92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital (penting) bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Air tersebut digunakan manusia baik untuk kebutuhan rumah tangga, individu, fasilitas- fasilitas gedung dan lain sebagainya. Oleh karena itu berbagai pihak yang berwenang berusaha untuk menyediakan air guna memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup. Namun dengan semakin berkurangnya sumber daya air bersih dan pertimbangan penghematan energi ada pembatasan dalam kuantitas air yang dapat diperoleh. Plambing adalah ilmu perpipaan (pipa-pipa proses) dan perlengkapannya di gedung dan halaman (persil). Di dalam Teknik Lingkungan plambing dipelajari untuk meniadakan, mengendalikan penyebab/perusak, pengganggu lingkungan harus ditiadakan atau dikendalikan. Tujuan ilmu plambing dikaitkan dengan Teknik Lingkungan yaitu mencoba mengkorelasikan untuk menyediakan air minum/air bersih ke setiap bangunan/halaman yang memerlukan TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI 1

revisi 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

revisi

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital (penting) bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Air tersebut digunakan manusia baik untuk kebutuhan rumah tangga, individu, fasilitas-fasilitas gedung dan lain sebagainya. Oleh karena itu berbagai pihak yang berwenang berusaha untuk menyediakan air guna memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari sistem penyediaan air adalah untuk menyediakan air yang cukup. Namun dengan semakin berkurangnya sumber daya air bersih dan pertimbangan penghematan energi ada pembatasan dalam kuantitas air yang dapat diperoleh. Plambing adalah ilmu perpipaan (pipa-pipa proses) dan perlengkapannya di gedung dan halaman (persil). Di dalam Teknik Lingkungan plambing dipelajari untuk meniadakan, mengendalikan penyebab/perusak, pengganggu lingkungan harus ditiadakan atau dikendalikan. Tujuan ilmu plambing dikaitkan dengan Teknik Lingkungan yaitu mencoba mengkorelasikan untuk menyediakan air minum/air bersih ke setiap bangunan/halaman yang memerlukan dan menyalurkan air buangan ke tempat pembuangan akhir.Dalam penyaluran air bersih dalam gedung bertingkat diperlukan suatu sistem distribusi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem plambing ini merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam pembangunan sebuah gedung bertingkat untuk memenuhi kebutuhan air, tidak terkecuali pembangunan gedung. Oleh sebab itu dalam pembangunan dan perencanaan sistem plambing harus diperhatikan pula secara detail hubungan sistem tersebut dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya, seperti pendingin udara, instalasi listrik dan lain sebagainya. Dalam tugas ini, membahas mengenai sistem air bersih dan sistem air buangan yang termasuk di dalamnya air kotor, air hujan, sistem ven. Fungsi dari peralatan plambing tersebut untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat dengan tekanan yang cukup dan membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari dari bagian penting lainnya. Fungsi pertama untuk sistem penyediaan air bersih,dan yang kedua untuk sistem pembuangan.1.2 Deskripsi PermasalahanSuatu bangunan perkantoran dengan luas 192 m2 berlantai 9 (sembilan) dengan jumlah karyawan seluruhnya adalah 450 orang dan perbandingan pria dan wanita 2 : 3. Sembilan lantai dalam gedung perkantoran tersebut memiliki fasilitas sanitasi yang berbeda tiap lantainya. Gedung terdiri dari Sembilan kantor dengan kapasitas masing-masing kantor 50 orang/kantor. Sistem penyediaan air bersih disediakan oleh PDAM, dalam jumlah kapasitas yang tidak terbatas dengan tekanan rata-rata sebesar 1,5 atm. Pembuangan air kotor dari bangunan disalurkan ke saluran air kotor kota yang berjarak 100 meter dari gedung perkantoran.1.3 Maksud dan Tujuan PenulisanLaporan ini bertujuan memenuhi Tugas Mata Kuliah Plambing dan Instrumentasi untuk merencanakan sistem plambing suatu gedung berlantai sembilan. Perencanaan system bangunan plambingnya untuk lantai 1 dan lantai 2.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI DAN KUALITAS ALAT PLAMBINGIstilah alat plambing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di dalam maupun di luar gedung, yang merupakan media untuk menyediakan (memasukkan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan. Atau secara singkat dapat dikatakan sebagai semua peralatan yang dipasang pada :a. Ujung akhir pipa, untuk memasukkan air.b. Ujung awal pipa, untuk membuang air buanganBahan yang digunakan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat berikut :1) Tidak menyerap air2) Mudah dibersihkan3) Tidak berkarat dan tidak mudah aus4) Relatif mudah dibuat dan mudah dipasangBahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapisi email, berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang tidak atau jarang terkena air, dapat digunakan bahan kayu. Alat plambing yang tergolong mewah menggunakan marmer berkualitas tinggi.Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing harus mendapat air bersih yang cukup dari saluran air bersih kota. Bila penyambungan tersebut tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya saluran air bersih kota atau karena sebab lain, maka harus disediakan sumber air lain yang memenuhi persyaratan air bersih. Persyaratan air bersih diantaranya adalah air harus tersedia setiap saat (24 jam), memenuhi kualitas dari Departemen Kesehatan, kuantitas (debit dan tekanan cukup), dan ekonomis. Bahan pipa yang dapat menimbulkan racun dalam kadar yang membahayakan air bersih tidak boleh digunakan pada sistem penyediaan air bersih, kecuali apabila diizinkan secara khusus oleh pejabat yang berwenang. (Babbit, 1960)

2.2 PERALATAN ALAT PLAMBINGDalam pengerjaan plambing, peralatan dan perlengkapan yang sering digunakan antara lain :1. Pemecah VakumAlat ini digunakan untuk mencegah aliran balik dengan cara otomatik memasukkan udara ke dalam pipa penyediaan air bila terjadi tekanan negatif dalam pipa. Aliran balik adalah aliran air atau cairan, zat atau campuran ke dalam sistem perpipaan air bersih, yang berasal dari sumber lain dan tidak digunakan untuk air bersih. Peralatan-peralatan plumbing yang harus dipasangkan pemecah vakum adalah katup gelontor untuk kloset dan peturasan, katup bola untuk tangki gelontor, bidet, pancuran mandi yang tidak terpasang tetap, keran air selang, mesin cuci untuk pakaian dan piring. Pemecah vakum yang sering digunakan adalah pemecah vakum tekanan atmosfer dan tekanan vakum tekanan positif.Pemecah vakum tekanan atmosferJenis ini dipasang pada alat-alat yang mengalami tekanan hanya apabila ada aliran air. Pemecah vakum dipasang pada sisi yang tidak mendapat tekanan air terus-menerus, artinya pada sisi hilir dari katup.Pemecah vakum tekanan positifJenis ini dipasang pada sisi yang bertekanan terus-menerus. Prinsip kerja alat ini yaitu: Melalui sebuah lubang kecil tekanan air masuk rongga diafram untuk menekan katup, mencegah air keluar melalui lubang udara. Apabila oleh sesuatu sebab terjadi tekanan negatif di dalam pipa, rongga diafragma juga akan mempunyai tekanan negatif, dan tekanan atmosfer di bawah diafram akan mendorong katup terbuka untuk memasukkan udara.2. Rongga UdaraAlat ini digunakan untuk mencegah pukulan air yang terjadi apabila aliran air dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh kran air atau katup air, dimana pukulan air (water hammer) ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan plambing, gerakan pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran dan suara getaran/gemerisik sehingga pada akhirnya dapat mengurangi umur kerja peralatan dan sistem perpipaan yang ada.3. Check ValveBiasanya dipasang pada pompa yang merupakan katup aliran searah, yang dapat digunakan terjadinya pukulan air (water hammer).4. Gate ValveGate valve ini biasanya dipasang sebagai katup pemisah pipa cabang sehingga apabila terjadi kerusakan atau perawatan tidak perlu mematikan seluruh aliran dalam sistem plambing suatu gedung.5. Globe ValveValve ini berguna untuk mengatur atau membatasi laju aliran air pada pipa aliran cabang.6. Flush ValveBiasanya digunakan pada kloset atau peturasan7. PerangkapAlat ini digunakan untuk mencegah masuknya gas berbau atau beracun, bahkan serangga yang masuk apabila alat plambing ini sedang tidak digunakan8. Penangkap (interceptor)Alat ini digunakan untuk mencegah masuknya bahan-bahan berbahaya yang dapat menyumbat atau mempersempit penampang pipa yang akan mempengaruhi kemampuan instalasi pengolahan air buangan. Konstruksi penangkap ini pada umumnya juga merupakan perangkap.

2.2.1 Alternatif Pemilihan PipaPemilihan jenis pipa yang baik akan menghasilkan sistem plambing yang baik pula. Persyaratan-persyaratan untuk jenis pipa yang baik adalah :a. Harus tahan terhadap tekanan kerja tertentu (min. 3,5 kg/cm2)b. Harus tahan terhadap tekanan uji minimum dalam pipa sebesar tekanan kerja.c. Bentuk dan kualitas permukaan dalam pipa harus cukup halus, mempunyai kekuatan mekanik yang baik, tahan terhadap karat, panas, dan tidak bereaksi dengan zat yang terkandung dalam air.d. Sambungan tegak air kotor atau air buangan dengan saluran pembuangan gedung harus diperhatikan yaitu bila dua atau lebih pipa tegak air buangan mengalirkan buangan ke saluran pembuangan gedung atau cabang utamanya, penyambungan harus pada bagian atas, yaitu pada pipa yang terisi udara dari saluran pembuangan gedung datar atau cabang utamanya.e. Penyambungan pada bagian datar harus memenuhi kriteria, yaitu ujung bawah pipa tegak ven harus disambungkan pada saluran pembuangan gedung dengan seluruh luas penampangnya sama dengan bagian atasnya. Pipa tegak ven dapat disambungkan pada pipa tegak air buangan pada atau di bawah bagian penyambungan terbawah saluran pembuangan ke pipa tegak air kotor atau air buangan.f. Penyambungan pada bagian atas harus memenuhi kriteria, yaitu pipa tegak ven harus menulang ke atas dengan ukuran tetap sampai pada ketinggian sekurang-kurangnya 30 cm di bawah atap disambungkan pada perpanjangan pipa ven tunggal yang menembus atap. Pada ven menyambung atau pada bagian ven pipa tegak dan pipa tegak air buang sekurang-kurangnya 15 cm di atas taraf banjir alat plambing tertinggi yang menyalurkan buangnya ke pipa tegak air buangan tersebut.Dengan memilih pipa yang memenuhi persyaratan-persyaratan di atas, maka dapat dihindarkan resiko kebocoran, kerusakan pipa, dsb, asalkan pengerjaannya dilakukan dengan baik (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005).

Tabel 2.1 Jenis-jenis pipa berdasarkan material pembentuknyaJenis pipaKelebihanKekuranganCara penyambungan

Pipa PVC kelas 1 Harga relatif murah Tahan terhadap korosi, kedap air Ringan Mudah diperoleh di pasaran Mudah dipotong dan disambung Kurang kuat dan mudah pecah Tidak tahan panas Dapat terjadi vibrasi

Pipa yang akan disambung dipotong Potongan diratakan Kedua ujung pipa diberi perekat/lem khusus Disambungkan dengan posisi tepat Bagian luar sambungan dibersihkan

Cast Iron Pipe

Tidak mudah bocor dan tidak mudah menyerap air Konstruksi kuat dan tahan karat Mudah disambung dan dipotong Tidak menimbulkan vibrasi

Harga cukup mahal Kemampuan meregang kecil

Pipa yang akan disambung dipotong Ujung yang telah dipotong dibersihkan dan dikeringkan Sabut pada sambungan dipadatkan Pada sambungan dituangkan timah hitam secara vertikal dan horisontal Cairan timah hitam yang telah meleleh diratakan dengan pahat dan dipadatkan lagi dengan sambungan

Galvanized Steel Pipe

Tahan terhadap korosi Tidak mudah pecah Kedap air

Harga sangat mahal Getas

Pipa yang akan disambung dipotong Pipa dilebarkan Drat dibuat dan pipa dilumasi Diberi bahan perekat

Dari ketiga jenis pipa di atas, pipa PVC lebih sering digunakan dalam sistem plambing, dengan pertimbangan sebagai berikut :a. Harga relatif lebih murah sehingga lebih ekonomisb. Mudah diperolehc. Mudah disambung dan dipotong sehingga memudahkan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikand. Cukup tahan lama, tahan korosi, dan kedap aire. Paling lazim digunakan dalam gedung bertingkat (Babbit, 1960)

2.3 PERALATAN SANITERPeralatan yang digunakan dalam perencanaan sistem plambing antara lain : 2.3.1 KlosetKloset dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya, yakni :a. Tipe Wash-Out (bilas keluar)Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke dalam air yang merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan penampung yang agak luas dan sedikit berair, sehingga pada waktu penggelontoran tidak bisa bersih betul, akibatnya sering menimbulkan bau yang tidak sedap. b.Tipe Wash Down (bilas bawah)Tipe ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung atau tidak langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran tidak terlalu menyengat dibandingkan dengan tipe wash out.c.Tipe SiphonTipe ini memiliki konstruksi jalannya air buangan yang lebih rumit dibandingkan tipe wash down, dimana sedikit menunda aliran air buangan tersebut sehingga timbul efek siphon. Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk sebagai sekat lebih banyak, juga muka airnya lebih tinggi dibanding tipe wash down. Oleh karena itu bau lebih berkurang lagi pada tipe ini. d.Tipe Siphon JetTipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan memancarkan air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air buangan. Dibandingkan dengan tipe siphon, tipe siphon jet akan menggunakan air penggelontor lebih banyak.e.Tipe Blow OutTipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam mangkuk kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1 kg/cm2, dan menimbulkan suara berisik.

2.3.2 Peturasan (Urinal)Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset. Yang paling banyak digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang peturasan berbentuk mirip talang, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan karat, dan memenuhi persyaratan berikut :1. Dalamnya talang 15 cm atau lebih2. Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dan dilengkapi saringan3. Pipa penggelontor harus diberi lubang untuk menyiram bidang belakang talang dengan lapisan air4. Laju aliran penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45 cm panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.

2.3.3 LavatoryMerupakan suatu tempat atau wadah untuk mencuci tangan atau bahkan cuci muka sekalipun.

2.3.4 Bak mandiPada Berbagai macam bentuk dan ukurannya serta memiliki spesifikasi teknis masing-masin. Yang paling banyak digunakan di Indonesia ialah jenis bak penampung air, meskipun ada pula beberapa masyarakat kelas atas yang menggunakan jenis bath tub untuk keperluan mandinya.

2.3.5 Pancuran MandiAda yang disambung dengan pipa fleksibel dan ada pula semacam shower yang dipasang permanen pada tetap.

Tabel 2.2 Unit Alat Plambing untuk Penyediaan Air BersihJenis Alat PlambingJenis Penyediaan AirUnit Alat PlambingKeterangan

PribadiUmum

KlosetKatup gelontor610

KlosetTangki gelontor35

Peturasan, dengan tiangKatup gelontor-10

Peturasan terbukaKatup gelontor-5

Peturasan terbukaTangki gelontor-3

Bak cuci kecilKeran0,51

Bak cuci tanganKeran12

Bak cuci tangan, untukKeran-3

Kamar operasi

Bak mandi rendamKeran pencampur air 24

dingin dengan air panas

Pancuran mandi tunggalKeran pencampur air 24

dingin dan air panas

Satuan kamar mandi dengan Kloset dengan katup8-

bak mandi rendamGelontor

Satuan kamar mandi dengan Kloset dengan tangki6-

bak mandi rendamGelontor

Bak cuci bersama(untuk tiap keran)-2

Bak cuci pelKeran34Gedung Kantor

Bak cuci dapurKeran24Untuk umum spt

Bak cuci piringKeran-5Hotel dan restoran

Bak cuci pakaianKeran3-

Pancuran minumKeran air minum-2

Pemanas AirKatup bola-2

Sumber: (Noerbambang & Morimura, 2005) hal 682.4 SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIHTujuan terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air bersih yang memeunhi persyaratan kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kuantitas, system plambing harus memenuhi jumlah kebutuhan air bersih ke dalam gedung setiap saat. Untuk memenuhi penyediaan air, maka jaringan pembagi air harus direncanakan dan diatur sedemikian rupa sehingga penyaluran minimal pada alat plambing dapat bekerja dengan baik. Selain itu jaringan tersebut harus dipelihara untuk mencegah kebocoran dan terbuangnya air. Sedangkan dari segi kualitas, banyak negara telah menetapkan standar kualitas untuk tujuan penyediaan air bersih. Dari segi kualitas tersapat ketentuan dalam penyediaan air, yaitu :1. Air yang dapat dialirkan ke alat perlengkapan plambing hanya yang memenuhi persyaratan air minum2. Air yang tidak memenuhi persyaratan air minum maka penggunaannya hanya dibatasi untuk kloset, peturasan, dan alat plambing lain yang tidak memerlukan air dengan persyaratan air minum3. Kran sebagai alat plambing lainnya yang tidak memenuhi persyaratan air minum harus diberi tanda dapat membahayakan kesehatan.Sistem penyediaan air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut :a Sistem Sambungan Langsungb Sistem Tangki Atapc Sistem Tangki Tekand Sistem Tanpa Tangki (Booster System) (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

2.4.1 Sistem Sambungan LangsungDalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama di bawah jalan dari Perusahaan Air Minum. Sistem ini digunakan untuk bangunan yang memiliki kebutuhan dan tekanan yang sama dengan atau lebih kecil dari kapasitas dan tekanan dari sistem penyediaan air minum. Namun karena terbatasnya kedalaman pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini dapat diterapkan terutama untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

2.4.2 Sistem Tangki AtapSistem ini digunakan apabila berbagai alasan tidak dapat diterapkan pada system sambungan langsung, selain itu juga untuk bangunan dengan kebutuhan yang lebih besar dari kapasitas system di atas, namun mempunyai tekanan yang mencukupi. Dalam sistem ini air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang di lantai terendah bangunan atau di bawah permukaan tanah), kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini , air didistribusikan ke seluruh bangunan.Sistem tangki atap ini diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut : Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatis dengan cara yang sederhana sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka air dalam tangki atap. Perawatan tanki sangat sederhana bila dibandingkan dengan tangki tekan.Pada tangki atap dan tanki bawah harus dipasang alarm yang memberikan tanda suara untuk muka air rendah dan air penuh. Tanda ini biasanya dipasang di ruang kontrol atau ruang pengawas instalasi bangunan. Untuk bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untukmenaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan dapat segera diketahui.Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam keadaan demikian ketinggian lantai paling atas yang dapat dilayani akan bergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

2.4.3 Sistem Tangki Tekan (Hidrosfor) Sistem ini digunakan untuk bangunan yang memerlukan tekanan melebihi tekanan yang tersedia dan kebutuhan air juga melebihi kapasitas yang tersedia. Air yang telah ditampung di tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis dan diatur oleh detektor tekanan, yang menutup atau membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja bila tekanan tangki mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai batas minimum yang ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan tergantung pada tinggi bangunan, misalnya antara 1-1,5 kg/cm2 atau 10-115 mka untuk bangunan 2-3 lantai. Di samping pompa diperlukan juga kompresor, yang keduanya dioperasikan secara otomatis. Dalam system ini, udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam system distribusi setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang karena larut dalam air kemudian ikut terbawa air keluar tangki. Kelebihan system ini adalah : Lebih estetik dibandingkan dengan system tangki atap Perawatan lebih mudah karena dapat dipusatkan pada ruang mesin bersama dengan pompa dan kompresornya Investasi awal lebih murah dibandingkan dengan system tangki atapKelemahan system ini adalah : Fluktuasi tekanan kerja lebih besar dibandingkan dengan system tangki atap Dengan berkurangnya udara, kompresor merupakan kebutuhan mutlak untuk dipasang Lebih berfungsi sebagai pengatur tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air Volume air yang lebih kecil mengakibatkan pompa bekerja lebih berat.

2.4.4 Sistem Tanpa Tangki (Booster System)Sistem ini juga digunakan untuk bangunan dengan tekanan yang tidak mencukupi. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama. Sistem ini dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air minum (PAM) maupun pada pipa-pipa utama dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum). Ada 2 macam sistem boster yang dikaitkan dengan kecapatan putaran pompa, yaitu :-Sistem kecepatan putaran konstan- Sistem kecepatan putaran variabelDalam perencanaan atau membuat sistem plambing suatu bangunan bertingkat, perlu direncanakan tangki-tangki air yang akan digunakan atau tidak menggunakannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tangki seperti : Pemasangan tangki dalam bangunan Pemasangan tangki di lantai bangunan Ruang bebas untuk pemeriksaan sekililing tangki Lubang perawatan Konstruksi yang mencegah air dam Pipa peluap Pipa Ven Pemasangan tangki air di luar gedung Gabungan dengan tangki air pemadam kebakaranDari segi kualitas air, terdapat ketentuan dalam penyediaannya sebagai berikut :1. Air yang dapat dialirkan ke alat perlengkapan plambing hanya yang memenuhi persyaratan air minum2. Air yang tidak memenuhi persyaratan air minum, penggunaanya hanya dibatasi untuk kakus, peturasan dan alat plambing lain yang tidak memerlukan persyaratan air minum3. Kran serta alat plambing lainnya yang tidak memenuhi persyaratan air minum harus diberi tanda dapat membahayakan kesehatan (M. Noerbambang Soufyan & Morimura, 1999)2.5 PENENTUAN KEBUTUHAN AIR BERSIHDalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu gedung, kapasitas peralatan dan dimensi pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air (kebutuhan air bersih) dari tiap-tiap peralatan plambing yang ada dalam gedung yang harus disediakan untuk gedung tersebut. Untuk memperkirakan besarnya laju aliran air, terdapat 3 metode yang dapat digunakan, yaitu :

2.5.1 Penaksiran Berdasarkan Jumlah Pemakai/PenghuniMetode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan. Untuk menghitung kebutuhan pemakaian air bersih dalam gedung (Noerbambang & Morimura, 1993) : .....................................................................................................2.1Pemakaian air jam puncak dinyatakan sebagai berikut : ....2.2Sedangkan pemakaian air pada menit puncak dapat dinyatakan sebagai berikut:.....2.3Keterangan :Qh : Pemakaian air rata-rata (m3/jam)Qd : Pemakaian air rata-rata sehari (m3)T : Jangka waktu pemakaian (jam)C1 : Konstanta antara 1,50 sampai 2,0C2 : Konstanta antara 3,0 sampai 4,0

Tabel 2.3 Pemakaian Rata-Rata Perorang PerhariNo.Jenis gedungPemakaian air rata-rata/hari(liter)SatuanJangka waktu pemakaian air rata-rata/hari(jam)Perbandingan luas lantai efektif/total (%)Keterangan

1Perumahan mewah 250tiap penghuni8 1042 - 45

2Rumah biasa 160 - 250 tiap penghuni8 1050 - 53

3Apartment

a. Mewah250tiap penghuni8 1045 - 50

b. Menengah180

c. Bujangan120

4Asrama 120tiap penghuni8

5Rumah sakit

a. Mewah> 1000tiap tempat tidur pasien8 1045 - 48Pasien luar : 8 lt

b. Menengah500 - 1000Staf/pegawai : 120 lt

c. Umum350 - 500keluarga pasien : 160 lt

6Sekolah

a. Dasar40tiap siswa/mahasiswa658 - 60Guru/dosen : 100 lt

b. SLTP50Penjaga : 160 lt

c. SLTA dan lebih tinggi 80

7Rumah-toko 100 - 200tiap penghuni8Penghuninya : 160 lt

8Gedung kantor100tiap pegawai860 - 70

9Toserba/department store3tiap kakus755 - 60Hanya untuk kakus

10Pabrik/industri

a. Buruh pria60tiap orang/tiap giliran8

b. Buruh wanita100

11Stasiun/terminal3tiap penumpang15

12Restoran15 - 3070 % tamu5 7Penghuninya : 160 lt

No.Jenis gedungPemakaian air rata-rata/hari(liter)SatuanJangka waktu pemakaian air rata-rata/hari(jam)Perbandingan luas lantai efektif/total (%)Keterangan

14Gedung bioskop10tiap penonton3Pelayan : 100 lt

15Toko pengecer40tiap tamu6Staf/pegawai : 150 lt

16Hotel /penginapan250 - 300tiap tamu10Staf/pegawai : 120-150 lt

17Tempat peribadatan10tiap jema'ah2

18Perpustakaan25tiap pengunjung6

19Bar30tiap tamu6

20Perkumpulan sosial 30tiap tamu

21Kelab malam120 - 350tiap tempat duduk

22Gedung perkumpulan 150 - 200tiap tamu

23Laboratorium100 - 200tiap staf8

Sumber: (Noerbambang & Morimura, 2005)

2.5.2 Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambingMetode ini dipakai bila kondisi pemakaian dan jumlah dari setiap jenis alat plambing diketahui. Tabel pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya dan penggunaan per-jam (tabel 2.3) dan tabel faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing (tabel 2.4) Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Morimura Dan Noerbambang hal. 66) dapat digunakan sebagai referensi dalam perhitungan kebutuhan air rata-rata, yakni kebutuhan air setiap alat plambing dikalikan dengan faktor pemakainya.

Tabel 2.4 Unit alat plambing untuk penyediaan air dinginJenis alat plambingJenis penyediaan airunit alat plambingketerangan

untuk pribadiuntuk umum

Klosetkatup gelontor610

kloset tangki gelontor35

peturasan dengan tiangkatup gelontor-10

peturasan terbuka (urinal stall)katup gelontor-5

peturasan terbuka (urinal stall)tangki gelontor-3

bak cuci (kecil)keran0,51

bak cuci tangankeran12

bak cuci tangan (kamar operasi)keran-3

bath tubkeran pencampur air (dingin & panas)24

Showerkeran pencampur air (dingin & panas)24

pancuran mandi tunggalkeran pencampur air (dingin & panas)2-

satuan kamar mandi dg bak mandi rendamkloset dg katup gelontor8-

satuan kamar mandi dg bak mandi rendamkloset dg tangki gelontor6-

bak cuci bersama(untuk tiap keran)-2

bak cuci pelKeran34gedung kantor, dsb, untuk umum, hotel atau resotoran sebagainya

bak cuci dapurKeran24

bak cuci piringKeran-5

bak cuci pakaianKeran3-

pancuran minumkeran air minum-2

pemanas airkatup bola-2

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Alat Plambing, 2005)

Tabel 2.5 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran air, penggunaan per-jamNo.Nama Alat PlambingPemakaian air untuk penggunaan satu kali (liter)Penggunaan per-jamLaju aliran(liter/min)Waktu untuk pengisian (detik)

1.Kloset (dengan katup gelontor)13,5-16,56-12110-1808,2-10

2.Kloset (dengan tangki gelontor)13-156-121560

3.Peturasan (dengan katup gelontor)512-203010

4.Peturasan, 2-4 0rg (dengan tangki gelontor)9-18 (@ 4,5)121,8-3,6300

5.Peturasan, 5-7 org ( dengan tangki gelontor)22,5-31,5 (@ 4,5)124,5-6,3300

6.Bak cuci tangan kecil312-201018

7.Lavatory106-121540

8.Bak cuci dapur (sink) dengan keran 13 mm156-121540

9.Bak cuci dapur (sink) dengan keran 20 mm256-122560

10.Bak mandi rendam (bath tub)125330250

11.Pancuran mandi shower24-60312120-300

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Alat Plambing, 2005)

Tabel 2.6 Faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing Jumlah alat Jenis alat 1

24812162432405070100

Kloset, dengan katup gelontor150satu5024033042752361971771581291010

Alat plambing biasa1100satu753555486457421040133916381935253333

Sumber : (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Alat Plambing, 2005)

2.5.3 Penentuan Tekanan Air dan Kecepatan AliranTekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah kemungkinan timbulnya pukulan air.Tabel 2.7 Tekanan yang dibutuhkan alat plambingNama alat plambingTekanan yang dibutuhkan (kg/cm2)Tekanan standar (kg/cm2)

Katup gelontor klosetKatup gelontor peturasanKeran yg menutup sendiriPancuran mandi dengan pancaran halus/tajamPancuran mandi (biasa)Keran biasaPemanas air langsung, dengan bahan bakar gas0,71)0,42)0,73)0,7

0,350,30,25 0,74)

1,0

Catatan:1)2) Tekanan minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang dimuat dalam tabel ini adalah tekanan static pada waktu air mengalir, dan tekanan maksimumnya adalah 4 kg/cm2.3) Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatik, kalau tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.4) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan air minimum biasanya dinyatakan.

Biasanya standar kecepatan adalah 0,6 1,2 m/dt dan batas maksimumnya adalah 1,5 2,0 m/dt. Kecepatan aliran yang terlalu rendah dapat menimbulkan efek yang kurang baik dari segi korosi, pengendapan kotoran ataupun kualitas air. Kecepatan terlalu tinggi akan menambah kemungkinan adanya pukulan air, suara berisik dan kadang-kadang menyebabkan ausnya permukaan pipa. (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Alat Plambing, 2005)

2.5.4 Penentuan Dimensi PipaUkuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak. Disamping itu ada tambahan pertimbangan-pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancangan. Misalnya, menurut perhitungan diperoleh ukuran pipa yang makin kecil untuk setiap cabang. Tetapi karena dalam pelaksanaannya akan menimbulkan kesulitan dengan setiap kali memasang reducer, maka biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang didiinginkan. Dengan demikian pada beberapa bagian dari sistem pipa tersebut akan diperoleh diameter pipa yang lebih besar dari yang ditentukan berdasarkan perhitungan. Hal ini terutama apabila makin besar kemungkinan penggunaan serentak dari peralatan plambing tersebut.

Tabel 2.8 Panjang ekivalen untuk katup dan perlengkapan lainnyaDiameter nominal (mm)Panjang ekivalen

Belokan 90oBelokan 45oT-90oaliran cabangT-90o aliran lurusKatup sorongKatup bolaKatup sudutKatup satu arah

150,60,360,90,180,124,52,41,2

200,750,451,20,240,1563,61,6

250,90,541,50,270,187,54,52

321,20,721,80,360,2410,55,42,5

401,50,92,10,450,313,56,63,1

502,11,230,60,3916,58,44

652,41,53,60,750,4819,510,24,6

8031,84,50,90,6324125,7

1004,22,46,31,20,8137,516,57,6

1255,137,51,50,99422110

15063,691,81,249,52412

2006,53,71441,4703315

25084,22051,7904319

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)Kerugian gesek yang diizinkan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

2.4

Keterangan:R = Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)H = Head static pada alat plambing (m)H1= Head standar pada alat plambing (m)l = panjang pipa lurus (m)l = panjang ekivalen perlengkapan pipa (m)Dari pustaka (2), yaitu HASS 206 1976, plumbing cocde, diperoleh rumus berikut ini:...2.5Keterangan:R, H1, H = sama dengan rumus sebelumnyaK = Koefisien pipa (2-3)L = Panjang pipa lurus, pipa utama (m)l = Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)

Tabel 2.9 Tabel ekivalen untuk pipa baja karbon1520253240506580

152025324050658010012,24,18,112,122,84469,414011,93,75,610,620,33264,5

122,95,510,716,833,8

11,52,85,48,517,2

11,93,65,711,5

11,936,1

11,63,2

12

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

2.5.6 Dimensi Pipa Induk Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan sumber air dengan reservoir 1 (ground tank). Diameter pipa induk ditentukan berdasarkan debit rata-rata.Berdasarkan persamaan:Q = V x AA = x D2 x Q = V. x D2 x 2.6Dengan asumsi aliran air dalam pipa mempunyai kecepatan 1,5 3 m/det

D= ..2.7Keterangan:D= diameter pipa (cm atau mm atau inch)Q= debit rata-rata (kebutuhan air rata-rata) (m3/det )V= asumsi kecepatan aliran air dalam pipa (m/det)Dari rumus tersebut akan didapatkan diameter pipa induk sehingga dapat dihitung kecepatan aliran air dalam pipa dengan menggunakan rumus:V = Q/A..2.8Keterangan:Q = debit rta-rata (kebutuhan air rata-rata) (m3/det)A= luas pipaV= kecepatan aliran dalam pipa

2.6 TANGKI AIRApabila tekanan dari pipa tidak cukup untuk mensuplai air ke gedung yang bertingkat maupun tidak tercukupinya kebutuhan maksimal, maka dalam hal ini dapat dilakukan penampungan terlebih dahulu ke dalam tangki-tangki air sebelum didistribusikan ke seluruh sistem. Tangki penampung tersebut berupa ground reservoir dan roof tank.2.6.1 Ground ReservoirPenentuan kapasitas ground reservoir ini didasarkan pada besarnya suplai air yang masuk, yaitu dari jaringan pipa PDAM. Besarnya suplai ini dianggap 100%, artinya bahwa air yang nantinya akan dipergunakan dalam gedung perkantoran ini semuanya berasal dari PDAM tanpa ada sumber tambahan. Hal ini bisa diasumsi bahwa suplai air dari jaringan PDAM kuantitasnya mencukupi -juga pada saat peak time- hanya saja faktor head tidak memenuhi sehingga diperlukan suatu reservoir di mana air nantinya dipompa ke roof tank.Pada perencanaan ini dianggap bahwa aliran dari PDAM mengalir secara kontinu selama 24 jam. Sehingga persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan ground reservoar sebagai berikut :

2.9

Keterangan :VR= Volume Ground Reservoar ( m3 )Qd= Kebutuhan air per hari ( m3 / hari )

Pengisian kekurangan air bersih dilakukan pada saat bukan jam kantor dan selama jam kantor PDAM terus mensuplai air bersih, sehingga kebutuhan air dalam sehari dapat terpenuhi.

2.6.2 Roof TankRoof tank atau elevated reservoir atau tangki atap dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk kebutuhan puncak tersebut. Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air terendam dalam tangki atap sehingga perlu diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu kurang lebih 15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke tangki atap). Volume roof tank dihitung berdasarkan jumlah air yang dicadangkan untuk setiap peralatan plumbing. Kapasitas efektif tangki atap dinyatakan dalam rumus :

2.10

Keterangan :VE = Volume roof tank (liter)Qm max = Kebutuhan menit puncak (lt/menit)Qn max = Kebutuhan jam puncak (lt/menit)Tp = Jangka waktu kebuuutuhan puncak (menit)Qpv = Kapasitas pompa pengisi (lt/menit)Tpv = Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

2.7 PEMOMPAAN Pompa merupakan alat untuk mengalirkan air dari suatu tempat ke tempat lain. Pompa membuat vakum atau air akan naik karena adanya tekanan atmosfer, secara teoritis pompa tergantung pada friksi dan semua pompa tergantung pada tekanan atmosfer. Untuk mengatasi hisapan pompa sebaiknya pompa didekatkan pada muka air tanah. Dalam memilih suatu pompa untuk tujuan tertentu harus tersedia data-data mengenai sistem pemompaan maupun data pompa-pompa yang ada di pasaran yang didapat dari brosur pompa yang dikeluarkan suatu pabrik. Data mengenai sistem pemompaan yang harus tersedia adalah sebagai berikut :Kapasitas sistem Head sistem yang didasarkan pada:1. kondisi suction2. kondisi discharge3. Daya / energi yang tersedia

2.7.1 Jenis-jenis PompaJenis-jenis pompa adalah :1. Pompa sentrifugalTerdapat pemutar, impeller, kipas karena adanya air yang masuk ke vakum dan keluar dari bagian dalam pompa2. Pompa aliran radialAliran dari pusat ke tepi3. Pompa aliran aksialAliran yang sejajar dengan sumbu pompa4. Pompa aliran campuranAliran ini terjadi dari bentuk impeller2.7.2 Kapasitas SistemDalam menentukan kapasitas pompa, perlu diketahui kondisi sistem pemompaan. Pada sistem distribusi air minum, kapasitas yang harus dialirkan tergantung dari kebutuhan air suatu daerah pelayanan (dalam hal ini adalah gedung perencanaan), dimana kebutuhan air ini berfluktuasi tergantung dari pemakaiannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam merencanakan sistem pompa distribusi dan menentukan kapasitas pompa distribusi, diperlukan data perkiraan kebutuhan air maksimum, kebutuhan air rata-rata dan kebutuhan air minimum, sehingga diharapkan sistem dapat melayani kebutuhan air daerah pelayanan (gedung perencanaan).

2.7.3 Head Sistem Head menunjukkan energi atau kemampuan untuk usaha persatuan massa. Dalam pompa, head adalah ukuran energi yang diberikan ke air pada kapasitas dan kecepatan operasi tertentu sehingga air dapat mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Dalam sistem pompa ada beberapa macam head : Head Statik Head yang bekerja pada kedua permukaan zat cair Head kecepatan Head loss

Persamaan untuk head total pompa :

...2.11 Persamaan head akibat gesekan :

0.54 ...2.12 Keterangan :Hf = kehilangan tekanan akibat gesekan (m)Q= debit air dalam pipa (m3/dt)C = koefisien kekasaran pipaD= diameter pipa (m)L= Panjang jalur pipa (m)2.7.4 Daya dan Efesiensi PompaData mengenai daya/energi yang tersedia diperlukan untuk menentukan motor yang digunakan untuk menggerakkan pompa. Penggunaan motor yang tidak sesuai dengan daya yang tersedia akan mempengaruhi operasi pompa dan umur dari pompa maupun motor itu sendiri. Energi yang secara efektif diterima zat cair dari pompa persatuan waktu disebut daya air (Pw). Persamaannya adalah :

.2.13 Keterangan := berat jenis zat cair (kg/m3)= massa jenisH= total head pompaP= daya pompa (kWatt) g = gaya gravitasi (m/s2) Sedangkan untuk efesiensi pompa adalah nilai (Pw), dimana Pw adalah daya poros yaitu energi yang diperlukan utnuk menggerakkan pompa per satuan waktu.

2.7.5 Karakteristik PompaKarakteristik pompa dapat digambarkan pada kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara kapasitas dengan head daya poros dan efesiensi pompa. Kurva karakterisrik pompa pada umumnya digambarkan pada putaran yang tetap. Kurva head kapasitas dapat dibedakan menjadi dua macam :a. Karakteristik Stabil, yaitu karakteristik dimana satu kapasitas dapat diperoleh satu head. Karakteristik dapat dibedakan menjadi :1. Rising KaracteristikPeningkatan head secara kontinu terhadap pengurangan kapasitas2. Steep KaracteristicPertambahan head lebih besar dari pada pengurangan kapasitas3. Dropping KaracteristicHead pada kapasitas nol bukan head yang terbesar4. Flat KaracteristicVariasi yang sangat kecil dibandingkan pertambahan kapasitasb. Karakteristik Tidak Stabil, yaitu karakteristik dimana pada head yang sama dapat diperoleh dua atau lebih kapasitas.

2.7.6. HidroforHidrofor berfungsi untuk mematikan dan mengaktifkan pompa secara otomatis dan sebagai tempat penyimpanan air untuk pemakaian minimum atau jam minimum dalam 1 hari. Hidrofor dapat dipasang secara parallel atau seri. Dalam hidrofor harus ada udara yang bertekanan minimal lebih besar dari tekanan atmosfer. Untuk menghitung volume hidrofor diperlukan debit maksimum dan debit minimum yang didapat dari nomogram Hazen-Williams dengan kecepatan 0,9-2,1 m/s.2.8 DASAR-DASAR SISTEM PEMBUANGANAir buangan atau sering pula disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan mapun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri. Air buangan daat dibagi menjadi empat golongan yaitu :1. Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.2. Air bekas : ai buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya seperti bak mandi, bak cuci tangan, bak dapur dan lain sebagainya.3. Air hujan : air yang terdapat dari atap, halaman.4. Air buangan khusus : air yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya seperti yang berasal dari parik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan dan lain sebagainya.System pembuangan air umumnya dibagi manjadi beberapa klasifikasi diantaranya yaitu :a. menurut penyalurannya1. system setempat (misalnya menggunakan septictank)2. Sistem penyaluran air buangan kotab. menurut jenis air buangan1. Sistem pembuangan air kotor2. Sistem pembuangan air belas3. Sistem pembuangan air huan4. Sistem pembuangan air buangan khusus.c. Menurut Cara pembuangan air1. Sistem pembuangan air campuran2. Sistem pembuangan terpisah3. Sistem pembuangan tak langsungd. Menurut cara pengaliran1. sistem gravitasi2. Sistem bertekanane. Menurut letaknya1. Sistem pembuangan gedung2. Sistem pembuangan di luar gedung atau riol gedungMasalah yang harus dapat diatasi dengan perancangan sistem perpiaan air buangan :a. Dari segi keamanan, untuk menghindari kontak air buangan tersebut dengan manusia.b. Dari segi estetika, untuk menghindari terjadinya bau.Untuk memenuhi kedua hal tersebut di atas, dua hal yang harus dihindari dalam perancangan sistem perpipaan air buangan yaitu dengan mengunakan hubungan pintasdan aus atau aliran balik. Cross connection (hubungan pintas)Disebabkan terjadinya hubungan fisisk antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air minum dan sistem pipa lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, sehingga airdapat mengalir dari suatu sistem ke sistem lainnya. Back pressure flow (aliran balik)Merupakan aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam system perpipaan air minum, yang berasala dari system lain yang bukan untuk air minum.Perletakkan pipa air buangan semaksimal mungkin tidak ditanam di dalam tembok karena ukuran pipa air buangan yang besar. Oleh karena itu sebisa mungkin mengoptimalkan penggunaan galeripipa horizontal maupun vertical. System perpipaan tersebut harus dilengkapi dengan perangkap dan system vent yang baik untuk menghindari terjadinya bau yang tidak sedap.

Tabel 2.10 Unit alat plambing sebagai beban, setiap alat atau kelompokAlat plambingdiameter perangkap minimum (mm)Unit alat plambing sebagai bebanCatatan

1. Kloset: tangki gelontor katup gelontor2. Peturasan:- tipe menempel di dinding- tipe gantung di dinding- tipe dengan kaki, siphon jet atau blow-out- untuk umum, model palung setiap 0,60 m3. Bak cuci tangan (Lavatory)4. Bak cuci tangan (wash basin):- ukuran biasa- ukuran kecil5. Bak cuci, praktek dokter gigi- alat perawatan gigi6. Bak cuci, salon dan tempat cukur7. Pancuran minum8. Bak Mandi:- berendam (bath tub)- model jepang (ofuro)- untuk umum75

4040-5075

32

322532323232

40-504050-7548

448

2

1

10,510,520,5

324-6

2)

3)4)

5)

9. Pancuran Mandi- Untuk rumah- Untuk umum, tiap pancuran10. Bidet11. Bak cuci, untuk pel12. Bak cuci pakaian13. Kombinasi bak cuci biasa dan pakaian14. Kombinasi bak cuci dapur dengan penghancur kotoran15. Bak cuci tangan, kamar bedah- ukuran besar- ukuran kecil16. Bak cuci Lab kimia17. Bak cuci, macam-macam:- dapur, untuk rumah- dapur, dengan penghancur makanan, - hotel, komersial- bar- dapur kecil, cuci piring18. mesin cuci:- untuk rumah- parallel, dihitung tiap orang19. buangan lantai

20. Kelompok alat plambing dalam kamar mandi terdiri dari satu kloset, satu bak cuci tangan, satu bath tub, satu shower- dengan kloset tangki gelontor- dengan kloset katup gelontor21. pompa penguras setiap 3,8 lt/min50503275-100405040 (terpisah)

40-50

40-5040-50503240-50

40-405075

2338234

21,51,5

2-4341,52-4

20,50,512

682

6)6)6)

6)

7)

8)

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)Catatan:1) periksa juga ukuran perangkap dalam tabel 2.112) tidak selalu tersedia di toko.3) untuk bak cuci tangan, perangkap ukuran 32 mm dan 40 mm mempunyai beban air buangan sama.4) hanya untuk bak cuci tangan tanpa lubang peluap yang biasa dipasang di rumah/ apartement.5) pancuran mandi yang dipasang di atas bak mandi renda tidak menambah beban alat plambing.6) alat-alat plambing ini tidak harus masuk perhitungan beban keseluruhan pipa pembuangan utama, karena wajarnya tidak sedang digunakan pada waktu beban puncaknya. Tetapi untuk menentukan pipa cabang saja.7) Untuk buangan lantai disesuaikan dengan luas lantai yang dikeringkan8) Tidak hanya pompa penguras, juga untuk mesin-mesin lainnya yang menghasilkan air seperti misalnya penyejuk udara* beban unit alat plambing yang ekivalen untuk alat-alat yang membuang air secara tidak menerus dapat diperkirakan dengan tabel 2.12

Tabel 2.11 Diameter minimum, perangkap dan pipa buangan alat plambingAlat PlambingDiameter perangkap minimum (mm)Diameter pipa buangan alat plambing minimum (mm)Catatan

1. kloset2. peturasan:- tipe menempel dinding- tipe gantung didinding- tipe dengan kaki, siphon jet atau blow-out- untuk umum: 2 orang 3-4 orang 5-6 orang3. bak cuci tangan (lavatory)4. Bak cuci tangan (wash bashin)- ukuran biasa- ukuran kecil

75

4040-5075

50657532

322575

4040-5075

50657532-40

3225

1)2)

3)

4)

5. Bak cuci, praktek dokter gigi6. pancuran minum7. bak mandi:- berendam (bath tub)- model jepang (ofuro)- untuk umum8. pancuran mandi 9. bidet10. bak cuci, untuk pel- ukuran besar11. bak cuci pakaian12. kombinasi bak cuci pakaian dan biasa13. kombinasi bak cuci tangan, 2-4 orang14. bak cuci tangan, rumah sakit15. bak cuci, Lab kimia16. bak cuci, macam-macam:- dapur, untuk rumah- hotel komersial- bar- dapur kecil, cuci piring- dapur, cuci sayuran- penghancur kotoran (disposer) untuk rumah- penghancur kotoran (disposer) besar untuk restoran17. buangan lantai (floor drain)3232

40-504050-7550326575-1004050

40-50

4040-50

40-50503240-505040

50

40-7532-4032

40-5040-5050-7550326575-1004050

40-50

40-5040-50

40-50503240-505040

50

40-755)5)6)

7)

8)

3)9)

10)

11)

11)

(Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)Catatan:1) ada dua macam perangkap dan pipa buangan, sesuai dengan peturasannya.2) Tidak selalu ada ditoko.3) Pipa buangan 32 mm boleh digunakan, tetapi karena pipa ven mudah rusak lebih disukai pipa dengan lup. Dianjurkan menggunakan pipa buangan 40 mm untuk menjamin ventilasi dan mengatasi kemungkinan mengendapnya sabun atau bahan lainnya pada dinding dalam pipa.4) Bak cuci tangan kecil biasanya tanpa lubang peluap, dan digunakan dalam kakus atau kamar mandi rumah atau apartement. Pipa buangan alat plambing harus berukuran 32 mm.5) Pipa ven harus dipasang kalau ukuran pipa buangan 40 mm. kalau ada keraguan tentang ukuran pipa ven, hendaknya dipasang ukuran pipa buangan 50 mm.6) Ukuran pipa buangan harus disesuaikan dengan kapasitas bak7) Dibeberapa Negara bagian Amerika Serikat jenis ini dilarang, karena letak air keluar terlalu rendah sehingga ada kekhawatiran pencemaran oleh air kotor8) Ada dua macam dengan ukuran pipa 75 dan 100 mm9) Ada dua macam perangkap dan pipa buangan, sesuai dengan tipe bak cucinya10) Pipa buangan 40 mm untuk perangkap P dan 50 mm untuk lemak.11) Untuk kamar mandi barat sebenarnya tidak dipasang buangan lantai. Kalau memang diperlukan, ukuran disesuaikan dengan banyak air yang dibuang* Tabel ini tidak boleh digunakan untuk alat plambing yang menyatu dengan perangkap didalam, dan pipa buangan alat plambing tidak boleh lebih kecil daripada pipa lubang keluar alat plambing tersebut. Untuk kloset pipa buangan boleh diperkecil sampai 75 mm.

Tabel 2.12 Unit alat plambing sebagai beban, untuk alat plambing yang tidak ada pada tabel 2.9Diameter pipa buangan alat plambing atau perangkapnya (mm)Unit alat plambing sebagai beban

32 atau kurang40306575100123456

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI 61

Tabel 2.13 Beban maksimum unit alat plambing yang diizinkan, untuk cabang horizontal dan pipa tegak buanganDiameter pipaBeban maksimum unit alat plambing yang boleh disambung

Cabang mendatar 1)Satu pipa tegak setinggi 3 tingkat, atau untuk 3 intervalPipa tegak dengan tinggi lebih dari 3 tingkat

Jumlah unit satu pipa tegakJumlah unit cabang satu tingkat

(mm)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)

32405065751001251502002503003751351014962163728401500234035001001009080706060606060605013612202)16036062014002500390070002491827192432768176026604200-100100909090808080807070-241020304)240540960220038006000-282448544008801520288039205880-1001001009090808080807070-282442604)50011001900360056008400-126914721602804807001050-10010010010090808080807070-1269164)9020035060010001500-

(Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

Catatan:1) Tidak termasuk cabang buangan gedung2) NATIONAL PLUMBING CODE, American Standard, ASA 40.8-19553) Tidak lebih dari dua kloset4) Tidak lebih dari 3 kloset*1 unit alat plambing praktis diterapkan kalau setiap alat plambing melayani 20 sampai 30 penghuni gedung, dan digunakan system ven dengan lup*2 unit alat plambing dari NPC diterapkan kalau setiap alat plambing melayani 10 sampai 15 penghuni, dan digunakan system ven individu

Tabel 2.14 Beban maksimum unit alat plambing yang diizinkan untuk pipa pembuangan gedungDiameter pipaBeban maksimum unit alat plambing yang boleh disambung kepada bagian manapun dari pipa pembuangan gedung

Kemiringan pipa tegak dengan tinggi lebih dari 3 tingkat

1/1921)1/961)1/481)1/241)

(mm)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)Unit alat plambing (praktis)Reduksi (%)Unit alat plambing (NPC)2)

506575100125150200250300375

840150023403500

60606050

1400250039007000

18104234420960174027604150

9060606060606050

203)180390700160029004600830021222313028850411522100336050001009085606060606060502124273)2164808401920350056001000026282915034560013802520402060001009080606060606060502631363)250575100023004200670012000

(Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

Catatan:1) Angka-angka ini dikonversikan dari standar NPC, oleh karena dalam standar NPC digunakan kemiringan 1/16, 1/8, , dan inci dalam arah tegak untuk setiap kaki arah horizontal2) NATIONAL PLUMBING CODE, Standard ASA A40.80-19553) Tidak lebih dari dua kloset*1 unit alat plambing praktis diterapkan kalau setiap alat plambing melayani 20 sampai 30 penghuni gedung, dan digunakan system ven dengan lup*2 unit alat plambing dari NPC diterapkan kalau setiap alat plambing melayani 10 sampai 15 penghuni, dan digunakan system ven individu2.9 Sistem VentPipa vent, bersama-sama dengan alat penangkap (trap) merupakan bagian penting dari suatu sistem pembuangan. Tujuan pemasangan pipa vent yaitu :9. mencegah hilangnya sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan10. menjaga aliran yang lancardalam pipa pembuangan11. Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.Terdapat tiga sistem pipa vent yang utama, yaitu : 1. Sistem Vent tunggal (Continuous Vent System)Sistem ini merupakan sistem yang terdapat pipa vent yang dipasang untuk melayani satu alat plembing dan disambungkan kepada sistem vent lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.2. Sistem Vent Loop(Loop Vent Sstem)Merupakan pipa vent yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan disambungkan kapad vent pipa tegak yang terletak di ujun aliran ai buangan (dekat pipa tegak air buangan).3. Sistem Vent Sirkuit (Circuit Vent System)Merupakan pipa vent yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, tetapi pipa vent disambungkan pada vent pipa tegak yang terletak di pangkal aliran air buangan.

Tabel 2.15 Ukuran pipa cabang horizontal ven dengan lupNomor jalurUkuran pipa air kotor atau air buangan (mm)Unit alat plambing (angka maksimum)Diameter ven lup (mm)

40506575100125

Panjang maksimum horizontal (m)

123456740505075757510010122010306010064,53----1296--2,1

1212486

30302415,6

60

8910111001001251251005002001100----8,1---5,44,2--1510,84,83544221126042

(Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

Tabel 2.16 Ukuran dan panjang pipa venUkuran pipa tegak air buangan (mm)Beban unit alat plambing yang disambungkanDiameter pipa ven yang diperlukan (mm)

3240506575100125150200

Panjang maksimum pipa ven (m)

3240405050657575751001001001251251251501501501502002002810122042103060100200500200500110035062096019006001400915997,8----------------453022,51599--------------

60453030181510,596---------

9060602430272110,596------

1801501207875542421151597,26--

30027021010590606037,530211512

3002702101209075604530

390330300210150120

390360

200200250250250250220036001000250038005600------------------------------97,5----241822,51597,51057537,530241833024030015010575

Sumber: (Noerbambang & Morimura, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 2005)

BAB IIIDESAIN PERHITUNGAN

3.1 Kebutuhan Air Rata-Rata Air Bersih3.1.1 Penaksiran Berdasarkan Jumlah KaryawanPemakaian air rata-rata perhari untuk Gedung Perkantoran berdasarkan Tabel 2.3 Halaman 16, adalah sebesar 100 liter/orang/hari dengan jangka waktu pemakaian air rata-rata 8 jam/hari. Perencanaan pembangunan perkantoran terdiri dari 9 lantai dan jumlah karyawan sebanyak 450 orang dengan perbandingan antara pria dan wanita sebesar 2 : 3. Faktor keamanan desain ditentukan 20%. Karena yang dihitung hanya lantai 1 dan 2, dengan demikian, kebutuhan air untuk lantai 1 dan lantai 2 bangunan (Q rata-rata) adalah :Qd = (100 orang x 100 lt/org/hari ) + 20%= 10.000 lt/hari + (10.000 20 %) = 10.000 lt/hari + 2.000 lt/hari= 12.000 lt/hari = 12 m3/hari

Qh = = 1.500 lt/jam = 1,50 m3/jam

Penggunaan air pada jam puncak yaitu : Qh-max= C1 x Qh C1 = 1,5 2= 2 1,50 m3/jam= 3,0 m3/jamPenggunaan air pada menit puncak yaitu :Qm-max= C2 x C2 = 3 4= 3 x = 0,075 m3/menit3.1.2 Penaksiran Berdasarkan Jumlah Alat PlambingBangunan kantor pada lantai 1 dan lantai 9 peralatan saniter yang digunakan adalah berbeda, dimana pada perencanaan ini bangunan kantor yang akan dihitung adalah pada lantai 1 dan 2 saja. Jumlah alat plambing untuk gedung perkantoran pada perencanaan ini adalah: Dirata-ratakan jumlah orang tiap lantai (lantai 1-9)= 450 orang / 9 lantai= 50 orang / lantai Jumlah Penghuni: 450 orang Perbandingan Jml Penghuni: 2 : 3 Jumlah Penghuni Wanita: Jumlah Penghuni Pria: Tabel 3.1 Jumlah alat plambing untuk lantai 1-2LANTAIKARYAWANJUMLAHPERALATAN PLAMBING

Kloset Katup GelontorBak cuci tanganUrinoir

1MALE20514

FEMALE30000

JUMLAH50514

2MALE20000

FEMALE30660

JUMLAH50660

Diketahui: a. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan kloset katup gelontor= 15 literb. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan urinal katup gelontor = 5 literc. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan bak cuci tangan = 10 literd. Penggunaan per jam untuk kloset katup gelontor= 6 kali/jame. Penggunaan per jam untuk kloset katup gelontor= 6 kali/jamf. Penggunaan per jam untuk urinal katup gelontor= 12 kali/jamg. Penggunaan per jam untuk bak cuci tangan= 6 kali/jamh. Jumlah total kloset katup gelontor lantai 1= 5i. Jumlah total kloset katup gelontor lantai 2= 6j. Jumlah total urinoir katup gelontor lantai 1= 4k. Jumlah total urinoir katup gelontor lantai 2= 0l. Jumlah total cuci tangan lantai 1= 1m. Jumlah total bak cuci tangan lantai 2= 6Ditanyakan: Kebutuhan air rata-rata dalam 1 hari ?Jawab:Total jumlah alat plambing lantai 1-2:Kloset katup gelontor = 11Urinoir = 4Bak cuci tangan= 7Kebutuhan air rata-rata:Kloset katup gelontor= 15 liter x 11 x 6 kali/jam= 990 liter/jamUrinoir katup gelontor= 5 liter x 4 x 12 kali/jam= 240 liter/jamBak cuci tangan= 10 liter x 7 x 6 kali/jam= 420 liter/jam + 1.650 liter/jamFaktor penggunaan serentak dapat dicari dengan menggunakan teori interpolasi atau berdasarkan tabel 2.3 . Faktor penggunaan serentak untuk kloset katup gelontor :

Faktor penggunaan serentak untuk urinoir katup gelontor yaitu 75 % Faktor penggunaan serentak untuk bak cuci tangan:

Jadi factor penggunaan serentaknya,Kloset katup gelontor= 32,5 %Urinoir katup gelontor= 75 %Bak cuci tangan= 60 %

Sehingga, penggunaan air serentak:Kloset katup gelontor= 32,5 % x 990 liter/jam= 321,75 liter/jamUrinoir katup gelontor= 75 % x 240 liter/jam= 180 liter/jamBak cuci tangan= 60 % x 420 liter/jam= 252 liter/jam +753,75 liter/jamDengan faktor keamanan desain 20 %, penggunaan air := 753,75 lt/jam + (693,75 lt/jam x 20 %)= 753,75 lt/jam + 150,75 l/jam= 904,5 lt/jam= 21,708 m3/hari3.1.3 Penaksiran Berdasarkan Unit Beban Alat PlambingTabel 3.2 Jumlah unit beban alat plambing pada lantai 1-2Jenis alat plambingJumlah alat plambingUnit beban alat plambingJumlah unit beban alat plambing

Kloset katup gelontorUrinoirBak cuci tangan1147101021104014

Jumlah154

Gambar 3.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran

Dengan Gambar 3.1 kurva (1) , karena sebagian besar katup gelontor maka diperoleh pemakaian air serentak kira-kira 300 liter/menit atau 18 m3/jam 3.2 Reservoir dan Pemompaan3.2.1 Penentuan Dimensi pipa dari PDAM ke Ground TankPada sistem penyediaan air bersih disediakan oleh PDAM dimana kapasitas yang dapat diambil terbatas dengan tekanan rata-rata terbatas yaitu sebesar 1,5 atm. Tinggi tiap lantai dalam gedung untuk lantai 1-8 adalah 3,5 m sedangkan lantai 9 adalah 6 m, Jadi tinggi bangunan seluruhnya adalah 3,5 9 + 6 = 34 m. Tekanan 1 atm untuk setiap 10 m. Jadi tekanan yang dibutuhkan 3,4 atm, sedangkan tekanan yang tersedia tidak mencukupi, hal ini dapat diatasi dengan pemasangan reservoir dan pompa.Reservoir yang digunakan berupa ground tank dan roof tank. Ground tank bekerja dengan prinsip pemompaan dan roof tank bekerja dengan prinsip gravitasi.Roof

Pipa DistribusiPump

Data yang diketahui dalam menentukan diameter pipa dibutuhkan dari jumlah kebutuhan air rata-rata yang akan digunakan.Kebutuhan rata-rata (Qrata-rata): 18 m3/jam: 5 x 10-3 m3/detikAsumsi bahwa kecepatan yang dilalui dalam pipa sebesar 1,5 m/detik.

A:

:: 3,33 x 10-3 m2

D:

: : 0,065 m = 65 mm3.2.2 Penentuan Diameter pipa tegak dari Ground Tank ke Roof TankDalam menentukan diameter pipa tegak dalam bangunan perkantoran dibutuhkan data jangka waktu kebutuhan rata-rata air yang digunakan yaitu selama 8 jam, maka debit yang dialirkan dari Ground tank ke roof tank adalah :Qs = Qr x (T/Tp)= 5 x 10-3 x (24/8)= 5 x 10-3 x 3= 15 x 10-3 m3/ detik

Dengan asumsi V = 1,5 m/detik

A=

== 0,01 m2

D=

== 0,112 m = 112 mm 125 mm Diameter pipa dipasaran yang mendekati adalah 125 mm, jadi diameternya adalah 125 mm

3.2.3 Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan tabel ekivalenTabel 3.3 ukuran pipa alat plambing untuk lantai 1IIIIIIIVVVIVIIVIIIIX

Jumlah barisAlat plambingUkuran pipa air untuk alat plambing (mm)Nilai ekivalen pipa 15 mmdaerahjumlah nilai ekivalen pipa 15 mmfaktor pemakaian %VI x VIIukuran pipa

Sistem Ijumlah uap %

1A kloset katup gelontor328,1e1 - f18,111008,132

2B Kloset katup gelontor328,1d1 - e18,1 + 8,1 = 16,22508,132

3C Kloset katup gelontor328,1c1 - d116,2 + 8,1 = 24,335012,1540

4D Kloset katup gelontor328,1b1 - c124,3 + 8,1 = 32,445016,240

5E Kloset katup gelontor328,1a1 - b132,4 + 8,1 = 40,5547,519,2440

Sistem II

6F Bak cuci tangan202,2k1 - j12,211002,220

7G Urinoir202,2j1 - i12,2 + 2,2 = 4,411004,425

8H Urinoir202,2i1 - h14,4 + 2,2 = 6,621006,625

9I Urinoir202,2h1 - g16,6 + 2,2 = 8,8387,57,725

10J Urinoir202,2f1 - g18,8 + 2,2 = 114758,2532

11pipa penyediaan air untuk lantai 1J - a1Sistem I + Sistem II

40,5 + 11 = 51,51051,526,5265

Sumber : PerhitunganTabel 3.4 ukuran pipa alat plambing lantai 2IIIIIIIVVVIVIIVIIIIX

Jumlah barisAlat plambingUkuran pipa air untuk alat plambing (mm)Nilai ekivalen pipa 15 mmDaerahjumlah nilai ekivalen pipa 15 mmfaktor pemakaian %VI x VIIukuran pipa

Sistem Ijumlah uap%

1A bak cuci tangan202,2h2 - i22,211002,220

2B bak cuci tangan202,2g2 - h22,2 + 2,2 = 4,421004,425

3C bak cuci tangan202,2f2 - g24,4 + 2,2 = 6,6387,55,77525

4D bak cuci tangan202,2e2 - f26,6 + 2,2 = 8,84756,625

5E bak cuci tangan202,2d2 - e28,8 + 2,2 = 11567,57,42525

6F kloset katup gelontor328,1c2 - d211 + 8,1 = 19,1110019,140

7G kloset katup gelontor328,1b2 - c219,1 + 8,1 = 27,225013,640

8H kloset katup gelontor328,1a2 - b227,2 + 8,1 = 35,335017,6540

Sistem II

9I kloset katup gelontor328,1k2 - l28,111008,132

10J kloset katup gelontor328,1j2 - k28,1 + 8,1 = 16,22508,132

11K kloset katup gelontor328,1i2 - j216,2 + 8,1 = 24,335012,1540

12pipa penyediaan air untuk lantai 2I a2Sistem I + Sistem 2

35,4 + 24,3 =59,71149,7529,765

Sumber: Perhitungan

3.2.4 Perhitungan Reservoir Penentuan Kapasitas Tangki BawahPemakaian air dalam 1 hari (24 jam) di asumsikan sebanyak 100 %Pelayanan dari PDAM per jam = 1/24 x 100 %= 4,17 %Pemakaian pompa sehari untuk mengisi penuh reservoir adalah 8 jam. Pemakaian pompa 8 jam/hari, jadi % kebutuhan yang harus dipenuhi tiap jam yaitu = 24/8 x 100%= 12,51 %Reservoir memenuhi Q rata-rata = 18 m3/jamKapasitas tangki bawah =(12,51- 4,17) % x 8 jam x 18 m3/jam= 12 m3

Ground tank berbentuk rectangular dimana dimensinya yaitu :P = 3 mL = 2 mT = 2 mTinggi muka air minimum = 0,1 mFreeboard = 0,5 m

Penentuan Kapasitas Tangki AtasBanyaknya air yang dicadangkan untuk setiap alat plumbing fixture adalah : Kloset katup gelontor sebanyak 150 liter Bak cuci tangan biasa (lavatory) sebanyak 200 liter Peturasan dengan katup gelontor (urinal) sebanyak 110 literJumlah cadangan air roof tank== (11 x 150) + (6 x 150) + (4 x 110) = 1650 + 900 + 440= 2990 liter= 2,99 m3 3 m3Tangki atas berbentuk balok, dimana : P = 1,5 m l = 1 m t = 2 mTinggi muka air minimum = 0,1 mfree board = 0,5 m3.2.5 Perhitungan PompaPerhitungan Pompa dari reservoir bawah ke reservoir atas1. Kapasitas PompaKebutuhan rata-rata air bersih = 18 m3/jam= 5 x 10-3 m3/detikAsumsi : Kecepatan dalam pipa sebesar 1,5 m/detik

Diameter pipa =

=

== 0,065 m = 65 mm Dengan diameter pipa sebesar 65 mm, maka kecepatan aliran sebenarnya dalam pipa yaitu :

V =

=

= = 1,51 m/detik 2. Tinggi angkatAsumsi : Tinggi tiap lantai sebesar 3,5 m Tinggi reservoir bawah 2 m Tinggi reservoir atas 2 m Tinggi freeboard sebesar 0,5 m C pipa baja karbon 130

Hs= beda tinggi antara maksimum air di roof tank dengan minimum air ditangki bawah= tinggi reservoir bawah + jarak reservoir bawah dengan atap + tinggi 2 lantai + tinggi reservoir atas + free board= (2 + 0,5 + 7 + 2 + 0,5) m= 12 m

HL= kehilangan tekanan dari reservoir bawah ke reservoir atas= HL pada pipa + HL pada fittingPanjang pipa mendatar diasumsikan 20 mPanjang pipa keseluruhan (L) : 20 + (2 + 0,5 + 7 + 2 + 0,5): 32 m

HL pada pipa:

: : : 12,796 mv2/2g: 1,51 2/(2 x 9,81): 2,2801 / 19,62: 0,1162Jenis FittingJumlahKv2/2gHL (m)

Elbow 90o30,540,11620,0627

Gate Valve10,440,11620,05113

Check Valve17,20,11620,83664

Total0,95047

H : Hs + HLpipa + HL fitting + (v2/2g): 12 + 12,796 + 0,95047 + 0,1162: 25,863 mDaya yang Dibutuhkan Pompa

dimana : = berat air per satuan volume (kgf/l)Q= kapasitas pemompaan (m3/menit)H= head total pompa (m)Pw= daya air (kilowatt)P= daya poros pompa (kilowatt)p= efisiensi pompa (%)

Pw = 0,163 x Q x H x

= 0,163 x () x 60 x 25,863 x 0.9982 = 1,262 kW

Daya Poros Pompa :

P = = = 1,683

3.2.6 Perancangan Ukuran Pipa PembuanganDilantai 2 terdapat : 6 kloset katup gelontor 5 bak cuci tanganDilantai 1 terdapat : 5 kloset katup gelontor 4 urinoir katup gelontor 1 bak cuci tangan

Maka, sesuai dengan tabel 2.10 hal-31:Lantai 2 : 6 kloset katup gelontor = 6 x 8 = 48 uap 5 bak cuci tangan = 5 x 1= 5 uap +53 uapLantai 1 : 5 kloset katup gelontor = 5 x 8 = 40 uap 4 urinoir katup gelontor = 4 x 4 = 16 uap 1 bak cuci tangan = 1 x 1 = 1 uap +57 uapSesuai dengan tabel 2.13 hal-36 maka ukuran pipa mendatar untuk jalur Aa-Bb dan jalur Cc-Dd dibebani oleh peralatan saniter dengan nilai:uap = 53 + 57 = 110 uap, maka sesuai tabel diperoleh:Pipa tegak, diameter = 100 mmPipa datar, diameter = 125 mm

Tabel 3.5 Ukuran pipa pembuangan dengan metode unit alat plambingJalurAlat plambingUnit alat plambingseksiUnit alat plambing tiap seksiUkuran pipa

Lantai 112345678910

Lantai 21234567891011Kloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorUrinoir UrinoirUrinoirUrinoirBak cuci tangan

Bak cuci tanganBak cuci tanganBak cuci tanganBak cuci tanganBak cuci tanganKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontorKloset katup gelontor8888844441

11111888888a1-b1b1-c1c1-d1d1-e1e1-f1f1-g1g1-h1h1-i1i1-j1j1-k1

a2-b2b2-c2c2-d2d2-e2e2-f2f2-g2g2-h2h2-i2i2-j2j2-k2k2-l281624324048121617

123451321298162465 mm100 mm100 mm100 mm100 mm50 mm65 mm75 mm100 mm100 mm

32 mm40 mm40 mm50 mm50 mm75 mm100 mm100 mm65 mm100 mm100 mm

Sumber: perhitungan sesuai tabel 2.13 hal-365.1 5.2 5.3 5.4 3.3 PELAKSANAANPerancangan sistem perpipaan pada gedung berdasarkan jumlah karyawan yang ada. Dari segi ketercukupan peralatan plambing bagi karyawan, gedung ini sudah memenuhi syarat. Tetapi, hal ini akan mempengaruhi perawatan peralatan plambing.

3.4 PENGUJIAN SISTEM YANG DIRENCANAKAN3.4.1 Pengujian terhadap Sistem Pembuangan dan VenA. Pengujian dengan asapAsap tipis dibuat dengan cara membakar buangan yang mengandung minyak, kertas tar, atau material sejenis pada ruang-ruang pembakaran dari smoke test machine. Smoke test machine dihubungkan pada bagian terbawah dari system drainase dan hembusan dioperasikan untuk mengisi pipa dengan asap. Ketika asap keluar dari bagian tertinggi stack, stack ditutup dengan test plug pada tekanan minimum 1 inchi air hingga akhir tes (15 menit). Drum dari logam atau tub (tong) dengan bagian atas terbuka dibalikkan pada tub air yang lebih besar dan dihubungkan dengan perpipaan untuk dites. Tekanan udara pada perpipaan dan di bawah tub yang dibalikkan tersebut dinaikkan menjadi 1 inchi air. Jika terjadi kebocoran pada tub sinks maka dapat dilihat dengan adanya asap yang keluar dari tempat tersebut. Bila kebocoran tersebut kecil, untuk dapat melihat asap yang keluar, maka pintu dan jendela harus ditutp untuk mempermudah pendeteksian asap.B. Pengujian bauPengujian bau dapat dilaksanakan dengan menggunakan oil of peppermint, eter, atau zat sejenis yang mudah terbakar/mudah menguap/berbau. Saat tes ini dijalankan, outlet terakhir dari system drainase dan semua ven harus terbuka, kecuali bagian teratas dari salah satu stack. Kira-kira satu ons oil of peppermint dibutuhkan untuk setiap 25 feet stack, tetapi tidak kurang dari 2 ons dialirkan turun pada stack, diikuti oleh 1 gallon atau lebih air mendidih. Bagian teratas dari stack ditutup dengan segera pada tekanan 1 inchi air selama minimum 15 menit. Kebocoran dapat dicari dengan mencium bau yang timbul.3.4.2 Pengujian Sistem Air Minum yang DirencanakanA. Pengujian dengan tekanan air Pengujian akhir dilakukan dengan mengalirkan air ke dalam system, baik air minum maupun air buangan. Pemeriksaan dilakukan dengan alasan kemungkinan adanya kebocoran, pembuangan yang kurang lancar, dsb. Besarnya tekanan pada pompa penguras pipa minimal 2 kali tekanan luar pompa, yaitu tekanan pada sisi keluar pompa yang dinyatakan dalam dokumen spesifikasi perancangan. Tekanan ini harus tetap selama 30 hari.

B. Pengujian dengan tekanan udara Pengujian dilakukan dengan menyambungkan sebuah kompresor pada salah satu ujung pipa serta lubang-lubang yang ada pada system ditutup. Kemudian udara dialirkan oleh kompresor ke dalam system pipa tersebut. Tekanan pengujian minimal sebesar 0,35 kg/cm2 da harus tetap selama 15 menit. Penurunan tekanan dapat terlihat pada alat pengukur tekanan yang dipasang pada pipa. Kebocoran biasanya dapat dideteksi dengan bunyi, jika tidak terdeteksi maka pipa dilapisi dengan larutan sabun. Indikasinya adalah jika ada gelembung maka terjadi kebocoran.

C. Pengujian dengan pengisisan air Semua lubang keluar pipa harus ditutup untuk menguji keseluruhan system, kecuali lubang yang letaknya paling tinggi. Kemudian seluruh system pipa tersebut diisi penuh dengan air sampai meluap. Tekanan uji minimal 3 m kolom air (10 feet) pada setiap tempat dan harus tetap selama minimal 30 menit. Jiak ternyata tekanan berkurang dalam waktu kurang dari 30 menit maka ada bagian system yang mengalami kebocoran. 3.5 PEMELIHARAAN ALAT PLAMBINGPemeliharaan sistem dan alat plambing harus dilakukan agar sistem dapat berfungsi dengan baik dan dapat bertahan lama. Pemeliharaan sistem plambing meliputi pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap:1. Pipa venLubang pada pipa ven harus diperiksa secara berkala dan dijaga agar selalu terbuka, bebas dari kotoran, serangga, dsb sehingga memungkinkan tekanan udara di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer. Salah satu cara untuk membersihkan pipa ven adalah dengan memasukkan air dari lubang paling tinggi ke pipa tersebut (flushing), yang dilakukan secara berkala. Pipa ven harus dilengkapi dengan trap sehingga tidak memungkinkan serangga dan benda-benda lain masuk ke dalamnya.

2. Penumpu PipaPenumpu pipa dimaksudkan untuk menanggung berat pipa, menahan pipa terhadap getaran, tumbukan, dsb. Penumpu pipa harus disesuaikan dengan letak pipa, bahan pipa, jarak antar pipa agar pipa tidak tertahan pada waktu memuai atau mengerut.3. Pipa PembuanganAir buangan harus dikeluarkan secepat mungkin untuk menjaga agar pipa tidak rusak akibat pengendapan. Oleh karena itu, pembersihan dan pemeriksaan perlu dilakukan secara kontinu. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai bahan/benda yang dapat menyumbat aliran atau mengganggu proses pengolahan air buangan, air kotor, kemiringan pipa, dan lokasi-lokasi yang terkait harus diketahui. Pembersihan dan perawatan dapat dilakukan dengan memasukkan sebatang kawat fleksibel melalui lubang pembersih, menggunakan zat-zat kimia tertentu yang dapat membersihkan endapan (tidak untuk air buangan yang dialrkan ke dalam tangki septik), melakukan penggelontoran secara periodik.3.6 PEMASANGAN PERALATAN PLUMBING3.6.1 Pemasangan Plumbing Fixture1. LavatoryLavatory biasanya dipasang pada tempat-tempat yang nyaman, dipojok dinding, atau pada salah satu bagian dari ruangan. Jika tempatnya pada bagian toilet, maka ventilasi harus terjaga. Bagian teratas dari lavatory ditempatkan kira-kira 30 inchi di atas lantai.2. UrinoirPeletakkan mangkuk dari urinoir tidak boleh lebih dari 20-25 inchi di atas lantai.3. Water ClosetPeletakkan WC menempel pada lantai, jarak antar bagian bawah WC dengan dinding yaitu sekitar 0,5-1 meter.3.6.2 Pemasangan Perangkap (Trap)Perangkap berfungsi untuk menghindarkan masuknya udara, bau yang tidak enak, dan binatang kecil dari saluran air buangan ke dalam gedung. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu perangkap pipa ialah: Harus dapat dilalui air secara bebas Harus dapat menghalangi masuknya udara dari saluran air buangan ke dalam bangunan. Mempunyai kemampuan untuk self cleansing Harus mempunyai seal dengan kedalaman minimum 2 Harus dilengkapi clean out pada dasar trap. Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga memudahkn pembersihan kotoran maupun endapan yang harus dilakukan secara periodik. Tidak boleh dibuat dengan satu konstruksi dimana terdapat bagian yang tidak bergerak atau bagian yang tersembunyi, yang membentuk suatu sekat tertutup yang mengakibatkan penyumbatan. Konstruksinya harus menutup kemungkinan masuknya gas atau serangga, mudah dalam perawatannya, dan tahan terhadap sifat asam, basa dan korosi. Perangkap biasanya dipasang pada alat plambing dan pipa air buangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan perangkap adalah: Perangkap harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dalam posisi tegak lurus, tersangga baik serta mudah dijangkau, dan dekat dengan plambing fixture yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi momentum air yang bergerak dari plambing fixture ke perangkap. Penggunaan trap secara ganda harus dihindari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya gas yang terperangkap, yang lama kelamaan jika tekanannya terakumulasi akan mengakibatkan kesukaran dalam penggelontoran.

BAB IVPENUTUP5.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan plumbing dalam sistem air bersih pada suatu bangunan dengan tipe yaitu:1. Alat plumbing yang digunakan pada perencanaan sistem air bersih pada bangunan gedung perkumpulan yaitu: Kloset katup gelontor, urinoir, dan bak cuci tangan.2. Bangunan terdiri dari 9 lantai dengan jumlah karyawan sebanyak 50 orang. Besar kebutuhan air berdasarkan pemakaian air rata-rata perorang perhari bangunan gedung perkumpulan di Indonesia adalah 18 m3/jam yang biasa digunakan selama 8 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Babbit, H. E. (1960). Plambing, Third Edition. New York. USA: Mc-Graw-Hill Book Company.M. Noerbambang Soufyan & Morimura, T. (1999). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Cetakan ketujuh. Jakarta: PT Pradnya Paramitha.Noerbambang, S., & Morimura, T. (2005). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: PT Pradnya Paramita.