19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Retinopati adalah kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Retinopati juga adalah suatu degenerasi atau kelainan pada retina, dengan dasar penutupan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan nutrisi pada retina. Salah satu penyebab retinopati adalah retinopati anemia. Dimana pada retinopati dapat dilihat perubahan perdarahan dalam dan superficial, termasuk papil edema. Gejala yang terjadi disebabkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Terkadang tidak jarang ditemukan bercak eksudat kapas (cotton wool patches). Patofisiologi dari retinopati anemia hingga kini belum ditemukan secara pasti. Tetapi, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hal ini berhubungan dengan retinal hypoxia, venous stasis, angiospasm, dan peningkatan permeabilitas kapiler. Biasanya retinopati anemia biasa tejradi pada pasien dengan anemia berat, atau penderita trombositopenia. Retinopati anemia biasanya juga menjadi manifestasi klinik sekunder dari penyakit sistemik, seperti kanker, infeksi, atau penyakit autoimun. 1

Retinopati Anemia Koko

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahhahahah

Citation preview

Page 1: Retinopati Anemia Koko

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Retinopati adalah kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.

Retinopati juga adalah suatu degenerasi atau kelainan pada retina, dengan dasar

penutupan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan nutrisi pada retina.

Salah satu penyebab retinopati adalah retinopati anemia. Dimana pada retinopati

dapat dilihat perubahan perdarahan dalam dan superficial, termasuk papil edema.

Gejala yang terjadi disebabkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Terkadang

tidak jarang ditemukan bercak eksudat kapas (cotton wool patches). Patofisiologi

dari retinopati anemia hingga kini belum ditemukan secara pasti. Tetapi, beberapa

penelitian mengungkapkan bahwa hal ini berhubungan dengan retinal hypoxia,

venous stasis, angiospasm, dan peningkatan permeabilitas kapiler. Biasanya

retinopati anemia biasa tejradi pada pasien dengan anemia berat, atau penderita

trombositopenia. Retinopati anemia biasanya juga menjadi manifestasi klinik

sekunder dari penyakit sistemik, seperti kanker, infeksi, atau penyakit autoimun.

 

1

Page 2: Retinopati Anemia Koko

1.2 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui bagaimana retinopati anemia beserta manifestasi klinisnya

2. Memahami bagaimana manifestasi klinik sekunder dari penyakit sistemik

berefek pada retinopati anemia

3. Mengidentifikasi perubahan perdarahan dalam dan superfisial pada retinopati

anemia

4. Mengetahui gejala khas pada retinopati anemia

2

Page 3: Retinopati Anemia Koko

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Retinopati anemia adalah kelainan retina yang tidak disebabkan oleh radang,

melainkan diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia akan

mengakibatkan infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak

eksudat kapas. Makin berat anemia akan terjadi kelainan retina yang berat.(1)

Retinopati merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Cotton

wool patches, merupakan gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan arteri

prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi didalam retina.(4)

2.2 Anatomi Mata

Mata adalah organ penglihatan yang terletak dalam rongga orbita dengan

struktur sferis dengan diameter 2,5 cm berisi cairan yang dibungkus oleh tiga

lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2)

koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan

ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih

mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan

tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah

sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-

pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah

koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah

luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel

kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.(1)(5)

3

Page 4: Retinopati Anemia Koko

Gambar 1 : Anatomi Mata.

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya.

Retina berbatas dengan koroid dan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas

lapisan:

1. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang

yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.

2. Membrane limitan eksterna yang merupakan membrane ilusi.

3. Lapis nucleus luar, merupakan susunan lapis nucleus sel kerucut dan

batang. Ketiga lapis diatas avascular dan mendapat metabolism dari

kapiler koroid

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

5. Lapis nucleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

muller lapis ini mendapat metabolism dari arteri retina sentral

6. Lapis pkesiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan neuron

sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua

4

Page 5: Retinopati Anemia Koko

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju kearah

saraf optic. Didalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian pembuluh darah

retina.

9. Membrane limitan interna, merupakan membrane hialin antara retina

dengan badan kaca.

Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan

iskemia dan merah pada hyperemia. Pembuluh darah didalam retina

merupakan cabang arteri oftalmikus arteri retina sentral masuk retina melalui

papil saraf optic yang memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar

retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.(1)

Gambar 2: Penampang Retina

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan

multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.

Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan

berakhir di tepi ora serata.

5

Page 6: Retinopati Anemia Koko

Retina dibentuk dari lapisan neuroektoderma sewaktu proses embriologi.

Retina berasal dari divertikulum otak bagian depan (proencephalon). Pertama-

tama vesikel optic terbentuk kemudian berinvaginasi membentuk struktur

mangkuk berdinding ganda, yang disebut optic cup.  Dalam perkembangannya,

dinding luar akan membentuk epitel pigmen sementara dinding dalam akan

membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan terus melekat dengan

proencephalon sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang disebut traktus

retinohipotalamikus.(5)

Gambar 3 : Lapisan Retina

 Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatasan dengan koroid dan

sel epitel pigmen retina.Retina terdiri atas 2 lapisan utama yaitu lapisan luar yang

berpigmen dan lapisan dalam yang merupakan lapisan saraf. Lapisan saraf

memiliki 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang yang berguna untuk melihat

cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat warna, untuk penglihatan

perifer dan orientasi ruangan sedangkan sel kerucut berguna untuk melihat warna,

cahaya dengan intensitas inggi dan penglihatan sentral. Retina memiliki banyak

pembuluh darah yang menyuplai nutrient dan oksigen pada sel retina.(1)

6

Page 7: Retinopati Anemia Koko

2.3 Epidemiologi

Dari 28,3% pasien yang di diagnose menderita retinopati anemia secara

keseluruhan, ditemukan adanya lesi pada fundus yang erat dikatikan dengan

anemia berat dimana kehadiran (Hb <8 g/dL) dantrombositopenia berat (PLT <50

x109/L). Dari pasien yang menderita anemia dan trombositopenia secara

keseluruhan didapatkan angka persentasekejadianretinopathyadalah 38%. Faktor

yang mempengaruhi ini secara signifikan dikaitkan dengan umur, rendahnya

tingkathemoglobin, jumlah trombosit, RDW-CV, dan peningkatan MCV, MPV

dan P-LCR dengan adanya lesi pada fundus retina.(6)

2.4 Etiologi

Penyebab dari retinopati anemia adalah Anoksia akan mengakibatkan

infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat kapas.

Makin berat anemia akan terjadi kelainan retina yang berat.(4)

2.5 Patofisiologi

Patofisiologi dari retinopati anemia hingga kini belum sepenuhnya

ditemukan dengan pasti. Namun, beberapa asumsi menyatakan bahwa retinopati

anemia berhubungan dengan terjadinya hipoksia pada retina, statis vena,

angiospasme, dan peningkatan permeabilitas kapiler.

Syaraf optic terletak dibelakang bola mata, memiliki persimpangan (chiasma

opticum)ditengah kepala sebelum akhirnya masuk ke otak daerah belakang.

Panjang syaraf optic berkisar antara 37-42 mm dan melintasi bagian bawah otak

yang disebut dengan hipofisis. Ujung serabut syaraf optic melingkupi bagian

dalam bola mata yang disebut dengan retina.

7

Page 8: Retinopati Anemia Koko

Oksigenasi retina diberikan oleh anyaman pembuluh darah yang melingkupi bola

mata dan dalam porsi kecil difusi dari cairan bola mata. Hipoksia retina bisa

disebabkan oleh peningkatan tekanan bola mata (glaucoma) sehingga menekan

anyaman pembuluh darah, gangguan pembuluh darah baik blockade maupun

gangguan darah (anemia). Gejala hipoksia akibat glaucoma dapat dirasakan secara

mendadak (buta mendadak) ataupun pelan-pelan berupa penyempitan lapang

pandang.(3)

Gambar 4: Perbandingan retina yang normal dengan retinopati

Gambar 5: Penampang retina

8

Page 9: Retinopati Anemia Koko

2.6. Gejala Klinik

Gejala Subjektif yang dapat dirasakan :

·         Kesulitan membaca

·         Penglihatan kabur disebabkan karena edema macula

·         Penglihatan ganda

·         Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata

·         Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi perdarahan vitreus

·         Melihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip

Berikut adalah gejala objektif dari retinopati anemia, adalah sebagai berikut:

1. Mikroaneurismata, merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama

daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat

pembuluh darah terutama polus posterior. Kadang-kadang pembuluh darah

ini demikian kecilnya sehingga tidak terlihat sedang dengan bantuan

angiografi fluorescein lebih mudah dipertunjukkan adanya

mikroaneurismata ini.

2. Dilatasi pembuluh darah balik engan lumennya irregular dan berkelok-

kelok bentuk ini seakan-akan dapat memberikan perdarahan tapi hal ini

tidaklah demikian. Hal ini terjadi akibat kelainan sirkulasi dan juga akibat

eksudasi plasma.

3. Soft exudate, yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia

retina. Pada pemeriksaan oftalmoskopi akan terlihat bercak berwarna

kuning bersifat difus dan berwarna putih. Biasanya terletak dibagian tepi

daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina.

4. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah

macula sehingga sangat menganggu tajam penglihatan pasien.

5. Penyempitan spasme pembuluh darah tampak sebagai: pembuluh darah

terutama arterior retina berwarna lebih pucat. Kaliber pembuluh darah

menjadi lebih kecil atau irregular karena spasme local, percabangan

arterior yang tajam.

9

Page 10: Retinopati Anemia Koko

Gambar 6: Gambaran Retinopati Anemia. Terlihat adanya perdarahan,

dan cotton wool spots.

  Soft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina.

Pada pemeriksaan oftalmoskopi akan terlihat bercak berwarna kuning bersifat

difus dan berwarna putih. Biasanya terletak dibagian tepi daerah nonirigasi dan

dihubungkan dengan iskemia retina.

Gambar 7 :Cotton Wool Spots pada oftalmologi dan FA

(Dikutip dari kepustakaan 10)

10

Page 11: Retinopati Anemia Koko

            Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah

makula (macula edema) sehingga sangat mengganggu tajam penglihatan. Edema

retina awalnya terjadi antara lapisan pleksiform luar dan lapisan nucleus dalam. (4)

(6)

2.7 Diagnosis

Retinopati dan berbagai stadiumnya didiagnosis berdasarkan pemeriksaan

stereoskopik fundus dengan dilatasi pupil. Oftalmoskopi dan foto funduskopi

merupakan gold standard bagi penyakit ini. Angiografi Fluoresens(FA)

digunakan untuk menentukan jika pengobatan laser diindikasikan. FA diberikan

dengan cara menyuntikkan zat fluorresens secara intravena dan kemudian  zat

tersebut melalui pembuluh darah akan sampai di fundus.(2)(3)

Gambar 8 : Neovaskularisasi retina perifer  lebih terlihat jelas dengan angiography

daripada funduskopi.

11

Page 12: Retinopati Anemia Koko

Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan jenis

anemia dan juga manajemen dari anemia tersebut.

Riwayat pasien

Ketajaman visus

Refraksi

Evaluasi struktur okular, termasuk evaluasi retina lewat pupil yang

didilatasi

Pengukuran tekanan bola mata

Pemeriksaan tambahan termasuk:

-Fotografi retina

-Angiografi Flouresens

 

2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk retinopati adalah koreksi anemia. Apabila

kehilangan penglihatan terjadi, dapat di laser atau dengan injeksi

intraviteal kortikosteroid atau anti-vascular endothelial growth factor

(VEGF).(4)

12

Page 13: Retinopati Anemia Koko

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Retinopati merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.

Cotton wool patches, merupakan gambaran eksudat pada retina akibat

penymbatan arteri prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi didalam retina.

Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia

dan merah pada hyperemia. Pembuluh darah didalam retina merupakan cabang

arteri oftalmikus arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optic yang

memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan

batang mendapat nutrisi dari koroid. Retinopati dan berbagai stadiumnya

didiagnosis berdasarkan pemeriksaan stereoskopik fundus dengan dilatasi pupil.

Oftalmoskopi dan foto funduskopi merupakan gold standard bagi penyakit ini.

Angiografi Fluoresens(FA) digunakan untuk menentukan jika pengobatan laser

diindikasikan. FA diberikan dengan cara menyuntikkan zat fluorresens secara

intravena dan kemudian  zat tersebut melalui pembuluh darah akan sampai di

fundus. Penatalaksanaan untuk retinopati adalah koreksi anemia.Apabila

kehilangan penglihatan terjadi, dapat di laser atau dengan injeksi intraviteal

kortikosteroid atau anti-vascular endothelial growth factor (VEGF).

13

Page 14: Retinopati Anemia Koko

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. DSM. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta: 2001

2. Joussen A.M. Retinal Vascular Diseease. New York: Springer;

2007. p. 3-5, 66-70, 129-132, ,228-31, 309, 291-331

3. Kanski J. Retinal Vascular Disease. In :Clinical Ophthalmology.

London:Butterworth-Heinemann;2003. p.439-54,468-70.

4. Lang G. Ophtalmology  a Short Textbook : Vascular Disorder.

New York :Thieme; 2000. p. 299-301, 314-18.

5. Netter FH, Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology, 2002,

Comtan: U.S.A. P.  82

6. Weiss J. Retina and Vitreous : Retinal Vascular Disease. Section

12 Chapter 5.Singapore: American Academy of Ophtalmology;

2008. p 107-128

14