7
BAB 15 UTANG PEMERINTAH A. Definisi dan Tujuan Utang Utang pemerintah adalah akumulasi semua defisit tahunan yang lalu. Ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak daripada mengumpulkan melalui pajak, ia memiliki defisit anggaran, yang didanai dengan meminjam dari sektor swasta. Utang merupakan bagian dari kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan. Tujuan Pengelolaan Ekonomi: 1. Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk Penciptaan kesempatan kerja Mengurangi kemiskinan Menguatkan pertumbuhan ekonomi 2. Menciptakan keamanan Utang terutama merupakan konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit), dimana pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara. B. Masalah Dalam Pengukuran Defisit anggaran pemerintah sama dengan belanja pemerintah dikurangi pendapatan pemerintah, yang sama dengan jumlah utang baru yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai operasinya.

Resume Bab 15 Utang Pemerintah

  • Upload
    acon

  • View
    46

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resume Materi Utang Pemerintah Teori Ekonomi Makro

Citation preview

Page 1: Resume Bab 15 Utang Pemerintah

BAB 15

UTANG PEMERINTAH

A. Definisi dan Tujuan Utang

Utang pemerintah adalah akumulasi semua defisit tahunan yang lalu.

Ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak daripada mengumpulkan melalui pajak, ia

memiliki defisit anggaran, yang didanai dengan meminjam dari sektor swasta.

Utang merupakan bagian dari kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari

Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan.

Tujuan Pengelolaan Ekonomi:

1. Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk

Penciptaan kesempatan kerja

Mengurangi kemiskinan

Menguatkan pertumbuhan ekonomi

2. Menciptakan keamanan

Utang terutama merupakan konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit),

dimana pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara.

B. Masalah Dalam Pengukuran

Defisit anggaran pemerintah sama dengan belanja pemerintah dikurangi pendapatan

pemerintah, yang sama dengan jumlah utang baru yang dibutuhkan pemerintah untuk

membiayai operasinya.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengukuran utang adalah:

1. Memodifikasi nilai riil utang publik yang ada untuk merefleksikan inflasi saat ini.

2. Mengurangi aset pemerintah dari utang pemerintah.

3. Mencakup kewajiban yang tidak dihitung yang saat ini terhindar dari deteksi dalam

sistem akuntansi.

4. Menghitung defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis (cyclically-adjusted

budget deficit), berdasar pada estimasi bagaimana belanja pemerintah dan pendapatan

pajak jika perekonomian beroperasi pada tingkat alami output dan kesempatan

kerjanya.

C. Pandangan Tradisional tentang Utang Pemerintah

Page 2: Resume Bab 15 Utang Pemerintah

Bagaimana pemotongan pajak dan defisit anggaran mempengaruhi perekonomian dan

kemakmuran ekonomi negara ?

Dampak langsung dari pemotongan pajak adalah mendorong pengeluaran konsumen.

Pengeluaran konsumen yang lebih tinggi mempengaruhi perekonomian baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam jangka pendek, pengeluaran konsumen yg lebih tinggi akan meningkatkan

permintaan terhadap barang dan jasa, dngan demikian meningkatkan output serta

kesempatan kerja. Namun, tingkat bunga juga akan naik ketika investor bersaing untuk

arus tabungan yang lebih kecil. Tingkat bunga yg tertinggi akan menahan investasi dan

mendorong aliran masuk modal dari luar negeri.

Dalam jangka panjang, mengecilnya tabungan nasional yang disebabkan oleh

pemotongan pajak berarti persediaan modal yang lebih kecil dan utang luar negeri yang

lebih besar.

Dampak keseluruhan dri pemotongan pajak tersebut terhadap kesejahteraan ekonomi sulit

dinilai. Generasi sekarang akan menerima manfaat dari konsumsi yang lebih tinggi dan

kesempatan kerja yang lebih tinggi, meskipun inflasi cenderung lebih tinggi.

Generasi mendatang akan menanggung lebih banyak beban dari defisit anggaran yang

sekarang ini. Mereka akan dilahirkan di negara yang memiliki persediaan modal yang

lebih kecil dan utang luar negeri yang lebih besar.

D. Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah

Konsumen melihat ke depan beranggapan bahwa pajak lebih rendah sekarang berarti

pajak lebih tinggi nantinya, membuat konsumsi tidak berubah. “Pemotongan pajak

hanyalah penundaan pajak”

Ketika pemerintah meminjam untuk membayar belanjanya saat ini (G lebih tinggi),

konsumen rasional melihat ke depan pada pajak masa depan yang dibutuhkan untuk

mendukung utang ini.

Esensi pandangan Ricardian adalah ketika orang memilih konsumsi mereka, mereka

melihat ke depan secara rasional pada pajak masa depan yang diimplikasikan oleh utang

pemerintah.

Pembela pandangan tradisional tentang utang pemerintah percaya bahwa prospek pajak

masa depan tidak memiliki pengaruh pada konsumsi masa kini sebesar yang pandangan

Ricardian asumsikan.

E. Argumentasi-argumentasi Konsumen tentang Utang Pemerintah

Page 3: Resume Bab 15 Utang Pemerintah

1. Konsumen Miopia (Berpikir Pendek)

Pendukung pandangan Ricardian berasumsi orang itu rasional ketika membuat

keputusan seperti berapa banyak pendapatan mereka untuk dikonsumsi dan berapa

banyak untuk ditabung. Ketika pemerintah meminjam untuk membayar belanja saat

ini, konsumen rasional melihat ke depan untuk mengantisipasi pajak masa depan yang

dibutuhkan untuk mendukung utang ini.

Satu argumen dari pandangan tradisional adalah masyarakat miopia: mereka melihat

penurunan pajak sebagai alasan untuk meningkatkan konsumsi mereka karena

‘kemakmuran’ baru ini. Mereka tidak melihat bahwa ketika kebijakan fiskal ekspansif

didanai melalui obligasi, mereka akan harus membayar pajak lebih banyak di masa

depan karena obligasi hanyalah penundaan-pajak.

2. Batasan Peminjaman

Pendukung pandangan Ricardian berasumsi orang itu rasional ketika membuat

keputusan seperti berapa banyak pendapatan mereka untuk dikonsumsi dan berapa

banyak untuk ditabung. Ketika pemerintah meminjam untuk membayar belanja saat

ini, konsumen rasional melihat ke depan untuk mengantisipasi pajak masa depan yang

dibutuhkan untuk mendukung utang ini.

Satu argumen dari pandangan tradisional adalah masyarakat miopia: mereka melihat

penurunan pajak sebagai alasan untuk meningkatkan konsumsi mereka karena

‘kemakmuran’ baru ini. Mereka tidak melihat bahwa ketika kebijakan fiskal ekspansif

didanai melalui obligasi, mereka akan harus membayar pajak lebih banyak di masa

depan karena obligasi hanyalah penundaan-pajak.

Orang yang ingin mengkonsumsi lebih daripada pendapatannya saat ini harus

meminjam. Jika mereka tak bisa meminjam untuk mendanai konsumsi mereka saat

ini, pendapatan mereka saat ini menentukan apa yang mereka konsumsi, apapun

pendapatan masa depan mereka. Pada kasus ini, pemotongan pajak dibiayai-utang

menaikkan pendapatan saat ini dan lalu konsumsi, meskipun pendapatan masa depan

lebih rendah. Intinya, ketika pemerintah memotong pajak saat ini dan menaikkan

pajak masa depan, ia memberi pinjaman pada pembayar pajak.

Page 4: Resume Bab 15 Utang Pemerintah

F. Anggaran Berimbang vs Kebijakan Fiskal Optimal

Sebagian besar ekonom menentang aturan ketat yang mengharuskan pemerintah

menyeimbangkan anggaran. Ada tiga alasan mengapa kebijakan fiskal optimal suatu

waktu membutuhkan defisit atau surplus anggaran :

1. Stabilisasi

Defisit atau surplus anggaran bisa membantu menstabilisasi perekonomian. Aturan

anggaran berimbang akan menarik kembali kekuatan penstabil otomatis dari sistem

pajak dan transfer. Ketika perekonomian mengalami resesi, penerimaan pajak

menurun, dan transfer otomastis naik.

Meskipun membantu menstabilkan perekonomian, respons otomatis mendorong

anggaran menjadi defisit. Aturan anggaran-berimbang kaku akan membuat

pemerintah menaikkan pajak atau mengurangi belanja selama resesi, tapi tindakan ini

akan semakin menekan permintaan agregat.

2. Tax smoothing

Defisit atau surplus anggaran bisa digunakan untuk mengurangi distorsi insentif yang

disebabkan sistem pajak. Tarif pajak tinggi menimbulkan biaya dalam masyarakat

dengan menekan aktivitas ekonomi.

Karena disinsentif ini akan sangat besar pada tarif pajak tinggi tertentu, jumlah biaya

sosial pajak diminimalkan dengan mempertahankan tarif pajak yang relatif stabil

bukan membuatnya tinggi dalam beberapa tahun dan rendah di tahun-tahun lainnya.

Kebijakan ini disebut tax smoothing.

Untuk menjaga tarif pajak moderat, defisit diperlukan pada tahun-tahun pendapatan

rendah yang tidak biasa atau pengeluaran tinggi yang tidak biasa.

3. Redistribusi intergenerasi

Defisit anggaran dapat digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi saat ini

ke generasi mendatang. Contohnya, sebagian ekonom berpendapat bahwa jika

generasi saat ini berperang demi kemerdekaan, generasi mendatang akan memetik

manfaatnya dan karenanya sebaiknya ikut menanggung beban. Untuk membiayai

perang, generasi saat ini bisa mendanai perang dengan defisit anggaran. Pemerintah

kemudian bisa melunasi utang dengan mengenakan pajak pada generasi mendatang.

G. Dampak Fiskal pada Kebijakan Moneter

Salah satu cara pemerintah mendanai defisit anggaran adalah mencetak uang-kebijakan

yang mengarah pada inflasi lebih tinggi. Ketika negara mengalami hiperinflasi, alasan

Page 5: Resume Bab 15 Utang Pemerintah

tipikalnya adalah pembuat kebijakan fiskal mengandalkan pajak inflasi untuk membayar

sebagian pengeluaran mereka. Akhir hiperinflasi hampir selalu bertepatan dengan

reformasi fiskal yang mencakup pemotongan besar-besaran pengeluaran pemerintah dan

karenanya mengurangi kebutuhan akan seigniorage.