5
Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012 Minggu, 21 Oktober 2012 BERKURBAN, BUKAN MENGORBANKAN  A da kisah menarik yang dituturkan oleh After Dostoyewski. Seorang wanita jahat yang teramat kikir meninggal dunia. Selama hidupnya, ia tidak melakukan perbuatan baik apa pun. Maka Setan menarik dan melemparkannya ke lautan api. Tetapi malaikat pelindungnya tidak menyerah. Ia memohon. “Bisakah saya mengingat satu hal baik yang pernah dilakukannya?” malaikat itu berpikir keras dan lama. Kemudian dia kelihatan cerah dan berkata kepada Tuhan, “Saya ingat satu kali bahwa wanita itu menggali bawang merah di kebunnya dan memberikannya kepada pengemis.”  “Benar,” kata Tuhan, “Ambillah bawang merah yang sama ukurannya dan ulurkan kepada dia di lautan api dan cobalah mengangkat dia dengan bawang merah itu. Jika kamu berhasil, dia akan bebas.” Maka malaikat itu mulai menarik wanita itu dengan hati-hati. Wanita itu mulai terangkat. Namun, ketika orang-orang lain melihat apa yang terjadi, mereka semua mulai menggapai dan menggantungkan diri ke tubuh wanita itu. Wanita itu mulai menendang mereka dan berteriak, “Akulah satu-satunya yang akan diselamatkan oleh bawang merah kecil ini, ia milikku seorang, tidak untuk kalian!” Seketika itu, bawang merah kecil itu putus dan...wanita itu jatuh kembali ke lautan api untuk selamanya. Malaikat itu pun menangis!  “Akulah satu-satunya.....” seru wanita itu. Bukankah wanita dalam kisah yang dituturkan oleh Dostoyewski merupakan potret manusia pada umumnya. Sangat mungkin potret saya dan Anda. Demi kenyamanan dan ambisi, kerap kita tidak lagi peduli dengan keberadaan dan karier 1 / 5

ringkasan-khotbah.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ringkasan-khotbah.pdf

Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

BERKURBAN, BUKAN MENGORBANKAN

 

Ada kisah menarik yang dituturkan oleh After Dostoyewski. Seorang wanita jahat yang teramatkikir meninggal dunia. Selama hidupnya, ia tidak melakukan perbuatan baik apa pun. MakaSetan menarik dan melemparkannya ke lautan api. Tetapi malaikat pelindungnya tidakmenyerah. Ia memohon. “Bisakah saya mengingat satu hal baik yang pernah dilakukannya?”malaikat itu berpikir keras dan lama. Kemudian dia kelihatan cerah dan berkata kepada Tuhan,“Saya ingat satu kali bahwa wanita itu menggali bawang merah di kebunnya danmemberikannya kepada pengemis.”

 

“Benar,” kata Tuhan, “Ambillah bawang merah yang sama ukurannya dan ulurkan kepada diadi lautan api dan cobalah mengangkat dia dengan bawang merah itu. Jika kamu berhasil, diaakan bebas.” Maka malaikat itu mulai menarik wanita itu dengan hati-hati. Wanita itu mulaiterangkat. Namun, ketika orang-orang lain melihat apa yang terjadi, mereka semua mulaimenggapai dan menggantungkan diri ke tubuh wanita itu. Wanita itu mulai menendang merekadan berteriak, “Akulah satu-satunya yang akan diselamatkan oleh bawang merah kecil ini, iamilikku seorang, tidak untuk kalian!” Seketika itu, bawang merah kecil itu putus dan...wanita itujatuh kembali ke lautan api untuk selamanya. Malaikat itu pun menangis!

 

“Akulah satu-satunya.....” seru wanita itu. Bukankah wanita dalam kisah yang dituturkan olehDostoyewski merupakan potret manusia pada umumnya. Sangat mungkin potret saya danAnda. Demi kenyamanan dan ambisi, kerap kita tidak lagi peduli dengan keberadaan dan karier

1 / 5

Page 2: ringkasan-khotbah.pdf

Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

orang lain. Tanpa sadar kita sering mengorbankan kepentingan orang lain. Cobalah renungkan,untuk menggapai posisi seperti sekarang ini, benarkah kita tidak pernah mengorbankankepentingan orang lain? Untuk bisa tinggal di rumah yang nyaman, makan dengan makananyang kita sukai, apakah kita bebas dari penderitaan orang lain? Untuk sampai ke kantor dantempat tujuan kita, tidakah kita merugikan pengguna jalan lain? Pendek kata, dengankenyamanan kita sekarang, apakah kita tidak berdiri di atas penderitaan dan kesulitan oranglain?

 

Kita mudah dan jengah melihat potret para penguasa dan politisi negeri ini. Atas nama rakyatmengklaim telah berjuang begini dan begitu. Namun, di balik semua itu sebenarnya sedangmelayani egonya sendiri. Demi ambisi dan kekuasaan, mereka rela mengorbankan rakyat danmembungkam nurani. Manipulasi, kebohongan publik, menyisihkan dan membinasakan siapayang dianggap dapat merintangi ambisinya merupakan hal yang lumrah. Dalamkerajaan-kerajaan dunia, standar untuk keberhasilan dan kebesaran seseorang tolok ukurnyaadalah kuasaan. Pembuktiannya adalah: seberapa banyak orang atau pesaing yang telahditaklukan dan kini mereka berada di bawah kekuasaannya? Seberapa banyak pengikut yangloyal kepadanya? Berapa banyak tentara yang ada di bawah komandonya? Seberapa banyakorang-orang yang bersedia melayaninya?

 

Saya menduga Yesus menangis, sama seperti malaikat pelindung wanita itu, ketika Yakobusdan Yohanes dengan bebasnya mengutarakan ambisi mereka untuk memperoleh kedudukanterhormat sama seperti yang dikejar oleh para penguasa dunia ini (Markus 10:35-45). Yesussedih oleh karena mereka tidak berhasil melihat esensi pelayananNya selama ini meski keduaorang ini mempunyai hubungan emosional yang lebih dekat dengan Yesus ketimbangmurid-murid yang lain. Yakobus dan Yohanes mengira perjuangan Yesus selama ini samaseperti perjuangan pemimpin-pemimpin pergerakan politik lainnya. Menggapai takhtakekuasaan dan mereka kelak menjadi orang-orang utama yang diperhitungkan dalamkekuasaan itu. Mereka berharap bila kemenangan sudah diraih dan perjuangan sudah tuntas,mereka bermaksud untuk menjadi menteri-menteri utama di negara yang dipimpin oleh Yesus.  

 

2 / 5

Page 3: ringkasan-khotbah.pdf

Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

Padahal Yesus tidak memperjuangkan kekuasaan macam itu. Ia tidak menginginkan begitu.Dalam Kerajaan Yesus, standar kebesaran seseorang bukan dilihat seberapa banyak oranglain melayani dirinya. Melainkan seberapa banyak dan berkualitasnya seseorang melayani danmembahagiakan sesamanya. Kebesaran akan terwujud bukan dengan cara mengecilkan ataumenindas orang lain demi melayani kita, melainkan mengecilkan diri kita sendiri demi melayaniorang lain. Tolok ukur keberhasilan seseorang di mata Yesus bukanlah kepemilikan. Sudahmemiliki ini dan itu atau sudah mencapai kuasa ini dan itu. Melainkan, memberi dan melayani!

 

Banyak orang memandang gagasan yang disampaikan Yesus ini merupakan sesuatu yangterlalu ideal untuk dilakukan. Sepintas tampaknya begitu. Namun, dalam kenyataannya,gagasan yang dinyatakan Yesus ini merupakan hal yang sangat masuk akal. Ini merupakanprinsip utama dalam urusan hidup sehari-hari. Cobalah lihat dan pelajari: perusahan yangberhasil dalam kurun waktu yang lama adalah mereka yang mau melayani dengan sunguh parakonsumennya. Sebaliknya, sebuah perusahaan didirikan dengan maksud mengerukkeuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan karyawan dan konsumennya tidakpernah akan bertahan lama. Seorang pemimpin yang disyukuri kehadirannya adalah pemimpinyang siap dan rela berbagi dan mengorbankan kepentingannya untuk orang banyak. Orangyang banyak dikenang dan namanya “abadi” adalah orang-orang yang telah memberi banyakdalam ketulusan kepada dunianya.

 

William Barclay mencatat Bruce Barton menunjukkan bahwa dasar yang di atasnya sebuahperusahaan mobil bisa menjadi andalan bagi para pelanggannya adalah bahwa mereka sendiribersedia merangkak di bawah mobil sesering mungkin dan bersedia menjadi lebih kotordibandingkan dengan para pesaing mereka. Dengan kata lain, mereka siap memberikanpelayanan lebih. Barton menyatakan bahwa meskipun para karyawan biasa sudah pulang kerumah  pada pukul 5.30 petang, namun lampu masih menyala di ruang kerja kepala eksekutifsampai jauh malam. Karena kerelaannya memberikan pelayanan tambahan itulah, maka iadapat menjadi kepala perusahaan itu.

 

3 / 5

Page 4: ringkasan-khotbah.pdf

Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

Dunia ini membutuhkan banyak pelayan. Dunia ini membutuhkan orang-orang seperti dikatanYesus. Yesus tidak hanya pandai menggurui, tetapi Ia tampil sebagai model dari pelayan itu.Dengan kuasa yang dimilikiNya, Ia bisa saja mengatur keseluruhan hidupNya sesuai ambisimanusia pada umumnya. Namun, Ia telah menyerahkan diriNya dan menggunakan semuakuasa yang dimilikiNya untuk melayani orang lain. Ia mengatakan bahwa Ia datang untukmemberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. Yesus datang ke dunia ini tepatseperti yang dikatakan Yesaya 53:4-12. Pada diriNya nyata seorang hamba Tuhan yangdigambarkan seperti “domba yang tidak berdaya”. Gambaran seperti domba korban dalamPerjanjian Lama. Kesengsaraannya terus berlanjut sampai kematianNya. Itu semuaditanggungNya bukan untuk kepentingan dan ambisiNya melainkan untuk orang lain. Untukkita! “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yangdipikulnya,....” (Yesaya 53:4).

 

Tidak mencari popularitas dan keuntungan diri, melainkan mengorbankan diriNya, itulahYesus! Ia mengajarkan itu kepada setiap muridNya. Setiap manusia dianugerahi Tuhan ego,keinginan bahkan ambisi. Semua itu pasti ada gunanya, tidak melulu negatif. Yesus tidakmemerintahkan untuk membunuh ambisi, melainkan menyalurkannya ke arah yang benar.Alih-alih memanjakan ambisi berkuasa, Yesus menyatakannya untuk menjadi pelayan. Ambisiuntuk berkuasa dan ternama, Yesus menyarankannya untuk menjadi hamba. Tidak mudah, ya!Namun, bukan hal mustahil dan itulah yang membawa orang kepada hidup yangsesungguhnya. Ia sendiri sudah mencontohkannya. Sehingga Ia dapat mengatakan, “KarenaAnak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untukmemberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”(Markus 10:45)

 

Yesus tahu apa yang sekarang sedang kita perjuangkan. Betulkah kita sedang bergulat agarkasih Kristus itu nyata bagi semua orang? Ataukah sedang mengejar ambisi agar kebesarandan kepentingan diri terwujud? Yesus ada dalam diri setiap orang yang percaya kepadaNya, Iaada dalam detak jantung kita. Ia akan sedih jika kita yang mengaku pengikutNya penuh dengannafsu berkuasa dan ambisi untuk dilayani. Sebaliknya Ia akan tersenyum bila kita mengerjakantepat apa yang diinginiNya. So, buatlah Dia tersenyum setiap hari.

4 / 5

Page 5: ringkasan-khotbah.pdf

Ringkasan Khotbah - 21 Oktober 2012

Minggu, 21 Oktober 2012

 

 

5 / 5