18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Jarak Kepyar (Ricinus communis L) Menurut taksonomi tumbuh- tumbuhan, tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L) diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Sub Kelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Ricinus Spesies : Ricinus communis L Nama Umum Dagang : Jarak Kepyar (http://www.pdf-finder.com/Komoditi Tanaman Jarak Kepyar.html). Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah tropik maupun subtropik, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 800 meter di atas permukaan laut. Penanaman jarak kepyar dilakukan dengan cara memasukkan 2-3 biji pada setiap lubang sedalam kira – kira 3 cm pada tanah yang telah di gemburkan dan diratakan. Waktu tanam perlu disesuaikan dengan keadaan iklim setempat serta jenis jarak yang akan ditanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, untuk menjaga supaya pada saat pembungaan tidak terkena hujan yang dapat mengakibatkan gugurnya bunga. Untuk mempercepat perkembangan dan Universitas Sumatera Utara

Ricinus Comunis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vf

Citation preview

Page 1: Ricinus Comunis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Jarak Kepyar (Ricinus communis L)

Menurut taksonomi tumbuh- tumbuhan, tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L)

diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Ricinus

Spesies : Ricinus communis L

Nama Umum Dagang : Jarak Kepyar

(http://www.pdf-finder.com/Komoditi Tanaman Jarak Kepyar.html).

Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah

tropik maupun subtropik, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 800 meter di atas

permukaan laut.

Penanaman jarak kepyar dilakukan dengan cara memasukkan 2-3 biji pada

setiap lubang sedalam kira – kira 3 cm pada tanah yang telah di gemburkan dan

diratakan. Waktu tanam perlu disesuaikan dengan keadaan iklim setempat serta jenis

jarak yang akan ditanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada akhir musim hujan,

untuk menjaga supaya pada saat pembungaan tidak terkena hujan yang dapat

mengakibatkan gugurnya bunga. Untuk mempercepat perkembangan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Ricinus Comunis

pertumbuhan biji secara serentak, sebelum ditanam biji direndam selama 24 jam.

Pemeliharaan tanaman berumur kurang lebih 3 minggu.

Panen jarak kepyar dimulai pada saat buah jarak kepyar sudah mulai tua, yang

ditandai dengan kulit buah yang mulai kering. Waktu panen harus tepat sebab

keterlambatan akan mengakibatkan pecahnya kulit biji dan biji akan terlempar keluar.

Buah yang masih berkulit kemudian dijemur selama 3 hari dan kulit buah akan

pecah dengan sendirinya. Biji – biji yang diperoleh dijemur kembali sampai kering

kemudian disimpan. Setiap hektar tanaman jarak kepyar dapat menghasilkan 6 – 8

kwintal biji kering, dan tanaman jarak kepyar umumnya produktif sampai umur 6 – 9

bulan.

2.1.1. Komposisi Kimia Biji Jarak Kepyar

Biji jarak kepyar terdiri dari 75 % kernel ( daging biji ) dan 25 % kulit dengan

komposisi sebagai berikut:

Tabel 2.1. Komposisi biji jarak kepyar

(Ketaren, 1986).

2.2. Perkecambahan Biji

Definisi perkecambahan atau germinasi secara teknis adalah permulaan munculnya

pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai.

Komponen Jumlah

Minyak 54

Karbohidrat 13

Serat 12,5

Abu 2,5

Protein 18

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Ricinus Comunis

Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis berikut:

imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi oksigen, pengaktifan enzim,

transfor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio, peningkatan respirasi dan

asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel serta munculnya embrio.

Ontogeni perkecambahan meliputi dua fase metabolik yang berbeda, yaitu :

hidrolisis secara enzimatik terhadap cadangan makanan yang disimpan dan disintesis

jaringan baru dari senyawa yang dihidrolisis (yaitu dari gula, asam amino, asam

lemak, dan mineral yang dibebaskan) (Gardner, 1991).

Menurut J. Derek Bewley dan Michael Black, serta G.Ray Noggle dan George

J.Fritz, ternyata didalam bijian berkecambah terdapat beberapa enzim antara lain; α-

amilase, lipase, peptida hidrolase, amilolitik, protease, isositrat liase, β-manase, α-

galaktosidase, aminoliase, dan nitrat reduktase.

Perkecambahan suatu biji yang telah mengalami kematangan baru akan

berlangsung setelah masa dormasi terlewati, yaitu suatu keadaan pertumbuhan yang

tertunda atau istirahat, merupakan kondisi yang berlangsung selama suatu periode

yang tidak terbatas walaupun berada dalam keadaan yang menguntungkan untuk

perkecambahan. Perkecambahan tidak terlepas pula dari faktor – faktor lingkungan.

Syarat – syarat lingkungan perkecambahan :

a. Air

Imbibisi air merupakan awal proses perkecambahan. Biji yang hidup dan mati,

keduanya melakukan imbibisi air dan membengkak. Banyaknya imbibisi air

tergantung pada komposisi kimia biji. Protein, getah dan pektin lebih bersifat

koloid dan hidrofilik serta lebih banyak mengalami imbibisi air daripada zat

tepung. Kandungan air yang kurang dari batas optimum biasanya menghasilkan

imbibisi sebagian dan memperlambat atau menahan perkecambahan.

b. Temperatur

Proses perkecambahan juga meliputi sejumlah proses katabolisme dan anabolisme

yang dikendalikan enzim, karenanya sangat responsif terhadap temperatur.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Ricinus Comunis

Temperatur kardinal (maksimum, optimum dan minimum) untuk perkecambahan

pada kebanyakan biji tanaman pada dasarnya merupakan temperatur kardinal untuk

pertumbuhan vegetatif yang normal. Temperatur optimim adalah temperatur yang

menberikan persentase perkecambahan yang paling tinggi dalam periode waktu

yang paling pendek.

c. Cahaya

Biji membutuhkan cahaya untuk perkecambahan. Dalam hal ini cahaya merupakan

faktor pemasak lanjut, suatu mekanisme pemicu dalam mematahkan macam

dormansi tertentu. Kuantitas (tingkat energi), kualitas (warna atau panjang

gelombang) dan lamanya penyinaran (fotoperiode) dalam daur harian atau

musiman mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perkecambahan.

d. Gas

Perkecambahan memerlukan tingkat oksigen yang tinggi kecuali bila repirasi yang

berhubungan dengan hal ini terjadi karena fermentasi. Kebanyakan spesies

memberikan respon yang baik terhadap komposisi udara normal; 20% O2, 0,03%

CO2 dan 80% N. Penurunan kandungan oksigen dibawah 20% biasanya

menurunkan kegiatan perkecambahan. Perkecambahan biji pada kebanyakan

spesies berlangsung baik pada kandungan O2 udara atau konsentrasi O2 udara yang

lebih tinggi.

e. Senyawa kimia eksogen

Sejumlah senyawa kimia dalam medium dapat menggalakkan perkecambahan.

Senyawa kimia dapat dianggap sebagai perangsang dan bukanlah persyaratan

perkecambahan. Senyawa kimia tertentu seperti gibrelin, Kalium Nitrat (KNO3),

Tiourea atau CS(NH2)2, dapat mempertinggi atau menggantikan persyaratan

pencahayaan atau persyaratan suhu dingin untuk masak lanjutan (Bonner, 1976).

2.3. Enzim

Kata enzim berasal dari “en-zyme” yang berarti dalam ragi (yeast), mulai dipakai

sejak 1877. Sebelumnya telah dikenal diastase (A.Payen dan J.Persoz,1833), pepsin

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Ricinus Comunis

(T.Schwan,1836), emulsion (J.V.Liebig dan F.Wohler,1837), masing – masing adalah

senyawa organik yang dapat menghidrolisis pati, protein dan glikosida.

Enzim adalah suatu biokatalisator yang dapat bertindak menguraikan molekul

yang rantainya panjang menjadi lebih sederhana, serta dapat juga membantu

mekanisme reaksi yang mana tergantung pada enzimnya. Walaupun enzim ikut serta

dalam reaksi dan mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan kembali

kepada keadaan semula bila reaksi telah selesai.

Enzim mempunyai tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya jauh lebih

besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya.

Enzim mempercepat reaksi kimia secara spesifik tanpa pembentukan produk samping.

Enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut

urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu

hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda.

Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran –ase pada kata

yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi

kimia yang dikatalisis enzim.

2.3.1. Sifat – Sifat Enzim

1. Spesifitas

Aktivitas enzim sangat spesifik. Pada umumnya enzim tertentu hanya dapat

mengkatalisis satu reaksi. Sebagai contoh, laktase menghidrolisis gula laktosa

tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida yang lain. Hanya molekul laktosa

saja yang akan sesuai dalam sisi aktif molekul.

2. Pengaruh suhu

Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimalnya adalah antara

35oC dan 40oC, yaitu suhu tubuh. Pada suhu diatas dan dibawah optimalnya,

aktivitas enzim berkurang.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Ricinus Comunis

3. Pengaruh pH

Masing – masing reaksi yang dikatalisis oleh enzim paling cepat terjadi pada pH

yang tertentu. Untuk kebanyakan enzim pH optimal adalah sekitar pH 7 (netral)

dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami

inaktivasi.

4. Ko-enzim dan aktivator

Enzim sering kali memerlukan bantuan substansi lain agar berfungsi secara

efektif. Ko-enzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim

(Gaman, 1992).

2.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

1. Suhu enzim

Enzim tidak aktif pada suhu kurang dari pada 0oC. Aktivitas enzim meningkat dua

kali lipat bagi setiap kenaikan suhu 10oC. Aktivitas enzim paling optimum pada

suhu 37oC.

2. Nilai pH

Setiap enzim paling bagus pada nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH

optimum. pH optimum bagi kebanyakan enzim adalah pH 7. Terdapat beberapa

pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bereaksi paling bagus pada pH

2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bereaksi paling bagus pada pH 8.

3. Kepekatan substrat

Apabila kepekatan substrat bertambah, maka molekul enzim dapat bereaksi dengan

molekul substrat. Sedangkan apabila kepekatan substrat rendah, bilangan molekul

enzim melebihi bilangan molekul substrat. Oleh karena itu, hanya sejumlah kecil

molekul enzim yang bereaksi dengan molekul substrat.

4. Kepekatan enzim

Apabila kepekatan enzim bertambah, maka molekul substrat dapat bereaksi dengan

molekul enzim hingga ke satu kadar maksimum. Sedangkan pada kepekatan enzim

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Ricinus Comunis

rendah, bilangan molekul substrat melebihi bilangan molekul enzim. Oleh karena

itu, hanya sejumlah kecil molekul substrat bereaksi dengan molekul enzim

(http:/ms.wikipedia.org/wiki/Enzim).

Semua enzim yang dikenal dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen

dikenal dengan akhiran –ase pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisisnya.

Jadi, lipase menghidrolisis lemak atau lipid, amilase menghidrolisis pati atau amilum,

dan protease menghidrolisis protein.

2.3.3. Klasifikasi Enzim

Pada tahun 1956, The International Union of Biochemistry membentuk suatu panitia

untuk menyusun konsep dan mengusulkan klasifikasi dan nomenklatur enzim. Baru

tahun 1961 usul tersebut diterima secara resmi.

Prinsip penamaan tersebut ternyata berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis dan

enzim yang dibagi menjadi enam kelompok utama, yaitu :

1. Oksidoreduktase

Enzim oksidoreduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau

reduksi suatu bahan. Dalam golongan ini terdapat 2 jenis enzim yang paling utama

yaitu oksidase dan dehidrogenase.

Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi antara substrat dengan

molekul oksigen. Yang termasuk enzim oksidase adalah katalase, peroksidase,

tirosinase, dan asam askorbat oksidase.

Dehidrogenase adalah enzim yang aktif dalam pengambilan atom hidrogen

dari substrat. Contohnya yaitu suksinat dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, dan

laktat dehidrogenase.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Ricinus Comunis

2. Transferase

Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer)

suatu radikal atau gugus. Enzim yang termasuk dalam golongan ini adalah

transglikosidase, transfosforilase, transaminase, dan transasetilase.

3. Hidrolase

Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan,

yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan

substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim yang termasuk kedalam golongan ini

adalah lipase yang menghidrolisis ikatan ester pada lemak alami menjadi gliserol dan

asam lemak, glikosidase menghidrolisis ikatan glikosida dan sebagainya. Disamping

itu masih banyak lagi yang termasuk enzim hidrolase, diantaranya karboksil esterase,

pektin metal esterase, selulase, β-amilase, α-amilase dan invertase.

4. Liase

Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan ikatan C-O

dengan tidak menggunakan melekul air. Yang termasuk dalam golongan enzim ini

adalah enzim dekarboksilase.

5. Isomerase

Enzim isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi

molekul substrat, sehingga dihasilkan molekul baru yang merupakan isomer dari

substrat, atau dengan perubahan isomer posisi. Yang termasuk dalam golongan ini

adalah enzim fosfoheksosa isomerise atau fosfomanosa isomerise.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Ricinus Comunis

6. Ligase

Enzim ligase adalah enzim yang mengakatlisis pembentukan ikatan - ikatan tertentu,

misalnya pembentukan ikatan C-O, C-C, dan C-S dalam biosintesis ko-enzim A serta

pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin (Winarno, 1983).

2.4. Enzim Lipase

Lipase (E.C.3.1.1.3) adalah enzim yang terutama untuk hidrolisa dari asil gliserida.

Bagaimanapun jumlah berat molekul dari ester baik tinggi maupun rendah tiol ester,

amida, poliol dan lain – lain, dapat diterima sebagai substrat oleh kelompok enzim

lipase ini. Pencampuran dari minyak juga telah dikatalisa dengan lipase, penggunaan

biokatalis ini karena keselektifan dari lipase yang mana memberikan kontrol terhadap

produk (Gandhi, 1997).

Enzim – enzim yang bekerja dalam hidrolisis lemak dan minyak dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu enzim lipase dan enzim esterase.

Keduanya terlihat baik dalam proses metabolisme lemak maupun penguraian dan

kerusakan lemak. Enzim lipase dan enzim esterase sukar dibedakan karena daya

kerjanya yang sangat mirip, yaitu mengkatalisis hidrolisis ester karbohidrat. Pada

preparat murni enzim diekstraksi dari bahan alami sering terkandung enzim lipase

maupun esterase.

Secara fisiologik, enzim ini penting artinya karena dengan menghidrolisis

lemak dihasilkan asam lemak bebas dan gliserol yang penting peranannya dalam

metabolisme dalam tubuh.

Di bidang industri lemak dan minyak, enzim – enzim ini juga sangat penting

karena peranannya dalam mengendalikan proses produksi minyak dan lemak;

misalnya pada minyak goreng dan margarin dalam proses menyingkirkan cita rasa dan

bau – bauan yang tidak dikehendaki atau sebaliknya dengan enzim tersebut beberapa

cita rasa yang dikehendaki dapat diatur untuk ditampilkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Ricinus Comunis

Berdasarkan nomenklatur dari International Union of Biochemistry, enzim

lipase berfungsi mengkatalisis trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas.

Gambar 2.1. Reaksi hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase

2.4.1. Sifat – Sifat Enzim Lipase

Tergantung dari asal dan substratnya, keaktifan optimum lipase sangat tergantung

pada pH dan suhu. Enzim lipase pada pankreas misalnya mempunyai pH optimal

antara 8 dan 9, tetapi dapat menurun menjadi antara 6 – 7 bila substratnya berbeda.

Keaktifan optimal enzim lipase tegantung juga dari senyawa pengemulsi yang

digunakan dan ada tidaknya garam dalam substrat. Enzim lipase yang berasal dari

susu mempunyai pH optimal sekitar 9.

Suhu optimum enzim lipase pada umumnya berkisar antara 30o – 40oC.

Meskipun telah ditemukan adanya lipase yang masih aktif pada suhu -29oC, terutama

pada ikan dan udang yang dibekukan.

2.4.2. Sumber – Sumber Enzim Lipase

Enzim lipase dapat diperoleh atau diisolasi dari pankreas, susu, serta bahan lain seperti

misalnya dari biji – bijian, mikroba, dan kacang – kacangan seperti gandum, biji

kapas, dan jarak. Enzim lipase yang bersifat asam banyak terdapat dalam biji jarak

kepyar (Ricinus communis L).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Ricinus Comunis

Kerusakan biji – bijian biasanya disebabkan beberapa hal di antaranya oleh

enzim lipase; semakin tinggi kadar air semakin aktif enzim lipase yang ada

didalamnya. Sebagai contoh, enzim lipase pada biji gandum mempunyai keaktifan 5

kali pada kadar air 15 % daripada pada kadar air 8,8 %.

Enzim lipase dari biji Vernonia anthelmintica mempunyai daya aktif spesifik

yang unik, yaitu pada posisi kedua atau tengah dari trigliserida.

Berbagai mikroba dapat memproduksi lipase misalnya Candida dan

Torulopsis. Demikian juga kapang Rhizopus, Penicillium, Aspergillus, Pseudomonas,

Achromobakter, dan Staphylococcus (Winarno, 1983).

2.4.3. Aktifitas Enzim Lipase

Keaktifan enzim dapat ditentukan secara kualitatif dengan reaksi kimia yaitu dengan

substrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim tersebut, dan secara kuantitatif ditentukan

dengan mengukur laju reaksi tersebut. Aktivitas enzim lipase mempunyai satuan unit

(U). Satu unit aktivitas enzim lipase setara dengan 1µmol asam lemak bebas yang

dihasilkan dari hidrolisis substrat yang dikatalisis oleh enzim lipase tiap satuan menit

(Handayani, 2005).

Untuk menentukan aktivitas optimum pada kondisi optimum dari enzim lipase

maka dilakukan pengukuran aktivitas enzimatik pada variasi suhu dan pH. Sehingga

akan diketahui berapa aktifitas lipase di setiap rentang suhu dan pH yang ditentukan.

Pada umumnya, semakin tinggi suhu, maka semakin naik laju reaksi kimia,

baik yang dikatalisis oleh enzim. Tetapi perlu diingat bahwa enzim adalah protein,

jadi semakin tinggi suhu proses, maka inaktifasi enzim juga akan meningkat.

Pengaruh suhu sangat kompleks, misalnya suhu yang terlalu tinggi dapat

mempercepat kerusakan enzim. Pada suhu terlalu rendah, laju reaksi akan kecil,

sedangkan pada suhu terlalu besar maka laju inaktifasi enzim akan semakin cepat dan

menyebabkan reaksi praktis berhenti sama sekali. Oleh karena itu enzim mempunyai

suhu yang optimal dimana laju reaksi akan berjalan cepat, sedangkan laju inaktifasi

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Ricinus Comunis

enzim akan berjalan begitu lambat sehingga laju inaktivasi enzim bisa diabaikan

(Ilistyawati, 1996).

Selain itu enzim mempunyai pH optimum yang khas, yaitu pH yang

menyebabkan aktivitas enzim maksimal. pH optimum enzim tidak perlu sama dengan

pH lingkungan normalnya, dengan pH yang mungkin sedikit di atas atau dibawah pH

optimum (Lehninger, 1990).

2.5. Minyak Wijen Sebagai Substrat

Minyak wijen kurang lebih 0,3 – 0,5 persen sesameoline, fenol berikatan 1-4

yang dikenal sebagai sesamol, dan sesamin sekitar 0,5 – 0,1 persen. Sesamol

dihasilkan dari hidrolisa sesamoline dan merupakan suatu antioksidan. Minyak wijen

juga mengandung asam – asam lemak yaitu oleat dan linoleat, palmitat dan stearat dan

jumlahnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2. Komposisi asam lemak didalam minyak wijen

Asam lemak Rumus Persen

Asam lemak jenuh

1. Palmitat

2. Stearat

3. Arachidat

C16H32O2

C18H36O2

C20H40O2

9,1

4,3

0,8

Asam lemak tak jenuh

1. Oleat

2. Linoleat

3. Linolenat

C18H34O2

C18H32O2

C18H30O2

45,4

40,4

Minyak wijen bersifat larut dalam alkohol dan dapat bercampur dengan eter,

chloroform, petroleum benzene dan CS2, tetapi tidak larut dalam eter.

Minyak wijen bersifat synergist terhadap phrethrum yang merupakan sifat

khas dari minyak wijen. Minyak wijen mempunyai nilai putaran optik positif, jadi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Ricinus Comunis

unsur non gliserida dalam minyak lebih positif putaran optiknya, dibandingkan

dengan asam – asam lemak maupun gliserida.

Minyak wijen mempunyai nilai gizi yang baik karena kandungan proteinnya

cukup tinggi yaitu sebesar 19,3 persen, juga mengandung asam lemak essensial yang

dibutuhkan oleh tubuh seperti oleat dan linoleat, sehingga wijen merupakan salah satu

sumber nabati yang baik. Minyak wijen menghasilkan kalori yang tinggi yaitu sekitar

902 kalori/100 gram (Ketaren,1986).

2.6. Modifikasi Minyak dan Lemak yang di Katalisis Oleh Lipase

Secara tradisional, interesterifikasi kimia telah menjadi industri pertama yang sangat

berarti dalam menghasilkan lemak dan minyak yang termodifikasi. Hal ini merupakan

reaksi yang secara teori memproduksi gugus asil dalam triasilgiserol (TAG) secara

acak. Interesterifikasi kimia digunakan dalam industri shortening trans yang rendah,

margarin, dan meluas hingga mengubah bentuk penyusunnya, memodifikasi keadaan

melebur dan meningkatkan stabilitas. Interesterifikasi kimia memiliki potensi untuk

mengubah nutrisi dari lemak dan minyak, terutama untuk menghasilkan proporsi dari

asam lemak spesifik dalam posisi bagian belakang gliserol untuk mengubah

bioavailabilitynya. Interesterifikasi kimia bukan merupakan metode yang efektif

untuk menghasilkan konsentrasi yang tinggi dari asam lemak rantai menengah

(MCFA), struktur lipid yang diacak posisi spesifiknya atau asam lemak yang melekat

secara selektif dalam metode ini. Interesterifikasi yang di katalisis oleh lipase adalah

hal yang paling besar untuk interesterifikasi kimia, ketika distribusi dari posisi spesifik

diperlukan untuk posisi yang melekat dan asam lemak yang memiliki spesifitas oleh

lipase. Lipase mengkatalisis hidrolisis triasilgliserol, diasilgliserol, dan

monoasilgliserol, dalam keadaan kelebihan air tetapi dibawah kondisi air yang

terbatas, reaksi sebaliknya, sintesis ester, dapat tercapai. Interesterifikasi yang

dikatalisis lipase dan hidrolisis mengikuti reaksi yang Ping Pong Bi Bi untuk reaksi

multisubstrat.

Didalam istilah aplikasi lipase untuk modifikasi nutrisi dari lemak dan minyak,

posisi dan asam lemak yang spesifik dari lipase tertentu yang digunakan. Lipase yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Ricinus Comunis

mana tidak memiliki kemampuan spesifik untuk memproduksi posisi yang sama yang

didistribusi sebagai interesterifikasi kimia dengan biaya yang lebih besar dan

memakan waktu, membuat hal ini tidak cocok digunakan sebagai aplikasi. Posisi

spesifik terhadap posisi 1 dan 3 dari triasilgliserol merupakan keadaan akhir dari

ketidakmampuan lipase untuk beraksi pada posisi sn-2 karena hambatan mencegah

akses sterik dari asam lemak didalam posisi sn-2 ke sisi aktif. Asam lemak yang

spesifik, didalam istilah terhadap spesifitas keaduanya dan perbedaan asam lemak

yang bekerja didalam perpindahan atau konsentrasi asam lemak ini. Posisi spesifik

asam lemak dari perbedaan lipase telah digunakan dalam reaksi katalisis oleh lipase,

termasuk transesterifikasi, asidolisis, gliserolisis, dan digunakan untuk mengubah

kualitas nutrisi dari lemak dan minyak. Lipase juga digunakan dalam modifikasi

lemak dan minyak untuk tujuan modifikasi secara fisik, untuk menggunakan substitusi

mentega dari coklat dan mengubah properti yang mencair.

Tabel 2.3. Asam lemak dan posisi spesifik dari lipase yang dipilih untuk

digunakan didalam modifikasi nutrisi lemak dan minyak

Sumber lipase Spesifitas Referensi

Aspergillus niger

Aspergillus delemar

Terhadap asam lemak rantai menengah

dan pendek

Desnuelle (1972);

Stamatis et al.(1993)

Geotrichum candidum Terhadap asam lemak rantai panjang

dengan ikatan rangkap di cis-9

Macrae (1985)

Aspergillus niger

Mucor miehei

Rhizopus arrhizus

Rhizopus delemar

Terhadap posisi sn-1 dan sn-3 Macrae (1983)

Candida parapsilosis Terhadap posisi sn-2 Riaublanc et al.(1993)

2.6.1. Transesterifikasi

Transesterifikasi yang dikatalisis oleh lipase dikenal sebagai pergantiaan dari gugus

asil diantara 2 ester, dinamakan dua triasilgliserol (TAG), meskipun ini juga dapat

terjadi diantara etil atau metil ester dan TAG (Gambar 2.2). Transesterifikasi tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Ricinus Comunis

digunakan sebagai metode transfer asam lemak tidak jenuh dari minyak ikan menjadi

minyak sayur untuk EPA (Eicosapentaenoic acid) dan DHA (Docosahexaenoic acid)

yang relatif memiliki konsentrasi rendah didalam minyak ikan yangmana terkadang

tidak lebih dari 25%. Ini menjadi hal yang paling sering digunakan untuk

menghasilkan struktur lipid melalui reaksi diantara sebuah rantai menengah

triasilgliserol dan sebuah minyak sayur atau minyak ikan yang mengandung

konsentrasi tinggi dari asam lemak jenuh rantai panjang dan asam lemak tidak jenuh.

Hal ini merupakan metode ideal yang tidak penting untuk produksi struktur lipid

karena adanya pengacakan asam lemak jenuh dan tidak jenuh menengah didalam

semua tiga posisi dari triasilgliserol. Struktur lipid akan berisi asam lemak rantai

sedang dalam posisi sn-1 dan sn-3 untuk hidrolisis didalam dan absorpsi produksi

energi, dan asam lemak jenuh berantai panjang dan asam lemak tidak jenuh dalam

posisi sn-2 untuk mengubah absorpsinya. Konsentrasi yang lebih tinggi dari struktur

lipid lebih mudah diperoleh dengan menggunakan reaksi asidolisis.

Gambar 2.2. TAG diturunkan dari 1,3 reaksi transesterifikasi yang dikatalisis

oleh lipase diantara sebuah TAG rantai menengah (A) atau metil ester (B) dan

TAG rantai panjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Ricinus Comunis

2.6.2. Asidolisis

Asidolisis ditemukan sebagai transfer sebuah gugus asil diantara sebuah asam dan

sebuah ester, dan digunakan terutama untuk menggabungkan asam lemak bebas

kedalam trisasilgliserol (Gambar 2.3.). Asidolisis diantara sebuah fraksi yang banyak

mengandung asam lemak tidak jenuh dan minyak ikan merupakan jalan yang baik

untuk mendapatkan konsentrasi asam lemak tidak jenuh didalam minyak ikan, sejak

minyak ikan cenderung memiliki asam lemak tidak jenuh didalam posisi sn-2, lebih

memungkinkan untuk menggabungkannya didalam posisi sn-1 dan sn-3.

Minyak ikan yang diperkaya asam lemak tidak jenuh telah digunakan didalam

bentuk enkapsulasi untk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler pada dewasa.

Minyak ini tidak cocok digunakan untuk bayi pada konsentrasi EPA yang tinggi

yangmana dapat bersaing dengan AA (arachidonic acid) dan mempengaruhi

pertumbuhan. Minyak sayur yang diperkaya asam lemak tidak jenuh telah digunakan

dalam pencegahan penyakit kardiovaskuler pada dewasa. Manfaat asidolisis dibawah

transesterifikasi untuk menghasilkan lipid yang terstruktur merupakan penggabungan

yang lebih besar. Bagaimanapun, hal ini masih sulit dalam menempatkan asam lemak

tidak jenuh pada posisi sn-2 dan asam lemak rantai menengah pada posisi 1 dan 3.

Gambar 2.3. TAG yang potensial diturunkan dari 1,3 reaksi asidolisis yang

dikatalisis oleh lipase diantara sebuah TAG rantai panjang dan sebuah asam

lemak rantai menengah.

Ada kerugian paling besar yang berkaitan dengan penggunaan asidolisis yang

berarti mengubah kualitas nutrisi dari lemak dan minyak. Memperoleh asam lemak

yang berkonsentrasi tinggi dengan konsentrasi DHA atau EPA yang tinggi

memerlukan beberapa tahap, termasuk saponifikasi, ekstraksi pelarut, dan inklusi urea

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Ricinus Comunis

atau destilasi molekuler. Sejak asam lemak dari TAG murni dirilis selama

pembelajaran asidolisis, asam lemak plus penetapan dari substrat asli dapat

dipindahkan dari lipid. Akhir dari kelabilan panas asam lemak tidak jenuh, secara

tradisional artinya adalah asam lemak yang berpindah tersebut sebagai destilasi

molekuler telah ditempatkan sebagai metode titrasi dengan garam untuk

mengendapkan asam lemak.

2.6.3. Gliserolisis / Esterifikasi

Gliserolisis adalah reaksi antara TAG dan gliserol, dimana esterifikasi adalah reaksi

antara gliserol (atau gugus alkohol yaitu gliserida sebagian) dan sebuah asam lemak

bebas (Gambar 2.3). Aplikasi yang penting dari esterifikasi yaitu dalam produksi TAG

yang mengandung semua rantai panjang asam lemak tidak jenuh untuk digunakan

sebagai suplemen dewasa atau semua asam lemak rantai menengah untuk nutrisi

oarng lanjut usia, dimana gliserolisis telah digunakan untuk memproduksi asam lemak

tidak jenuh yang mengandung monoasilgliserol. Manfaat dari gliserolisis dan

esterifikasi merupakan pemurnian yang tinggi dari TAG yang mengandung hanya 1

macam asam lemak yang dapat dihasilkan, meskipun kemurnian TAG cenderung

menjadi rendah. Kerugian dari esterifikasi adalah bahwa substrat asam lemak yang

tetap akan dipisahkan. Sebaliknya, esterifikasi menggunakan etil ester tetap layak

secara ekonomi untuk biaya produksi yang tinggi dalam memproduksi EPA dan DHA

yang berkonsentrasi.

2.6.4. Hidrolisis / Pengayaan yang Selektif

Seperti ynag telah disebutkan sebelumnya, beberapa lipase spesifik terhadap asam

lemak tertentu, sebuah properti yangmana dapat digunakan untuk asam lemak

berkonsentrasi selama hidrolisis dan transesterifikasi. Lipase dengan spesifitas

menurun terhadap DHA telah sering digunakan untuk menaikkan konsentrasi DHA

dalam minyak ikan. Aktivitas yang lebih rendah dari beberapa lipase terhadap DHA

disebabkan oleh bukti bahwa ikatan rangkap karbon yang paling dekat dengan gugus

karbonil adalah satu karbon yang lebih dekat dengan dekat didalam DHA

dibandingkan dalam EPA yangmana mempengaruhi kemampuannya untuk dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Ricinus Comunis

masuk ke sisi aktif. Ketika pengayaan selektif ini digunakan secara efektif dalam

modifikasi nutrisi lemak dan minyak, kepedulian harus diambil untuk mengakui

spesifitas lipase ini ketika metode modifikasi lain lipase untuk mencegah tingkat

rendah dari nggabungan beberapa asam lemak. Secara keseluruhan, pengayaan

selektif merupakan metode yang menjanjikan untuk konsentrasi asam lemak dalam

minyak, secara spesifik minyak ikan, sejak ini tidak memerlukan asam lemak tidak

jenuh yang berkonsentrasi yangmana sulit dan mahal untuk manufaktur.

Gambar 2.4. TAG yang potensial dari esterifikasi nonspesifik yang dikatalisis

oleh lipase(A) dan gliserolisis (B) reaksi antara gliserol dan sebuah sam lemak

tidak jenuh dan sebuah asam lemak tidak jenuh-etil ester, secara bersamaan.

(Willis, 1999).

Universitas Sumatera Utara