselamatan, Perilaku

Pengguna Jalan Berkeselamatan dan Perawatan Paska Kecelakaan.

Tingginya angka kecelakaan membuat keselamatan lalu lintas memegang peranan penting dalam

menunjang Program Pembangunan Nasional, di mana keselamatan lalu lintas bertujuan untuk

menurunkan angka kecelakaan serta korbannya.

2. Dampak Energi

Documents

renstra ditjen hubdat 2015-2019.pdf