Upload
trinhdat
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KementerianPerindustrianREPUBLIK INDONESIA
KementerianPerindustrianREPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIANPERINDUSTRIANBADANPENELITIANDANPENGEMBANGANINDUSTRI
BALAIRISETDANSTANDARDISASIINDUSTRIBANDAACEH2017
RENCANASTRATEGISBALAIRISETDANSTANDARDISASIINDUSTRIBANDAACEH
TAHUN2015-2019(RevisiII)
1 dari 3
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Nomor : 09/BPPI/BRS-BA/SK/I/2017
Tentang
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015 - 2019 (REVISI II)
KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasiona, Pasal 17 ayat
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Pasal 3 Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional Tahun 2015-2019, perlu disusun Rencana Strategis Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tentang Rencana Strategis Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4402);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 434);
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI Jln. Cut Nyak Dhien No. 377 Lamteumen Timur Telp. (0651) 49714 Fax. (0651) 49556
BANDA ACEH 23236
2 dari 3
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;
11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga
(Renstra K/L) Tahun 2015-2019;
12. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29
Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA
ACEH TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015-2019 (REVISI II).
Pasal 1
Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
(1) Rencana Strategis Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun
2015-2019 yang selanjutnya disebut Renstra Baristand Industri Banda Aceh
Tahun 2015-2019 adalah dokumen perencanaa pembangunan industri untuk
periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 yang
selanjutnya disebut RPJM Nasional 2015-2019 adalah dokumen perencanaa
pembangunan industri untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun
2015 sampai dengan tahun 2019.
Pasal 2
(1) Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 merupakan penjabaran dari RPJM Nasional Tahun
2015-2019 dan Renstra Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019.
(2) Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam lampiran Surat Keputusan Kepala
Baristand Industri Banda Aceh ini.
3 dari 3
Pasal 3
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 digunakan sebagai
pedoman bagi setiap seksi di lingkungan Baristand Industri Banda Aceh dalam:
a. penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kerja Anggaran;
b. pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan serta pelaksanaan anggaran;
c. Penyusunan rencana/ program pembangunan daerah bidang industri;
d. Koordinasi peencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusat
dan Daerah ( Provinsi dan Kabupaten/Kota);
e. Pelaksanaan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja;
f.
Penetapan indikator kinerja setiap tahun.
Pasal 4
Setiap seksi dan kelompok fungsional di lingkungan Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh melakukan :
a. penjabaran lebih lanjut Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-
2019 ke dalam Rencana Kerja masing-masing;
b. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh;
c. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh kepada Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri selaku instansi induk;
Pasal 5
Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun
2015-2019 dilakukan oleh Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh.
Pasal 6
Dalam hal terjadi perubahan pada lingkungan strategis, Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Baristand Industri Banda Aceh.
Pasal 7
Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Banda Aceh Pada Tanggal : 09 Januari 2017 =============================== BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Kepala,
Ir. ABD. RAHMAN, MT NIP. 196212311990031215
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017
RENCANA STRATEGIS BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
TAHUN 2015 – 2019 (Revisi II)
Penanggung Jawab : Ir. Abd. Rahman, MT (Kepala Baristand Industri Banda Aceh)
[ ]
Tim Penyusun : 1. Drs. Yusaini (Kasie. Program dan Pengembangan Kompetensi)
[ ]
2. Amir Fuadi, S.TP (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
[ ]
3. Ruslan, ST, MT (Kepala Seksi Teknologi Industri)
[ ]
4. Nurlaila, ST, MT (Kasie. Standardisasi dan Sertifikasi)
[ ]
5. Nurbaiti, SE (Kasie. Pengembangan Jasa Teknik)
[ ]
6. Mahlinda, ST, MT (Pejabat Fungsional Peneliti)
[ ]
7. Fitriana Djafar, S.Si, MT (Pejabat Fungsional Peneliti)
[ ]
8. Meuthia Busthan, ST, MT (Pejabat Fungsional Peneliti)
[ ]
i
KATA PENGANTAR
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 disusun untuk memberikan
gambaran dan pedoman kepada segenap jajaran Baristand Industri Banda Aceh dan lembaga/instansi
terkait, pelaku industri dan masyarakat luas tentang visi, misi, kebijakan, program, tugas dan fungsi,
serta potensi dan kemampuan Baristand Industri Banda Aceh dalam melaksanakan pelayanan riset,
standardisasi, sertifikasi dan pengembangan teknologi industri, khususnya di Provinsi Aceh.
Renstra ini merupakan revisi kedua dan ditetapkan pada tahun 2017. Penyusunan revisi ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan beberapa hal terutama yang terkait dengan arah kebijakan
Baristand Industri Banda Aceh dan fokus pengembangan kelitbangyasaan, pengembangan SDM,
target-target kinerja utama Baristand Industri Banda Aceh serta pendanaannya.
Dengan adanya Renstra ini diharapkan internal Baristand Industri Banda Aceh,
instansi/lembaga terkait, pelaku industri serta masyarakat luas dapat memanfaatkan keberadaannya,
baik sebagai instansi pembina teknis maupun sebagai lembaga yang memberi jasa pelayanan teknis
kepada dunia industri, instansi terkait dan masyarakat pada umumnya.
Semoga Renstra ini bermanfaat bagi pihak yang terkait.
Banda Aceh, 09 Januari 2017
BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
K e p a l a,
Ir. Abd. Rahman, MT
NIP. 19621231 199003 1 215
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SK PENETAPAN RENSTRA
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. iv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………..……………… v
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Kondisi Umum …………………………………………………………………………………………………………………….. 1
1.2. Potensi dan Permasalahan …………………………………………………………………………………………………. 29
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 48
2.1. Visi …………………………………………………………………………………………………………………………………………. 48
2.2. Misi ………………………………………………………………………………………………………………………………………… 48
2.3. Tujuan …………………………………………………………………………………………………………………………………… 48
2.4. Sasaran Strategi …………………………………………………………………………………………………………………… 49
BAB III. ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 52
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian ……………………………………………………………………. 52
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BPPI …………………………………………………………………………………… 53
3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Baristand Industri Banda Aceh ………………………………… 57
3.4. Kerangka Kelembagaan ……………………………………………………………………………………………………… 65
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 70
4.1. Target Kinerja ……………………………………………………………………………………………………………………….. 70
4.2. Kerangka Pendanaan …………………………………………………………………………………………………………… 72
BAB V. PENUTUP 74
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………………….…… 74
5.2. Saran …………………………………………………………………………………………………………………………………..…… 76
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Potensi Sumber Daya Alam Provinsi Aceh ……………………………………………………….………… 3
Gambar 2. Peta Strategi Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ……………………………………… 51
Gambar 3. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing Berdasarkan Undang-undang Perindustrian ……………………………………………………….…………………………………………………………….……….
53
Gambar 4. Program layanan BPPI ……………………………………………………….…………………………………………………….. 54
Gambar 5. Pengelompokkan pengembangan litbangyasa dan Pemanfaatan teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh ……………………………………………………….………………………………………
61
iv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya hasil-hasil litbang yang
dimanfaatkan oleh industri Tahun 2010-2014 ….……….…………………………………………………………
6
Tabel 2. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kerjasama Litbang Tahun 2010-2014 ………………………………………….…………………………………………………………………………….
12
Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis Karya Ilmiah Yang Dipublikasikan Tahun 2010-2014 ………………………………………….…………………………………………………………………………….
14
Tabel 4. Capaian Sasaran Strategis Jasa Pelayanan Teknis Kepada Dunia Usaha
Tahun 2010-2014 ………………………………………….…………………………………………………………………………….
15
Tabel 5. Capaian Sasaran Strategis Standardisasi Industri Kepada Dunia Usaha Tahun 2010-2014 ………………………………………….…………………………………………………………………………….
23
Tabel 6. Capaian Sasaran Strategis budaya pengawasan dalam Rangka mendukung
riset dan standardisasi industri Tahun 2010-2014 ………………………………………….………………...
28
Tabel 7. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh Berdasarkan Pendidikan ………………….. 30
Tabel 8. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh Berdasarkan Jabatan Fungsional ....…. 30
Tabel 9. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh Berdasarkan Umur ................................ 31
Tabel 10. Potensi Minyak Atsiri dan Rempah-Rempah di Provinsi Aceh ………………………………………. 35
Tabel 11. Potensi Hasil Pertanian di Provinsi Aceh ………………………………………….……………………………….... 35
Tabel 12. Potensi Perkebunan di Provinsi Aceh ………………………………………….……………………………………….. 36
Tabel 13. Potensi Peternakan di Provinsi Aceh ………………………………………….………………………………………… 37
Tabel 14. Potensi Perikanan di Provinsi Aceh ………………………………………………………………………………………. 37
Tabel 15. Potensi Pertambangan di Provinsi Aceh ................................................................................... 38
Tabel 16. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah ……………………………………………………………………………………………....
55
Tabel 17. Matrik Strategi Peningkatan Daya Saing Teknologi Industri
Baristand Industri Banda Aceh ………………………………………………………………………………………….......
60
Tabel 18. Kebutuhan Pendanaan Baristand Industri Banda Aceh ……………………………………………………. 72
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Matrik Kinerja dan Pendanaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Lampiran 2. Matrik Kebutuhan Anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Lampiran 3. Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Lampiran 4. Matriks Indikator Keberhasilan Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tahun Anggaran 2015-2019
Lampiran 5. Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh
Lampiran 6. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Lampiran 7. Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian, Perekayasaan Teknologi Industri Tahun 2015-2019
Lampiran 8. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Peta Strategi dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 SK Penunjukan/Pengangkatan Tenaga Penyusunan Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Rencana Strategis (RENSTRA) pada Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
Renstra Baristand Industri Banda Aceh disusun mengacu kepada visi
dan misi Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden
(Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019; Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan
Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035; Peraturan Presiden RI No. 28
Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN); Peraturan Presiden
RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian; Peraturan
Menteri Perindustrian RI No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13 Maret 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019;
Peraturan Presiden RI No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; Peraturan
Menteri Perindustrian RI No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja Balai Riset
dan Standardisasi Industri; Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58
Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan
Kementerian Perindustrian; Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara
Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin; Pedoman Penataan
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh Kementerian Keuangan
Tahun 2014.
Provinsi Aceh yang terletak diwilayah paling barat Indonesia
berbatasan Samudera Hindia disebelah barat dan Selat Malaka di sebelah
timur dengan luas wilayah 57,365,57 Km2 memiliki potensi besar sumber
daya alam di bidang pertanian, perkebunan, pertambangan dan kelautan. Di
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 2
bidang pertanian, Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar,
jagung, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan di
bidang perkebunan dan kehutanan, Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet,
kelapa sawit, kelapa, kopi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu,
tembakau, rotan dan randu. Dibidang pertambangan, bumi Aceh menyimpan
potensi bahan tambang seperti emas, tembaga, timah hitam, pasir besi,
batubara dan energi panas bumi sementara dibidang kelautan menyimpan
aneka potensi perikanan seperti ikan tuna, udang, lobster, dan lain-lain.
Potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena lambatnya pertumbuhan
industri pengolahan dan minimnya pengembangan industri di Aceh, sehingga
menjadi salah satu penyebab mundur dan masih terbelakangnya Aceh di
bidang pertanian, perkebunan, kehutanan serta pertambangan. Kondisi saat
ini, aneka komoditi yang dihasilkan dari Aceh dibawa dan diolah ke provinsi
lain dengan harga jual yang sangat rendah yang sebahagian diproses dan
dikirim kembali untuk kebutuhan konsumsi di Aceh atau diekspor ke manca
negara.
Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh luas tanam
karet rakyat pada tahun 2014 mencapai 132.486 Ha. Melalui program MP3EI
ini diharapkan 5 tahun akan datang mengalami penambahan 40 -50% melalui
kegiatan replanting (penanaman kembali). Hal tersebut pada dasarnya dapat
menjadi indikasi besarnya potensi ekonomi Aceh salah satunya ditopang oleh
keberadaan sumber daya alam yang besar di Aceh yang terdapat di 23
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 3
Sumber: Badan Investasi dan Promosi Aceh (2014)
Gambar 1 Peta Potensi Sumber Daya Alam Provinsi Aceh
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh yang merupakan
perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia, turut berpartisipasi dalam pengembangan
industri di Provinsi Aceh khususnya dalam pemanfaatan sumber daya alam
dan mendukung Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).
Dalam menjalankan tupoksinya, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh berpedoman kepada arah dan kebijakan teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri serta kebijakan pemerintah Provinsi Aceh
khususnya di bidang industri dilaksanakan dengan cara memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya alam/komoditi inti unggulan daerah, penyiapan
bahan baku/bahan pembantu yang dapat mensubstitusi produk impor,
meningkatkan kualitas dan kapasitas produk industri melalui riset terapan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 4
dan standardisasi serta sertifikasi sehingga produk yang dihasilkan dapat
dipasarkan lebih luas secara kompetitif, baik di dalam maupun diluar negeri.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mendukung tercapainya
sasaran pembangunan di sektor industri khususnya di Provinsi Aceh, maka
perlu ditentukan arah kebijakan yang secara proaktif dan berkesinambungan
untuk dapat melakukan kegiatan riset dan standardisasi serta memberikan
jasa pelayanan teknis yang meliputi pengujian, pelatihan, konsultansi Hak
Kekayaan Intelektual (HKI), konsultansi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses,
peningkatan mutu produk serta sertifikasi produk industri yang disusun
dalam suatu perencanaan yang matang yang dituangkan dalam bentuk
Renstra (Rencana Strategis)
Penyusunan rencana strategis (Renstra) Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh 2015 – 2019 yang merupakan suatu
proses perencanaan bersifat strategis dengan berorientasi pada hasil akhir
yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 tahun mendatang menjadi sangat
penting dilakukan dengan cara membuat prioritas program dan kegiatan
tahunan yang terencana sesuai dengan kebutuhan masyarakat industri
khususnya yang ada di Provinsi Aceh. Renstra Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh 2015 – 2019 disusun dengan mengacu pada misi
Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden
(Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019; Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan
Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035; Peraturan Presiden RI No. 28
Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN), Renstra
Kementerian Perindustrian 2015 – 2019, dan Renstra Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPPI) Kementerian Perindustrian 2015-2019 yang
diselaraskan dengan pengembangan sektor Industri di Provinsi Aceh bebasis
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 5
pada pengembangan minyak atsiri dan rempah-rempah serta komoditi inti
unggulan daerah.
Adapun maksud dan tujuan utama penyusunan Renstra ini adalah
sebagai berikut:
Sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan dan harmonisasi
pelaksanaan program serta pengendaliannya, sehingga diharapkan akan
mampu mendukung pencapaian tugas pokok dan fungsi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh.
Sebagai pedoman/acuan bagi seluruh personel dalam penyusunan
program/rencana kinerja tahunan, yaitu Program kegiatan, Rencana
Kinerja (RENKIN) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Balai Riset
dan Standardisasi Industri Banda Aceh selama kurun waktu 2015-2019.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan bahwa pada
dasarnya pencapaian kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh didasarkan pada sejauh mana organisasi telah melakukan upaya-upaya
strategis untuk mencapai tujuan/sasaran strategisnya dan pelaksanaan visi
dan misi yang ditetapkan. Selanjutnya untuk capaian yang harus dipenuhi
setiap tahunnya dalam periode 5 tahun yang dimaksud didalam renstra
ditetapkan pula sejumlah sasaran strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis
tersebut setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian strategis
organisasi di akhir tahun kelima, dengan alur pikir bahwa apabila tujuan
strategis organisasi telah dipenuhi maka organisasi dapat dipersepsikan
telah memenuhi visi misinya.
PENCAPAIAN PROGRAM BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
TAHUN 2010 – 2014
Selain Program Prioritas pada Program Pengembangan Teknologi dan
Kebijakan Industri seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat hasil capaian
kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis kegiatan,
antara lain sebagai berikut :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 6
1. Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Indikator kinerja hasil Litbang Instansi yang dimanfaatkan Industri
peningkatan kemampuan teknologi oleh dunia industri perlu dilakukan dalam
upaya membangun industri berbasis ilmu pengetahuan (IPTEK) yang berdaya
saing dan menghasilkan inovasi teknologi yang efektif dan efisien sehingga
dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap sektor industri.
Untuk memperoleh pembelajaran teknologi guna mencari inovasi baik dalam
bentuk produk barang maupun jasa perlu melakukan kerjasama litbang
Instansi dengan industri. Pemanfaatan hasil litbang tersebut meliputi kerja
sama dengan industri dan akademisi. Bila dibandingkan dengan capaian
pemanfaatan hasil litbang Instansi dengan industri tahun 2011, 2012 dan 2014
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2010-2013 mengalami penurunan.
Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan
oleh industri Tahun 2010-2014 terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri Tahun 2010-2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 T R T R T R T R T R
Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Hasil litbang yang siap diterapkan
Litbang 7 7 7 7 7 7 5 5 5 5
Hasil litbang yang telah diimplementasikan
Litbang 4 3 1 2 2 3 3 2 3 4
Ket: T=Target; R= Realisasi
Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hasil litbang yang dimanfaatkan
oleh industri dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut :
Tahun 2010 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Penggunaan efek kavitasi hidrodinamik pada proses pembuatan
biodiesel.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 7
b. Modifikasi/rekayasa alat distilasi fraksinasi vacuum minyak nilam
skala IKM
c. Litbang ekstraksi zat aditif kunyit dan asam sebagai bahan pangan
fungsional
d. Litbang teknologi proses ekstraksi oleoresin jahe dengan bantuan
gelombang ultrasonic
e. Litbang teknologi proses penurunan kadar besi minyak nilam rakyat
melalui metode redislasi
f. Ujicoba penerapan peralatan pembuatan briket arang dari cangkang
sawit sebagai bahan bakar industry
g. Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi system uap pada
IKM
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Ujicoba penerapan peralatan pembuatan briket arang dari cangkang
sawit sebagai bahan bakar industri diimplementasikan pada pengrajin
logam di Kabupaten Bireun.
b. Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi system uap pada
IKM telah diimplementasikan pada penyulingan sereh wangi Desa
Peparik Gaib Kecamatan Kota Panjang Kabupaten Gayo Luwes)
c. Modifikasi/rekayasa alat destilasi fraksinai vacuum minyak nilam skala
IKM diimplementasikan pada pengrajin nilam di Desa Teuladan
Kabupaten Aceh Besar.
Tahun 2011 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Penelitian dan pengembangan karakteristik sifat fiksasi minyak nilam
diProvinsi Aceh
b. Penelitian dan pengembangan sifat sensonik ekstrak jahe pada produk
minuman khas Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 8
c. Penelitian dan pengembangan karakteristik dan modifikasi sifat
fungsional kayu manis dalam produk pangan
d. Aplikasi teknologi pengembangan produk “Aceh Delight” berbasis gel
e. Aplikasi/penerapan teknologi proses briket arang dari cangkang sawit
pada pemasakan garam rakyat
f. Teknologi pengembangan proses produksi garam rakyat untuk
peningkatan produktifitas
g. Penelitian dan Pengembangan alternative pengganti beras berbasis
bahan baku lokal
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Aplikasi/penerapan teknologi proses briket arang dari cangkang sawit
pada pemasakan garam rakyat diimplementasikan pada pengrajin
garam rakyat di Kabupaten Bireun
b. Teknologi pengembangan proses produksi garam rakyat untuk
peningkatan produktifitas diimplementasikan pada pengrajin garam
rakyat Desa Lamnga Kabupaten Aceh Besar.
Tahun 2012 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Rancang bangun alat pengupas buah pinang skala IKM
b. Pengembangan peralatan produksi biodiesel menggunakan system
otomatis berbasis programmer logic controle (PLC)
c. Aplikasi minyak nilam dalam formulasi sabun sebagai zat aditif yang
bersifat anti bakteri dan aromaterapi
d. Pengembangan teknologi proses pembuatan vernis dari resin damar
menggunakan pelarut berbasis minyak
e. Rekayasa peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum
f. Karakterisasi dan pengolahan daun temurui sebagai rempah olahan
g. Desain alat ekstraksi getah jernang portable.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 9
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Rekayasa peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum
diimplementasikan pada pengrajin kopi di Kabupaten Gayo Luwes dan
Kabupaten Aceh Tengah.
b. Rancang bangun alat pengupas buah pinang skala IKM
diimplementasikan pada pengusaha pinang di Kabupaten Bireun
c. Desain alat ekstraksi getah jernang portable diimplementasikan pada
pengrajin jernang di Kabupaten Aceh Barat.
Tahun 2013 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Pengkelatan minyak nilam dengan menggunakan khitosan dari kulit
kerang
b. Peningkatan mutu minyak kelapa sawit secara kimiawi untuk
menghambat aktivitas enzim lipase
c. Pengambilan oleoresin dan mentega pala dari ampas penyulingan
minyak pala
d. Pengembangan proses dan peralatan produksi untuk memperbaiki
mutu gula merah dari tebu
e. Pemanfaatan kelopak Bungan rosella sebagai minuman anti oksidan
f. Pengembangan peralatan pengolahan ikan kayu (keumamah) chip
dengan bumbu khas Aceh skala IKM
g. Pemanfaatan bahan tambang berbasis magnesit sebagai bahan pupuk
kiserit untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit
h. Pengembangan teknologi halua bluek (Dodol Aceh) di Kabupaten Pidie
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum diimplementasikan
pada UD. Rumoh Kopi Kabupaten Bireun
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 10
b. Penerapan Teknologi homogenisasi dan pencetak batu bata secara
masinal (extrudel) di UD. Cahaya Fajar Kabupaten Aceh Besar.
Tahun 2014 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Modifikasi peralatan penggongsengan biji kopi system blower
b. Aplikasi teknologi pengemasan halua bluek (Dodol Aceh) di Koperasi
Pulo Ie Permai Kabupaten Pidie
c. Ekstraksi minyak nilam dengan metode fermentasi menggunakan
media arhizopus oryzae
d. Formulasi kunyit, jahe dan tamu lawak pada pembuatan herbal celub
sebagai minuman sumber anti oksidan
e. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan system
otomatis dan aplikasinya pada perusahaan jahe Instan “Cut Ti”
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan system
otomatis dan aplikasinya pada Perusahaan Jahe Instan Cut Ti,
Kabupaten Aceh Besar
b. Alat penyulingan minyak nilam di PT. Ras. Inta Industries di Lambaro
Kabupaten Aceh Besar
c. ALat penyulingan minyak sereh di PT. Ras. Inta Industries di Lambaro
Kabupaten Aceh Besar
d. Penerapan teknologi homogenisasi dan pencetak batu bata secara
masinal di UD. Fajar Kabupaten Aceh Besar.
Penurunan pertumbuhan pemanfaatan hasil litbang oleh industri pada Tahun
2010 dan 2013 disebabkan, antara lain :
kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang dengan pihak terkait,
seperti: Kemenristek, LIPI, Perguruan Tinggi, Litbang Industri,dsb;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 11
minimnya hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat industri
karena umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba;
dalam penentuan kegiatan litbang belum berorientasi pada kebutuhan
pasar/industri;
hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik pada masyarakat/industri;
kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbang pemerintah,
Perguruan Tinggi, dan Industri relatif masih rendah jika dibandingkan
Negara lain;
masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan satker BPKIMI dalam meningkatkan kompetensi SDM Peneliti
di Balai;
Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain :
perlu ditingkatkannya lagi usulan program dan kegiatan penelitian Balai
Besar dan Baristand Industri agar menghasilkan penelitian yang aplikatif,
mempunyai kajian tekno ekonomi, memiliki potensi untuk mendapat
pengakuan HKI, termasuk penelitian lebih lanjut yang diprakarsai dan
dikerjakan secara bersama-sama oleh Balai Besar, Baristand Industri
bersama industri/dunia usaha. Diharapkan kerja sama tersebut dapat
menghasilkan teknologi di bidang proses/produk/peralatan yang dibiayai
bersama atau dibiayai oleh dunia usaha yang sifatnya operasional;
mempertajam fokus litbang industri yang berorientasi pada pemetaan
kebutuhan usaha;
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan
memperkuat SDM, kelembagaan intermediasi, dan sarana litbang;
meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan luar
negeri serta pelaku industri;
memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuat pemasaran bersama
Balai;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 12
meningkatkan Komersialisasi Hasil Riset Teknologi;
meningkatkan kompetensi profesional peneliti.
2. Meningkatnya kerjasama litbang
Kerjasama litbang tersebut meliputi kerja sama dengan industri dan
akademisi. Bila dibandingkan dengan capaian kerjasama litbang Instansi
dengan industri tahun 2013-2014 mengalami peningkatan, namun pada tahun
2010-2012 mengalami penurunan (belum dilakukan). Capaian sasaran strategis
meningkatnya kerjasama litbang tahun 2010-2014 terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kerjasama Litbang
Tahun 2010-2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 T R T R T R T R T R
Meningkatnya kerjasama litbang
Kerjasama instansi dangan industri
Kerjasama 0 0 0 0 0 0 4 6 4 4
Ket: T=Target; R= Realisasi
Berdasarkan uraian table di atas, dapat dijelaskan bahwa kerjasama
litbang instansi dengan perusahaan industri sejak tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012 belum dilakukan, namun pada tahun 2013 baru dilakukan. Secara
rinci sebagai berikut :
Tahun 2013 :
a. Kerjasama pelaksanaan program penelitian perioritas nasional Master Plan percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI) Tahun 2011-
2015 antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Universitas Syiah Kuala.
b. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 13
c. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Balai Besar Industri
Agro Bogor
d. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Aceh.
e. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Advokat dan
Konsultan HKI Aceh.
f. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Aceh.
Tahun 2014 :
a. Kerjasama pelaksanaan program penelitian perioritas nasional Master Plan percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI) antara
Baristand Industri Banda Aceh dengan Team Universitas Syiah Kuala dengan judul
penelitian “Produksi diasilgliserol dari crude palm oil (CPO) menggunakan kavitasi
hidrodinamik untuk mendukung penguatan industry hilir kelapa sawit”.
b. Kerjasama untuk melaksanakan kegiatan program penelitian kompetensi, inovasi dan
pengembangan teknologi antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Tim Peneliti
Universitas Syiah Kuala dengan judul program penelitian “Ekstraksi minyak alpukat
menggunakan green solvent dan aplikasinya untuk meningkatkan kestabilan oksidasi
produk pangan”
c. Kerjasama untuk melaksanakan kegiatan program penelitian kompetensi, inovasi dan
pengembangan teknologi antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Tim Fakultas
Teknik Peneliti Universitas Syiah Kuala dengan judul program penelitian “Penerapan
teknologi redistilasi fraksinasi vakum tipe kolom isian dalam meningkatkan mutu
minyak nilam hasil penyulingan rakyat”
d. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Perusahaan Jahe
Instan Cut Ti dalam kegiatan “Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan
system otomatis dan aplikasinya”.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 14
3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang
Sasaran ini dimaksudkan untuk memberikan informasi hasil litbang
yang telah dilakukan melalui jurnal ilmiah. Karya ilmiah yang dipublikasikan
direncanakan sebanyak dua kali terbitan dalam setahun. Untuk lebih jelasnya
capaian sasaran strategis karya ilmiah yang dipublikasikan tahun 2010-2014
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis karya ilmiah yang dipublikasikan
Tahun 2010-2014 Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 T R T R T R T R T R
Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang
Karya ilmiah yang dipublikasikan
Terbitan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Ket: T=Target; R= Realisasi
Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa capaian sasaran strategis karya
ilmiah yang dipublikasikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,
realisasi sesuai dengan target yang ditentukan, Buletin karya ilmiah hasil
penelitian industri Baristand Industri Banda Aceh sudah mendapat akreditasi
Keputusan Ketua LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012 dengan
Sertifikat Nomor : 427/AU/P2MI-LIPI/04/2012 dengan Nomor ISSN : 2089-
5380. Sehingga indikator ini tidak ada kendala karena semua target yang
direncanakan dapat dilaksanakan.
4. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan jasa teknis
bagi industri atau dunia usaha. Bila dibandingkan dengan capaian pelayanan
jasa teknis setiap tahun mengalami peningkatan. Capaian Sasaran Strategis
jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha Tahun 2010-2014 terlihat pada
Tabel 4.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 15
Tabel 4. Capaian Sasaran Strategis jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha Tahun 2010-2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T R Meningkat-nya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM
Orang 15 15 42 60 30 35 85 110 15 65
Jumlah sampel pengujian
Sampel 1.000
942
1.100
1.034
1.500
1.354
1.750
2.153
2.000
3.002
Jumlah desain/ prototype
Proto-tipe
3 3 0 0 4 4 2 2 2 3
Jumlah perusahaan yang dilayani
Prsh 112 114 35 38 40 47 250
202
150 111
Jumlah sertifikasi produk
Prsh 0 0 3 2 3 3 5 3 5 5
Jumlah survailance SPPT SNI
Prsh 0 0 2 2 3 3 5 3 5 4
Nilai JPT Rp.
800
.00
0.0
00
,-
632.
023
.734
,-
650
.00
0.0
00
,-
626.
234
.09
5,-
720
.810
.00
0
894
.69
6.9
55,-
800
.00
0.0
00
,-
94
0.9
32.6
04
,-
1.15
0.0
00
.00
0,-
1.55
1.0
66.9
89,-
Ket: T=Target; R= Realisasi
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa capaian sasaran
strategis jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha sebagai berikut :
Tahun 2010 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan pengujian mikrobiologi dalam air minum dalam kemasan dan
bahan pangan diikuti 15 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.000 contoh uji, sedangkan realisasi hanya 942 contoh
uji yang terdiri dari :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 16
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient, litbang dan
lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
a. Alat distilasi fraksinasi vacuum minyak nilam skala IKM
b. Peralatan pembuatan briket arang dari cangkang sawit
c. Peralatan penyulingan minyak sereh wangi system uap
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 112
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 114 perusahaan/instansi
yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan industry, lembaga
pendidikan dan lain sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
Sertifikasi produk pada tahun ini belum direncanakan, hal ini disebabkan
karena lembaga tersebut (LSPro) belum terbentuk, masih dalam bentuk
sosialisasi ke perusahaan.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Survailance SPPT SNI, anggarannya dialokasinya untuk melakukan
sosialisasi ke perusahaan industri
7. Nilai JPT
Target penerimaan JPT sebesar Rp. 800.000.000,- sedangkan realisasi
sebesar Rp. 632.023.734,- hal ini disebabkan kondisi perekonomian Aceh
pasca konflik tsunami belum berjalan normal.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 17
Tahun 2011 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan teknologi proses peningkatan mutu produk pangan bagi IKM
di Provinsi Aceh diikuti 15 orang peserta.
b. Pelatihan pemahaman sistim mutu perusahaan sesuai dengan ISO
9000-2008 bagi IKM diikuti 15 orang peserta.
c. Sosialisasi kompetensi Balai diikuti 30 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.100 contoh uji, sedangkan realisasi hanya 1.034 contoh
uji yang terdiri dari :
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient, litbang dan
lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
Tidak ada desain peralatan, karena litbang yang dilakukan pada tahun
tersebut berupa penelitian teknologi proses.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 35
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 38 perusahaan/instansi
yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan industry, lembaga
pendidikan dan lain sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
a. Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan dan
b. Perusahaan Bubuk Kopi Tgk. Aceh.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 18
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Belum dilakukan karena sertifikasi akreditasi LSPro Aceh baru terbit pada
tanggal 29 Nopember 2011.
7. Nilai JPT Target penerimaan JPT sebesar Rp. 650.000.000,- sedangkan realisasi
sebesar Rp. 626.234.095,- atau sebesar 96,34 persen hal ini disebabkan
karena kondisi peralatan laboratorium yang sudah mengalami penuaan dan
perekonomian Aceh pasca konflik tsunami belum berjalan normal.
Tahun 2012 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan peningkatan mutu produk industri lokal yang diikuti 15
orang peserta.
b. Pelatihan peningkatan SDM sesuai dengan ISO 17025-2008 yang
diikuti sebanyak 20 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.500 contoh uji, sedangkan realisasi hanya 1.354 contoh
uji yang terdiri dari :
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient, litbang dan
lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
a. Alat pengupas buah pinang skala IKM
b. Peralatan produksi biodiesel menggunakan system otomatis berbasis
programmear logic controle (PLC)
c. Peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 19
d. Alat ekstraksi getah jernang portabel
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 40
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 47 perusahaan/instansi
yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan industry, lembaga
pendidikan dan lain sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
a. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya Sigli
b. Bubuk Kopi UD. Tgk. Aceh
c. Semen Portland Campha Cemen Joint Sock Company Vietnam.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
a. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya Sigli
b. Bubuk Kopi UD. Tgk. Aceh
7. Nilai JPT Penerimaan Jasa Pelayanan Teknis melampaui target yang ditetapkan yaitu
sebesar Rp. 894.696.955,- dari target yang ditetapkan sebesar Rp.
720.810.000,- atau sebesar 124,12 persen.
Tahun 2013 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan diversifikasi olahan ikan diikuti 15 orang peserta
b. Pelatihan pengembangan teknologi proses penyulingan minyak atsiri
diikuti 15 orang peserta
c. Pelatihan kalibrasi peralatan laboratorium (volume dan massa) diikuti
oleh 20 orang peserta.
d. Pelatihan ISO 14001 (system manajemen lingkungan) diikuti oleh 20
orang peserta’
e. Pelatihan pemahaman ISO 17025-2005 diikuti oleh 20 orang peserta.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 20
f. Pelatihan pengenalan hak kekayaan intelektual (HKI) dan penyusunan
patent drafting diikuti oleh 20 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Jumlah sampel pengujian ditargetkan sebanyak 1.750 contoh dan
realisasinya melebihi dari target yang ditentukan yaitu sebanyak 2.153
contoh, terdiri dari : Laboratorium Kimia sebanyak 1.208 contoh uji dan
Laboratorium Lingkungan sebanyak 945 contoh uji.
3. Jumlah desain/prototype
a. Peralatan produksi gula merah dari tebu
b. Peralatan pengolahan ikan kayu (keumamah) chip skala IKM.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani masih dibawah target yang ditentukan
yaitu sebanyak 202 perusahaan dari target yang ditetapkan sebanyak 250
perusahaan, hal ini disebabkan pertumbuhan industry di Aceh belum
berkembang secara signifikan.
5. Jumlah sertifikasi produk
Jumlah sertifikasi produk yang dapat dilaksanakan sebanyak 3 perusahaan,
masih dibawah target yang direncanakan sebanyak 5 perusahaan, yaitu :
a. Perusahaan Nghi Son Cemen Corporation, Vietnam (Importir PT.
Sumber Sarana Berkah Deli Serdang Sumatera Utara)
b. CV. Putroe Jaya, Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
c. CV. Agrolita Bumi Aceh, Kota Langsa.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Jumlah survailance SPPT SNI ditargetkan sebanyak 5 perusahaan, namun
yang terlaksana hanya 3 perusahaan, yaitu :
a. Bubuk kopi UD. Tgk. Aceh, Banda Aceh
b. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya, Sigli
c. Campha Cement Joint Stock Company, Vietnam (Importir PT. Sumber
Sarana Berkah Deli Serdang Sumatera Utara).
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 21
7. Nilai JPT
Penerimaan Jasa Pelayanan Teknis (PNBP) sebesar Rp. 940.932.604,-,
melampaui target yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 800.000.000,-
Tahun 2014 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian ditargetkan sebanyak 15 orang,
sedangkan realisasi sbb :
a. 2 orang peserta dari BLH Aceh Tengah
b. 10 orang peserta dari Mahasiswa Fakultas Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Serambi Mekkah
c. 4 orang peserta dari Mahasiswa FKIP Biologi Unsyiah
d. 2 orang peserta dari Pegawai PDAM Tirta Daroy Banda Aceh
e. 2 orang peserta dari Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian
Unsyiah
f. 10 orang peserta dari Mahasiswa Politeknik Kesehatan Aceh.
2. Jumlah sampel pengujian
Jumlah sampel pengujian ditargetkan sebanyak 2.000 contoh, sedangkan
realisasinya melebihi dari target yang ditentukan yaitu sebanyak 3.002
contoh terdiri dari :
a. Laboratorium Kimia 1.219 contoh uji
b. Laboratorium Lingkungan 1.287 contoh uji
c. Laboatorium Udara 470 contoh uji dan
d. Laboratorium Proses 15 contoh uji.
3. Jumlah desain/prototipe
Jumlah desain/prototipe direncanakan sebanyak 2 peralatan, namun
realisasinya melebihi dari target yaitu sebanyak 3 prototipe, yaitu :
a. Modifikasi peralatan penggongseng biji kopi sistem blower
b. Peralatan ekstraksi minyak nilam dengan metode fermentasi
menggunakan media arhizopus oryzae.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 22
c. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan sistem otomatis
dan aplikasinya pada Perusahaan Jahe Instan Cut Ti.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani masih dibawah target yang ditentukan
yaitu sebanyak 111 perusahaan dari target yang ditetapkan sebanyak 150
perusahaan, hal ini disebabkan pertumbuhan industry di Aceh belum
berkembang secara signifikan dan juga perusahaan yang sama dilayani
berulang-ulang.
5. Jumlah sertifikasi produk
Jumlah sertifikasi produk yang dapat dilaksanakan sebanyak 4 perusahaan
sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 4 perusahaan, yaitu :
a. CV. Orion Mega Galaxy, Kabupaten Aceh Besar
b. CV. Citra Bening Abadi, Kabupaten Aceh Besar
c. PT. Sukma Jati, Pekan Baru Riau
d. CV. Agrolita Bumi Aceh, Langsa Aceh Timur.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Jumlah survailance SPPT SNI ditargetkan sebanyak 5 perusahaan, namun
yang terlaksana hanyak 2 perusahaan, yaitu :
a. Bubuk Kopi, UD. Tgk. Aceh, Banda Aceh
b. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya, Kabupaten Sigli
7. Nilai JPT
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Jasa Pelayanan Teknis sebesar Rp.
1.551.066.989,-, hal ini melampaui target yang direncanakan yaitu sebesar
Rp. 1.150.000.000,-
5. Meningkatnya standardisasi industri daerah
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi dalam
rangka mendukung riset dan standardisasi industri. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 5.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 23
Tabel 5. Capaian Sasaran Standardisasi Industri kepada dunia usaha Tahun 2010-2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T R Meningkatnya standardisasi industri daerah
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Orang 10 10 21 21 12 36 14 29 6 15
Jumlah pengadaan alat laboratorium
Unit 3 3 3 3 0 0 13 13 1 3
Jumlah lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN
Lingkup 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10
Ket: T=Target; R= Realisasi
Tahun 2010 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
a. 2 orang Diklat manajemen system mutu ISO 9000-2000
b. 3 orang Diklat operasioanl alat laboratorium
c. 2 orang Diklat pengujian mikrobiologi dalam AMDK
d. 3 orang Diklat ISO 17025-2005 dan nilai ketidakpastian
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. GCMS
b. Tanur Pembakar
c. Absensi Sidik Jari
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan pada tahun
yang bersangkutan.
Tahun 2011 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
a. 3 orang Diklat Auditor ISO 9000-2008
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 24
b. 3 orang Diklat ISO 17025-2008
c. 3 orang Diklat Operasional alat laboratorium
d. 1 orang Diklat metode uji
e. 3 orang Diklat mikrobiologi dan lab proses
f. 2 orang Diklat pengadaan barang/jasa pemerintah
g. 3 orang Diklat analisa lingkungan/pencemaran
h. 3 orang Diklat Fungsional
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. 3 jenis alat asesories laboratorium.
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan pada tahun
yang bersangkutan.
Tahun 2012 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan dan pelatihan
ditargetkan sebanyak 12 orang, namun dalam pelaksanaannya melampaui
target yaitu sebanyak 36 orang, yaitu :
a. 1 orang Diklat auditor ISO 9001-2008
b. 20 orang Diklat operasional alat laboratorium/metode uji/ perhitungan
angka ketidakpastian
c. 3 orang Diklat Tenaga fungsional peneliti/perekayasaan
d. 2 orang Diklat tenaga ahli pengadaan barang/jasa
e. 2 orang Diklat auditor/lead auditor
f. 2 orang Diklat PPC
g. 1 orang Diklat drafting paten
h. 1 orang Diklat pengolahan limbah industry agro
i. 1 orang Diklat teknis tata kelola HKI
j. 1 orang Diklat tata kelola majalah ilmiah
k. 1 orang Diklat peningkatan kompetensi pranata computer
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 25
l. 1 orang Diklat teknis penyusunan anjab dan ANK
m. 1 orang Diklat sipeg kepegawaian.
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. Autoclave
b. Membran filter holder wheatman
c. TOC
d. ODS hypersil
e. Biobesic SCX
f. TG-IMS
g. TR-5OMS
h. GPS
i. Filter holder
j. Weather instrument
k. Termokopel
l. Cooler box
m. Lemari asam
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan pada tahun
yang bersangkutan.
Tahun 2013 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan dan pelatihan
ditargetkan sebanyak 14 orang, namun dalam pelaksanaannya melampaui
target yaitu sebanyak 29 orang, yaitu :
a. 1 orang Diklat pengadaan barang/jasa pemerintah
b. 3 orang Diklat Penyesuaian Ijazah
c. 2 orang Diklat metode pengujian kualitas udara emisi dan ambient
d. 1 orang Diklat assessor lisensi
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 26
e. 2 orang Diklat PPC
f. 3 orang Diklat jaminan mutu dan kemasan produk
g. 1 orang Diklat ISO 9001-2008
h. 2 orang Diklat manajemen ISO TR 10013-2011
i. 2 orang Diklat ISO 17065
j. 2 orang Diklat AMDAL
k. 1 orang Diklat PIM Tk. III
l. 1 orang Diklat PIM Tk. IV
m. 5 orang Diklat Pengoperasian alat laboratorium HPLC
n. 1 orang Diklat Bendahara
o. 1 orang Diklat Ujian Calon Bendahara
p. 1 orang Diklat Orientasi Tupoksi
q. 1 orang Diklat Pengoperasian alat uji kadar air
r. 2 orang Diklat uji fisik semen
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan alat laboratorium direncanakan sebanyak 10 unit/buah, namun
melebihi target yang direncanakan yaitu sebanyak 12 unit/buah, yaitu :
a. Neraca analitik
b. Penangas air
c. Stirring Hot plate
d. Colony counter
e. Alat uji ambient
f. Alat uji emisi
g. pH meter
h. DO meter
i. Turbidimeter
j. Water sampler
k. Pengukuran kecepatan air
l. Conduktivity meter
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 27
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh mendapat sertifikasi
akreditasi pada tanggan 12 Desember 2013 dengan ruang lingkup 4 produk,
dengan total 23 parameter.
Tahun 2014 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan dan pelatihan
sebanyak 15 orang melampaui dari target yang direncanakan yaitu
sebanyak 6 orang, yaitu :
a. 3 orang Diklat ISO 17065
b. 1 orang Diklat Fungsional Penguji Mutu Barang
c. 1 orang Diklat Ketidak pastian Pengukuran Dalam Pengujian
d. 1 orang Diklat Patent Drafting
e. 1 orang Diklat Fungsional Peneliti
f. 1 orang Diklat Operasional Peralatan Laboratorium GCMS
g. 1 orang Diklat PIM Tk. III
h. 1 orang Diklat PIM Tk. IV
i. 1 orang Diklat Prajabatan Tk. III
j. 4 orang Diklat Prajabatan Tk. II
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan alat laboratorium ditargetkan sebanyak 1 unit, namun dalam
pelaksanaan melebihi dari target yang direncanakan sebanyak 3 unit/buah,
yaitu :
a. 1 unit Ginset
b. 1 Unit GCMS Bantuan dari BPKIMI Kementerian Perindustrian
c. 1 Unit Kjedalhal, alat Destruksi Protein, Bantuan Pemerintah Jerman.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 28
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh mendapat sertifikasi
akreditasi pada tanggan 12 Desember 2013 dengan ruang lingkup 4 produk,
dengan total 23 parameter.
6. Meningkatnya Budaya Pengawasan Dalam Rangka Mendukung Riset dan Standardisasi Industri.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan budaya pengawasan dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi industri. Untuk lebih jelasnya Capaian Sasaran
Strategis budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi
industri Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Capaian Sasaran Strategis budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri Tahun 2010-2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 T R T R T R T R T R
Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL
Unit 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan website
Unit 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan
Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ket: T=Target; R= Realisasi
Dari Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa capaian sasaran strategis budaya
pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri tahun
2010 – 2014 realisasinya sesuai dengan target yang telah ditetntukan. Sehingga
hasilnya sebagai berikut :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 29
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Sistem Informasi
Laboratorium (SIL), dengan alamat e-mail “baristandaceh.go.id,
pengujian,SIL Baristand Aceh”
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan website, dengan alamat
“baristandaceh.kemenperin.go.id”.
Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan Baristand
Industri Banda Aceh, sehingga semua program kegiatan yang direncanakan
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. Potensi
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rangka melaksanakan tupoksi serta mencapai visi dan
misi Baristand Industri Banda Aceh yang berbasis riset dan teknologi,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang handal, berkualitas dan
berkompeten sebagai aset strategis. Saat ini Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh didukung oleh SDM yang berjumlah
66 orang pegawai terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan.
Banyaknya jumlah pegawai di lingkungan Baristand Industri
Banda Aceh merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam
pengembangan dan pengolahan produk industri di Provinsi Aceh
dengan peningkatan teknologi maupun inovasi dalam rangka
peningkatan mutu produk, perbaikan proses/teknologi, rancang bangun
peralatan industri (RBPI), dan rekayasa guna memenuhi kebutuhan
masyarakat industri.
Berdasarkan tingkat pendidikan, saat ini Baristand Industri
Banda Aceh memiliki personil: Magister (Teknik Kimia) 7 orang, Sarjana
(Tek. Kimia, Mesin, THP, Elektro dan Ekonomi) 20 orang, Diploma III
(Analis Kimia, Farmasi, Gizi) 9 orang, SLTA, SMK dan lainnya 23 orang
serta tamatan SD 1 orang. Berdasarkan jabatan fungsional, saat ini
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 30
Baristand Industri Banda Aceh memiliki personil Peneliti 9 orang,
Perekayasa 2 orang, Litkayasa 7 orang, Pengendali Dampak Lingkungan
(PEDAL) 1 orang, Pranata Komputer 1 orang dan penguji mutu barang 1
orang.
Adapun jumlah pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan
dan jabatan fungsional serta berdasarkan umur disajikan pada Tabel 7,
Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 7. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh berdasarkan Pendidikan.
No. Pendidikan Jumlah Prosentase 1. Sekolah Dasar 1 1,67 2. SLTP - - 3. SLTA 23 38,33 4. Sarmud (D3) 9 15,00 5. Sarjana (S1) 20 33,33 6. Magister (S2) 7 11,67
Jumlah 60 100,00
Tabel 8. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh berdasarkan Jabatan Fungsional.
No. Jabatan Fungsional Jumlah Pejabat Fungsional
(orang)
Prosentase (dihitung dari jumlah total
pegawai=60 org) 1. Peneliti 9 15,00 2. Perekayasa 2 3,32 3. Teknisi Litkayasa 7 11,67 4. Pengendali Dampak
Lingkungan 1 1,67
5. Pranata Komputer 1 1,67 6. Penguji Mutu
Barang 1 1,67
Jumlah 21 35,00
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 31
Tabel 9. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Aceh berdasarkan Umur.
No. Umur Jumlah Prosentase 1. 20 – 30 Tahun 6 10,00 2. 31 – 40 Tahun 14 23,33 3. 41 – 50 Tahun 9 15,00 4. 51 – 60 Tahun 31 51,67
Jumlah 60 100,00
b. Sarana dan Prasarana
Gedung Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
menempati areal seluas 2.660 m2 dengan luas bangunan
kantor/laboratorium 1.635,4 m2, yang berlokasi di Jalan Cut Nyak Dhien
Nomor 377 Lamteumen Timur Banda Aceh, mempunyai 1 ruang
Pimpinan, 5 ruangan Pejabat eselon IV, 1 ruangan kelompok pejabat
fungsional, 1 ruangan sektariat Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Aceh,
1 ruangan tata usaha, 1 ruangan Perlayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), 5
laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang perbengkelan dan 1 ruang
serba guna yang semuanya terhubung dengan fasilitas internet/WIFI
kecepatan tinggi.
c. Jejaring Kerja Di bidang litbang, telah dibangun berbagai kerja sama litbang
yang melibatkan unsur Academic, Bussiness, dan Government (ABG).
Beberapa diantaranya adalah kerja sama litbang, pengujian mutu dan
sertifikasi SPPT SNI, antara lain:
Kerja sama dengan KUB Nilam tentang Pendirian Inkubator Minyak
Atsiri Nilam di Desa Teladan Kabupaten Aceh Besar Prov. Aceh; pilot
project minyak atsiri di lambaro Aceh Besar dan UD tuna di
Kabupaten Aceh Besar
Kerja sama dengan Institusi Akademis antara lain dengan Politeknik
Kesehatan dan Gizi, AKA FARMA, SMTI, Universitas Serambi
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 32
Mekkah dan Universitas Syiah Kuala dalam hal kerja praktek,
penelitian maupun penggunaan fasilitas laboratorium;
Kerja sama dengan Pemerintah Aceh tentang Pengembangan dan
Penerapan Hasil Litbang Teknologi Industri untuk mendukung
Pembangunan Industri di Kabupaten/Kota;
Kerja sama dengan BUMN dan Perusahaan swasta antara lain dengan
PT.PIM, PT. PTPN I (Persero), PT. LCI Aceh Besar, PT. BSP
Kabupaten Nagan Raya, PT. MIFA dan BEL Meulaboh, PT.
PERTAMINA (Persero), Universitas Teuku Umar Meulaboh, PLTU
Nagan Raya, PT. PLN (Persero) dan PT. Karya Tanah Subur, CV.
Lampoih Raya, CV. Galang Q-Lia, CV. Ie Yadara, PT. Aini Sejahtera,
CV. Orion Mega Galaxy, CV. Cahaya Tawi, CV. Ima Montaz
Sejahtera Lhokseumawe, CV. Adiyan Aneuk Rambong, CV. Rajawali
Prima Tirta, CV. Saqua Pasee dan PT. Prakarsa Barasindo, Cam Pha
Cement dan Halong Cement, CV. Lima Mandiri Consultan, CV.
Ganessa Consultant, CV. Lintang Utama Infotek, Exxon Mobile Oil
Indonesia Inc., PT. Aditya Engineering Consultant, PT. Multi Area
Conindo, PT. Pembangunan Perumahan (Persero) tbk, PT Waskita
Karya (Persero), Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Syiah
Kuala, dalam hal pengujian AMDK, semen, SPPT SNI, limbah cair,
sumur pantau, badan air, udara ambient dan emisi;
Kerja Sama dengan Lembaga Lingkungan Hidup Kab/Kota antara lain
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Utara, Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, Dan Pertamanan
Kabupaten Aceh Barat, Kotamadya Sabang, Aceh Singkil, Aceh
Selatan, Aceh Timur, Simeulue, Nagan Raya, Aceh Tengah, Kota
Banda Aceh dan Aceh Besar.
d. Publikasi Hasil Litbang Baristand Industri Banda Aceh menerbitkan publikasi ilmiah
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 33
yaitu “Jurnal Hasil Penelitian Industri” (HPI). Jurnal HPI merupakan
publikasi ilmiah nasional berisi hasil penelitian dan pengembangan dalam
bidang industri yang dilakukan oleh para Peneliti, Perekayasa dari
kalangan internal dan eksternal serta hasil penelitian dari Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta yang ada di Indonesia. Jurnal HPI terbit
berkala 2 kali dalam setahun dan telah memperoleh akreditasi
dari LIPI, melalui website dengan alamat
“baristandaceh.kemenperin.go.id”, selain itu juga melalui pameran
pembangunan serta melalui seminar nasional hasil litbang yang diadakan
setiap tahunnya.
e. Infrastruktur Teknologi Litbang dan Industri Secara umum, Infrastruktur teknologi di Provinsi Aceh tersebar di
berbagai lembaga yang melakukan kegiatan litbang dan berkaitan dengan
mutu serta standardisasi produk, yaitu lembaga/institusi litbang
Kementerian dan Non Kementerian maupun institusi litbang swasta,
perguruan tinggi, serta Balitbang Daerah.
Infrastruktur litbang di lingkungan Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh meliputi:
Sarana dan prasarana laboratorium yang mencakup: 1 laboratorium
riset dan 6 laboratorium uji (laboratorium kimia; laboratorium limbah
cair; laboratorium udara; laboratorium mikrobiologi; laboratorium
fisik semen dan bahan bangunan; laboratorium riset; dan laboratorium
atsiri dan rempah).
Sarana dan prasarana perbengkelan dan Rancang Bangun dan
Perekayasaan Industri (RBPI);
Sarana dan Prasarana difusi alih teknologi berupa inkubator teknologi
minyak atsiri; dan
Sarana publikasi, antara lain: jurnal/majalah ilmiah yang terakreditasi.
Website, media social, dll.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 34
Kegiatan utama yang dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh antara lain: Pengujian produk makanan dan
minuman, produk olahan industri, produk hasil alam dan tambang,
pengujian lingkungan serta sertifikasi produk. Selain itu Baristand
Industri Banda Aceh juga melayani konsultansi lingkungan (AMDAL),
konsultansi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta rancang bangun
peralatan industri.
Baristand Industri Banda Aceh juga memiliki 1 unit inkubator
penyulingan minyak nilam berlokasi di Desa Teuladan Kecamatan Lembah
Seulawah Kabupaten Aceh Besar yang dapat dijadikan sebagai sarana
penelitian penyulingan minyak atsiri khususnya minyak nilam. Hal ini
merupakan langkah strategis dalam rangka pengembangan minyak atsiri
di Provinsi Aceh dan sejalan dengan fokus Baristand Industri Banda Aceh
yaitu dibidang minyak atsiri dan rempah-rempah serta komoditi unggulan
daerah.
f. Ketersediaan Sumber Daya Alam yang Dapat Digunakan Sebagai Bahan Baku Industri
Sampai tahun 2014, Propinsi Aceh masih menjadi salah satu
produsen besar rempah dan atsiri di Indonesia, antara lain pala dan nilam,
serta komoditas unggulan lainnya seperti hasil pertanian, hasil perikanan
dan kelautan, perkebunan, pertambangan, bahan galian, dan mineral.
Propinsi Aceh juga memiliki cadangan energi yang sangat besar seperti
panas bumi, gas alam, dan batubara yang sebagian besar dimanfaatkan
untuk mendukung berbagai industri, pertanian dan transportasi.
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Aceh seharusnya dapat dikelola
seoptimal mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang
memberikan nilai tambah tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.
Namun kenyataannya hingga saat ini sumber daya alam tersebut hanya
sebahagian kecil saja yang diolah sedangkan sisanya dijual mentah ke
Provinsi lain dengan harga murah.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 35
Beberapa potensi sumber daya alam Aceh yang disajikan pada Tabel 10-15.
Tabel 10. Potensi Minyak Atsiri dan Rempah-Rempah di Prov. Aceh
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Tabel 11. Potensi Hasil Pertanian di Provinsi Aceh No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Padi ton/tahun 1.937.890 2 Bawang merah kwintal 37.107 3 Bawang putih kwintal 1.260 4 Bawang daun kwintal 21.999 5 Kentang kwintal 113.096 6 Kubis kwintal 59.692
7 Kembang kol kwintal 8.973 8 Sawi kwintal 33.963 9 Wortel kwintal 22.239 10 Lobak kwintal 21 11 Kacang merah kwintal 21.291 12 Kacang panjang kwintal 152.525 13 Cabe kwintal 424.272 14 Cabe rawit kwintal 367.113 15 Jamur kwintal 13.816
16 Tomat kwintal 348.457
17 Terung kwintal 157.788 18 Buncis kwintal 39.094 19 Ketimun kwintal 182.470 20 Labu siam kwintal 68.654 21 Kangkung kwintal 104.315 22 Bayam kwintal 47.317
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi 1 Nilam ton/tahun 4.368 2 Sereh Wangi ton/tahun 34.149
3 Pala ton/tahun 6.451
4 Cengkeh ton/tahun 1,435
5 Jahe ton/tahun 498
6 Kayu manis ton/tahun 723
7 Lada ton/tahun 257 8 Kemiri ton/tahun 12.302
9 Kunyit ton/tahun 656
10 Jarak ton/tahun 13 11 Gambir ton/tahun 17
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 36
Tabel 12. Potensi Perkebunan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Kelapa sawit ton/tahun 355.366
2 Karet ton/tahun 66.772 3 Coklat ton/tahun 34.795 4 Kelapa ton/tahun 55.434 5 Kopi ton/tahun 48.282 6 Tembakau ton/tahun 1.983 7 Alpokat kwintal 74,624 8 Mangga kwintal 270,544
9 Rambutan kwintal 280,994
10 Duku/langsat kwintal 66,509
11 Jeruk siam kwintal 85,522 12 Jeruk besar kwintal 123,326 13 Belimbing kwintal 14,505 14 Manggis kwintal 13,622
15 Nangka/cempedak kwintal 81,154
16 Durian kwintal 270,449
17 Jambu biji kwintal 23,872
18 Jambu air kwintal 26,652 19 Sirsak kwintal 6,892 20 Sukun kwintal 14,905
21 Sawo kwintal 53,739 22 Pepaya kwintal 148,298 23 Pisang kwintal 689,892 24 Nenas kwintal 8,448 25 Salak kwintal 3,810 26 Melinjo kwintal 99,073 27 Semangka kwintal 165,397
28 Melon kwintal 1,301
29 Markisa kwintal 2,306
30 Petai kwintal 5,229
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 37
Tabel 13. Potensi Peternakan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Kuda ekor/tahun 1.744
2 Sapi ekor/tahun 404.221
3 Sapi perah ekor/tahun 25
4 Kerbau ekor/tahun 111.950
5 Kambing ekor/tahun 655.650
6 Domba ekor/tahun 157.111
7 Ayam buras ekor/tahun 6.054.553
8 Ayam petelur ekor/tahun 243.270
9 Ayam pedaging ekor/tahun 3.041.218
10 Itik ekor/tahun 2.271.247
11 Puyuh ekor/tahun 62.424
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Tabel 14. Potensi Perikanan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Tambak ton 32.643,1
2 Kolam ton 12.751,9
3 Sawah ton 933,9
4 Jaring apung ton 479,9
5 Keramba ton 19,5
6 Laut ton 83,6
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 38
Tabel 15. Potensi Pertambangan di Provinsi Aceh
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov. Aceh (2014)
2. Permasalahan
a. Bidang Penelitian dan Pengembangan Industri
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai salah
satu lembaga litbang yang berperan aktif dalam applied research telah
banyak memberikan kontribusi, terutama dalam hal pelayanan teknis ke
No. Komoditi Satuan Jumlah
1 Batubara ton 1,074,543,517
2 Pasir Besi ton 479,000
3 Emas ton 5,520,000
4 Timah Hitam ton 279,000
5 Pospat ton 250,000
6 Marmer ton 39.240.189.000
7 Batu Gamping ton 37,995,921,000
8 Tras ton 268,804,000
9 Sabak ton 3,920,436,000
10 Kaolin ton 714,600,000
11 Lempung ton 15,127,504,000
12 Andesit ton 1,249,040,000
13 Granit ton 33,587,645,000
14 Pasir Kuarsa ton 61,726,000
15 Bentonit ton 143,729,000
16 Dolomit ton 80,000
17 Panas Bumi Mw 525
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 39
dunia industri terutama industri kecil dan menengah yang ada di
Provinsi Aceh.
Kualitas kelitbangan sudah seharusnya dipandang sebagai
penentu keberhasilan pembangunan industri karena apa yang dihasilkan
oleh lembaga litbang bisa diukur, baik input, output maupun outcome-nya.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya peranan kelitbangan dalam
pembangunan industri masih jauh dari apa yang diharapkan karena
berbagai permasalahan mendasar yang selalu menghambat tumbuh dan
berkembangnya lembaga kelitbangan di dalam negeri, terutama di
lingkungan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh.
Terbatasnya sumber daya litbang tercermin dari rendahnya
kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Selain itu,
anggaran litbang sains dan teknologi iptek juga masih sangat terbatas.
Kecilnya anggaran iptek berakibat pada terbatasnya fasilitas riset,
kurangnya biaya untuk operasional dan pemeliharaan, serta rendahnya
insentif untuk peneliti.
Kendala SDM yang dimaksud antara lain kurangnya kuantitas
dan kualitas SDM litbang, pegawai yang akan memasuki usia pensiun
(usia > 51 tahun) juga memiliki porsi yang cukup besar, yaitu berjumlah
35 orang atau 53,03 persen.
Disisi lain, prasarana dan sarana untuk mendukung kegiatan
kelitbangan terutama di lingkungan Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh masih rendah. Selama kurun 5 (lima) tahun
belakangan ini, pengadaan alat laboratorium uji lebih banyak difokuskan
untuk mendukung kelancaran kegiatan pengujian dalam rangka
penerapan SNI wajib, sementara untuk pengadaan sarana pendukung
kegiatan litbang masih sangat rendah.
Minimnya hasil Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku
usaha juga merupakan salah satu permasalahan di bidang penelitian dan
pengembangan industri. Hasil litbang dalam bentuk teknologi
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 40
proses/produk yang diciptakan selama ini belum mampu memenuhi
kebutuhan dunia industri, terutama untuk industri yang membutuhkan
teknologi tinggi dan madya, yang banyak dibutuhkan oleh industri
berskala besar dan menengah. Hal ini disebabkan hasil litbang yang
diciptakan masih dalam bentuk prototype atau uji coba yang pada
umumnya belum dapat dikomersialisasikan atau belum mempunyai nilai
ekonomis. Sementara untuk dapat dikomersialisasikan membutuhkan
uji coba secara teknis-ekonomis yang membutuhkan biaya yang cukup
besar.
Seringkali masalah yang dihadapi oleh litbang industri tidak
dapat ditangani secara individu oleh litbang industri yang ada. Kerja
sama antara Peneliti atau antara Lembaga Litbang dapat diwujudkan
dalam rangka berbagi sumber daya berupa peneliti maupun fasilitas dan
peralatan litbang, atau bahkan dana litbang.
Pada umumnya budaya bangsa Indonesia masih belum
mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran obyektif,
rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum
berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada sekedar
memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta lebih
suka belajar dan berkreasi dari pada sekedar menggunakan teknologi
yang ada.
Permasalahan lainnya adalah manajemen keuangan yang dianut
selama ini dirasakan kurang akomodatif untuk mendukung tumbuh dan
berkembangnya lembaga litbang, apalagi anggaran yang dialokasikan
masih jauh dari apa yang diharapkan. Pada umumnya lembaga litbang
dikelola oleh pemerintah dimana struktur kelembagaannya mengikuti
sistem organisasi dan tata kelola induknya, yaitu Kementerian maupun
Lembaganya. Seringkali sistem organisasi dan tata kelola tersebut tidak
cocok untuk diterapkan di lembaga litbang. Sebagai contoh, penerimaan
lembaga litbang dari industri ketika melakukan layanan teknis atau
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 41
penyebarluasan hasil litbang harus terlebih dahulu dana tersebut disetor
ke pemerintah dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),
sehingga lembaga litbang tersebut tidak memiliki lagi dana di akhir
tahun untuk melaksanakan kegiatan litbang dan layanan teknis ke
industri, sampai dana tersebut turun kembali di tahun berikutnya
setelah melalui proses panjang, sementara industri tidak mau tahu dan
akhirnya mengeluh lembaga litbang tersebut lamban dalam memberikan
pelayanan.
Di sisi lain, unit layanan teknis dituntut untuk mampu
memberikan layanan publik secara prima, sementara sistem
penganggaran PNBP tidak memungkinkan unit layanan tersebut
bergerak secara leluasa (kecuali melalui mekanisme Badan Layanan
Umum – BLU), sehingga penerimaan PNBP yang seharusnya dapat
dicairkan menjelang akhir tahun tidak dapat dilaksanakan.
b. Penguasaan Teknologi Industri
Jumlah industri di Indonesia yang melakukan inovasi teknologi
secara intensif maupun memanfaatkan hasil-hasil inovasi dari penyedia
teknologi di dalam negeri relatif masih sangat rendah. Umumnya mereka
cenderung memanfaatkan teknologi dari luar yang sudah proven
meskipun biayanya sangat mahal. Di sisi lain teknologi dari luar negeri
yang digunakan oleh industri dalam negeri ternyata belum disertai
dengan cara akuisisi yang tepat (mencari, menilai dan mengadakan
negosiasi dengan pemasok teknologi, memperoleh teknologi yang sesuai
kebutuhan) sehingga biaya yang ditanggung masih besar dan
ketergantungan yang masih terus menerus pada pemasok teknologi dari
luar negeri. Selain itu sistem pendidikan yang ada sekarang ini belum
mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja industrial yang kompeten
sesuai dengan harapan industri karena belum memadainya informasi
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 42
tentang perkembangan dan kebutuhan akan tenaga industrial yang
kompeten.
Permasalahan di atas masih ditambah dengan terbatasnya jumlah
lembaga sertifikasi personil yang sudah disertifikasi, dan belum adanya
sistem untuk mensertifikasi atau mengakreditasi lembaga-lembaga
pelatihan yang ada.
c. Penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) 1) Belum tersedianya sistem pelayanan pengurusan administrasi
HKI yang optimal;
Teknologi hasil penelitian dan pengembangan memerlukan
perlindungan hukum yang memadai untuk mendapatkan
kepastian perlindungan atas hak kekayaan intelektual pada saat
diterapkan di industri. Masih banyaknya hambatan untuk
memperoleh pengakuan atas HKI antara lain disebabkan belum
cukup pemahaman tentang pentingnya HKI seperti HKI paten dan
prosedur pengurusan HKI yang belum dimengerti oleh para
peneliti dan perekayasa. Adanya pembentuan Sentra HKI
Baristand Industri Banda Aceh diharapkan dapat menjadi
fasilitator HKI bagi hasil hasil litbang yang telah diteliti oleh para
peneliti dilingkungan internal maupun eksternal.
2) Belum optimal dalam pemanfaatan HKI yang terlindungi secara
hukum;
Pencapaian peningkatan inovasi para peneliti dan
perekayasa serta masyarakat industri masih rendah karena
kesadaran industri, lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi di dalam
negeri belum mengetahui dan menyadari tentang pentingnya konsep
HKI yang sebenarnya memiliki nilai ekonomi bagi para penemu
(inventor). Disamping itu, masih banyaknya pelanggaran HKI
berupa pelanggaran hak cipta dan pemalsuan hasil karya para
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 43
peneliti mengakibatkan keinginan para inventor untuk
mempatenkan hasil karyanya sangat rendah.
Jumlah pendaftaran paten yang dihasilkan di dalam negeri
masih sangat rendah, menyebabkan sistem perlindungan HKI belum
optimal dimanfaatkan oleh para inovator dalam produk industri
yang berbasis kekayaan intelektual yang telah terlindungi hukum
tidak dapat dimanfaatkan oleh calon pengguna secara optimal.
Untuk pengoptimalnya perlindungan HKI secara hukum, Sentra
HKI Baristand Industri Banda Aceh telah melakukan kerja sama
dengan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Provinsi Aceh dan Konsultan HKI Aceh,
3) Belum optimalnya kesiapterapan hasil penelitian yang telah
mendapatkan perlindungan HKI
Selama ini hasil penelitian yang di daftarkan sering mendapat
masalah di dalam penerapan di industri karena masih kurangnya
informasi atau data yang diperlukan untuk penerapannya di industri.
Dalam laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2010, Indonesia
berada pada posisi 91 dari 139 negara yang menggunakan aplikasi
litbang berbasis HKI.
Disisi lain, pelaku Industri/calon pengguna hasil penelitian
sangat mengharapkan penghapusan hidden cost yang dapat
menyebabkan biaya produksi tinggi sehingga pelaku industri dapat
menggunakan dan menerapkan suatu produk yang telah dihasilkan
oleh para Inventor.
4) Belum tersedianya data produk industri berbasis HKI yang
akurat.
Belum optimalnya pembinaan, penerapan, dan pengembangan
produk industri berbasis HKI, serta advokasi layanan aspek hukum
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 44
yang implementatif secara baik, benar, dan tepat sasaran,
mengakibatkan kurang tersedianya informasi dan data yang akurat
dalam rangka penyusunan perencanaan serta perlindungan maupun
pengelolaan HKI yang dapat memberikan manfaat di sektor industri.
Dengan ketersedian informasi dan data HKI yang up to date,
perlindungan dan pengelolaan produk industri berbasis HKI dapat
diwujudkan melalui berbagai kegiatan promosi dan informasi hasil
invensi dan inovasi milik masyarakat industri dan/atau lembaga
Litbang ke calon penggunanya.
d. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1) Ketersediaan dan kapasitas infrastruktur standardisasi laboratorium penguji untuk mendukung penerapan SNI;
Balai Riset dan Standardisasi Banda Aceh sebagai perwakilan
Kementeri Perindustrian telah memiliki Lembaga Sertifikasi Produk
(LS-Pro) dan Laboratorium Uji telah memperoleh akreditasi dari
Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam rangka mendukung
penerapan 195 SNI wajib. Proses untuk mendapat akreditasi dari KAN
bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan ketersediaan sarana
dan prasarana beserta tenaga analisnya yang cukup memadai.
Meskipun telah memperoleh sertifikasi KAN, namun dalam
pelaksanaan penerapan SNI wajib masih terdapat beberapa kendala
diantaranya adalah terbatasnya kemampuan pengujian terutama
minimnya ruang lingkup parameter yang terakreditasi
Di samping itu, permasalahan lainnya adalah keterbatasan
jumlah personel penguji yang telah disertifikasi serta memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan.
2) Masih banyak SNI yang belum sesuai dengan standar internasional
dalam mendukung perdagangan bebas;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 45
Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang Industri saat ini
tercatat 8.631 judul atau hampir 70% dari total SNI yang telah
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), namun hanya
sebagian kecil yang sesuai dengan standar internasional. Banyaknya SNI
yang tidak sesuai dengan standar internasional disebabkan pada saat
penyusunan SNI masih banyak mengadopsi dari Standar Industri
Indonesia (SII) edisi lama dan kemungkinan besar sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau
kebutuhan pasar. Meskipun telah dilakukan peninjauan dan revisi
terhadap SNI tersebut, namun belum dilakukan secara menyeluruh.
3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap mutu.
Kesadaran masyarakat terhadap mutu suatu produk masih
sangat rendah, salah satu indikatornya adalah prilaku sebagian
konsumen yang lebih memilih produk dengan harga murah meskipun
produk tersebut adalah produk palsu atau produk yang tidak memenuhi
persyaratan mutu SNI.
Akibatnya telah banyak kasus yang dilaporkan dimana suatu
produk yang dibeli mengandung zat berbahaya seperti makanan yang
mengandung zat aditif yang dilarang, mainan anak-anak yang tidak
memenuhi standar mutu sehingga mangancam keamanan dan kesehatan
manusia dan ingkungan sekitarnya.
Untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang
membahayakan kesehatan, keselamatan dan keamanan serta lingkungan,
Balai Riset dan Standardisasi Banda Aceh sebagai perwakilan
Kementerian Perindustrian saat ini hanya mampu melakukan pengujian
terhadap 195 SNI. secara wajib karena adanya berbagai kendala yang
dihadapi seperti tidak tersedianya SNI yang harmonis dengan standar
internasional, terbatasnya kemampuan dan kompetensi Laboratorium
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 46
Uji maupun rendahnya kemampuan industri dalam negeri guna
menerapkan ketentuan SNI baik SNI wajib maupun SNI sukarela.
e. Efektifitas Kebijakan Industri (Kurangnya sosialisasi fasilitasi
pemerintah)
Pengkajian dan perumusan suatu kebijakan diperlukan data dan
analisis yang akurat, agar kebijakan yang dirumuskan dapat
diimplementasikan dan mencapai sasaran yang ditetapkan. Namun, saat ini
ketersediaan data dan analisis tersebut masih dirasakan kurang. Perumusan
kebijakan belum sepenuhnya didasarkan pada suatu kajian yang mendalam
dan komprehensif, sehingga seringkali kebijakan yang telah ditetapkan
sulit diimplementasikan atau masih kurang efektif pada tahap
implementasinya.
Penyebab lainnya adalah kurangnya informasi dan pemahaman
kebijakan industri terutama di daerah-daerah, akibat kurangnya sosialisasi
terkait fasilitas dan kebijakan yang diberikan pemerintah. Banyak pelaku
industri di daerah yang belum tahu bagaimana cara memanfaatkan fasilitas
tersebut. Bahkan ada yang tidak mengetahui bahwa pemerintah telah
menyediakan fasilitas insentif guna membantu peningkatan daya saing
industri.
f. Pemanfaatan bahan baku yang berbasis sumber daya alam lokal (SDA)
belum termanfaatkan secara optimal
Propinsi Aceh termasuk salah satu propinsi yang kaya dengan
potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang
tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Namun, tidak semua
keunggulan sumber daya alam tersebut dapat termanfaatkan secara optimal,
selain kurang mampunya industri dalam negeri untuk mengolah, beberapa
SDA tertentu memang kurang ekonomis untuk diolah, serta karakteristik
komoditi agro dan mineral tertentu yang tersedia kualitasnya rendah. Saat
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 47
ini sumber daya alam dari Aceh banyak dijual dalam bentuk mentah ke
Provinsi lain sehingga tidak banyak mendatangkan keuntungan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 47
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Visi dan misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh disusun
berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi yang merupakan pedoman untuk
menentukan arah, tujuan dan sasaran pengembangan lembaga dimasa yang akan
datang.
2.1. VISI
Visi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015 –
2019 adalah : “Menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya
atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam
standardisasi dan sertifikasi di bidang industri”.
2.2. MISI
Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015 –
2019 adalah :
1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan
industri berbasis Atsiri dan Rempah.
2. Melaksanakan Litbang dan Standardisasi berbasis komoditi inti/unggulan
daerah yang ramah lingkungan.
3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan
industri, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri.
2.3. TUJUAN
Tujuan strategis yang akan dirincikan dalam Renstra pada 2015-2019
yaitu untuk meningkatkan peranan riset Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh dalam pengembangan industri atsiri, rempah dan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 48
komoditi unggulan/kompetensi inti daerah, serta peningkatan pelayanan jasa
teknis melalui:
1. Meningkatkan peranan riset Baristand Industri Banda Aceh dalam
pengembangan Industri atsiri, rempah dan komoditi inti /unggulan
daerah di bidang:
Pengembangan teknologi proses (kimia, fisika, ekstraksi, nano
teknologi dan bioteknologi);
Diversifikasi produk;
Peningkatan mutu dan keamanan produk;
Rancang bangun dan perekayasaan peralatan industri;
Standardisasi dan Sertifikasi;
Energi dan lingkungan;
Pelayanan jasa teknis yang terpadu dan berkualitas.
2. Produk yang akan dikembangkan dari atsiri, rempah dan komoditi inti/
unggulan daerah, antara lain :
Produk toiletteris dan kosmetik berbasis atsiri dan rempah;
Produk pangan (perisa/flavouring, minuman dan makanan)
Produk pangan fungsional;
Produk pertanian dan perikanan;
Produk hasil galian, mineral, hasil tambang dan bahan bangunan
3. Pengembangan kompetensi SDM difokuskan pada :
Penguasaan karakterisasi bahan dan produk;
Penguasaan teknologi ekstraksi, fraksinasi dan purifikasi;
Penguasaan teknologi formulasi, proses dan diversifikasi.
2.4. SASARAN STRATEGIS
Adapun yang menjadi Sasaran strategis Baristand Industri Banda
Aceh dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 49
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam
rangka mendukung riset dan standardisasi.
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi,
purifikasi, dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta
komoditi inti/unggulan daerah; serta teknologi penanggulangan
pencemaran lingkungan.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian,
rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai
dengan standar pelayanan publik yang prima dalam rangka
pengembangan industri.
4. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan
perlindungan HKI
5. Meningkatkan kemampuan Laboratorium Uji dan LSPro untuk
mendukung penerapan SNI wajib.
Berdasarkan latar belakang, visi, misi, tujuan dan sasaran, maka
kerangka analisis penyusunan Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun
2015-2019 dijelaskan dalam Peta strategis Baristand Industri Banda Aceh
Tahun 2015 – 2019 sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 50
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19. Gambar 3. Peta Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015–20
Gambar 2. Peta Strategi Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 51
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka
pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran
utama yang mencakup:
a. Sasaran makro;
b. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
c. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
d. Sasaran Dimensi Pemerataan;
e. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
f. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Sasaran-sasaran pokok pembangunan nasional yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Perindustrian antara lain adalah yang terkait dengan
Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan dimana pada tahun 2019
pertumbuhan sektor industri ditargetkan mencapai 8,6 persen, kontribusi
sektor industri terhadap PDB mencapai 21,60%, dan penambahan jumlah
industri berskala menengah dan besar selama 5 tahun sebanyak 9.000 unit.
Kementerian Perindustrian juga berkontribusi terhadap Sasaran Pembangunan
Kewilayahan dan Antar wilayah yaitu sampai dengan tahun 2019 terbangun
sebanyak 14 kawasan industri.
Secara umum Kementerian Perindustrian memiliki Sasaran Strategis
sebagai berikut :
1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan pertumbuhan industri
2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatkan Penguasaan Pasar Dalam dan Luar negeri
3. Sasaran Strategis 3 : Meningkakan investasi disektor industri
4. Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industry
5. Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industry
6. Sasaran Strategis 6 : Kuatnya struktur industri
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 52
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI
Arah kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu:
1. Peningkatan kemampuan penguasaan penerapan teknologi maju;
2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
4. Peningkatan pengembangan kebijaka regulasi teknis dan kemampuan
pelayanan teknis SNI lingkup industri;
5. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan
Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif;
6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan Undang-undang
Perindustrian, sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan Undang-undang Perindustrian
Program layanan teknologi BPPI yang ditetapkan sebagai upaya
melaksanakan pembangunan industri nasional yaitu pengembangan teknologi
dan kebijakan industri melalui program :
1. Peningkatan Kapasitas Layanan dan Revitalisasi Peralatan Laboratorium;
2. Peningkatan Kualitas dan Jumlah SDM.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 53
Secara ringkas Program layanan BPPI secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Program layanan BPPI
Sasaran Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) :
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan
indikator kinerja sasaran strategis yaitu :
a). Meningkatnya investasi di sektor industri
Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja
sasaran strategis yaitu :
a) Peningkatan penguasaan teknologi industri;
b) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan
prinsip-prinsip industri hijau;
c) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST
dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
Sasaran Strategis 3: Tersusunnya arah pembangunan Industri, dengan
indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
a) Jumlah rencana pembangunan industri.
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku
usaha industri dan masyarakat dengan indikator
kinerja sasaran strategis yaitu:
a. a) Indeks kepuasan pelanggan.
Rencana strategis (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan
Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah sebagaimana dijelaskan
pada Tabel 16.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 54
Tabel 16. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan Pembangunan
Industri Jangka Panjang dan Menengah
RENSTRA BPPI 2015 - 2019
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
Menurut UU No 3/2014 tentang Perindustrian : 1. Mewujudkan Industri Nasional sebagai pilar dan
penggerak perekonomian nasional;
2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur
industri;
3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya
saing, dan maju, serta Industri Hijau;
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan
yang sehat, serta mencegah pemusatan atau
penguasaan industri oleh satu kelompok atau
perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan
kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri
ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat
dan memperkukuh ketahanan nasional; dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat secara berkeadilan.
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
Membangun industri yang tangguh dan berdaya saing berbasis sumber daya industri dan mempercepat penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Indonesia
Strategi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI) yaitu:
1. Mengembangkan jejaring dengan institusi kebijakan litbang dan teknologi
terkemuka melalui organisasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan
bebas dan kemitraan dengan akademisi;
2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk
mengembangkan teknolgi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;
3. Mengembangkan bank data yan lengkap dan mutakhir;
4. Meningkatkan kompetensi SDM BPPI sesuai perkembangan IPTEK industri;
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK).
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 55
Kegiatan-kegiatan BPPI pada program pengembangan teknologi,
standardisasi dan industri hijau dilaksanakan melalui :
1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan
Harmonisasi kebijakan sektor industri.
2. Pengkajian dan pengembangan teknologi dan HKI.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain
Pengembangan teknologi industri;
Penerapan teknologi di industri; dan
Penerapan HKI di Industri.
3. Pengembangan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah :
Penurunan produk industri yang SNI, ST dan/ atau PTC diberlakukan
secara wajib;
4. Pengembangan industri hijau
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Standar industri hijau;
Lembaga sertifikasi industri hijau; dan
Pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi.
5. Penyusunan dan evaluasi program pengembangan teknologi dan kebijakan industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tersusunnya perencanaan program dan anggaran;
Laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan;
Pengembangan SDM;
Layanan manajemen dalam manajemen dalam mendukung pelaksanaan
program pengembangan teknologi, standardisasi, dan industri hijau.
6. Penelitian, pengembangan teknologi dan perekayasaan industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri
7. Riset dan standardisasi industri
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 56
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri.
3.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BALAI RISET DAN
STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Arah kebijakan dan strategi Baristand Industri Banda Aceh tidak
terlepas dan saling terintegrasi dengan program Kementerian Perindustrian
dan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Peran strategis
Baristand Industri Banda Aceh dalam pembangunan industri nasional
mengacu pada program-program serta visi misi yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Perindustrian dan BPPI sebagai lembaga induk dari Baristand
Industri Banda Aceh.
Dari penjabaran visi misi Kemenperin dan program BPPI maka peran
strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya pembangunan industri
nasional adalah dengan melaksanakan program/ kegiatan prioritas, yaitu:
1. Penelitian dan pengembangan teknologi industri;
2. Pelayanan jasa teknis industri (sertifikasi dan pelatihan);
3. Peningkatan standardisasi industri daerah (layanan pengujian);
4. Peningkatan budaya pengawasan;
5. Pengembangan SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan S3),
dan pendidikan non gelar)
6. Peningkatan sarana dan prasarana (sarana litbang, SNI wajib dan
laboratorium)
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan Sistem informasi yang
handal.
Peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya
peningkatan daya saing industri berdasarkan Undang-Undang Perindustrian
yaitu :
1. Meningkatkan kajian, perekayasaan serta rancang bangun industri;
2. Meningkatkan litbang dan pemanfaatan teknologi;
3. Meningkatkan pemberdayaan industri dalam rangka industri hijau;
4. Meningkatkan pelayanan jasa teknis industri;
5. Meningkatkan layanan standardisasi dan sertifikasi industri;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 57
6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasana terutama bidang
kelitbangan dan pemberlakuan SNI Wajib;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
A. Fokus Kajian Litbangayasa Teknologi Industri
Dalam upaya mendukung pembangunan industri nasional tahun 2015-
2019, maka Baristand Industri Banda Aceh menetapkan fokus kajian
litbangyasa teknologi industri agar kegatan program penelitian dan
pengembangan teknologi industri lebih terarah dan konsisten. Adapun fokus
kajian litbangyasa teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh yaitu:
minyak atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah.
Potensi sumber daya alam yang menjadi proyeksi investasi 23
kabupaten/ kota di Provinsi Aceh secara umum adalah:
1. Minyak atsiri dan rempah (Nilam, Sereh wangi, Pala, Cengkeh, Jahe, Kayu
manis Lada, Kemiri, Jahe, Kunyit, Jarak, Gambir)
2. Perkebunan (Kopi, Coklat, Kelapa, Kopi, Tembakau, Pinang, Kelapa sawit)
3. Perikanan dan budidaya (ikan tangkap, Ikan laut, Bandeng, udang, teripang,
kepiting lunak, lobster),
4. Pertanian (Padi, Jagung, Cabe, Kentang, Tomat, Bawang Merah)
5. Mineral dan Bahan Tambang (Batubara, Bijih Besi, Emas, Pasir zikron,
Galena, Batu Gamping, Bentonit, Dolomit, Bahan galian golongan C)
6. Minyak Bumi dan Gas alam,
B. Pengembangan Litbangyasa Teknologi Industri
Pengembangan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi industri
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya
saing dan kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan
secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri dan pasar
global. Strategi peningkatan daya saing teknologi industri Baristand Industri
Banda Aceh didasarkan pada permasalan teknologi saat ini sebagaimana
dijabarkan dalam matrik pada Tabel 17.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 58
Tabel 17. Matrik Strategi Peningkatan Daya Saing Teknologi Industri Baristand Industri Banda Aceh
No Industri (KBLI 5 digit) Permasalahan Teknologi saat ini Strategi yang harus dilakukan Rencana
Aksi (Tahun) Output
1. 20294. Industri Minyak Atsiri
a. Teknologi produksi yang digunakan oleh masyarakat masih konvensional/tradisional, sehingga mutu produk dan rendemen yang dihasilkan rendah.
b. Minyak atsiri yang dihasilkan belum menghasilkan produk turunan dengan grade kemurnian yang tinggi.
c. Kualitas minyak atsiri pada saat distribusi sulit dipertahankan, karena masih berupa cairan.
a. Penelitian dan Rekayasa Teknologi produksi yang effisien dan produktifitas yang tinggi (dengan menggunakan energi terbarukan sebagai bahan bakar alternative.
b. Pengembangan teknologi pemurnian minyak atsiri.
c. Proses enkapsulasi minyak atsiri untuk mempertahankan aroma dan mempermudah sistem distribusi
2017 - 2019 Tersedianya paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
2. 20232 Industri Kosmetik, termasuk Pasta Gigi
b. Teknologi proses produksi dan pengemasan parfum masih manual dan belum didukung oleh peralatan yang memadai.
Pengembangan teknologi produksi dan pengemasan parfum secara mekanis.
2017 - 2019 Tersedianya Paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
3. 10772 Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan
Teknologi proses pengolahan produk bumbu instant masakan khas aceh masih konvensional.
Pengembangan teknologi proses, peralatan pengolahan dan pengemasan produk bumbu instant masakan khas aceh.
2017 - 2019 Tersedianya Paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
4. 10774 Industri Pengolahan Garam
a. Proses pemasakan garam masih menggunakan kayu bakar sehingga biaya produksi masih tinggi.
b. Peralatan dan cara produksi garam beryodium masih sangat sederhana, sehingga mutu produk dan derajat keputihan yang dihasilkan masih rendah.
a. Rekayasa peralatan proses pemasakan yang menggunakan energi terbarukan
b. Penelitian peningkatan derajat keputihan sebagai bahan baku garam beryodum.
c. Rekayasa peralatan proses Iodisasi sistem otomatis.
c. 2017 - 2019 Tersedianya Paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
5. 10215 Industri Peragian/Fermentasi Ikan
a. Produk olahan ikan kayu belum siap saji.
b. Daya tahan produk masih rendah.
a. Penelitian fokus pada teknologi proses dan pengembangan produk ikan kayu siap saji (ransum TNI)
b. Pengembangan teknologi pengemasan
2017 - 2019 Tersedianya Paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
6 10761 Industri Pengolahan Kopi
a. Teknologi proses pengolahan kopi instan yang aplikatif untuk IKM belum tersedia
b. Belum tersedianya teknologi pembuatan kopi herbal
c. Kopi konvensional masih memiliki kadar kafein masih tinggi
a. Rekayasa peralatan dan proses pembuatan kopi instan
b. Pengembangan teknologi proses pembuatan kopi herbal
c. Pengembangan teknologi proses pengurangan kadar kafein dalam kopi
2017 - 2019 Tersedianya Paket teknologi proses dan peralatan yang aplikatif.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 59
Pengembangan litbangyasa teknologi industri yang dilakukan oleh Baristand
Industri Banda Aceh dikelompokkan dalam 3 tahapan dengan 9 level teknometer
sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pengelompokkan pengembangan litbangyasa dan Pemanfaatan teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh
Sebagaimana arahan kebijakan dari instansi pembina kelitbangyasaan kementrian
perindustrian yang dalam hal ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Industri dan Kekayaan Intelektual (Puslitbang TIKI), maka fokus pengembangan bidang
litbayasa teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh harus disesuaikan kebutuhan
teknologi industri saat ini (hilirisasi industri). Oleh sebab itu, pengembangan bidang
litbayasa teknologi industri yang akan dilakukan oleh Baristand Industri Banda Aceh kini
lebih difokuskan pada tahapan riset terapan dan riset pengembangan yang memiliki level
teknometer diatas level 5 (lima). Secara umum pengembangan litbangyasa teknologi
industri Baristand Industri Banda Aceh lebih ditekankan pada peningkatan alih teknologi
dan hilirisasi hasil-hasil riset industri, melalui kegiatan-kegiatan riset/ inhouse research
bidang teknologi proses pengolahan bahan baku/ produk-produk industri hulu ke
produk-produk industri hilir khususnya terhadap ketersediaan bahan baku industri
farmasi, kosmetika, dan alat kesehatan.
Sasaran pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri dalam Rancangan
Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang sesuai dengan fokus litbangyasa Baristand
Industri Banda Aceh adalah bidang Industri Farmasi & Kosmetik yang meliputi:
- Teknologi produksi bahan baku farmasi dan kosmetik (sintesa kimia).
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 60
- Teknologi produksi produk biologik (sediaan tertentu).
- Teknologi ekstraksi minyak atsiri dan bahan alam lainnya pada industri farmasi dan
kosmetik.
Sasaran pengembangan litbangyasa teknologi industri Tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil litbang yang siap diterapkan.
2. Meningkatnya kerja sama riset.
3. Meningkatnya hasil riset yang menyelesaikan masalah industri.
4. Tersedianya desain atau prototype litbangyasa industri.
5. Tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence).
6. Pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang sejenis.
Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri dilakukan
melalui :
1. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-balai industri dengan
lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha dan
untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif dan terintegrasi.
2. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang sejenis.
3. Pemberian insentif kepada peneliti yang hasil litbang dan temuannya dimanfaatkan
secara komersial di industri.
4. Peningkatan transfer/ alih teknologi kepada IKM dan kalangan industri.
5. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain, paten dan merk
dalam produk industri untuk meningkatkan nilai tambah.
6. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence) pada wilayah pusat
pertumbuhan industri.
7. Penyebarluasan hasil-hasil riset melalui kegiatan seminar, pameran, publikasi ilmiah,
ujicoba ke industri atau yang sejenisnya.
8. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual (desain, paten dan merk) dalam
produk industri untuk meningkatkan nilai tambah
C. Jasa Pelayanan Teknis Industri (Layanan Standardisasi dan Sertifikasi)
1. Standardisasi Industri
Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standardisasi industri
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 61
juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan keselamatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan
produk industri hijau serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat.
Dalam hal standardisasi industri, Baristand Indutri Banda Aceh telah memiliki
laboratorium penguji yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Layanan standardisasi/ pengujian bahan/produk industri meliputi pengujian kimia,
fisika dan mikrobiologi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tehadap standar
mutu dan/atau untuk mengetahui komposisi suatu bahan/produk. Adapun jenis-jenis
pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:
Produk Makanan dan Minuman (AMDK, air isi ulang, sirup, limun, aneka kripik,
nata de coco, minyak hewani dan minyak nabati)
Produk industri kimia (pupuk padat, pupuk cair dan kompos)
Produk hasil pertanian (kopi, teh, kopra, VCO, minyak nilam, minyak pala dll)
Mineral hasil tambang dan batu-batuan
Produk industri aneka (arang aktif, briket, batu bara, dll)
Pencemaran Lingkungan (limbah cair, udara emisi, udara ambient dll)
Pengembangan Standardisasi industri yang dilakukan oleh Baristand Industri
Banda Aceh meliputi :
Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu laboratorium
penguji Baristand Industri Banda Aceh (LABBA).
Perumusan standar baru dan atau melakukan revisi standar yang telah ada.
Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem manajemen laboratorium.
Peningkatan kompetensi petugas penguji, petugas sampling dan petugas kalibrasi
untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi lain).
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang standardisasi industri.
Ikut serta dalam kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
Ikut serta dalam kegiatan surveilence lembaga penguji.
Sasaran pengembangan standardisasi tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
Penambahan ruang lingkup parameter akreditasi.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 62
Meningkatnya kualitas dan kuantitas personel laboratorium (petugas penguji/
analis, petugas pengambil contoh/ sampling, petugas penerima contoh)
Peningkatan kompetensi layanan pengujian.
Peningkatan sarana dan prasarana bidang standardisasi industri.
Pelaksanaan kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
Pelaksanaan kegiatan surveilence lembaga penguji.
2. Sertifikasi Industri
Sertifikasi industri bertujuan untuk meningkatkan jaminan mutu, efisiensi
produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam
perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan
inovasi teknologi; meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha,
tenaga kerja, dan masyarakat lainnya serta negara, baik dari aspek keselamatan,
keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; serta
meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan/
atau jasa di dalam negeri dan luar negeri. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
tujuan sertifikasi industri adalah untuk menjamin keamanan, kesehatan, mutu produk,
melindungi konsumen serta kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan meningkatkan
pengakuan industri baik secara nasional maupun internasional.
Sasaran pengembangan sertifikasi tahun 2015 – 2019 adalah :
Penambahan ruang lingkup akreditasi (produk sertifikasi)
Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan sertifikasi.
Peningkatan kompetensi SDM bidang sertifikasi (asesor, tenaga ahli, petugas
pengambil contoh (PPC)).
Kesiapan produsen, kesiapan LPK, dan regulasi teknis.
Koordinasi antar instansi terkait dan mekanisme pengawasan standar SNI.
Perlindungan konsumen terkait standar.
Membantu regulator dalam kegiatan pengawasan produk yang beredar.
Dengan meningkatkan kinerja sertifikasi dapat melindungi kepentingan publik
dan lingkungan; produk bertanda SNI dapat menjamin keamanan, kesehatan, dan
keselamatan penggunanya; produk bertanda SNI tidak mengganggu fungsi dan tidak
mencemari lingkungan; dan apabila SNI diberlakukan wajib, tidak ada produk yang
tidak memenuhi persyaratan SNI yang beredar di wilayah RI.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 63
Pengembangan sertifikasi industri yang akan dilakukan meliputi :
Perubahan/ penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu LSPro sesuai
persyaratan yang berlaku.
Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem manajemen mutu.
Peningkatan kompetensi petugas audit dan petugas sampling untuk pelaksanaan
penilaian kesesuaian.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/ instansi lain) dalam rangka
sertifikasi produk.
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang sertifikasi industri.
Ikut serta dalam kegiatan surveilance.
D. Budaya Pengawasan
Budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri
bertujuan untuk menjamin terlaksananya penelitian/ riset dan standardisasi yang
berkualitas. Kegiatan pengawasan yang dilakukan berupa kegiatan monitoring dan
evaluasi mulai dari perencanaan riset, pelaksanaan kegiatan, pelaporan litbang,
publikasi ilmiah serta aplikasi hasil-hasil riset.
E. Pengembangan SDM (Pendidikan dan Pelatihan)
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan visi
pembangunan industri nasional tersebut, Baristand Industri Banda Aceh secara
in/ternal harus didukung oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional dan
kompeten, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Manajemen pengembangan SDM meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari
tua, dan perlindungan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Baristand Industri
Banda Aceh, masih terdapat beberapa kendala antara lain :
Kurangnya jumlah SDM karena banyaknya pegawai yang menjelang usia pensiun
(usia > 51 tahun) serta meningkatnya beban kerja organisasi.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 64
Belum tersedianya standar kompetensi SDM Aparatur yang baku untuk setiap
jabatan, baik jabatan pimpinan, administrasi, pengawas, pelaksana, dan fungsional.
Belum tersedianya analisis kebutuhan diklat SDM Aparatur sesuai dengan jabatan
yang tersedia akibat belum tersedianya standar kompetensi jabatan itu sendiri.
Belum sempurnanya penilaian kinerja individu, sehingga sulit mengukur target
kinerja pegawai.
Belum sempurnanya sistem informasi kepegawaian, sehingga pimpinan masih
mengalami kesulitan memperoleh data yang akurat.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka sasaran pengembangan
SDM tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
Penambahan pegawai baru,
Penyusunan analisis dan evaluasi jabatan,
Penyusunan standar kompetensi jabatan,
Penyempurnaan sasaran kinerja pegawai,
Pengembangan sistem informasi kepegawaian
Penyusunan analisis kebutuhan diklat.
Program pengembangan kompetensi SDM yang akan dilakukan Baristand
Industri Banda Aceh yaitu melalui :
Usulan penambahan pegawai baru.
Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan.
Izin belajar untuk melanjutkan pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S1, S2
dan S3).
Penyusunan data analisis jabatan dan evaluasi jabatan.
Penyusunan standar kompetensi jabatan.
Perumusan sasaran kinerja pegawai.
Keikutsertaan pada program pendidikan dan pelatihan teknis dibidangnya (baik di
lingkungan internal maupun eksternal).
Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM.
F. Peningkatan Sarana dan Prasarana (sarana litbang, SNI wajib dan laboratorium)
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya saing
perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang memadai
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 65
meliputi sarana dan prasarana bidang standardisasi industri, sertifikasi industri,
infrastruktur industri (kawasan industri) dan sistem informasi industri.
Sasaran peningkatan sarana dan prasarana tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
Sarana dan prasarana litbang/ riset.
Sarana dan prasarana laboratorium.
Sarana dan prasarana mendukung penerapan SNI Wajib.
Sarana dan prasarana bidang standardisasi.
Sarana dan prasarana bidang sertifikasi.
G. Pelayanan Publik dan Sistem Informasi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan sistem informasi publik
diindikasikan melalui hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap setiap
satuan kerja yang memberikan pelayanan publik.
Sasaran pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun 2015-2019
adalah hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey memberikan pelayanan
publik dengan indeks kepuasan skala 4.
Program pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun 2015-2019
yang akan dilakukan Baristand Industri Banda Aceh adalah sebagai berikut:
Peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Peningkatan layanan informasi melalui website.
Peningkatan layanan melalui e-mail.
Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan.
3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 tanggal
12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas, dan fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan
Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka struktur
organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada Peraturan
Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/ PER/6/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri, struktur
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 66
organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh terdiri dari 1 pejabat
eselon III dan 5 pejabat eselon IV serta didukung oleh pejabat fungsional (Peneliti,
Perekayasa, Litkayasa, dll).
Dalam melaksanakan tupoksi, organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banda Aceh dipimpin oleh satu orang Kepala Balai dan di bantu oleh 5 orang kepala
seksi yaitu Seksi Teknologi Industri (TI), Seksi Program dan Pengembangan
Kompetensi (PPK), Seksi Standardisasi dan Sertifikasi (SS), Seksi Pengembangan Jasa
Teknik (PJT) satu orang kasubbag Tata Usaha (TU) serta dibantu kelompok jabatan
fungsional.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri
melaksanakan fungsi yaitu :
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang bahan
baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta
pencemaran lingkungan;
Penyusunan program dan pengembangan kompetensi dibidang jasa riset/litbang;
Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang bahan
baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;
Pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi, penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan; dan
Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata persuratan, perlengkapan,
kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program,
penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Balai Riset dan Standardisasi Industri.
Pada dasarnya pencapaian target Rencana Strategis (Renstra) Baristand
Industri Banda Aceh yaitu:
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi.
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, dan
pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun,
konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan standar pelayanan
publik yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan kemampuan Laboratorium penguji dan LSPro untuk mendukung
SNI wajib.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 67
5. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan
HKI.
Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri berdasarkan
Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006,
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 68
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. TARGET KINERJA
4.1.1. Kementerian Perindustrian
Adapun program Kementerian Perindustrian secara umum adalah sebagai berikut :
1. Program pengembangan SDM dan dukungan manajemen Kemenperin;
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenperin;
3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kemenperin;
4. Program penumbuhan dan pengembangan industri logam, kimia, tekstil dan aneka;
5. Program penumbuhan dan pengembangan industri berbasis agro;
6. Program penumbuhan dan pengembangan industri alat transportasi, mesin,
elektronika dan alat pertahanan;
7. Program penumbuhan dan pengembangan IKM;
8. Program penumbuhan dan pengembangan perwilayahan persebaran industri;
9. Prorgram pengamanan industri dan kerjasama internasional;
10. Program pengembangan teknologi dan kebijakan industri.
4.1.2. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang merupakan organisasi
induk dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai tugas dan
wewenang dalam menjalankan salah satu dari sepuluh program Kementerian
Perindustrian tersebut, yakni: program pengembangan teknologi dan kebijakan
industri. Adapun program layanan teknologi yang menjadi prioritas program kerja BPPI
untuk dikembangkan saat ini yaitu:
1. Program peningkatan kapasitas layanan dan revitalisasi peralatan laboratorium,
meliputi :
Pemenuhan infrastruktur peralatan laboratorium litbang dan pengujian;
Pembangunan dan renovasi bangunan pendukung laboratorium, litbang dan
pengujian;
Alokasi kebutuhan anggaran layanan dan revitalisasi peralatan laboratorium.
2. Peningkatan kualitas dan jumlah SDM, meliputi:
Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 69
Pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S2-S3);
Peningkatan kebutuhan SDM litbang dan pengujian;
Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM
4.1.3. Baristand Industri Banda Aceh
Secara garis besar program kerja yang akan dilaksanakan oleh Baristand Industri
Banda Aceh pada tahun 2015 -2019, yaitu:
1. Program litbang, perekayasaan, rancang bangun industri dan pemanfaatan
teknologi;
2. Peningkatan pelayanan jasa teknis industri (konsultasi teknis, bimbingan teknis
dan pelatihan);
3. Peningkatan layananan standardisasi industri (layanan pengujian);
4. Peningkatan layanan sertifikasi industri;
5. Peningkatan budaya pengawasan (monitoring dan evaluasi);
6. Pengembangan kompetensi SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan
S3), dan pendidikan non gelar)
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
8. Peningkatan sarana dan prasana terutama bidang kelitbangan dan pengujian/
laboratorium penguji dalam rangka pemberlakuan SNI Wajib;
9. Peningkatan penyebaran hasil-hasil litbang industri (pameran, publikasi ilmiah,
seminar nasional).
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk Tahun 2015-
2019, Baristand Industri Banda Aceh akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai
dengan arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI). Adapun sasaran-sasaran program dan indikator yang
ingin dicapai dari pelaksanaan program disajikan pada lampiran Renstra Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh 2015-2019.
4.2. KERANGKA PENDANAAN
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banda Aceh tahun 2015-2019, dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan
sebagaimana yang dijabarkan di atas. Kebutuhan pendanaan Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh untuk tahun 2015 – 2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 18.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 70
Tabel 18. Kebutuhan pendanaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 – 2019
(000) Program
Pendanaan Tahun Anggaran
2015 2016 2017 2018 2019 Baristand Industri Banda Aceh
10.934.063 12.148.835 12.176.946 18.500.273 20.223.513
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk Tahun 2015-
2019, Baristand Industri Banda Aceh akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai
dengan arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI). Adapun sasaran-sasaran program dan kerangka
pendanaan disajikan pada Lampiran 1 s/d 8.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 71
BAB V
P E N U T U P
5.1. KESIMPULAN
1. Renstra Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 merupakan
gambaran dan pedoman bagi segenap jajaran Baristand Industri Banda Aceh dan
lembaga/instansi terkait, pelaku industri dan masyarakat luas tentang visi, misi, kebijakan,
program, tugas dan fungsi, serta potensi dan kemampuan Baristand Industri Banda Aceh
dalam melaksanakan pelayanan riset, standardisasi, sertifikasi dan pengembangan
teknologi industri, khususnya di Provinsi Aceh.
2. Penyusunan Renstra Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
revisi kedua ini dimaksudkan untuk menyesuaikan beberapa hal terutama yang terkait
dengan arah kebijakan Baristand Industri Banda Aceh dan fokus pengembangan
kelitbangyasaan, pengembangan SDM, target-target kinerja utama Baristand Industri
Banda Aceh serta pendanaannya.
3. Tujuan strategis Renstra Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh pada Tahun
2015-2019 yaitu untuk meningkatkan peranan riset Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banda Aceh dalam pengembangan industri atsiri, rempah dan komoditi
unggulan/kompetensi inti daerah, serta peningkatan pelayanan jasa teknis, dengan strategi
:
a) Meningkatkan kompetensi SDM, sarana prasarana riset dan pelayanan jasa teknis.
b) Mengembangkan kelembagaan riset dan jasa pelayanan teknis melalui penerapan
sistim manajemen mutu, kerjasama dan publikasi hasil penelitian.
c) Menyesuaikan fokus kajian litbangyasa teknologi industri Baristand Industri Banda
Aceh dari “Rempah dan Minyak Atsiri” menjadi “Minyak Atsiri, Rempah dan Komoditi
Unggulan/ Kompetensi Inti Daerah”.
4. Sasaran pengembangan bidang riset/litbayasa teknologi industri Baristand Industri Banda
Aceh pada Tahun 2015-2019 lebih difokuskan pada tahapan riset terapan dan riset
pengembangan dengan level teknometer diatas level 5 (lima), terutama terkait dengan
peningkatan alih teknologi/ hilirisasi hasil-hasil riset industri, teknologi proses
pengolahan bahan baku/ produk-produk industri hulu ke produk-produk industri hilir
khususnya terhadap ketersediaan bahan baku industri farmasi dan kosmetika.
5. Sasaran pengembangan standardisasi Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015 –
2019 adalah: a). penambahan ruang lingkup akreditasi laboratorium (parameter uji); b).
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Revisi II Th. 2017 Hal 72
peningkatan kualitas dan kuantitas personel laboratorium (petugas penguji/ analis,
petugas pengambil contoh/ sampling, petugas penerima contoh); c). peningkatan
kompetensi layanan pengujian; d). peningkatan sarana dan prasarana bidang standardisasi
industri; dan e). pelaksanaan kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
6. Sasaran pengembangan sertifikasi Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015 – 2019
adalah: a). penambahan ruang lingkup akreditasi LsPro (produk sertifikasi) ; b).
peningkatan kualitas dan kuantitas layanan sertifikasi; c). peningkatan kompetensi SDM
bidang sertifikasi (asesor, tenaga ahli, petugas pengambil contoh (PPC); d). kesiapan
produsen, kesiapan LPK, dan regulasi teknis; e). koordinasi antar instansi terkait dan
mekanisme pengawasan standar SNI; f). perlindungan konsumen terkait standar; dan g).
membantu regulator dalam kegiatan pengawasan produk yang beredar.
7. Secara garis besar program kerja yang akan dilaksanakan oleh Baristand Industri Banda
Aceh pada Tahun 2015 -2019, yaitu: a). program litbang, perekayasaan, rancang bangun
industri dan pemanfaatan teknologi; b). peningkatan pelayanan jasa teknis industri
(konsultasi teknis, bimbingan teknis dan pelatihan); c). peningkatan layananan
standardisasi industri (layanan pengujian); d). peningkatan layanan sertifikasi industri; e).
peningkatan budaya pengawasan (monitoring dan evaluasi); f). pengembangan
kompetensi SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan S3), dan pendidikan non
gelar); g). peningkatan kualitas pelayanan publik; h). peningkatan sarana dan prasana
terutama bidang kelitbangan dan pengujian/ laboratorium penguji dalam rangka
pemberlakuan SNI Wajib; dan i). peningkatan penyebaran hasil-hasil litbang industri
(pameran, publikasi ilmiah, seminar nasional).
5.2. SARAN
1. Perencanaan Strategi Balai Riset dan Standardisasi Industri ini perlu didukung penuh
oleh seluruh personil Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh serta pimpinan
Kementerian Perindustrian.
2. Perencanaan Strategi Balai Riset dan Standardisasi Industri ini perlu di pahami secara
seksama oleh segenap personil Balai Riset dan Standardisasi Industri terutama dalam
pelaksanaan teknis sesuai dengan misi dan visi yang telah ditetapkan.
3. Perencanaan strategi ini bersifat dinamis sehingga perlu dievaluasi terus menerus sesuai
dengan perkembangan yang terjadi, dan implementasinya akan dirinci dalam kegiatan
tahunan.
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
10.934.063 12.148.835 12.176.946 18.500.273 20.223.513Meningkatnya litbang dan rekayasateknologi industri
524.300 614.735 395.869 800.000 800.750
- Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan jumlah hasillitbang 7 7 8 8 9 366.650 614.735 395.869 800.000 800.750- Jumlah hasil litbang yang telahdiimplementasikan
jumlah hasillitbang 3 2 3 3 4
-Jumlah kerja sama riset jumlah kerjasama 2 1 2 2 2
- Jumlah hasil riset yang menyelesaikanmasalah industri
jumlah riset 1 1 2 2 3
- Jumlah desain atau prototype unit prototype 2 2 3 3 3 157.650 - - - -Meningkatnya layanan jasa teknis kepadaindustri
996.855 1.097.135 993.400 2.709.915 1.949.660
-jumlah pelanggan yang dilayani jumlahpelanggan 150 160 175 180 190
-jumlah sertifikasi produk jumlahsertifikat 3 5 5 6 6 69.355 118.190 167.000 274.000 288.660-jumlah pengujian bahan dan produk jumlah sampel 2250 2750 3000 3500 4000 872.600 912.760 826.400 2.282.915 1.500.000-jumlah pelatihan industri orang 15 15 20 20 30 54.900 66.185 - 153.000 161.000Penguatan Infrastruktur Litbang dan JPT 173.000 - - 635.000 666.750
-Jumlah alat penelitian dan pengujian unit 1 3 4 4 5 173.000 - - 635.000 666.750-Tersedianya Gedung Laboratorium Litbangdan Pengujian yang layak
m2 0 0 100 150 150 - - - - -
-Tersedianya Lahan untuk GedungLaboratorium Litbang dan Pengujian yanglayak
m2 0 0 0 0 20.000 - - - - -
LAMPIRAN 1.
Target Alokasi (Rp 000)
MATRIK KINERJA DAN PENDANAANBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Tahun Anggaran : 2015 - 2019
Satuan
Riset dan Standar Industri Banda Aceh
KEGIATAN Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Target Alokasi (Rp 000)Satuan
Riset dan Standar Industri Banda Aceh
KEGIATAN Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Lokasi
Penguatan Kelembagaan 679.800 726.020 812.295 2.729.008 2.864.650
-Peningkatan Kompetensi SDM orang 7 6 8 8 10 80.900 56.400 40.450 188.500 197.750-Terakreditasinya lembaga sertifikasi danpenilaian kesesuaian
sertifikat 3 3 3 3 3 147.675 159.740 318.895 378.600 397.500-Jumlah promosi dan publikasi balai event 4 4 7 7 8 190.570 167.300 122.850 498.000 523.000-Peningkatan Kemampuan Sistim InformasiPublik
Sil/Web 2 2 2 2 2 47.100 37.790 37.540 971.308 1.019.000-Tersusunnya program dan pelaporan dokumen 3 4 4 4 4 213.555 304.790 292.560 692.600 727.400-Jumlah HKI usulan paten 0 0 1 1 2 - - - - -Layanan Perkantoran 8.345.108 9.297.030 9.975.382 10.751.350 13.741.703
-Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawaisesuai dengan peraturan berlaku
bulan 13 13 13 13 13 6.577.438 7.212.910 7.975.382 8.251.350 10.241.703-Terlaksananya pelayanan operasional rutindan perkantoran yang optimal
bulan 12 12 12 12 12 1.767.670 2.084.120 2.000.000 2.500.000 3.500.000Sarana dan Prasarana Perkantoran 215.000 413.915 - 875.000 200.000
-Tersedianya kebutuhan KendaraanOperasional yang dapat diandalkan danmenunjang tupoksi
unit 1 1 - 1 - 200.000 200.000 - 400.000 --Tersedianya kebutuhan alat pengolah datadan komunikasi
unit 4 4 - 6 8 15.000 28.000 - 125.000 150.000-Tersedianya peralatan perkantoran unit 0 5 - 8 10 - 185.915 - 350.000 50.000
Lampiran 2.
TARGET ALOKASIHasil litbang yang siap diterapkan 7 Penelitian 524.300.000Hasil litbang yang telah diimplementasikan 3 Penelitian -Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahanindustri (problem solving) 1 Paket Teknologi -2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama -3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3 -4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 76.790.0005 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji dilaboratorium 10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 15 Orang 54.900.000Jumlah desain/prototipe 2 Desain/Prototipe -Jumlah perusahaan yan dilayani 150 Perusahaan -Jumlah sertifikasi produk 3 Perusahaan 69.355.000Jumlah survailance SPPT SNI 5 Perusahaan -Jumlah sampel pengujian 2.250 contoh -Nilai JPT (Rp) 1.250.000.000 -Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 7 Orang 80.900.000Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 1 Unit 173.000.000Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui olehKAN 1 Lingkup-
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 47.100.000Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 25.450.000
Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangkamendukung riset dan standardisasi industri
8
Meningkatnya hasil-hasil litbang yangdimanfaatkan oleh industri
Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada duniausaha
Meningkatnya standardisasi industri daerah7
6
1NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2015 KETERANGANMATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Lanjtn Lamp. 2
TARGET ALOKASIHasil litbang yang siap diterapkan 7 Penelitian 614.735.000Hasil litbang yang telah diimplementasikan 2 Penelitian -Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahanindustri (problem solving) 1 Paket Teknologi -2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 1 Kerjasama -3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3 -4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 53.440.0005 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji dilaboratorium 10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 15 Orang 66.185.000Jumlah desain/prototipe 2 Desain/Prototipe -Jumlah perusahaan yan dilayani 160 Perusahaan -Jumlah sertifikasi produk 5 Perusahaan 118.190.000Jumlah survailance SPPT SNI 5 Perusahaan -Jumlah sampel uji 2.750 contoh ujiNilai JPT (Rp) 2.050.000.000 -Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 6 Orang 56.400.000Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 1 Paket 140.915.000Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui olehKAN 1 Lingkup -Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 37.790.000Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 51.050.000
8 Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangkamendukung riset dan standardisasi industri
1 Meningkatnya hasil-hasil litbang yangdimanfaatkan oleh industri
6 Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada duniausaha
7 Meningkatnya standardisasi industri daerah
MATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEHNO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2016 KETERANGAN
Lanjtn Lamp. 2
TARGET ALOKASIHasil litbang yang siap diterapkan 5 Penelitian 395.869.000Hasil litbang yang telah diimplementasikan 3 Penelitian -Jasa konsultasi teknologi yang menyelesaikanpermasalahan industri (problem solving) 2 Paket Teknologi -2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama -3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3,5 -4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 55.000.0005 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji dilaboratorium 10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 15 Orang -Jumlah desain/prototipe 3 Desain/Prototipe -Jumlah perusahaan yan dilayani 175 Perusahaan -Jumlah sertifikasi produk 5 Perusahaan 167.000.000Jumlah survailance SPPT SNI 15 Perusahaan -Jumlah Sampel Uji 3.000 contoh -Nilai JPT (Rp) 1.750.000.000 -Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 3 Orang 40.450.000Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 1 Paket -Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui olehKAN 1 Lingkup -Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 37.450.000Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 46.900.000
8 Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangkamendukung riset dan standardisasi industri
1 Meningkatnya hasil-hasil litbang yangdimanfaatkan oleh industri
6 Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada duniausaha
7 Meningkatnya standardisasi industri daerah
MATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEHNO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2017 KETERANGAN
Lanjtn Lamp. 2
TARGET ALOKASIHasil litbang yang siap diterapkan 8 Penelitian 800.000.000Hasil litbang yang telah diimplementasikan 3 Penelitian -Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahanindustri (problem solving) 2 Paket Teknologi -2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama -3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3 -4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 90.480.0005 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji dilaboratorium 10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 20 Orang 153.000.000Jumlah desain/prototipe 3 Desain/Prototipe -Jumlah perusahaan yan dilayani 180 Perusahaan -Jumlah sertifikasi produk 6 Perusahaan 274.000.000Jumlah survailance SPPT SNI 5 Perusahaan -Jumlah Sampel Uji 3.500 contoh -Nilai JPT (Rp) 2.080.000.000 -Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 8 Orang 572.000.000Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 4 Unit 1.750.000.000Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui olehKAN 1 Lingkup -Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 165.000.000Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 380.000.000
8 Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangkamendukung riset dan standardisasi industri
1 Meningkatnya hasil-hasil litbang yangdimanfaatkan oleh industri
6 Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada duniausaha
7 Meningkatnya standardisasi industri daerah
MATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEHNO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2018 KETERANGAN
Lanjtn Lamp. 2
TARGET ALOKASIHasil litbang yang siap diterapkan 9 Penelitian 800.750.000Hasil litbang yang telah diimplementasikan 4 Penelitian -Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahanindustri (problem solving) 3 Paket Teknologi -2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama -3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3 -4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 90.480.0005 Meningkatnya usulan penerapan SNI Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji dilaboratorium 10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 30 Orang 161.000.000Jumlah desain/prototipe 3 Desain/Prototipe -Jumlah perusahaan yan dilayani 190 Perusahaan -Jumlah sertifikasi produk 6 Perusahaan 1.500.000.000Jumlah survailance SPPT SNI 5 Perusahaan -Jumlah Sampel Uji 4.000 contoh -Nilai JPT (Rp) 3.000.000.000 -Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 10 Orang 572.000.000Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 5 Unit 1.750.000.000Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui olehKAN 1 Lingkup -Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 165.000.000Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 380.000.000
8 Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangkamendukung riset dan standardisasi industri
1 Meningkatnya hasil-hasil litbang yangdimanfaatkan oleh industri
6 Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada duniausaha
7 Meningkatnya standardisasi industri daerah
MATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEHNO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2019 KETERANGAN
Lampiran 3.
Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan SasaranProgram/KegiatanPrioritas
IndikatorKinerja Uraian Indikator
Kinerja
Tahun periode(2015-2019) Kebijakan Indikator
Kinerja Program IndikatorKinerja Kegiatan Indikator
Kinerja1 2 3 4 51. Meningkatkan
Penelitian/riset
Bertambahnya hasil Litbangterapan
MenghasilkanLitbang terapanbidang teknologiindustri
- Aplikasi diindustri,khususnyaIKM
X X X X X Memanfaatkanbidangspesialisasi/fokus dankompetensi intidaerah
Sumber dayaspesialisasi/fokus
Mengadakanpenelitian-penelitiansesuai bid.Spesialisasiterkait fokus &kompetensi intidaerah
Dihasil-kannyaLitbangsesuai fokus& kompe-tensi intidaerah.
1.Penelitian pemanfaatan komoditi agro(termasuk rempah & atsiri) sebagaibahan baku industri (5 judul pertahun)
Informasiteknologi industriagro (rempah,atsiri, hasil laut,dll).
2.Penelitian pemanfaatan bahan bakukimia dan mineral(1 judul per tahun)
Informasiteknologi kimiadan mineral
3.Penelitian teknologi penanggulanganpencemaran (1 judul/ tahun)
Informasiteknologilingkungan
4.Rancang bangun dan perekayasaanperalatan/ mesin (2 judul per tahun)
Informasiteknologiperalatan/ mesin
2. Peningkatansarana danprasaranaBaristand IndustriBanda Aceh
- teknologi- sumber informasi- jasa pelayanan
Bertambahnyasarana danprasaranalaboratorium, alatpengolah data,buku/referensiperpustakaan
-Lab-Alat pengolah data-Buku/ referensi
X X X X X Peningkat-ankemam-puanBaristand
Tersedia-nyasebagiansarana &prasarana
Penyediaanperalatanlaboratorium,alat pengolahdata dan buku-buku pustaka
Alat labrempah,atsiri, mikrobiologi,bengkel,komputer danreferensiilmiah terbaru
1. Penngadaan alat laboratorium Bertambah-nyaPeralatanlaboratorium
2. Tersedianya alat pengolah data KomputerLaptopUPSStabilizer
3. Tersedianya buku-buku pustaka Referensi/informasi ilmiah
4.Tersedianya sarana Gedung Sarana edung3. SDM yang ahli,
terampil danberkompeten
- Kualitas Jasa pelayanan Tersedianya SDMyg terampil dandan berkompeten
SDM ahli danterampil
X X X X X Alokasianggaran dariDIP/Rutin
Terealisasiprogramsesuai DIPA
Pengem-bangankompetensiSDM tingkatahli/& terampil
Kemam-puanaparatur
Menyertakan pegawaipada pelatihan manajemen/penjenjangan
Pejabat terdidik/bermotivasi
3 a Meningkatnyaprofesionalismekompetensi SDM
Meningkatnya kinerja Balai Peningkatanprofesionalismedan kompetensi
Lulusan Universitas/Akademi/Diploma/SMK
X X X X X Alokasianggaran rutin
Terealisasi-nyaanggaran rutin
Pengem-bangankompetensiSDM
Kemampuanaparatur
Menyertakan pegawai dalam diklatteknis/ pendidikan formal
Kompetensimeningkat
4. PengembangankelembagaanBaristand IndustriBanda Aceh
- Akreditasi- Survailen lab uji
Berkembang-nyalembaga BaristandIndustriBanda Aceh
- LS – Pro- Lab Uji- Dll
X X X X X Pembinaankelembagaan
Tersedian-nya lembagayangmndukungstandardisasi& mutuproduk
Akreditasikelembaga-an
Diakuinya LS-Pro dansertifikasi labuji
1.Penambahan lingkup akreditasi LS-Pro dan lab uji
Lembagaterakreditasi
2. Survailen lab. Uji Status akreditasi
3. Pembentukan Sekretariat HKI Layanan HAKI
5. Peningkatanpemahamandan/atau
Meningkatnya pemahamandan/atau digunakannya hasilLitbang
Tersosialisasinyahasil Litbang
Diketahuinyateknologi hasilLitbang
X X X X X Pengembanganindustri prioritas
Terbukanyapeluangpemanfaatan
Pembudayaandan Pemasyarakatan hasil Litbang
Dikuasainyateknologihasil Litbang
Pembinaan IKM pasca konflik, pontren,pameran/ gelar teknologi, inkubatorbisnis konveksi, buletin ilmiah serta
Tersedianya SDMindustri yangterampil
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan SasaranProgram/KegiatanPrioritas
IndikatorKinerja Uraian Indikator
KinerjaTahun periode
(2015-2019) Kebijakan IndikatorKinerja Program Indikator
Kinerja Kegiatan IndikatorKinerja1 2 3 4 5
penggunaan hasilLitbang
SDA NAD mensosialisasi-kan hasil Litbang
6. Meningkatnyasarana danprasarana
Sarana dan prasarana Terpenuhinyasarana danprasarana
GedungRuanganHalaman
X X X X X Optimalisasi sarana danprasarana
Tersedianyagedung yangmemadai
Rehabilitasi gedung/bangunan
Ruangpustaka,gudang &workshopyangrepresen-tatip
Merehabilitasi bangunan, ruang dansarana pendukung
Perpustakaan,gudang danworkshop
7. Memantau,mengevaluasi danmenindak lanjutikegiatan yang telahdilaksanakn
Kegiatan terpantau, dan sarantindaklanjut
Terevaluasinyahasil-hasil Litbangyang telahdiimplementasikan
Hasil LitbangMasyarakat
X X X X X Revitalisasi danoptimalisasiIKM
Meningkatnyaoperasinalisasipemanfaatanhasil Litbang
Evaluasi hasilkegiatanpengembanganBaristandIndustri
Data daninformasimutakhir
Pemantauan, pengendalian danevaluasi hasil Litbang Baristand Industri
Hasil pantauandan saranperbaikan
8. Pemenuhankebutuhanpelanggan/stakeholders
PelangganPelayanan
Meningkatnyapendapatan JPTsebesar 10% pertahun
JPT meningkat X X X X X Pendayagunaan sumberdayaBaristand
Termanfaatkannya SDM,peralatan,kerjasamadengan duniausaha
1. Penelitian danpengembangan
Rekomendasiteknologi
Melaksanakan kerjasama Litbangdengan industri dan instansi terkait
PenerimaanPNBP
2. Pelatihan teknis Keterampilanteknis
Melaksanakan kerjasama diklat danbantuan teknis pada dunia industri
PenerimaanPNBP
3. Pengujianbahan danproduk
SampelSTU
Melaksanakn pengujian bahan danproduk
PenerimaanPNBP
4. Standardisasidanpengawasanmutu produk
SNI,Survailen,Sampel
Melakukan pengkajian dan penyusunansistem mutu, survalen dan sampling
PenerimaanPNBP
5. PenangananPencemaran
Data laporanSampel
Pemantauan dan pengujian PenerimaanPNBP
6. Rancangbangun danperekayasaan
PrototipAlat/me-sin
Pembuatan rancang bangun danperekayasaan alat produksi
PenerimaanPNBP
9. Meningkatnyakompotensi SDMdan pemecahanmasalah
Kualitas SDMPemecahan masalah
Terlaksananyakegiatan in houseresearch
-Tekno-logi-IKM
X X X X X Meningkat--nyapenggunaanbahan baku
Tersedianyateknologi,khusus-nyabagi IKM
Inhouseresearch
Informasitekno-logi
Penelitian skala laboratorium Paket Litbang
10 Meningkatnyakegiatanoperasional rutin
KelancaranPelayanan
Meningkatnyakemampuan dankualitas pelayananteknis administratif
KualitaskuantitasPelayanan
X X X X X Optimalisa-sikemampuansarana danprasarana sertapelayananbidang ristand
Tersediafasilitaspendukungristand yangmemadai
Penataanorganisasi dantatalaksana
Meningkatnyasistempelayanan dankemampuanpenguasaanristand
1. Penyusunan program : penyusunanusulan anggaran pembangunan dankegiatan
Program
Administrasi kepegawaian & umum Data pegawai,arsip surat,keamanan,kebersihan,kesehatan
Pngelolaan keuangan termasuk JPT Data teknisData adm
Pemeliharaan inventaris kantor danperalatan lab
Penataan sarana
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan SasaranProgram/KegiatanPrioritas
IndikatorKinerja Uraian Indikator
KinerjaTahun periode
(2015-2019) Kebijakan IndikatorKinerja Program Indikator
Kinerja Kegiatan IndikatorKinerja1 2 3 4 5
11 Berdayanyapotensi dankegiatan internal
KelancaranKebutuhan internal
Meningkat-nyapemberdayaaninternal
Internal X X X X X Pembinaan kedalam BaristandIndustri
-JumlahpenerimaanCPNS
-TersedianyasisteminformasiTersedianyasarana danprasaranakerja
Pemberdayaaninternal
Berdayanyapotensiinternal
1.Pembinaan SDM dlm rangkapeningkatan peran & kinerja Baristand
Keterampilankerja
2.Pembayarn daya & jasa Terbayarnyabiaya daya danjasa
3.Pningkatan sarana kerja pegawaiBaristand
Tersedianyasarana kerjapegawai
4.Pnyusunan rencana teknis Laporan
5.Pembuatan laporan Informasi kegiatan
6.Pengadaan sarana mobilisasi Mobilisasikegiatan lancar
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
Lampiran 4.
MATRIKS INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITASBARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Tahun Anggaran : 2015 - 2019
PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS OUTPUT OUTCOME INDIKATOR
Target2015 2016 2017 2018 2019
Penelitian danpengembanganteknologi industri
1. Tersedianya hasil litbang danrancang bangun yang siapditerapkandi industri
Meningkatnya hasil litbangdan rancang bangun yangdimanfaatkan oleh industri
1. Jumlah hasil litbang danrancang bangun yangdilaksanakan
7 7 5 8 9
2. Jumlah hasil litbang yangtelah diimplementasikan/diterapkan
3 1 3 3 4
3. Jumlah hasil litbang yangdipatenkan
0 0 0 1 2
2. Terwujudnya kerjasamalitbang dan rancang bangunantar lembaga litbang,perguruan tinggi dan duniaindustri
Meningkatnya litbang danrancang bangun antarlembaga litbang, perguruantinggi dan dunia industri
Jumlah kerjasama litbangdengan lembaga litbang/perguruan tinggi/ dunia industri
2 1 2 2 2
3. Tersedianya karya ilmiahyang dipublikasikan
Meningkatnya karya ilmiahyang dipublikasikan
Jumlah karya ilmiah yangdipublikasikan
2 2 2 2 2
Pelayanan Jasa TeknisIndustri
Terwujudnya jasa pelayanan teknispada dunia usaha dan masyarakat
Meningkatnya jasa pelayananteknis pada dunia usaha danmasyarakat
1. Jumlah peserta pelatihanketrampilan dan keahlianSDM teknis bidang industri
15 15 15 20 30
2. Jumlah sampel uji 2.250 2.750 3.000 3.500 4.0003. Jumlah desain/ prototipe
rancang bangun2 3 3 3 3
4. Jumlah perusahaan yangdilayani
150 160 175 180 190
5. Nilai JPT (Rp) 1,25 M 1,65 M 1,75 M 2 M 3 MPeningkatanStandardisasi IndustriDaerah
Terwujudnya Standardisasi IndustriDaerah
Meningkatnya pelayananStandardisasi Industri Daerah
Jumlah lingkup pengakuanproduk LPK yang diakui olehKAN
3 3 3 4 4
Pengembangan SDM Tersedianya SDM litbang danpengujian yang handal
Meningkatnya kompetensiSDM litbang dan pengujian
Jumlah SDM yang memperolehsertifikat diklat
7 6 3 8 10
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS OUTPUT OUTCOME INDIKATOR
Target2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan Saranadan Prasarana
Tersedianya fasilitas/ sarana danprasarana litbang dan laboratorium
Meningkatnya fasilitas/sarana dan prasarana litbangdan lab.
Jumlah pengadaan alatlaboratorium
1 1 1 4 5
Peningkatan budayapengawasan
Terwujudnya budaya pengawasan Meningkatnya budayapengawasan dalam rangkamendukung riset danstandardisasi industri
Terlaksananya Monev kegiatan 1 1 1 1 1
Peningkatan KualitasPelayanan Publik
Terwujudnya pelayanan publikyang optimal
Meningkatnya kualitaspelayan publik
Tingkat kepuasan pelanggan 3 3,5 3,5 3 3
Peningkatan Sisteminformasi yang handal
Meningkatnya sistem informasiyang terintegrasi dan mudahdiakses oleh satuan kerja
Jumlah aplikasi sisteminformasi yang tersedia
1. Tersedianya SistemInformasi Laboratorim (SIL)
1 1 1 1 1
2. Tersedianya website 1 1 1 1 1
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
Lampiran 4.
MATRIKS INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITASBARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Tahun Anggaran : 2015 - 2019
PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS OUTPUT OUTCOME INDIKATOR
Target2015 2016 2017 2018 2019
Penelitian danpengembanganteknologi industri
1. Tersedianya hasil litbang danrancang bangun yang siapditerapkandi industri
Meningkatnya hasil litbangdan rancang bangun yangdimanfaatkan oleh industri
1. Jumlah hasil litbang danrancang bangun yangdilaksanakan
7 7 5 8 9
2. Jumlah hasil litbang yangtelah diimplementasikan/diterapkan
3 1 3 3 4
3. Jumlah hasil litbang yangdipatenkan
0 0 0 1 2
2. Terwujudnya kerjasamalitbang dan rancang bangunantar lembaga litbang,perguruan tinggi dan duniaindustri
Meningkatnya litbang danrancang bangun antarlembaga litbang, perguruantinggi dan dunia industri
Jumlah kerjasama litbangdengan lembaga litbang/perguruan tinggi/ dunia industri
2 1 2 2 2
3. Tersedianya karya ilmiahyang dipublikasikan
Meningkatnya karya ilmiahyang dipublikasikan
Jumlah karya ilmiah yangdipublikasikan
2 2 2 2 2
Pelayanan Jasa TeknisIndustri
Terwujudnya jasa pelayanan teknispada dunia usaha dan masyarakat
Meningkatnya jasa pelayananteknis pada dunia usaha danmasyarakat
1. Jumlah peserta pelatihanketrampilan dan keahlianSDM teknis bidang industri
15 15 15 20 30
2. Jumlah sampel uji 2.250 2.750 3.000 3.500 4.0003. Jumlah desain/ prototipe
rancang bangun2 3 3 3 3
4. Jumlah perusahaan yangdilayani
150 160 175 180 190
5. Nilai JPT (Rp) 1,25 M 1,65 M 1,75 M 2 M 3 MPeningkatanStandardisasi IndustriDaerah
Terwujudnya Standardisasi IndustriDaerah
Meningkatnya pelayananStandardisasi Industri Daerah
Jumlah lingkup pengakuanproduk LPK yang diakui olehKAN
3 3 3 4 4
Pengembangan SDM Tersedianya SDM litbang danpengujian yang handal
Meningkatnya kompetensiSDM litbang dan pengujian
Jumlah SDM yang memperolehsertifikat diklat
7 6 3 8 10
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS OUTPUT OUTCOME INDIKATOR
Target2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan Saranadan Prasarana
Tersedianya fasilitas/ sarana danprasarana litbang dan laboratorium
Meningkatnya fasilitas/sarana dan prasarana litbangdan lab.
Jumlah pengadaan alatlaboratorium
1 1 1 4 5
Peningkatan budayapengawasan
Terwujudnya budaya pengawasan Meningkatnya budayapengawasan dalam rangkamendukung riset danstandardisasi industri
Terlaksananya Monev kegiatan 1 1 1 1 1
Peningkatan KualitasPelayanan Publik
Terwujudnya pelayanan publikyang optimal
Meningkatnya kualitaspelayan publik
Tingkat kepuasan pelanggan 3 3,5 3,5 3 3
Peningkatan Sisteminformasi yang handal
Meningkatnya sistem informasiyang terintegrasi dan mudahdiakses oleh satuan kerja
Jumlah aplikasi sisteminformasi yang tersedia
1. Tersedianya SistemInformasi Laboratorim (SIL)
1 1 1 1 1
2. Tersedianya website 1 1 1 1 1
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
LAMPIRAN - RENCANA STRATEGIS BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEHVisi : Menjadi Lembaga Yang Unggul Dalam Riset Khususnya Atsiri, Rempah Dan Komoditi Inti/Unggulan Daerah Serta Mapan Dalam Standardisasi Industri.Misi : 1. Memberikan Layanan Jasa Riset Dan Standardisasi Untuk Mengembangkan Klaster Industri Berbasis Atsiri Dan Rempah.
2. Memberikan Jasa Layanan Teknis Yang Bermutu Dalam Pengujian, Rancang Bangun, Alih Teknologi, Konsultasi, Pelatihan, Sertifikasi Serta Informasi DalamRangka Pengembangan Industri.
3. Mendukung Pengembangan Industri Berbasis Komoditi Inti/ Unggulan Daerah
STRATEGICOBJECTIVE
STR
ATE
GIC
OU
TCO
ME
Mem
enuh
i har
apan
stak
ehol
ders
Meningkatnyakemampuan SDM risetatsiri dan standardisasi
Terbangunnya jejaringyang luas antar institusiriset dengan pemangku
kepentingan
Meningkatnya peran dan aplikasi teknologi pada industriberbasis atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah
Meningkatnyapemanfaatan
teknologi padadunia industri
Semakin lengkapnyasarana dan prasarana
riset
1
2 4
5
Meningkatnya risetuntuk karakterisasibahan, ekstraksi,
purifikasi dan aplikasi3
1. Menumbuhkan kembangkan riset dan aplikasinya2. Membangun kerjasama dan kolaborasi riset dengan
pemda, dunia usaha dan lembaga litbang lainnya.3. Melakukan sosialisasi, publikasi, pelatihan,
desiminasi, konsultasi dan alih teknologi hasil risetdan standardisasi kepada masyarakat dan duniausaha.
4. Mengembangkan lembaga terakreditasi: pengujiandan sertifikasi dalam rangka meningkatkan mutu,daya saing dan implementasi sni wajib.
5. Meningkatkan publikasi hasil riset melalui majalahilmiah (dalam dan luar negeri) serta perlindunganHKI.
Perumusan Kebijakan Pelayanan dan Fasilitasi Pengendalian & Pengawasan
1. Memfasilitasi penerapan,pengembangan dan penggunaankekayaan intelektual
2. Meningkatkan kerjasama R&Ddengan pusat-pusat teknologi baikdalam maupun luar negeri
3. Mengoptimalkan pusat inovasiteknologi
4. Meningkatkan pelayanan pengujiandan sertifikasi
5. Meningkatkan penyebaranpemanfaatan teknologi danstandardisasi
Mengoptimalkan perencanaan, pengendalianinternal, evaluasi dan monitoring
STRA
TEGI
C DR
IVER
PerspektifCapacityBuilding Membangun SDM litbang
teknologi yang berkompetensiMembangun dan mengembangkanlembaga riset yang profesional dan
dinamis
Membangun sisteminformasi teknologi dan
aplikasinya
Sarana dan Prasarana Riset
SDM Insentif LitbangOrganisasi Informasi
Lampiran 6.
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015-2019
Lampiran 7.
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 20191.
Output 7 Litbang 7 Litbang 5 Litbang 8 Litbang 9 LitbangPengembangan prosesperalatan produksi minyakpala
Rancang bangun peralatan danproses pengolahan limbahlaboratorium
Teknologi proses dan peralatanpembuatan parfum berbasis nilam danaplikasinya di IKM minyak fret (Penelitiankolaborasi sediaan industri farmasi dankosmetik)
Penelitian pemanfaatankomoditi agro (atsiri danrempah serta komoditi inti danunggulan daerah
Penelitian pemanfaatankomoditi agro (atsiri danrempah serta komoditi inti danunggulan daerah
Pemanfaatan limbahpenyulingan minyak nilamsebagai bahan pembuatanpupuk organik
Pengembangan teknologi prosesdan peralatan untuk produksigaram beryodium di Kab. Bireun
Pemanfaatan limbah nilam sebagai bahanpembuatan sabun cair serba guna
Penelitian pemanfaatan bahanbaku kimia dan mineral
Penelitian pemanfaatan bahanbaku kimia dan mineral
Peningkatan mutu dan umursimpan makanan tradisionaltimphan khas Aceh
Rancang bangun peralatanpencetak tortilla sistem otomatisberbasis pneumatik dan aplikasipada UKM "A&R Food Banda Aceh"
Modifikasi proses sistensis adsorbentdesulfurisasi berbasis besi oksida hidrat
Rancang bangun danperekayasaan peralatan/ mesin
Rancang bangun danperekayasaan peralatan/ mesin
Pengembangan peralatanpenyulingan minyak atsirijeruk purut (citrus hystrix)sistem uap
Pemanfaatan sisik ikan sebagaibahan baku pembuatan pengawetbakso dan tahu
Peningkatan mutu produk garamberyodium skala IKM
Pilot Project Pilot Project
Pengolahan limbah cair padaunit produksi adsorbentmenggunakan kolom fixedbed adsorpsi
Pemanfaatan limbah kulit biji kopisebagai adsorben emisi gas buang
Pengembangan teknologi proses danpengalengan produk ikan kayu(Keumamah) khas Aceh
Peningkatan mutu danteknologi pengemasan flakestepung buah sukun(artocarpus altillis) sebagaialternatif makanan ringan
Peningkatan mutu minyak nilamrakyat dengan menggunakanstearin
Teknologi proses pengolahankertas seni berbasis limbahkulit durian dengan pewarnaalami
Penyisihan logam berat dalamlimbah pengolahan emas denganmenggunakan cangkang telur ayamsebagai adsorben
Uraian Kegiatan LitbangyasaNo Kinerja
Kajian, Litbang dan Rekayasa Teknologi Industri
TAHUN 2015 - 2019TAHAPAN PENGEMBANGAN PENELITIAN, KAJIAN DAN PEREKAYASAAN TEKNOLOGI INDUSTRI
Lampiran 8.
RINCIAN ANGGARAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEHTAHUN 2015-2019
No Fokus AreaAnggaran (Rp)
Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018 Th 2019
1. Penelitian, kajian danperekayasaan 524.300.000 614.735.000 395.869.000 800.000.000 1.000.000.000
2. Pengujian 872.600.000 912.760.000 826.400.000 1.250.500.000 1.500.750.000
3. Sertifikasi 69.355.000 118.190.000 167.000.000 274.000.000 288.660.000
4. Pelatihan dan Bimbingan teknis 54.900.000 66.185.000 - 153.000.000 161.000.000
5. Pengembangan SDM 80.900.000 56.400.000 40.450.000 188.500.000 197.750.000
6. Promosi/ publikasi/ sosialisasi/deseminasi 190.570.000 167.300.000 122.850.000 498.000.000 523.000.000
7. Akreditasi/survailence/Reakreditasi 147.675.000 159.740.000 318.895.000 378.600.000 397.500.000
8.Kerjasama Industri; PenguatanInfrastruktur litbang dan layananjasa teknis; dan atau website/ SIL
24.020.000 - - 971.308.000 1.019.000.000
9. Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monev 213.555.000 342.580.000 330.100.000 692.600.000 727.400.000
10. Layanan Perkantoran 8.848.188.000 9.297.030.000 9.975.382.000 12.658.765.000 13.741.703.000
11.Sarana dan Prasarana (saranalitbang dan sarana terkait SNIWajib dan laboratorium)
388.000.000 413.915.000 - 635.000.000 666.750.000
TOTAL 11.414.063.000 12.148.835.000 12.176.946.000 18.500.273.000 20.223.513.000
Sasaran Strategis (SS) 2015 2016 2017 2018 2019
3 5 7 8 9 10 11 12
1. Jumlah hasil prioritasyang dikembangkan
penelitian 2 2 3 4 4
2. Jumlah hasil litbangyang siapdiimplementasikan
penelitian 3 1 3 3 4
3. Jumlah teknologiyang dapatmenyelesaikanpermasalahanindustri (problemsolving)
Paketteknologi
1 1 2 3 4
2. Meningkatnya karya tulisilmiah yang dipublikasikan
Tersedianya karyailmiah yangdipublikasikan
Terbitan 2 2 2 2 2
1. Tersedianya SistemInformasiLaboratorium (SIL)
Jumlah 1 1 1 1 1
2. Tersedianya website Jumlah 1 1 1 1 1
2. Meningkatkan indekskepuasan pelanggan
Terlaksananyaindeks kepuasanpelanggan
Indeks 3 3,5 3,5 4 4
Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU)
1 2 4
Lampiran 9.
6
Peta Strategi dan Matriks Alur Indikator Kinerja Utama (IKU) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
BPPI BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEHOUTCOME INDIKATOR Satuan
Target
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN/ STAKEHOLDER (S)BP. S1 Meningkatnya
hasil-hasilLitbang yangdimanfaatkanoleh industri
S5.1 BP. S1.1 Meningkatnyapenguasaanteknologiindustri,pengembanganinovasi
Meningkatnyapenelitian danpengembanganteknologi industri
1. Meningkatnya hasil litbangdan rancang bangun yang siapditerapkan di industri
Tersedianya hasillitbang dan rancangbangun yangdimanfaatkan olehindustri
Jumlah terbitan karyatulis ilmiah yangdipublikasikan
PERSPEKTIF PROSES PELAKSANAAN TUGAS POKOK (T)BP.T3 Meningkatnya
kualitaspelayanan daninformasi publik
T5.1 BP.T3.1 Indeks KepuasanMasyarakat
Meningkatnya kualitaspelayanan publik
1. Meningkatkan kualitaspelayanan publik
Terwujudnyapelayanan publikyang optimal
Tingginya nilai indekskepuasan pelanggan
KEMENTERIANPERINDUSTRIANREPUBLIKINDONESIA
BADANPENELITIANDANPENGEMBANGANINDUSTRI
BALAIRISETDANSTANDARDISASIINDUSTRIBANDAACEHJl.CutNyakDhienNo.377LamteumenTimurBandaAceh
Telp.0651-49714Fax.0651-49556e-mail:[email protected]
website:www.baristandaceh.kemenperin.go.id