15
Kalimat Utama Kalimat Penjelas 6. Argumen deduktif 6.1. Pengertian Deduksi adalah pernyataan khusus 6.2. Karakteristik penalaran Deduktif Penalaran deduktif diawali dengan generalisasi yang dianggap benar 6.3. Silogisme a. Silogisme adalah kesimpulan b. Penilaian terhadap silogisme valid iatau invalid 6.3.1. Silogisme Kategoris Silogisme kategoris mengikuti hukum “Semua atau tidak sama sekali” - Deduksi adalah pernyataan khusus berdasarekan pernyataan-pernyataan yang lebih umum - Pernyataan khusus disebut kesimpulan dan pernyataan-pernyataan yang lebih umum disebut premis - Premis dan kesimpulan harus berkesesuaian dalam bentuk argumentasi tertentu - Silogisme adalah kesimpulan yang diturunkan dari dua preposisi umum - Silogisme valid jika kesimpulannya dibuat berdasarkan premis-premisnya dengan bentuk yang tepat - Silogisme dianggap invalid jika salah satu premisnya negatif - Silogisme kategoris berlaku untuk seluruh anggota kelas, atau tidak sama sekali - Tidak mengenal “ada sebagian” atau “tidak ada sebagian” Contoh : P 1 : Semua M adalah P P 2 : Semua S adalah M___ K : Semua S adalah P Atau P 1 : Tiada M yang P P 2 : Semua S adalah M___ K : Tiada S adalah P

Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ringkasan bahan ajar 1

Citation preview

Page 1: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

Kalimat Utama Kalimat Penjelas6. Argumen deduktif

6.1. PengertianDeduksi adalah pernyataan khusus

6.2. Karakteristik penalaran Deduktif Penalaran deduktif diawali dengan generalisasi yang dianggap benar

6.3. Silogismea. Silogisme adalah kesimpulan

b. Penilaian terhadap silogisme valid iatau invalid

6.3.1. Silogisme Kategoris

Silogisme kategoris mengikuti hukum “Semua atau tidak sama sekali”

6.3.2. Delapan Hukun Silogisme

a. Hukum I : Silogisme hanya mengandung 3 term

b. Term mayor dan term minor tidak boleh menjadi universal dalam kesimpulan jika dalam premis bersifat partikular

- Deduksi adalah pernyataan khusus berdasarekan pernyataan-pernyataan yang lebih umum

- Pernyataan khusus disebut kesimpulan dan pernyataan-pernyataan yang lebih umum disebut premis

- Premis dan kesimpulan harus berkesesuaian dalam bentuk argumentasi tertentu

- Silogisme adalah kesimpulan yang diturunkan dari dua preposisi umum

- Silogisme valid jika kesimpulannya dibuat berdasarkan premis-premisnya dengan bentuk yang tepat

- Silogisme dianggap invalid jika salah satu premisnya negatif

- Silogisme kategoris berlaku untuk seluruh anggota kelas, atau tidak sama sekali

- Tidak mengenal “ada sebagian” atau “tidak ada sebagian”

Contoh :

P1 : Semua M adalah PP2 : Semua S adalah M___K : Semua S adalah P

Atau

P1 : Tiada M yang PP2 : Semua S adalah M___K : Tiada S adalah P

- ContohuM + Pp : Semua manusia adalah hewanuS – uM : Tidak ada binatang yang manusia____uS – uP : tidak ada binatang yang hewan

(Yang salah P disebut illitic Mayor)

- Contoh

Page 2: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

c. Term tengah tidak boleh muncul dalam kesimpulan

d. Term tengah harus digunakan sebagai proposisi universal dalam premis-premis, setidaknya satu kali

e. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulannya afirmatif

f. Salah satu premis harus afirmatif, tidak boleh keduanya negatif

g. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif. Jika salah satu premis partikular, kesimpulan harus partikular.

h. Tidak boleh semua premis partikular setidaknya salah satu harus universal

6.3.3. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis dapat digunakan untuk mengungkapkan aturan-aturan penyimpulan atau berperan dalam teori konsekuensi

6.3.4. Bentuk Umum Argumen yang valid

a. Modus ponens (mangafirmasi anteseden)

b. Modus tollens ( Menolak Konsekuensi)

M + P : Aristoteles adalah filsufM + S : Aristoteles adalah miskin________M + S/P : Aristoteles adalah filsuf yang miskin

- ContohuP + pM : Semua orang matiuS + pM : Semua artis mati_____________uS + pP : Semua artis adalah orang

- ContohM + P : Semua mamalia menyusui S + M : Beberapa kuda adalah mamalia____ S - P : beberapa kuda tidak menyusui

- ContohM - P : Tiada binatang yang batu S - M : Tiada Intan yang binatang_________ S - P : Tiada intan yang batu

- Contoh Fase IP - M : Tiada perokok yang bebas nikotinS + M : Balita bebas nikotin______________

S + P : Balita adalah perokok

Fase IIM + P : semua manusia adalah makhluk rasionalpS + M : Sebagian hewan adalah manusia____uS - P : Semua hewan adalah makhluk rasional

- ContohpM + pP : Beberapa orang adalah tukang becakpS + pM : beberapa bule adalah orang________pS + pP : beberapa bule adalah tukang becak

- Premis pertama menampilkan kondisi tak tentu sehingga harus diselesaikan secara memadai oleh premis kedua

- Contoh :“Jika hari hujan, maka tanah basah”(hari hujan adalah antesenden dan tanah basah adalah konsekuen)

ContohP Q : Jika hari hujan maka tanah basahP : hari hujan___________________Q : tanah basah

ContohP Q : Jika hari hujan maka tanah basah ̴�P : hari tidak hujan ________________ �Q : tanah tidak basah

Contoh :P Q : hari hujan maka tanah basah

Page 3: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

c. Silogisme Hipotesis (rantai Kondisional)

d. Silogisme Disjugatif

e. Dilema konstruktif

f. Dilema Destruktif

Q R : tanah basah maka debu berkurang__ P R : hari hujan maka debu berkurang

Contoh :P V Q : Astronomi bagian dari mitologi yunani atau cabang dari ilmu fisikaP ̴� : Astronomi bukan bagian dari mitologi yunani __

Q : Astronomi adalah bagian dari ilmu fisika

Bentuk :

(P Q) & (R S)P V RQ V S

Contoh :

(Jika psikologi adalah ilmu pengetahuan maka psikologi didasari prinsip sebab-akibat) dan (jika manusia dikaji oleh psikologi maka kehendak bebas adalah objek kajian psikologi)Psikologi adalah ilmu pengetahuan atau manusia dikaji oleh Psikologi _____________________________________________Psikologi didasari prinsip sebab-akibat atau kehendak bebas adalah kajian psikologi

Bentuk :

(P Q) & (R S)̴�Q V �R̴�P V �R

Contoh :

(Jika psikologi adalah ilmu pengetahuan maka psikologi didasari prinsip sebab-akibat) dan (jika manusia dikaji oleh psikologi maka kehendak.

Psikologi tidak didasari prinsip sebab-akibat atau manusia tidak dikaji oleh psikologi._________________________________Psikologi bukan ilmu pengetahuan atau kehendak bebas bukan objek psikologi

7. Argumen Induktif

7.1. Definisi Induksia. Argumen induktif dapat dipahami

sebagai hipotesis yang mengandung risiko dan ketidakpastian

- Terdapat premis atau asumsi inferensial yang lemah yang mencerminkan ketidakpastian, karena informasi ada yang kurang lengkap. Contoh :Andi lari dari kamar Jono dengan membawa pistol.Siapa pun yang lari dari kamar Jono dengan membawa pistol pasti membunuh Jono______________________Andi membunuh Jono

- Kesimpulan yang kita ambil berisiko salah karena kurangnya informasi.

Page 4: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

b. Kesimpulan argumen induktif disebut hipotesis

7.1.1. Induksi Enumeratif (generalisasi Induktif)

Premis-premis yang menggambarkan karakteristik sampel untuk diambil kesimpulan asal dari kelompok sampel tersebut.

7.1.2. Spesifikasi Induktif (Silogisme Statistikal)

- Argumen yang menggunakan generalisasi statistik tentang suatu kelompok untuk mengambil kesimpulan mengenai individu dari kelompok itu

- Argumen statistik kesimpulannya dapat bersifat prediktif.

7.1.3. Induksi eliminatif atau diagnostikPremis-premis yang menggambarkan suatu konfigurasi fakta atau data yang berbeda-beda, yang merupakan bukti dari kesimpulannya.

Ciri khas argumen diagnostik:a. Bukti : informasi dalam premis

- Suatu hipotesis adalah proposisi yang diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta atau bukti-bukti tertentu

- Misal, hipotesis bahwa Andi membunuh Jono dapat menjelaskan mengapa Andi lari dari kamar Jono dengan membawa pistol.

Contoh 1 :

Diobservasi 27.830 ekor angsa di Inggris bahwa setiap angsa tersebut berwarna putih. Kemudian disimpulkan bahwa semua angsa putih.

Pola :

X1 mempunyai karakteristik PX2 mempunyai karakteristik PX3 mempunyai karakteristik P n = 27830 :Xn mempunyai karakteristik PSemua X mempunyai karakteristik P

Bentuk standar :

N persen dari M adalah PSemua S adalah M______________(Kira-kira) N persen dari S adalah P

Contoh:

90% dari orang Indian di AS tinggal di daerah reservasi.Suku Sioux adalah orang Indian (implisit)____________Kira-kira 90% suuku Sioux tinggal di daerah reservasi

Argumen ini dapat diterima atau tidak tergantung pada kebenaran premis implisitnya.

Contoh :

90% dari 10 kartu yang tersisa di tumpukkan itu bergambar hatiKartu berikutnya yang diambil merupakan salah satu dari 10 kartu yang terrsisa di tumpukkan itu (implisit)____________Kartu berikutnya yang diambil bergambar hati

( Kemungkinan 9 berbanding 1 bahwa kesimpulannya benar )

- Induksi jenis ini menghasilkan suatu kesimpulan yang terbaik, tetapi tidak statistikal

- Informasi dalam kesimpulan ini bukan informasi berupa

Page 5: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

yang harus dapat dijelaskan oleh kesimpulan argumen tersebut.

b. Kondisi Pembatas : menunjukkan bagaimana bukti mengarah ke kesimpulan.

c. Hipotesis Bantuan : hipotesis yang membantu menunjukkan bagaimana bukti, dalam kondisi pembatas dapat diyakini telah mengarah pada kesimpulan

label, melainkan informasi yang sangat banyak dan harus dipilih sebagai data yang relevan

- Data yang dipilih harus mendukung kesimpulan kita.

- Menggambarkan keadaan faktual atau konteks dimana bukti dapat mendukung kesimpulan

- Fakta yang dianggap benar oleh pembicara dalam mengambil kesimpulan.

- Hipotesis pembantu dapat berupa generalisasi, hukum alam atau pernyataan tentatif

- Mungkin berisi pernyataan yang spekulatif atau interpretatif yang menunjukkan mengapa meyakini bahwa kesimpulannya itu benar

Contoh Induksi eliminatif :

Jimmy demam (Bukti)Ada bintik-bintik kecil merah di wajahnyaDia belum pernah kena cacar air (Kondisi Pembatas)Orang dengan gejala seperti itu, yang belum pernah kena cacar air, mungkin kena cacar air ( Hipotesis bantuan)___________ Jimmy terkena cacar

8. Sesat Pikir

8.1. Definisi- Menurut logika tradisional adalah

kekeliruan dalam penalaran

- Menurut Copi, sesat pikir adalah perbincangan yang mungkin terasa betul, tetapi setelah diuji terbukti tidak betul.

8.2. Sesat Pikir FormalA. Dalam Deduksi

Dalam deduksi, penalaran ditentukan oleh bentuknya

1) Empat Term (Four Terms) :Sesat pikir jenis ini terjadi jika ada 4 term yang diikutsertakan.

2) Term tengah yang tidak

- Penarikan kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah karena dilanggarnya kaidah-kaidah logika

- Contoh :Kalau manusia mati tidak bernafasSusi, seorang manusia, tidak bernafasSusi mati(Argumentasi diatas salah, karena mati sudah tentu tak bernafas, tetapi tidak bernafas belum tentu mati)

- Jika terdapat penalaran yang bentuknya tidak sesuai dengan bentuk bakunya, maka penalaran ini dianggap tidak valid dan tergolong sesat pikir

- Dalam silogisme yang benar hanya mempunyai 3 term yang diikut sertakan.

- Contoh :Rumah memiliki halamanBuku mempunyai halamanBuku adalah rumah

(Kesalahan terdapat pada kata halaman, yang mempunyai makna ganda karena merujuk pada 2 ide yang berbeda, yaitu halaman rumah dan halaman buku, sehingga ada tambahan term)

Contoh :

Page 6: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

terdistribusikan :Yaitu, term tengahnya tidak memadai untuk menghubungkan premis mayor dan minor.

3) Proses Ilisit :Perubahan yang tidak benar dari term mayor dan minor.

4) Premis-premis afirmatif, tetapi kesimpulannya negatif.

5) Premis negatif, kesimpulan afirmatif

6) Dua premis negatif

7) Mengafirmasi konsekuensi :Pembuatan kesimpulan yang diturunkan dari pernyataan hubungan antara anteseden dan konsekuensi nya tidak niscaya, tetapi diperlakukan seolah-olah.

8) Menolak anteseden

9) Mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunan argumentasi disjungsi subkonektor (atau) :Hal ini dikarenakan “atau” menunjukkan suatu pengingkaran

10) Mengingkari pilihan dalam suatu disjungsi yang kontrer (dan) :Bentuk ini terjadi jika kata “dan” diperlakukan seolah-olah nilai kebenaran dari gabungan keduanya sama dengan nilai kebenaran dari setiap hal yang digabungkan.

8.3. Sesat Fikir Nonformal

Kucing makan dagingAnto makan daging___Anto adalah kucing

Contoh :Banyak orang Indonesia pemalas.Pemalas tidak bisa maju________Orang Indonesia tidak bisa maju

(Kesalahannya terletak pada peralihan dari banyak orang Indonesia yang merujuk kepada sebagian orang Indonesia ke orang Indonesia yanag merujuk kepada semua orang Indonesia)

Contoh :Semua orang Indonesia adalah manusiaSebagian orang Indonesia adalah ahli logiikaSebagian orang Indonesia bukan ahli logika

Contoh :Tiada hewan berkaki tigaHewan berkaki tiga peka terhadap rangsangSemua yang peka terhadap rangsang adalah hewan

Contoh :Tiada hewan berkaki tigaTiada hewan dapat membuat alatSemua yang dapat membuat alat bukan hewan

Contoh :Kalau lampu menyala, perabot-perabot di rumah saya nampakPerabot-perabot rumah saya nampakLampu menyala

Contoh :Jiika guru pandai maka murid pandaiMurid tidak pandai___________________Guru tidak pandai

Contoh :Hari Hujan atau panasHari Hujan__________________________Hari tidak panas

Contoh :Nativisme dan empiris benarNativisme benar____________________Empirisme tidak benar

Page 7: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

1) Perbiincangan dengan ancaman

2) Salah guna (abusive) :Penyalahgunaan pertimbangan yang secara logis tidak relevan.

3) Argumentasi berdasarkan kepentingan (circumstantial)

4) Argumentasi berdasarkan ketidaktahuan

5) Argumentasi berdasarkan belas kasihan

6) Argumentasi yang disangkutkan orang banyak

7) Argumentasi dengan kewibawaan ahli, walaupun kewibawannya tidak relevan

8) Accident atau argumentasi berdasarkan ciri-ciri tak essensial.

9) Perumusan yang tergesa-gesa

10) Sebab yang salah :Membuat kesimpulan berdasrkan suatu yang tidak terbukti dan tetap dipertahankan, meskipun bukti menunjukkan bahwa kesimpulan itu salah.

11) Penalaran sirkular

12) Sesat pikir karena terlalu banyak pertanyaan

Contoh :“saya menerima pernyataan bahwa bumi ini pusat dunia karena jika tidak, maka nyawa ssaya terancam”

Contoh:Parpol dan Golkar mendorong Orde BaruGolkar yang melahirkan Orde Baru______Golkar yang paling mendukung Orde Baru

Contoh :Agar persatuan pemuda dapat dipertahankan, maka si X harus menjadi ketua organisasi pemuda. Karena X sudah berumur 40 tahun, maka dalam anggaran dasr organisasi pemuda itu, definisi pemuda ditetapkan sampai umur 45 tahun”

Contoh :Kami memilih X sebagai dekan neskipun ia belum memenuhi syarat, tetapi kami tidak tahu bahwa ia tidak memenuhi syarat, jadi kami tidak bisa disalahkan

Contoh :Pak Adi memang terbukti bersalah, tetapi jika ia dihukum, keluarganya akan menderita, karena pak Adi tulang punggung keluarga, jadi kati tak menghukumnya

Contoh :Semua warga tahu, bahwa Rio adalah pencuri, jadi yang mencuri motor itu pasti Rio

Contoh :Internet berbahaya bagi generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Prof. Hadi. Apa yang dikatakan profesor selalu benar karena dia ahli, jadi internet memang berbahaya bagi generasi muda.

Contoh :Budaya timur sangat sopan. Jadi, semua orang timur sangat sopan.

Contoh :Semua anggota DPR adalah koruptor, karena banyak anggota DPR yang ditahan KPK sebagai tersangka kasus korupsi

Contoh :Landi dituduh menggelapkan uang kas teman-teman sekelasnya oleh Fani. Meskipun teman-temannya melihat bahwa Gani yang mengambil uang kas teman-temannya, tetapi Fani tetap membela Gani.

Contoh :A tidak pernah berbohong. Hal ini terbukti dari ucapan-ucapannya sendiri kemarin.Contoh :

Page 8: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

yang harus dijawab, sehingga jawaban tak sesuai dengan pertanyaan.

13) Kesimpulan tak relevan

14) Makna ganda

15) Makna ganda ke-tata bahsaan

16) Sesat pikir karena perbedaan logat atau dialek bahasa

17) Kesalahan komposisi

18) Kesalahan divisi

19) Generalisasi tak memadai

Seorang polisi yang ditanya banyak wartawan setelah peritiwa meledaknya sebuah bom, allau dijawab pelakunya adalah orang-orang yang benci dengan NKRI tanpa bukti apapun.

Contoh :Rumah dipinggir jalan itu berhantu, karena selalu terlihat sepi.

Contoh :Bisa ular kobra itu bisa mematikan seseorang dalam hitungan jam.

Contoh :Diri seorang tercermin dari hatinya

Contoh :Motor di medan dinamai kereta, sedangkan di Jakarta kereta berarti “kereta api”

Contoh :Pak Adi memang terbukti bersalah, tetapi jika ia dihukum, keluarganya akan menderita, karena pak Adi tulang punggung keluarga, jadi kati tak menghukumnya

Contoh :Pak Adi memang terbukti bersalah, tetapi jika ia dihukum, keluarganya akan menderita, karena pak Adi tulang punggung keluarga, jadi kati tak menghukumnya

Contoh :Pak Adi memang terbukti bersalah, tetapi jika ia dihukum, keluarganya akan menderita, karena pak Adi tulang punggung keluarga, jadi kati tak menghukumnya

9. Kesalahan Umum Dalam Penalaran Induktif

9.1. Menilai penalaran Induktif dengan standar Deduktif

9.2. Kesalahan generalisasi

9.2.1.Generalisasi yang terburu-buru :- Kesalahan ini akibat dari pembuatan

generalisasi berdasarkan bukti yang tidak cukup, tidak lengkap dan bias.

- Menanggapi generalisasi yang terburu-buru : menemukan bukti atau argumen yang berlawanan.

9.2.2.Kesalahan Kecelakaan :

Contoh :Saya telah bertemu dengan hampir setengah dari anggota organisasi itu, semuanya anak-anak nakal yang suka tawuran. Jadi, kamu jangan bergaul dengan Boni, karena dia salah satu anggota organisasi itu.

- Kita harus meyakinkan si pembicara bahwa argumentasi nya salah dan kesimpulannya tidak tepat dengan mengomentari kesalahan bukti atau sampel yang bias

Contoh :

Page 9: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

- Kesalahan kecelakaan menerapkan suatu generalisasi pada kasus tidak umum (kecelakaan) yang sebenarnya tidak masuk dalam generalisasi itu.

- Menanggapi kesalahan Kecelakaan : tanggapan terbaik adalah dengan membuat si pembicara paham bahwa aturan atau prinsip itu sengaja dibuat samar-samar.

9.3. Kesalahan Penggunaan Bukti secara salah

9.3.1.Kesimpulan yang tidak relevan:- kesalahan ini muncul ketika orang

menarik kesimpulan yang salah dari bukti yang ada.

- Menanggapi kesalahan kesimpulan yang tidak relevan : jika dia ingin kita menerima kesimpulannya maka dia harus memberikan argumen yang logis.

9.3.2.Kesalahan Bukti Yang Ditahan:- Hal ini terjadi ketika pembicara

menarik kesimpulan yang tidak tepat dengan mengabaikan, menahan atau meminimalkan derajat pentingnya suatu bukti yang bertentangan dengan kesimpulan.

- Menanggapi kesalahan bukti yang ditahan : dengan mengajukan semua bukti yang relevan, sehingga kesimpulan yang logis dapat diambil.

9.4. Kesalahan statistikal

9.4.1. Kesalahan sampel yang bias (statistik yang bias)Kesalahan ini terjadi ketika data statistik yang digunakan diambil dari sampel tidak representatif terhadap populasi

9.4.2. Kesalahan percontohan yang kecil Kesalahan ini terjadi ketika pembicara menggunakan sampel yang terlalu kecil sehingga kesimpulannya ttidak dapat dipercaya

Orang tua sebaiknya tidak menipu anaknya dengan mengatakan hal-hal yang tidak benar. Jadi, Anda bersalah jika mengatakan pada anak Anda bahwa Sinterklas membawa hadiah untuk mereka sementara sebenarnya Anda yang membeli hadiah tersebut.

- Dengan mencoba membuat si pembicara memahami tujuan yang diinginkan aturan tersebut

- Perlu mengemukakan prinsip-prinsip lain yang lebih tinggi, yang tujuannya harus didahulukan daripada tujuan yang diperdebatkan

- Mencoba menemukan situasi yang tidak umum, sehingga ia terpaksa menerima pengecualian untuk aturannya.

Contoh :Menurut survei yang ada, parpol A adalah parpol yang paling peduli terhadap masyarakat. Oleh karena itu, parpol A akan menang di Pemilu 2014 ini.

- Dengan melatih ketelitian dalam menilai bukti

Contoh :Tidak ada orang yang waras yang akan mau tinggal di san Fransisco, karena disana banyak kabut dan lembah. Lalu tempatnya curam berbukit-bukit, sehingga berbahaya bila menyetir. Belum lagi gempa bumi yang sewaktu-waktu menyerang. Jadi, jelas bahwa tiada ada alasan mengapa orang akan senang tinggal disana.

- Diskusi yang jujur, terbuka dan terstruktur biasanya dapat menunjukkan hal yang masih terlewat.

- Berusaha keras menemukan buki yang bertentangan yang bisa jadi menggugurkan kesimpulan kita

Contoh :Ketika saya berada di paris, saya hampir selalu diperlakukan kasar oleh pelayan restoran disana saat makan. Orang Perancis memang sangat kasar terhadap orang Amerika.

Contoh :Penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli dengan sampel anak-anak SD A menunjukkan bahwa 90% dari kelompok uji kami ternyata lubang giginya lebih sediikit setelah menggosok gigi secara teratur. Jadi, pastiikan anak-anak Anda menggosok gigi

Page 10: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

9.4.3.Kesalahan Penjudi- Kesalahan ini mengabaikan kaidah

probabilitas. Hal ini terjadi ketika seseorang menyimpulkan bahwa suatu kejadian terjadi dipengaruhi oleh sederet kejadian yang mendahuluinya.\

- Menanggapi keasalahan penjudi : mencoba mengajarinya tentang teori probabilitas

9.5. Kesalahan kausal

9.5.1.Mengacaukan sebab-akibat- Kesalahan ini terjadi ketika sudatu

hubungan kausal salah diinterpretasikan. Menginterpretasikan dengan ceroboh atas bukti yang tersedia.

- Menanggapi kesalahan mengacaukan sebab-akibat : dengan menunjukkan bukti yang ada dapat mendukung hubungan kausal yang sebaliknya.

9.5.2.Mengabaikan penyebab bersama- Kesalahan ini terjadi ketika seorang

pembicara menyimpulkan bahwa X penyebab Y sementara keduanta merupakan sebab lain.

- Menanggapi kesalahan mengabaikan penyebab bersama : dengan mencoba memaksa pembicara agar memberikan bukti empiris yang mendukung kesimpulannya.

9.5.3.Kesalahan penyebab yang salah- Kesalahan ini terjadi ketika kita

menyimpulkan tanpa dasar yang cukup kuat bahwa Y mengikuti X, maka X pasti penyebab Y.

- Menanggapi kesalahan penyebab yang

secara teratur.

Contoh :Lia sudah gagal ikut kuis itu sebanyak 10 kali. Saya yakin kali ini Lia pun akan gagal

- Hal yang terbaik adalah tidak terpengaruh oleh argumen yang mengandung kesalahan penjudi.

Contoh :Jika Sam mulai minum, dia jadi tidak menyenangkan. Dia tidak gembira, ingin berhenti bekerja dan tidak punya alasan untuk hidup. Sungguh, dia harus berhenti minum. Minum-minum menbuat seseorang menjadi depresi

- Tunjukkan kepada si pembicara bahwa hubungan kausal yang diajukannya memang hanya spekulasi saja dan tidak didukung data empiris.

Contoh :Jimmy demam sangat tinggi. Hal itu menyebabkan wajahnya bintik-bintik merah.(Kesimpulan tersebut tidak dapat dipercaya tanpa ada bukti lebih lanjut)

Contoh :Orang kaya selalu belanja dengan kartu kredit. Orang yang selalu belanja dengan kredit pasti orang kaya.

Page 11: Ringkasan Buku Ajar 1 Bab 3 Subbab 6-9

salah : dengan mencoba memaksa pembicara agar memberikan bukti empiris yang mendukung kesimpulannya.

9.5.4. Mengacaukan penyebab yang berupa Necessary Condition dengan Suffient Condition

- Kesalahan ini terjadi ketika seseorang salah menganggap atau mengacaukan suatu penyebab yang merupakan Necessary Condition dengan penyebab yang merupakan Suffient Condition.

- Menanggapi kesalahan mengacaukan syarat yang perlu dengan syarat yang memadai : dengan mencegahnya

9.6. Kesalahan Analogi- Kesalahan ini terjadi karena seseorang

menggunakan analogi yang tidak tepat atau menyesatkan dalam argumennya

- Menanggapi analogi yang salah : menunjukkan bahwa hal-hal yang dianalogikannya memiliki banyak perbedaan yang relevan, sehingga kesimpulannya tidaj meyakinkan.

- Menjelaskan padanya mengapa korelasi nya tidak sana dengan hubungan kausal

- minta untuk menunjukkan bukti yang menunjukkan kausal antara kejadian-kejadian itu.

Contoh:Dosen A mengatakan untuk mendapat nilai A, ujian akhir saya harus mencapai nilai 90. Ujian akhir saya nilainya 90, tetapi nilai saya B. Saya protes.

- harus menggunakan cara lain agar orang ini paham dengan maksud kita sebenanrnya

Contoh:Negara itu ibarat sebuah kapal, dengan presiden sebagai kaptennya. Seperti seorang kapten yang harus dipatuhi tanpa dipertanyakan, begitu pula seorang presiden harus mendapatkan kesetiaan dan kepatuhan dari kabinetnya.

- Menunjukkan kelemahan analogi tersebut den meminta alasannya yang lebih langsung untuk meyakinkan kita akan kebenaran kesimpulannya