Upload
chicuittw
View
119
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
RESUSITASI CAIRAN PERDARAHAN POST PARTUM ET CAUSA
LASERASI PORTIO
Disusun OlehAMELIA GUNAWAN (G1A105030)
Pembimbingdr. Alkrisno Alwie, Sp.AN
KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ANESTESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBIRSUD. RADEN MATTAHER PROV. JAMBI
2010
BAB IPENDAHULUAN
• Penderita bernama Ny. N dengan usia 32 tahun datang ke IGD (Instalansi Gawat Darurat) RSUD Raden Mattaher pada tanggal 29 Juni 2010.
• Anamnesis → pasien melahirkan dengan bidan, karena perdarahan setelah persalinan tidak berhenti → pasien di bawa ke IGD.
• Pemeriksaan fisik, didapatkan counjungtiva pasien yang anemis dan tanda-tanda vital pasien seperti TD = 130/90, Nadi 88 x/menit, RR = 22 x/menit, dan suhu = 370C. Kemudian di dapatkan juga luka robekan dan perdarahan pada jalan lahir.
• Diagnosa : perdarahan post partum et causa laserasi portio.
BAB IISTATUS RESUSITASI UNTUK MAHASISWA PSPD UNJA
BAGIAN ANESTESIOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny N• Jenis Kelamin : Perempuan• Umur : 32 tahun• Alamat : Telanai RT 05• Pekerjaan : Swasta• Ruang : IGD• BB : 55 kg• No MR : 591511• Masuk Tanggal : 29-06-2010 Jam :
19.45
• ANAMNESIS :
• Keluhan Utama : Perdarahan yang tak kunjung henti setelah melahirkan karena robekan pada jalan lahir
• Kronologis : Pasien sudah melahirkan dengan bidan ± 1 jam yang lalu, kemudian terjadi perdarahan setelah melahirkan kira-kira 600 ml. Setelah itu, pasien di bawa ke IGD.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Darah tinggi disangkal
• PEMERIKSAAN FISIK :
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang• Kesadaran : Compos Mentis, GCS = 15
• Vital Sign– TD : 130/90mmHg– Pernafasan : 22x/menit– Nadi : 88x/menit– Suhu : 370C
• Kepala : Pupil Isokor ± 3 mm Ka =Ki Conjuctiva Anemis (+/+),
Sklera Ikterik (-/-)• Leher : Tidak ada pembesaran Kelenjar
Getah Bening Leher• Thorax
• Paru : Vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung : BJ I/II reguler ; Murmur (-), Gallop (-)
• Abdomen : Soepel Bising Usus (+),Nyeri Tekan (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin, cross match golongan darah
Hasil Hematologi Tanggal 29-06-2010 Jam 20.02:
• WBC : 26,1 H 103/mm3 • RBC: 4,42 106/mm3 • HGB: 9,9 L g/dl• HCT : 30,9 L %• PLT : 179 103/mm3
DIAGNOSIS
Perdarahan post partum et causa laserasi portio
TERAPI
Manajemen Umum
• Posisikan pasien terlentang• Berikan O2 nasal bicanule 2 l/i• Pasang infus 2 jalur intravena• Pasang monitor• Pemberian metergin 0,2 mg IM• Pemberian pitogin 20 IU IM• Jalan lahir di jahit• Pemberian antibiotik : cefotaxim 1 gr• Pemberian asam tranexamat 500 mg• Pasang tampon
Manajemen Khusus
Resusitasi Cairan
• Berikan larutan RL sebanyak 1500 ml (3 kolf) dengan tetesan 30 gtt/menit.
• Kemudian diberikan larutan FIMA HES sebanyak 500 ml dengan tetesan 30 gtt/menit.
PLANNING
• Cek darah rutin, transfusi darah jika Hb < 8 L g/dl
• Cek kimia darah (ureum dan kreatinin)
MONITORING
• Pantau keadaan umum pasien dan tanda- tanda vital seperti tekanan darah, nadi, RR, dan suhu perlu di awasi.
• Pantau balance cairan , dengan cara melihat jumlah cairan yang masuk dan yang keluar.
BAB IIIPEMBAHASAN
Penatalaksanaan pasien dengan perdarahan post partum yaitu:
(1) resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik dan
(2) identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum.
1. Resusitasi : cairan kristaloid (volume besar) seperti normal salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena perifer.
NS merupakan pilihan pada saat persalinan. Namun pada kasus ini pasien diberikan cairan kristaloid yang lain yaitu Ringer Laktat
Transfusi darah perlu → perdarahan > 2.000 mL atau keadaan klinis pasien menunjukkan tanda-tanda syok walaupun telah dilakukan resusitasi cepat.
Transfusi dilakukan jika Hb < 8 L g/dl. Kemudian transfusi dilakukan apabila tubuh kehilangan > 20% darah.
• Pada kasus ini, sebenarnya tidak perlu dilakukan transfusi darah, karena 1. Keadaan umum tanda-tanda vital pasien
tidak didapatkan tanda-tanda shock2. Hasil pemeriksaan darah rutin, Hb pasien
masih 9,9 L g/dl.
Pada kasus ini, BB pasien kira-kira 55 kgVolume darah pasien adalah : 65 ml x 55 kg = 3575 ml.
20% dari 3575 ml adalah 715 ml.
Sementara, perdarahan pasien < dari 715 ml, jadi transfusi darah belum diperlukan.
Jenis uteronika dan cara pemberian
Jenis dan Cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol
Dosis dan cara pemberian awal
IV: 20 U dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan tetesan cepat IM: 10 U
IM atau IV (lambat): 0,2 mg
Oral atau rektal 400 mg
Dosis lanjutan IV: 20 U dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan 40 tetes/menit
Ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menit Bila masih diperlukan, beri IM/IV setiap 2-4 jam
400 mg 2-4 jam setelah dosis awal
Dosis maksimal per hari
Tidak lebih dari 3 L larutan fisiologis
Total 1 mg (5 dosis) Total 1200 mg atau 3 dosis
Kontraindikasi atau hati-hati
Pemberian IV secara cepat atau bolus
Preeklampsia, vitium kordis, hipertensi
Nyeri kontraksi Asma
Pemberian metergin lewat intramuskular pada kasus ini untuk mengendalikan perdarahan pasca melahirkan.
Kemudian pemberian pitogin berfungsi agar uterus berkontraksi sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang dapat menghentikan perdarahan
2. Identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum
Pada kasus ini, penyebabnya adalah robekan jalan lahir
Penatalaksanaan : Jalan lahir di jahit
BAB IVKESIMPULAN
Identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum
Resusitasi cairan pada perdarahan post partum perlu dilakukan dengan cepat untuk mencegah keadaan shock.
Kemudian selama resusitasi, kita juga harus selalu pantau keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital seperti TD, nadi, RR dan suhu pasien.