50
PEMICU 1 BERSIN PEMBAWA DERITA Ronald Chrisbianto Gani 405090223 FK UNTAR 2009 BLOK SISTEM RESPIRASI

Rhinitis and Sinusitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rhinitis and Sinusitis

PEMICU 1BERSIN PEMBAWA

DERITA

Ronald Chrisbianto Gani405090223

FK UNTAR 2009

BLOKSISTEM RESPIRASI

Page 2: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS ALERGI

Page 3: Rhinitis and Sinusitis

DEFINISI

• Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersentasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986)

• Kelainan pada hidung dengan gejala bersin bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE (WHO ARIA 2001)

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 4: Rhinitis and Sinusitis

GAMBARAN HISTOLOGIK

• Dilatasi pembuluh darah• Pembesaran sel goblet dan sel pembentuk

mukus• Pembesaran ruang interseluler• Penebalan membran basal• Infiltrasi sel eosinofil pd jaringan mukosa dan

submukosa hidung• Jika persisten proliferasi jar ikat dan

hiperplasia mukosa (ireversibel)Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 5: Rhinitis and Sinusitis

ALERGEN• Alergen inhalan

– masuk bersama pernapasan, mis : tungau debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit binatang, rumput, jamur, dsb

• Alergen Ingestan– Masuk ke sal.cerna, mis : susu, sapi, telur, coklat, ikan laut,

kepiting, udang, dsb• Alergen Injektan

– Masuk melalui suntikan/tusukan. Mis: penisilin, sengatan lebah

• Alergen kontaktan– Masuk melalui kontak kulit atau jar mukosa. Mis: kosmetik,

perhiasan, dsbBuku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 6: Rhinitis and Sinusitis

REAKSI TUBUH

• Respons Primer– Eliminasi dan fagositosis antigen. Non-spesifik

• Respons sekunder– Spesifik. Bisa selular, humoral, atau keduanya.

• Respons tertier– Tidak menguntungkan tubuh. Bisa sementara atau

menetap

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 7: Rhinitis and Sinusitis

KLASIFIKASI• Menurut WHO ARIA 2001– Intermiten / kadang-kadang• Kurang dari 4hari/minggu ATAU kurang dari 4 minggu

– Persisten / menetap• Lebih dari 4hari/minggu ATAU lebih dari 4 minggu

• Menurut tingkat beratnya penyakit– Ringan• Tidak ada gangguan tidur, gangguan aktivitas harian,

bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dll

– Berat• Terdapat satu atau lebih gangguan di atasBuku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 8: Rhinitis and Sinusitis

DIAGNOSIS

• ANAMNESIS– Bersin berulang– Rinore encer dan banyak– Hidung tersumbat

(paling sering dikeluhkan)

– Hidung dan mata gatal– Lakrimasi

• PEMERIKSAAN FISIK– Rinoskopi anterior :

mukosa edema, basah, pucat, mukosa inferior hipertrofi

– Nasoendoskopi jika tersedia

– Allergic shiner– Allergic sallute– Facies adenoid– Cobblestone appearance– Geographic tongueBuku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 9: Rhinitis and Sinusitis

DIAGNOSISPEMERIKSAAN PENUNJANG

• IN VITRO– Hitung eosinofil darah tepi

meningkat– IgE total sering normal,

kecuali terdapat lebih dr 1 penyakit

– Sitologi hidung :• eosinofil banyak alergi

inhalan• basofil banyak alergi

makanan• PMN infeksi bakteri

• IN VIVO– Tes cukit kulit– Skind End-point Titration

(SET) alergen inhalan, bisa menentukan derajat alergi

– Alergi makanan Intracutaneus Provocative Dilutional Food Test (IPDFT), golden standard challenge test

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 10: Rhinitis and Sinusitis

TATA LAKSANA• Menghindari kontak dg alergen• Medikamentosa– Antagonis histamin H-1, kombinasi dg dekongestan– Antihistamin

• Gen 1 : menembus sawar darah otak dan plasenta, efek kolinergik, mis : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, azelastin (topikal)

• Gen 2 : sulit menembus sawar otak, antiadrenergik, tdk ada efek kolinergik, non sedatif– Kardiotoksik : astemisol dan terfenadin– Non kardiotoksik : loratadine, setirisin, fexofenadin, desloratadine,

levosetirisin

• Antihistamin : efektif utk rinore, bersin gatal, tdk efektif utk obstruksi hidung

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 11: Rhinitis and Sinusitis

TATA LAKSANA– Simpatomimetik gol agonis adrenergik alfa sbg

dekongestan hidung, bisa kombinasi dg antihistamin– Kortikosteroid jika sumbatan hidung tdk bisa teratasi

dg obat lain, sering dipakai topikal (beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason, dsb)

– Sodium kromoglikat topikal menstabilkan mastosit– Antikolinergik topikal (ipratropium bromida) utk

mengatasi rinore– Anti-leukotrien (zafirlukast/montelukast)– Anti IgE– DNA rekombinan

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 12: Rhinitis and Sinusitis

TATA LAKSANA• Operatif– Konkoktomi parsial– Konkoplasti atau multiple outfractured– Inferior turbinoplasty, jika konka inferior hipertrofi

tidak teratasi dg kauterisasi dg AgNo3 25% atau triklor asetat

• Imunoterapi– Utk alergi inhalan yg berat dan lama, dan terapi lain

tdk memberi hasil– Ada 2 metode : intradermal atau sublingual

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 13: Rhinitis and Sinusitis

KOMPLIKASI

• Polip hidung• Otitis media efusi, sering pada anak• Sinusitis Paranasal

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 14: Rhinitis and Sinusitis

ALGORITMA

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 15: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS VASOMOTOR

Page 16: Rhinitis and Sinusitis

DEFINISI

• Keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat

• Disebut juga – Vasomotor cattarh– Vasomotor rinorhea– Nasal vasomotor instability– Non-allergic perennial rhinitis

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 17: Rhinitis and Sinusitis

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI• Neurogenik

– Simpatis : vasokonstriksi dan penurunan sekresi hidung– Parasimpatis : vasodilatasi dan peningkatan sekresi hidung– Ketidakseimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung dg

bertambahnya aktivitas parasimpatis• Neuropeptida

– Rangsangan thd saraf sensoris serabut C meningkat peningkatan pelepasan neuropeptida peningkatan permeabilitas vaskular dan sekresi kelenjar

• Nitric Oksida– NO tinggi dan persisten rusak/nekrosis epitel peningkatan

reaktifitas serabut trigeminal dan recruitment refleks vaskular dan kelenjar mukosa hidung

• Trauma– Komplikasi jangka panjang dari trauma hidungBuku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 18: Rhinitis and Sinusitis

GEJALA KLINIS• Dicetuskan rangsangan non-spesifik, mis: asap rokok, bau

menyengat, parfum, alkohol, pedas, udara dingin, stress, emosi, dsb

• Mirip rinitis alergi, gejala dominan hidung tersumbat gantian kiri / kanan. Rinore bisa mukoid atau serosa, JARANG ada gejala mata

• Memburuk pada pagi hari• Dibagi menjadi 3 golongan– Golongan bersin (sneezers)

• Antihistamin dan glukokortikoid topikal

– Golongan rinore (runners)• Anti kolinergik topikal

– Golongan tersumbat (blockers)• Glukokortikoid topikal dan vasokonstriktor oral

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 19: Rhinitis and Sinusitis

DIAGNOSIS• Cara eksklusi, menyingkirkan adanya rinitis alergi, infeksi,

okupasi,hormonal, dan obat• Dicari faktor pencetus• Rinoskopi anterior : edema mukosa hidung, konka merah

gelap/tua/pucat• Konka bisa licin atau berbenjol• Sekret rongga hidung, jika

– Mukoid : sedikit– Serosa : banyak

• Terkadang ditemukan sedikit eosinofil• Tes cukit kulit negatif• IgE spesifik tidak meningkatBuku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 20: Rhinitis and Sinusitis

TATA LAKSANA

• Menghindari faktor pencetus

• Pengobatan simtomatis– Dekongestan oral– Cuci hidung– Kauterisasi konka– Kortikosteroid topikal– Antikolinergik topikal– Terapi desentisasi

• Operasi– Bedah-beku– Elektrokauter– Konkoktomi parsial

konka inferior

• Neurektomi N.vidianus– Bisa komplikasi sinusitis,

buta, diplopia, gangguan lakrimasi, anastesis infraorbita dan palatum

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 21: Rhinitis and Sinusitis

PROGNOSIS

• Lebih baik pada golongan obstruksi daripada golongan rinore karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, sehingga membutuhkan anamnesis dan pemeriksaan yang teliti utk memastikan diagnosis

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 22: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS MEDIKAMENTOSA

Page 23: Rhinitis and Sinusitis

DEFINISI

• Gangguan respons normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor lokal dalam waktu lama dan berlebihan yang menyebabkan sumbatan hidung yang menetap

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 24: Rhinitis and Sinusitis

PATOFISIOLOGI• Pemakaian topikal vasokonstriktor berulang fase dilatasi

berulang setelah vasokonstriksi gejala obstruksi lebih sering pakai kadar agonis alfa adrenergik meningkat dan sensitivitas reseptor menurun toleransi Aktivitas tonus simpatis hilang

• Kerusakan yang terjadi pd mukosa hidung– Silia rusak– Sel goblet berubah ukuran– Membran basal menebal– Pembuluh darah melebar– Stroma tampak edema– Hipersekresi kelenjar mukus dan perubahan pH sekret– Lapisan submukosa menebal– Lapisan periostium menebal

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 25: Rhinitis and Sinusitis

GEJALA DAN TANDA

• Hidung tersumbat terus menerus dan berair• Edema/hipertrofi konka dengan sekret hidung

berlebih• Apabila diberi tampon adrenalin, edema

konka tidak berkurang

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 26: Rhinitis and Sinusitis

TATA LAKSANA

• Hentikan pemakaian obat• Untuk mengatasi sumbatan berulang– Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek,

tappering off, atau– Kortikosteroid topikal minimal 2 minggu

• Dekongestan oral• Jika tidak membaik setelah 3 minggu, rujuk ke

dokter spesialis THT

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 27: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS SIMPLEKS

• Disebut juga common cold, salesma, flu• Etiologi : rhinovirus, bisa juga myxovirus, coxsackie virus,

ECHO virus• Sangat menular, gejala muncul jika kekebalan tubuh rendah• Gejala : panas, gatal dan kering pada hidung, bersin

berulang, hidung tersumbat, ingus encer, hidung merah dan bengkak, jika disertai infeksi bakteri ingus mukopurulen

• Terapi : istirahat, obat simtomatik (analgetik, antipiretik, dekongestan), antibiotika jika ada infeksi senkunder bakteri

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 28: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS HIPERTROFI

• Perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang mengalami hipertrofi krn proses inflamasi kronik krn infeksi bakteri atau krn lanjutan dr rhinitis alergi dan vasomotor

• Gejala : sumbatan hidung, mulut kering, nyeri kepala, gangguan tidur, sekret banyak dan mukopurulen

• Pemeriksaan : konka hipertrofi dan berbenjol2, sekret mukopurulen di antara konka inferior dan septum dan di saar rongga hidung

• Terapi : simtomatis utk sumbatan hidung, kaustik konka dg zat kimia atau dg elektrokauterasi. Jika gagal, luksasi konka, frakturasi konka multipel, konkoplasti, atau konkoktomi parsial

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 29: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS ATROFI

• Infeksi hidung kronis, atrofi progresif pd mukosa dan tulang konka

• Mukosa menghasilkan sekret kental dan cepat mengering krusta bau busuk.

• Lebih sering terkena pd wanita dewasa muda, dan masyarakat dg tingkat sosial ekonomi rendah dan sanitasi buruk

• Histopatologik : metaplasia epitel torak bersilia epitel kubik atau gepeng berlapis, silia hilang, lapisan submukosa menipis, kelenjar2 degenerasi atau atrofi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 30: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS ATROFI

• Etiologi– Infeksi kuman spesifik, sering ditemukan klebsiella ozaena,

stafilococcus, streptococcus, pseudomonas aeruginosa– Defisiensi Fe– Defisiensi Vit A– Sinusitis kronik– Kelainan hormonal– Penyakit kolagen, mis: autoimun

• Gejala : napas berbau, ingus kental hijau, ada krusta hijau, gangguan penghidu, sakit kepala, hidung tersumbat

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 31: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS ATROFI• Pengobatan : – Konservatif : • antibiotika spektrum luas sesuai dg uji resistensi kuman• Obat cuci hidung, larutan garam hipertonik• Vit A 3x50.000 unit• Preparat Fe selama 2 minggu

– Operatif• Penutupan / penyempitan lubang hidung utk mengurangi

turbulensi udara• Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF) pengangkatan

tulang yg mengalami osteomielitis infeksi tereradikasi, ventilasi dan drainase sinus kembali normal regenerasi mukosa

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 32: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS DIFTERI

• Etiologi : Corynebacterium diphteriae• Bisa terjadi primer pd hidung atau sekunder dari tenggorok• Gejala akut : demam, toksemia, limfadenitis, bisa terjadi

paralisis otot pernapasan, ingus bercampur darah, mungkin ditemukan pseudomembran putih yg mudah berdarah, krusta coklat di nares anterior dan rongga hidung

• Gejala kronik : lebih ringan, namun masih dapat menular• Diagnosis melalui pemeriksaan sekret hidung• Terapi : ADS, penisilin lokal dan intramuskuler

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 33: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS JAMUR• Bisa terjadi bersama sinusitis• Ada 2 sifat– Non invasif : rinolit dg inflamasi mukosa yg lebih

berat. Rinolit gumpalan jamur. Tidak terjadi destruksi kartilago dan tulang. Terapi dg pengangkatan seluruh gumpalan jamur

– Invasif : invasi jamur submukosa perforasi septum atau hidung pelana disertai jaringan nekrotik kehitaman dan Sekret mukopurulen. Terapi dengan anti jamur oral dan topikal, cuci hidung, olesan gentian violet, kadang diperlukan debridement. Jika jar nekrotik luas debridement + rekonstruksi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 34: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS TUBERKULOSA

• Termasuk tuberkulosa ekstra pulmoner• Berbentuk noduler atau ulkus, mengenai tulang

rawan septum perforasi • Pemeriksaan : sekret mukopurulen dan krusta

hidung tersumbat. BTA pada sekret hidung, dan ditemukan sel datia langhans dan limfositosis

• Terapi : pengobatan tuberkulosis dan cuci hidung

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 35: Rhinitis and Sinusitis

RHINITIS SIFILIS

• Etiologi : Treponema Pallidum• Gejala : primer dan sekunder bercak putih pada

mukosa. Pada rhinitis sifilis tersier gumma atau ulkus pada septum nasi perforasi septum

• Pemeriksaan : sekret mukopurulen berbau dan krusta, bisa ditemukan perforasi septum, diagnosis dg pemeriksaan mikrobiologi dan biopsi

• Pengobatan : penisilin dan obat cuci hidung utk membersihkan krusta scr rutin

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 36: Rhinitis and Sinusitis

RHINOSKLEROMA

• Etiologi : Klebisella rhinoscleromatis• Endemis di Indonesia timur• Perjalanan penyakit

– Tahap kataral atau atrofi : tidak spesifik, ingus purulen berbau dan krusta

– Tahap granulomatosa : jaringan ikat destruksi tulang dan tulang rawan deformitas puncak hidung dan septum, epistaksis jar ikat meluas ke nares anterior, sinus paranasal, nasofaring, faring, sal. Napas bawah

– Tahap sklerotik atau sikatriks : pergantian jaringan granulasi fibrotik dan sklerotik penyempitan saluran napas

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 37: Rhinitis and Sinusitis

RHINOSKLEROMA

• Diagnosis : gambaran klinis, pemeriksaan bakteriologik, gambaran histopatologik (sel mikulicz)

• Tata laksana : – antibiotika jangka panjang (tetrasiklin, kloramfenikol,

trimetoprim-sulfametoksazol, siprofloxacin, klindamisin, sefalosporin)

– Bedah : mengangkat jaringan granulasi, terkadang bedah plastik memperbaiki obstruksi saluran napas

• Penyakit jarang bersifat fatal namun rekurensinya tinggi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 38: Rhinitis and Sinusitis

MYASIS HIDUNG

• Infestasi larva lalay Chrysomia bezziana dalam rongga hidung

• Faktor predisposisi : rhinitis atrofi dan keganasan• Gejala Klinis : hidung dan muka bengkak dan merah,

meluas ke dahi dan bibir, obstruksi hidung, suara sengau, epistaksis, bisa ulat keluar dr hidung

• Pemeriksaan : rinoskopi : jar nekrotik, ulserasi membran mukosa, perforasi septum, sekret purulen bau busuk, pd kasus lanjut sumbatan duktus nasolakrimalis, perforasi palatum.

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 39: Rhinitis and Sinusitis

MYASIS HIDUNG

• Terapi : antibiotik spektrum luas atau sesuai kultur. Lokal kloroform : minyak terpentin = 1:4 ditetes ke hidung, lalu ulat diangkat scr manual

• Komplikasi : hidung pelana, perforasi septum, sinusitis paranasal, radang orbita, perluasan ke intrakranial, kematian karena sepsis atau meningitis

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 40: Rhinitis and Sinusitis

SINUSITIS

Page 41: Rhinitis and Sinusitis

DEFINISI

• Inflamasi mukosa sinus paranasal• Disebut juga rhinosinusitis• Mengenai bbrp sinus multisinusitis• Mengenai semua sinus pansinusitis• Paling sering : sinus etmoid dan maksila

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 42: Rhinitis and Sinusitis

ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

• ISPA akibat virus• Rhinitis, terutama

rhinitis alergi• Polip hidung• Kelainan anatomi • Sumbatan Kompleks

Ostio-meatal• Infeksi tonsil atau gigi

• Kelaianan imunologis• Diskinesia silia• Penyakit fibrosis kistik• Hipertrofi adenoid• Polusi• Udara dingin dan kering• Kebiasaan merokok

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 43: Rhinitis and Sinusitis

PATOFISIOLOGI

• Organ pembentuk KOM edema mukosa saling bertemu silia tdk dpt bergerak dan ostium tersumbat tekanan negatif ronga sinus meningkat transudasi serosa bisa sembuh atau menetap, jika menetap tumbuh bakteri sekret purulen hipoksia bakteri anaerob timbul mukosa bengkak (kembali ke siklus awal) kronik : hipertrofi, polipoid, polip dan kista

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 44: Rhinitis and Sinusitis

KLASIFIKASI DAN MIKROBIOLOGI

• Menurut konsensus 2004– Akut : < 4 minggu– Sub-akut : 4 minggu – 3 bulan– Kronik : > 3 bulan

• Bakteri penyebab– Streptococcus pneumonia (30-50%)– Hemophylus Influenzae (20-40%)– Moxarella catarrhalis (4%) pd anak (20%)

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 45: Rhinitis and Sinusitis

SINUSITIS DENTOGEN

• Akibat penyebaran infeksi gigi melalui pembuluh darah atau limfe

• Ciri khas : hanya pd satu sisi, ingus purulen, napas bau busuk

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 46: Rhinitis and Sinusitis

GEJALA• Gejala akut : hidung tersumbat, nyeri/rasa tekanan di muka,

ingus purulen sering turun ke tenggorok, terkadang disertai demam, lesu. Gejala lain : sakit kepala, hiposmia/anosmia, post nasal drip, halitosis

• Nyeri/rasa tekanan :– Nyeri pipi : sinus maksila– diantara/dibelakang bola mata : sinus etmoid – dahi/seluruh kepala : sinus frontal– Verteks, oksipital, belakng bola mata : sinus sfenoid

• Gejala kronis : tidak khas, hanya sedikit, mis : nyeri kepala kronik, post-nasal drip, batuk kronik, gangguan tenggorok, gangguan telinga, bronkitis, bronkiektasis, asma, gastroenteritis pd anak

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 47: Rhinitis and Sinusitis

DIAGNOSIS• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik– Rinoskopi anterior dan

posterior– Naso-endoskopi– Ditemukan pus di

• meatus medius (maksila, etmoid anterior, frontal)

• Meatus superior (etmoid oisterior, sfenoid)

– Mukosa edema dan hiperemis

• Pemeriksaan Penunjang– Foto polos posisi waters,

PA, lateral– CT Scan (gold standard)– Mikrobiologik – Sinuskopi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 48: Rhinitis and Sinusitis

TERAPI

• Antibiotik, amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, sefalosporin

• Dekongestan oral dan topikal

• Analgetik• Mukolitik• Steroid oral/topikal• Cuci hidung• Diatermi

• Alergi berat antihistamin gen 2

• Imunoterapi• Bedah Sinus Endoskopi

Fungsional (BSEF) – Indikasinya : sinusitis

kronik yg tidak membaik setelah terapi, sinusitis kronik disertai kista/kelaian ireversibel, polip ekstensif, komplikasi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 49: Rhinitis and Sinusitis

Komplikasi

• Kelainan Orbita• Kelainan IntrakranialPada Keadaan Kronis• Osteomielitis dan abses subperiostal• Kelainan paru

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI

Page 50: Rhinitis and Sinusitis

SINUSITIS JAMUR• Infeksi jamur pd sinus paranasal• Faktor predisposisi :

– Diabetes melitus– Netropenia– AIDS– Perawatan lama di RS

• Paling sering disebabkan Aspergillus dan Candida

• Ada 2 bentuk– Invasif

• Invasif akut fulminan• Invasif kronik indolen

– Non Invasif

• Terapi :– Invasif : pembedahan,

debrideman, anti-jamur sistemik, pengobatan thd penyakit mendasari. Obat standard : amfoterisin B, bisa + rifampisin atau flusitosin

– Non-Invasif : bedah, membersihkan masa jamur, menjaga drainase dan ventilasi

Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi VI