66
RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDARLAMPUNG (Skripsi) Oleh : TRIAZ RIZMAULIA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN …digilib.unila.ac.id/33794/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Namun masih perlu ditingkatkan pelayanannya seperti ... Terimakasih bu atas

  • Upload
    ngoliem

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDARLAMPUNG

(Skripsi)

Oleh :

TRIAZ RIZMAULIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

Triaz Rizmaulia

Permasalahan sampah tidak pernah berhenti disekitar lingkungan hidup sebagai

dampak dari pembangunan menuntut perhatiaan secara khusus dari pemerintah.

Untuk menghadapi tatangan tersebut Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dengan

adanya pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat karena kurangnya

responsivitas pelayanan dalam daya tanggap pemerintah untuk menangani

keluhan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab

rendahnya responsivitas pelayanan pengelolaan persampahan di dinas lingkungan

hidup Kota Bandarlampung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responsivitas dalam pelayanan

pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung dinilai sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat dalam merespon setiap keluhan pelanggan,

ketepatan melayani dan kecermatan melayani yang sudah terpenuhi dengan baik.

Namun masih perlu ditingkatkan pelayanannya seperti kecepatan melayani,

ketepatan waktu melayani dan kemampuan menanggapi keluhan yang dinilai

masih belum baik secara keseluruhan. Oleh Karena itu Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bandarlampung perlu meningkatkan lagi pelayanan pengelolaan sampah di

Kota Bandarlampung.

Kata Kunci: Responsivitas, Pelayanan Publik, Pelayanan Sampah

ABSTRACT

THE RESPONSIVENESS OF WASTE SERVICE MANAGEMENT IN

ENVIRONMENTAL OFFFICE OF BANDARLAMPUNG CITY

By

Triaz Rizmaulia

The problem of the waste was in line with the environmental problem due to the

development impact which required certain treatment from the government. In

order to overcome this condition, the Environmental Office of Bandarlampung

City was expected to provide better service in terms of community willingness

and needs support since the lack of service responsiveness of the government

especially in dealing with the complaints occured. The objective of this research

was to analyze the causes of low responsiveness of waste service management in

Environmental Office of Bandarlampung City. This research applied descriptive

research with qualitative approach.

The result of this research showed that the responsiveness of waste service

management in Environmental Office of Bandarlampung City was rated good.

These were confirmed from the service provided to the community in terms of

respons given to each of the customer complaints, the service accuracy, the

serving acuracy which had been fulfilled well. However, there were several things

that need to be improved namely the service accuracy, the serving acuracy and the

ability to respond to complaints in overall concept. Therefore, the Environmental

Office needs to improve the waste service management in Bandarlampung City.

Keywords : Responsiveness, Public Service, Waste Service

RESPONSIVITAS PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DINAS

LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

Triaz Rizmaulia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Triaz Rizmaulia, lahir di Kota

Bandarlampung pada tanggal 6 April 1996. Penulis

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan

Bapak Hazai Fauzi dan Ibu Maidawati. Jenjang pendidikan

yang pernah ditempuh oleh penulis dimulai dari Taman

Kanak-kanak (TK) Pertiwi Kota Bandarlampung pada tahun

2000-2002. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 25 Kota

Bandarlampung pada tahun 2008-2011. Setelah itu melajutkan pendidikan pada

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Bandarlampung pada tahun 2011-

2014.

Setelah itu penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui penerimaan mahasiswa jalur Mandiri.

Selama menjadi mahsiswa penulis tergabung dalam beberapa kegiatan seperti

Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMAGARA). Pada periode pertama

Januari 2017 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat

di Kampung Payung Makmur, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah

selama 40 hari..

MOTTO

“Keperdulian terhadap kehidupan manusia dan kebahagiaan, dan bukan kehancuran mereka adalah hal

pertama dan satu-satunya objek pemerintahan yang baik”

(Thomas Jefferson)

“Sebaik-baiknya kalian adalah paling bermanfaat bagi manusia lainnya”

(Iman Bukhari)

“Kesulitan itu sementara dan kesuksesan itu pasti jika berusaha dan berdoa”

(Triaz Rizmaulia)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan

kesempatan sehingga dapat kuselesaikan sebuah karya ilmiah ini

dan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu

kita harapkan Syafaatnya di hari akhir kelak.

Aku persembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tuaku:

Hazai fauzi dan Maidawati

Yang selalu menyayangi dan medoakanku dengan tulus serta sumber

penyemangat dalam hidupku.

Kakak-kakakku Adriez dan noviaz, Adikku Fauzan yang senantiasa

menjadi warna dalam hidupku.

Untuk keluarga besarku, sahabat-sahabatku dan juga teman-teman

seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

serta menemaniku dalam suka maupun duka dalam mencapai

keberhasilanku.

Para pendidik dan Almamater tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Responsivitas Pelayanan Pengelolaan Persampahan di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung”, Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Administrasi Publik (S.A.P) di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:

1. Bapak Dr. Syarif Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Noverman Duadji, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Novita Teresiana, S. Sos,. M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

Terimakasih bu atas nasehat, arahan, motivasi dan ilmu yang diberikan selama

proses pendidikan hingga saat ini.

4. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph. D. selaku dosen pembimbing utama juga selaku

Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung. Terima kasih banyak atas bimbingan, arahan,

nasehat, saran, motivasi serta semangat. Terimakasih atas pelajaran berharga

yang telah ibu berikan sehingga penulis mampu menjadi pribadi yang lebih kuat

dan ikhlas dalam menghadapi segala rintangan dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan penulis

yang sekiranya kurang berkenan.

5. Ibu Anisa Utami, S.IP, M.A. selaku dosen pembimbing kedua. Penulis

mengucapkan terima kasih atas motivasi, saran dan bimbingannya yang sangat

banyak membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi. Penulis juga

memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan penulis yang sekiranya

kurang berkenan.

6. Ibu Devi Yulianti, S.A.N., M.A. selaku dosen penguji. Penulis mengucapkan

terima kasih atas segala ilmu yang diberikan serta masukan, saran, kritikan,

nasihat dan bimbingannya yang sangat bermanfaat dan juga banyak membantu

sehingga penulis mampu menyelesaikan menyelesaikan proses penyusunan

skripsi.

7. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Prof. Yulianto, Pak

Bambang, Pak Dedy, Pak Syamsul, Ibu Dian, Pak Eko, Pak Nana, Ibu Meiliyana,

Pak Simon, Ibu Rahayu, Ibu Dewi, Ibu Selvi dan Ibu Ita terimakasih banyak

untuk semua ilmu yang telah diajarkan kepada penulis.

8. Pak Azhari dan Pak Johari selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang

selalu membantu dalam hal administratif. Terimakasih atas kesabaran dan

kesediaannya selama ini.

9. Terimakasih untuk Keluargaku yang sangat saya sayangi, Abi dan Umi serta

Kakak-kakak ku dan adikku, Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan

selama ini, terimakasih atas semua do’a, motivasi, pengorbanan, pelajaran yang

selama ini kalian berikan. Terimakasih atas kepercayaan dan amanat yang selama

ini diberikan untuk menyelesaikan studiku sehingga aku bisa mencapai gelar

Sarjana Administrasi Publik.

10. Temen-temenku yang selalu menemani selama 4 tahun lebih di jurusan Ilmu

Administrasi Publik yaitu (Dwi Muharini Yunitasari, Desy Hardiyanti , Mia

Arta Oktavia. Marlia Rintani, Heni Nur Efendi, Ana Ubaisah, Sisca Aprilia

Pratama, Astri Juniar Wulan, Tanicha Aprilia, Rifki Irawan, Istie Ramadhiana,

Adek Muslimah, Trias Cininta, Faiz Jamar) Terimakasih saudara-saudariku

yang sudah sangat dekat menemani selama empat tahun ini memberi semangat

dan masukan

11. Gelas Antik (Adi kurniawan, Ahmad Febrian, Alvin Agus, Andra, Andriyanto,

Anggi Lestari, Anggi Setiawan, Anisa Utami, Annisa Yurida, Ari Novita, Arizal,

Bella, Binter, Deni, Desriyanto, Dian, Dinda, Dira, Ditho, Dwi Septi, Anung,

Ely, Ernada, Fatra, Fatwa, Ferdian, Ferry, Gusty, Heni, Herwan, Hiro, Holil,

Idris, Intan, Istiqomah, Julian, Fungki, Marselin, Martiana, Maya, Megita, Meli,

Arif Suhada, Fadly, Fazry, Ma’ruf, Reza, Wahyu Syawaldi, Mutiara, Nabila

Aisyah, Nabila Cho, Nadya, Ni’mah, Nihan, Niza, Nur Arifah, Asih, Nur

Muharani, Widi, Hasan, Nuridin, Nurlaila, Oci, Okta, Pranita, Rani, Refi, Regi,,

Ririn, Robi, Roi, Rydho, Sandi, Sangga, Satria Adi, Satria Sakti, Septika,

Sintong, Suci, Thizarani Taufik, Tengku, Tiyasz, Tuti, Wahyu Hidayat, Yumas,

Yunia) Serta keluarga besar Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara terutama

untuk Gelas Antik yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas

segala kebersamaan dan dukungannya selama proses perkuliahan. Semoga kita

sukses semua, Amin.

12. Terimakasih kepada Rudi M. Irawan yang selalu mendukung, yang selalu

menemani dalam pengerjaan skripsi ini. Makasih juga sudah luangin waktu

untuk dengerin segala curhatan keluh kesah aku dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini, dan mengajarkan aku untuk terus semangat.

13. Sahabat dari SMP ku (Triana Puspita, Triana Gusmaryana, Yanda Octavia, dan

Alinka Mayang Putri) Terimakasih sudah menemani dari kurang lebih sembilan

tahun ini tempat mengisi kehidupan senang dan sedihku.

14. Sahabat-sahabat Pance (Farah Diba, Harti karatana Anura, dan Riska Eno

Wijaya) Terimakasih telah mengisi hari-hari ku dengan canda, tawa dan

semangat, Semoga kalian juga semangat menyelesaikan skrisinya karena waktu

terus berjalan.

15. Teman-teman KKN Payung Makmur ku yang tercinta (Yola Septika, Triana

Puspita Putri, Dwiyan Ramdhany, Danesta Ayu Saputri, Roberto Pandiangan dan

Arif Cahya Perkasa) Terimakasih banyak sudah menjadi keluarga kecil bahagia

selama lebih dari 40 hari bersama berbagi pengalaman.

16. Segenap Informan Penelitian di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ismed Saleh, S.T selaku Kepala

Bagian pengelolaan sampah, Bapak Roni Firlian Arlan, S.H selaku kasi

Pelayanan TPA Bakung, serta Bapak Sudarwo, Saparudin, Mulyadi dan warga

setempat Ibu Sunarti, Ibu Wagiati dan Bapak Ibrahim di tiga Kecamatan Tanjung

Karang Timur, Teluk Betung Selatan dan Wayhalim. Penulis mengucapkan

terimakasih kepada bapak dan ibu atas informasi dan juga data-data, bantuan,

dan juga waktu luang yang telah diberikan kepada penulis, penulis merasa sangat

terbantu dengan bantuan-bantuannya dalam proses penelitian, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

17. Seluruh pihak yang membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan

skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis ucapkan

terimakasih untuk semuanya.

Semoga sebuah karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 27 September 2018

Penulis

Triaz Rizmaulia

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pelayanan Publik ................................................................. 9

1. Definisi Pelayanan Publik ............................................................. 9

2. Jenis-jenis Pelayanan Publik ......................................................... 12

3. Asas-asas Pelayanan Publik ......................................................... 14

4. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan................................................... 15

5. Kualitas Pelayanan Publik ............................................................ 17

B. Tinjauan Responsivitas ....................................................................... 18

1. Definisi Responsivitas .................................................................. 18

2. Indikator-indikator Responsivitas ................................................. 20

3. Responsivitas Pelayanan Publik ................................................... 21

C. Tinjauan Sampah ................................................................................ 22

1. Definisi Sampah ............................................................................ 22

2. Jenis-jenis Sampah ........................................................................ 22

3. Sumber-sumber Sampah ............................................................... 23

D. Kerangka Pikir .................................................................................... 25

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 28

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 29

C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 31

D. Informan Penelitian .............................................................................. 32

E. Jenis Data ............................................................................................ 33

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37

H. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 38

ii

IV. GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................... 40

1. Profil Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung........... 40

2. Visi dan Misi ........................................................................... 40

3. Struktur dan Uraian tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup ... 42

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 58

1. Kemampuan Merespon Pelanggan ........................................... 59

2. Kecepatan Melayani ................................................................. 64

3. Ketepatan Melayani .................................................................. 70

4. Kecermatan Melayani ............................................................... 81

5. Ketepatan Waktu Melayani ...................................................... 91

6. Kemampuan Menanggapi Keluhan .......................................... 99

C. Pembahasan Responsivitas Pelayanan Pengelolaan sampah di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung .......................................... 104

1. Kemampuan Merespon Pelanggan ......................................... 104

2. Kecepatan Melayani ................................................................ 108

3. Ketepatan Melayani ................................................................ 110

4. Kecermatan Melayani ............................................................. 114

5. Ketepatan Waktu Melayani ..................................................... 115

6. Kemampuan Menanggapi Keluhan ......................................... 117

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 121

B. Saran ................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

S

Tabel Halaman

1. Data Informan ............................................................................................. . 32

2. Daftar Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian.. ................................. 34

3. Tarif Retribusi Pelayanan persampahan Kota Bandarlampung ................. 71

4. Data Harian sampah UPT TPA Bakung Kota Bandarlampung .................. 83

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................................. 27

2. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup ............................................. 57

3. Situasi sungai way balau Kecamatan Tanjung Karang Timur ..................... 66

4. Jam Pelayanan di Dinas Lingkungan Hidup ................................................ 93

5. Tumpukan sampah di Kecamatan Teluk Bentung Selatan .......................... 95

6. TPS di Kecamatan Wayhalim ...................................................................... 97

7. Mekanisme/Prosedur Penanganan Pengaduan di Dinas Lingkungan Hidup 100

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pelayanan publik birokrasi dituntut untuk memberikan pelayanan

yang baik bagi masyarakat. Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah dengan

baik dapat disebut dengan istilah Good Governance. Hal ini berkaitan dengan

tuntutan dari masyarakat untuk memperbaiki sistem pemerintahan. Sikap dan

perilaku birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih

cenderung mengabaikan kepentingan masyarakat mulai dari terjadinya birokrasi

yang berbelit-belit hingga pelayanan publik yang masih terdapat banyak

kekurangan. Pemerintah kurang tepat dalam menepatkan dirinya menjadi

institusi yang melindungi dan memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan publik.

Pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan apabila pelayanan tersebut

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Pemerintah dapat

menjamin kepentingan pelayanan publik secara profesional dalam menjalankkan

tugas pelayanannya tidak hanya menjalankan begitu saja tetapi dituntut harus

berdasarkan prinsip-prinsip Good Governance dalam pelayanannya.

2

Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 Pasal 18 Tentang pelayanan publik

menjelaskan bahwa masyarakat berhak mendapat pelayanan yang berkualitas

sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. Pada dasarnya pelayanan publik

menyangkut semua segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

yang pelaksaananya dilakukan oleh pemerintah secara fungsional dalam bentuk

jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dalam upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Dalam hal ini pemerintah senantiasa harus meningkatkan kualitas

pelayanan sesuai keinginan masyarakat.

Salah satu bidang pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah yaitu

pelayanan pengelolaan sampah. Dalam undang-undang No. 18 tahun 2008

tentang pengelolaan sampah pada Pasal 11 yang berbunyi setiap orang berhak

mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan

lingkungan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi

tanggung jawab untuk itu. Selain itu pada Pasal 5 menjelaskan pemerintah dan

pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah

yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan yang dimaksud

dalam undang-undang ini.

Permasalahan pengelolaan sampah di Kota Bandarlampung tidak akan pernah

berhenti di sekitar lingkungan hidup. Hal tersebut berdampak dari beberapa

macam fenomena yang diikuti tidak sedikit berdampak negatif yang akan

dihasilkan yaitu masalah sampah. Sampah pada umumnya dihasilkan dari pola

3

konsumsi masyarakat maupun gaya hidup yang menghasilkan meningkatnya

volume sampah setiap harinya menyebabkan bertumpuknya sampah di TPS

sehingga menyebabkan sampah berserakan. Tidak hanya itu saja pengangkutan

sampah yang tidak sama dengan pembuangan sampah pada masyarakat sehingga

menyebabkan bertambahnya volume sampah karena daya tampung yang kurang

cukup yang tidak diimbangi dengan pengelolaannya dengan baik sehingga

menyebabkan bertumpuknya sampah.

Pada Peraturan Daerah Kota Bandarlampung Nomor 5 Tahun 2015 Tentang

Pengelolaan Sampah yang dijelaskan bahwa pertambahan penduduk dan

perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis,

dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini

belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan

lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Kondisi ini akan semakin parah apabila daya respon

pemerintahan terhadap penanganan sampah ini semakin meningkat tetapi tidak

diimbangi dengan pelayanan dan pengelolaan sampah. Pemerintah dalam hal ini

masih sangat lemah untuk merespon dengan cepat suatu permasalahan sampah di

masyarakat.

Kota Bandarlampung di bawah pemerintahan Walikota telah melihat

permasalahan persampahan di Kota Bandarlampung sebagai masalah yang serius

hal ini ditindaklanjuti dengan mengeluarkan program “Gerakan bersih Kota

(Geber)” pada bulan Januari 2017. Terkait program ini merupakan salah satu

4

upaya dalam menjaga kebersihan di Kota Bandarlampung. Program ini

dilaksanakan oleh pegawai di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

berserta Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelaksanaannya di masing-masing

Kecamatan yang titik terfokus pada jalan-jalan utama. Program ini bertujuan

untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Walaupun sudah ada program

Geber di Kota Bandarlampung tetapi kota ini masih belum terlepas dari masalah

sampah. Adapun jenis-jenis pelayanan yang diberikan Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bandarlampung terdiri dari:

1. Rekomendasi izin lingkungan

2. Rekomendasi izin pembuangan limba cair (IPLC)

3. Rekomendasi izin penyimpanan sementara limbah B3

4. Rekomendasi surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan (SPPL)

5. Pelayanan sedot kakus/tinja

6. Pelayanan pengangkutan sampah/kebersihan

7. Pealayanan pengaduan kasus lingkungan

(Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung, 2018)

Sumber daya manusia dalam pelayanan persampahan yaitu Pelayanan

pengelolaan sampah yang terkait sumber daya manusia (staff) yaitu Dinas

Lingkungan Hidup dipimpin oleh kepala Dinas yang dibantu 1 orang Sekretaris

serta 4 orang Kepala Bidang, 12 Kepala Seksi dan 20 orang Kepala UPT.

Pelaksanaan ini lebih dominanan kepada pihak UPT sebagai pelaksana di

5

lapangan yang lebih berinteraksi kepada masyarakat secara langsung. atau aktor

penyambung informasi terkait pengelolaan sampah kepada masyarakat. Lalu

pelayanan pengelolaan sampah yang terkait sumber daya non manusia (fasilitas),

pemberian fasilitas kepada pihak pelaksana yaitu UPT. Pemberian fasilitas

berupa kendaraan mobil satgas dan motor roda tiga ini ditujukan untuk

keefektifan kinerja para aparat UPT dalam pelaksanaan persampahan.

(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung, 2018)

Berbagai fenomena pengelolaan dan pelayanan persampahan yang belum

terlaksanakan dengan baik disebabkan karena pemerintah masih lambat dalam

penanganannya dapat dilihat dari informasi berupa data dari dinas Lingkungan

Hidup Kota perihal pengaduan tentang pengelolaan sampah yang terdiri dari:

a) Penumpukan sampah di ruas jalan maupun di sungai

b) Keterlambatan pengangkutan sampah di TPS

c) Pelayanan dalam melayani laporan mengenai persampahan, dll

Jika pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi

sumber masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul di masyarakat.

Munculnya berbagai penyakit akibat pencemaran air, tanah dan populasi udara

hanya sebagian kecil dari buruknya pengelolaan sampah tersebut. Banyak

permasalahan berkaitan dengan pelayanan pengelolaan sampah yang ada di suatu

media cetak. Masalah lain yang kemudian muncul terkait pelayanan yang belum

diberikan dengan semestinya adalah Dinas Lingkungan Hidup belum

menindaklanjuti setiap keluhan dengan cepat, cermat dan menyeluruh.

6

Masyarakat masih merasa pemerintah kurang tanggap atas segala keluhan. Hal

itu terlihat dari lambatnya penanganan dan solusi yang diberikan atas setiap hal

di lapangan. Berikut ini permasalahan mengenai pengelolaan sampah dari media

cetak/media online:

1) Bertumpuknya sampah di salah satu aliran sungai di Jalan Dr. Harun II gang

Agus salim, Kota Bandarlampung. (Sumber:http://www.jejamo.com/tumpukan-

sampah-di-sungai-bandar-lampung-jadi-masalah-serius-warga-minta-segera-

ditangani.html diakses pada tanggal 29 oktober 2017)

2) Keterlambatan pengangkutan sampah di tempat penampungan sementara

(TPS) pinggir jalan Teluk Betung Selatan.

(Sumber:http://www.kupastuntas.co/kota-bandar-lampung/2017-03/warga-keluhkan-

sampah-yang-berserakan-di-pinggir-jalan-teluk-betung-selatan/ diakses pada

tanggal 3 november 2017)

3) Penutupan Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh warga karena sampah

pasar yang mengganggu lingkungan di Perumnas Wayhalim, Kota

Bandarlampung.. (Sumber:http//www.lampung.tribunnews.com/2017/08/19/geram-

tempat-sampah-dekat-perumahan-warga-ramai-ramai-segel-tps-pasar-way-halim

diakses pada tanggal 3 november 2017)

Melihat beberapa fenomena di atas terkait dengan permasalahan sampah di Kota

Bandarlampung, maka pemerintah di Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung harus menindaklanjuti lebih serius permasalahan maupun

keluhan masyarakat mengenai sampah yang belum terselesaikan secara

7

menyeluruh dengan meningkatkan pelayanan yang responsif mengenai

permasalahan sampah di Kota Bandarlampung agar dapat memberikan kepuasan

bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Responsivitas merupakan konsep yang digunakan sebagai pengukuran kinerja

pelayanan publik. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik

karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan

dan aspirasi masyarakat (Dilulio dalam Dwiyanto, 2008:62).

Responsivitas yang rendah dalam pelayanan publik khususnya pengelolaan

sampah menunjukkan bahwa adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan

masyarakat dengan pelayanan yang disediakan oleh pemerintah. Karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti tentang penyebab rendahnya responsivitas

Pelayanan persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung inilah

yang menjadi daya tarik bagi penulis untuk melakukan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini adalah Mengapa Responsivitas pelayanan pengelolaan

persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung masih rendah?

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan, maka penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis penyebab rendahnya responsivitas pelayanan pengelolaan

persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk

menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori

dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Publik.

2. Secara Praktis, penelitian dapat memberikan masukan bagi Pemerintah

khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk meningkatakan responsivitas

pelayanan pengelolaan sampah.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan Publik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki beberapa makna

perihal cara melayani, usaha melayani kebutuhan publik dengan memperoleh

imbalan dan kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau

jasa. Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dihubungkan oleh masyarakat

dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah

satu tugas dan fungsi administrasi negara (Sedarmayanti, 2013: 243).

Pelayanan publik merupakan salah satu kebutuhan dalam rangka pemenuhan

pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan. Pemenuhan kebutuhan

merupakan hak dasar bagi setiap warga negara dan penduduk untuk mendapatkan

pelayanan atas barang, jasa dan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik dengan maksimal.

Pengertian lain menurut Hardiyansyah (2011:12) pengertian pelayanan publik

adalah Melayani keperluan orang atau masyarakat atau organisasi yang memiliki

kepentingan pada organisasi, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

10

ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima

pelayanan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan

secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia (Sinambela, 2016:3).

Undang – Undang No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik yang

mendefinisikan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratuuran perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang jasa atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut keputusan menteri pendayagunaan Aparatur negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003, Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan

yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerimaa pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pendapat lainnya tentang Pelayanan publik adalah sebagai segala sesuatu yang

berbentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik

yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab yang dilaksanakan oleh instansi

pemerintah di pusat, di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan

(Menurut Ratminto dan Atik, 2018:5).

11

Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2016:5) Pelayanan publik diartikan,

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan. Setiap pimpinan unit peyelenggara pelayanan publik

wajib menyelesaikan setiap laporan atau pengaduan atau keluhan masyarakat

mengenai ketidakpuasan dalam pelayanan. Rahmayanty dalam Widianati

(2016:4)

Pelayanan publik adalah memberikan pelayanan untuk keperluan masyarakat

yang memiliki kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok

dan tata cara telah ditetapkan. Untuk memberikan pelayanan publik yang lebih

baik perlu adanya pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja

dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Sinambela,

2016:5) Kecermatan dalam pemberian pelayanan perlu untuk diperhatikan

supaya tidak terjadi kesalahan yang bisa merugikan pelanggan. Pelayanan

dengan cermat ialah selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam melakukan

penyampaian pelayanan kepada pelanggan menurut Sustrisno dalam Widianati

(2016:4).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah

pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini

12

pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individu akan tetapi berbagai

kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.

2. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi hak

setiap warga negaranya ataupun memberikan pelayanan kepada warga negara

yang memenuhi kewajibannya terhadap negara. Bentuk pelayanan publik yang

diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis

pelayanan, yaitu Menurut Lembaga Administrasi Negara dimuat dalam SANKRI

Buku III dalam Hardiyansyah (2011:24)

a. Pelayanan pemerintahan adalah jenis pelayanan masyarakat yang terkait

dengan tugas-tugas umum pemerintahan, seperti pelayanan KTP, SIM,

pajak, perizinan, dan keimigrasian.

b. Pelayanan pembangunan adalah suatu jenis pelayanan masyarakat yang

terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan

fasilitasi kepada masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sebagai warga

negara. Pelayanan ini meliputi penyediaan jalan-jalan, jembatan-

jembatan, pelabuan-pelabuan, dan lainnya.

c. Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan utilitas bagi

masyarakat seperti penyediaan listrik, air, telepon dan transportasi lokal.

13

d. Pelayanan sandang, pangan dan papan adalah jenis pelayanan yang

menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan

perumahan seperti penyediaan beras, gula, minyak, gas, tekstil dan

perumahan.

e. Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat dari sifat

dan kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-kegiatan sosial

kemasyarakatan seperti pelayanan kesehatan, pendidikan,

ketenagakerjaan, penjara, rumah yatim piatu dan lainnya.

Menurut Hardiyansyah (2011: 23) jenis pelayanan umum atau publik yang

diberikan pemerintah terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Pelayanan administratif Pelayanan administratif adalah pelayanan berupa

penyediaan berbagai bentuk dokumen yang diperlukan oleh publik,

misalnya: Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Sertifikat Tanah,

Akta Kelahiran, Akta Kematian, Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor

(BPKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Izin Mendirikan

Bangunan (IMB), Paspor, dan sebagainya.

b. Pelayanan Barang Pelayanan barang adalah pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang menjadi kebutuhan

publik, misalnya : jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, penyediaan

air bersih.

c. Pelayanan Jasa Pelayanan jasa adalah pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik, misalnya : Pendidikan

14

tinggi dan menengah, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan

transportasi, jasa pos, sanitasi lingkungan, persampahan, penggulangan

bencana, pelayanan sosial

3. Asas-Asas Pelayanan Publik

Pelayanan publik mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan bagi

masyarakat pengguna jasa, maka dari itu penyelenggaraannya membutuhkan

asas-asas pelayanan. Dalam hal ini instansi memberikan pelayanan publik harus

memperhatikan asas pelayanan publik.

Asas-asas pelayanan publik menurut keputusan Menpan No. 63 tahun 2003

sebagai berikut:

a. Transparansi. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang prinsip efisien dan efektivitas

d. Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan harapan

masyarakat.

15

e. Kesamaan hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ras,

agama, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

4. Prinsip-Prinsip Penyelenggaran Pelayanan Publik

Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003, bahwa pemberian pelayanan umum

kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai

abdi negara dan abdi masyarakat, sehingga penyelenggaraannya perlu

ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan sasaran pembangunan. Dalam

keputusan tersebut ditetapkan sepuluh sendi pelayanan yang harus dilaksanakan

oleh instansi dalam suatu depertemen yang berfungsi sebagai unit pelayanan

umum. Kesepuluh sendi tersebut adalah

a. Kesederhanaan; Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan. mencakup dalam hal sebagai berikut :

1) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

2) Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/ sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

16

c. Kepastian waktu; Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi; Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan; Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

f. Tanggung jawab; Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

h. Kemudahan akses; Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,

mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan

i. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan Pemberi pelayanan harus bersikap

disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan; Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat

ibadah dan lain-lain.

17

5. Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Ibrahim dalam Hardiansyah (2011: 40) Kualitas pelayanan publik

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada

saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut.

Fitzsimmons dalam Sadarmayanti (2009:90) mengutarakan bahwa kualitas

pelayanan merupakan sesuatu yang kompleks sehingga untuk menentukan sejauh

mana kualitas dari pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu:

a. Reliability (handal), kemampuan untuk memberikan secara tepat dan

benar, jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada

konsumen/pelanggan.

b. Resposiveness (pertanggungjawaban), kesadaran atau keinginan untuk

membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.

c. Assurance (jaminan), pengetahuan/wawasan, kesopan santunan,

kepercayaan diri dari pemberi layanan, respek terhadap konsumen.

d. Emphaty (empati), kemauan pemberian layanan untuk melakukan

pendekatan, memberikan perlindungan, serta berusaha untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan konsumen.

e. Tangibles (terjamah), penampilan para pegawai dan fasilitas fisik

lainnya, seperti peralatan atau perlengkapan yang menunjang pelayanan.

18

Ciri-ciri kualitas pelayanan publik menurut Tjiptono dalam Hardiyansyah

(2011:40)

a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu

proses

b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan

d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkaita dengan lokasi, ruang

tempat pelayanan, tempat parker, ketersediaan informasi dan lain-lain

f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-ac,

kebersihan dan lain-lain

B. Tinjauan Tetang Responsivitas

1. Definisi Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan

program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat

serta tuntunan masyarakat dalam pengguna jasa. (Dwiyanto, 2008: 62)

Responsivitas adalah kemampuan provider untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan

program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

19

Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini mengukur daya tanggap

provider terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers

(Ratminto & Winarsih, 2018: 180-181).

Responsivitas menurut Hassel Nogi S. Tangkilisan (2005:177) adalah

kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda

dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan

sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas

disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Dari beberapa pendapat mengenai responsivitas dapat disimpulkan bahwa

responsivitas merupakan salah satu prinsip Good Governance yang menunjukan

kemampuan organisasi dalam pelayanan dalam bentuk daya tanggap dan jawaban

dari penyedia layanan untuk membantu memberikan pertolongan serta keluhan

kepada masyarakat. Birokrasi dalam mendekatkan layanan terhadap masyarakat

perlu upaya untuk mengenali kebutuhan masyarakat dan mendengarkan keluhan

masyarakat. Kemudian identifikasi akan kebutuhan serta keluhan masyarakat

tersebut harus menjadi agenda penting dan evaluasi bagi pemerintah

penyelenggara pelayanan publik untuk mengembangkan dan meningkatkan

pemberian layanan, sehingga masyarakat dapat merasa puas atas layanan yang

diberikan.

20

2. Indikator-indikator Responsivitas

Responsivitas memiliki beberapa indikator meliputi :

a) Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan

pelayanan. Dari hal ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari

para penyedia layanan.

b) Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat. Pelayanan

dengan cepat ini berkaitan dengan cekatan dan sukarela penyedia

layanan dalam menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan

pelanggan.

c) Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat. Yaitu pelayanan

yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada

yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatkan.

d) Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. Dalam arti

penyediaan layanan harus selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

e) Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat.

Berarti pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan

kepastian pelayanan kepada masyarakat.

f) Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. Berarti setiap

penyediaan pelayanan harus menyedialan akses kepada masyarakat

untuk dapat menyampaikan keluhan dan mendapatkan solusi dari

21

keluhan tersebut. (Menurut Ziethaml, dkk dalam Hardiyansyah, 2011 :

46).

3. Responsivitas pelayanan publik

Responsivitas Pelayanan Publik sangat diperlukan karena merupakan bukti

kemampuan organisasi publik untuk menyediakan tuntutan seluruh rakyat di

suatu negara. Dalam hal ini responsivitas merupakan cara yang efisien dalam

mengatur urusan baik di tingkat pusat maupun daerah atau lokal dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, karenanya baik pemerintah pusat

maupun daerah dikatakan responsif terhadap kebutuhan masyarakat apabila

kebutuhan masyarakat tadi diidentifikasi oleh para pembuat kebijakan dengan

pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan dapat menjawab yang menjadi

kepentingan publik (Widodo dalam Safitri 2016).

Responsivitas merupakan konsep menyangkut kemampuan aparatur dalam

menghadapi dan mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan baru, tuntutan baru,

dan pengetahuan baru. Menurut Lenvinne dalam Hardiyansyah (2011: 53)

menyatakan responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap

harapan, keinginan, dan aspirasi serta tuntutan customers

Dari definisi di atas dapat disimpulkan responsivitas pelayanan publik

merupakan tanggapan dari pemberi layanan terhadap umpan balik yang diberikan

oleh masyarakat terkait pelayanan yang diterima. Responsivitas perlu

22

ditingkatkan dalam pelayanan publik, mengingat dalam menilai kualitas

pelayanan yang diberikan, pemerintah harus mendengar kebutuhan dan keluhan

warga negara yang diberikan layanan sebagai bahan evaluasi. Masalah dan

keluhan tersebut kemudian direspon dengan tepat dan secepat mungkin.

C. Tinjauan Tentang Sampah

1. Definisi sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No. 18 Tahun 2008

tentang pelayanan pengelolaan sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan

sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat

berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai

yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungannya (kajian

pustaka). Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendiri

2. Jenis jenis sampah

Dalam Bahar (1986: 6), sampah didefinisikan menurut jenis-jenisnya yaitu:

a) Garbage yaitu sampah yang berasal dari sisa pengelolaan, sisa

pemasakan, atau sisa makanan yang telah membusuk, tetapi masih dapat

23

digunakan sebagai makanan oleh organisma lainnya, seperti insekta

binatang pengerat (rodentia) dan berbagai scavenger.

b) Rubbish yaitu sampah sisa pengelolaan yang tidak mudah membusuk dan

dapat pula dibagi atas dua golongan. Pertama sampah yang tidak mudah

membusuk tetapi mudah terbakar, seperti kayu, plastik, kain dan bahan

sintetik. Kedua adalah sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak

mudah terbakar, seperti, metal, kaca, keramik dan tulang hewan.

c) Ashes dan Cinder yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari

kegiatan pembakaran.

d) Dead animal yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan, dapat

berupa bangkai hewan peliharaan maupun hewan liar.

e) Street sweeping yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang

jalan, seperti sisa-sisa pembusukan dan sisa makanan, kertas, daun kayu

dan lain-lain.

f) Industrial waste merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri,

sampah jenis ini biasanya lebih homogen bila dibandingkan dengan

sampah jenis lainnya.

3. Sumber - sumber sampah

Sumber sampah digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu terdiri dari:

a. Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan dan peralata

yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan

24

makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas,

kaleng dan lain-lain.

b. Comercial adalah sampah yang berasal dari tempat – tempat pedagang

seperti pasar, supermarket, pusat pertokoan, warung dan tempat jual

belinya. Biasanya sampah yang berasal dari kegiatan perdagangan ini

terdiri dari berbagai jenis seperti bahan dagangan yang rusak, kertas,

plastik, dan daun pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat

dimanfaatkan, peralatan yang rusak dan lain–lain.

c. Industrial refuse merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri,

jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang

diolah oleh perusahaan perindustrian tersebut. Suatu perindustrian

biasanya membuang limbah dan sampahnya sekitar perusahaan tersebut.

Hingga sering mencemari lingkungan di sekelilingnya. (Bahar, 1986: 4)

25

D. Kerangka Pikir

Sampah masih menjadi perhatian warga Kota Bandarlampung karena pemerintah

dituntut memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam pengelolaan sampah.

Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam peraturan daerah Kota

Bandarlampung Tentang Pengelolaan sampah Nomor 5 Tahun 2015 Pasal 19

Pemerintah Daerah menyusun pelaksanaan pengelolaan sampah dan

mengeluarkan program Geber „Gerakan Kota Bersih” yang pelaksanaan di 20

Kecamatan di Kota Bandarlampung. Responsivitas pelayanan menjadi salah satu

indikator menilai kualitas pelayanan pemerintah. Untuk mengukur Responsivitas

pelayanan persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup kota Bandarlampung,

maka penulis menggunakan enam indikator yang dikemukaan oleh Zeithaml

dalam hardiyansyah (2011: 46) sebagai berikut:

1. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan

pelayanan. Dari hal ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari

para penyedia layanan.

2. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat. Pelayanan dengan

cepat ini berkaitan dengan cekatan dan sukarela penyedia layanan dalam

menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan pelanggan.

3. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat. Yaitu pelayanan

yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada

yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatkan.

26

4. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. Dalam arti

penyediaan layanan harus selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

5. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat.

Berarti pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan kepastian

pelayanan kepada masyarakat.

6. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. Berarti setiap

penyediaan pelayanan harus menyedialan akses kepada masyarakat untuk

dapat menyampaikan keluhan dan mendapatkan solusi dari keluhan

tersebut.

27

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan konsep kerangka pemikiran penelitian

sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

(Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2018)

Responsivitas Pelayanan menurut

Zeithaml, dkk dalam Hardiyansyah (2011:

46)

1. Kemampuan merespon pelanggan

2. Kecepatan melayani

3. Ketepatan melayani

4. Kecermatan melayani

5. Ketepatan waktu melayani

6. Kemampuan menanggapi keluhan

Meningkatkan pelayanan pengelolaan

sampah di Kota Bandarlampung

Peraturan Daerah Kota Bandarlampung

Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Sampah:

Masalah dalam pelayanan pengelolaan sampah yang

mengakibatkan pencemaran lingkungan Kota

Bandarlampung diantaranya:

1. Penumpukan sampah di ruas jalan maupun di

sungai

2. Keterlambatan pengangkutan sampah

3. Kurang tanggapnya pemerintah dalam melayani

laporan mengenai persampahan, dll

Program Geber “Gerakan Bersih Kota”

28

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode deskriptif merupakan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek

penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya. Metode ini juga bertujuan untuk mengungkap fakta dan

keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.

Selain itu, metode deskriptif harus searah dengan rumusan masalah serta

pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari

penelitian ini akan menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh

rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah.

Menurut Moleong (2012:6) menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk menggambarkan suatu fenomena yang ada dengan jalan

memaparkan data secara kata-kata, dan gambar. Sementara itu menurut Denzin

dan Licoln dalam Herdiansyah (2010:7) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau

29

peristiwa khusus daripada mendeskripskan bagian permukaan dari sampel besar

sebuah populasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelasan

tersirat mengenai struktur, tatanan, dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu

kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut etno-metodologi atau

penelitian lapangan. Penelitian in juga menghasilkan data mengenai kelompok

manusia dalam latar atau latar sosial.

Dari beberapa uraian di atas bahwa dapat disimpulkan penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang mengungkapkan

fenomena yang ada di lapangan yang bersifat empiris dengan menggunakan kata-

kata untuk menggunakan menggambarkan kegiatan yang dilakukan serta

menafsirkan hasil dari penelitian. Peneliti menggunakan model penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dikarenakan penelitian akan mencoba

untuk menggambarkan keadaan secara obyektif yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumen-dokumen lainnya, mengenai

rendahnya responsivitas pelayanan pengelolaan persampahan di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan hal utama dalam penelitian kualitatif. Pada

dasarnya penentuan masalah menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong

(2012:92) yaitu bergantung pada paradigma yang dianut oleh seorang peneliti,

yaitu sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan. Dengan

30

demikian, dalam penelitian kualitatif ini hal yang harus diperhatikan dalam

masalah dan fokus penelitian.

Adapun fokus yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur

responsivitas pelayanan pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung, maka penulis menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh

Zeithaml yang terdiri dari beberapa indikator, diantaranya:

1. Merespon setiap pelanggan / pemohon yang ingin mendapatkan

pelayanan. Dari hal ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari

para penyedia layanan.

2. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cepat. Pelayanan dengan

cepat ini berkaitan dengan cekatan dan sukarela penyedia layanan dalam

menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan pelanggan.

3. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan tepat. Yaitu pelayanan

yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga tidak ada

yang merasa dirugikan atas pelayanan yang didapatkan.

4. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan cermat. Dalam arti

penyediaan layanan harus selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

5. Petugas / aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat. Berarti

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan kepastian

pelayanan kepada masyarakat.

31

6. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. Berarti setiap

penyediaan pelayanan harus menyedialan akses kepada masyarakat untuk

dapat menyampaikan keluhan dan mendapatkan solusi dari keluhan

tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian dalam melihat

fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam

rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Penetapan penelitian

ditentukan secara purposive atau berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan

tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di dalam lingkup wilayah Kota

Bandarlampung, khusunya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

merupakan lokasi yang dipilih sebagai yang memberikan pelayanan pengelolaan

sampah dengan unit pelaksanaan teknis kegiatan ini di tiga Kecamatan yaitu,

Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kecamatan Teluk Betung Selatan dan

Kecamatan Wayhalim karena merupakan tempat yang terjadi permasalahan

pengelolaan sampah di Kota Bandarlampung berserta warga sekitar kecamatan

tersebut dan unit pelaksanaan teknis di TPA Bakung

32

D. Informan Penelitian

Informan adalah subjek-subjek atau pelaku yang paham atau terlihat langsung

dengan permasalahan penelitian. Informan yang dipilih adalah yang dianggap

relevan dalam memberikan informasi mengenai Responsivitas Pelayanan

Persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung. Adapun yang

menjadi informan penelitian ini adalah:

Tabel 1. Data Informasi

No. Nama Jabatan Waktu

1. Ismed Saleh, ST Kepala Bagian Pengelolaan

Sampah Dinas Lingkungan Hidup

10 April 2018

2. Roni Firlian

Arlan, SH

Kasi Pelayanan Tpa Bakung 12 April 2018

3. Sudarwo Koordinator Kecamatan Tanjung

Karang Timur

27 April 2018

4. Saparudin Koordinator Kecamatan Teluk

Betung Selatan

27 April 2018

5. Mulyadi Koordinator Kecamatan

Wayhalim

27 April 2018

6. Sunarti Warga KecamatanTanjung

Karang Timur

27 April 2018

7. Wagiati Warga Kecamatan Teluk Betung

Selatan

27 April 2018

8. Ibrahim Warga Kecamatan Wayhalim 27 April 2018

(Sumber: Diolah oleh peneliti, 2018)

33

E. Jenis Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai

data. Menurut Loftland dalam Moleong (2012:157) sumber data utama pada

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berdasarkan sumbernya, data

dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun sumber

data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Data primer yang digunakan adalah berasal dari hasil

wawancara, sumber data ditulis atau direkam. Wawancara dilakukan kepada

informan yang telah ditentukan dengan menggunakan panduan wawancara.

Teknik pemilihan orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive

dikarenakan oleh bentuk dan ciri penelitian ini yaitu untuk mendapatkan

informasi yang sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan penelitian ini.

Penentuan orang yang diwawancaraai atau responden dalam penelitian ini

dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dikarenakan

orang tersebut menduduki posisi terbaik yang dapat memberikan informasi-

informasi yang akurat terkait dengan topik penelitian ini.

34

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam penelitian untuk

melengkapi informasi yang diperoleh dari sumber data primer. Menurut

Sugiyono menyatakan studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara, akan lebih kredibel atau

dapat dipercaya jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang

telah ada. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dengan cara

mengumpulkan data yang bersumber pada data-data tertulis maupun gambar

yang berkaitan dengan Responsivitas pelayanan pengelolaan persampahan di

dinas lingkungan hidup Kota Bandarlampung. Data Sekunder yang

berkenaan dengan peneliti meliputi:

Tabel 2. Daftar Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian

NO Dokumentasi Substansi

1 Peraturan Walikota Bandarlampung Nomor 26

Tahun 2016 tentang tata cara pelaksanaan

pemungutan retribusi pelayanan persampahan

Berisi tentang besarnya tarif retribusi

pelayanan persampahan

2 Peraturan Walikota Bandarlampung Nomor 14

tahun 2016 tentang tugas,fungsi dan tata kerja

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

Berisi tentang pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bandarlampung

3 Data harian Volume sampah UPT TPA Bakung Berisi tentang jumlah RIT kendaraan

dan Volume sampah perhari

4 Jurnal Responsivitas Pelayanan Publik (Studi

Kasus Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Makassar)

Berisi tentang Responsivitas

Pelayanan Publik di RSUD Haji

Makasar

5 Jurnal Responsivitas Pelayanan Publik dalam

menangani keluhan pelanggan di perusahaan

PDAM Kabupaten Gresik,

Berisi tentang pelayanan public yang

diberikan oleh perusahaan PDAM

(Sumber: Diolah oleh peneliti, 2018)

35

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh

data yang benar dan akurat sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian

maka pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara menurut Purhantara (2010:80) adalah proses percakapan dengan

maksud untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang lain

yang diwawancarai (interviewee). Wawancara dilakukan untuk

mengumpulkan data primer dengan jalan mewawancarai sumber-sumber

data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

responsivitas pelayanan pengelolaan persampahan di Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bandarlampung. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang telah mendalam. Pada

36

penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah sebagai berikut Kabid

Pengelolaan sampah, Koordinator UPT Kec. Tanjung karang Timur,

Koordinator UPT Kec. Teluk Betung Selatan, Koordinator UPT Kec.

Wayhalim, Warga sekitar Kec. Tanjung karang Timur, warga Kec. Teluk

Betung Selatan, warga Kec. Wayhalim serta Kasi UPT TPA Bakung.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang, studi ini merupakan pelengkap dari

penggunaaan observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Dokumentasi

dalam penelitian ini berupa dokumen, arsip-arsip yang berkaitan dengan

responsivitas pelayanan persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung.

3. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung di lapangan. Observasi yang digunakan adalah

observasi terstruktur karena pengamatan dilakukan ketika menemukan data-

data di lapangan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan

Responsivitas pelayanan pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bandarlampung.

37

G. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Cresswell dalam Tresiana (2016:62) bertujuan

untuk mengelompokkan benda, orang peristiwa dan property yang menjadi

karateristik. Dalam upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

menyimpulkannya ,mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan

dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam Moleong (2012) penelitian

kualitatif, tahapan-tahapan analisis data meliputi antara:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Akan tetapi yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami

38

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah

dipahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/verfivation) Langkah

selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kseimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel

H. Teknik Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data dalam Moleong (2012)

diperlukan teknik pemeriksanaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan

atas sejumlah kriteria tertentu. Ada dua kriteria yang digunakan yaitu :

1. Derajat Kepercayaan (credibility)

Derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal

dari nonkualikatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai;

kedua, mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Adapun untuk memeriksa derajat kepercayaan ini menggunakan

39

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Konsep

validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku

atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar

penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili

populasi itu.

121

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengumpulan data yang dilakukan

penilitian, maka kesimpulan terkait Rendahnya Responsivitas Pelayanan

Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung yang dilihat

dengan menggunakan enam indikator menurut zeithaml (2011:46).

Kemampuan merespon pelanggan yang ditunjukkan Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bandarlampung mencakup sikap dan komunikasi yang baik selama

memberikan pelayanan serta dalam memberikan informasi yang bersama pihak

petugas kebersihan di nilai sudah bersikap komunikatif dan memberikan

informasi jelas kepada masyarakat terkait pelayanan yang diberi karena sikap

yang baik dalam melayani masyarakat merupakan hal yang wajib sebagai

pemberi pelayanan.

Kecepatan melayani Kesigapan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

dalam merespon setiap keluhan atas pelayanan di lapangan. bersama pihak

kecamatan dianggap belum baik karena masih ada warga di beberapa lokasi yang

menganggap keluhan-keluhanya belum direspon secara cepat, masyarakat

122

membutuhkan pelayanan yang cepat ditangani atau diatasi agar mendapatkan

pelayanan sesuai yang diharapkan oleh pengguna pelayanan.

Ketepatan melayani Dalam hal menjalankan tanggung jawab sesuai prosedur dan

tupoksi serta melakukan pemungutan biaya retribusi sampah, Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bandarlampung berserta petugas kebersihan di setiap kecamatan

dinilai sudah tepat dalam menjalankannya tugasnya sesuai dengan peraturan

walikota Bandarlampung No. 26 Tahun 2016 Tentang tata cara pelaksanaan

pemungutan retribusi pelayananan persampahan pada dinas lingkungan hidup

tanpa merugikan pihak lain.

Kecermatan melayani Dalam tingkat kecermatan dan kesungguhan dalam

memberikan pelayanan persampahan kepada masyarakat dapat dilihat melalui

seberapa besar jumlah volume sampah yang diangkut setiap harinya yang

merupakan salah satu hasil akhir dalam menjalankan pelayanan persampahan.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung dinilai baik. Dalam mengangkut

sampah setiap harinya diliat dari jumlah volume sampah yang diangkut di 20

UPT Kecamatan dihasilkan mencapai 800 Ton hal ini merupakan wujud Dinas

Lingkungan Hidup bersungguh-sungguh dalam melakukan tugasnya agar tercipta

lingkungan yang bersih.

Ketepatan waktu melayani Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

memiliki kepastian waktu yang berupa standar pelayanan khusus, tetapi dalam

ketepat waktu dinilai belum baik ada pelanggan yang merasa sudah diberikan

123

informasi terkait keterlambatan penanganan dan ada juga masih terdapat

pelanggan yang tidak mendapat pemberitahuan penanganan, hal ini membuat

ketidakpastiian penangan yang diberikan oleh pemerintah membuat masyarakat

kecewa terhadap pelayanan yang diberikan

Kemampuan menanggapi keluhan Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung dalam hal merespon keluhan dikatakan belum baik meskipun di

dua kecamatan masih ada warga yang menganggap keluhannya belum direspon,

namun sebagian warga menilai keluhan maupun pengaduan yang mereka

sampaikan sudah direspon dan ditindaklanjuti.

Dari enam indikator yang mencakup responsivitas pelayanan pengelolaan

persampahan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung

dinilai sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator merespon setiap

pelanggan, ketepatan melayani dan kecermatan melayani yang sudah terpenuhi

dengan baik. Namun masih perlu ditingkatkan ketiga indikator seperti kecepatan

melayani, ketepatan waktu melayani dan kemampuan menanggapi keluhan yang

dinilai masih belum baik secara keseluruhan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penelitian memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat menjadi masukan untuk Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bandarlampung dalam meningkatkan responsivitas pelayanan persampahan yang

diberikan kepada masyarakat, sebagai berikut:

124

1. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung beserta kecamatan masing-

masing dapat menyediakan sarana dan prasarana berbentuk

2. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung beserta kecamatan masing-

masing dapat meningkatkan frekuensi pengumpulan sampah dan

pengangkutan sampah untuk mengurangi permasalahan sampah di Kota

Bandarlampung.

3. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung beserta kecamatan masing-

masing dapat dengan cepat melayani dan cepat menangani pengaduan

masyarakat kepihak petugas kebersihan untuk ditindaklanjuti dengan sigap.

4. Masyarakat Kota Bandarlampung terkhususnya Kecamatan Tanjung Karang

Timur agar dapat membuang sampah pada tempatnya untuk mengurangi

terjadinya banjir di daerah sungai balau.

125

DAFTAR PUSTAKA

126

DAFTAR PUSTAKA

Atik, dan Raminto. 2018. Manajemen Pelayanan dan disertai dengan pengembangan

model konseptual, Penerapan cityzen’s charater dan standar pelayanan

minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahar. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfatan Sampah.

Dwiyanto, Agus. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media

Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda karya

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Sadarmayanti. 2013. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Dan

Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: Refika Aditama

Sinambela. 2016. Reformasi Pelayanan Publik, Reformasi Birokrasi, dan

Kepemimpinan Masa Depan. Jakarta: Bumi Aksara

127

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Tangkilisan, Hassel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo

Tresiana, Novita. 2016. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Nusantara

Referensi Perundangan:

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Pasal 18 Tentang Pelayanan Publik

Peraturan Dearah Kota Bandarlampung Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Sampah

Peraturan Walikota Bandarlampung Nomor 26 Tahun 2016 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Referensi Internet dan Jurnal

(http://www.jejamo.com/tumpukan-sampah-di-sungai-bandar-lampung-jadi-masalah-

serius-warga-minta-segera-ditangani.html diakses pada tanggal 29 oktober 2017)

(http://www.kupastuntas.co/kota-bandar-lampung/2017-03/warga-keluhkan-sampah-

yang-berserakan-di-pinggir-jalan-teluk-betung-selatan/ diakses pada tanggal 3

november 2017)

128

(http//www.lampung.tribunnews.com/2017/08/19/geram-tempat-sampah-dekat-

perumahan-warga-ramai-ramai-segel-tps-pasar-way-halim diakses pada tanggal 3

november 2017)

(https://dokumen.tips/documents/komunikasi-adalah-proses-penyampaian-pikiran-

atau-perasaan-oleh-seseorang-kepada.html diakses pada tanggal 1mei 2018)

E- jurnal

Safitri, Dewi Indri. 2016. Responsivitas Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar), (internet), Diakses

tanggal 7 desember 2017

Widianati, Ika. 2016. Responsivitas Pelayanan Publik dalam menangani keluhan

pelanggan di perusahaan PDAM Kabupaten Gresik, (Internet). Diakses tanggal

5 januari 2018