retinopati hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

refrat

Citation preview

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    1/12

    PENDAHULUAN

    Retinopati adalah suatu proses yang bersumber dari degenerasi atau kelainan lain dari

    retina, yang secara umum disebabkan oleh gangguan pemberian nutrisi atau vaskularisasi

    maupun oksidasi, pemberian oksigen dari darah kurang mencukupi untuk kebutuhan jaringan.Didalam retina terdapat dua macam vaskularisasi, yaitu daerah makula yang mendapat nutrisi

    dari pembuluh khoriokapilaris serta daerah retina yang lain yang mendapat nutrisi dari pembuluh

    darah retina sentral. Retinopati terjadi antara lain disebabkan oleh hipertensi, arteriosklerosis,

    anemia, diabetes mellitus, leukemia.1Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan

    mortalitas paling sering di seluruh dunia. Kelainan pembuluh darah ini dapat berdampak langsung

    atau tidak langsung terhadap sistem organ tubuh. 2

    Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pada vaskuler

    retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah. Kelainan ini pertama kali dikemukakan

    oleh Marcus Gunn pada kurun abad ke-19 pada sekelompok penderita hipertensi dan penyakit ginjal.

    Tanda-tanda pada retina yang diobservasi adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal,

    perlengketan atau nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame-shape dan blot-

    shape, cotton-wool spots, dan edema papilla. Pada tahun 1939, Keith et al menunjukkan bahwa

    tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi.3,4

    HYPERTENSIVE RETINOPATHY

    Anatomi dan Fisiologi Retina

    Retina dibentuk dari lapisan neuroektoderma sewaktu proses embriologi. Ia berasal dari

    divertikulum otak bagian depan (proencphalon). Pertama-tama vesikel optik terbentuk kemudian

    berinvaginasi membentuk struktur mangkuk berdinding ganda, yang disebut optic cup. Dalam

    perkembangannya, dinding luar akan membentuk epitel pigmen sementara dinding dalam akan

    membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan terus melekat dengan proencefalon

    sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang disebut traktus retinohipotalamikus. 5

    Retina merupakan lapisan bola mata yang paling dalam. Secara kasar, retina terdiri dari dua

    lapisan, yaitu lapisan fotoreseptor (pars optica retinae) dan lapisan non-fotoreseptor atau lapisan

    epitel pigmen (retinal pigment epithelium/ RPE). Lapisan RPE merupakan suatu lapisan sel

    berbentuk heksagonal, berhubungan langsung dengan epitel pigman pada pars plana dan ora serrata.

    Lapisan fotoreseptor merupakan satu lapis sel transparan dengan ketebalan antara 0,4 mm

    berhampiran nervus optikus sehingga 0,15 mm berhampiran ora serrata. Di tengah-tengah macula

    terdapat fovea yang berada 3 mm di bagian temporal dari margin temporal nervus optikus.6,7

    Secara histologis, retina terdiri atas 10 lapisan yaitu 6,7:

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    2/12

    1. Membrana limitans interna (serat saraf glial yang memisahkan retina dari corpus vitreus)

    2. Lapisan serat saraf optikus (akson dari 3rd neuron)

    3. Lapisan sel ganglion (nuklei ganglion sel dari 3rd neuron)

    4. Lapisan fleksiform dalam (sinapsis antara akson 2nd neuron dengan dendrit dari 3rd neuron)

    5. Lapisan nuklear dalam

    6. Lapisan fleksiform luar (sinapsis antara akson 1st neuron dengn dendrit 2nd neuron)

    7. Lapisan nuklear luar (1st neuron)

    8. Membrana limitans eksterna

    9. Lapisan fotoreseptor (rods dan cones)

    10. Retinal Pigment Epithelium

    Alur cahaya melalui lapisan retina akan melewati beberapa tahap. Apabila radiasi

    elektromagnetik dalam spektrum cahaya (380-760 nm) menghantam retina, ia akan diserap oleh

    fotopigmen yang berada dilapisan luar. Sinyal listrik terbentuk dari serangkaian reaksi

    fotokimiawi. Sinyal ini kemudian akan mencapai fotoreseptor sebagai aksi potensial dimana ia

    akan diteruskan ke neuron kedua, ketiga keempat sehingga akhirnya mencapai korteks visual. 6,7

    Lapisan dalam retina mendapatkan suplai darah dari arteri retina sentralis. Arteri ini berasal

    dari arteri oftalmikus yang masuk ke mata bersama-sama dengan nervus optikus dan bercabang

    pada permukaan dalam retina. Arteri sentralis merupakan arteri utuh dengan diameter kurang

    lebih 0,1 mm, yang merupakan suatu arteri terminalis tanpa anastomose dan membagi menjadi

    empat cabang utama yaitu aa.temporalis superior dan inferior dan aa.nasalis superior daninferior. Sementara itu, lapisan luar retina tidak mempunyai vaskularisasi. Bagian ini

    mendapatkan nutrisinya melalui proses difusi dari lapisan koroid yaitu dari korioapilaris. Arteri

    retina biasanya berwarna merah cerah, tanpa disertai pulsasi manakala vena retina berwarna

    merah gelap dengan pulsasi spontan pada diskus optikus.7

    Definisi

    Retinopati hipertensif adalah kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat

    tekanan darah tinggi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi memberikan kelainan pada retina

    berupa retinopati hipertensi, dengan arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina,

    edema dan perdarahan retina. 8

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    3/12

    Epidemiologi

    Sejak tahun 1990, sebanyak tujuh penelitian epidemiologi setelah dilakukan keatas

    sekelompok populasi penduduk yang menunjukkan gejala retinopati hipertensi. Berdasarkan

    grading dari gambaran funduskopi, menurut studi yang dijalankan didapatkan bahwa kelainan inibanyak ditemukan pada usia 40 tahun keatas, walau pada mereka yang tidak pernah mempunyai

    riwayat hipertensi. Kadar prevalensi bervariasi antar 2%-15% untuk banyak macam tanda - tanda

    retinopati.

    Data ini berbeda dengan hasil studi epidemiologi yang dilakukan oleh Framingham Eye

    Study yang mendapatkan hasil prevalensi rata-rata kurang dari 1%.Ini mungkin disebabkan oleh

    sensivitas alat yang semakin baik apabila dibandingkan dengan pemeriksaan oftalmoskopik di

    klinik-klinik. Prevalensi yang lebih tinggi juga ditemukan pada orang berkulit hitam berbanding

    orang kulit putih berdasarkan insiden kejadian hipertensi yang lebih banyak ditemukan padaorang berkulit hitam. Akan tetapi, tidak ada predileksi rasial yang pernah dilaporkan berkaitan

    kelainan ini hanya saja pernah dilaporkan bahwa hipertensi lebih banyak ditemukan pada orang

    Caucasian berbanding orang America Utara. 3,4,6

    Pada retinopati hipertensi kebanyakan yang mengalami lebih banyak laki-laki dibandingkan

    dengan perempuan, akan tetapi pada usia >50 tahun angka kejadian lebih tinggi pada wanita

    dibandingkan dengan laki-laki. Frekuensi tertinggi pada pasien hipertensi tidak terkontrol. 8

    Etiologi

    Penyebab terjadi retinopati hipertensi adalah akibat tekanan darah tinggi.Kelainan

    pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah

    yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah.

    Pada gangguan pembuluh darah, seperti spasme dan arteriosclerosis, faktor-faktor yang

    berperan terjadinya arteriosclerosis ini adalah hiperlipidemia dan obesitas. Faktor-faktor ini nantiakan muncul pada dekade kedua, berupa guratan-guratan lemak di pembuluh-pembuluh darah

    besar dan kemudian berkembang menjadi suatu plak fibrosa pada dekade ketiga, sehingga

    mengakibatkan hilangnya elastisitas pembuluh darah dan terjadi pengurangan diameter

    pembuluh darah akibat tertimbunnya plak tersebut ( arteriosclerosis ). Keadaan ini akan

    menimbulkan peningkatan tahanan aliran darah ( hipertensi ). Pada retina, juga akan terjadi

    peningkatan tekanan darah pada arteriole-arteriole di retina ( retinopati hipertensi ). 10

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    4/12

    Klasifikasi

    Klasifikasi tradisional retinopati hipertensi pertama kali dibuat pada tahun 1939 oleh Keith et al.Sejak itu, timbul bermacam-macam kritik yang mengkomentari sistem klasifikasi yang dibuat oleh

    Keith dkk tentang relevansi sistem klasifikasi ini dalam praktek sehari-hari. Klasifikasi dan

    modifikasi yang dibuat tediri atas empat kelompok retinopati hipertensi berdasarkan derajat

    keparahan. Namun kini terdapat tiga skema mayor yang disepakati digunakan dalam praktek sehari-

    hari.4,6,9

    Klasifikasi Keith-Wagener-Barker (1939) :

    Stadium Karakteristik

    Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan tortuosity arterioles retina;

    hipertensi ringan, asimptomatis

    Stadium II Penyempitan definitif, konstriksi fokal, sklerosis, dan nicking

    arteriovenous; ekanan darah semakin meninggi, timbul beberapagejala dari hipertensi

    Stadium III Retinopati (cotton-wool spot, arteriosclerosis, hemoragik); tekanan

    darah terus meningkat dan bertahan, muncul gejala sakit kepala,

    vertigo, kesemutan, kerusakan ringan organ jantung, otak dan fungsiginjal

    Stadium IV Edema neuroretinal termasuk papiledema, garis Siegrist, Elschig spot;peningkatan tekanan darah secara persisten, gejala sakit kepala,asthenia, penurunan berat badan, dyspnea, gangguan penglihatan,

    kerusakan organ jantung, otak dan fungsi ginjal

    WHO membagikan stadium I dan II dari Keith dkk sebagai retinopati hipertensi dan

    stadium III dan IV sebagai malignant hipertensi

    Berdasarkan penelitian, telah dibuat suatu table klasifikasi retinopati hipertensi tergantung

    dari berat ringan nya tanda - tanda yang kelihatan pada retina.3,9

    Retinopati Deskripsi Asosiasisistemik

    Mild Satu atau lebih dari tanda

    berikut :

    Penyempitan arteiolermenyeluruh atau fokal, AV

    Asosiasi ringan dengan penyakit stroke,

    penyakit jantung koroner dan mortalitas

    kardiovaskuler

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    5/12

    nicking, dinding arterioler

    lebih padat (silver-wire)

    Moderate Retinopati mild dengan satu

    atau lebih tanda berikut :Perdarahan retina (blot, dot

    atau flame-shape),microaneurysme, cotton-wool, hard exudates

    Asosiasi berat denganpenyakit stroke,

    gagaljantung, disfungsi renaldanmortalitas kardiovaskuler

    Accelerated Tanda-tandaretinopati

    moderate dengan edemapapil :

    dapatdisertaidengankebutaan

    Asosiasi berat denganmortalitas dan gagal ginjal

    Gambar 3.Mild Hypertensive Retinopathy. Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler

    (panah hitam) (A). Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada arterioles (panah putih)

    (B). (dikutip dari kepustakaan 3)

    Gambar 4.Moderate Hypertensive Retinopathy.AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot (panahhitam)

    (A).Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool spot (panah putih) (B). (dikutipdari kepustakaan 3)

    http://1.bp.blogspot.com/-0DF13YdHf7c/T-CO1IOEoVI/AAAAAAAAADA/Te7AfD3pXHA/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-6FTUf1kGqFg/T-COnpmSNZI/AAAAAAAAAC4/Wl1BAV1oYlU/s1600/Picture2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-TfIVmxdu318/T-COZdaDxwI/AAAAAAAAACw/zWJA0OkWZ4k/s1600/Picture1.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-0DF13YdHf7c/T-CO1IOEoVI/AAAAAAAAADA/Te7AfD3pXHA/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-6FTUf1kGqFg/T-COnpmSNZI/AAAAAAAAAC4/Wl1BAV1oYlU/s1600/Picture2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-TfIVmxdu318/T-COZdaDxwI/AAAAAAAAACw/zWJA0OkWZ4k/s1600/Picture1.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-0DF13YdHf7c/T-CO1IOEoVI/AAAAAAAAADA/Te7AfD3pXHA/s1600/Picture3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-6FTUf1kGqFg/T-COnpmSNZI/AAAAAAAAAC4/Wl1BAV1oYlU/s1600/Picture2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-TfIVmxdu318/T-COZdaDxwI/AAAAAAAAACw/zWJA0OkWZ4k/s1600/Picture1.jpg
  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    6/12

    Gambar 5.Multipel cotton wool spot (panahputih) danperdarahan retina (panahhitam) danpapiledema.

    (dikutipdarikepustakaan 3)

    Patogenesis

    Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan mengalami beberapa seri perubahan

    patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan darah. Terdapat teori bahwa terjadi

    spasme arterioles dan kerusakan endothelial pada tahap akut sementara pada tahap kronis terjadi

    hialinisasi pembuluh darah yang menyebabkan berkurangny aelastisitas pembuluh darah.3,4,5

    Pada tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi secara generalisata.

    Ini merupakan akibat dari peningkatan tonus arterioles dari mekanisme autoregulasi yang

    seharusnya berperan sebagai fungsi proteksi. Pada pemeriksaan funduskopi akan kelihatan

    penyempitan arterioles retina secara generalisata.3,4,5

    Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan intima

    pembuluh darah, hyperplasia dinding tunika media dan degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan

    terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang

    dikenal sebagai arteriovenous nicking. Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya arteriolar

    yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral yang dikenal sebagai copper

    wiring.3,4,11,12

    Setelah itu akan terjadi tahap pembentukan eksudat, yang akan menimbulkan kerusakanpada sawar darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan

    iskemik retina. Perubahan-perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran

    mikroaneurisma, hemoragik, hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal

    sebagai cotton-wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini, dan biasanya

    meripakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat.3,4,11,12

    Akan tetapi, perubahan-perubahan ini tidak bersifat spesifik terhadap hipertensi saja, karena

    ia juga dapat terlihat pada pnyakit kelainan pembuluh darah retina yang lain. Perubahan yang

    terjadi juga tidak bersifat sequential. Contohnya perubahan tekanan darah yang terjadi mendadak

    dapat langsung menimbulkan hard exudate tanpa perlu mengalami perubahan-perubahan lain

    terlebih dulu. 3,4,11,12

    Pada dinding arteriol yang terinfiltrasi lemak dan kolesterol akan menyebabkan pembuluh

    darah menjadi sklerotik sehingga pembuluh darah secara bertahap kehilangan transparansinya,

    pembuluh darah tampak lebih lebar daripada normalnya dan refleksi cahaya yang tipis menjadi

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    7/12

    lebih lebar. Produk-produk lemak kuning keabu-abuan di dinding pembuluh darah bercampur

    dengan warna darah sehingga menimbulkan gambaran khas kawat tembaga (copper wire).

    Sklerosis berlanjut menyebabkan refleksi cahaya dinding pembuluh darah mirip dengan kawat

    perak (silver wire). Dapat terjadi sumbatan suatu cabang arteriol. Oklusi arteri primer atau

    sekunder akibat aterosklerosis yang mengakibatkan oklusi vena dapat menyebabkan perdarahanretina. 8

    Manifestasi klinis

    Perubahan pembuluh darah retina yang disebabkan oleh hipertensi kronik biasanya

    asimtomatik. Kadang-kadang pasien dengan hipertensi maligna mengalami gangguan

    penglihatan akut, tetapi kemungkinan disebabkan oleh edeme diskus optikus. 14

    1. Penyempitan ( spasme ) pembuluh darah tampak sebagai :

    Pembuluh darah ( terutama arteriole retina ) yang berwarna lebih pucat

    Kalliber pembuluh yang menjadi lebih kecil atau ireguler ( karena spasme lokal)

    Percabangan arteriol yang tajam

    2. Bila kelainan yang terjadi adalah sklerosis dapat tampak sebagai :

    Reflex copper wire

    Reflex silver wire

    Sheating

    3. Pembuluh darah yang irregular

    4. Terdapat fenomena crossing sebagai berikut :

    Elevasi : pengangkatan vena oleh arteri yang berada dibawahnya

    Deviasi : penggeseran posisi vena oleh arteri yang bersilangan dengan vena tersebut dengan

    sudut persilangan yang lebih kecil

    Kompresi : penekanan yang kuat oleh arteri yang menyebabkan bendungan vena.8

    Gambaran fundus pada retinopati hipertensi juga ditentukan oleh derajat peningkatan

    tekanan darah dan keadaan arteriol retina. Pada pasien muda : retinopati ekstensif dengan

    perdarahan, infark retina ( cotton wool patches), infark koroid ( elschnig patches), kadang ablasio

    retina, dan edema berat pada discus optic adalah gambaran yang menonjol dan dapat disertai

    dengan eksudat keras berbentuk macular star. Penglihatan mungkin terganggu dan bias makin

    memburuk bila tekanan darah diturunkan terlalu cepat. Sebaliknya pada pasien usia lanjut

    yang arteriosklerotik tidak dapat berespons seperti pada pasien muda, dan pembuluh-pembuluh darah mereka terlindung oleh arteriosklerosis. Karena itu pasien lansia jarang

    meemperlihatkan gambaran retinopati hipertensif yang jelas.10

    Diagnosis Banding

    - Retinopati diabetic : perdarahan umumnya blot dan dot, mikroaneurisma

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    8/12

    Adanya mikroaneurisma : pelebaran pembuluh darah vena, yang pada pemeriksaan funduskopi

    akan terlihat berupa titik merah kecil dekat pembuluh darah terutama di polus

    posterior. Ditemukan pada pasien Diabetes Mellitus.

    - Penyakit kolagen vascular :gambaran cotton wool multiple

    - Anemia :predominan perdarahan tanpa perubahan arteri bermakna- Retinopati radiasi : dapat terlihat mirip dengan retinopati hipertensi. Ada riwayat radiasi di

    daerah kepala, dapat muncul kapan saja tapi biasanya setelah 4 tahun

    - Centrol retina vein occlusion (CRVO) atau branch retinal vein occlusion (BRVO) :unilateral,

    perdarahan multiple, dilatasi vena tanpa penyempitan arteri. Dapat merupakan akibat

    hipertensi. 8

    Tatalaksana

    Mengobati faktor primer adalah sangat penting jika ditemukan perubahan pada fundus

    akibat retinopati arterial. Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Jika telah

    terjadi perubahan pada fundus akibat arteriosklerosis, maka kondisi ini tidak dapat diobati lagi.

    Beberapa studi eksperimental dan percobaan klinik menunjukan bahwa tanda-tanda retinopati

    hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan darah. Masih tidak jelas apakah

    pengobatan dengan obat anti hipertensi mempunyai efek langsung terhadap struktur

    mikrovaskuler. Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding

    arteri retina sementara penggunaan HCT tidak memberikan efek apa pun terhadap pembuluh

    darah retina. Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Pasien dinasehati untuk

    menurunkan berat badan jika sudah melewati standar berat badan ideal seharusnya. Konsumsi

    makanan dengan kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat

    menurunkan tekanan darah. Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan

    kegiatan olahraga yang teratur.3,4,6,9

    Dokter atau petugas kesehatan harus tetap meneruskan pengobatan pada pasien hipertensi

    walaupun tanpa tanda-tanda retinopati. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah, evaluasi

    dan management pada pasien dengan hipertensi harus diutamakan supaya tidak terjadi komplikasi ke

    target organ yang lain.3,4,6,9

    - Terapi kausa ( hipertensi)

    Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding arteri retina

    sementara penggunaan HCT tidak memberikan efek apa pun terhadap pembuluh darah retina.

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    9/12

    Prinsip penatalaksanaan menurunkan tekanan darah untuk meminimalkan kerusakan target

    organ. Hindari penurunan terlalu tajam (dapat menyebabkan iskemia). Dapat memperlambat

    perubahan pada retina, tapi penyempitan arteriol dan crossing arteri-vena sudah menjadi

    permanen.

    - Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Pasien dinasehati untuk menurunkan berat

    badan jika sudah melewati standar berat badan ideal seharusnya. Konsumsi makanan dengan

    kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanan

    darah. Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan kegiatan olahraga

    yang teratur.8

    Skema 1. Evaluasi dan managemen retinopati hipertensi 3

    Komplikasi

    Komplikasi retinopati hipertensif meliputi oklusi cabang vena/arteri retina sentral,edema

    macula, dan vitreoretinopati proliferative. Semua perubahan tersebut akhirnya menyebabkan

    penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan.7,14

    Pada tahap yang masih ringan, hipertensi akan meningkatkan refleks cahaya arterioler sehingga

    timbul gambaran silver wire atau copper wire. Namun dalam kondisi yang lebih berat, dapat timbul

    komplikasi seperti oklusi cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina sentralis (CRAO). 7,14

    Walaupun BVRO akut tidak terlihat pada gambaran funduskopi, dalam hitungan jam atau

    hari ia dapat menimbulkan edema yang bersifat opak pada retina akibat infark pada pembuluh

    darah retina. Seiring waktu, vena yang tersumbat akan mengalami rekanalisasi sehingga kembali

    terjadi reperfusi dan berkurangnya edema. Namun, tetap terjadi kerusaka yang permanen

    terhadap pembuluh darah. Oklusi yang terjadi merupakan akibat dari emboli. Tiga varietas

    emboli yang diketahui adalah:8

    http://3.bp.blogspot.com/-LUG6YqrJls8/T-CSONOKUpI/AAAAAAAAADM/aggY8KQTbVc/s1600/Picture4.png
  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    10/12

    - kolesterol emboli (plaque Hollenhorst) yang berasal dari arteri karotid

    - emboli platelet-fibrin yang terdapat pada arteriosklerosis pembuluh arah besar

    - kalsifik emboli yang berasal dari katup jantung

    Antara ciri-ciri dari CRAO adalah kehilangan penglihatan yang berat dan terjadi secara

    tiba-tiba. Retina menjadi edema dan lebih opak, terutama pada kutub posterior dimana serat saraf

    dan lapisan sel ganglion paling tebal. Refleks oranye dari vaskulatur koroid yang masih intak di

    bawah foveola menjadi lebih kontras dari sekitarnya hingga memberikan gambaran cherry-red

    spot. CRAO sering disebabkan oleh trombosis akibat arteriosklerosis pada lamina cribrosa. 15

    Selain CRAO dan BRVO, sindroma iskmik okuler juga dapat menjadi komplikasi dariretinopati hipertensi. Sindroma iskemik okuler adalah istilah yang diberikan untuk simptom

    okuler dan tanda-tanda yang menandakan suatu keadaan kronis dari obstruksi arteri karotis yang

    berat. Arteriosklerosis merupakan etiologi yang paling sering, namun penyebab lain yang dapat

    menimbulkan kondisi ini termasuk sindroma Eisenmenger, giant cell arteritis dan kondisi

    inflamasi lain yang berlangsung kronis. Simptom termasuk hilang penglihatan yang terjadi dalam

    kurun waktu satu bulan atau lebih, nyeri pada daerah orbital mata yang terkena dan

    penyembuhan yang terlambat akibat paparan cahaya langsung. 7,15

    Prognosis

    Prognosis tergantung kepada kontrol tekanan darah. Kerusakan penglihatan yang serius

    biasanya tidak terjadi sebagai dampak langsung dari proses hipertensi kecuali terdapat oklusi

    vena atau arteri lokal. Pasien dengan perdarahan retina, CWS atau edema retina tanpa

    papiledema mempunya jangka hidup kurang lebih 27,6 bulan. Pasien dengan papiledema, jangka

    hidupnya diperkirakan sekitar 10,5 bulan. Namun pada sesetengah kasus, komplikasi tetap tidak

    terelakkan walaupun dengan kontrol tekanan darah yang baik.8

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    11/12

    1. Ghozi, M. 2002 Handbook of OphthalmologyA Guide to Medical Examination. Yogyakarta:

    GTA Press.

    2. Ilyas S, Mailangkay H.H.B, Hilma T, Raman R.S, Monang S, dan Purbo S.W. 2002 Ilmu

    Penyakit Mata 2nd

    Ed. Jakarta: Sagung Seto.

    3. Wong TY, Mitchell P, editors. Current concept hypertensive retinopathy. The New England

    Journal of Medicine 2004 351:2310-7 [Online]. Available from:

    URL: http://www.nejm.org/cgi/reprint/351/22/2310.pdf

    4. Hughes BM, Moinfar N, Pakainis VA, Law SK, Charles S, Brown LL et al, editors.

    Hypertension. 2007 [Online]. Available from:URL:

    http://www.emedicine.com/oph/topic488.htm

    5. Riodan-Eva P. In: Vaughan DG, Asbury T, Riodan-Eva P, editors.Oftalmologi umum: anatomi

    dan embriologi mata. 14th ed. Jakarta. Penerbit Widya Merdeka; 1996. p. 7-9

    6. Lang GK. In: Ophtalmology a short textbook: retina. 1st ed. New York, Thieme Stuttgart

    Germany; 2000. p. 299-314, 323-5

    7. Pavan PR, Burrows AF, Pavan-Langston D. In: Pavan-Langston D, Azar DT, Azar N, Beyer J,

    Baruner SC, Burrows A et at, editors. Manual of ocular diagnosis and therapy: retina and

    vitreous. 6th

    ed. Massachusetts. Lippincotts Williams and Wilkins; 2008. p. 213-22

    8. Ilyas, Sidarta, 2011, Retinopati Hippertensi dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi keempat, Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 225-288

    9. Wong YT, McIntosh R, editors. Hypertensive retinopathy signs as risk indicators of

    cardiovascular morbidity and mortality. British Medical Bulletin 2005;73 and 74;57-70.

    [Online]. Available from:URL:http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57

    10. Vaughan dan Asbury. 2010. Glaukoma dalam Oftalmologi Umum . Edisi 17. EGC: Jakarta .314-316.

    11. Sehu WK, Lee WR, editors. In: Ophtalmic pathology an illustrated guide for clinicians: retina:

    vascular diseases, degenerations and dystrophies. 1sted. Carlton Australia, Blackwell Publishing

    Limited; 2005. p. 204, 213-4

    http://www.emedicine.com/oph/topic488.htmhttp://www.emedicine.com/oph/topic488.htmhttp://www.emedicine.com/oph/topic488.htmhttp://www.emedicine.com/oph/topic488.htmhttp://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57http://www.emedicine.com/oph/topic488.htmhttp://www.emedicine.com/oph/topic488.htm
  • 5/21/2018 retinopati hipertensi

    12/12

    12. Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. In: ABC of eyes: general medical disorders and the

    eye. 4th

    ed. London. BMJ Publishing Group Limited; 2004. p. 69-71

    13. Wijana, N.S.D. 1993Ilmu Penyakit Mata3rd

    Ed.

    14. Greenberg, Maicel. 2008. Atlas kedokteran kegawatdaruratan. Jakarta. 2008

    15. Section 12 basic and clinical science course 2003-2004: retina and vitreous [CD-ROM]. New

    York (NY): American Academy of Ophthalmology; 2004.