55
LAPORAN TUGAS AKHIR RA. 141581 SEMESTER GASAL 2014-2015 RESOR AGRIKULTUR JATIARJO MAHASISWA : CHRISTINE MARTHA EVELYN LUKMANTO NRP : 3211100050 PEMBIMBING : Ir. RULLAN NIRWANSJAH, MT. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2015

RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

LAPORAN TUGAS AKHIR RA. 141581 SEMESTER GASAL 2014-2015

RESOR AGRIKULTUR JATIARJO

MAHASISWA : CHRISTINE MARTHA EVELYN LUKMANTO

NRP : 3211100050

PEMBIMBING : Ir. RULLAN NIRWANSJAH, MT.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2015

Page 2: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

FINAL PROJECT REPORT RA. 141581 EVEN SEMESTER 2014-2015

JATIARJO AGRICULTURAL TOURISM

RESORT

STUDENT : CHRISTINE MARTHA EVELYN LUKMANTO

NRP : 3211100050

ADVISOR : Ir. RULLAN NIRWANSJAH, MT.

ARCHITECTURE DEPARTMENT

FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING

SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY

2015

Page 3: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository
Page 4: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

i

ABSTRAK

RESOR AGRIKULTUR JATIARJO

Oleh

Christine Martha Evelyn Lukmanto

NRP : 321100050

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Di

Indonesia pertanian hingga saat ini masih dinilai sebagai sektor penggerak

perekonomian yang penting dan terbukti memiliki ketahanan yang paling tinggi pada

saat terjadi dan pasca periode krisis ekonomi maupun krisis moneter sejak awal 1997.

Namun dewasa ini minat masyarakat pada sektor pertanian semakin menurun dan

menyebabkan penurunan jumlah lahan pertanian dan tenaga kerja untuk sektor ini.

Dengan adanya permasalahan ini dan berbagai dampak yang ditimbulkan, dapat

diprediksi bahwa Indonesia akan menghadapi kemungkinan krisis pangan dimasa

depan. Berawal dari keprihatinan penulis akan permasalahan tersebut, maka Tugas

Akhir ini dibuat dengan mengangkat isu dari bidang pertanian yaitu fenomena

kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan kondisi pertanian Indonesia.

Untuk menyelesaikan isu ini diajukan usulan obyek berupa Resor Agrikultur yang

berlokasi di desa Jatiarjo, Pasuruan. Metode yang digunakan dalam pembentukan

konsep dan pemunculan desain obyek adalah metode Engineering Design Process

oleh Michael J. French dan metode Metafora. Dengan menggunakan kedua metode

tersebut, resor ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan dari isu.

Kata kunci: Pertanian, Resor, Jatiarjo, Engineering Design Process, Metafora.

Page 5: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

ii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 6: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

iii

ABSTRACT

JATIARJO AGRICULTURAL TOURISM RESORT

By

Christine Martha Evelyn Lukmanto

NRP : 321100050

The history of agriculture is part of the history of human culture. In

Indonesian agriculture is still considered as an important sector for economic growth

and proved to have the highest resistance in the event and after the period of

economic crisis and financial crisis since the beginning of 1997. But these days the

public interest in the agricultural sector declined and led to a decrease in the number

of agricultural land and labor for this sector. With the existence of this problem and

the various impacts of that problem, can be predicted that Indonesia will face the

possibility of a food crisis in the future. Starting from the concern of the author for

that problem, then this final project was made by raising the issue of agriculture,

namely the phenomenon of lack of knowledge and public awareness of the condition

of Indonesian agriculture. To resolve this issue, the object of this final project

proposed in the form of agricultural resort located in Jatiarjo village, Pasuruan. The

method used in the concept and design objects is a method of Engineering Design

Process by Michael J. French and method of Metaphor. By using both methods, the

resort is expected to solve the problem of the issue.

Keywords: Agriculture, Resort, Jatiarjo, Engineering Design Process,

Metaphor

Page 7: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

iv

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 8: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Resor Agrikultur Jatiarjo” dengan tepat

waktu.

Atas terselesaikannya tugas akhir ini penulis merasa perlu berterima kasih kepada:

- Bapak Rullan Nirwansjah, MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

instruksi dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis

- Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan selama ini baik secara materi

maupun doa

- Teman-teman yang selalu sedia membantu, memberikan masukan, menyemangati dan

membantu proses penyusunan TA ini

Menyadari masih banyaknya kekurangan yang terdapat pada tugas akhir ini baik

dari segi pembahasan maupun bahasa, itu semua murni karena keterbatasan penulis

semata. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik

konstruktif dari pembaca demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Penulis menyadari betul

sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak akan terwujud

dan masih jauh dari sempurna.

Akhirnya penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi yang membutuhkan.

Surabaya, 7 Juli 2015

Penulis

Page 9: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

vi

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 10: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ____________________________________________________ i

KATA PENGANTAR ___________________________________________ v

DAFTAR ISI ___________________________________________________ vii

DAFTAR GAMBAR ___________________________________________ ix

DAFTAR TABEL _______________________________________________ xi

I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang ______________________________________ 1

I.2 Isu dan Konteks Desain _______________________________ 2

I.3 Permasalahan dan Kriteria Desain _______________________ 3

II Program Desain

II.1 Tapak dan Lingkungan _______________________________ 5

II.2 Pemrograman Fasilitas dan Ruang ______________________ 9

III Pendekatan dan Metoda Desain

III.1 Pendekatan Desain __________________________________ 13

III.2 Metoda Desain _____________________________________ 14

III.3 Konsep Desain _____________________________________ 16

IV Eksplorasi Desain

IV.1 Eksplorasi 1 _______________________________________ 19

IV.2 Eksplorasi 2 _______________________________________ 20

IV.3 Eksplorasi 3 _______________________________________ 21

IV.4 Hasil Desain _______________________________________ 22

IV Kesimpulan _______________________________________________ 35

DAFTAR PUSTAKA ____________________________________________ 37

BIODATA PENULIS ____________________________________________ 39

Page 11: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

viii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 12: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Kriteria Hotel Bintang Tiga ______________________________ 4

Tabel II.1 Perhitungan Kebutuhan Ruang ___________________________ 10

Page 13: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

xii

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 14: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

1

BAB I

PENDAHULUAN

- I.1 -

Latar Belakang

Di Indonesia pertanian hingga

saat ini masih dinilai sebagai sektor

penggerak perekonomian yang penting

dan terbukti memiliki ketahanan yang

paling tinggi pada saat terjadi dan

pasca periode krisis ekonomi maupun

krisis moneter sejak awal 1997.

Kemudian ketangguhan sektor

pertanian sebagai fondasi

pembangunan ekonomi suatu negara

juga telah dibuktikan oleh negara

tetangga seperti Thailand (Syarifah

maryam, 2006). Namun demikian

Indonesia diprediksi akan menghadapi

kemungkinan krisis pangan yang

cukup berat. Krisis ini disebabkan oleh

memburuknya krisis agraria. Indonesia

harus memperluas areal lahan

pertanian agar mampu mengimbangi

naiknya grafik konsumsi pangan

masyarakat. Masalahnya, pada saat ini

ternyata sektor pertanian sudah tidak

lagi menjanjikan. Dari data BPS,

dalam waktu 10 tahun terakhir telah

terjadi alih fungsi lahan sawah seluas

80.000 ha per tahun. Dalam jangka

pendek, alih fungsi memang belum

terasakan dampaknya terhadap

ketahanan pangan. Namun, bila terus

terjadi tanpa ada langkah-langkah

menghentikannya maka hal ini akan

mengganggu ketahanan pangan

nasional.

Di samping itu, menurunnya

jumlah tenaga kerja di sektor pertanian

juga menjadi ancaman yang nyata pada

produktifitas pertanian. Sehingga dapat

diprediksi dalam waktu yang tidak

lama lagi, niscaya Indonesia akan

mengalami krisis pangan yang

merupakan bentuk terburuk krisis

agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya

berimbas pada kehidupan kaum tani

sebagai kalangan yang paling

menggantungkan hidupnya pada

sokongan sumber-sumber agraria.

Krisis ini akan menimpa seluruh rakyat

Indonesia.

Petani menghadapi banyak

permasalahan dalam perannya

menghasilkan bahan pangan. Selain

permasalahan yang muncul pada aspek

budidaya, lahan (tanah) dan

pengendalian HPT (Hama dan

Penyakit Terpadu), permasalahan

Page 15: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

2

petani dan pertanian di Indonesia

begitu kompleks baik yang kemudian

tergolong secara makro maupun mikro.

Secara makro masalah utama

pertanian di Indonesia adalah

Marginalisasi pertanian, cirinya adalah

banyak petani yang berorientasi pada

pertanian off farm1 dan sedikitnya

jumlah exchange farmer2. Kurangnya

pengetahuan, kepedulian dan

dukungan masyarakat akan sektor

pertanian adalah salah satu faktor

penyebab pertanian on farm3 kurang

diminati dan membuat generasi muda

enggan menjadi petani, sehingga

menghambat sektor pertanian untuk

berkembang.

1 Pertanian off farm adalah proses

komersialisasi hasil-hasil budidaya

pertanian, seperti pedagang, pengepul dan

lain-lain.

2 Exchange farmer, mayoritas umur petani

saat ini 70 tahun dan yang berumur

dibawah 30 tahun jumlahnya sedikit,

kebanyakan generasi muda enggan

menjadi petani.

3 Pertanian on farm adalah seluruh proses

yang berhubungan langsung dengan proses

budidaya pertanian, seperti menyemai

bibit, mengawinkan hewan ternak,

memupuk, memberi pakan ternak,

mengendalikan hama dan penyakit, panen

dan lain-lain.

- I.2 -

Isu dan Konteks Desain

Dari latar belakang yang telah

disampaikan terlihat bahwa petani

menghadapi banyak permasalahan

dalam perannya menghasilkan bahan

pangan. Dan oleh karena itu

dibutuhkan pihak lain untuk membantu

petani dalam menyelesaikan masalah

tersebut. Secara makro dapat

disimpulkan permasalahan pertanian di

Indonesia adalah banyak petani yang

berorientasi pada off farm dan

kebanyakan generasi muda enggan

menjadi petani. Kurangnya

pengetahuan, kepedulian dan

dukungan masyarakat akan sektor

pertanian adalah salah satu faktor

penyebab pertanian on farm kurang

diminati dan membuat generasi muda

enggan menjadi petani, sehingga

menghambat sektor pertanian untuk

berkembang.

Dari permasalahan ini timbul

pertanyaan, bagaimana arsitek bekerja

sama dengan petani dapat

menggunakan ilmu dan pengetahuan

mereka untuk membantu

pengembangan pertanian.

Dari uraian isyu maka usulan

obyek arsitektural yang diajukan

adalah sebuah resor agrikultur.

Merupakan resor wisata agrikultur

Page 16: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

3

yang memiliki hubungan langsung

dengan pertanian lokal dan

menyediakan fasilitas wisata agrikultur

seperti wisata berkebun dan memetik

buah. Selain itu resor ini juga

menggunakan produk-produk

pertanian lokal dan juga menyediakan

fasilitas dimana pengunjung resor

dapat membeli produk-produk

pertanian lokal. Diharapkan resor ini

dapat menjadi jembatan antara petani

dengan masyarakat sehingga

masyarakat dapat lebih mengenal dan

menaruh minat pada bidang pertanian

dan produk pertanian lokal. Dan

dengan begitu dapat mendorong

peningkatan produksi dan

mengembangan pertanian lokal.

- I.3 -

Permasalahan dan Kriteria Desain

Secara keseluruhan kriteria dari

obyek rancangan dijabarkan sebagai

berikut:

1. Desain resor haruslah sesuai tapak

disekitarnya, dan lantai dasarnya

haruslah berdasar dari karakteristik

garis dari tapaknya.

2. Desain resor haruslah

merepresentasikan kekhasan lahan

dalam hal ini dengan cara

memetaforakan Gunung Arjuna.

Lebih jauh, bentuk tersebut juga

mengacu pada sejarah dari

tapaknya.

3. Desain resor ini harus dapat

memfasilitasi semua kegiatan

wisata dan edukasi pertanian.

4. Desain hunian dalam resor

haruslah terintegrasi dengan lahan

pertanian yang ada disekitarnya.

5. Lokasi hunian pada umumnya

terpisah dari masyarakat atau

penduduk lokal, sehingga dampak

negatif yang ditimbulkannya

diharapkan terkontrol. Selain itu

pencemaran sosial budaya yang

ditimbulkan akan terdeteksi sejak

dini.

Page 17: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

4

Selain kriteria-kriteria yang telah

dijabarkan diatas, karena obyek

arsitektural yang diajukan berupa hotel

resor maka kriteria desain harus

mengacu pada ketentuan dan kriteria

klasifikasi hotel yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Pariwisata tahun

1995. Akan tetapi untuk jumlah kamar

hotel resor tidak diharuskan sesuai

dengan golongan kelas hotel asalkan

seimbang dengan fasilitas penunjang.

Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor.

KM 3/HK 001/MKP/02.

Hotel resor ini ditetapkan akan

mengacu pada kriteria dari klasifikasi

hotel berbintang tiga sebagai berikut:

Table I.1. Kriteria Hotel Bintang Tiga

JENIS FASILITAS HOTEL BINTANG TIGA

Kamar Tidur Minimal 30 kamar

Suite Room 2 kamar

Luas Kamar 18 m2, 26 m2

Restoran, Bar Minimal 1 buah

Function Room Minimal 1 buah

Rekreasi dan Olahraga Kolam Renang, ditambah 2 sarana lain

Ruang Sewa Perlu minimal 1 ruang

Lounge Wajib

Taman Perlu

Sumber: Keputusan Dirjen Pariwisata

Page 18: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

5

BAB II

PROGRAM DESAIN

- II.1 -

Tapak dan Lingkungan

Lokasi rancangan dapat

memunculkan variasi bentuk bangunan

dan tapak yang berbeda karena adanya

pertimbangan-pertimbangan dari

kondisi dan faktor-faktor karakteristik

lokasi. Oleh karena itu dalam

menentukan lokasi ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan yaitu kriteria-

kriteria agar sesuai dengan kebutuhan

dari obyek rancang.

Resor ini merupakan resor yang

mengutamakan pendidikan di bidang

agrikultur sebagai visinya dengan

menyediakan program-program wisata

edukasi yang menyenangkan. Oleh

karena itu resor ini merupakan suatu

bangunan pubik yang disediakan bagi

masyarakat luas, dan untuk itu

dibutuhkan lahan dengan efektifitas

tinggi agar dapat mendukung segala

kegiatan dan program dari resor ini.

Dengan mempertimbangkan hal

tersebut maka untuk menentukan

lokasi lahan yang tepat untuk obyek ini

maka kriteria yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut:

• Mudah diakses

• Terdapat potensi wisata yang dapat

dikembangkan

• Berada disekitar lahan pertanian

• Terdapat daya tarik wisata lain

disekitar lahan

• Memiliki Iklim mikro yang

mendukung untuk wisata agrikultur

• Keadaan lingkungan sekitar yang

mendukung, baik aspek geografi,

ekonomi dan sosial.

• Lahan merupakan kawasan

peruntukan pariwisata

Dan kemudian dari kriteria yang ada

maka dipilihlah sebuah lahan yang

berlokasi di Desa Jatiarjo, Kecamatan

Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa

Timur. Sesuai dengan kriteria yang

dijelaskan sebelumnya, lahan ini

memenuhi segala kriteria tersebut.

Gambar II.1. Peta Lokasi Desa Jatiarjo

Desa Jatiarjo berada di kaki Gunung

Arjuna, dengan jarak tempuh dua jam

Page 19: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

6

dari Surabaya dan satu jam dari

Malang.

Lahan yang dipilih memiliki luasan

25.000 m2 , berada di area pedesaan

Jatiarjo dengan batas-batas lahan yang

sebagian besar masih berupa hutan

yaitu Taman Hutan Raya R. Soeryo.

Gambar II.2. Peta Batas- Batas Site

Topografi

Topografi dari lahan didominasi oleh

kemiringan 10-15% dan 5-10%. Untuk

daerah lahan dengan kemiringan 10-

15% adalah kemiringan agak curam

untuk fungsi ruang terbuka aktif dan

bangunan masif. Struktur masif

(bangunan, jalan, dll) secara umum

sebaiknya dibuat pararel terhadap

kontur untuk meminimalkan cut and

fill. Sedangkan kemiringan 5-10%

tergolong landai dan ideal untuk fungsi

ruang terbuka aktif dan penempatan

bangunan masif, tetapi perlu

pertimbangan perletakan terhadap arah

kemiringan.

Page 20: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

7

Gambar II.3. Peta Kontur Lahan

Iklim Mikro

Kondisi wilayah Kabupaten Pasuruan

terdiri dari daerah pegunungan

berbukit dan daerah dataran rendah.

Desa Jatiarjo berada di ketinggian

antara 800 sampai 1500 m dpl. dengan

suhu udara 20-25oC dan curah hujan

rata-rata 2700 mm pertahun.

Potensi Kawasan

Memiliki potensi wisata yang cukup

bervariasi karena berdekatan dengan

lokasi TAHURA R. Soeryo. Selain

flora dan fauna serta pemandangan

alam yang indah pada kawasan

tersebut terdapat juga tempat

pemandian sumber air panas,

Arboretum Cangar yaitu tempat

koleksi tanaman langka, Arboretum

Sumber Brantas, Gua-gua Jepang,

Petapaan Abiyoso, Candi Sepilar,

Padang Rumput Lalijiwo, Pondok

Welirang, Puncak Welirang, Petapaan

Indrokilo, dan Taman Safari II Prigen.

Page 21: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

8

Gambar II.4. Peta Wisata Kabupaten Pasuruan

Sosial Budaya

Desa Jatiarjo memilki 2 suku paling

dominan yakni Madura dan Jawa,

bahasa pergaulan seharí-hari

menggunakan bahasa Madura dan

Jawa. Mayoritas penduduk beragama

muslim, tetapi di beberapa dusun

masih ada yang menganut aliran

Kejawen (agama Jawa) terutama pada

dusun yang paling dekat dengan

komplek pertapaan Indrokilo.

Indrokilo sendiri merupakan Candi

Hindu Peninggalan Kerajaan

Singosari. Berangkat dari kondisi

alamnya, maka di dua desa tersebut

masyarakatnya terkondisi untuk

mengembangkan pertanian sebagai

basis mata pencahariannya. Namun

dengan semakin banyaknya industri

yang merambah dibeberapa desa

tetangga dua desa ini maka sebagian

penduduk yang sebelumnya bertani,

terutama perempuan beralih profesi

sebagai buruh pabrik.

Gambar II.5. Gambaran ProfesiPenduduk Desa Jatiarjo

Mayoritas penduduk bekerja sebagai

petani. Mereka menanam beraneka

tanaman pangan utama seperti jagung,

kacang kedelai, kacang tanah dan padi

ladang. Beberapa diantaranya adalah

pegawai negeri, pedagang, buruh

pabrik, dan tukang ojek.

Page 22: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

9

- II.2 -

Pemrograman Fasilitas dan Ruang

Obyek rancang merupakan

sebuah resor yang mengutamakan

edukasi akan pertanian untuk

pengunjung sebagai visinya, selain itu

resor ini menyediakan berbagai

program wisata yang menarik sehingga

membuat pengunjung dapat belajar

sambil bersenang-senang dengan

adanya program-program wisata yang

menyenangkan. Hal ini diharapkan

dapat menjadi kelebihan dari resor ini

yang membuat orang-orang tertarik

untuk menginap dan mempelajari

tentang pertanian. Lingkup batasan

dari obyek rancang ini antara lain:

Lingkup edukasi

Edukasi yang coba ditawarkan oleh

resor ini adalah edukasi yang

menyenangkan di bidang pertanian.

Diharapkan melalui resor ini para

pengunjung dapat merasakan secara

langsung kehidupan pertanian dan

mengenal pertanian lebih dekat. Resor

ini menawarkan berbagai program

yang dapat dipilih dan diikuti oleh para

pengunjung, selain dapat merasakan

langsung kehidupan pertanian mulai

dari proses menanam sampai memanen

juga merawat hewan, pengunjung juga

dapat merasakan makanan yang diolah

dari bahan-bahan hasil pertanian lokal.

Lingkup rekreasi

Letak resor yang strategis

memudahkan para pengunjung untuk

berwisata di objek-objek wisata lokal

sekitar. Oleh karena itu untuk

memudahkan para pengunjung untuk

berwisata ke tempat-tempat tersebut

maka resor ini juga menyediakan tour

service dengan local guide yang siap

memandu para pengunjung.

Selain itu resor ini juga menyediakan

berbagai fasilitas rekreasi lainnya

seperti kolam renang, observation deck

yang dapat diakses oleh para

pengunjung, sauna, penyewaan sepeda,

dan wisata pertanian dimana para

pengunjung dapat belajar cara bertani

pada penduduk sekitar di lahan

pertanian yang ada disekitar lahan.

Lingkup komersial

Sebagai resor yang menyediakan

fasilitas edukasi dan rekreasi, resor ini

tentunya memperoleh keuntungan dari

pengunjung yang menginap, namun

selain itu resor ini juga memberikan

keuntungan bagi petani lokal yaitu

dengan menyediakan fasilitas

penunjang yang saling menguntungan

untuk pengunjung dan petani lokal.

Fasilitas tersebut berupa supermarket

yang menediakan produk pertanian

yang merupakan hasil dari pertanian

lokal, sehingga petani lokal dapat

Page 23: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

10

diuntungkan dan pengunjung dapat

memperoleh produk pertanian yang

segar langsung dari sumbernya.

Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang meliputi jenis ruang, jumlah ruang, kapasitas, dan besaran

ruang. Sumber-sumber standar besaran ruang antara lain diambil dari:

- Time-Saver Standards for Building Types-2nd Edition

- Ernst and Peter Neufert-Architects’ Data 3rd Edition

- The Architects’ Handbook

- Metric Handbook Planning and Design Data 3rd Edition

Tabel II.1. Perhitungan Kebutuhan Ruang

JENIS RUANG STANDART KAPASITAS LUAS RUANG (M2)

Lobby

Front desk area 2 m2/org 20 orang 40

ATM Center 3 m2/ATM 4 ATM 12

Lounge 2 m2/org 50 orang 100

Sirkulasi 30% 46

Total Luasan Lobby 198

Multifunction Room 1,3 m2/org 500 orang 650

R. Sewa 2 m2/org 30 orang 75

Bar 2 m2/org 60 orang 150

R. Sauna 95 m2/ruang 30 orang 95

Supermarket 2 m2/org 100 orang 250

Restauran 2,2 m2/org 150 orang 350

Coffee Shop 2 m2/org 100 orang 200

Kantor Pengelola

R. Administrasi 50 m2/ruang 10 orang 50

Page 24: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

11

R. Pimpinan 50 m2/ruang 1 orang 30

R. Staff 70 m2/ruang 14 orang 70

R. Meeting 60 m2/ruang 12 orang 60

Pantry 20 m2/ruang 20

Toilet 1,2 m2/unit

WC

10 orang 30

Sirkulasi 30% 78

Total Luasan Area Kantor Pengelola 338

Area Servis

Laundry 1,3 m2/orang 10 orang 100

Ruang CCTV 8 m2/ruang 2 orang 8

Gudang Alat 10 m2/ruang 10

Ruang Istirahat Dan

Loker

50 m2/ruang 15 orang 50

Ruang ME 60 m2/ruang 60

Sirkulasi 30% 68

Total Luasan Area Servis 296

Area hunian

cottage 35 m2/cottage 2-4 orang 735

Sirkulasi 30% 220

Total Luasan Area Hunian 955

Page 25: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

12

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 26: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

13

BAB III

PENDEKATAN DAN METODA

- III.1 -

Pendekatan Desain

Pendekatan desain dimulai dengan

mencari solusi dari isu yang telah

dijelaskan yaitu kurangnya

pengetahuan, kepedulian dan

dukungan masyarakat akan sektor

pertanian. Dari isu tersebut muncul

pertanyaan, bagaimana arsitek

mendesain solusi arsitektural untuk isu

ini?

Di dalam implementasinya,

pengetahuan, kepedulian dan

dukungan tidak dapat timbul dengan

sendirinya, namun harus melalui

pengenalan terlebih dahulu.

Bagaimana cara mengenalkan

masyarakat dengan sektor pertanian?

Salah satunya yaitu dengan

pengedukasian.

Edukasi yang seperti apakah yang

kiranya efektif untuk kasus ini? Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

manusia belajar 10% dari yang dibaca,

20% dari yang didengar, 30% dari

yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan

didengar, 70% dari yang diucapkan,

dan 90% dari yang diucapkan dan

dikerjakan serta 95% dari apa yang

diajarkan kepada orang lain (Dryden &

Voss, 2000). Artinya belajar paling

efektif jika dilakukan secara aktif oleh

individu tersebut. Selain itu

pembelajaran yang dilaksanakan

haruslah dilakukan dengan tetap

memperhatikan suasana belajar yang

menyenangkan. Mengapa

pembelajaran harus menyenangkan?

Dryden dan Voss(2000) mengatakan

bahwa belajar akan efektif jika suasana

pembelajarannya menyenangkan.

Seseorang yang secara aktif

mengkonstruksi pengetahuannya

memerlukan dukungan suasana dan

fasilitas belajar yang maksimal.

Dari uraian tersebut maka solusi

arsitektural yang akan didesain

haruslah merupakan fasilitas belajar

yang menyenangkan dan dapat

membuat individu berperan secara

aktif dalam proses pembelajaran. Maka

solusi desain yang terpikir adalah

sebuah fasilitas wisata edukasi

pertanian berupa resor yang

terintegrasi dengan lahan pertanian.

Selain itu resor ini haruslah menjadi

fasilitas wisata edukasi yang juga dapat

Page 27: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

14

merepresentasikan kekhasan daerah

dari lahan yang terpilih nantinya.

Untuk itu dalam upaya

merepresentasikan kekhasan lokal

maka pendekatan desain yang akan

digunakan untuk mendesain resor

agrikultur ini adalah metafora, yaitu

dengan memetaforakan kekhasan atau

sejarah dari lahan yang terpilih nanti.

- III.2 -

Metoda Desain

Dalam mendesain resor ini

digunakan dua jenis metode yaitu

engineering design process untuk

metode perencanaan dan metafora

untuk metode perancangan.

Konsep perencanaan resor ini

mengutamakan suasana alami yang

menonjolkan konsep kehidupan

pertanian dan pemanfaatan wisata alam

yang ada disekitar resor. Dengan

menggunakan metode engineering

design process diharapkan resor ini

mampu menjadi fasilitas edukasi untuk

pertanian dan menyediakan rekreasi

yang menarik sebagai perhatian para

pengunjung.

Gambar III.1. Skema Metode engineering design process

Page 28: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

15

Sedangkan konsep perancangan

dari resor ini menggunakan metode

rancang metafora. Metafora

merupakan gaya bahasa dalam

berarsitektur untuk membandingkan

kesamaan suatu sifat obyek dengan

sifat obyek yang lain. Metafora dalam

arsitektur mengibaratkan arsitektur

sebagai sebuah bahasa yang dapat

mengandung sebuah pesan di

dalamnya. Ketika kata dan imaji tidak

mampu lagi menyampaikan pesan,

arsitektur dalam bahasa metafora

menjawabnya dengan bentuk, ruang

dan fungsi.

Jenis metafora yang digunakan

dalam objek rancang ini adalah

metafora kombinasi, yaitu dengan

mengambil beberapa sifat dan karakter

dari Gunung Arjuna. Karakteristik

Gunung Arjuna digunakan dalam

pendekatan rancang ini untuk

menghadirkan tatanan bentuk, dan

tampilan bangunan yang dapat

memunculkan kekhasan dari daerah

dimana resor ini akan dirancang.

Page 29: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

16

- III.3 -

Konsep Desain

Konsep perencanaan dari resor

ini menggunakan metoda desain

Engineering Design Process, yang

kemudian dijelaskan dalam skema

berikut:

Gambar III.2. Skema Metode Perencanaan

Page 30: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

17

Page 31: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

18

Kemudian untuk konsep perancangan

digunakan metode metafora.Konsep

yang ingin ditekankan dalam

perancangan resor ini adalah

bagaimana menampilkan karakter

Gunung Arjuna yang sebenarnya.

Hal pertama yang dilakukan adalah

dengan mendeskripsikan karakter-

karakter yang ada pada Gunung

Arjuna. Dari berbagai karakter yang

ada kemudian akan diambil satu

karakter yang akan ditekankan dalam

desain resor ini yaitu karakter alami

dan hijau dari Gunung Arjuna.

Dan kemudian hal ini berusaha dicapai

yaitu dengan merancang arsitektur

yang tidak mendominasi tapak

melainkan arsitektur yang mampu

menyatu dengan tapak dan lingkungan

sekitarnya. Hal ini dicapai dengan

desain bentukan bangunan yang

menyatu kontur lahan yang berada di

kaki Gunung Arjuna, sehingga

bangunan ini diusahakan seminimal

mungkin menimbulkan ‘polusi visual ‘

bagi kealamian kaki Gunung Arjuna.

Gambar III.3. Skema Karakteristik Gunung Arjuna

Gambar III.4. Konsep Metafora Bangunan

Page 32: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

19

BAB IV

EKSPLORASI DESAIN

- IV.1 -

Eksplorasi 1

Konsep Bentuk

Bangunan utama yang

merupakan wajah dari resort ini

mengambil karakteristik Gunung

Arjuna yang penuh keagungan.

Keagungan yang dimaksud akan

dimunculkan melalui dimensi massa

dan dimensi ruang lobby bangunan,

sehingga ketika memasuki entrance

pengunjung dapat merasakan

keagungan dari resort ini. Bangunan

utama didesain menjadi bangunan

berlantai satu dengan pemilihan

material alami seperti batuan alam,

kayu dan ornamen tanaman hijau

sehingga memberikan kesan alami dan

menyegarkan.

Untuk cottage hunian

mengambil bentukan dasar Gunung

Arjuna yang menjulang ke langit dan

mengerucut. Maka bentukan massa

dari hunian ini akan dibuat 2 level dan

dinaikan dari permukaan tanah. Dan

seperti legenda Gunung Arjuna yang

terpotong maka bentukan dasar dari

resort ini akan dibuat bagaikan

terpotong. Bangunan hunian ini

merupakan gabungan dari cottage-

cottage hunian yang walaupun

disatukan dalam satu gedung namun

tetap memberikan privasi bagi

pengunjung dengan adanya sekat-sekat

yang memisahkan antar cottage, selain

itu setiap cottage akan memiliki teras

taman sehingga kesan alami akan lebih

terasa. Untuk lebih menampilkan

konsep alami maka bentukan bangunan

akan diberi rongga yang akan

difungsikan sebagai taman. Area

hunian akan terdiri dari beberapa

massa bangunan yang berisikan

cottage-cottage, kemudian bangunan-

bangunan ini akan dihubungkan

dengan jalur sirkulasi setapak yang

berkelok-kelok seperti jalan di

pegunungan. Namun demikian

penataan dari massa-massa ini akan

diatur agar memudahkan akses dari

pengunjung. Permainan perbedaan

ketinggian akibat kontur daerah

pegunungan akan membuat penataan

dari massa-massa bangunan hunian

menjadi semakin menarik.

Gambar IV.1. Skema Konsep Bentukan Massa

Bangunan

Page 33: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

20

- IV.2 -

Eksplorasi 2

Konsep Zoning Ruang

Resort ini secara garis besar akan

dibagi kedalam dua zona yaitu area

bangunan utama dan area hunian dan

pertanian. Konsep zoning ruang untuk

area-area di resort ini diperoleh dari

karakteristik site dan menggunakan

pendekatan rancang metafora dari

karakteristik Gunung Arjuna. Seperti

halnya legenda dari Gunung Arjuna

yang terpototong dan potongannya

diberi nama Gunung Wukir, site ini

terbagi menjadi dua area yang

merepresentasikan kedua gunung

tersebut. Area bangunan utama

merupakan representasi dari Gunung

Wukir dan area hunian dan pertanian

adalah representasi dari Gunung

Arjuna yaitu gunung yang menurut

legenda merupakan tempat Arjuna

bertapa untuk memperoleh kesaktian.

Sedangkan penempatan kedua area ini

pada site merupakan hasil dari

pertimbangan kontur lahan, area

bangunan utama ditempatkan pada

bagian site yang berkontur paling

landai dari lahan ini sedangkan area

hunian dan pertanian ditempatkan pada

bagian lahan yang memiliki kontur

sedang.

Akses menuju lahan ini dapat

ditempuh melalui 2 jalan utama yang

berada di sisi utara site, jalan ini

merupakan jalan yang biasa menjadi

akses menuju Taman Safari Indonesia

dari arah Surabaya. Menanggapi hal

tersebut maka entrance tapak

ditentukan di sisi utara site untuk

memudahkan para pengunjung untuk

mengakses resort ini.

Sirkulasi site dimulai dari entrance

gate. Resort ini menggunakan one-gate

sistem sehingga di dalam site hanya

terdiri dari satu pintu masuk yang

sekaligus menjadi pintu keluar site.

Gambar IV.2. Skema Konsep Zoning

Konsep Penataan Massa

Penataan massa pada tapak didesain

dengan memetaforakan Gunung

Arjuna. Dari semua karakteristik yang

dimiliki oleh Gunung Arjuna,

karakteristik yang pling unik dank has

yang membedakan Gunung Arjuna

Page 34: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

21

dari gunung lainnya adalah legenda

Gunung Arjuna yang menceritakan

kisah pertapaan tokoh pewayangan

arjuna yang mengakibatkan

terpotongnya Gunung Arjuna dan

potongan tersebut diberi nama Gunung

Wukir. Dari legenda tersebut kemudian

diterjemahkan kedalam bentukan

geometri dan diadaptasikan ke dalam

tapak yang sebelumnya telah dibagi

menjadi dua zona.

Penerjemahan kedalam bentukan

geometri tersebut digambarkan dalam

diagram sederhana sebagai berikut:

Gambar IV.3. Skema Bentukan Geometri Bangunan

- IV.3 -

Eksplorasi 3

Gambar IV.4. Diagram Penataan Massa Awal

Bangunan

Gambar IV.5. Denah Awal Bangunan

Page 35: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

22

- IV.4 -

Hasil Desain

Gambar IV.6. Siteplan Skala 1:1600

Page 36: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

23

Gambar IV.7. Denah Lantai 1 Bangunan Utama Skala 1:600

Page 37: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

24

Gambar IV.8. Denah Lantai 2 Bangunan Utama Skala 1:600

Page 38: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

25

Gambar IV.9. Tampak Depan Bangunan Utama

Gambar IV.10. Tampak Belakang Bangunan Utama

Gambar IV.11. Tampak Samping Bangunan Utama

Gambar IV.2. Tampak Samping Bangunan Utama

Page 39: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

26

Gambar IV.13. Potongan Bangunan Utama

Gambar IV.14. Pembalokkan Bangunan Utama

Gambar IV.15. Ruang

ME

4.00

8.00

9.20

RUANG

ME

Page 40: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

27

Gambar IV.16. 3D Perspektif Tapak

Gambar IV.6. 3D Perspektif Bangunan Utama

Gambar IV.17. 3D Perspektif Bangunan Utama

Page 41: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

28

Gambar IV.18. Aspek Teknis Bangunan

Gambar IV.19. Detail Pintu Masuk Bangunan

Bangunan ini menggunakan struktur beton

precast dengan system struktur frame.

Atap bangunan merupakan green roof

yang juga berfungsi sebagai fasilitas

observation deck yang dapat diakses oleh

pengunjung resor ini.

Page 42: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

29

Gambar IV.20. Detail Area Shelter Sepeda

Page 43: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

30

Gambar IV.21. Detail Plasa Bangunan

Page 44: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

31

Gambar IV.22. Detail Outdoor Dinning Area

Page 45: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

32

Gambar IV.23. Denah Cottage Skala 1:80

Gambar IV.24. Denah Cottage Skala 1:80

0.00 +0.15

+4.00

Page 46: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

33

Gambar IV.25. Tampak Depan Cottage

Gambar IV.26. Tampak Samping Cottage

Page 47: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

34

Gambar IV.27. 3D Perspektif Cottage

Page 48: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

35

BAB V

KESIMPULAN

Dalam jurnal ini dijelaskan bagaimana proses mendesain sebuah arsitektur

untuk menyelesaikan permasalahan dari isu yang ada di masyarakat yaitu kurangnya

pengetahuan dan minat masyarakat akan sektor pertanian. Dari isu tersebut maka

obyek arsitektural yang diusulkan adalah sebuah resor agrikutur yang berlokasi di

Desa Jatiarjo, Paruruan. Diharapkan resor ini dapat menjadi jembatan antara petani

dan masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih mengenal dan menaruh minat pada

sektor pertanian dan secara tidak langsung menyelesaikan permasalahan dari isu.

Page 49: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

36

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 50: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

37

DAFTAR PUSTAKA

[1] Maryam, Syarifah. (2006). Identifikasi Permasalahan Pertanian Di Desa Padang

Pangrapat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Pasir. EPP.Vol.3.No.1.2006:6-8

[2] White, Edward. (1985). Analisis Tapak. Bandung : Intermatra.

[3] Gee. Y. Chuck. (1985). Resort Development and Management. The Educational

Institute; Michigan, USA.

[4] Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Pasuruan Tahun 2009 – 2029

[5] Dubberly, Hugh. 2004. How Do You Design? A Compedium of Models.San

Fransisco

[6] Antoniades, Anthony C., (1990), “Poetics Of Architecture” Theory of Design,

Van Nostrand Reinhold, New York .

[7] http://archinect.com/forum/thread/46247220/relationship-between-agriculture-

and-architecture

[8] http://www.citylab.com/design/2012/04/one-thing-missing-urban-farms-

farmers/1834/

[9] http://organichcs.com/2014/01/10/sekilas-definisi-konsep-petani-dan- pertanian/

[10] http://www.pertanian.go.id/eplanning/statis-8-mekanismeperencanaan.html

[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pertanian

[12] https://www.academia.edu/5708495/Pemahaman_Proses_Model_

Pembelajaran_aktif_menyenangkan

[13] http://twitgreen.com/b/jatiarjo/map

[14] http://ceritarakyatnusantara.com

[15] http://minggaadventure.wordpress.com/legenda-gunung-arjuna

Page 51: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

38

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 52: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Peta Lokasi Desa Jatiarjo ____________________________ 5

Gambar II.2 Peta Batas- Batas Site ______________________________ 6

Gambar II.3 Peta Kontur Lahan _________________________________ 7

Gambar II.4 Peta Wisata Kabupaten Pasuruan ______________________ 8

Gambar II.5 Gambaran Profesi Penduduk Desa Jatiarjo ______________ 8

Gambar III.1 Skema Metode engineering design process ______________ 14

Gambar III.2 Skema Metode Perencanaan __________________________ 16

Gambar III.3 Skema Karakteristik Gunung Arjuna ___________________ 18

Gambar III.4 Konsep Metafora Bangunan __________________________ 18

Gambar IV.1 Skema Konsep Bentukan Massa Bangunan ______________ 19

Gambar IV.2 Skema Konsep Zoning ______________________________ 20

Gambar IV.3 Skema Bentukkan Geometri Bangunan _________________ 21

Gambar IV.4 Diagram Penataan Massa Awal Bangunan _______________ 21

Gambar IV.5 Denah Awal Bangunan ______________________________ 21

Gambar IV.6 Siteplan Skala 1:1600 _______________________________ 22

Gambar IV.7 Denah Lantai 1 Bangunan Utama Skala 1:600 ____________ 23

Gambar IV.8 Denah Lantai 1 Bangunan Utama Skala 1:600 ____________ 24

Gambar IV.9 Tampak Depan Bangunan Utama ______________________ 25

Gambar IV.10 Tampak Belakang Bangunan Utama ___________________ 25

Gambar IV.11 Tampak Samping Bangunan Utama ____________________ 25

Gambar IV.12 Tampak Samping Bagunan Utama _____________________ 25

Gambar IV.13 Potongan Bangunan Utama __________________________ 26

Gambar IV.14 Pembalokkan Bangunan Utama _______________________ 26

Gambar IV.15 Ruang ME ________________________________________ 26

Gambar IV.16 3D Perspektif Tapak ________________________________ 27

Gambar IV.17 Perspektif Bangunan Utama __________________________ 27

Gambar IV.18 Aspek Teknis Bangunan _____________________________ 28

Gambar IV.19 Detail Pintu Masuk Bangunan ________________________ 28

Gambar IV.20 Detail Area Shelter Sepeda ___________________________ 29

Gambar IV.21 Detail Plasa Bangunan ______________________________ 30

Gambar IV.22 Detail Outdoor Dinning Area _________________________ 31

Page 53: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

x

Gambar IV.23 Denah Cottage Skala 1:80 ____________________________ 32

Gambar IV.24 Potongan Cottage Skala 1:80 _________________________ 32

Gambar IV.25 Tampak Depan Cottage _____________________________ 33

Gambar IV.26 Tampak Samping Cottage ____________________________ 33

Gambar IV.27 3D Perspektif Cottage _______________________________ 34

Page 54: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

39

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Pasuruan, 12 Maret 1993,

merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Penulis telah

menempuh pendidikan formal yaitu TK Katolik Sang

Timur Pasuruan, SD Katolik Sang Timur Pasuruan,

SMP Katolik Sang Timur Pasuruan, dan SMAN 1

Pasuruan. Setelah lulus dari SMAN tahun 2011, penulis

mengikuti SNMPTN Tertulis dan diterima di Jurusan

Arsitektur FTSP-ITS pada tahun 2011 dan terdaftar

dengan NRP. 3211100050.

Saat menjalani perkuliahan di ITS Penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa

IFLS(ITS Foreign Language Society). Selain itu, di luar aktivitas jurusan Penulis juga

aktif dalam komunitas Tari Yosakoi CLC-ITS dan pernah tampil dalam Festival

Yosakoi dan Tari Remo yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Surabaya

dan Pemerintah Kota Kochi Jepang.

Page 55: RESOR AGRIKULTUR JATIARJO - ITS Repository

40

“Halaman ini sengaja dikosongkan”