14
J u r n a l I l m i a h M a h a s i s w a FISIP Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film The Hunger Games Mockingjay) ( 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. . 1. Februari 2018 280 Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 1, Februari 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM THE HUNGER GAMES MOCKINGJAY) The Representation of Separatism Values in Film (Semiotics analysis of The Hunger Games Mockingjay Movie) Zoelyanis 1) , Hamdani M. Syam, M.A. 2) Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK – Penelitian ini berjudul Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film The Hunger Games Mockingjay). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui representasi nilai - nilai separatis dalam film The Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2 karya Francis Lawrence. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi secara partisipan. Teknik yang digunakan yaitu non-probability dengan menggunakan purposive sampling melalui tipe criteria sampling yaitu menetapkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Semiotika Model Roland Barthes. Melalui analisis semiotika dengan menggunakan Model Roland barthes, peneliti menemukan adanya representasi nilai-nilai separatis dalam film The Hunger Game Mockingjay part 1dan part 2 yang mana separatis ini sendiri dapat dipahami yaitu sebagai suatu gerakan yang bersifat mengacau dan menghancurkan yang dilakukan oleh suatu golongan atau kelompok pengacau yang betujuan untuk memisahkan diri dari ikatan suatu negara. Semiotika yang dikaji antara lain membahas apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek, apa yang menjadi makna konotatif dalam suatu objek dan juga apa yang menjadi mitos dalam suatu objek yang diteliti. Saran untuk penelitian ialah jika film The Hunger Games Mockingjay Part 1 dan part 2 tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk hiburan saja, namun juga dijadikan sebagai sarana informatif dan edukatif bagi penontonnya. Diharapkan juga supaya

REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

280

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

SEMIOTIKA PADA FILM THE HUNGER GAMES MOCKINGJAY)

The Representation of Separatism Values in Film (Semiotics analysis of The Hunger

Games Mockingjay Movie)

Zoelyanis1), Hamdani M. Syam, M.A.2)

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK – Penelitian ini berjudul Representasi Nilai-Nilai Separatis

Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film The Hunger Games

Mockingjay). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui representasi nilai - nilai

separatis dalam film The Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2 karya Francis

Lawrence. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa

observasi secara partisipan. Teknik yang digunakan yaitu non-probability

dengan menggunakan purposive sampling melalui tipe criteria sampling

yaitu menetapkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan permasalahan

penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Semiotika Model Roland Barthes. Melalui analisis semiotika dengan

menggunakan Model Roland barthes, peneliti menemukan adanya

representasi nilai-nilai separatis dalam film The Hunger Game Mockingjay

part 1dan part 2 yang mana separatis ini sendiri dapat dipahami yaitu

sebagai suatu gerakan yang bersifat mengacau dan menghancurkan yang

dilakukan oleh suatu golongan atau kelompok pengacau yang betujuan

untuk memisahkan diri dari ikatan suatu negara. Semiotika yang dikaji

antara lain membahas apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek,

apa yang menjadi makna konotatif dalam suatu objek dan juga apa yang

menjadi mitos dalam suatu objek yang diteliti. Saran untuk penelitian ialah

jika film The Hunger Games Mockingjay Part 1 dan part 2 tidak hanya

dijadikan sebagai sarana untuk hiburan saja, namun juga dijadikan sebagai

sarana informatif dan edukatif bagi penontonnya. Diharapkan juga supaya

Page 2: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

281

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Ju

rnal

Ilmiah Mahasisw

a

FISIP

bisa mengkasilifaksi nilai-nilai positif atau negatif untuk kehidupan sehari

hari.

Kata Kunci : Representasi, Separatis, The Hunger Games Mockingjay,

Semiotika Roland Barthes.

ABSTRACT – The title of this study is “The Representation of Separatism

Values in Film (A Semiotics Analysis in The Hunger Games Mockingjay

Movie)”. The study aims at identifying the representation of separatism values in

The Hunger Games Mockingjay Movie Part 1 and Part 2 directed by Francis

Lawrence. The approach used in this study is qualitative descriptive method. The

techniques of data callection is non-probabilty by choosing certain criteria that met

the research problem. The theory employed in the study is semiotics analysis model by

Roland Barthes. Through the analysis model, the researcher found several

representations of separatism values in The Hunger Games Mockingjay Movie Part 1

and Part 2. Based on the concept of separatism analyzed, it was found 7 scenes of

separatism in part 1 and 3 scenes in part 2. The separatism itself can be defined as a

disruptive and destructive movement iniated by a person or agroup of people that

aims to seperate themselves from a legitimate government. Semiotics studied in this

study discusses what is the denotative meaning of an object, what is the connotative

meaning of an object, as well as what the meaning of a myth can be inferred from a

connotative meaning. Suggestions for further research is The Hunger Games

Mockingjay Movie Part 1 And Part 2 not only serve as a means for entertainment

only, but also used as a means of informative and educative for the audience. It is also

hoped that it can produce positive or negative values of the film for everyday life.

Keywords : Representation, Separatism, The Hunger Games Mockingjay,

Semiotics of Roland Barthes.

Page 3: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

282

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi komunikasi telah berkembang secara pesat

pada masa sekarang ini. Teknologi komunikasi bertransformasi menjadi alat

yang tidak terpisahkan pada manusia, baik teknologi komunikasi elektronik,

maupun teknologi komunikasi cetak. Pesan komunikasi disampaikan dengan

berbagai macam cara, baik secara visual, audio, dan bahkan keduanya. Salah

satu perkembangan media massa elektronik ialah film. Film merupakan

media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu

pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu

(Effendy, 1986: 134).

Film dapat dipandang sebagai bentuk komunikasi massa. Sebagai

komunikasi massa, film digunakan tidak hanya sebagai media yang

merefleksikan realitas namun juga bahkan membentuk realitas pada

masyarakat. Menurut Undang Undang Nomor 33 tahun 2009 tentang

perfilman, film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan

media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi

dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film sebagai bagian dari

media massa, dalam kajian komunikasi masa modern dinilai memiliki

pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh tersebut adalah sebuah

kemungkinan yang sangat tergantung pada proses negosiasi makna oleh

khalayak terhadap pesan film itu, dan mengacu kepada pada keberhasilan

khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Jika

negosiasi makna yang dilakukan khalayak tersebut lemah, maka akan

semakin besar pengaruh dari tayangan film tersebut (McQuaill, 1997: 101).

Negosiasi makna tersebut ialah proses transaksional dari komunikasi,

dimana komunikasi menerima dan menginterpretasikan makna dari pesan

yang diterima dengan latar belakang sosial budaya yang dimiliknya.

Film sebagai salah satu bentuk media massa mempunyai peran

penting dalam sosial kultural, artistik, politik, dan dunia ilmiah. Pemanfaatan

film dalam pembelajaran masyarakat ini sebagian didasari oleh

pertimbangan bahwa film mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian

Page 4: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

283

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film mempunyai

kemampuan mengantar pesan secara unik (McQuaill, 1997: 13).

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial

yang membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi

membentuk suatu pandangan di masyarakat dengan muatan pesan

didalamnya. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa film merupakan potret

dari realitas dalam masyarakat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh

dan berkembang didalam masyarakat dan kemudian di proyeksikan ke

dalam layar (Sobur, 2003: 126). Dari puluhan bahkan ratusan penelitian itu

semua berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia,

sehingga begitu kuatnya media mempengaruhi pikiran, sikap, dan tindakan

penonton (Faridl, 2000: 96).

Kemudian, Effendy (2002: 208) juga mengungkapkan bahwa pengaruh

film juga sangat kuat dan besar terhadap jiwa manusia karena penonton

tidak hanya terpengaruh ketika ia menonton film tetapi terus sampai waktu

yang cukup lama. Salah satu film yang memberi dampak besar bagi khalayak

ialah film The Darknight Rises. Harian Tempo Merilis Pada tanggal 20 juli

2012 terjadi penembakan di Bisokop Century Aurora 16 di Colorado, USA.

Korban dari kejadian ini mencapai 70 orang dimana 12 orang tewas dan 58

orang luka luka (tempo.co). Kejadian ini merupakan akibat dari fanatisme si

pelaku pada karakter Joker di film Batman. Kejadian tersebut merupakan

dampak negatif yang ditimbulkan setelah menonton film.

Hal tersebut sangat tergambarkan seperti yang dikatakan oleh Harold

D. Lasswell dalam model komunikasinya, yaitu Who (siapa), Says what

(pesan yang dikatakan), In which channel (menggunakan media apa), To

whom (kepada siapa), With what effect (akibat/dampak) (Mulyana, 2005: 62-

66). Dari model komunikasi Lasswell kita bisa melihat bahwa pengirim pesan

pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima,

dan karenya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap

upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat, baik positif

maupun negatif.

Page 5: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

284

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Dewasa ini, Salah satu film yang menyita perhatian dunia perfilman

ialah film The Hunger Games Mockingjay part 1 yang dirilis pada tahun 2014

dan part 2 pada tahun 2015. Film fiksi ilmiah ini diangkat dari sebuah novel

karya Suzanne Collins dengan judul yang sama. Film ini bercerita tentang

kompetisi bernama The Hunger Games. Film ini menunjukkan tradisi

disetiap tahunnya yaitu kompetisi yang diberi nama The Hunger Games

yang diikuti oleh sepasang anak muda berusia antara 12-18 tahun dan dipilih

dari 12 distrik. Dalam kompetisi ini diharuskan ada yang membunuh atau

dibunuh dari setiap distriknya.

Tujuan diadakan kompetisi ini adalah untuk merekatkan hubungan

antar distrik, sekaligus menyegarkan ingatan tentang mereka yang terbunuh

akibat pemberontakan yang pernah terjadi di negara Panem dan

mengingatkan seluruh penduduk betapa berkuasanya pemerintahan Panem

yang dipimpin oleh Presiden Snow. Dilihat dari segi penontonnya, kedua

film ini mendapat antusias dari penontonnya. Film The Hunger Games

Mockingjay part 1 mendapat rating 6.7 dari angka 10 (imdb.com), dan The

Hunger Games Mockingjay part 2 mendapatkan rating 6.6 (imdb.com). Film

menyajikan berbagai macam gagasan yang dapat menimbulkan dampak bagi

penayangannya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, film dapat

menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat

memberikan pengaruh pada cara pandang terhadap cerita dalam film itu.

Dalam film ini mengandung unsur separatis dimana pemeran utama

yang bernama Katness Everdeen, sebagai wanita yang memerankan tokoh

sebagai pemimpin pejuang pemberontakan melawan pihak pemerintah

ibukota yang dipimpin oleh Presiden Snow. Karena pemerintahan tersebut

bersifat diktator, kemudian masyarakat dimobilisasi untuk berjuang

melawan pemerintahan pusat yaitu dengan mengacungkan 3 jari tengah

sebagai simbol pemberontakan masyarakat distrik terhadap Presiden Snow

serta The Capitol.

Salah satu dampak dari film tersebut adalah terjadinya aksi

mengacungkan salam 3 jari yang dilakukan oleh mahasiswa yang sempat

Page 6: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

285

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

menghebohkan Thailand beberapa waktu lalu. Mereka mengacungkan

acungan 3 jari itu sebagai tanda pemberontakan terhadap pemerintahan yang

totaliter. Alhasil, tiga mahasiswa yang mengacungkan salam tiga jari itu

ditahan polisi. Disamping itu, film The Hunger Games Mockingjay Part 1

juga ditarik dari peredaran karena dinilai menyebarkan pengaruh

pemberontakan pada masyarakat. (CNNindonesia.com). Tidak hanya itu, di

Israel poster The Hunger Games Mocking Jay Part 2 dikecam dan dihapus

dari peredaran karena dinilai memiliki pengaruh negatif oleh kaum judaisme

setempat (CNNIndonesia.com). kemudian jika dilihat dari realitas di negara

Indonesia, acungan salam 3 jari ini juga di perlihatkan oleh Jokowi dan Jusuf

Kalla pasca kemenangan di pilpres di tahun 2014 (Merdeka.com). setelah di

acungkannya salam 3 jari tersebut jokowi mengatakan maksud dari salam 3

Jari tersebut adalah sila ketiga dari pancasila, yang mana sila ke tiga ialah

persatuan indonesia. Dalam hal ini dapat di asumsikan bahwa simbol dan

lambang-lambang yang digunakan dalam film sedikit tidaknya dapat

mempengaruhi pada perilaku atau pandangan masyarakat. Oleh sebab itu,

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui makna dari simbol-simbol atau

lambang pada film dapat dikaji melalui analisis semiotika.

Analisis semiotika merupakan cara atau metode untuk menganalisis

dan memberikan makna-makna terhadap paket-paket lambang pesan atau

teks dengan segala bentuknya (sign) baik pada media massa maupun

dokumen/teks lainnya (Pawito, 2007: 155). Dengan kata lain, analisis

semiotika bekerja untuk melacak makna-makna yang diangkut dengan teks

berupa lambang-lambang (signs), dimana tekslah yang menjadi pusat

perhatian analisis dalam penelitian semiotika. Tradisi semiotik terdiri atas

sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda,

ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri

(Littlejohn, 2009: 53). Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna

yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut

sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.

Page 7: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

286

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Berdasarkan penjelasan fenomena di atas, Peneliti tertarik mengkaji

dan meneliti lebih secara ilmiah mengenai Representasi nilai – nilai separatis

dalam film The Hunger Games Mockingjay part 1 dan 2 dengan

menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana representasi nilai - nilai separatis dalam film

The Hunger Games Mockingjay part 1 dan 2 karya Francis Lawrence.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Roland Barthes Semiotik

berasal dari kata Yunani semion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri

didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun

sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (eco, 1996: 17).

“Tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada

adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api (Sobur, 2002: 95).

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial

memahami dunia sebagai “tanda”. Umberto Eco menyebut tanda tersebut

sebagai “kebohongan”. Dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di

baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Menurut sausure, persepsi

dan pandangan manusia tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan

tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial. Hal ini dianggap

sebagai pendapat yang mengejutkan dan revolusioner, sebab hal itu berarti

tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar merefleksikan

realitas yang ada ( Bignell dalam Sobur, 2002: 46 ).

Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi adalah

kunci dari analisis semiotika. Ia menggunakan versi yang jauh lebih

sederhana saat membahas model Glossematic sign. Mengabaikan dimensi

dari bentuk dan subtansi, barthes mendefinisikan sebuah tanda (sign) sebagai

sebuah sistem yang terdiri dari (E) sebuah ekspresi atau signifier dalam

Page 8: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

287

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

hubungannya (R) dengan content (signified) (C) : ERC. Sebuah sistem tanda

primer dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah sistem tanda yang lebih

lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula (Wibowo,

2013). Barthes menulis : Such sign system can become an element of a more

comprehensive sign system. If the extension is one of content, the primary

sign (E1R1C1) becomes the expression of a secondary sign system:

E2 = ( E1 R1 C1) R2 C2

Dengan begitu, primary sign adalah denotative sedangkan secondary

sign adalah satu dari connotative semiotics. Konsep connotative inilah yng

menjadi kunci penting dari model semiotika Roland Barthes (Barthes dalam

Nurudin, 2004). Model semiotik Roland Barthes adalah menggali hakikat

sistem tanda yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis yang

mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi dan bergantung pada

kebudayaan.Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna

tambahan (connotative) dan arti penunjukan (denotative).

1. Makna Denotasi

Makna denotasi adalah makna awal utama dari sebuah tanda, teks,

dan sebagainya. Makna ini tidak bisa dipastikan dengan tepat, karena makna

denotasi merupakan generalisasi. Dalam terminologi Barthes, denotasi

adalah sistem signifikasi tahap pertama.

2. Makna Konotasi

Makna yang memiliki sejarah budaya dibelakangnya yaitu bahwa ia

hanya bisa dipahami dalam kaitannya dengan singnifikasi tertentu. Konotasi

adalah mode operatif dalam pembentukan dan penyandian teks kreatif

seperti puisi, novel, komposisi musik, dan karya-karya seni.

3. Mitos

Dalam kerangka Barthes, Konotasi identik dengan operasi ideologi,

yang disebut dengan “mitos”, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

periode tertentu. Jadi mitos tugasnya untuk memberikan sebuah justifikasi

ilmiah kepada kehendak sejarah, dan membuat kemungkinan tampak abadi

Page 9: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

288

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Adapun yang dimaksud analisis semiotika dalam penelitian ini ialah

sebuah metode untuk membenah atau mengkaji makna dan tanda, baik

makna denotasi, konotasi, maupun mitos yang terdapat pada film Hunger

Games Mockingjay yang akan di kaji menggunakan metode yang

dikemukakan oleh seorang ahli semiotika yaitu Roland Barthes.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis

penelitian deskriptif. Subjek penelitian dalam film pada penelitian ini adalah

bagian-bagian dalam bentuk scenes yang mengambarkan nilai-nilai separatis

dalam film The Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2 Yang

diproduksi oleh rumah produksi oleh Lionsgate. Teknik yang digunakan

yaitu non-probability dengan menggunakan purposive sampling melalui tipe

criteria sampling yaitu menetapkan kriteria tertentu yang disesuaikan

dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini kriteria subjek film

yang dipilih peneliti adalah Adegan-adegan yang merepresentasi nilai-nilai

separatis dalam film fiksi ilmiah yaitu The Hunger Games Mockingjay part 1

dan part 2 yang di produksi oleh Lionsgate.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi secara

partisipan terkait dengan objek dan subjek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan pada landasan teoretis, bahwa model

semiotika Roland Barthes adalah menggali hakikat sistem tanda yang

beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis yang mengatur arti teks

yang rumit, tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Gagasan

Roland Barthes ini dikenal dengan “Two Order Signifaction” yaitu pada

signifikasi tahap pertama Barthes menyebutkan sebagai denotasi, atau

realitas internal. Kemudian signifikasi tahap kedua, beliau menggambarkan

interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi.

Pada signifikasi tahap kedua ini, tanda bekerja melalui mitos yang dianut

dari nilai kepercayaan dan nilai-nilai kebudayaan yang diyakini.

Page 10: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

289

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Dalam mengkaji tanda-tanda yang mengandung makna denotasi dan

konotasi dalam sebuah film tentu bukanlah hal yang mudah, demikian juga

dalam memaknai tanda-tanda yang merepresentasikan unsur-unsur

separatis, namun melalui simbol yang bersifat verbal dan non-verbal, dialog

antar tokoh, sikap serta prilaku, tanda-tanda tersebut dapat memberikan

makna kepada khalayak secara tersirat maupun tersurat sehingga dapat

diketahui tanda yang merepresentasikan suatu nilai

Film The Hunger Games Part 1 dan 2 ini mengambarkan bahwa

perjuangan Katniss Everdeen yang berjuang melawan pemerintahan yang

kejam dan tirani dan menyelamatkan warga-warga yang dizalimi oleh

Presiden Snow. Karena diadakannya kompetisi yang bernama The Hunger

Games yang tujuannya untuk membunuh satu sama lain serta menghormati

para pendahulu yang telah gugur dan berkorban terlebih dahulu. Hal ini

yang membuat Katniss Everdeen memberontak karena sosok Katniss menilai

bahwa kompetisi tersebut tidak seharusnya diadakan karena selain

tujuannya untuk bertahan hidup dengan membunuh satu sama lain,

kompetisi yang diadakan dalam tahunan tersebut dijadikan sebagai ajang

hiburan bagi masyarakat Ibukota (The Capitol). Nilai-nilai separatis yang

ditampilkan kedalam dua film ini merepresntasikan realitas yang ada dalam

kehidupan. Film the Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2

merepresentasikan nilai-nilai separatis yang dimulai dari penampilan

videopropo (video propaganda) yang dibuat oleh pihak ataupun kelompok

separatis untuk memberontak kepada pemerintahan yang sah dan dipimpin

oleh Presiden Snow. Kemudian saat mengenalkan serta penegesahan simbol

burung mockingjay sebagai simbol pemeberontakan serta diiring dengan

himne pemberontakan yang membuat masyarak kemudian memberontak

pada pemerintahan pusat.

Melalui analisis semiotika dengan menggunakan Model Roland

barthes, peneliti menemukan adanya representasi nilai-nilai separatis dalam

film The Hunger Game Mockingjay part 1dan part 2 yang mana separatis ini

sendiri dapat dipahami yaitu sebagai suatu gerakan yang bersifat mengacau

Page 11: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

290

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

dan menghancurkan yang dilakukan oleh suatu golongan atau kelompok

pengacau yang betujuan untuk memisahkan diri dari ikatan suatu negara

(Djealani, 2002).

Terdapat beberapa scene yang dianalisis dari film tersebut dengan

menggunakan Model Roland Barthes. Semiotika yang dikaji antara lain

membahas apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek, apa yang

menjadi makna konotatif dalam suatu objek dan juga apa yang menjadi mitos

dalam suatu objek yang diteliti.

Makna denotatif dalam hal ini adalah makna pada yang tampak.

Dalam film the Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2, makna denotasi

dalam setiap scene terlihat jelas yaitu visual bentuk-bentuk separatis yang

dilakukan oleh pemberontak yang dipimpin oleh Katniss Everdeen. Kecuali

pada scene 2 di film yang menampilkan makna denotasi yaitu bentuk

dukungan dari warga kepada Katniss Everdeen dengan mengacungkan

“salam tiga jari” sebagai simbol salute yang dapat diartikan sebagai makna

pemberontakan.

Konotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan

antara penanda dan petanda, yang didalamnya terdapat makna yang tidak

sebenarnya. Konotatif dapat menghasilkan makna kedua yang bersifat

tersembunyi. Pada scene-scene dianalisis, makna konotasinya adalah figure

atau tokoh utama dalam film melakukan pemberontakan yang dibantu oleh

kelompok separatis dari salah satu district yang ingin memeberontak kepada

pemerintahan sah di ibukota. Kemudian dari pembentukan makna konotatif

didapati hasil makna mitos. Mitos didefinisikan sebagai cerita yang begitu

menengahi antara yang diketahui dan tidak diketahui (Sobur, 2004: 162).

Mitos merupakan kebudayaan yang menjelaskan atau memahami beberapa

aspek tentang realitas atau gejala alam, serta produk kelas sosial mengenai

hidup dan mati, manusia, dewa, dan sebagainya. Mitos dalam film The

Hunger Games part 1 dan part 2 dapat dilihat pada scene 1 yaitu warna

merah yang sering diartikan atau dilambangkan sebagai kesan energi,

kekuatan, keberanian, symbol dari api, darah, perjuangan, bahaya,

Page 12: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

291

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

kekerasan, dan lain-lain. Selanjutnya pada scene 4 makna mitos dari api yang

menyala adalah api diibaratkan sebagai kemarahan, kebencian, dan

pertempuran. Dalam mitologi Yunani sendiri disebutkan bahwa dewa

perang yaitu Ares, merupakan perwujudan dari api.

Representasi nilai-nilai separatis yang digambarkan dalam film The

Hunger Games Mockingjay part 1 dan part 2 berupa tanda yang berifat

visual, yang dijadikan peneliti sebagai tanda dalam memaknai sebuah

makna. Melalui film ini diharapkn mampu membaca pesan yng terdapat

sebuah film. Untuk itu, khalayak sebaiknya tidak hanya menanggap film

sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga menjadikan film sebagai alat

pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis peneliti dapat

memberikan kesimpulan pada film The Hunger Games Mockingjay Part 1

dan part 2 adalah sebagai berikut :

1. Film merupakan salah satu media penyampian pesan yang ingin

disampaikan oleh pembuat film berdasarkan kaidah sinematografi

dan kemudian dipertontonkan atau kepada khalayak. Pesan tersebut

diharapkan dapat diterima oleh khalayak atau penonton. Film

digunakan tidak hanya sebagai media yang merefleksikan realitas

namun juga bahkan membentuk realitas pada masyarakat. Kekuatan

film untuk mempengaruhi khalayak sangat kuat bahkan pengaruhnya

tidak hanya saat ia setelah menonton, akan tetapi juga dalam waktu

yang lama. Hal ini bisa diasumsikan bahwa film tidak hanya potret

dari realitas, akan tetapi bisa membentuk realitas.

2. Peneliti menemukan nilai-nilai separatis yang ada dalam film the

hunger games mockingjay part 1 dan part 2. Adapun scenes yang

merepresentasi nilai-nilai separatis pada film the hunger games

mockingjay part 1 ialah 7 scenes. Dimulai dari adegan pada saat

Page 13: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

292

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

perkumpulan sejumlah orang di distrik 13 melihat video propaganda

yang akan ditampilkan untuk memberontak pada pemerintah pusat

sampai diakhiri dengan adegan pemberontakan warga di salah satu

gedung pihak pemerintah pusat atau the Capitol. Semua scenes diatas

menunjukkan bahwa tindakan pemberontakan dan menghancurkan.

Kemudian pada film the hunger games mockingjay part 2 terdapat 3

scenes yaitu dimulai pada saat katnis berada di distrik 8 dan mengajak

seluruh warga di distrik tersebut ikut memberontak bersamanya dan

diakhiri dengan proses hukuman mati presiden Snow yang dilakukan

oleh Katnis. Semua scenes tersebut merupakan tindakan

pemberontakan.

3. Pemunculan representasi yang telah diungkapkan dengan analisis

semiotika Roland Barthes, mengacu pada makna denotasi, konotasi,

dan juga mitos yang dapat diterima oleh masyarakat.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

memberikan beberapa masukan atau saran sebagai berikut:

1. Saran untuk penelitian ialah jika film The Hunger Games Mockingjay

Part 1 dan part 2 tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk hiburan

saja, namun juga dijadikan sebagai sarana informatif dan edukatif bagi

penontonnya. Diharapkan juga supaya bisa mengkasilifaksi nilai-nilai

positif atau negatif untuk kehidupan sehari hari.

2. Diharapkan juga jika bagi peneliti selanjutnya ingin meneliti penelitian

ini khususnya pada analisis semiotika Roland Barthes itu tidak hanya

ditinjau dari aspek nilai-nilai separatis saja, akan tetapi bisa di kaji

atau ditelaah dengan aspek lain.

Page 14: REPRESENTASI NILAI-NILAI SEPARATIS DALAM FILM (ANALISIS

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Representasi Nilai-Nilai Separatis Dalam Film (Analisis Semiotika Pada Film

The Hunger Games Mockingjay) (1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)

Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Februari 2018

293

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 1, Februari 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dkk. 2004. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media

Azizah, Iklima Fath. 2015. Representasi Nilai Nilai Keislaman Dalam

Film 99 Cahaya Di Langit Eropa. Universitas Islam Bandung. Vol.

1, No. 1

Cangara, Hafied.2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

RajaGrafindo. Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika komunikasi. Bandung:

Remadja Karya CV.

Faridhl, Miftah. 2000. Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah

Melalui Televisi. Bandung: Pusdai press. Hal 96.

Littlejohn, Stephen W, 2009. Teori Komunikasi Theories of Human

Communication edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

McQuail, Dennis. 1997. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.

Pawito. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:

LKIS Pelangi Nusantara.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi, Cetakan Keempat. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media Suatu Analisis untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing. Bandung:

P.T Rosdakarya.