Upload
olisiasintha
View
20
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
resume teksol
Citation preview
RESUME V TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
Dr. Silvia Surini, M. Pharm.Sc., Apt.
Rabu, 11 Mei 2016
Oleh : Sintha Olisia -1406545043- Kelas B
Drug Delivery System-Immediated Release
Immediate release merupakan mekanisme penghantaran obat yang memiliki
efek cepat sehingga prosesnya pun harus dipercepat. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan adalah kelarutan. Strategi untuk meningkatkan kelarutan
dapat dilakukan pada level molekul, coloidal, dan particulate.
a. Colloidal level
Zat aktif yang sukar larut bisa dibuat dalam ukuran yang jauh lebih kecil
seperti dibuat dalam bentuk koloid. Sediaan kebanyakan diubah ke bentuk sediaan
cair. Misalnya, dibuat sediaan cair dengan basis minyak dalam bentuk sediaan emulsi.
Atau dibuat soft kapsul atau di mikrokapsul (mengubah bentuk cair ke padat) atau
setengah padat atau dalam sediaan cair. Meningkatkan kelarutan pada level coloidal
dapat dilakukan melalui:
- Lipid solution : di buat dalam sediaan cair dan dilarutkan dalam minyak,
cairan minyak.
- Self-emulsifying DDS : dilarutkan dalam minyak. Terdapat emulgator
alami yang ada dalam tubuh, sehingga terbentuk micel yang akan
terdisolusi di saluran cerna atau pada formulanya ditambahkan emulgator
alami yang spontan membentuk micel ketika di saluran cerna. Self karna
emulsifikasi di dalam tubuh.
- Emulsions :
Dilarutkan dalam minyak dan dibuat dalan sediaan emulsi, kemudian di
tubuh pencernaannya dibuat oleh enzim-enzim (emulgator) dalam tubuh,
sehingga terbentuk michell, dan micelle tersebut akan membungkus zat
aktif dalam sediaanwarnanya putih.
-Microemulsions :
Mikroemulsi merupakan sediaan yang terdiri dari minyak, air, surfaktan dan
cosurfaktan. Sediaan cair yang berbentuk koloid, ketika dilihat dengan mata
bentuknya homogen. Perbedaanya dengan emulsi, ukuran globul jauh lebih
kecil, sehingga penampakannya berbeda dengan emulsi biasa (warna
transparan). Cara pembuatan mikroemulsi berbeda dengan emulsi
biasa.Kekurangannya adalah emulgator yang digunakan lebih banyak dari
emulsi.
b. Particulate level
1. Menurunkan ukuran partikel atau mengubah marfologi (bentuk dan
struktur permukaan) dari partikel untuk meningkatkan luas permukaan
dari partikel tersebut. Perbedaan ukuran partikel dapat dilihat dengan
TEM (Transmission Electron Mikroskop).ada juga nano suspense keruh
tapi tidak mengendap.
Nanosizing
o Teknik : wet milling dan HPH
o Contohnya pada nanopartikel (mencapai 0,5 mikro), pada
cairan infus masih boleh terdapat nanopartikel.
o Partikel yang sudah diperkecil sampai ukuran nano, biasanya
cara membuatnya mudah, namun masalahnya adalah mudah
mengalami agregasi. Kalau terjadi agregasi pada kurva terlihat dua
peak (besar dan kecil), secara kasat mata tidak terlihat. Agragasi
terjadi karena perbedaan muatan antar partikel.
o Penangannya ada dua cara : yaitu menambahkan surfaktan
untuk mengurangi tegangan permukaan atau menggunakan
hydrophylic polymers untuk menstabilkan sferis.
2. Metastable polymorphs.
Mengubah bentuk kristal menjadi bentuk kristal yang mudah
larut.
Dibuat metastabil dengan diturunkan stabilitasnya. Bntuk
kristal X yang kurang larut akan diubah ke bentuk Y agar bisa
larut tapi strkturnya sama. Namun ada beberapa zat yang jika
diubah bentuk kristalnya maka berpengaruh pada efek
farmakologi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan apakah
pengubahan bentuk kristal dari stabil menjadi mikrostabil
berpengaruh pada efek farmakologi.
Menambahkan air kristal sehingga membantu kelarutan (secara
kimiafisik)
Atau dilakukan melting pada titik leburnya.
Metode yang dilakukan dilakukan tidak hanya menggunakan satu metode
tersebut diatas tapi digabung menggunakan beberapa metode. Misalnya dua
bahan dilelehkan dahulu karena ketika cair molekulnya dapat bergerak dan
mudah terjadi interaksi antar partikel, kemudian dipadatkan kembali dan
kemudian dikecilkan ukuran partikelnya.
Menentukan kecepatan disolusi dari suatu obat
o Dilakukan uji disolusi untuk memastikan dosis form yang dilakukan
reproducibel dan profil pelepasan obat secara in vitro. Untuk tablet SR
dalam waktu 12 jam minimal harus mendapatkan zat aktif 35% dan
kemudian dilakukan evaluasi.
o Untuk meningkatkan kelarutan medium disolusi dapat ditambahkan
surfaktan dan cosolvent.