34
RESUME ILMU NEGARA BAB TEORI TIPE – TIPE NEGARA Teori tipe-tipe Negara bermaksud membahas tentang penggolongan Negara dengan didasarkan kepada cirri-ciri yg khas 1. Tipe-tipe Negara Menurut Sejarah Tipe-tipe Negara menurut sejarah atau de historische hoofd typen van de staats meninjau penggolongan Negara berdasarkan sejarah pertumbuhannya. 1.1. Tipe Negara Timur Purba Negara-negara Timur Purba tipenya Tyrani,raja-raja berkuasa mutlak.kita dapat mengenali Negara-nagara Timur Purba karena cirri-cirinya: a. Bersifat theocraties ( keagamaan ) Raja merangkap dianggap dewa oleh warganya b. Pemerintahan bersifat absolute 1.2. Tipe Negara Yunani Kuno Negara Yunani Kuno mempunyai type sebagai Negara kota atau Polis ( city State). Besarnya Negara kota hanyalah satu kota saja yang dilingkari benteng pertahanan. Penduduknya sedikit dan pemerintahan demokrasi langsung.

RESUME ilmu negara desy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESUME ilmu negara desy

RESUME

ILMU NEGARA

BAB

TEORI TIPE – TIPE NEGARA

Teori tipe-tipe Negara bermaksud membahas tentang penggolongan Negara

dengan didasarkan kepada cirri-ciri yg khas

1. Tipe-tipe Negara Menurut Sejarah

Tipe-tipe Negara menurut sejarah atau de historische hoofd typen van de staats

meninjau penggolongan Negara berdasarkan sejarah pertumbuhannya.

1.1. Tipe Negara Timur Purba

Negara-negara Timur Purba tipenya Tyrani,raja-raja berkuasa mutlak.kita

dapat mengenali Negara-nagara Timur Purba karena cirri-cirinya:

a. Bersifat theocraties ( keagamaan )

Raja merangkap dianggap dewa oleh warganya

b. Pemerintahan bersifat absolute

1.2. Tipe Negara Yunani Kuno

Negara Yunani Kuno mempunyai type sebagai Negara kota atau Polis

( city State). Besarnya Negara kota hanyalah satu kota saja yang dilingkari

benteng pertahanan. Penduduknya sedikit dan pemerintahan demokrasi

langsung.

1.3. Tipe Negara Romawi

Tipe dari Negara Romawi adalah Imperium , Yunani sendiri menjadi daerah

jajahan dari Romawi.

Pemerintahan di Romawi dipegang oleh Caesar yang menerima seluruh

kekuasaan dari rakyat atau apa yang dinamakan Caesarismus. Pemerintahan

Caesar adalah secara mutlak. Suatu Undang-undang di Romawi apa yang

dinamakan Lex Regia.

Page 2: RESUME ilmu negara desy

1.4. Tipe Negara Abad Pertengahan

Ciri khas tipe Negara abad pertengahan adalah adanya dualisme

(pertentangan)

1. Dualisme antara penguasa dengan rakyat

2. Dualisme antara pemilik dan penyewa tanah sehingga munculnya

Feodalisme

3. Dualisme antara Negarawan dan Gerejawan ( Secularime )

Akibat adanya Dualisme ini timbul keinginan rakyat untuk saling membatasi

hak dan kewajiban antara Raja dan Rakyat.ini dikemukakan oleh aliran

monarchomachen (golongan anti Raja yang mutlak ).Perjanjian mereka

disepakati dan diletakkan dalam Leges fundamentalis yang berlaku sebagai

undang-undang.

1.5. Tipe Negara Modern

Pada Negara-nagara modern tipenya adalah:

a. Berlaku asas Demokrasi

b. Dianutnya paham negar hokum

c. Susunan negaranya kesatuan. Didalam Negara hanya ada satu

pemerintahan yaitu Pemerintahan pusat yang mempunyai wewenang

tertinggi.

2. Tipe Negara yang Ditinjau dari sisi Hukum

Tipe Negara yang ditinjau dari sisi hokum adalah penggolongan Negara-nagara

dengan melihat hubungan antara penguasa dan rakyat.

1.1 Tipe Negara Policie ( Polizei staat )

Pada tipe ini Negara bertugas menjaga tata tertib saja atau dengan kata lain

jaga malam. Pemerintah bersifat monarchie absolute. Pengertian policie

adalah welvaartzorg,yang mencakup dua arti:

a. Penyelenggara Negara positif ( bestuur )

b. Penyelenggara Negara negative ( menolak bahaya yang mengancam

Negara/keamanan)

1.2 Tipe Negara Hukum ( Rechts staat )

Disini tindakan penguasa dan rakyat harus berdasarkan hukum.

Page 3: RESUME ilmu negara desy

Ada tiga bentuk tipe negara hokum.

a. Tipe Negara Hukum

Tipe Negara Hukum Liberal ini menghendaki agar supaya Negara

berstatus pasif artinya bahwa Negara harus tunduk pada peraturan-

peraturan negara.

b. Tipe Negara Hukum Formil

Negara Hukum Formil yaitu Negara Hukum yang mendapat pengesahan

dari rakyat. Negara Hukum Formil juga disebut pula dengan negara

Demokratis yang berlandaskan negara hokum. Hukum Formil itu harus

memnuhi 4 (empat) unsure :

1. Bahwa harus adanya jaminan terhadap hak-hak asasi

2. Adanya pemisahan kekuasaan

3. Pemerintahan didasarkan Undang-undang

4. Harus ada peradilan administrasi

c. Tipe Negara Hukum Materil

Negara Hukum Materil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut

dari pada Negara Hukum Formil. Jadi apabila pada negara HukumFormil

tindakan dari penguasa harus berdasarkan undang-undang atau harus

berlaku asa legalitas, maka dalam Hukum Materil tindakan dari penguasa

dalam hal mendesak demi kepentingan warga negaranya dibenarkan

bertindak menyimpang dari undang-undang atau berlaku asas Opportunis.

1.3 Tipe Negara Kemakmuran ( Wohifaart Staats )

Pada tipe negara Kemakmuran atau Wohifaart Staats negara mengabdi

sepenuhnya pada rakyat. Dalam Negara Kemakmuran maka negara adalah alat

satu-satunya untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat.

Page 4: RESUME ilmu negara desy

BAB

BENTUK NEGARA DAN

BENTUK PEMERINTAHAN

1. Bentuk Negara

Niccolo Machiavelli dengan bukunya II Principe artinya Sang Raja menyatakan

bentuk negara bila tidak republic,maka lainnya Monarchie Niccolo Marchiaveli

memberikan pendapat awal tentang bentuk Negara Republik dan Monarchie.

Jellinek dalam bukunya yang terkenal Allgemeine Staatslehre membedakan

bentuk negara Republik dan Monarchie berdasarkan pembentukan kemauan negara.

Aritotes meninjau bentuk negara itu berdasarkan ukuran KWANTITAS untuk

bentuk IDEAL dan ukuran KWALITAS bentuk PEMEROSOTAN.

a. MONARCHIE

Apabila yang memerintah satu orang untuk orang banyak maka bentuk negara

adalah MONARCHIE dan kalau merosot dimana ia memerintah didasarkan

pada kepentingan sendiri maka bentuknya DIKTATUR atau TIRANI

b. ARISTOKTASI

Bila yang memerintah beberapa orang dan demi kepentingan orang banyak

maka bentuk negara ini dinamakan ARISTOKRASI.

c. POLITIEA

Bila yang memerintah seluruh orang dan demi kepenting seluruh orang pula

maka bentuk negara demikian dinamakan POLITIE sedangkan kalau ia merosot

menjadi perwakilan dinamakan DEMOKRASI

Polybios adalah bentuk pengikut Aristoteles yang memperbaiki sejarah bentuk

negara dari Aristoteles.

C.F Strong mengemukakan adanya 5 (lima) criteria untuk melihat bentuk

negara, masing-masing:

1. Melihat negara itu bagaimana bangunannya apakah ia negara kesatuan

ataukah negara serikat

2. Melihat bagaimana konstitusinya

3. Mengenai badan eksekutif,apakah ia bertanggung jawab kepada parlemen

atau tidak,atau disebut Badan Eksekutif yang sudah tentu jangka waktunya

4. Mengenai Badan Perwakilannya, bagaimana disusunnya,siapa yang berhak

duduk disitu

Page 5: RESUME ilmu negara desy

5. Bagaimana Hukum yang berlaku atau Ius CONTITUTUM nya atau

bagaimana HUKUM NASIONAL nya.

2. BENTUK PEMERINTAH

Dalam system ini parlemen tunduk kepada control langsung dari rakyat. Kontrol ini

dilakukan dengan dua cara yaitu :

a.Referandum

Referandum adalah suatu kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk

memberikan keputusan setuju atau menolak terhadap kebijaksanaan yang

ditempuh oleh parlemen atau setuju atau tidak terhadap kebijaksanaan yang

diminta persetujuan kepada rakyat.

Ada 3 (tiga) macam referendum ini yaitu :

1. Referandum obligator (yang wajib), dimana berlakunya suatu undang-

undang yang dibuat Parlemen ialah setelah disetujui oleh rakyat melalui

suara terbanyak Referandum semacam ini dilakukan terhadap undang-

undang yang menyangkut hak_hak rakyat

2. Referandum fakultatif suatu undang-undang yang dibuat oleh Parlemen

setelah diumumkan,beberapa kelompok masyarakat yang berhak meminta

disahkan melalui referendum

3. Referandum consulatif, yaitu referendum untuk soal-soal tertentu yang

teknisnya rakyat tidak tau

b. Usul inisiatif rakyat

Yaitu hak rakyat untuk mengajukan suatu rancangan undang-undang kepada

parlemen dan pemerintah

3. SUSUNAN NEGARA

Negara itu kalau ditinjau dari segi sususnanya akan menimbulkan dua kemunkinan

bentuk yaitu :

A. Negara Kesatuan ini adalah negara yang bersusunan tunggal

B. Negara Federsi ini adalah negara yang bersususnan jamak

A. Negara Kesatuan

Negara ini disebut negara Unitaris ditinjau dari segi susunannya, Negara

kesatuan adalah negara yang tidak tersusun dari pada negara, seperti halnya

dalam negara federasi, melainkan negara itu sifatnya tunggal artinya hanya ada

Page 6: RESUME ilmu negara desy

satu negara, tidak ada negara dalam negara. Jadi dengan demikian di dalam

negara kesatuan itu juga hanya ada satu pemerintahan.

B. Negara Federasi

Negara federasi adalah negara yang tersusun daripada beberapa negara yang

semula berdiri sendiri- sendiri dan kemudian negara- negara mengadakan.

ikatan kerjasama yang efektif, tetapi disamping itu, negara- negara tersebut

masih inginmempunyai wewenang- wewenangyang dapat diurus sendiri.

Maka tepatlah kiranya Dicey menggambarkan negara federasi itu sebagai suatu

perakalan untuk mengadakan suatu perpaduan antara kesatuan dan kekuatan

nasional dengan pengertian bahwa negara- negara bagian itu masih tetap

memiliki hak- haknya.

Seperti telah dikatakana di atas, bahwa negara federasi adalah negara yang

terdiri atas penggabungan daripada beberapa negara yang semula berdiri sendiri.

BAB VIII

TEORI KEDAULATAN

Jean Bodin orang yang pertama memberi bentuk ilmiah pada teori kedaulatan

(Souvereiniteit ). Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam

negara. Sifat- sifat kedaulatan itu, tunggal, asli, abadi dan tidak terbagi. Untuk

mengetahui yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara ada beberapa teori :

1. Teori Kedaulatan Tuhan

2. Teori Kedaulatan Raja

3. Teori Kedaulatan Negara

4. Teori Kedaulatan Hukum

5. Teori kedaulatan Rakyat

Pengertian kekuasaan adalah kemampuan daripada seseorang ataupun golongan untuk

dapatmerubah sikap dari kebiasaan orang lain.

1. Teori kedaulatan Tuhan

Menurut sejarah teori ini paling tua. Teori kedaulatan Tuhan mengatakan bahwa

kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah dimilki Tuhan. Di dalam

perkembangannya teori ini sangat6 erat hubungannya dengan perkembangan

Page 7: RESUME ilmu negara desy

agama yang baru timbul pada saat itu, yaitu agama Kristen, yang kemudian

diorganisir dalam suatu organisasi keagamaan, yaitu gereja, yang dikepalai

oleh Paus.

Pada permulaan perkembangan agama baru ini mendapatkan pertentangan yang

sangat hebat. Oleh karena itu, agama baru ini dianggap bertentangan dengan

paham atau kepercayaan yang dianut pada waktu itu, yaitu penyembahan kepada

dewa- dewa, atau pantheisme.

Tentang hal ini ada beberapa ajaran atau teori, yang kesemuanya berasal dari

penganut- penganut teori teokrasi. Antara lain adalah : Augustinus, Thomas

Aquinas dan Marsilius. Persoalan mereka sebetulnya bukanlah mempersoalkan

siapakah yang memiliki kekuasaan tertinggi atau kedaulatan Tuhan ( Soehino op

cit:152 ).

2. Teori Kedaulatan Raja

Kekuasaan raja itu dalam lapangan duniawi. Menurut Marsilius kekuasaan

tertinggi dalam negara ada pada raja, karena raja adalah wakil daripada Tuhan.

Oleh sebab itu raja berkuasa mutlak karena raja merasa dalam tindak tanduknya

menurut kehendak Tuhan. Masa keemasan paham ini pada zaman renaissance.

3. Teori Kedaulatan Negara

Menurut Georg Jellinek yang menciptakan hokum bukan Tuhan dan bukan pula

raja, tetapi negara. Adanya hokum karena adanya negara. Jellinek mengatakan

bahwa hokum merupakan penjelmaan daripada kemauan negara (Soehino

op.cit :155 ). Negara adalah satu- satunya sumber hokum. Oleh karena itu,

kekuasaan tertinggi harus dimiliki negara.

4. Teori Kedaulatan Hukum

Hukum merupakan penjelmaan daripada kemauan negara. Akan tetapi dalam

keanggotaannya negara sendiri tunduk kepada hokum yang dibuatnya. Hal ini

dikemukakan oleh : Kritische Darstellung der Staatslehre juga pada bukunya Die

Lehre der Rechtssouvereinitet. Menurut Krabbe bahwa yang memiliki kekuasaan

tertinggi dalam negara adalah hokum. Tetapi menurt Krabbe masih ada factor di

atas negara yaitu kesadaran hokum dan rasa keadilan, maka dengan demikian

tetap hokum yang berdaulat, bukanlah negara.

5. Teori Kedaulatan Rakyat

Page 8: RESUME ilmu negara desy

Ajaran dari kaum monarchomachen tersebut diatas khususnya ajaran dari Johanes

Althusius, diteruskan oleh para sarjan dari aliran hokum alam, tetapi terakhir ini

mencapai kesimpulan baru yaitu bahwa semula individu- individu itu dengan

melalui perjanjian masyarakat membentuk masyarakat, dan kepada masyarakat

inilah para individu menyerhkan kekuasaannya, yang selanjutnya masyarakat

inilah yang menyerahkan kekuasaan tersebut kepada raja. Jadi sesungguhnya raja

mendapatkan kekuasaanya dari individu- individu tersebut.

Jadi hokum alam inilah yang menjadi dasar daripada kekuasaan raja, maka dengan

demikian kekuasaan raja lalu dibatasi dengan hokum alam, dan oleh karena raja

tadi mendapatkan kekuasaannya dari rakyat, dengan demikian yang mempunyai

kekuasaan tertinggi adalah rakyat, jadi yang berdaulat adlah rakyat, raja hanya

merupakan pel;aksana dari apa yang telah diputuskan atau dikehendaki oleh

rakyat. Sebab kalau yang dimaksud dengan rakyat itu adalah penjumlahan

daripada individu- individu di dalam negara, jadi bukannya kesatuan yang

dibentuk oleh individu- individu, maka kehendak yang ada padanya bukanlah

kehendak umum atau volonte generale, melainkan volonte de tous.

Yang dimaksud oleh Rousseau dengan kedaulatan rakyat pada prinsipnya adalah

cara atau system yang bagaimanakah pemecahan suatu soal menurut cara atau

system tertentu yang memenuhi kehendak umum. Jadi kehendak umum hanyalah

khayalan saja yang bersifat abstrak, dan kedaulatan adalah kehendak umum.

Kteori kedaulatan rakyat ini anatara lain juga diikuti oleh Immanuel Kant, yaitu

yang mengatakan bahwa tujuan negara adalah untuk menegakkan hokum dan

menjamin kebebasan para warga negaranya. Dalam pengertian bahwa kebebasan

disini adalah kebebasan dalam batas- batas perundang- undangan, sedangkan

undang- undang disini yang berhak membuat adalah rakyat itu sendiri. Kalau

begitu undang- undang adalah merupakan penjelmaan daripada kemauan atau

kehendak rakyat. Jadi rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat

dalm negara. ( Soehino op.cit : 160 ).

Page 9: RESUME ilmu negara desy

BAB IXTEORI UNSUR-UNSUR NEGARA

Yang dimaksud dengan unsur- unsur negara adalah hal- hal yang menjadikan

negara itu ada atau hal- hal yang diperlukan untuk terbentuknya negara ( elemen daripada

negara ).

Untuk mengetahui unsure- unsure negara ada tiga sudut pandangan.

1. Meninjau unsur- unsur negara secara klasik atau tradisionil.

2. Meninjau unsur- unsur negara secara yuridis.

3. Meninjau unsur- unsur negara secara sosiologis.

1. Unsur- unsur Negara Secara Klasik yaitu :

a. Wilayah tertentu

b. Rakyat

c. Pemerintahan yang berdaulat.

a. Wilayah tertentu.

Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan

negara itu berlaku. Dengan kata lain kekuasaan negara tidak berlaku diluar batas

wilayah karena bias menimbulkan sengketa internsional.

Mengenai batas wilayah negara orang tidak dapat melihat dalam undang-undang

dasar negara, tapi merupakan ketentuan dalam perjanjian (traktat) antara dua

negara atau lebihyang berkepentingan dan biasanya merupakan negara tetangga.

Penentuan dalam undang-undang dasar hanya suatu peringatan saja bahwa negara

mempunyai wilayah terbatas.

Wilayah mempunyai arti luas yang meliputi :

1. Udara

2. Darat

3. Laut

Ketiganya ditentukan oleh perjanjian internasional.

( Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih op.cit:91 ).

Page 10: RESUME ilmu negara desy

Jelinak berpendapat unsurr wilayah dapat pula dipandang dari segi negatif dan

positif , wilayah dari segi negatif pengertiannya tidak ada organisasi kekuasaan

lain yang berpengaruh diatas wilayah tertentu itu, kecuali dalam hal ini :

1. Adanya perjanjian tertentu ( Kondorminium )

2. Susunan negara sarikat

3. Negara protektorat dimana negar yang lemah menyerahkan kekuasaan tertentu

(urursan luar negeri dan pertahanan) kepada negara yang kuat.

4. Negara yang kalah perang ( ocupation ).

Negara dari segi positif adalah setiap orang yang berada diatas wilayah tertentu itu

tunduk kepada penguasanya.

b. Rakyat

Rakyat adalah sekumpulan orang yang hidup disuatu tempat. Ada istilah

Rumpun (Ras), bangsa (natie), suku yang erat pengertianya dengan rakyat

- Rumpun (Ras) adalah kumpulan orang yang mempunyai cirri-ciri jasmaniah

yang sama (warna, kulit, rambut, bentuk muka, bentuk badan), misalnya rumpun

melayu.

- Bangsa (natie) adalah rakyat yang sudah berkesadaran membentuk negara.

Suku yaitu orang yang berkesamaan dalam kebudadyaan.

Rousseua membagi kepentingan bangsa :

1. Citoyen yaitu golongan atau bangsa yang berstatus aktif.

2. Suyet yaitu bangsa yang tunduk pada kekuasaan diatasnya atau bangsa yang

berstatus pasif.

Jelinek mengemukakan empat macam status bangsa :

a. Status positif

Status positif seorang warga negara diberi hak kepadanya untuk menuntut

tindakan positif daripada negara mengenai perlindungan atas jiwa, raga, milik,

kemerdekaan dan sebagainya.

b. Status negatif

Status negatif seorang warga negara akan di jamin kepadanya bahwa negara

tidak boleh campur tangan terhadap hak- hak asasi warga- negaranya, itu

terbatas untuk mencegah timbulnya tindakan yang sewenang- wenang

daripada negara. Umpamanya dalam hal negara membuat jalan yang harus

melalui tanah milik perseorangan. Demi kepentingan umum milik

perseorangan ini dapat dilanggar akan tetapi sebagai imbanganya diganti rugi.

Page 11: RESUME ilmu negara desy

c. Status aktif

Status aktif memberi hak kepada setiap warga- negaranya untuk ikut serta

dalam pemerintahan. Dalam mewujudkan hak setiap warga negaranya diberi

hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota dalam Dewan Perwakilan

Rakyat.

d. Status pasif

Status pasif merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya untuk mentaati

dan tunduk kepada segala perintah negaranya. Misalnya apabila negara dalam

keadaan perang maka semua warga negara menurut syarat- syarat tertentu

wajib memanggul senjata untuk membela negaranya.(Ibid : 94 )

Mengenai hal kewarganegaraan ada asas :

a. Ius sanguinis adalah suatu asas dimana seorang menjadi warga negara

berdasarkan keturunan.

b. Ius soli adalah suatu asas dimana seorang menjadi warga negara berdasarkan

tempat kelahiran. Jadi seorang itu menjadi warga negara Indonesia bila ia di

lahirkan di wilayah Indonesia. Contoh dibawah ini akan memberi gambaran

lebih jelas tentang persoalan dwi kewarganegaraan atau tanpa

kewarganegaraan.

Dwi kewarganegaraan

Menurut syarat kewarganegaraan Inggris seorang yang di lahirkan didalam

wilayah Inggris dianggap sebagai British Citizen walaupun orang tuanya

berwarga negara Belanda dan menurut kewarganegaraan Belanda adalah

orang Belanda walaupun ia di lahirkan di luar wilayah negeri Belanda. Dengan

demikian maka timbul keadaan bahwa orang mempunyai 2 macam

kewarganegaraan.

Tanpa kewarganearaan

Menurut syarat kewarganegaraan Inggris seorang yang dilahirkan di luar

wilayah United Kingdom dari keluarga British Citizen dan setelah berumur 20

tahun tidak melaporkan diri tentang kewarganegaraannya pada perwakilan

Inggris setempat dan batas waktu untuk melaporkan itu sudah lewat 12 bulan,

maka orang itu akan kehilangan kewarganegaraannya sebagai British Citizen

dan juga tidak memiliki kewarganegaraan lain sehingga ia menjadi tanpa

kewarganegaraa lain sehingga ia menjadi tanpa kewarganegaraan atau

Apartride ( stateless ). (Ibid : 96 ).

Menurut Dr. Herts ada 4 unsur menjadi natie :

1. Ada hasrat kesatuan

Page 12: RESUME ilmu negara desy

2. Ada hasrat untuk merdeka

3. Ada hasrat keaslian

4. Ada hasrat memiliki kehormatan

( Padmo Wahjono op.cit : 34 ).

c. Pemerintahan yang berdaulat

Organisasi negar mempunyai badan pimpinan dan badan pengurus yang

memimpin dan yang mengurus negara. Badan demikian disebut pemrintah, dan

fungsinya disebut pemerintahan.Memerintah berarti menjalankan tugas

pemerintahan.

Kata pemerintah dan pemerintahan dapat diartikan luas atau sempit. Dalam arti

luas pemerintah adalah keseluruhan dari badan pengurus negara dengan segala

organisasi, segala bagian- bagiannya dan segala pejabat- pejabatnya yang

menjalankan tugas negara dari pusat sampai pelosok- pelosok daerah. Dalam arti

yang sempit pemerintah adalah suatu badan pimpinan terdiri dari seorang atau

beberapa orang yang mempunyai peranan pimpinan dan menentukan dalam

pelaksanaan tugas negara.

Fungsi pemerintahan dalam arti luas meliputi tiga bidang, yaitu :

1. legislatif, atau pembuatan undang- undang.

2. eksekutif, atau pelaksanaan pemerintah menurut undang- undang.

3. yudikatif, atau peradilan menurut undang- undang. Dalam arti terbatas fungsi

pemerintahan itu hanya berarti tugas eksekutif saja.

( G. S. Diponolo op.cit : 54 )

Pemerintahan yang berdaulat di artikan berdaulat kedalam dan keluar, namun

secara kedalam dibatasi oleh hokum positif ( artinya tidak boleh sewenang-

wenang ) dan berdaulat keluar dibatasi oleh hokum internasional.

2. Unsur- unsur Negara Secara Yuridis dikemukakan oleh Logemann yang terdiri

dari :

1) Gebiedsleer ( wilayah hokum ) yang meliputi darat, laut, udara serta orang dan

batas wewenangnya.

2) Persoonsleer ( subjek hokum )

Unsur subjek daripada negara adalah pemerintah yang berdaulat.

3) De leer van de rechtsbetrekking ( hubungan hokum ).

Page 13: RESUME ilmu negara desy

Maksudnya adalah hubungan hokum antara penguasa dan dikuasai termasuk

hubungan hokum ke luar dengan negara lainnya secara internasional.

3. Unsur- unsur Negara Secara Sosiologis.

Paham ini dikemukakan oleh Rudolf Kjellin yang melanjutkan ajaran Ratzel dalam

bukunya Der Staat als Lebensform. Menurt beliau unsure- unsure negara itu adalah :

1) Faktor Sosial yang meliputi :

a. Unsur Masyarakat

b. Unsur Ekonomis

c. Unsur Kulturil

2) Faktor Alam yang meliputi :

a. Unsur Wilayah

b. Unsur Bangsa

BAB X

TEORI FUNGSI NEGARA

Untuk apa organisasi negara itu dibentuk atau dengan kata lain apa yang menjadi

tugas daripada negara akan diuraikan oleh Teori Fungsi Negara.

Dalam teori fungsi negara ada lima paham.

1. Fungsi Negara pada abad ke XVI di Prancis

2. Fungsi Negara menurut John Locke

3. Fungsi Negara menurut Montesquieu

4. Fungsi Negara menurut van Vollen Hoven

5. Fungsi Negara menurut Goodnow

1. Fungsi Negara Abad ke XVI di Prancis

Fungsi Negara pertama kali dikenal pada abad ke XVI di Prancis yaitu :

a. Diplomacie

Page 14: RESUME ilmu negara desy

Di Indonesia sama dengan Departemen luar negeri. Tugasnya adalah

penghubung antar negara, dulu penghubung antar raja.

b. Difencie

Di Indonesia sama dengan Departemen Pertahanan dan Kehakiman. Tugas yang

dijalankannya adalah masalah keamanan dan pertahanan negara.

c. Financie

Di Indonesia sama dengan Departemen Keuangan, yang bertugas menyediakan

keuangan negara.

d. Justicie

Di Indonesia sama dengan Departemen Kehakiman dan Departemen Dalam

Negeri, tugasnya menjaga ketertiban perselisihan antar warga negara dan urusan

dalm negara.

e. Policie

Bertugas mengurus kepentingan negara yang belum menjadi wewenang dari

Departemen lainnya ( keempat departemen diatas ).

2. Fungsi Negara Menurut John Locke

John Locke, seorang sarjana Inggris membagi fungsi negara atas tiga fungsi,

yaitu :

1) Fungsi Legislatif, untuk membuat peraturan

2) Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan peraturan

3) Fungsi Federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan

damai.

Menurut John Locke fungsi mengadili adalah termasuk tugas eksekutif. Teori John

Locke diatas kemudian disempurnakan oleh Montesquieu. Dia membagi negara

menjadi 3 fungsi tetapi masing- masing fungsi itu terpisah dan dilaksanakan oleh

lembaga yang terpisah pula.

3. Fungsi Negara Menurut Montesquieu

Tiga fungsi negara menurut Montesquieu ialah :

1. Fungsi Legislatif, membuat undang- undang

2. Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang- undang dan

3. Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi

mengadili), yang popular dengan teori Trias Politika.

Page 15: RESUME ilmu negara desy

Oleh Montesquieu fungsi federatif di satukan dengan fungsi eksekutif, dan fungsi

mengadili dijadikan fungsi yang berdiri sendiri.

4. Fungsi Negara Menurut Van Vollen Hoven

Selain sarjana- sarjana diatas masih dikenal seorang sarjana lain yaitu Van Vollen

Hoven dari negara Belanda, yang membahas fungsi negara seperti sarjana- sarjana

diatas. Menurut Van Vollen Hoven fungsi negara itu ialah :

a.Regeling ( membuat peraturan )

b. Bestuur ( menyelenggarakan pemerintahan )

c.Rechtspraak ( fungsi mengadili )

d. Politie ( fungsi ketertiban dan keamanan )

5. Fungsi Negara Menurut Goodnow

Goodnow melihat fungsi negara itu secara prinsipil sehingga ia mengutarakan 2

fungsi negara. Ajaran Goodnow disebut juga merit system, karena mengutamakan

kegunaannya.

Menurut Goodnow fungsi negara ada 2, yaitu :

1. Policy making

2. Policy eksekuting

Karena mengemukakan fungsi negara itu atas dua bagian, ajarannya itu terkenal pula

sebagai Dwipraja ( dichotomy ).Policy making adalah kebijaksanaan negara untuk

waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat. Policy eksekuting adalah kebijaksanaan

yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy making.

Orang yang menetapkan policy making disebut policy maker dan yang menetapkan

policy eksekuting adalah eksekutor.

Policy eksekutors, adalah orang- orang yang berusaha mencapai apa- apa yang telah

diputuskan oleh policy makers atau menentukan daya upaya, alat- alat apa dan

sebagainya untuk mencapai tujuan tadi.Untuk mencapai tujuan bersama dan

mencegah bentrokan- bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan

penertiban.

BAB XI

TEORI KONSTITUSI

Konstitusi atau Constitution atau Verfassung berbeda dengan Undang- Undang Dasar

atau Grundgesetz. Konstitusi yang ditinjau dari sisi hokum disebut Constitutional Recht,

Page 16: RESUME ilmu negara desy

yang diperhatikan ditekankan kepada faktor- factor kekuasaan nyata dalam masyarakat

sedangkan Grondswet yang diperhatikan semata- semata konstitusi dalam arti sempit

yaitu yang tertulis atau Undang- Undang Dasar saja. Berarti ikhwal konstitusi lebih luas

daripada Grondswet. Perhatikan paham Herman Heller mengenai konstitusi.

a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu

kenyataan dan belum konstitusi dalam arti hokum.

b. kemudian kehidupan politik dalam masyarakat itu ( Die Politische Verfassung als

gesellschaft licke wirklich keit ) dicari unsur- unsur hukumnya melalui abstraksi

barulah menjadi kesatuan kaidah hokum ( ein Rechtsver- fassung ).

c. Setelah itu ditulis kaidah hokum itu dalam suatu naskah yang disebut Undang-

Undang Dasar.

( Moh. Kusnardi dan Harmaili Ibrahim 1976 : 65 )

Kita mengenal beberapa istilah konstitusi

1. Konstitusi dalam arti materil adalah perhatian terhadap isinya yang terdiri atas pokok

yang sangat penting dari struktur dan organisasi negara.

2. Konstitusi dalam arti formil adalah perhatian terhadap prosedur, pembentukannya

harus istimewa dibandingkan dengan pembentukan perundang- undangan lain.

3. Konstitusi dalam arti tertulis maksudnya konstitusi itu dinaskahkan tertentu guna

memudahkan pihak- pihak mengetahuinya.

4. Konstitusi dalam arti merupakan undang- undang tertinggi adalah baik pembentukan

dan perubahannya melalui prosedur istimewa dan juga ia merupakan dasar tertinggi

dari perundang- undangan lainnya yang berlaku dalam negara itu.

Yang di maksud dengan “ teori ” adalah dasar memberikan pertanggungjawaban secara

ilmiah ( wetenschappelijke verantwoording ).

Teori konstitusi adalah cabang ilmu pengetahuan yang masih muda. Oleh sebab itu tidak

heran dalam kalangan sarjana belum terdapat persesuaian paham mengenai

tempatnya.Teori tentang konstitusi, sebagai suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri,

untuk pertama kali diselidiki dalam lingkungan universitas di Prancis. ( Djokosutomo

Kuliah 1955/1956 ).

Konstitusi Prancis yang pertama ialah bersandarkan pada paham John Locke dan

Montesquieu. Kemudian pada tahun 1792, bentuk constitutionale monarchie berubah

menjadi republic demokrasi.

Paul Scholten dalam bukunya Algemeen Deel, membentangkan tentang metode

konstruksi dalam penyusunan hokum positif. ( Ingat akan paham Radbruch mengenai “

rechtsdogmatiek ”, yang merupakan tugas dejurist als medespeler ada tiga, yakni9

Page 17: RESUME ilmu negara desy

interpretation,construction dan systematic. Yang penting bagi kita adalah tentang

konstruksi yang terdiri dari :

a.Yang menggunakan abstraksi yaknio rechtsnalogie.

b. Yang menggunakan determinasi yakni rechtsverfijning.

Menurut Paul Scholten, suatu konstruksi yang baik harus mengandung empat hal :

1. Harus menutupi/meliputi sendi- sendi/bahan- bahan hokum, yang akan mencakup

lapangan hokum positif. ( pertentangkan dengan hasil filsafat dari konstitusi Prancis ).

2. Harus memenuhi aesthetische eisen ( eisen = syarat ). ( pertentangkan dengan hasil

kesenian dari konstitusi Prancis ).

3. Harus harmonis, dalam arti tidak ada pertentangan. ( pertentangkan dengan hasil ilmu

pengetahuan dari konstitusi Prancis ).

4. Harus hemat, rasionil yang berarti jangan panjang- panjang tetapi gunakan kata- kata

sesingkat mungkin.

Apabila pendapat sarjana Prancis dibandingkan dengan keempat syarat yang diperlukan

dalm konstruksi hokum positif tersebut diatas, maka konstitusi Prancis yang dikatakannya

hasil filsafat, kesenian dan ilmu pengetahuan itu ternyata adalah hal yang biasa saja.

Selanjutnya, berikut ini akan kita tinjau paham beberapa sarjana tentang konstitusi.

5. Konstitusi menurut paham Leon Duguit ( Ibid:kuliah 1955/1956 )

Bukunya : Traite de Droit Constitutionnel. Ajarannya disebut ajaran fungsi social ( de

leer van de sociale functie ).

Metodenya : tinjauan secara sosiologi hokum ( rechtssociaologisch beschouwing ).

Sebagai sosiolog, Duguit bersikap realistis, ia memandang hokum bukanlah sebagai

norma tetapi hokum sebagai peristiwa ( recht als feit ); jadi hokum yang sungguh-

sungguh timbul dan tumbuh dalam masyarakat.

Hukum dihubungkanny dengan kesetiakawanan (solidariteit ) de facto, yakni ikatan

social. Karena menurut Duguit, hokum adalah penjelmaan dari sociale solidariteit.

Arti dari perkataan “ solidariteit ” itu sendiri adalah :

a. Onderling hulpbetoon = solidarismus = gotong royong,yakni bekerja untuk

kepentingan umum tanpa mengharapkan imbalan jasa.

b. Wederkerige hulpbetoon = mutualismus = tolong menolong, yakni pertolongan yang

diberikan pada seseorang dengan harapan bahwa kelak akan mendapat balasan.

Tetapi yang dimaksud Duguit dengan sociale solidariteit adalah hubungan fungsi antara

anggota- anggota masyarakat.

Page 18: RESUME ilmu negara desy

Hukum merupakan ciptaan psikologis dari masyarakat, yang ditentukan oleh kebutuhan

material, intelektual dan moral. Karena kepercayaannya pada pancaindera, maka dengan

demikian pandangan Diguit menjadi dogmatis yang sensualistis. Oleh sebab itu,

konsepsinya bersifat sensualist realisme, yang realisme kepancainderaan.

Menurut Duguit, sociale splidariteit itu muncul dalam perasaan hokum perorangan.

Sehingga pengertia-pengertian seperti eigendom, tidak lagi dianggap sebagai hak asasi

alamiah, tetapi merupakan fungsi social. Berkenan dengan “negara”, Duguit

menganggapnya hanya merupakan fictie belaka. Karena yang nyata-nyata ada bukanlah

rechtspersoon negara, melainkan overheersing (penjajahan ) dari sekelompok manusia

yang kuat terhadap sekelompok manusia lainnya yang lemah.

6. Konstitusi menurut paham Maurice Hauriou ( Ibid : kuliah 1995/1956 ).

Buku-bukunya : Precis de droit constitutional.

La Theorie de L’institution et de la Fondation.

Ajarannya disebut : ajaran tentang kelembagaan (de leer van het institutionalisme ).

Metodenya : tinjauan secara sosiologi hokum ( rechtssociologischebeshhouwing ).

Sebagai titik tolak, Hauriou yang sosiolog itu melihat masyarakat itu sesungguhnya

sebagai suatu peristiwa moral ( een morele felt ), yakni suatu bangunan moral.

Hauriou adalah ahli hokum katolik, yang ajarannya dipengaruhi Thomas van Aquino dan

ideen leer Plato.

Menurtu Hauriou, yang penting dalam kenyataan masyarakat ( sociale werkelijkheid )

bukanlah norma- norma hukumnya, melainkan lembaga-lembaganya ( instellingen-nya ),

baik lembaga-lembaga hokum (rechtssinsteliingen ) maupun lembaga-lembaga negara

(staatsinstellingen . Seperti halnya “ negara” yang merupakan suatu lembaga

(institution ), demikian pula “konstitusi”.

Didalam institution terjadi perubahan kejadian (feit ) menjadi hokum (rechts). Hal

tersebut tidak terjadi secara langsung, tetapi harus melalui elite, atau then ruling class,

yang mendapatkan ide tersebut kemudian merumuskannya untuk selanjutnya

menyebarkannya pada massa. Dengan demikian menurut Hauriou, institution itu

mengandung tiga unsure pokok, yaitu :

1. Idee, yakni suatu cita-cita yang baik menjelma dalam masyarakat.

2. Elite, yakni lingkungan intellectueel/the ruling class yang lebih dulu menyerap

/menerima ide tadi untuk selanjutnya merumuskan dan menyebarkan ide tersebut

kepada masyarakat.

3. Milieu, yakni masyarakat yang harus sudah matang untuk menerima ide tersebut.

Contohnya adalah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahwa kemerdekaan sebagai ide

sudah ada semenjak jauh sebelum perang.

Page 19: RESUME ilmu negara desy

Demikian pula “konstitusi”, sebagai suatu institution tidak lain dari pada hokum yang

hidup dalam masyarakat ( social recht) yang merupakan penjelmaan kembali ide-ide yang

baik yang menjelma dalam kenyataan masyarakat ( socialr werkelijkheid), yang sebagian

unsure- unsure normative-nya di-constateer dan di-abstraheer pembuat undang- undang

menjadi suatu lembaga hokum ( rechtsinstellingen ).

Sedangkan tujuan dari konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara :

a. Ketertiban (de orde ), (ketertiban masyarakat ).

b. Kekuasaan (het gezag), ( yang mempertahankan orde tadi )

c. Kebebasan (de vrijheid ), ( yakni kebebasan pribadi dan kebebasan manusia ).

7. Konstitusi menurut paham Ferdinand lassalie ( ibid : kuliah 1955/1956 ).

Bukunya : Uber Verfassungwesen. Lassale membagi konstitusi dalam dua

pengertian,yaitu :

a. Pengertian sosiologi atau politis ( sociologische atau politische begrip ):

“Konstitusi synthese factor-faktor kekuatan yang nyata ( dereele machtsfactoren)

dalam masyarakat”. Jadi konstitusi menggambarkan hubungan antara kekuasaan-

kekuasaan yang terdapat dengan nyata dalm suatu negara. Kekuasaan- kekuasaan

tersebut diantaranya : raja,parlemen, kanabinet, pressuregroups, partai politik dan

lain- lain; itulah yang sesungguhnya konstitusI.

b. Pengertian yuridis ( Yuridische begrip ); “Konstitusi adalah suatu naskah yang

memuat semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan”. Nyatalah bahwa

Lassale dipengaruhi pula oleh paham kondifikasi yang menyamakan konstitusi

dengan undang-undang dasar.

Dari pengertian sosiologis atau politis, ternyata Lassale juga mnganut paham bahwa

konstitusi sesungguhnya mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar undang-

undang dasar.

8. Konstitusi menurut paham A.A.H. Struycken ( Ibid)

Bukunya : Het Staatsrecht van het koninkrijk de Nederlander.

Menurut Struycken, konstitusi adalah undang-undang yang memuat garis besar dan asas-

asas tentang organisasi daripada negara. Jadi, Struycken adalah termasuk paham bahwa

konstitusi sama dengan undang- undang dasar.

Walaupun demikian, dengan menyebutkan suatu undang- undang ( een wet ) berarti

struycken juga menghendaki konstitusi sebagai naskah tertulis, hal mana sesuai dengan

paham modern.

9. Konstitusi menurut paham Dr. Gruys ( Ibid)

Bukunya : Drieerlei Wetsbegrip

Page 20: RESUME ilmu negara desy

Menurut Gruys : undang- undang dasar adalah suatu jenis istimewa undang- undang

(Grndwet is een bijzondere sort van wet ). Jadi, undang- undang dasar merupakan

species dari pengertian genus undang- undang. Tetapi Gruys mengemukakan tiga

pengertian undang- undang, yakni :

a. Undang- undang = hokum objektif ( objectief rech ). Arti kuno ini masih dapat

kita lihat dari istilah sah ( wettig ) atau menurut undang- undang ( wettelijk) yang

berarti sesuai dengan hokum/berlaku ( rechmatig/rechtgelding ) atau sah menurut

peraturan hokum objektif. Umpamanya jika kita hubungkan dengan BW pasal

1320, hanya suatu persetujuan ( overeenkomst ) adalah menurut undang- undang

(wettelijk ) apabila memenuhi empat syarat :

- persetujuan kehendak ( wilsovereenstemming );

- sebab yang halal ( geoorloofde oorzak );

- kemampuan menurut hokum dari masing- masing pihak ( bekwamheid der

partijen );

- perihal tertentu ( bepaald onderwerp ).

b. Undang- undang = dalam arti formal berarti suatu keputusan yang berasal dari

kekuasaan tertinggi negara. Jadi, undang-undang dalam arti format ( wet in

formele zin ) adalah tidak lain daripada pesesuaian kehendak antara parlemen dan

pemerintah.

c. Undang- undang dalam arti material berarti setiap keputusanpenguasa yang

mengandung tujuan yang bersifat umum.Demikian pula undang- undang dasar

yang merupakan species dari pengertian genus undang- undang, menurut Gruys

mempunyai tiga arti, yaitu :

1) Undang-undang dasar = dalam arti formal, adalah suatu undang-undang

yang dibuat secara istimewa dan ditinjau kembali secara istimewa pula.

2) Undang-undang dasar = dalam arti material, adalah suatu undang- undang

yang mengatur pokok- pokokdari alat perlengkapam negara dan

penyelenggaraan negara.

3) Undang- undang dasar = sebagai naskah yang mempunyai nilai- niali

kenegaraan (staasskundlge waarde ). Naskah politik misalnya naskah uni

van Utrecht, jadi naskah politik yang penting isinya.

10. Konstitusi menurut paham Hermann Heller ( Ibid )

Bukunya : Staatslehre

Metodenya : Cara perolehan pengetahuan ( methode van kennis verkrijging ).

Cara perolehan pengetahuan ( Methode van kennis verkrijging ) yang dipergunakan

Hermann Heller adalah melalui empat fase, yaitu :

Page 21: RESUME ilmu negara desy

a. perumusan masalahnya;

b. penentuan patokan kerja;

c. pembentukan paham dasar;

d. penyusunan pendapat dalam suatu sistematik.

Menurut Hermann Heller, negara adalah organisasi kekuasaan territorial. Hukum

adalah suatu norma empiris ( het recht is een empirische norm ), jadi harus ada

menjelmakannya, yakni negara, tetapi diakui oleh negara. Jadi, berlakunya hokum

kebiasaan adalah juga tergantung pada kemauan negara. Sebaliknya mengapa negara

tidak bisa melepaskan diri dari hokum? Karena hokum memperkuat negara, hokum

menyebabkan negara stabil. Seperti dikatakan Mac Iver.

( Mac Iver 1957 : 82-87 ).

“Kekuasaan bisa dicapai dengan kekuatan, tetapi untuk mempertahankan kekuasaan,

orang bisa melulu menyandarkan pada kekuatan”. Jadi, sifat kekuatan adalah kekal.

Supaya bisa kekeal, harus diberi sandaran hokum.

Pengertian demokrasi kemudian di anut oleh hampir semua bangsa di dunia. Bahkan

dictator pun menyebut diri mereka sebagai negara demokrasi, misalnya : Rusia.

Menurut Hermann Heller, ada dua alasan yang menyebabkan sehingga

volkssouvereiniteit menjadi pendapat umum.

a. Volkssouvereniteit adalah suatu pengertian polemic ( polemisch begrip ).

Maksudnya ialah suatu pengertian yang dipertentangkan dengan pengertian

lainnya. Sejak timbulnya golongan borjuis liberal, Volkssouvereniteit dilawankan

dengan kedaulatan raja ( vorstensouvereiniteit ).

b. Volkssouvereniteit lebih nyata dan lebih dapat dirasakan dari

vorstensouvereiniteit.

Berkenan dengan arti konstitusi, Hermann Heller mengemukakan tiga pengertian,

yaitu :

1. Die politische verfassung als gessellschaftlich wirklichkeit. Konstitusi adalah

mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai kenyataan. Jadi

mengandung pengertian politis dan sosiologis.

2. Die verselbstandigte rechtsverfassung. Konstitusi merupakan suatu kesatuan

kaidah hokum yang hidup dalam masyarakat. Jadi mengandung pengertian

yuridis.

3. Die geschereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai

undang- undang yang tertinggi, yang berlaku dalam suatu negara.

Page 22: RESUME ilmu negara desy

Bahwa dengan abstraksi, unsure- unsure hokum dari konstitusi yang hidup dalam

masyarakat dihimpun dan dijadikan kesatuan kaidah hokum sehingga jelas nampak

sifat yuridisnya, yang perwujudannya disebut rechtverfassung.

11. Konstitusi menurut ppaham Carl Schmitt ( Djokosutomo op.cit:kuliah 1955/1956)

Bukunya : Verfassungslehre

Metodenya : cara penghimpunan yang tersusun ( methode van systematisering ).

Metode Carl Schmitt yang disebut cara penghimpunan yang tersusun ( methode van

systematisering ) tersebut ialah metode dengan cara menyusun bahan- bahan yang

sudah ada dalam literature lalu kemudian menyimpulkannya menjadi pahamnya

sendiri.

Carl Schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian karena pengertian pokok

pertama terbagi lagi dalam 4 sub pengertian, dan pengertian pokok kedua mempunyai

2 sub pengertian, maka jumlah seluruhnya menjadi 8 pengertian.

Pembagiannya ialah sebagai berikut.

Pengertian Pokok Pertama :

Konstitusi dalam arti absolute ( absolute verfassungbegriff )

Perkataan “absolute” mengandung arti bahwa konstitusi disamping memuat tentang

bentuk negara, factor integrasi dan norma-norma dasar/struktur pemerintahan, juga

mencakup semua hal yang pokok yang ada pada setiap negara pada umumnya.

Pengertian pokok yang pertama ini terbagi dalam empat sub pengertian.

1. Konstitusi menggambarkan hubungan anatara factor-faktor kekuatan yang nyata

( de riele machtsfactoren ) dalam suatu negara, yakni hubungan antara raja,

parlemen, cabinet, partai politik, pressure group dan lain-lain, serta mencakup

semua bangunan hokum dan semua organisasi yang ada dalam negara. Jadi sama

dengan paham yang dikemukakan oleh Lassalle.

2. Konstitusi memuat forma formarum, yakni bentuk yang menentukan bentuk-

bentuk lainnya. Persoalannya, bagaimanakah untuk dapat mengetahui bahwa

bentuk negara adalah menentukan pula bentuk- bentuk lainnya. Caranya ialah

dengan meninjau staatsprincipe ( asas negara ).

Ada 3 asas negara ( staatsprincipe ) :

a. asas daripada bentuk negara ( principe van de staatsvorm )

b. asas daripada dan yang timbul dari bentuk negara ( principe van en uit de

staatsvorm )

c. asas ( principe ) dalam arti asas pemerintahan ( regeringsprincipe ).

Page 23: RESUME ilmu negara desy

a. Asas negara yang dibahas dalam asas daripada bentuk negara ( principe van de

staatvorm ) adalah semata- mata mengenai bentuk negara. Carl Schmitt

mengemukakan dua asas negara yang berkenan dengan bentuk negara, yaitu :

- kesamaan ( identiteit ), yakni asas negara yang berhubungan dengan bentuk

demokrasi, dimana rakyat sendiri yang memerintah dan yang di perintah

adalah sama ( identik ).

- perwakilan ( representatie ), yakni asas negara yang berhubungan dengan

bentuk monarki, dimana raja yang memerintah dipandang sebagai wakil dari

rakyat ( representant van het volk ).

b. Asas negara yang ditinjau dalam asas daripada dan yang timbul dari bentuk negara

( principe van en uit de staatsvorm ), tidak