Upload
pujiardarita
View
235
Download
29
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Resume Audit Bab 24
Citation preview
PENERAPAN PENGUJIAN TAMBAHAN ATAS PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
Tujuan yang berhubungan dengan transaksi, tujuan yang berhubungan dengan
saldo, dan tujuan pengujian dan pengungkapan. Akan dibahas tiga tahap pertaman proses
audit menjelaskan bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit
untuk memperoleh bukti yang kuat untuk mendukung setiap kategori dari tujuan tujuan
audit, auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang
berhubungan penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan bagaimana mereka
melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yag berkaitan dengan
transaksi saldo.
Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.
Melakukan uji pengendalian dan hubungan dengan pengungkapan ketika
penilaian awal atas risiko pengendalian berada di bawah maksimum.
Melaksanakan prosedur substantive untuk memperoleh assurance bahwa semua
tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan.
Salah satu ke khawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian
danpengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua
informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan penyajian dan pegungkapan). Untuk
menilai risiko bahwa tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan tidak
dipenuhi, auditor mempertimbangkan informasi yang diperolehnya selama tiga tahap
pertama pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi
yang seharusnya diungkapkan.
TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN
Kewajiban Kontinjensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar
atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah
dilakukan. Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi,
yaitu :
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau
penurunan nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa
mendatang.
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari sangat
mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Adapun menurut PSAK 57
dijelaskan tiga tingkatan kemungkinan keterjadian dan perlakuan atas laporan keuangan
yang dapat digunakan sebagai standard evaluasi dalam mempertimbangkan dan
melakukan penilaian secara profesional bagi auditor terhadap kondisi pelaporan klien.
Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab
atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban
kontinjensi dan pada dasarnya dalam pengungkapan atas kontijensi dapat dilakukan atas
kerjasama pihak manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan
verifikasi kewajiban kontijensi adalah :
Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui
untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi). Mengidentifikasi praktek
kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan
untuk kelengkapan).
Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen
meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna
usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang
sudah ditentukan. Karakteristik dalam komitmen yaitu perusahaan setuju berada dalam
kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba
perusahaan atau perekonomian keseluruhan. Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh
komitmen, baik dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan
sebuah catatan mengenai kontinjensi.
Perhatian auditor terhadap kewajiban kontinjensi
Tuntutan yang tertunda untuk pelanggaran paten, kewajiban produk, dan lainnya
Perselisihan pajak penghasilan
Garansi produk
Diskonto wesel tagih
Jaminan untuk kewajiban orang lain
Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan
1. Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijensi
Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah
terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti
pada kenyataannya lebih sulit menemukan transaski yang tidak tercatat daripada
melakukan verifikasi atas informasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi
kontijensi mereka akan melakukanevaluasi Materialitas dan Pengungkapan
Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa digunakan oleh
para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi
Melakukan Tanya-Jawab dengan pihak manajemen (langsung / tertulis)
tentang tercatatnya kontijensi.
Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun
sebelumnya atas penentuan PPh.
Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada
indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan
pernyataan dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.
Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban kontijensi
Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan
terjadinya kontijensi.
Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo
yang terpakai atau tidak.
2. Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan
dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan
kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk kontijensi yang
membutuhkan pengungkapan , auditor juga menelaah konsep penjelasan
tambahan untuk memastikan bahwa informasi yang diuangkapkan dapat dipahami
dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi kontijensi.
3. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan
sebagai bagian dari audit atas masing-masing area audit. Misalkan, dalam
melakukan verifikasi penjualan, auditor seharusnya waspada atas adanya
komitmen penjualan.
4. Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien
Penyelidikan standar terhadap pengacara klien,yg disiapkan di kertas surat yang
berkop suratperusahaan klien dan ditandandatangani oleh pejabat perusahaan
harus mencantumkan hal-hal berikut :
a) suatu daftar yang mencantumkan:
- penundaan tuntutan hukum yang mungkin diajukan
- klaim yang telah dinilai atau belumdinilai atau penilaian dimana
pengacara memiliki keterlibatan yang signifikan
b) permintaan dimana pengacara memberi masukan informasi atau komentar
mengenai kemajua dari setiap item yang terdaftar
c) permintaan biro hukum untuk mengidentiikasi setiap penundaan yang
tidak disebutkan
d) pernyataan yang memberitahukan pengacara mengenai tanggung jawab
pengacara unuk memberitahu manajemen mengenai persoalan hukum
yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan.
AKUMULASI BUKTI AKHIR
Lima jenis pengumpulan bukti akhir dibahas di bab ini adalah : melaksanakan
prosedur analitis akhir, mengevaluasi asumsi going concern, memperoleh surat
representasi dari manajemen, mempertimbangkan informasi yang menemani laporan
keuangan dasar, dan membaca informasi lain dalam laporan tahunan. Maing-masing dari
hal tersebut dilakukan belakangan dalam audit.
Melaksanakan Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan prosedur analitis selama tahap review akhir, yang
diharuskan oleh standar audit, partner pada umumnya membaca laporan keuangan,
termasuk catatan kaki, dan mempertimbangkan :
1. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang tidak biasa
atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau
ketika melaksanakan audit
2. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang
sebelumnya tidak teridentifikasi.
a. Mengevaluasi Asumsi Going- Concern
SAS 59 (AU 341) mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat
keraguan substansial mengenai kemampuan klien untuk terus berjalan sebagai going
concern untuk setidaknya satu tahun setelah tanggal neraca. Auditor melakukan
penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya
jika memperoleh informasi yang baru.
b. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat representasi yang
mendokumentasikan representasi lisan yang paling penting selama audit.
Tiga tujuan dari surat representasi klien adalah :
Untuk menekankan kepada manajemen tanggung jawabnya atas asersi dalam
laporan keuangan
Untuk mengingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan dala laporan
keuangan
Untuk mendokumentasikan respons dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.
SAS 85 menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan.
Keempat kategori tersebut, dengan contoh dari masing-masing adalah :
1. Laporan keuangan
2. Kelengkapan informasi
3. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
4. Peristiwa kemudian
c. Mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangan dasar
SAS 29 (AU 551) merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang
menyertai laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan auditor.Auditor
harus membedakan dengan jelas tanggung jawab auditnya dan tanggung jawab
pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan.
d. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan yang berhubungan secara langsung dengan
laporan keuangan. SAS 8 hanya berkaitan dengan informasi yang bukan merupakan
bagian dari laporan keuangan tapi diterbitkan bersama laporan keuangan.