41
RESUSITASI CAIRAN Pembimbing: dr. Jumbo Utomo, Sp.An Disusun oleh: Fauziah 1320.221.097

RESUSITASI CAIRAN

  • Upload
    zee1305

  • View
    14

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resusitasi cairan

Citation preview

  • RESUSITASI CAIRANPembimbing:dr. Jumbo Utomo, Sp.An

    Disusun oleh:Fauziah1320.221.097

  • BAB IPENDAHULUAN

  • BAB IIFISIOLOGI CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT

  • Jumlah total air tubuh (L) = BB (kg) x 60%

    UsiaPriaWanita10-1859%57%18-4061%51%40-6055%47%>6052%46%

  • Untuk dewasa obes hasil perhitungan rumus dikurangi 10%, sedangkan untuk orang kurus ditambahkan 10%. Pada keadaan dehidrasi berat, cairan tubuh total berkurang sekitar 10%, maka pada keadaan dehidrasi berat cairan tubuh total dihitung dengan rumus : 3,5Jumlah total air tubuh (L) = 0,9 x BB (Kg) x 60%

  • Kompartemen Cairan Tubuh

    Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselularLebih jauh kompartemen ekstraselular di bagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.Cairan interstisial khusus disebut cairan transeluler misalnya cairan serebrospinal, cairan persendian, cairan peritoneum dan lain-lain.

  • Kompartemen Cairan Intrasel (ICF)

  • Kompartemen Cairan Ekstrasel (ECF)

  • Plasma adalah bagian darah yang tak mengandung sel, terus-menerus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran kapiler

    Cairan ekstrasel berperan sebagai pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals dan regulator hormon/molekul) dan sebagai pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

  • Volume Darah

  • Dinamika Cairan Tubuh Antar Kompartemen

  • Pompa Natrium Kalium

    Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.

  • Keseimbangan Cairan Tubuh

    Untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit agar berada dalam batas-batas normal maka tubuh akan melakukan mekanisme homeostatisnya. Fungsi ini dilakukan oleh ginjal, adrenal, kelenjar hipofise, dan paru-paruPengeluaran air melalui kulit dan paru akan meningkat pada keadaan berikut:Pernafasan meningkat (hiperventilasi)Demam (+ 12 % setiap kenaikan suhu 1o C)Bekerja atau aktivitas yang meningkat.Luka bakar.Udara luar yang kering dan panas.

  • Elektrolit

  • Kehilangan Cairan Abnormal

  • Faktor-faktor preoperatif :Kondisi yang telah adaDiabetes mellitus, penyakit hepar, atau insufisiensi renal dapat diperburuk oleh stres akibat operasi.2. Prosedur diagnostikArteriogram atau pyelogram intravena yang memerlukan marker intravena dapat menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang tidak normal karena efek diuresis osmotik.3. Pemberian obatPemberian obat seperti steroid dan diuretik dapat mempengaruhi eksresi air dan elektrolit.

  • 4. Preparasi bedahEnema atau laksatif dapat menyebabkan peningkatan kehilangan air dan elekrolit dari traktus gastrointestinal.5. Penanganan medis terhadap kondisi yang telah ada6. Restriksi cairan preoperatifSelama periode 6 jam restriksi cairan, pasien dewasa yang sehat kehilangan cairan sekitar 300-500 mL. Kehilangan cairan dapat meningkat jika pasien menderita demam atau adanya kehilangan abnormal cairan.7. Defisit cairan yang telah ada sebelumnya

  • Faktor Perioperatif :

  • Faktor postoperatif :1. Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi2. Peningkatan katabolisme jaringan3. Penurunan volume sirkulasi yang efektif4. Risiko atau adanya ileus postoperatif

  • Penilaian DehidrasiAnamnesis. Sudah berapa lama pasien mengalami kehilangan cairan yang abnormal? Berapa banyak kehilangannya? Misalnya berapakah frekuensi muntahnya.Pemeriksaan fisik. Mild: Kehilangan 4% berat badan (rata-rata 3 L pada 70 kg BB) terdapat penurunan turgor kulit,mata cekung, mukosa kering.Moderate: Kehilangan 5-8% dari berat badan (rata-rata 4-6 L pada 70 kgBB) terdapat oliguria,hipotensi orthostatik dan takikardia.Severe: Kehilangan cairan 8-10% (rata-rata 7 ml pada 70 kgBB) ditemukan oliguria dan sudah terdapat gangguan fungsi kardiovaskuler.Terapi cairan parenteral diperlukan untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, mengganti perdarahan yang sedang berlangsung, dan mengganti third space loss (ke rongga peritoneum, ke luar tubuh)

  • BAB IIITERAPI CAIRAN

  • terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan untuk mengganti kebutuhan harian

  • Terapi rumatan

    Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+=1-2 mmol/kgBB/haridan K+= 1mmol/kgBB/hari. Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water losses.

    Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit dengan kandungan karbohidrat atau infus yang hanya mengandung karbohidrat saja.

    Larutan elektrolit yang juga mengandung karbohidrat adalah larutan KA-EN, dextran + saline, DGAA, Ringer's dextrose, dll.

    Sedangkan larutan rumatan yang mengandung hanya karbohidrat adalah dextrose 5%. Tetapi cairan tanpa elektrolit cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang antar sel sehingga dextrose tidak berperan dalam hipovolemik.

  • Penatalaksanaan pra bedah

  • Penatalaksanaan selama pembedahan

    Pada pemberian cairan selama pembedahan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:kekurangan cairan pra bedahkebutuhan untuk pemeliharaanbertambahnya insensibel loss karena suhu kamar bedah yang tinggi dan hiperventilasiterjadinya translokasi cairan pada daerah operasi ke dalam ruang ketiga dan intersisialterjadinya perdarahan

  • Untuk perdarahan dibawah 20% dari volume darah total pada dewasa cukup diganti dengan cairan infusyang komposisi elektrolitnya kira-kira sama dengan komposisi elektrolit serummisalnya dengan ringer laktat atau riner asetat. Untuk bayi dan anak perdarahan diatas 10% volume darah baru diperlukan transfusi dimana :volume darah bayi dan anak 80 ml/kgBBvolume darah dewasa pria 75 ml/kgBBvolume darah dewasa wanita 65 ml/kgBB

  • Penatalaksanaan pascabedah

    Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan kalori/nutrisi. Penggantian cairan pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila perlu larutan garam isotonis. Terapi cairan ini berlangsung sampai penderita dapat minum dan makanMelanjutkan penggantian defisit cairan pembedahan dan selama pembedahan yang belum selesai. Bila kadar hemoglobin kurang dari 10 gr%, sebaiknya diberikan transfusi darah untuk memperbaiki daya angkut oksigen.

  • Kehilangan spesifik dan penggantiannya

    Diare dan muntahPada diare dan muntah terjadi kehilangan air, natrium, kalium, serta ion lain. Penggantian paling baik adalah secara oral menggunakan larutan rehidrasi oral atau yang sejenis. Larutan rehidrsi oral standar mengandung 20 gram glukosa, 3,5 gram NaCl, 2,9 gram trisogium sitrat dihidrat dan 1,5 gram KCl per liter.Penggantian secara intra vena memerlukan larutan garam, glukosa, dan kalium. Jumlah yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan pemeriksaan ematologi dan elektrolit plasma penderita.

  • Perdarahan dan luka bakarPenggantian cairan yang ideal adalah dengan yang komposisinya terdekat dengan cairan yang hilang, darah atau plasma. Untuk resusitasi inisial pada pasien dengan syok hipovolemik, penggunaan larutan garam fisiologis atau ringer laktat adalah umum, tetapi harus diingat bahwa cairan ini cepat keluar dari sirkulasi ke kompartemen lain.Plasma ekspander memiliki berat molekul yng relatif tinggi sehingga dapat bertahan dalam pembuluh darah. Larutan ini dapat digunakan pada perdarahan hebat untuk mengurang kebutuhan transfusi darah, tetapi larutan ini tidak dapat mengangkut oksigen

  • Pemilihan Jenis Cairan

    Berdasarkan fungsinya, cairan dapat dikelompokkan menjadi :Cairan pemeliharaan, ditujukan untuk mengganti air yang hilang lewat urin, tinja, paru, dan kulit (mengganti puasa). Cairan yang diberikan adalah cairan hipotonik, seperti D5, NaCl 0,45%, atau D5 W.Cairan pengganti, ditujukan untuk mengganti kehilangan air tubuh akibat sequestrasi atau proses patologi lain, seperti fistula, efusi pleura, ascites, drainase lambung. Cairan yang diberikan bersifat isotonik, seperti RL, NaCL 0,9%, D5RL, D5NaCl.Cairan khusus, ditujukan untuk keadaan khusus, misalnya asidosis. Cairan yang digunakan seperti natrium bikarbonat, NaCl 3%.

  • Cairan Kristaloid

    Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dekstrosa, tidak mengandung molekul besar (BM < 8000 Dalton).Kristaloid dalam waktu singkat sebagian besar akan keluar dari intravaskular, sehingga volume yang diberikan harus lebih banyak 2,5-4 kali dari volume darah yang hilang. Kristaloid mempunyai waktu paruh intravaskular 20-30 menit. Ekspansi cairan dari ruang intravaskuler ke interstital berlangsung selama 30-60 menit sesudah infus dan akan keluar dalam 24-48 jam sebagai urine. Secara umum kristaloid digunakan untuk meningkatkan volume ekstrasel dengan atau tanpa peningkatan volume intrasel.Kristaloid harus dipertimbangkan sebagai resusitasi cairan yang diberikan pertama kali pada pasien dengan shock hemorrhagic dan septic, pasien dengan luka bakar, pasien dengan cedera kepala untuk mempertahankan tekanan perfusi cerebral, dan pada pasien yang sedang menjalani plasmapheresis dan reseksi hepar

  • Cairan Koloid

    Aktivitas osmotik pada zat dengan berat molekul yang tinggi pada cairan koloid cenderung untuk mempertahankan cairan ini pada komponen intravaskular. Meski waktu paruh cairan kristaloid di intravaskular adalah 20-30 menit, tetapi waktu paruh cairan koloid di intravaskular dapat mencapai 3 sampai 6 jamIndikasi umum yang diterima untuk pemakaian cairan koloid yaitu: resusitasi cairan pada pasien dengan kekurangan cairan intravaskular yang berat (contoh: shock hemorrhagic) sebelum adanya transfusi darah yang tersedia, resusitasi cairan pada keadaan hipoalbuminemia yang berat atau pada kondisi yang menyebabkan hilangnya protein dalam jumlah yang besar seperti pada kasus luka bakar.Pada pasien luka bakar, pemberian cairan koloid dapat juga dipertimbangkan bila luas luka bakar melebihi 30% dari permukaan tubuh atau bila telah diberikan 3-4L cairan kristaloid lebih dari 18-24 jam setelah terjadinya luka bakar.

  • Jenis KoloidProduksiTipeBM rata-rataWaktu Paruh Intravask.IndikasiPlasma proteinHuman plasmaSerum consered Human Albumin50.0004 15 hari-pengganti volume-hipoproteinemi-hemodilusiDextranBleuconostac mesenteroid B512D 60/7060.000/70.0006 jam-hemodilusi-gangguan mikrosirkulasi (stroke)GelatinHidrolisis dari kolagen binatang-Modified gelatin-Urea linked-Oxylopi gelatin-Hydroxyl ethyl35.0002 3 jam-volume substitusiStarchHidrolisis asam dan ethylen ixide treatment dari kedelai dan jantungHydroxy ethyl450.0006 jam-volume substitusi-hemodilusiPolyvinyl pyrrolidoneSintetikpolimervinyl pyrrolidone-Subtosan-Periston50.00025.000-volume substitusi

  • Koloid AlamiYaitu fraksi protein plasma 5 % dan human albumin (5% dan 2,5%). Dibuat dengan cara memanaskan plasma atau plasenta 600C selama 10 jam untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Fraksi protein plasma selain mengandung albumin (83%) juga mengandung alfa globulin dan beta globulin.Koloid Sintetik1. Dextran :Dextran mempunyai efek trombotik yang dapat mengurangi platelet adhesiveness, menekan aktivitas faktor VIII, meningkatkan fibrinolisis dan melancarkan aliran darah.

  • Hydroxylethyl Starch (Heta Starch) :Pemberian 500 ml larutan ini pada orang normal akan dikeluarkan 46% lewat urine dalam waktu 2 hari dan sisanya 54% dalam waktu 8 hari. Larutan koloid ini juga dapat menimbulkan reaksi anafilaktik dan dapat meningkatkan kadar amilasi serum (walau jarang).Gelatin :Ada 3 macam gelatin, yaitu modified fluid gelatin (Plasmion dan Hemaccel), urea-linked gelatin dan oxypolu gelatin.Merupakan plasma expanders dan banyak digunakan pada penderita gawat. Walaupun dapat menimbulkan reaksi anafilaktik (jarang) terutama dari golongan urea-linked gelatin.