Upload
sasmito
View
224
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keompok 4
Citation preview
RESUME TENTANG ANGIN
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak horizontal
atau vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktasi dinamis.
Faktor-faktor terjadinya angin:
• Gradien barometris, semakin besar gradien barometris maka semakin cepat
tiupan anginnya.
• Letak tempat, angin yang bergerak di daerah khatulistiwa akan bergerak
lebih cepat dari pada yang di daerah non khatulistiwa.
• Ketinggian, semakin tinggi suatu tempat maka angin yang bertiup akan
semakin kencang.
• Waktu, angin akan bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam
hari.
Mekanisme terjadinya angin:
1. Angin darat dan angin laut
Terjadi akibat perbedaan suhu udara di atas laut (atau danau) dengan udara
di atas wilayah daratan. Siang hari, diatas daratan lebih panas dibanding lautan
sehingga angin berhembus dari arah laut ke daratan, angin laut. Malam hari,
daratan lebih dingin sehingga tekanan udaranya lebih tinggi, menyebabkan angin
berhembus dari daratan ke arah lautan, angin darat.
2. Angin lembah dan gunung
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke gunung dan
biasanya terjadi pada siang hari. Angin gunung adalah angin yang bertiup dari
gunung ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari.
Terjadi karena keadaan topografi.
Kedua angin ini merupakan hasil dari perbedaan suhu antara lembah dan
puncak gunung.
3. Angin musim (angin muson)
Terjadi akibat perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam
skala yang lebih besar, terjadi antara benua dan samudra.
Terbagi dua:
Angin muson barat
Angin yang mengalir dari benua asia pada saat musim dingin ke benua
australia pada saat musim panas dan mengandung curah hujan yang banyak di
bagian barat indonesia, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang
luas seperti perairan dan samudra.
Angin muson timur
Angin yang mengalir dari benua australia pada saat musim dingin ke
benua asia pada saat musim panas dan sedikit curah hujan yang ditemukan di
bagian timur indonesia karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai
gurun.
4. Angin pasat
Adalah angin yang berhembus dengan kecepatan konstan dan terus-
menerus dengan arah yang sama, melalui lintasan yang sama pula.
5. Angin lokal: Terjadi karena pengaruh keadaan regional dan karena efek
lokal.
6. Angin puting beliung dan tornado
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum
5 menit dan biasanya terjadi di musim pancaroba.
Angin tornado adalah Suatu kolom udara yang berputar dengan kencang
yang timbul dari dasar awan comulunimbus atau cumulus (dalam beberapa
kejadian) dan sering (tidak selalu) tampak seperti “corong awan”. Sebuah pusaran
angin dapat dianggap sebagai tornado jika pusaran angin tersebut menyentuh
tanah dari dasar awan comulunimbus.
PENGARUH ANGIN TERHADAP TANAMAN
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang
optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya,
kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan
penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air
sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif
membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada
keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih
dan akan menimbulkan penyerbukan silang.
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya
dalam Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga
tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti
perkembangan jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca
yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan
patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian
Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim tanam
tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan
kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan
kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan
mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan
konidium hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan
jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan
permukaan tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat
dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung
melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena
hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau
melalui pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman
terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.
Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin
karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang
tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah
diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada
umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang
paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya
penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan
sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan
sinar matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu
mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin
cepat anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh
keberadaannya.