View
13
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Reverse Fault papaer
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang
bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan
bagaimana proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa
geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur
geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit).
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi
memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya
merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya
yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan
maupun patahan atau sesar. Ternyata proses yang menyebabkan batuan-batuan
mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan batuan tersebut.
1.2 Ruang Lingkup Kajian 1. Pengertian Sesar 9. Sesar Naik
2. Penyebab Sesar 10. Ciri Morfologi Sesar Naik
3. Anatomi Sesar 11. Thrust System
4. Kriteria Pensesaran 12. Hubungan Sesar dan Lipatan
5. Ciri-Ciri Umum Sesar 13. Bahaya Sesar
6. Bentang Alam Pegunungan Sesar 14. Manfaat Sesar
7. Klasifikasi Sesar 15. Sesar Naik di Indonesia
8. Jenis Pergerakan Sesar
2
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi pemahaman mengenai prinsip awal
terjadinya sesar beserta penyebab-penyebab yang mengakibatkan terjadinya sesar.
Di sisi lain tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang bahaya yang dapat di timbulkan serta keuntungan yang dapat kita
manfaatkan dari adanya salah satu struktur geologi ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sesar
Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran
relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya, Billing (1959).
Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran, Ragan
(1973).
Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan
dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya,
Park (1983).
Secara umum sesar (fault) adalah suatu rekahan yang terjadi pada lapisan batuan
yang telah memperlihatkan adanya bukti pergerakan (shear displacement) atau
off-set. Sesar (fault) merupakan suatu zona (fault zone) yang terdiri dari banyak
bidang-bidang sesar yang sejajar dan saling berhubungan (net-work).
Sesar mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar
dapat mencapai ratusan kilometer panjangnya (Sesar Semangko) atau hanya
beberapa sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku.
Sesar boleh hadir sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan
ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer.
2.2 Penyebab Sesar
Batuan yang terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus
mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau
keretakan. Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya
batuan tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya). Penyebab
deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas), gaya tegasan ini
4
umumnya terbagi dalam dua jenis yaitu gaya tegasan seragam dan gaya tegasan
yang tidak seragam. Untuk sistem sesar sendiri disebabkan oleh adanya gaya
tegasan yang sifatnya tidak seragam. Gaya tegasan yang tidak seragam itu dapat
di kelompokan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Tegasan tensional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami
peregangan atau mengencang.
2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami penekanan.
3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Gambar 1
Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan
merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi
terjadi ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui
3 tahapan pada deformasi batuan.
1. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya dapat berbalik (reversible).
5
2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).
3. Retakan atau rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak
kembali lagi ketika batuan pecah/retak.
Gambar 2
Gambar 3
6
Sistem sesar terjadi saat tahapan deformasi batuan telah mencapai kondisi
terjadinya rekahan (fractures), dimana pada kondisi ini batuan yang diberikan
gaya tegasan tidak mampu lagi menahannya. Saat batuan yang mengalami
rekahan ini belum mengalami pergeseran maka hal tersebut dinamakan kekar dan
apabila kondisi rekahan ini telah mengalami pergeseran maka hal tersebut
dinamakan sesar. Pada umumnya semua kekar akan membentuk suatu sesar,
apabila secara terus-menerus mengalami pergeseran.
2.3 Anatomi Sesar
Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar dikenal sebagai
bidang sesar. Apabila bidang sesarnya tidak tegak, maka batuan yang terletak di
atasnya dikenali sebagai dinding gantung (hanging wall), sedangkan bagian
bawahnya dikenal dengan dinding kaki (footwall).
Gambar 4
Ada dua jenis gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponen
mendatar (strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran
oblik (oblique slip).
7
Gambar 5
Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang
dicirikan oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga
kecil. Arah pergerakan sesar dapat ditentukan dari arah gores garisnya.
Gambar 6
8
2.4 Kriteria Pensesaran
a) Sesar Aktif
Sesar yang aktif ditunjukkan oleh rayapan akibat gempa bumi dan pecahan dalam
tanah.
b) Sesar Tidak Aktif
Sesar yang tidak aktif dapat dilihat dari peralihan pada kedudukan lapisan,
perulangan lapisan, perubahan secara tiba-tiba suatu jenis batuan, kehadiran
milonitisasi atau breksiasi, kehadiran struktur seretan (drag-fault), bidang sesar
(fault-plane).
2.5 Ciri-Ciri Umum Sesar
a. Gerak geser dapat lebih cepat daripada erosi sehingga menghasilkan rombakan yang bersatu (bercampur) dengan breksi sesar
b. Gejala seretan, dan pembentukan sesar-sesar sekunder sangat umum
c. Di lapangan sulit dikenal, dan rentan erosi
d. Kedudukan sukar ditentukan dan jalur sesarnya rumit
2.6 Bentang Alam Pegunungan Sesar
1. Punggungan blok sesar (dengan gawir sesar, gawir jalur sesar, faset segitiga,
faset trapezoid).
2. Perbukitan atau Punggungan Horst.
3. Perbukitan atau Punggungan Zona Sesar.
4. Perbukitan atau Punggungan Bancih (Melange).
5. Lembah Graben.
6. Dataran Denudasional Struktur Patahan.
9
Gambar 7
Gambar 8
2.7 Klasifikasi Sesar
Klasifikasi Anderson (1951)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai penyebab
terbentuknya sesar. Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis sesar, yaitu
10
sesar naik (reverse and thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar
mendatar (wrench fault).
Gambar 9
Gambar 10
11
Angelier (1979)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan gerak relatifnya dan unsur geometrinya, berupa
gores-garis, pitch, sudut kemiringan bidang sesar, pergeseran transversal atau
heave dan pergeseran longitudinal.
Rickard (1972)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip. Berdasarkan
parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right slip,
Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip.
Gambar 11
Spencer (1988)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan tipe gerakannya, yaitu sesar translasi dan sesar
rotasi. Sesar translasi adalah jenis sesar yang pergerakannya sepanjang garis lurus.
Sesar rotasi adalah jenis sesar yang sifat pergeserannya mengalami perputaran.
12
2.8 Jenis Pergerakan Sesar
1. Apparent Relative Movement
Ditentukan atau diamati sebagai jarak antara dua bagian bidang penunjuk (lapisan,
korok dsb) yang dipotong oleh sesar dinyatakan sebagai separation
2. True Relative Movement
Dinyatakan sebagai slip (net slip) yakni jarak sesungguhnya antara 2 titik yang
tadinya berhimpit. Berdasarkan gerak sebenarnya (slip), sesar dapat dibagi
menjadi dua yaitu dip-slip dan strike-slip, sedangkan oblique-slip apabila
gerakannya mempunyai komponen strike-separation dan dip-separation.
Gambar 12
13
Gambar 13
Gambar 14
Heave : Jarak pergeseran pada bidang horizontal yang memisahkan bagian-bagian dari lapisan.
Throw : Jarak pergeseran pada bidang vertical dari total throw.
14
2.9 Sesar Naik
Sesar yang merupakan hasil dari gaya teg