94
Page1 Resume Kimia Dasar I. Pendahuluan Ilmu Kimia a. Kedudukan Ilmu Kimia dalam Ilmu Pengetahuan Kimia merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Bidang IPA lainnya ialah Fisika, Biologi, Astronomi, dan Ilmu Bumi (Geologi). Kelima ilmu ini dikenal sebagai “ilmu- ilmu dasar” dalam bidang IPA. Jadi kedudukan Kimia dalam IPTEK adalah sebagai Ilmu Dasar. Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makro. Di samping itu, ilmu kimia memberikan konstribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kesehatan, dan perikanan serta teknologi (Keenan, 1986:2). b. Hubungan antara Ilmu Kimia dengan cabang-cabang Ilmu Pengetahuan yang lain dan matematika Kimia terus berkembang dan diperkirakan Kimia kini meliputi lebih dari 60 cabang kimia. Perkembangan Kimia dan juga Ilmu Pengetahuan lainnya sesungguhnya didorong oleh kebutuhan dan kepentingan manusia.

Resume kimia dasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Resume kimia dasar

Pag

e1

Resume Kimia Dasar

I. Pendahuluan Ilmu Kimia

a. Kedudukan Ilmu Kimia dalam Ilmu Pengetahuan

Kimia merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Bidang

IPA lainnya ialah Fisika, Biologi, Astronomi, dan Ilmu Bumi (Geologi). Kelima ilmu

ini dikenal sebagai “ilmu-ilmu dasar” dalam bidang IPA. Jadi kedudukan Kimia dalam

IPTEK adalah sebagai Ilmu Dasar.

Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu

lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena

makro. Di samping itu, ilmu kimia memberikan konstribusi yang penting dan

berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kesehatan, dan

perikanan serta teknologi (Keenan, 1986:2).

b. Hubungan antara Ilmu Kimia dengan cabang-cabang Ilmu Pengetahuan yang

lain dan matematika

Kimia terus berkembang dan diperkirakan Kimia kini meliputi lebih dari 60

cabang kimia. Perkembangan Kimia dan juga Ilmu Pengetahuan lainnya

sesungguhnya didorong oleh kebutuhan dan kepentingan manusia.

Page 2: Resume kimia dasar

Pag

e2

Pada berbagai bidang keprofesionalan dan ilmu lainnya, Kimia juga

memberikan perannya. Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan (bidang

Kedokteran & Farmasi); pembuatan bahan optik dan film (bidang Fotografi);

pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam, semen untuk bahan

lukisan/ukiran/pahatan (bidang Seni & Bangunan); serta penetapan lokasi dan

kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda purbakala (bidang Geologi).

Dalam bidang Kriminologi dan Hukum, Kimia memainkan peran penting. Dokumen,

uang, lukisan atau benda kuno, dll dapat diuji keaslian atau tidaknya dengan cara

kimia. Sehelai serat atau rambut, sidik jari, percikan darah, dan benda lainnya dalam

suatu peristiwa kriminal dapat dianalisis secara kimia dan hasilnya dapat dijadikan

barang bukti di pengadilan. Bahkan ilmu kimia juga dapat membantu menyelesaikan

masalah sosial, sepertimasalah ekonomi, hukum, seni dan lingkungan hidup. Sebagai

contoh : uang sebagai alat tukar dalam perekonomian, bahkan bahan dan proses

pembuatannya memerlukan ilmu kimia.

c. Peran Matematika dalam ilmu Kimia, Kehidupan, dan Perkembangan IPTEK

ilmu kimia juga memerlukan ilmu-ilmu lain seperti matematika, fisika dan biologi.

Matematika diperlukan untuk memahami beberapa bagian ilmu kimia seperti :

hitungan kimia, laju reaksi, thermo kimia dan lain lain.

Seperti halnya ilmu Kimia yang diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah

satunya dalam bidang industry. Survei lapangan menunjukkan kecenderungan

pentingnya kemampuan dasar matematika dalam dunia kerja. Pekerja tamatan sekolah

menengah dengan kemampuan matematika tinggi mempunyai karir yang lebih baik

dan tingkat penganggurannya lebih rendah dibanding dengan yang kemampuan

matematikanya rendah (Laporan Departemen Pendidikan Amerika Serikat dalam

Mathematics Equal Opportunity, 1997). Dalam laporan lain, dikemukakan bahwa

penggunaan matematika dalam industri berkembang pesat, dan matematikawan telah

memberikan kontribusi pada keunggulan teknis dan penghematan biaya melalui

pemodelan, analisis, dan komputasi yang cerdik (SIAM Report on Mathematics,

1995), [24].

Perkembangan iptek yang pesat adalah berkat dukungan matematika. Landasan

dukungan disebabkan kekuatan matematika pada struktur dan penalarannya.

Page 3: Resume kimia dasar

Pag

e3

Perkembangan matematika sering merintis kemungkinan penerapannya yang baru pada

berbagai bidang ilmu lain. Sebaliknya, tuntutan pemecahan masalah berbagai bidang

iptek turut mendorong perkembangan matematika. Saat ini sarjana matematika telah

banyak yang bekerja di berbagai lapangan, seperti komputer, asuransi, perbankan,

teknologi penerbangan, proses produksi, penelitian, perencanaan, dan pengembangan.

Profesi dosen dan guru matematika juga senantiasa memerlukan tenaga sarjana

matematika. Kebutuhan akan sarjana Matematika berkaitan pula dengan masalah-

masalah besar di dunia saat ini, yaitu ledakan penduduk, kelaparan, penyakit menular,

krisis energi dan lingkungan yang semakin mengancam manusia. Masalah - masalah

ini dapat dipecahkan dengan kajian Matematika seperti pembentukan model

Matematika dan simulasi komputer.

d. Ruang Lingkup Ilmu Kimia

Di dalam kajian ilmu kimia mempelajari tentang struktur, komponen, sifat dan

perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Sifat dan perubahan

materi sangat dipengaruhi oleh komponen penyusun, komposisi komponen penyusun,

dan susunan komponen penyusun dalam materi tersebut. Sifat dan perubahan materi

akan di bahas dalam Ilmu Kimia mencakup sifat-sifat fisis serta sifat kimia dari materi.

Sifat fisis mencakup wujud dan tampilan materi, sedang sifat kimia yang mencakup

kecenderungan materi utnuk berubah, dan menghasilkan materi baru. Pembahasan

tentang energi yang menyertai perubahan kimia, menyangkut banyaknya energy yang

menyertai perubahan sejumlah materi, serta asal usul energi tersebut.

Page 4: Resume kimia dasar

Pag

e4

II. Materi dan Energi

a. Klasifikasi Materi

Materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai massa, dan

menempati ruang. Makhluk hidup dan yang tidak hidup terdiri atas materi manusia,

tumbuh tumbuhan, hewan, air, batu, kayu, garam dan benda benda apa saja di sekitar

kita termasuk materi.

Materi terdiri dari 3 macam wujud yaitu : padat, cair dan gas. Adapun ciri-cirinya:

- Padat : Bentuk dan volumenya tetap, selama tidak ada pengaruh

dari luar.

- Cair : Bentuknya selalu berubah, sesuai dengan tempatnya volume zat

cair adalah tetap.

- Gas : Baik bentuk dan volumenya tidak tetap dan akan mengisi seluruh

ruang yang ditempatinya.

Materi mempunyai massa dan berat. Pengertian massa berbeda dengan pengertian

berat. Massa suatu benda, di semua tempat selalu tetap, sedangkan beratnya tergantung

pada gaya gravitasi bumi setempat. Massa adalah banyaknya materi atau zat yang

terkandung dalam suatu benda, sedangkan volume adalah banyaknya partikel yang

dikandung dalam suatu zat.

Materi dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu zat murni dan

campuran. Zat murni adalah materi yang memiliki komposisi tertentu dan tetap.

Sedangkan campuran adalah materi yang memiliki komposisi yang sembarangan dan

tidak tetap. Zat murni dapat dibagi menjadi dua kelompok lagi yaitu unsure dan

senyawa.

Materi

Prinsipnya setiap zat murni memiliki sifat fisika dan sifak kimia yang sama.

Komponen penyusunnya tidak dapat dipisah dengan proses fisika sederhana, tapi

Materi

unsur Senyawa

Zat Murni Campuran

Page 5: Resume kimia dasar

Pag

e5

dengan proses kimia. Sedangkan campuran yang pada dasarnya merupakan campuran

fisik antara dua atau lebih zat murni dengan perbandingan sembarang yang

menyebabkan sifat zat murninya masih Nampak dapat dipisahkan dengan proses fisika

sederhana.

Unsur adalah zat murni yang terdiri dari satu macam zat dan tidak dapat dibagi

lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Di alam saat ini telah diketahui ada 109 macam

unsur. Sebanyak 88 unsur didapat di alam baik dalam bentuk unsurnya maupun

senyawanya, sedang sisanya unsure buatan laboratorium.

Senyawa adalah zat murni yang tersusun dari beberapa unsur dengan

perbandingan tertentu. Air ( H2O ) , asam cuka ( CH3COOH ) , gula , dan garam adalah

contoh senyawa.

b. Partikel Penyusun Materi

Partikel penyusun materi adalah bagian terkecil dari suatu materi yang

masih memiliki sifat materi tersebut. Misalnya, partikel terkecil unsur natrium yang

masih mempunyai sifat natrium adalah atom natrium. Sebenarnya, atom natrium terdiri

dari partikel-partikel lebih kecil lagi, yakni proton, neutron, dan elektron. Akan tetapi

proton, neutron, dan elektron tidak disebut sebagai partikel terkecil unsur natrium

sebab tiap partikel tidak mempunyai sifat khas natrium.

Umumnya partikel penyusun unsur logam berbentuk atom. Unsur besi tersusun

dari atom besi, begitupula unsure logam yang lain. Beberapa unsure juga tersusun atas

molekul-molekul. Nitrogen (N2), Oksigen (O2) merupakan unsure yang tersusun atas

molekul-molekul Sedangkan partikel penyusun senyawa adalah molekul-molekul

senyawa tersebut.

Molekul unsure = atom1+atom1+…+ atom1

Molekul senyawa = atom1+atom2+…+atomn → bermuatan (molekul ion)

→ tidak bermuatan

c. Sifat-sifat dan Perubahan Materi

Sifat suatu materi ditentukan oleh komposisi komponen penyusun, struktur kimia

atau susunan penyusun suatu materi. Secara umum sifat materi dibagi menjadi dua

yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

Page 6: Resume kimia dasar

Pag

e6

Sifat fisika suatu materi adalah sifat materi yang dapat diamati tanpa materi

tersebut mengalami perubahan menjadi materi lain ( komposisi dan struktur komponen

penyusun tetap. Sifat ini berkaitan dengan perubahan fisika.

sifat fisika = { warna, bau, rasa, wujud, titik didih, titik lebur, massa jenis}

Sifat Kimia suatu materi adalah sifat yang menyebabkan perubahan materi menjadi

materi baru. Sifat ini dapat diamati ketika materi mengalami perubahan komposisi atau

struktur. Sifat ini berhubungan dengan perubahan kimia.

sifat kimia materi = { mudah terbakar, mudah teroksidasi, korosif, oksidator,

reduktor }

Selain kedua sifat diatas, sifat materi dapat dikelompokkan kedalam sifat intensif

dan sifat ekstensif.

Sifat intensif adalah sifat materi yang tidak dipengarhi oleh banyaknya atau

kuantitas materi.

sifat intensif = { massa jenis, titik didih, titik lebur, rasa asin air laut, mudah

terbakar, mudah teroksidasi, dan kalor jenis}

Sifat ekstensif adalah sifat materi yang dipengaruhi oleh banyaknya materi.

sifat ekstensif = { massa, volume, berat, dan tekanan }

Dalam kehidupan Anda, Anda sering melihat perubahan materi seperti

- Air : Pada suhu kamar berwujud cair (suhu ± 25°C ) tetapi jika dipanaskan

akan berubah menjadi uap air. Di puncak (di udara yang dingin ) uap air, dapat

mengembun, dan jika didinginkan hingga 0°C (dalam kulkas), dapat berubah menjadi

es (disebut peristiwa membeku)

- Kayu dan kertas : Jika kayu/kertas dibakar akan berubah menjadi abu.

- Besi : Jika didiamkan di udara terbuka lama lama kelamaan akan berkarat.

- Kawat : Kawat pijar dalam bola lampu, jika dialiri listrik akan menyala.

- Nasi dan susu : Nasi maupun susu, jika dibiarkan di udara terbuka akan

menjadi basi dan masih banyak peristiwa perubahan materi yang lain.

Perubahan materi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

a. Perubahan Fisika, yaitu perubahan yang tidak menghasilkan materi baru, yang

berubah hanya bentuk dan wujud materi.Contoh :

1. Es menjadi air, dan dapat kembali menjadi es.

Page 7: Resume kimia dasar

Pag

e7

2. Pelarutan garam, dan jika diuapkan, akan kembali menjadi garam semula.

b. Perubahan Kimia atau reaksi kimia yaitu perubahan yang menghasilkan materi baru.

Suatu perubahan kimia, sulit dikembalikan ke keadaan semula . Contoh :

1. Nasi menjadi basi

2 Kayu terbakar menjadi abu.

Untuk mengetahui, apakah telah terjadi perubahan kimia pada materi, ada tolak ukur

yang dapat diamati seperti perubahan suhu, pembentukan gas atau pembentukan

endapan.

d. Energi dalam Materi, Bentuk-bentuk Energi

Setiap materi memiliki energi. Energi yang terkandung dalam suatu materi

didefinisikan sebagai kemampuan materi untuk melakukan kerja.

Bentuk energy dalam materi = { energy listrik, energy kimia, energy kalor, energy

cahaya, energy suara,… }

Perubahan kimia juga disertai perubahan energi. Contoh : Pada proses assimilasi

pada tumbuhan terjadi pada siang hari dengan bantuan sinar matahari. Jadi energi

matahari diubah menjadi energi kimia yang disimpan dalam karbohidrat hasil reaksi itu

jadi tiap perubahan zat selalu disertai perubahan energi, tetapi tidak semua energi yang

menyertai perubahan zat dapat diamati oleh indera kita.

e. Simbol atom suatu unsure

𝐵𝑍𝐴

Keterangan :

B : Nama unsure

A : Nomer Massa ( Jumlah proton + jumlah neutron)

Z : Nomer Atom ( jumlah proton )

energi

Potensial tersimpan dalam materi karena kedudukannya terhadap permukaan bumi, kondisinnya dan komposisinya

Kinetik karena gerakan materi

Page 8: Resume kimia dasar

Pag

e8

Simbol kimia merupakan singkatan dari nama unsure. Nama unsure biasanya

diberikan berdasar penemu, tempat ditemukan, sifat dan sebagainya.

f. Senyawa dan Rumus Senyawa

Senyawa = { organic, anorganik }

Senyawa anorganik = { Oksida, asam, basa, garam }

1. Oksida : Unsur + oksigen

U = symbol unsure, x = valensi unsure

O = oksigen.

Oksida berdasar jenis unsure = { oksida logam, oksida nonlogam, oksida metaloid

}

Oksida berdasar reaksinya = { oksida asam, oksida basa, oksida amfotir, oksida

indiferen.

Oksida Logam : merupakan hasil reaksi oksida basa. Untuk monovalen ,

nama unsure diikuti kata oksida. Untuk polivalen, nama unsure diikuti angka

romawi yang menyatakan valensi dan diakhiri kata oksida.

Contoh : Na2O = natrium oksida

Fe2O3 = Besi (III) oksida

Oksida nonlogam : merupakan hasil reaksi oksida asam. Nama unsure diikuti

angka latin, mono (1), di (2), tri (3) dan seterusnya diakhiri kata oksida.

Contoh : SO3 = Belerang trioksida

Cl2O = Klor monoksida

Oksida metalloid : merupakan hasil reaksi oksida amfotir.

Oksida asam : Oksida nonlogam + H2O → asam

Oksida basa : oksida logam + H2O → basa

Oksida amfoter : Oksida metalloid + H2O → suasana basa → asam

→ suasana asam → basa

2. Asam : Hidrogen + sisa asam ( biasanya nonlogam )

Z = sisa asam yang dapat berupa atom tunggal atau

molekul, x = valensi sisa asam, H = Hidrogen

U2Ox

HxZ

Page 9: Resume kimia dasar

Pag

e9

Nama asam didahului dengan kata asam diikuti nama sisa asam. Untuk asam

yang tidak mengandng oksigen diakhiri dengan kata ida. Jika mengandung

oksigen diakhiri dengan it atau at. at untuk bervalensi tinggi dan it bervalensi

rendah.

Contoh : HCl = asam klorida

H2S = asam sulfide

Asam berdasar kuat lemahnya = { asam kuat , asam lemah }

Asam kuat = { H2SO4, HCl, HBr, HI, HNO3, HClO3, HClO4 }

Asam lemah = { asam kuat }

3. Basa : Hidrogen + sisa basa ( biasanya logam )

L =unsur logam, y = valensi unsure logam

Untuk logam monovalen, nama basa di dahului nama

logam diikuti kata hidroksida. Dan untuk logam polivalen, nama diikuti angka

romawi dalam kurung dan diakhiri kata hidroksida. Penamaan basa juga dapat

dilakukan dengan menambahkan akhiran i atau o pada logam polivalen. i untuk

valensi tinggi dan o untuk valensi rendah.

Contoh : NaOH = Natrium hidroksida

Fe(OH)2 = Besi (II) hidroksida

Basa berdasar kuat lemahnya = { basa kuat, basa lemah }

Basa Kuat = { senyawa hidroksida basa dari unsur L, L = ( Li, Na, K, Rb, Cs,

Ca, Sr, Ba ) }

Basa lemah = {basa kuat}

4. Garam : ion positif logam/basa + ion sisa asam

L = ion positif atau unsur logam, Z = sisa asam atau ion

negative, x = muatan atau valensi sisa asam, y = muatan

atau valensi logam/ion positif.

Nama garam merupakan gabungan dari nama logam atau ion posotif

diikuti nama asam.

Contoh : NaCl = Natrium klorida

BaSO4 = Barium sulfat

L(OH)y

LxZy

Page 10: Resume kimia dasar

Pag

e10

Garam = { garam normal, garam basa, garam asam, garam rangkap, garam

kompleks }

Rumus molekul, rumus empiris dan rumus struktur

Setiap senyawa kimia memiliki rumus kimia yang berbeda. Rumus

kimia yang sering digunakan untu menjelaskan perbedaan antar senyawa,

yaitu rumus molekul, rumus empiris dan rumus struktur.

Rumus molekul : menyatakan perbandingan jumlah atom-atom

yang menyusun sebuah molekul suatu senyawa. Air (H2O), setiap

molekulnya tersusun dari sebuah atom oksigen (O) dan dua buah atom

hydrogen (H).

Rumus empiris : menyatakan perbandingan yang paling

sederhana jumlah atom-atom yang menyusun sebuah molekul senyawa.

Dua senyawa berbeda dapat memiliki rumus empiris yang sama namun

rumus molekulnya berbeda.

Rumus struktur : menggambarkan susunan atom-atom dalam

menyusun suatu persenyawaan.konformasi atom-atom dalam molekul

suatu persenyawaan sangat menentukan sifat molekul tersebut.

III. Hitungan Kimia

Page 11: Resume kimia dasar

Pag

e11

a. Teori atom Dalton :

1. Semua materi tersusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang dinamakan atom

2. Atom-atom bersifat kekal dalam proses perubahan kimia, artinya perubahan

reaktan menjadi produk tidak merubah atom-atom melainkan hanya merubah

komposisi susuna aom-atom dalam suatu materi.

3. Atom dari unsure yang sama memiliki sifat, ukuran, dan massa yang sama dan

atom dari unsure yang berbeda memiliki sifat, ukuran dan massa yang berbeda.

4. Senyawa kimia tersusun dari dua atau lebih atom-atom yang berbeda dengan

komposisi tertentu, sederhana dan tetap.

5. perubahan kimia adalah proses pembentukan, penguraian dan penataan atom-

atom dalam pembentukan suatu materi.

Dari teori tersebut Dalton berhasil menjelaskan fakta hukum kekekalan

massa sesuai pernyataan pertama dan kedua. Juga fakta hukum perbandingan

tetap sesuai pernyataan keempat dan kelima.

Kelemahan teori Dalton :

1. Atom ternyata tersusun dari partikel-partikel sub atomic , yaitu proton, neutron

dan electron.

2. Atom-atom suatu unsure ternyata dapat berbeda massanya (adanya isotop).

3. Ada senyawa-senyawa kimia yang perbandingan atomnya rumit, misalnya

C6H7N3O11 dan C18H35O2Na serta adanya senyawa-senyawa serta adanya

senyawa-senyawa non stoikiometri.

b. Massa sebuah atom dan massa atom relatif

Dengan berkembangnya ilmu kimia, ditemukan fakta yang telah disesuaikan

dengan berbagai sumber mengindikasikan bahwa atom tersusun dari partikel-partikel

subatomic ( partikel kecil ). Secara umum ada tiga macam partikel sub atomic yaitu

proton, electron, neutron. Data karakteristik ketiga sub atom :

Proton neutron elektron

simbol p n e

Muatan relative +1 0 -1

Muatan absolute +1,6 x 10-19 C 0 -1,6 x 10-19 C

Massa atom relative 1,006 ∞ 1 1,009 ∞ 1 5,44 x 10-4 ∞ 0

Page 12: Resume kimia dasar

Pag

e12

Massa absolut 1,672 x 10-27 1,675 x 10-27 9,11 x 10-3

Proton dan neutron menyusun inti atom sehingga inti atom bermuatan positif,

sedangkan electron bermuatan negative bergerak mengelilingi inti atom. Jumlah

electron dalam sebuah atom netral selalu sama dengan jumlah proton. Massa electron

sangat kecil bila disbanding massa proton atau neutron, oleh karena itu massa sebuah

atom biasanya dianggap sama dengan jumlah massa proton dan neutron penyusun inti

atom.

Massa sebuah atom suatu unsure merupakan rata-rata massa isotop yang dimiliki

unsure tersebut dengan satuan sma (satuan massa atom), 1 sma setara dengan 1,66 x

10-24 gram.

Contoh : klor memiliki 2 macam isotop, yaitu 𝐶𝑙1735 dengan kelimpahan 75,5 % dan

𝐶𝑙1737 dengan kelimpahan 24,47%. Masing-masing isotop memiliki massa 34,97 sma

dan 36,97 sma. Berapakah massa sebuah atom unsur Cl ?

Perhitungan :

Massa sebuuah atom unsure Cl = 75,5 % x 34,97 sma + 24,47 % +36,97 sma

= 35,45 sma

Massa atom relative berbeda dengan massa sebuah atom. Massa atom relative

disimbolkan dengan Ar adalah angka banding massa sebuah atom suatu unsure

terhadap massa sebuah atom isotop standart. Mulanya isotop hydrogen 𝐻11

digunakan sebagai standar, karena merupakan unsure yang paling ringan dan massanya

ditentukan sebesar satu satuan. Namun, sejak tahun 1961 isotop karbon-12 ( 𝐶612 )

ditetapkan sebagi dasar penentuan massa atom relative. Massa atom relative tidak

memiliki satuan karena merupakan angka banding.

Penentuan massa atom relative dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

1. Hukum Dulong dan Petit (1819)

menghitung Ar kira-kira → mencari massa ekivalen untuk menentukan massa

atom relative yang tepat.

Massa atom relative (Ar) X = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋

112

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑜𝑝 𝐶−12

Page 13: Resume kimia dasar

Pag

e13

Untuk unsure logam : Ar x c (J/gK) = 27 atau

Ar x c (kalori/gK) = 6

Contoh : Suatu logam memiliki kalor jenis 0,24 J/gK dan massa ekivalen 38,3.

Hitung Ar kira-kira dan Ar unsure logam tersebut.

Penyelesaian : Ar kira-kira = 27/0,24 =112, valensi =112/38,3 = 3 ( dibulatkan )

Ar tepat = 3 x 38,3 =114,9

2. Metode Cannizaro

Untuk menentukan Ar unsure non-logam seperti belerang, karbon dan nitrogen.

Secara matematik hubungan antara rapat uap suatu unsure dengan Ar atau Mr :

Dimana : RH adalah rapat uap suatu senyawa terhadap Hidrogen

Contoh : Hasil peneliatian memberikan data RH untuk metana (CH4), etana

(C2H6), propane ( C3H8) dan benzene (C6H6) masing-masing 8, 15, 22

dan 39. Berapakan Ar unsure C dalam senyawa-senyawa tersebut?

Penyelesaian : Berdasarkan data RH dapat ditentukan Mr masing-masing senyawa

yaitu 16, 30, 44 dan 78. Selanjutnya dari data Mr dihitung massa C

dalam masing-masing senyawa dan didapatkan harga 12, 24, 36,

dan 72 masing-masing untuk metana, etana, propana, dan benzene.

Berdasarkan kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ArC = 12

3. Metode spektrometri Massa

Merupakan cara pengukuran Ar yang paling teliti. Kelimpahan isoto-isotop suatu

unsure di alam dapat diketahui melalui metode pengukuran ini.

Contoh : Hasil pengukuran menunjukkan ternyata Galium memiliki dua macam

isotop, yaitu 𝐺𝑎3169 dan 𝐺𝑎31

71 dengan kelimpahan 3:2. Berdasarkan data tersebut Ar

Galium dapat dihitung sebagai berikut :

Ar = ( 3 x 69 + 2 x 71 )/5 = 69,9

c. Massa molekul relative ( Mr )

Merupakan perbandingan massa olekul dengan massa standart.

Mr = 2 x RH

Massa atom relative (Ar) X = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑋

112

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑜𝑝 𝐶−12

Page 14: Resume kimia dasar

Pag

e14

Contoh : Hitung massa molekul relative senyawa H2SO4 jika diketahui Ar H, S dan

O masing-masing 1, 32 dan 16

Penyelesaian : Mr H2SO4 = 2x1 + 1x32 + 4x16 = 98

Massa molekul relative suatu senyawa dapat ditentukan dengan beberapa cara,

bergantung pada sifat dan wujud senyawa. Senyawa berwujud gas dapat

ditentukan dengan tiga cara, yaitu dari rapat uap, hukum difusi, dan cara Regnault,

sedangkan yang berwujud padat dengan pengukuran sifat koligatif.

Rapat uap

Seperti telak dikemukakan bahwa perbandingan massa suatu gas

dengan gas lain ( pada T dan P yang sama ) akan setara perbandingan

massa molekulnya. Jika kerapatan suatu gas dibandingkan terhadap

kerapatan gas hydrogen akan didapat Mr senyawa tersebut :

Cara difusi

Molekul gas selalu bergerak (berdifusi) dalam ruang dengan

kecepatan yang bergantung pada massanya. Hukum Graham menunjukkan

hubungan kecepatan difusi dua molekul dengan massanya.

R1 dan R2 adalah kecepatan gas 1 dan 2

Cara Regnault

Penentuan dilakukan dengan memasukkan zat ke dalam bejana

yang diketahui volumenya, kemudian diukur suhu dan tekanannya. Bejana

ini ditimbang sebelum dan sesudah diisi untuk mengukur massa gas. Mr

dapat dihitung dengan persamaan gas ideal, yaitu :

PV = nRT

PV = W

Mr RT

Mr = 2 x RH

𝑅1

𝑅2 = √

𝑀𝑟2

𝑀𝑟1

Page 15: Resume kimia dasar

Pag

e15

Mr = W R T

P V

Dengan w = massa gas (g), R = tetapan gas ideal ( 0,082│atm/Kmol ),

T = suhu ( K ), P = tekanan ( atm), V =Volume ( L ).

Pengukuran sifat koligatif

Dimulai dengan melarutkan senyawa, dengan syarat titik didihnya

lebih besar dari pelarutnya.

Dengan w = massa senyawa, ∆T𝑏= Kenaikan titik didih, wp = massa

pelarut, dan Kb = tetapan kenaikan titik didih.

Senyawa berwujud cair dapat ditentukan Mr-nya dengan cara

seperti pada wujud gas atau padat. Jika cairan itu mudah menguap dapat

ditentukan dengan cara rapat uap atau cara Regnault. Jika senyawa itu

dapat larut dalam cairan lain dapat ditentukan dengan sifat koligatif di atas.

d. Konsep mol dan tetapan Avogadro

Massa sebuah atom suatu unsure dan massa sebuah molekul suatu senyawa

sangatlah kecil, maka dalam pekerjaan- pekerjaan ilmu kimia lebih banyak

digunakan konsep mol. Dalam konsep mol, pernyataan-pertanyaan massa

unsure atau senyawa diungkapkan dalam besaran jumlah materi dengan satuan

mol.

Konsep mol sangat penting dalam ilmu kimia, karena berguna dalam

menentukan jumlah partikel zat jika diketahui massanya, dan sebaliknya

menentukan massa jika diketahui jumlah partikelnya. Dalam perhitungan yang

umum dipakai adalah mol bukan jumlah partikel.

Satu mol suatu zat adalah sejumlah zat yang mengandung 6,023 x 1023

partikel zat. Partikel zat dapat berupa molekul unsure, molekul senyawa,

ataupun molekul ion. Hubungan antara massa dengan mol adalah

Mol unsur = massa unsur ( g)

Ar unsur

Mr = 1000 𝑤

Wp ∆T𝑏 Kb

Page 16: Resume kimia dasar

Pag

e16

Mol senyawa = massa senyawa

Mr unsur

Massa molar suatu materi adalah massa satu mol materi dalam satuan gram sesuai

Ar atau Mr materi. Massa molar memiliki satuan gram/mol.

Contoh : H2O memiliki Mr = 18, maka massa molarnya 18 gram/mol.

Hubungan antara massa dengan jumlah partikel dalam materi secara

matematik dapat diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah partikel ( jumlah zat ) = 𝐌𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐳𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 (𝐠)

𝐌𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐦𝐨𝐥𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 (𝐠

𝐦𝐨𝐥)

Catatan : jumlah partikel adalah suatu besaran, sedangkan mol adalah satuan dari besaran jumlah

partikel.

Hukum Avogadro (1811)

“ Pada temperature dan tekanan sama, untuk sejumlah volume yang sama untuk

sembarang gas mengandung jumlah molekul yang sama “.

Hukum Avogadro dapat memberikan berbagai gagasan yang berkaitan dengan

perkembangan massa atom relative, massa molekul relative dan penerapan konsep

mol pada gas. Secara matematis :

PV = nRT

Dengan : R = tetapan Raout ( 0,082 L.atm/mol.K ), n = jumlah mol gas.

Gas ideal adalah sembarang gas dimana antar molekul gas dan antar molekul

gas- dinding wadah tidak terjadi tarik menarik atau tolak menolak.

Pada keadaan standar (STP) yaitu P = 1 atm (101,325 Pa) dan T = 273 K ( 0°C) , 1

mol gas menempati volume ruang 22,414 L = 22,4 L

Contoh : 1. Pada P (atm) dan T (K), V (L) gas X mengandung n molekul X, berarti

pada kondisi P = T volum Liter gas A, gas B, gas C dan lainnya juga

mengandung n molekul A, B, C dan gas lainnya.

2. Sebanyak 2,5 mol gas X pada P (atm) dan T 300 K volumenya 200 L.

Berapa Volume 1,5 mol gas CO2, 3,5 mol gas N2O5 masing-masing

pada kondisi sama ?

Penyelesaian : V gas CO2 = 1,5 mol

2,5 mol x 200 L = 120 L

Page 17: Resume kimia dasar

Pag

e17

V gas N2O5 = 3,5 mol

2,5 mol x 200 L = 280 L

3. Hitung Volume 1,5 mol gas SO3 pada keadaan standar (STP)

Penyelesaian : Volume = 1,5 mol x 22,4 L/mol = 33,6 L

4. Hitung volume 320 gram gas CH4 pada temperature 27°C tekanan 1,5

atm.

Penyelesaian : Mr CH4 = 12+ 4x1 = 16

Jumlah partikel CH4 = 320 g

16 g/mol = 20 mol

Menurut gas ideal PV =nRT atau V = nRT

P. jadi V =

20 mol x 0,082 L.atm

mol.K

1,5 atm = 1,093 L

Persen komposis menyatakan perbandingan massa suatu unsure dalam

suatu senyawa terhadap massa senyawa tersebut. Persen komposisi

secara matematik dapat dihitung :

Persentase unsure = Ar x indeks

Mr x 100 %

e. Persamaan reaksi kimia

Persamaan reaksi secara kualitatif memberikan gambaran atau menjelaskan

peristiwa yang terjadi jika sua pereaksi atau lebih bereaksi. Melalui persamaan reaksi

dapat diketahui gambaran perubahan komposisi dari reaktan menjadi hasil reaksiatau

produk. Sedang secara kuantitatif, persamaan reaksi menyatakan perbandingan

jumlah zat yang beraksi dan jumlah produk yang dihasilkan dari reaksi yang

terjadi.

Reaksi kimia dalah perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi. Suatu reaksi tidak

boleh melanggar hukum kekekalan massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum dan

sesudah reaksi harus sama. Contoh :

(1) H2 + O2 → H2O

(2) H2 + N2 → NH3

Pada kedua reaksi diatas, jenis atom pada ruas kiri dan kanan sama yaitu H dan O

(1), serta H dan N (2) yang belum sama adalah jumlah atomnya. Untuk itu kita perlu

Page 18: Resume kimia dasar

Pag

e18

menambahkan bilangan bulat didepan masing-masing zat sedemikian hingga jumah

atom-atom dikedua ruas menjadi sama, yaitu :

(1) 2H2 + O2 → 2H2O

(2) 3H2 + N2 → 2NH3

Angka-angka di depan unsure dan senyawa disebut koefisien reaksi, sedangkan

angka satu tidak perlu dituliskan, seperti O2 dan N2 yang koefisien reaksinya adalah

1. Kegiatan diatas disebut penyetaraan reaksi.

Selain penggambaran secara kualitatif dan kuantitatif, persamaan reaksi juga

memberikan gambaran mikroskopis dan makroskopis zat-zat yang terlibat dalam

suatu reaksi. Koefisien reaksi secara kuantitatif-mikroskopis menjelaskan

perbandingan jumlah molekul zat-zat yang yang bereaksi dan jumlah molekul

zat-zat hasil reaksi. Dalam contoh (1) 2 molekul H2 bereaksi dengan 1 molekul O2

membentuk 2 molekul H2O. Indeks dalam rumus molekul senyawa yang terlibat

dalam suatu reaksi menyatakan jumlah atom suatu unsure ysng terdapat dalam

setiap molekul senyawa. Dalam contoh (2) dalam 1 molekul H2 terdapat 2 buah

atom H, dalam 1 molekul N2 terdapat 2 buah atom N, dan dalam 1 molekul NH3

terdapat 1 atom N dan 3 atom H.

Sedang secara kuantitatif-makroskopis koefisien reaksi menjelaskan

perbandingan jumlah mol zat-zat yang bereaksi dan jumlah mol zat-zathasil

reaksi. Dari contoh diatas dapat diartikan

jumlah partikel O2 yang ada = 200 g

32 g/mol = 6 mol

Berdasar persamaan reaksi, setiap 2 mol H2 perlu 1 mol O2 untuk membentuk 2

mol H2O. Karena tersedia 10 mol H2, maka hanya perlu 5 mol O2, berarti sisa O2

sebanyak 1 mol. Zat reaktan tidak tepat habis bereaksi, sedang H2O terjadi sebanyak

10 mol. Setelah reaksi zat-zat yang ada adalah 10 mol H2O dan 1 mol O2, maka

Massa H2O yang terjadi = 10 mol x 18 g/mol = 180 g

Massa O2 sisa = 1 mol x 32 g/mol = 32 g

Jumlah massa zat yang ada sesudah reaksi = 180 g + 32 g = 212 g

Jumlah massa zat sesudah reaksi = jumlah massa zat sebelum reaksi.

Penyetaraan reaksi merupakan hal penting karena perhitungan kimia dapat

diselesaikan jika persamaan reaksinya benar. Penyetaraan bisa dilakukan dengan dua

Page 19: Resume kimia dasar

Pag

e19

cara, yaitu dengan menerka untuk reaksi yang sederhana dan dengan persamaan

matematika untuk reaksi yang rumit.

Contoh :

1. 2 CO + O2 → 2CO2

2. 2 C6H6 + 15 O2 → 12 CO2 + 6 H2O

Dengan persamaan :

a C6H6 + b O2 → c CO2 + d H2O

a, b, c, dan d adalah bilangan gaib yang belum dikatahui dan akan dicari

nilainya. Empat bilangan gaib membuthkan empat persamaan untuk

menyelesaikannya dan memakan waktu lama. Agar lebih mudah dan cepat,

diusahakan jumlah bilangan gaibnya sekecil mungkin dan kalau bisa sebanyak

jumlah pereaksinya.

Perhatikan lagi reaksi diatas. Cari unsure (atom) yang hanya terdapat satu

senyawa di kiri dan satu senyawa di kanan, yaitu C dan H. Dengan demikian c

dapat diganti dengan 6a dan d diganti dengan 3a. Persamaan reakasi menjadi :

a C6H6 + b O2 → 6a CO2 + 3a H2O

Unsur O terdapat dalam satu senyawa di kiri dan dua senyawa di kanan, tetapi

jumlahnya harus sama, maka :

2b = 12 a + 3a

Jika dimisalkan a =1, maka b = 12+3

2 = 7

1

2

Agar tidak ada pecahan, keduanya dikalikan 2 sehingga

a = 2 dan b = 15

persamaan reaksi menjadi :

2 C6H6 + 15 O2 → 12 CO2 + 6 H2O

f. Hukum-hukum dasar ilmu kimia

Hukum Kekakalan Massa ( Lavoiser – 1774 )

“ Pada reaksi kimia, massa zat perekasi sama dengan massa zat hasil

reaksi. Materi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan “.

Page 20: Resume kimia dasar

Pag

e20

Hukum ini ditentang oleh Albert Einstein karena timbul masalah pada

reaksi eksotermik dan endotermik. Masalah tersebut dapat diatasi dan

hukum kekekalan massa masih tetap berlaku dalam versi modern :

“ Dalam reaksi kimia tidak dapat dideteksi perubahan massa “.

Hukum Perbandingan Tetap ( Proust – 1799 )

“ Pada suatu reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah

tertentu zat lain selalu tetap “.

Atau

“ Suatu senyawa selalu terdiri atas unsure-unsur yang sama dengan

pernbandingan massa yang tetap”.

Contoh :

1. 5,6 g besi direaksikan dengan 3,2 g belerang menjadi 8,8 g besi

belerang. Tentukan perbandingan kedua unsure dalam senyawa besi

belerang !

Jawab : Massa besi : Massa belerang = 5,6 : 3,2

= 7 : 4

2. Hasil pemeriksaan garam dari Madura dan Cirebon menghasilkan data

sebagai berikut :

Massa garam Massa natrium Massa klor

Madura 0,2925 g 0,1150 g 0,1775 g

Cirebon 1,7750 g 0,6900 g 1,0650 g

Tunjukkan bahwa garam mempunyai perbandingan unsure yang tetap !

Jawab :

Garam Madura : % natrium = 0,1150

0,2925 x 100 % = 39,3 %

% klor = 0,1775

0,2925 x 100 % = 60,7 %

Garam Cirebon : % natrium = 0,690

1,7750 x 100 % = 39,3 %

% klor = 1,0650

1,7750 x 100 % = 60,7 %

Page 21: Resume kimia dasar

Pag

e21

Terbukti bahwa perbandingannya tetap walau dari daerah asal yang

berbeda.

Penyimpangan hukum perbandingan tetap

Disebabkan adanya isotop dan senyawa-senyawa non-stoikiometri.

Hukum Perbandingan Berganda ( Dalton )

“ Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka

perbandingan massa unsure yang satu, yang besenyawa dengan

unsure lain tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan

sederhana “.

Contoh : Raksa dan klor membentuk dua macam senyawa. Dalam senyawa

pertama 0,66 g raksa bergabung dengan 0,118 g klor, sedangkan dalam

senyawa kedua, 1 g raksa bergabung dengan 0,355 g klor. Apakah data ini

sesuai dengan hukum perbandingan berganda ?

Jawab :

senyawa raksa Klor

I 0,669 0,118

II 1 0,335

Atau

senyawa raksa Klor

I 1 0,176

II 1 0,335

Perbandingan klor bila raksa sama adalah :

0,176 : 0,335 = 1 : 2

Jadi data sesuai hukum perbandingan berganda.

g. Kemolaran dan ekivalensi

Satuan konsetrasi yang umum adalah molar ( M ). Kemolaran suatu zat adalah

jumlah mol zat dalam tiap liter larutan.

Kemolaran ( M ) = 𝐌𝐨𝐥 𝐳𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭

𝐥𝐢𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭

Konsentrasi larutan dapat ditulis di depan atau di belakang rumus zat. Contoh : 1,5

M HCl atau HCl 1,5 M

Page 22: Resume kimia dasar

Pag

e22

Contoh :

1. 2 g NaOH dalam 2 L larutan

Jawab : 2 g NaOH = 2

40 mol = 0,05 mol

2. Hitunglah mol dan massa HCl yang terdapat dalam HCl 2 M bila volume 1,5 L

Jawab : Dalam 1,5 L HCl 2 M terdapat

HCl = Kemolaran x volume larutan

= 2 M x 1,5 L

= 2 mol

1 L x 1,5 L = 3 mol

3 mol HCl = 3 x 36,5 g = 106,5 g

IV. Struktur Atom

a. Partikel dasar penyusun atom

Page 23: Resume kimia dasar

Pag

e23

1. electron

Faraday ( 1834 ) → J. Plucker ( 1855 ) → W. Crookes (1875) → J.J

Thomson (1879) merupakan perjalanan ditemukannya electron dengan

ditemukannya sinar katoda yang timbul saat percobaan. Sinar katoda bersifat :

- Berasal dari kutub negative ( katoda ) dan bergerak meuju garis lurus

- Bermuatan negative, dibuktikan dengan tertariknya sinar katoda oleh

lempeng bermuatan positif dan dibelokkan medan magnet.

- Memiliki momentum yang berarti memiliki massa

- Tidak tergantung pada bahan yang digunakan sebagai katoda.

Sifat tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel dasar dan

pada tahun 1891, Stoney menamainya electron. Angka banding muatan/massa

electron ( e/m) = -1,76 x 108 C/g ( J.J Thomson- 1897 ). Muatan (e) electron =

1,602 x 10-19 C ( Robert Milikan – 1906 ). Dari temuan tersebut didapat massa

electron = 9,11 x 10-28 g.

2. Proton

Pada tahun 1886 Goldstein menemukan sinar yang bermuatan positif dalam

tabung sinar katode dibalik katode yang berlubang. Sifat sinar positif itu

sebagai berikut :

- Perbandingan e/m sinar positif berbeda jika gas dalam tabung berbeda.

- Harga e/m sinar positif > dari harga e/m untuk electron.

Pada percobaan dengan gas hydrogen ditemukan bahwa harga e/m untuk sinar

positif sebesar 1,76 x 108 C/g. Berdasarkan fakta tersebut berarti massa ion

hydrogen (H+) adalah 1837 kali massa electron atau 1,62 x 10-24

3. Neutron

Pada tahun 1932 J.Chadwick menemukan partikel sesuai yang diramalkan

Rutherford pada tahun 1920 yang selanjutnya dinamakan neutron. Penemuan

tersebut didasarkan percobaannya yaitu penembakan partikel alfa pada inti

Page 24: Resume kimia dasar

Pag

e24

boron yang ternyata menghasilkan inti nitrogen disertai pelepasan partikel yang

tidak bermuatan tetapi memiliki massa atom relative 1

Proton neutron elektron

simbol P n e

Muatan relative +1 0 -1

Muatan absolute +1,6 x 10-19 C 0 -1,6 x 10-19 C

Massa atom relative 1,006 ∞ 1 1,009 ∞ 1 5,44 x 10-4 ∞ 0

Massa absolut 1,672 x 10-27 1,675 x 10-27 9,11 x 10-3

b. Orbital atom dan konfigurasi electron

Kedudukan electron dalam atom dikaitkan dengan empat bilangan kuantum yang

berhubungan dengan kuantitasi momentum sudut.

1. Bilangan kuantum utama ( n ), menetukan tingkat energy electron, jari-ari

orbital. Mempunyai harga 1, 2, 3, 4,… dan seterusnya. Biasanya digunakan

istilah kulit untuk sekelompok tingkat energy yang memiliki n sama.

2. Bilangan kuantum orbital/azimuth (l), menentukan besarnya momentum sudut

electron yang terkuantitasi, menyatakan bentuk orbital. Bilangan azimuth

memiliki harga 0 sampai n-1 untuk setiap harga n.

l = 0 pada orbital S

l = 1 pada orbital p

l = 2 pada orbital d

l = 3 pada orbital f

3. Bilangan kuantum magnetic (ml), menentukan orientasi orbital dalam ruang.

Setiap harga l memiliki harga mlnsebesar l-1 sampai l+1.

4. Bilangan kuantum sin (ms), menyatakan orientasi arah putar electron pada

sumbunya. ms memiliki harga +1/2 dan -1/2 untuk setiap harga ms.

Kofigurasi electron

Atom suatu unsure memiliki konfigurasi yang khas. Berdasar konfigurasi

electron dapat dijelaskan sifat suatu unsur. Konfigurasi elektrondalam suatu

unsure mengikuti empat ketentuan, yaitu :

Page 25: Resume kimia dasar

Pag

e25

1. Prinsip Aufbau, pengisian electron dalam suatu atom dimulai dari orbital

dengan tingkat energy terendah. Urutan tingkat energy mengikuti aturan (n+l),

sehingga urutannya sebagai berikut : 1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s

< 4d < 5p < 6s… dan seterusnya.

2. Asas larangan Pauli, dalam suatu system, baik atom maupun molekul tidak

terdapat dua electron yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama.

3. Aturan Hund, pengisian electron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya

sama , sebanyak mungkin electron berada dalam keadaan tidak berpasanyan.

Orbital diisi secara merata dulu.

4. Orbital setengah penuh dan penuh, orbital yang terisi penuh dan setengah penuh

merupakan struktur yang lebih stabil

Contoh konfigurasi electron :

1. 11Na 1s2, 2s2, 2p6, 3s1

2. 24Cr 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d4 lebih stabil

1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1, 3d5

c. Sifat –sifat atom suatu unsure

1. Jari-jari atom dan Volume atom

Jari-jari atom adalah setengah jarak antara dua atom sejenis yang terikat

dalam ikatan tunggal. Dan volume atom adalah ruang disekitar inti yang berisi

electron-elektron suatu atom. Sesuai dengan sifatnya, atom dapat menjadi ion

positif atau negative. Ion positif terjadi bila atom kehilangan electron, maka

jari-jari ion positif < atomnya. Ion negative terbentuk setelah atom menerima

electron, maka jari-jari ion negative lebih besar dari atomnya. Jari-jari ion ini

sangat penting dalam menentukan bentuk Kristal senyawa ion, yaitu senyawa

antara ion ositif dan negative. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari

atom semakiin pendek, dan volumenya semakin kecil. Sedang dalam satu

golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin panjang, volume atom

semakin besar.

2. Energi ionisasi

Page 26: Resume kimia dasar

Pag

e26

Adalah energy minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu electron

terlemah dari suatu atom atau ion. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan

energy ionisasi unsure-unsur bertambah. Dalam satu golongan dari atas ke

bawah energy ionisasi berkurang.

3. Afinitas electron

Adalah energy yang dilepaskan oleh sebuah atom dalam keadaan gas bila

menerima sebuah electron dari luar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan

afinitas electron semakin besar . Dalam satu golongan afinitas electron dari atas

ke bawah semakin kecil.

4. Keelektronegatifan dan kepolaran ikatan kovalen

Adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan electron ikatan

dalam suatu ikatan kovalen. Dalam satu periode dari kiri ke kanan

keelektronegatifan unsure semakin besar. Dalam satu golongan dari atas ke

bawah keelektronegatifan unsure semakin kecil. Jika dua atom berikatan

kovalen memiliki keelektronegatifan berbeda, semakin besar perbedaan

keelektronegatifannya semakin polar ikatan kovalen antar dua atom tersebut.

5. Titik leleh dan titik didih

Titik leleh unsure-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin

berkurang, karena jumlah electron kulit terluar semakin banyak, sehingga

interaksi antar atom semakin kecil.

V. Sistem Periodik Unsur

a. Perkembangan system periodic

1. Teori triad ( Dobreiner )

Page 27: Resume kimia dasar

Pag

e27

Menurut teori ini, ada hubungan antara sifat unsure dengan massa atom

relative. Didapat kemiripan sifat dari kelompok tiga unsure. Misalnya : Li, Na,

K. Massa atom relative ( Ar ) Li = 7, Na = 23, K= 39, maka berarti Ar Na = ( Ar

Li + Ar K ) : 2.

2. Hukum Oktaf ( John Newlands)

Menurut hukum ini, ada hubungan antara sifat unsure dan massa atom

relative. Jika unsure-unsur dikelompokkan berdasarkan urutan massa atom

relatifnya, maka unsure kedelapan akan memiliki sifat yang mirip dengan

unsure yang pertama. Unsure yang kesembilan mirip dengan unsue kedua dan

seterusnya. Dengan demikian setia kelompok unsure terdiri dari 7 unsur.

Contoh : Li Be B C N O P

3. Daftar Mendeleyer

“ Sifat unsure-unsur merupakan fungsi berkala dari massa atom relatifnya

“. Dalam penyusunan tersebut meyer menekankan pada sifat fisik sedangkan

mendeleyer sifat kimia dan fisika.

Keuntungan :

- Sifat fisika dan kimia unsure dalam satu golongan berubah secara teratur.

- Valensi tertinggi yang dimiliki unsure sama dengan nomor golongannya.

- Dapat meramalkan sifat unsure yang belum ditemukan.

- Daftar ini tidak banyak berubah meski telah ditemukan unsure-unsur gas

mulia.

Keterbatasan :

- Panjang tiap periode tidak sama.

- Beberapa urutan unsure terbalik jika ditinjau dari besarnya massa atom

relatifnya.

- Triad besi ( Fe, Co, Ni ), triad platina ringan ( Ru, Rh, Pd ), dan triad

platina ( Os, Ir, Pt ) dimasukkan dalam golongan VIII, padahal hanya Ru

dan Os yang bervalensi 8.

- Selisih massa atom relative antara dua unsure yang berurutan tidak

teratur sehingga sukar meramalkan unsure yang belum ditemukan.

- Perubahan keelektronegatifan unsure tidak dapat dijelaskan.

Page 28: Resume kimia dasar

Pag

e28

- Sifat anomaliunsur pertama setiap golongan tidak berkaitan dengan

massa atom relative.

- Jika daftar disusun berdasarkan massa atom relative, isotop unsure yang

sama memiliki golongan berbeda, sedangkan isobar justru harus terletak

dalam satu golongan, padahal memiliki sifat nyata berbeda.

4. Hukum Periodik ( Moseley – 1915 )

“ Sifat unsure – unsure merupakan fungsi berkala dari nomor atonya “.

Kelemahan dari hukum ini adalah dalam system periodic yang lengkap

terdapat 5 pasang unsure yang letaknya terbalik jika ditinjau dari massa atom

relatifnya. Kelima pasang unsure tersebut adalah : Ar-K, Co-Ni, Te-I, Th-Pt, U-

Np.

5. Sistem periodic Modern

Disusun berdasar konfigurasi electron atom unsure-unsur. Unsur-unsur

dengan konfigurasi electron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang

mirip. Hubungan tersebut mengindikasikan beberapa hal sebagai berikut :

- Electron-elektron tersusun dalam orbital.

- Setiap orbital hanya dapat diisi maksimal 2 elektron.

- Sifat kimia atom ditentukan oleh electron terluar (electron valensi ) dari

konfigurasinya.

- Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki struktur electron terluar yang

sama sehingga sifatnya mirip.

Letak suatu unsure dalam system ini ditentuka oleh terisi paling akhir.

Unsur yang mempunyai orbital terakhir sama terletak dalam blok yang sama.

Karena ada 4 macam orbital, maka ada 4 blok unsure, yaitu blok s, p, d, f.

masing-masing blok mengandung beberapa baris, yakni 1s s/d 7s, 2p s/d 6p, 3d

s/d 5d, dan 4f s/d 5f. Karena jumlah electron dalam orbital s = 2, p = 6, d = 10,

dan f = 14, maka masing-masing blok harus dibagi atas kolom : s1 dan s2, p1 s/d

p6, d1 s/d d10 dan f1 s/d f14.

Penggolongan unsur

Semua unsure blok s dan p disebut golongan utama ( A ), sedang blok d

dan f disebut golongan transisi.

Page 29: Resume kimia dasar

Pag

e29

Elektron valensi masing-masing golongan adalah :

s1 = IA

s2 = IIA

s2p1 = IIIA

s2p2 = IVA

s2p3 = VA

s2p4 = VIA

s2p5 = VIIA

s2p6 = VIIIA atau O

Dari hasil penyelidikan terdapat unsure transisi ternyata bahwa sifat unsur

transisi bergantung pada konfigurasi electron orbital (n-1)d dan ns. Golongan

unsur IB tidak dimulai dari permulaan pengisian d1, tetapi dari (n-1)d8ns2 yang

berubah menjadi (n-1)d10ns1. Konfigurasi electron unsure golongan B adalah

(n-1)d10ns1 = IB

(n-1)d10ns2 = IIB

(n-1)d1ns2 = IIIB

(n-1)d2ns2 = IVB

(n-1)d3ns2 = VB

(n-1)d5ns1 = VIB

(n-1)d5ns2 = VIIB

(n-1)d6ns2 = VIIIB

(n-1)d7ns2 = VIIIB

(n-1)d8ns2 = VIIIB

Terdapat pengecualian pada pengisian orbital 4f dan 5f. Elekton mengisi

5d1 dulu sebelum 4f, dan mengisi 6d1 dulu sebelum 5f.

Contoh : 24P = 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d4, 4s2 golongan , VIB

47Q = 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6, 5s2 golongan IB

b. Kemiripan sifat unsure

Posisi unsure-unsur dalam system periodic diidentifikasi oleh nomor

golongan dan nomor periode. Penempatan unsure dalam golongan dan periode

dikaitkan dengan konfigurasi electronnya. Unsur-unsur dalam satu periode

memiliki jumlah kulit atom yang sama, sedangkan unsure-unsur dalam satu

golongan memiliki konfigurasi electron berakhir pada sub kulit yang sama.

Kemiripan sifat dapat dikelompokkandalam kemiripan vertical, horizontal, dan

diagonal.

- Kemiripan vertical : Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki

kemiripan sifat karena tatanan electron pada kulit terluar sama.

- Kemiripan horizontal : unsure-unsur dalam satu periode dari kiri ke

kanan nomor atomnya bertambah, tetapi jarak electron terluar terhada

inti semakin dekat. Sifatt unsure-unsur dalam satu periode berubah

Page 30: Resume kimia dasar

Pag

e30

secara teratur , missal dari kiri ke kanan berubah dari logam ke non

logam.

- Kemiripan diagonal: terjadi antara unsure-unsuryang terletak pada

bagian kiri atas dari system periodic, misalnya Li-Mg, Be-Al, B-Si,

ketiga pasang unsure-unsur tersebut masing-masing memiliki

keelktronegatifan dan jari-jari atom yang hamper sama sehingga sifatnya

mirip.

VI. Stuktur Molekul

a. Macam-macam ikatan kimia

1. Ikatan Ion: ikatan kimia yang terbentuk akibat tarik-menarik

elektrostatik antara ion positif (kation) dan ion negatif.

Contoh: NaCl, CaF2, dll.

2. Ikatan Kovalen: ikatan kimia yang terbentuk akibat pemakaian

bersama (pasangan) elektron.

Page 31: Resume kimia dasar

Pag

e31

Contoh: HCl, CH4, H2, H2+, NH3, dll.

3. Ikatan Logam: ikatan yang terbentuk akibat pemakaian bersama

seluruh elektron valensi dalam bahan.

Contoh: Na, Fe, dll.

4. Ikatan hidrogen: gaya tarik antara atom hidrogen yang amat

elektropositif (di suatu molekul), dengan atom yang sangat

elektronegatif (di molekul lain). Atom hidrogen yang dapat berikatan hidrogen,

haruslah terikat secara kimia dengan atom yang sangat elektronegatif (F, O, N)

Contoh: gaya tarik antar molekul HF, gaya tarik antar molekul

H2O, gaya tarik antara NH3 dan H2O pada pelarutan NH3.

5. Gaya tarik Van der Waals: gaya tarik antar molekul akibat dipol

permanen atau dipol terinduksi.

Contoh: gaya tarik antar molekul H2S, HCl, I2(s), Br2(l)

6. Gaya tarik lainnya: gaya tarik ion-dipol permanen, ion-dipol

terinduksi.

b. Ikatan ion

Ikatan ion umumnya terbentuk antara atom logam dan atom non-logam. Ikatan

antara logam dan non-logam belum tentu ikatan ion.

Energetika Pembentukan Ikatan Ion

Na(s) → Na(g) ∆Hs = + energi sublimasi

Na(g) → Na+ (g) + e ∆H = + energi ionisasi

½ Cl2(g) → Cl(g) ∆H = ½ energi ikatan Cl-Cl

Cl(g) + e → Cl– (g) ∆H = - afinitas elektron

Na+(g) + Cl–(g) → NaCl(s) ∆H = - energi kisi (U)

Kekuatan Ikatan

~ ditentukan oleh:

• Jari-jari ion ↓

• Muatan ion ↑

• Bilangan koordinasi ↑

Sifat Ikatan Ion

Page 32: Resume kimia dasar

Pag

e32

Keras tapi getas, titik leleh/didih tinggi, padatannya tidak menghantarkan

listrik (tetapi larutannya dan lelehannya menghantarkan listrik), umumnya

warna putih.

c. Ikatan kovalen, energy ikatan, dan macam-macam ikatan kovalen

Pembentukan

H2C + H2 → CH4

Kekuatan Ikatan

~ ditentukan oleh:

• Jari-jari ↓

• Orde ikatan ↑

• Kepolaran

Sifat Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen yang berupa molekul raksasa, bersifat: keras, tidak getas,

titik leleh/didih tinggi. Contoh: intan

Molekul sederhana berikatan kovalen, mempunyai sifat:

titik leleh/didih rendah (relatif lebih rendah dari senyawa ion), sebab

peleburan/penguapan terjadi akibat pemutusan gaya antar molekul (ikatan

hidrogen dan van der Waals) yang relatif lemah.

Ikatan Kovalen Koordinasi dan Kovalen Biasa

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen, tetapi pasangan elektron

ikatan, hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contoh: HNO3,

H2SO4, H3PO4, H3PO3, dll.

Ikatan Kovalen Murni dan Kovalen Polar

Keelektronegatifan: angka yang menunjukkan kecenderungan suatu atom

untuk menarik elektron ikatan.

Ikatan kovalen murni: ikatan antara atom dengan keelektronegatifan yang

sama.

Ikatan kovalen polar: ikatan kovalen antara atom dengan

keelektronegatifan berbeda.

e. Teori orbital molekul, teori ikatan valensi

Page 33: Resume kimia dasar

Pag

e33

Teori Orbital Molekul

- Semua orbital atom bergabung membentuk orbital molekul

- Orbital molekul adalah daerah kebolehjadian (probabilitas) menemukan

elektron di sekitar inti

- Yang akan dibahas dalam materi hanya molekul dwiatom yg sejenis,

seperti F2, O2, dan H2

- Penggabungan dua atom menghasilkan orbital baru yg disebut orbital

bonding (ikat) dan anti bonding (anti ikat)

- Orbital bonding adalah orbital yg terdapat antara kedua inti yang

membuat kedua atom saling terikat

- Orbital anti bonding adalah orbital yg berada di belakang kedua inti dan

saling berjauhan → dilambangkan dengan tanda bintang (*)

Konfigurasi elektron molekul

Contoh :

Page 34: Resume kimia dasar

Pag

e34

1. B2

Jumlah elektron = 10

Konfigurasi elektron : (σ1s)2 (σ1s*)2 (σ2s)2 (σ2s*)2 (σ2px)2

2. N2

Jumlah elektron = 14

Konfigurasi elektron : (σ1s)2 (σ1s*)2 (σ2s)2 (σ2s*)2 (σ2px)2 (π2py)2

(π2pz)2

Orde ikatan

Orde Ikatan = Jml elektron orbital bonding – Jumlah elektron orbital anti bonding

2

Teori Ikatan Valensi

Semua yang kita kenal di SMU tentang ikatan kovalen:

• Ikatan kimia (kovalen) terbentuk akibat tumpangsuh antar orbital atom-atom

yang berikatan.

• Elektron yang terlibat dalam ikatan, hanya elektron valensi

• Pada pembentukan ikatan, dapat terjadi “penyamaan tingkat energi orbital”

yang disebut “hibridisasi”.

CH4 hibridisasi sp3 (setelah eksitasi 1 elektron)

f. Teori VSEPR

MERAMALKAN STRUKTUR MOLEKUL

1. Menulis Rumus / struktur Lewis molekul

2. Menghitung jumlah BK dan PB atom pusat (disebut sebagai kelompok pasangan)

3. Menentukan tipe senyawa sesuai aturan

KETERBATASAN TEORI VSEPR

Tidak dapat menerangkan molekul – molekul yg lebih rumit dan mempunyai

bilangan koordinasi lebih dari 6

ATURAN :

– Atom pusat yg tdk memiliki PB mempunyai bentuk ideal sesuai dng BK nya

• BK = 2 → struktur molekul linier

Page 35: Resume kimia dasar

Pag

e35

• BK = 3 → struktur molekul segitiga

• BK = 4 → struktur molekul tetrahedron

• BK = 5 → struktur molekul trigonal bipiramid

• BK = 6 → struktur molekul oktahedron

– Urutan daya tolak psgan elektron :

• PB – PB → PB – PT → PT – PT PT = Psgan elektron terikat

– Bila ada PB pada ikatan, sudut ikatan lebih kecil daripada yang diramalkan pada

poin pertama

– Urutan daya tolak psgn elektron terikat :

• Ikatan rangkap 3 > rangkap 2 > tunggal

– Urutan daya tolak atom atau substituen :

• Kurang elektronegatif > lebih elektronegatif

Hibridisasi

Adalah penggabungan beberapa orbital dari atom – atom yg berikatan dan ditata

Page 36: Resume kimia dasar

Pag

e36

ulang sehingga membentuk orbital baru dengan tingkat energi yg sama

Page 37: Resume kimia dasar

Pag

e37

g. Momen Dipol

~ suatu vektor yang arahnya dari positif ke negatif, dan nilainya:

µ =× qd satuan: Debye, 1 D = 3,33 × 10–30 C m

q = muatan

d = jarak antar muatan positif dan negatif

h. Kepolaran Ikatan

Jika terdapat perbedaan keelektronegatifan antara 2 atom yang berikatan, maka

ikatan tersebut akan bersifat polar. Momen dipol ikatan tidak nol.

i.Kepolaran Molekul

Molekul dikatakan polar, jika jumlah momen dipol ikatan-ikatannya

tak sama dengan nol. Sebaliknya disebut molekul non-polar.

Contoh: HCl ikatannya polar, molekulnya polar

CO2 ikatannya polar, molekulnya non-polar

NH3 ikatannya polar, molekulnya polar

BF3 ikatannya polar, molekulnya non-polar

CH4 , PCl3 , PCl5 , Cl2 , CH2Cl2 , PCl4Br , PCl3Br2 ?

Molekul terakhir memiliki beberapa “isomer” .Kepolaran molekul dapat menjelaskan

kelarutan. Senyawa polar larut dalam pelarut polar, dsb.

Page 38: Resume kimia dasar

Pag

e38

VII. Wujud Zat

Sifat zat berdasar wujudnya :

a. Kesetimbangan fasa, variabelnya serta sifat-sifat zat

Keberadaan suatu zat sangat ditentukan oleh factor suhu dan tekanan. Kedua

faktor tersebut juga menentukan kesetimbangan fasa diantara wujud gas, padat, dan

cair darii suatu zat atau materi yang sama. Perubahan fase materi dapat digambarkan

sebagai berikut : Kesetimbangan fasa suatu system harus memenuhi :

1. Sistem memiliki lebih dari satu fasa meskipun materinya sama.

2. Terjadi perubahan wujud reversible dari satu fasa ke fasa lainnya

3. Seluruh bagian system memiliki suhu dan tekanan yang sama.

Kesetimbangan fasa, keteraturannya dipelajari melalui formula aturan fasa Gibbs

sebagai berikut :

F = C – P + 2

Dimana : F = jumlah derajat kebebasan, jumlah variable yang diperlukan untuk

menentukan keadaan suatu system

C = Komponen, jumlah minimum spesi kimia yang membentuk system

P = Fasa, jumlah bagian dari system yang memiliki sifat homogeny

b. Hukum-hukum gas

1. Hukum Boyle :

V ~ 1/P (T & n tetap)

2. Hukum Charles :

Page 39: Resume kimia dasar

Pag

e39

V ~ T (P & n tetap)

3. Hukum Avogadro :

V ~ n ( P & T tetap)

4. Hukum Gas Ideal :

V ~ n T / P = R n T / P

PV = nRT , R = 0,082058 L atm/ mol. K

c. Zat Cair dan sifatnya

Cairan: volume tetap tetapi dapat mengalir sesuai bentuk wadah. Partikel Zat

Cair berbeda dengan zat padat, zat cair mempunyai susunan partikel yang kurang

teratur dan kurang rapat dibandingkan susunan partikel pada zat padat. Hal inilah yang

menyebabkan partikel-partikel dapat bergerak bebas untuk berpindah tempat. Akan

tetapi, partikel-partikel penyusun zat cair tidak dapat memisahkan diri dari

kelompoknya. Keadaan ini menyebabkan volume zat cair selalu tetap, walaupun

bentuknya selalu berubah mengikuti tempatnya.

Sifat-sifat :

- Tegangan permukaan

- gaya kohesi (sejenis)

- gaya adhesi ( tidak sejenis)

- Viskositas

- Difusi (gas > cairan > padatan)

d. Sistem Kristal , struktur Kristal

Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekul-

molekul zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur

dalam tiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus

memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam

pola tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang yang panjang sebagai

karakteristik dari bentuk kristal tersebut.

Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, bahan padat dibedakan

menjadi tiga yaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan

Page 40: Resume kimia dasar

Pag

e40

amorf (Smallman, 2000: 13). Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya

mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau molekul-molekul

penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi dan pola-pola ini

berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak berhingga.

Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal

yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk

benda padat.

KISI RUANG

Kisi Ruang: Perpanjangan distribusi reguler dari titik-titik

dalam ruang dengan orientasi tertentu

Kisi ruang diuraikan dengan jarak antara setiap titik sepanjang sumbu (a, b, c) dengan

sudut a, b, g

SATUAN SEL

Satuan Sel: Satuan terkecil dalam tiga dimensi dimana

struktur kristal dapat didefinisikan secara lengkap

Struktur kristal dapat didefinisikan secara lengkap oleh 7 sistem kristal yang dapat

dibagi lagi menjadi “14 kisi” yang disebut “kisi bravais”.

Page 41: Resume kimia dasar

Pag

e41

Isi satuan sel berarti jumlah partikel efektif yang terdapat dalam satuan sel.

Cara penghitungannya:

1. Karena sebuah sudut dipunyai oleh delapan kubik, setiap partikel pada

sudut memberikan 1/8 bagiannya pada setiap kubus

2. Sebuah sisi dipunyai oleh empat kubus, hanya ¼ dari partikel yang

secara efektif dipunyai oleh satu satuan sel kubik

3. Sebuah muka dipunyai oleh dua kubus, hanya ½ dari partikel yang

secara efektif dipunyai kubus

Page 42: Resume kimia dasar

Pag

e42

4. Setiap partikel dalam satuan sel kubik memberikan bagiannya pada

satuan sel

Efisiensi sel = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐩𝐚𝐫𝐭𝐢𝐤𝐞𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐥 𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧

𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐬𝐞𝐥 𝐬𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 x 100 %

KOORDINAT SATUAN SEL

- Posisi dalam ketiga satuan sel kubik dapat digambarkan

terhadap sumbu satuan sel.

- Setiap partikel pada sudut kubus dapat dianggap

sebagai asal dari sistem kubik, dan ditunjukkan dengan

koordinat (0, 0, 0).

- Panjang kubus dalam segala arah dapat dianggap

sebagai panjang satuan (=1)

BILANGAN KOORDINASI

- Jumlah partikel yang menyentuh partikel tertentu

(Jumlah tetangga terdekat)

- Dapat diperoleh dengan mengetahui perbandingan jari-

jari kation terhadap anion (lihat tabel)

Page 43: Resume kimia dasar

Pag

e43

KERAPATAN IDEAL KRISTAL

Kerapatan teoritis dari satuan sel kristal, didefinisikan sebagai:

d=M/V

M: Massa efektif satuan sel

V: Volume efektif satuan sel

Untuk satuan sel kubik,

V=abc

M=Zm

Z= Jumlah partikel efektif dalam satuan sel

M= Massa masing-masing partikel

JARI-JARI KRISTAL

- Tergantung pada satuan sel, atom-atom jika diasumsikan berbentuk bola, dapat

menyentuh sepanjang tepi, diagonal muka, diagonal badan, dsb.

- Jari-jari kristal, yaitu jari-jari atom atau molekul dapat dihitung dari besaran

satuan sel.

Page 44: Resume kimia dasar

Pag

e44

VIII. Kinematika Kimia

a. Laju reaksi

Laju reaksi suatu reaksi kimia menyatakan , berkurangnya reaktan setiap satuan

waktu atau bertambahnya produk tiap satuan waktu. Satuan laju reaksi umumnya

adalah konsentrasi tiap satuan waktu mol/L.det. Secara matematis dirumuskan untuk

reaksi A + B → C

Laju reaksi = perubahan konsentrasi reaktan atau produk

waktu yang diperlukan untuk perubahan

Sehingga dapat ditulis :

V = - △[𝐴]

△𝑡 atau V = -

△[𝐵]

△𝑡 atau V =

△[𝐶]

△𝑡

Laju reaksi kimia pada umumnya akan berbanding lurus dengan konsentrasi

reaktan. Hubungan antara laju reaksi dengn konsentrasi disebut hukum laju reaksi

yang hanya didapat melalui eksperimen. Untuk reaksi :

mA + nB → produk

dapat diperoleh hubungan persamaan laju reaksi dengan konsentrasi sebagai

berikut :

Laju = [A]x [B]y atau laju = k [A]x [B]y .

Persamaan tersebut dinamakan hukum laju reaksi, k merupakan tetapan laju

reaksi, sedang x dan y merupakan orde reaksi yang dapat berupa bilangan bulat,

pecahan, atau nol. Reaksi diatas adalah orde ke x terhadap A, y terhadap B dan (x +

y) terhadap reaksi keseluruhan.

Orde reaksi adalah jumlah eksponen faktor konsentrasi yang terdapat

dalam hukum laju reaksi itu.

Reaksi Orde Nol

Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.

Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :

- dt

dA = k0

A - A0 = - k0 . t

Page 45: Resume kimia dasar

Pag

e45

A = konsentrasi zat pada waktu t

A0 = konsentrasi zat mula – mula

Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.

Reaksi Orde Satu

Pada reaksi prde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi

reaktan. Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :

- dt

dA = k1 [A]

- ][ A

dA = k1 dt

ln ][

]0[

A

A = k1 (t – t0)

Bila t = 0 A = A0

ln [A] = ln [A0] - k1 t

[A] = [A0] e-k1

t

Tetapan laju (k1) dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t, dengan –k1 sebagai

gradiennya.

Gambar 6.1. Grafik ln [A] terhadap t untuk reaksi orde satu

Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan hanya

tinggal setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh dinyatakan sebagai

k1 = t1/2

1ln

2/1

1

ln [A]

ln [A]0

gradien = -k1

t

Page 46: Resume kimia dasar

Pag

e46

k1 = 2/1

693,0

t

Reaksi Orde Dua

Persamaan laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :

- dt

dA = k2 [A]2

- 2][A

dA= k2 t

][

1

A -

]0[

1

A = k2 (t – t0)

Tetapan laju (k2) dapat dihitung dari grafik 1/A terhadap t dengan k2 sebagai

gradiennya.

Gambar 6.2. Grafik ln 1/[A] terhadap t untuk reaksi orde dua

Waktu paruh untuk reaksi orde dua dinyatakan sebagai

t1/2 = ]0[2

1

Ak

FAKTOR-FAKTOR LAJU REAKSI

1. Macam zat yang bereaksi

2. Konsentrasi zat yang bereaksi : Konsentrasi pereaksi berbanding lurus dengan

laju reaksi

3. Tekanan untuk reaksi yang melibatkan gas, karena konsentrasi gas

berhubungan dengan tekanan

ln 1/[A]

ln 1/[A]0

gradien = -k2

t

Page 47: Resume kimia dasar

Pag

e47

4. Luas permukaan semakin halus bentuk zat yang bereaksi semakin cepat laju

reaksi.

5. Suhu ,semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul meningkat

sehingga frekuensi tumbukan semakin tinggi sehingga laju

reaksi meningkat

6. Konsentrasi, semakin besar konsentrasi suatu reaktan dalam system, semakin

probabilitas tumbukannya semakin besar sehingga cepat terjadi reaksi.

Energi Aktifasi

Energi aktifasi adalah ambang batas energi yang harus icapai agar suatu reaksi dapat

terjadi. Penentuan energi aktifasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan

Arrhenius

k = A e-Ea/RT

dimana k = konstanta laju reaksi

A = faktor pra eksponensial

Ea = energi aktifasi (kJ/mol)

R = tetapan gas ideal

= 8,314 kJ / mol

= 1,987 kal / mol K

T = suhu mutlak (K)

Mekanisme reaksi menyatakan jenis dan jumlah tahap pada suatu reaksi

Reaksi Elementer

Unimolekular : N2O5* → NO2 + NO3

laju = k [N2O5*]

Bimolekular : NO(g) + O3(g) → NO2(g) + O2(g)

laju = k [NO] [O3]

Termolekular : I + I + Ar → I2 + Ar

laju = k [ I ]2 [Ar]

laju = k [ I ]2

Page 48: Resume kimia dasar

Pag

e48

Efek Katalis

Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi

tidak ikut menjadi reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi

selesai, katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis

berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi

terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, reaksi dapat

berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan reaktan dan juga bukan

merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau produk.

Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi reaktan dan

produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal

KClO3, yang menggunakan katalis MnO2.

2 KClO3 2 KCl + 3 O2

Katalis terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu

1. Katalis Homogen

Suatu katalis disebut homogen apabila berada dalam fasa yang sama

dengan reaktan maupun produk reaksi yang dikatalisa. Katalis ini berperan sebagai

zat antara dalam reaksi. Contohnya adalah efek katalis HBr pada dekomposisi

termal t-butil alkohol, (CH3)3COH, yang menghasilkan air dan isobutilen,

(CH3)2C=CH2.

(CH3)3COH (CH3)2C=CH2 + H2O

Tanpa penggunaan katalis, reaksi ini berlangsung sangat lambat, bahkan

pada suhu tinggi sekalipun. Hal ini disebabkan karena reaksi ini memiliki energi

aktifasi yang sangat tinggi, yaitu 274 kJ/mol. Dengan menggunakan HBr, energi

aktifasi akan turun menjadi 127 kJ/mol, dan reaksi menjadi

(CH3)3COH + HBr (CH3)3CBr + H2O

(CH3)3CBr (CH3)2C=CH2 + HBr

Kelemahan dari katalis homogen ini adalah ketika reaksi selesai,

diperlukan perlakuan kimia selanjutnya untuk memisahkan katalis dari campuran

reaksi.

MnO2

Page 49: Resume kimia dasar

Pag

e49

2. Katalis Heterogen

Katalis heterogen adalah katalis yang fasanya tidak sama dengan reaktan

atau produk reaksi yang dikatalisa. Katalis heterogen biasanya berfungsi sebagai

permukaan tempat terjadinya reaksi. Contohnya adalah reaksi antara H2 dan O2

pada permukaan logam. Logam berfungsi sebagai permukaan adsorben dimana H2

dan O2 akan menempel dan bereaksi.

Page 50: Resume kimia dasar

Pag

e50

Page 51: Resume kimia dasar

Pag

e51

IX. Kesetimbangan kimia

a. Persamaan reaksi kesetimbangan

Seimbang→ Kecepatan Reaksi Pembentukan = Kecepatan

Reaksi Penguraian → Kesetimbangan Dinamis

Secara umum, reaksi :

dengan K adalah konstanta kesetimbangan kimia, yang mempunyai nilai

tetap pada kondisi suhu dan tekanan tetap.

Tetapan Kesetimbangan

Page 52: Resume kimia dasar

Pag

e52

b. Syarat terjadinya kesetimbangan

Kesetimbangan kimia tercapai jika:

• Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

• Konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan

Page 53: Resume kimia dasar

Pag

e53

Page 54: Resume kimia dasar

Pag

e54

Page 55: Resume kimia dasar

Pag

e55

Page 56: Resume kimia dasar

Pag

e56

Page 57: Resume kimia dasar

Pag

e57

Page 58: Resume kimia dasar

Pag

e58

Page 59: Resume kimia dasar

Pag

e59

JENIS-JENIS KONSTANTA KESETIMBANGAN

Page 60: Resume kimia dasar

Pag

e60

X. Kimia larutan

a. Komponen penyusun larutan

b. Kepekatan Larutan

Molalitas (m)

Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu

kilogram (1.000 gram) pelarut. Misalkanjika 2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan

dalam 1.000 gram air maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.Secara

matematis pernyataan tersebut dinyatakan sepertiberikut.

Page 61: Resume kimia dasar

Pag

e61

Keterangan:

m = molalitas larutan

n = jumlah mol zat terlarut

p = massa pelarut (gram)

Jumlah mol zat terlarut (n) dapat kita tentukan dari massa zat terlarut (m)

dibagi dengan massa molekul relatif zat terlarut (Mr). Jadi persamaan (1 – 1) dapat

juga kita tuliskan seperti berikut:

Fraksi mol

Page 62: Resume kimia dasar

Pag

e62

c. Pengenceran dan pencampuran larutan

Cotoh :

d. Sifat Koligatif larutan

penurunan tekanan uap jenuh larutan

Page 63: Resume kimia dasar

Pag

e63

Kenaikan titik didih

Page 64: Resume kimia dasar

Pag

e64

Page 65: Resume kimia dasar

Pag

e65

Penurunan Titik Beku

Tekanan Osmotik

Page 66: Resume kimia dasar

Pag

e66

Page 67: Resume kimia dasar

Pag

e67

Untuk Larutan elektrolit

Page 68: Resume kimia dasar

Pag

e68

Page 69: Resume kimia dasar

Pag

e69

e. Teori asam-basa

Page 70: Resume kimia dasar

Pag

e70

Page 71: Resume kimia dasar

Pag

e71

Page 72: Resume kimia dasar

Pag

e72

f. Kesetimbangan air, derajat keasaman larutan ( pH )

2. pH dan pOH

Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+

dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya

konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang

kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan

konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara

matematika diungkapkan denganpersamaan:

Page 73: Resume kimia dasar

Pag

e73

Selain itu, pH yang merupakan konsentrasi ion hidronium dalam larutan ditunjukkan

dengan skala secara matematis dengan nomor 0 sampai 14. Skala pH merupakan suatu cara

yang tepat untuk menggambarkan konsentrasi ion-ion hidrogen dalam larutan yang bersifat

asam, dan konsentrasi ion-ion hidroksida dalam larutan basa.

Skala pH dari 0 sampai 14 ditunjukkan dalam Gambar 18.Skala ini terbagi menjadi tiga

daerah untuk beberapa larutan denganpH yang berbeda. Bila larutan mempunyai pH tepat sama

dengan7, larutan tersebut dikatakan netral. Bila tidak, mungkin bersifat asam atau basa.

Page 74: Resume kimia dasar

Pag

e74

Asam Kuat dan Asam Lemah

Pada senyawa asam kuat, pH dapat ditentukan dengan mengetahui konsentrasi

asam pada larutan :

Seperti penjelasan sebelumnya mengenai asam kuat, maka asam lemah tidak

mengalami ionisasi sempurna dalam air. Jika asam monoprotik lemah kita

asumsikan sebagai HA, maka ionisasinya dalam air adalah :

HA (aq) H+ (aq) + A- (aq)

Konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini adalah:

Karena harga derajat ionisasi asam lemah sangat kecil (mendekati nol),

konsentrasi asam dalam larutan dianggap tetap sama. Karena [H+] = [A-], maka :

Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan HCl 0,001 M:

Dalam air, HCl akan terionisasi sempurna menjadi ion H+ dan Cl-.

HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)

Maka,

Page 75: Resume kimia dasar

Pag

e75

Sedangkan untuk menentukan pH larutan CH3COOH 0,001 M (Ka=1x10-5):

Dalam air, CH3COOH terionisasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.

CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq)

Maka,

Basa Kuat dan Basa Lemah

Sama halny dengan asam kuat, maka [OH-] pada basa kuat dapat ditentukan

dengan:

Sedangkan basa lemah MOH yang tidak mengalami ionisasi sempurna dalam air

memiliki reaksi kesetimbangan:

MOH(aq) M+(aq) + OH-(aq)

Sehingga memiliki tetapan kesetimbangan:

Page 76: Resume kimia dasar

Pag

e76

Sama halnya dengan asam lemah, karena harga derajat ionisasi basa lemah sangat

kecil (mendekati nol), konsentrasi basa dalam larutan dianggap tetap sama. Karena

[M+] = [OH-], maka :

Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan NaOH 0,001 M:

Dalam air, NaOH akan terionisasi sempurna menjadi ion Na+ dan OH-.

NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)

Maka,

Sedangkan untuk menentukan pH larutan NH4OH 0,001 M (Kb=1x10-5):

Dalam air, NH4OH terionisasi sebagian menjadi ion NH4+ dan OH-.

NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

Maka,

g. Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Page 77: Resume kimia dasar

Pag

e77

h. Sistem Koloid

Page 78: Resume kimia dasar

Pag

e78

Page 79: Resume kimia dasar

Pag

e79

Page 80: Resume kimia dasar

Pag

e80

Page 81: Resume kimia dasar

Pag

e81

Page 82: Resume kimia dasar

Pag

e82

XI. Elektrokimia

a. Larutan elektrolit dan non elektrolit

b. Reaksi Oksidasi dan reduksi

Page 83: Resume kimia dasar

Pag

e83

Contoh :

Page 84: Resume kimia dasar

Pag

e84

c.Sel elektrokimia

• Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk

membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk

(rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap

lingkungan

• Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non

spontan (∆G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem

Page 85: Resume kimia dasar

Pag

e85

• Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik

antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang

terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan

Tabel Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolisis

No. Sel Volta / Galvani Sel Elektrolisis

1. Reaksi spontan Reaksi tidak spontan

2. Anode kutub negatif Anode kutub positif

3. Katode adalah kutub positif Katode adalah kutub negatif

4. Energi kimia diubah menjadi

energi listrik

Energi listrik diubah menjadi energi

kimia

Elektroda

oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa

teroksidasi (zat pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda

tereduksi (zat pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda

Potensial Sel (Esel)

• Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi

listrik

• Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda

(voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)

• Untuk proses spontan Esel> 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang

bisa dilakukan oleh sel

• Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C

Page 86: Resume kimia dasar

Pag

e86

• Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu

potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M

untuk larutan dan padatan murni untuk solid)

Page 87: Resume kimia dasar

Pag

e87

XII. Kimia inti dan keradioaktifan

a. Ruang lingkup kimia inti

• Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya

terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan

radio nuklida dan transmutasi inti

• Radiokimia: mempelajari zat radioaktif dan penggunaannya dengan teknik2

kimia.

• Kimia radiasi: bidang kimia yang mempelajari efek radiasi radioaktif terhadap

materi.

b. Partikel dasar penyusun

c. Kestabilan inti

Inti Stabil dan Tak Stabil

Inti tak stabil dapat berubah secara spontan, dengan memancarkan/menangkap

partikel atau memancarkan gelombang elektromagnetik (sinar γ). Disebut juga

sebagai inti radioaktif. Inti stabil dapat pula berubah, tetapi harus dengan

penembakan partikel berenergi tinggi.

Pita Kestabilan Inti

Page 88: Resume kimia dasar

Pag

e88

Inti stabil ditunjukkan dengan daerah bergaris tebal. Dengan

bertambahnya nomor atom, daerah inti stabil memiliki neutron

yang lebih banyak dari proton.

Aturan Kestabilan Inti

1. Semua inti yang mengandung 84 proton atau lebih, tidak stabil

2. Aturan ganjil-genap: Inti dengan jumlah proton dan neutron genap, lebih stabil

dibandingkan dengan inti dengan jumlah proton dan neutron ganjil. Urutan

kestabilannya: genap-genap > genap-ganjil ≈ ganjil-genap > ganjil-ganjil.

3. Bilangan sakti (magic numbers): Inti memiliki kestabilan lebih, jika jumlah

proton dan neutronnya adalah:

Untuk proton: 2, 8, 20, 28, 50, 82

Untuk neutron: 2, 8, 20, 28, 50, 82, 126

4. Inti-inti yang berada di luar pita kestabilan inti, tidak stabil.

Energi Pengikat Inti

Energi pengikat inti ditentukan dengan membandingkan massa inti

tersebut dengan jumlah massa nukleon penyusunnya.

Energi pengikat inti per nukleon

1 sma = 931,5 MeV

Macam-Macam Reaksi Inti

Reaksi fusi (penggabungan): salah satu hasil, mempunyai nomor

massa yang lebih besar dari semua

pereaksi.

Reaksi fisi (pemecahan): salah satu pereaksi, mempunyai nomor

massa yang lebih besar dari semua hasil reaksi.

Reaksi Inti Berantai

Reaksi berantai adalah reaksi fisi, yang dalam setiap tahapnya,

menghasilkan partikel yang sama dengan partikel penembak, tetapi

dengan jumlah yang makin banyak.

n + U → X + Y + 2n

Neutron yang dihasilkan, memecah inti uranium yang lainnya.

Page 89: Resume kimia dasar

Pag

e89

XII. Kimia Lingkungan

a. Aspek kimia dan ruang lingkup kimia lingkungan

Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia

dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai

studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan

udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia

lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer,

akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu

lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.

b. Pencemaran lingkungan dan efeknya

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara

Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh

secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan

gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan

manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan

sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara,

sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Gas-gas CO, SO2,

H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara

alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan

karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.

Page 90: Resume kimia dasar

Pag

e90

Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah

terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang

telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus

nitrogen dan siklus karbon.

Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan

penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di

seluruh dunia yaitu:

a. Gas karbon monoksida, CO

b. Gas-gas nitrogen oksida, NOx

c. Gas hidrokarbon, CH

d. Gas belerang oksida, SOx

e. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling

banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat

(padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya

(sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).

Terjadinya Pencemaran Udara dan Penanggulangannya

Terjadinya pencemaran udara

Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O

yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di

dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan

sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak

kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas

alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus

masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer

khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil

pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO

konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang

masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.

Page 91: Resume kimia dasar

Pag

e91

Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih

bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO,

CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi t inggi atau kondisi fisik seperti

suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-

tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan

konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut

dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi

zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau

polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan

pencemaran sebagai berikut:

? Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak

menimbulkan

kerugian bagi manusia.

? Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai

menimbulkan

kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.

? Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat

bereaksi

pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.

? Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah

menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan

tumbuh-tumbuhan.

Pencemaran Tanah dapat dikelompokkan:

1. Pencemaran sedimen: pencemaran karena zat-zat

padat

2. Pencmaran kimia : disebabkan adanya senyawa

kimia dalam tanah

Page 92: Resume kimia dasar

Pag

e92

Pencemaran air adalah keadaan berkurangnya/turunnya kualitas air sampai pada

tingkat tertentu yang mengakibatkan air tidak berfungsi sebagaimana

mestinya

Faktor penyebab terjadinya pencemaran air:

1. pencemaran dari sumber langsung: limbah industri, TPA

2. pencemaran dari sumber tidak langsung: limbah pertanian, hujan asam

Pencemaran air ditandai dengan:

1. Adanya penurunan pH air, akan memperbesar sifat korosi Fe, akibatnya

terganggunya kehidupan si air

2. Kenaikan suhu, sehingga sifat kelarutan Oksigen berkurang

3. Perubahan warna, bau dan rasa

4. Timbulnya endapan

Page 93: Resume kimia dasar

Pag

e93

Daftar Pustaka

Abdulgani, Agus . 2014. Kimia Dasar ProgramStudi Farmasi. Jember : Percetakan Universitas

Jember

Brady, James. 1999. Kimia Universitas Asaz dan Struktur jilid 1, Edisi 5. Jakarta : Binarupa

Aksara

Syukri,S. 1999. Kimia Dasar jilid I. Bandung : Penerbit ITB

Syukri,S. 1999. Kimia Dasar jilid II. Bandung : Penerbit ITB

eprints.uny.ac.id/9227/3/BAB%202%20-%2008303241004.pdf

file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/...KIMIA.../BBM_1.pdf

PERANAN MATEMATIKA DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN

TEKNOLOGI *) Sudradjat **) *) disampaikan pada seminar sehari “The Power of

Mathematics for all Aplications” HIMATIKA-UNISBA, Januari 2008 **) Staf pengajar

jurusan Matematika FMIPA UNPAD, [email protected]

kimia.lipi.go.id/wp-content/.../05/ketertelusuran-nuryatini-rev.pdf

https://ahmadwaliy.files.wordpress.com/2011/09/elektrokimia.pdf

romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Elektrokimia.pdf

file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../ELEKTROKIMIA.pdf

aguspur.staff.uns.ac.id/files/.../kesetimbangan-kimia-pertemuan-5.pdf

shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KD-meeting-6.pdf

ocw.ipb.ac.id/file.php/10/Kimia.../Bab6-Kesetimbangan_Kimia.pdf

elisa1.ugm.ac.id/.../Chapter%209%20Kesetimbangan%20kimia%20dan%20Sistem%20a...

aguspur.staff.uns.ac.id/files/2009/07/wujud-zat-pertemuan- i1.pdf

ocw.ipb.ac.id/file.php/10/Kimia_101/Bab4_Wujud_Zat.pdf

Page 94: Resume kimia dasar

Pag

e94

whiephee.files.wordpress.com/.../wujud-zat-dan-perubahannya.pdf

publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/.../BAB%20I%20KRISTAL.pdf?

danicham3.blog.com/files/2012/.../BAB-3-STRUKTUR-KRISTAL.pdf

file.upi.edu/Direktori/.../1.STRUKTUR_KRISTAL(K uliah).pdf