14
T BAR Menim Mengi PER TATA C RANG L mbang : ingat : RATURA CARA PE LAIN YA DEN MEN : a. bah dan ten Nom Keu Pen Dir b. bah Nom Mil ket neg Nom c. bah hur Keu Bar Dik : 1. Und Neg Lem tela 200 105 475 2. Per Tat Eks AN MEN N ENYELE ANG DIR NGAN R NTERI K hwa dal n Pasal tang Cu mor 39 uangan nyelesaia rampas u hwa den mor 240 ik Nega entuan gara seb mor 136 hwa ber ruf a d uangan rang-Ba kuasai N dang-Un gara Re mbaran ah diu 07 (Lemb 5, Tamb 55); raturan ta Cara P s Kepab M RE NTERI NOMOR ESAIAN RAMPA RAHMA KEUAN am ran 66 aya ukai seb 9 Tahun Nomo an Bara untuk N ngan tel 0/PMK.0 ra Yang penyel bagaima 6/PMK.0 rdasarka dan hu tentang rang La Negara; ndang N epublik Negara ubah d baran N bahan Menter Pengelol eanan D MENTERI KE EPUBLIK IN SALIN KEUAN R 39/PM TENTA N BARA AS UNTU NEGA AT TUH NGAN R gka mel at (3) U bagaiman n 2007 or 136 ang Ken Negara a lah diter 06/2012 g Berasa lesaian ana diat 04/2010 an perti uruf b, Tata Ca ain Yan Nomor 1 Indones Republ dengan Negara R Lembar ri Keuan laan Ba Dan Cuk EUANGAN NDONESIA NAN NGAN R MK.04/ ANG ANG KE UK NEG ARA HAN YAN REPUBL laksana Undang- na telah 7, telah 6/PMK.0 na Cuka tau Yan rbitkann 2 tentan al Dari A terhada tur dala 0 perlu d mbanga perlu ara Peny ng Diram 1 Tahu sia Tah lik Indo Undang Republik ran Neg ngan N rang Mi kai; REPUBL /2014 ENA CU GARA A NG MA LIK IND akan ket -Undang h diubah h diteta 04/2010 ai dan B ng Dikua nya Pera ng Tata Aset Eks ap bara am Pera dilakuka an sebag meneta yelesaia mpas U n 1995 hun 199 onesia N g-Undan k Indon gara Re Nomor 2 ilik Nega LIK IND UKAI DA ATAU Y HA ESA DONESI tentuan g Nomor h denga apkan P 0 tent Barang- asai Nega aturan Cara P s Kepab ang yan aturan M an penye gaimana apkan P n Baran Untuk N tentang 95 Nom Nomor 3 ng Nom nesia Ta epublik 240/PMK ara Yang DONESI AN BAR YANG D A IA, Pasal 6 r 11 Ta an Unda Peratura ang T -Barang ara; Menteri engelola beanan D ng men Menteri esuaian; a dimak Peratura ng Kena Negara g Cukai mor 76, 3613) se mor 3 ahun 20 Indone K.06/20 g Berasa IA RANG- DIKUAS 62 ayat ahun 19 ang-Und an Men Tata C Lain y i Keuan aan Bar Dan Cuk njadi m Keuan ; ksud dal an Men Cukai D Atau Y (Lemba Tambah ebagaima 39 Tah 007 Nom esia Nom 012 tent al Dari A AI t (3) 995 ang nteri Cara ang gan ang kai, milik gan lam nteri Dan ang aran han ana hun mor mor ang Aset

REPUBLIK IN DONESIA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REPUBLIK IN DONESIA

TBAR

Menim

Mengi

PER

TATA CRANG L

mbang :

ingat :

RATURA

CARA PELAIN YA

DEN

MEN

: a. bahdantenNomKeuPenDir

b. bahNomMilketnegNom

c. bahhurKeuBarDik

: 1. UndNegLemtela200105475

2. PerTatEks

AN MEN

N

ENYELEANG DIR

NGAN R

NTERI K

hwa daln Pasal tang Cumor 39uangan nyelesaiarampas u

hwa denmor 240ik Negaentuan

gara sebmor 136

hwa berruf a duangan rang-Bakuasai N

dang-Ungara Rembaran ah diu07 (Lemb5, Tamb55);

raturan ta Cara Ps Kepab

MRE

NTERI

NOMOR

ESAIANRAMPA

RAHMA

KEUAN

am ran 66 ayaukai seb9 Tahun

Nomoan Barauntuk N

ngan tel0/PMK.0ra Yang

penyelbagaima6/PMK.0

rdasarkadan hutentang rang La

Negara;

ndang Nepublik

Negara ubah dbaran Nbahan

MenterPengeloleanan D

MENTERI KEEPUBLIK IN

SALIN

KEUAN

R 39/PM

TENTA

N BARAAS UNTU

NEGA

AT TUH

NGAN R

gka melat (3) Ubagaimann 2007or 136ang KenNegara a

lah diter06/2012g Berasalesaian ana diat04/2010

an pertiuruf b, Tata Caain Yan

Nomor 1Indones Republdengan Negara RLembar

ri Keuanlaan Ba

Dan Cuk

EUANGAN NDONESIA

NAN

NGAN R

MK.04/

ANG

ANG KEUK NEG

ARA

HAN YAN

REPUBL

laksanaUndang-na telah

7, telah6/PMK.0na Cukatau Yan

rbitkann2 tentanal Dari A

terhadatur dala0 perlu d

mbangaperlu

ara Penyng Diram

1 Tahusia Tahlik Indo UndangRepublikran Neg

ngan Nrang Mi

kai;

REPUBL

/2014

ENA CUGARA A

NG MA

LIK IND

akan ket-Undangh diubahh diteta04/2010ai dan Bng Dikua

nya Perang Tata Aset Eksap baraam Peradilakuka

an sebagmeneta

yelesaiampas U

n 1995 hun 199onesia Ng-Undank Indongara Re

Nomor 2ilik Nega

LIK IND

UKAI DAATAU Y

HA ESA

DONESI

tentuan g Nomorh denga

apkan P0 tentBarang-asai Nega

aturan Cara P

s Kepabang yanaturan Man penye

gaimanaapkan Pn Baran

Untuk N

tentang95 NomNomor 3ng Nomnesia Taepublik

240/PMKara Yang

DONESI

AN BARYANG D

A

IA,

Pasal 6r 11 Ta

an UndaPeraturaang T

-Barang ara;

Menteriengelola

beanan Dng menMenteri esuaian;

a dimakPeraturang Kena Negara

g Cukai mor 76, 3613) semor 3ahun 20

Indone

K.06/20g Berasa

IA

RANG-DIKUAS

62 ayatahun 19ang-Undan MenTata C Lain y

i Keuanaan BarDan Cuknjadi m Keuan;

ksud dalan Men Cukai DAtau Y

(LembaTambah

ebagaima39 Tah007 Nomesia Nom

012 tental Dari A

AI

t (3) 995 ang

nteri Cara yang

gan ang kai,

milik gan

lam nteri Dan ang

aran han ana hun mor mor

ang Aset

Page 2: REPUBLIK IN DONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN BARANG KENA CUKAI DAN BARANG-BARANG LAIN YANG DIRAMPAS UNTUK NEGARA ATAU YANG DIKUASAI NEGARA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Cukai adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Barang-Barang Lain adalah barang-barang yang berkaitan langsung dengan barang kena cukai, seperti sarana pengangkut yang digunakan untuk mengangkut barang kena cukai, peralatan atau mesin yang digunakan untuk membuat barang kena cukai.

4. Tempat Penimbunan Pabean adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu, yang disediakan oleh pemerintah di kantor pabean, yang berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang-barang yang menjadi milik negara berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

5. Pelanggar Tidak Dikenal adalah orang yang tidak diketahui yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan cukai, baik ketentuan administrasi maupun ketentuan pidana.

6. Pemusnahan adalah kegiatan untuk menghilangkan wujud awal dan sifat hakiki barang kena cukai atau Barang-Barang Lain.

7. Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang selanjutnya disebut Kantor adalah Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

8. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

9. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

BAB II BARANG YANG DIRAMPAS UNTUK NEGARA

Pasal 2

(1) Barang kena cukai yang tersangkut tindak pidana di bidang cukai dirampas untuk negara.

Page 3: REPUBLIK IN DONESIA

(2) Barang-Barang Lain yang tersangkut tindak pidana di bidang cukai dapat dirampas untuk negara.

(3) Pelaksanaan perampasan barang kena cukai dan Barang-Barang Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilakukan setelah mendapat putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 3

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor yang melakukan penanganan perkara tindak pidana di bidang cukai menerima penyerahan barang kena cukai dan Barang-Barang Lain yang dinyatakan dirampas untuk negara dari jaksa selaku pelaksana putusan pengadilan.

(2) Atas penyerahan barang kena cukai dan Barang-Barang Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita acara serah terima.

(3) Terhadap barang kena cukai dan Barang-Barang Lain yang telah diserahkan kepada Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinyatakan menjadi milik negara.

Pasal 4

Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor mengadministrasikan dan menimbun barang kena cukai dan Barang-Barang Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat penimbunan lain di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

BAB III BARANG YANG DIKUASAI NEGARA YANG BERASAL DARI

PELANGGAR TIDAK DIKENAL

Pasal 5

(1) Barang kena cukai dan Barang-Barang Lain yang berasal dari Pelanggar Tidak Dikenal dikuasai negara dan berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(2) Barang yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat penimbunan lain di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(3) Contoh format penetapan sebagai barang yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Terhadap barang kena cukai dan Barang-Barang Lain yang berasal dari Pelanggar Tidak Dikenal, setelah 14 (empat belas) hari sejak dikuasai negara pelanggarnya tetap tidak diketahui, dinyatakan menjadi milik negara.

Page 4: REPUBLIK IN DONESIA

BAB IV BARANG KENA CUKAI YANG DIKUASAI NEGARA YANG

BERASAL DARI PEMILIK YANG TIDAK DIKETAHUI

Pasal 7

(1) Barang kena cukai yang belum diselesaikan kewajiban cukainya, yang pemiliknya tidak diketahui, dinyatakan dikuasai negara dan berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(2) Barang kena cukai yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat penimbunan lain di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(3) Contoh format penetapan sebagai barang yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 8

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor harus segera mengumumkan secara resmi melalui media massa atau papan pengumuman pada Kantor yang bersangkutan mengenai kewajiban bagi pemilik barang kena cukai yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, untuk menyelesaikan kewajibannya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak dikuasai negara.

(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang bersangkutan tidak menyelesaikan kewajibannya, barang kena cukai dinyatakan menjadi milik negara.

BAB V BARANG YANG MENJADI MILIK NEGARA

Pasal 9

(1) Barang kena cukai dan Barang-Barang Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dan Pasal 6, serta barang kena cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) ditetapkan sebagai BMN.

(2) Penetapan sebagai BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor dengan menerbitkan keputusan mengenai penetapan sebagai BMN.

(3) BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat penimbunan lain di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

(4) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor membukukan BMN dalam buku catatan BMN.

(5) Contoh format penetapan sebagai BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Page 5: REPUBLIK IN DONESIA

Pasal 10

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor membuat perkiraan nilai BMN berdasarkan dokumen cukai, harga pasar, atau sumber informasi harga lainnya.

(2) Dalam pembuatan perkiraan nilai BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan penilai internal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, instansi terkait, dan penilai eksternal.

(3) Perkiraan nilai BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan dalam penyampaian permohonan peruntukan BMN.

Pasal 11

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor menyampaikan data barang milik negara dan permohonan peruntukan BMN kepada:

a. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dalam hal perkiraan nilai BMN dalam permohonan tidak melebihi Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah);

b. Kepala Kantor Wilayah pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dalam hal perkiraan nilai BMN dalam permohonan melebihi Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah), atau;

c. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, dalam hal perkiraan nilai BMN dalam permohonan melebihi Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

(2) Penyampaian data BMN dan permohonan peruntukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan fotokopi:

a. keputusan mengenai penetapan BMN;

b. berita acara pencacahan barang;

c. surat kesediaan dari kementerian/lembaga yang diusulkan sebagai Pengguna Barang, yang ditandatangani oleh sekretaris jenderal/sekretaris lembaga dari kementerian/lembaga bersangkutan, dalam hal BMN diusulkan untuk dilakukan penetapan status penggunaan; dan

d. surat kesediaan dari pemerintah daerah, lembaga sosial, lembaga budaya, lembaga keagamaan, atau lembaga kemanusiaan, yang akan menerima Hibah, yang ditandatangani oleh sekretaris daerah/ketua pengurus lembaga dari pemerintah daerah/lembaga bersangkutan, dalam hal BMN diusulkan untuk dilakukan Hibah.

(3) Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau Kepala Kantor Wilayah pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atau Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri menetapkan peruntukan barang milik negara dengan memperhatikan usulan Direktur

Page 6: REPUBLIK IN DONESIA

Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor.

Pasal 12

(1) Peruntukan BMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), ditetapkan sebagai berikut:

a. terhadap BMN yang merupakan barang kena cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang Cukai harus dimusnahkan oleh pejabat bea dan cukai atau oleh pihak lain di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai;

b. terhadap barang kena cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d Undang-Undang Cukai dan Barang-Barang Lain, penetapan peruntukan lebih lanjut ditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikan usulan Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor.

c. terhadap Barang-Barang Lain berupa;

1. barang yang telah busuk, penyelesaiannya dilakukan dengan cara dimusnahkan;

2. barang yang cepat busuk, lekas rusak, berbau tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan dan/atau lingkungan atau berbahaya, penyelesaiannya dilakukan dengan cara dimusnahkan;

3. barang lain selain sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, penetapan peruntukan lebih lanjut ditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikan usulan Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor.

(2) Atas pemusnahan barang kena cukai dan/atau Barang-Barang Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita acara pemusnahan.

Pasal 13

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor melakukan tindak lanjut penyelesaian terhadap BMN sesuai surat atau keputusan persetujuan peruntukan BMN yang diterbitkan oleh:

a. Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri; atau

b. Kepala Kantor Wilayah Kekayaan Negara atas nama Menteri; atau

c. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang atas nama Menteri.

(2) BMN yang telah ditetapkan peruntukannya oleh Menteri dan telah dilaksanakan, diselesaikan administrasinya dengan menghapus dari buku catatan BMN.

Pasal 14

(1) Direktur Penindakan dan Penyidikan, Kepala Kantor Wilayah, atau

Page 7: REPUBLIK IN DONESIA

Kepala Kantor menyampaikan laporan mengenai pencatatan BMN dan penyelesaian administrasi BMN, dengan ketentuan:

a. laporan untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni disampaikan paling lama pada tanggal 15 Juli tahun yang bersangkutan;

b. laporan untuk periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember disampaikan paling lama pada tanggal 15 Januari tahun berikutnya.

(2) Penyampaian laporan mengenai pencatatan BMN dan penyelesaian administrasi BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:

a. Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

b. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

c. Direktur Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal.

(3) Direktur Jenderal menyampaikan laporan mengenai pencatatan BMN dan penyelesaian administrasi BMN kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

Pasal 15

Tata cara pelelangan, pemusnahan, penghibahan, penetapan status penggunaan, dan penghapusan BMN, mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang lelang dan di bidang pengelolaan BMN.

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 16

Penyelesaian barang kena cukai dan/atau Barang-Barang Lain yang dirampas untuk negara atau yang dikuasai negara yang berasal dari impor dilakukan berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17

(1) Usulan peruntukan BMN yang telah disampaikan oleh Kantor Pabean kepada Direktur Jenderal sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, namun belum disampaikan kepada Menteri u.p. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, dikembalikan kepada Kantor Pabean untuk diajukan sesuai Peraturan Menteri ini.

Page 8: REPUBLIK IN DONESIA

(2) Persetujuan peruntukan BMN yang telah diberikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini tetap sah dan berlaku.

BAB VIII PENUTUP

Pasal 18

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.04/2010 tentang Tata Cara Penyelesaian Barang Kena Cukai Dan Barang-Barang Lain Yang Dirampas Untuk Negara Atau Yang Dikuasai Negara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Februari 2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MUHAMAD CHATIB BASRI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 19 Februari 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 236  

Page 9: REPUBLIK IN DONESIA

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

MENTEF\1 KEUANGAN F<E:PUBLII< INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 39 /PMK.04/201'4 TENTANG TATA' CARA PENYELESAIAN BARANG KENA CUKAI DAN BARANG-BARANG LAIN YANG DIRAMPAS UNTUK NEGARA ATAU YANG DIKUASAI NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR ............ . ( 1) . . .......... ... .

NOMOR ............. (2) ............... .

TENTANG PENETAPAN ................ (3) ............................ . SEBAGAI BARANG YANG DIKUASAI NEGARA

KEPALA KANTOR ........ . .... ( 1) .... ..... ..... . .

a. bahwa di Kantor ........ .... . ( 1)................ terdapat ............................ ( 4)........................................ karena adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun 1 995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan ·undang­Undang Nomor 3 9 Tahun 2007.

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan barang-barang tersebut sebagai Barang yang Dikuasai N egara .

. . 1. Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun 1 995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36 13) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 9 Tahun 2007(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 995 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NomorA755);

2 . Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor .............. (5) ................ ;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR ............. ( 1) ................ TENTANG PENETAPAN ................ (3) ......... SEBAGAI BARANG YANG DIKUASAI NEGARA.

Pasa1 1

Barang-barang ............. (6)................ adalah barang-barang hasil penindakan karena pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun 1 995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, ............. (?) ............... .

Page 10: REPUBLIK IN DONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Pasal 2

Barang-barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diatas sesuai dengan ............. (8)................ Undang-Undang Nomor 1 1 Tahup. 1 995 ten tang · Cukai sebagaimana telah diu bah dengan Undang­Undang Nomor 3 9 Tahun 2007, maka ditetapkan sebagai Barang yang Dikuasai N egara.

Pasal 3

Barang yang Dikuasai Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diatas ditimbun di ............. ( 9)................ dibawah pengawasan Kantor ............. ( 1) ............... .

Pasal4

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Kepala Kantor ........... ( 1) .......... ini disampaikan kepada: 1 . ........... ( 10) .. ....... .

2 . . . . . . . · ..... ( 10) ......... .

Ditetapkan di Pada tanggal

Kepala Kantor

........... ( 13) .............. .

. .......... ( 1 1) ......... .

........... ( 12) ......... .

NIP ........... ( 1 4) ......... .

Page 11: REPUBLIK IN DONESIA

Nomor ( 1)

Nomor (2) Nomor (3)

Nomor (4) Nomor (5)

Nomor (6)

Nomor (7) Nomor (8) Nomor (9)

Nom or ( 10) Nomor ( 1 1) Nomor ( 12)

Nomor ( 13)

Nomor ( 14)

MENTER! KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

PETUNJUK PENGISIAN

diisi nama Kantor yang mengawasi pabrik ha.sil tembakau atau importir, misalnya: Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Malang. diisi nomor keputusan. diisi jenis barang secara umurri yang akan ditetapkan menjadi Barang yang Dikuasai Negara. diisi uraian jenis barang dan pelanggarannya. diisi nomor Peraturan· Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Tata Cara Penyelesaian Barang Kena Cukai Dan Barang-Barang Lain Yang Dirampas Untuk Negara Atau Yang Dikuasai N egara. diisi rincian barang yang akan akan ditetapkan menjadi Barang yang Dikuasai Negara, dapat dibuat dalam lampiran keputusan. diisi j enis pelanggarannya.

· diisi keten tuan yang dilanggar. diisi tempat akan ditimbunnya Barang yang Dikuasai Negara. diisi dengan pihak-pihak yang menerima tembusan. diisi dengan tempat ditetapkan keputusan penetapan. diisi dengan tanggal ditetapkan keputusan penetapan (tanggal/ bulan/ tahun). diisi . dengan nama Kepala Kantor yang menandatangani keputusan. diisi dengan NIP Kepala Kantor yang menandatangani keputusan.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MUHAMAD CHATIB BASRI

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO UMUM

u.b.

KEPALA BAGIAN T.U. KEMENTERIAN

GIARTO { NIP 195904201984021001

'I JJ

Page 12: REPUBLIK IN DONESIA

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

MENTER! KEUANGAN . F<EPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN II PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 39 /PMK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN BARANG

KENA CUKAI DAN BARANG-BARANG

LAIN YANG DIRAMPAS UNTUK

NEGARA ATAU YANG DIKUASAI

NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR ............. (1) ............... . NOMOR ............. (2) ............... .

TENTANG PENETAPAN ................ (3) ............................ .

MENJADI BARANG MILIK NEGARA

KEPALA KANTOR ............. (1) ............... .

a. bahwa di Kantor ............. (1)................ terdapat ....................................... ........ ( 4)................ karen a adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 3 9 Tahun 2007, sesum dengan ............. (5) ................ .

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan barang-barang tersebut sebagai Barang Milik Negara.

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 9 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor -.105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor ............. (6) ................ ;

3. Keputusan ............. (7) ............... .

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR ............. (1)................ TENTANG PENETAPAN ................ (3) ......... SEBAGAI BARANG MILIK NEGARA.

Pasal 1

Barang-barang ............. (8)................ adalah barang-barang hasil penindakan karena pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 39 Tahun 2007, ............. (9) ............... .

r(J}

Page 13: REPUBLIK IN DONESIA

MEf\JTERI I<EUAI\IC;AN

F�EF'UBLIK INDONESIA

-2 -

Pasal2

Barang-barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diatas sesuai dengan ............. ( 10) ................ , maka ditetapkan sebagai Barang Milik N egara. ·

Pasal 3

Barang yang Dikuasai Negara sebagaimana dimaksud daJam Pasal 1 diatas ditimbun di ............. ( 1 1) ........ ,....... dibawah pengawasan Kantor ............. ( 1) ............... .

Pasal 4

Penyelesaian lebih lanjut atas Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diatas, ............. ( 12) ............... .

Pasal 5

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Kepala Kantor ........... ( 1) .......... ini disampaikan kepada: 1. ........... ( 13) ......... .

2 . ........... ( 13) ......... .

Ditetapkan di Pada tanggal

Kepala Kantor

........... ( 16) .............. .

. .......... ( 1 4) ......... .

........... ( 15) ......... .

NIP ........... ( 17) ......... .

Page 14: REPUBLIK IN DONESIA

Nomor (1)

Nomor (2)

Nomor (3)

Nomor (4)

Nomor (5)

Nomor (6)

Nomor (7)

Nomor (8)

Nomor (9)

· Nomor (10)

Nomor (11)

Nomor (12)

Nomor (13)

Nomor (14)

Nomor ( 15)

Nomor (16)

Nomor (17)

MENTER! KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

PETUNJUK PENGISIAN

diisi nama Kantor yang mengawasi pabrik hasil tembakau atau importir, misalnya: Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Malang.

diisi nomor kei?utusan.

diisi jenis barang secara umum yang akan ditetapkan menjadi Barang Milik Negara, misalnya Barang yang Dikuasai Negara.

diisi uraian jenis barang dan pelanggarannya.

diisi status barang, misalnya barang hasil penindakan yang telah ditetapkan manjadi Barang yang Dikuasai Negara.

diisi nomor Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur rhengenai Tata Cara Penyelesaian Barang Kena Cukai Dan Barang-Barang Lain Yang Dirampas Untuk Negara Atau Yang Dikuasai Negara.

diisi nomor Keputusan Kepala Kantor mengenai Penetapan Barang yang Dikuasai Negara (apabila ada)

diisi rincian barang yang akan akan ditetapkan menjadi Barang yang Dikuasai Negara, lampiran keputusan.

dapat dibuat dalam

diisi jenis pelanggarannya dan dapat ditambahkan pernyataan mengenai penetapan menjadi Barang yang Dikuasai Negara.

diisi ketentuan yang dilanggar.

diisi tempat akan ditimbunnya Barang yang Dikuasai Negara.

diisi uraian penyelesaian lebih lanjut Barang Milik Negara.

diisi dengan pihak-pihak yang menerima tembusan.

diisi dengan tempat ditetapkan keputusan penetapan.

diisi dengan tanggal ditetapkan keputusan penetapan

(tanggal/ bulan/ tahun).

diisi dengan nama Kepala Kantor yang menandatangani keputusan.

diisi dengan NIP Kepala Kantor yang menandatangani keputusan.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MUHAMAD CHATIB BASRI

iJ r /�