Upload
dafrosa-elleonora-namang
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Rintis word
1/57
• Rintis
Rinitis atau dikenal juga sebagai Common Cold, Coryza ,Cold atau selesma
adalah salah satu dari penyakit Infeksi Respiratori Akut – atas pada anak. Anak –
anak lebih sering mengalami rinitis daripada dewasa. Rata – rata mereka
mengalami 6! kali rinitis per tahun, sedangkan orang dewasa "# kali per tahun.
$elama tahun pertama kehidupan , anak laki – laki lebih sering mengalami rinitis
daripada anak perempuan. %enyakit ini juga merupakan penyebab terbanyak yang
menyebabkan anak tidak pergi ke sekolah . Rinitis dapat terjadi sepanjang tahun ,
tetapi insidennya bergantung pada musim. &i belahan bumi utara , insiden rinitis
meningkat. Rinitis tetap tinggi selama musim dingin , dan menurun pada musim
semi, sedangkan di daerah tropis , rinitis terutama terjadi pada musim hujan.Rinitis adalah infeksi 'irus akut yang sangat menular. Rinitis ditandai dengan
pilek , bersin, hidung tersumbat, dan iritasi tenggorokan, serta dapat disertai
dengan atau tanpa demam. (ampir semua rinitis disebabkan oleh 'irus. )irus
penyebab tersering adalah Rhinovirus , sedangkan 'irus lain adalah 'irus
%arainfluenza, Respiratory Syncytial Virus ( RSV * dan Coronavirus .
• Definisi Rinitis
Rinitis merupakan istilah kon'ensional untuk infeksi saluran napas atas ringan
dengan gejala utama hidung buntu, adanya sekret hidung, bersin , nyeri
tenggorok dan batuk. Infeksi ini terjadi se+ara akut, dapat sembuh spontan , dan
merupakan penyakit yang paing sering diderita manusia. &i Amerika $erikat,
lebih kurang " juta pasien per tahun datang ke dokter karena infeksi saluran
napas atas tanpa komplikasi.
Rinitis merupakan penyakit akut yang sangat infeksius , dan biasanya disebabkan
oleh 'irus. $alah satu 'irus penyebab rinitis adalah 'irus Influenza , sehingga
terdapat salah pengertian penyebutan rinitis dengan flu, yang merupakan nama
8/18/2019 Rintis word
2/57
lain dari influenza. %ada kenyataannya , ada banyak jumlah 'irus yang dapat
menyebabkan rinitis, misalnya Rhino'irus , Adeno'irus, 'irus parainfluenza,
Respiratory $yn+tial 'irus - R$)*, dan lain lain.
umpulan gejala yang terdapat pada penyakit ini adalah hidung tersumbat,
bersin. Coryza - inflamasi mukosa hidung dan pengeluaran sekret*, iritasi faring,
serta dapat pula dijumpai demam yang tidak terlalu tinggi. /elihat kumpulan
gejala tersebut , maka terminologi selesma lebih sesuai daripada rinitis, +oryza,
atau nasofaringitis . 0erminologi rinitis terlalu berfokus pada kelainan di
hidung, terminologi nasofaringitis seakan – akan lebih mengarah pada gejala di
hidung dan infeksi pada faring, walaupun pada keadaan sebenarnya bukan hanya
itu yang terjadi.
• Etiologi
1eberapa 'irus telah teridentifikasi sebagai penyebab rinitis. Rhino'irus , R$),'irus Influenza , 'irus %arainfluenza dan Adeno'irus merupakan penyebab rinitis
tersering pada anak usia prasekolah. %ersentase 'irus – 'irus ini sebagai
penyebab rinitis ber'ariasi antara penelitian yang satu dengan penelitian yang
lainnya. (al ini mungkin dikarenakan perbedaan waktu dilakukannya penelitian ,
metode pengambilan sampel dan pemeriksaan, serta usia subyek penelitian.
/eskipun demikian , Rhino'irus merupakan penyebab rinitis tersering pada
semua usia, apapun metode pemeriksaannya. Rhino'irus yang mempunyai lebih
dari 233 serotipe merupakan penyebab 43 – 35 rinitis per tahun, dan dapat
men+apai !35 selama musim semi. /eskipun jarang , rinitis dapat juga
disebabkan oleh ntero'irus - +ho'irus dan Co7sa+kie'irus* dan Corona'irus.
Corona'irus ditemukan pada 82!5 orang dewasa dengan infeksi saluran
pernapasan – atas . (uman metapneumo'irus, 'irus yang relatif baru ditemukan,
8/18/2019 Rintis word
3/57
selain diketahui menyebabkan pneumonia dan bronkiolitis, dapat juga
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan. %ada sekitar 5 pasien
dengan rinitis, ditemukan dua atau lebih 'irus pada saatyang bersamaan,
sedangkan "3435 rinitis tidak diketahui penyebabnya. tiologi rinitis
berdasarkan kekerapannya dapat dilihat pada tabel berikut .
0abel 2.2.2 tiologi Rinitis 1erdasarkan kekerapannya
ategori /ikroorganisme
%enyebab rinitis terbanyak Rhinovirus
)irus %arainfluenza
RSV
Coronavirus
&apat menyebabkan rinitis Adenovirus
Enterovirus
)irus Influenza
8/18/2019 Rintis word
4/57
)irus %arainfluenza
Reovirus
Mycoplasma pneumoniae
9arang menyebabkan rinitis Coccidiodeus immitis
Histoplasma capsulatum
Bordatella pertussis
Chlamydia psitacci
Coxiella Burnetti
Sumber : Herendeen EN,Szilagy GP.Infection of the upper tract.Dalam :
ehrman E!, "liegman #!,$en%on H,penyunting.Edi%i &e'().*e+tboo& of
pediatrict+.Philadelphia.
(.(. Patofsiologi
%enularan rinitis dapat terjadi melalui inhalasi aerosol yang mengandung partikel
ke+il, deposisi droplet pada mukosa hidung atau konjungti'a, atau melalui kontak tangan
dengan sekret yang mengandung 'irus yang berasal dari penyandang atai dari
lingkungan.Cara penularan antara 'irus yang satu yang satu berbeda dengan yang
lainnya. )irus Influenza terutama ditularkan melalui inhalasi aerosol partikel ke+il,
sedangkan rhino'irus ditularkan melalui kontak tangan dengan sekret, yang diikutidengan kontak tangan ke mukosa hidung atau konjungti'a.
%atogenesis rinitis sama dengan patogenesis infeksi 'irus pada umumnya yaitu
melibatkan interaksi antara replikasi 'irus dan respon inflamasi penjamu. /eskipun
demikian, patogenesis 'irus 'irus saluran respiratori dapat sangat berbeda antara satu
8/18/2019 Rintis word
5/57
dengan yang lainnya
8/18/2019 Rintis word
6/57
*uba Eu%tachiu%
*uba Eu%tachiu% adalah %aluran yang menghubung&an rongga
telinga dengan na%ofaring. -ung%i tuba adalah untu& entila%i, drena%e
%e&ret dan menghalangi ma%u&nya %e&ret dari na%ofaring &e telinga
tengah. /entila%i berguna untu& men0aga agar te&anan telinga tengah
%elalu %ama dengan te&anan udara di luar. 1danya fung%i entila%i tuba
ini dapat dibu&ti&an dengan mela&u&an pera%at /al%aa dan pera%at
*oynbee.
Pera%at /al%aa dila&u&an dengan cara meniup&an dengan &era%
dari hidung %ambil hidung dipencet %erta mulut ditutup. ila tuba
terbu&a ma&a tera%a udara ma%u& &e dalam rongga telinga tengah
yang mene&an membran timpani &e arah lateral. Pera%at ini tida&
boleh dila&u&an apabila ada infe&%i pada 0alan napa% ata%.
Pera%at *oynbee dila&u&an dengan cara menelan ludah %ambil
hidung dipencet %erta mulut ditutup. ila tuba terbu&a ma&a a&an
tera%a membran timpani tertari& &e medial. Pera%at ini lebih 2%iologi%.
*uba Eu%tachiu% terdiri dari tulang ra3an pada dua pertiga &earah na%ofaring dan %epertiganya terdiri ata% tulang. Pada ana&, tuba
lebih pende& , lebih lebar, dan &edudu&annya lebih horizontal dari
tuba orang de3a%a. Pan0ang tuba orang de3a%a 4,5 mm dan pada
ana& diba3ah 6 bulan adalah (4,5 mm.
*uba bia%anya dalam &eadaan tertutup apabila o&%igen
diperlu&an ma%u& &e telinga tengah atau pada %aat mengunyah,
menelan dan menguap. Pembu&aan tuba dibantu oleh otot ten%or eli
palatini apabila perbedaaberbeda antara 78 9 8 mmHg. n te&anan
;titi% media
8/18/2019 Rintis word
7/57
;titi% media ialah peradangan %ebagian atau %eluruh mu&o%a
telinga tengah, tuba Eu%tachiu% , antrum ma%toid dan %el' %eli ma%toid
anya& ahli membuat pembagian dan &la%i2&a%i otiti% media.
Secara mudah, otiti% media terbagi ata% otiti% media %upuratif dan
otiti% media non %upuratif < otiti% media %ero%a, otiti% media %e&retoria,
otiti% media mu%ino%a, otiti% media efu%i=;#E>
:titis /edia
$upuratif
;on $upuratif
1&ut arotrauma
"roni% otiti% ototi% media efu%i
1&ut otiti% media a&ut
"roni% otiti% media %upuratif &roni%
#a%ing 9 ma%ing golongan mempunyai bentu& a&ut dan &roni% , yaitu
otiti% media %upuratif a&ut < otiti% media a&ut ? ;#1> dan otiti% media
%upuratif &roni% < ;#S"= ;#P>. egitu pula , otiti% media %ero%a terbagi
men0adi otiti% media %ero%a a&ut < barotrauma?aeroti%> dan otiti% media
%ero%a &roni%. Selain itu terdapat 0uga otiti% media %pe%i2&, %eperti otiti%
media tuber&ulo%a atau media %i2liti&a. ;titi% media yang lain ialah otiti%
8/18/2019 Rintis word
8/57
media adhe%ia.
Sembuh =normal
f.tuba tetap terganggu
;#E
Gangguan tuba *e&anan negatif telinga tengah efu%i infe&%i
8/18/2019 Rintis word
9/57
ata%. Pada ana& , %ema&in %ering ana& ter&ena infe&%i %aluran napa% ata%,
ma&in be%ar ter0adinya ;#1. Pada bayi ter0adinya ;#1 dipermudah oleh
&arena tuba Eu%tachiu%nya pende&, lebar dan leta&nya aga& horizontal.
Patologi
"uman penyebab utama pada ;#1 ialah ba&teri piogeni& %eperti
Strepto&o&u% hemoliti&u%, Sta2lo&o&u% aureu%, Pneumo&o&u%. Selain itu,
&adang 9 &adang ditemu&an 0uga Hemo2lu% inAuenza, E%cherichia colli,
Strepto&o&u% anhemoliti&u%, Proteu% ulgari% dan P%eudomona% auregono%a.
Hemo2lu% inAuena %ering ditemu&an pada ana& beru%ia diba3ah 5 tahun.
Stadium OMA
Perubahan mu&o%a telinga tengah %ebagai a&ibat infe&%i dapai dibagi ata% 5
%tadium :
• Stadium o&lu%i tuba Eu%tachiu%
• Stadium hiperemi%
• Stadium %upura%i
• Stadium perfora%i
• Stadium re%olu%i
"eadaan ini berda%ar&an pada gambaran membran timpani dari luar
• Stadium o&lu%i tuba Eu%tachiu%
*anda adanya o&lu%i tuba Eu%tachiu% ialah gambaran retra&%i
membran timpani a&ibat ter0adinya te&anan negatif di dalamtelinga tengah, a&ibat ab%orb%i udara. "adang 9 &adang
membran timpani tampa& normal < tida& ada &elainan> atau
ber3arna &eruh pucat. Efu%i mung&in telah ter0adi, tetapi tida&
dapat didete&%i. Stadium ini %u&ar dibeda&an dengan otiti%
media %ero%a yang di%ebab&an oleh iru% atau alergi
8/18/2019 Rintis word
10/57
• $tadium hiperemis - stadium presupurasi*
%ada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di
membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis atau
edem. $ekret yang telah terbentuk mungkin bersifat eksudat yang serosa
sehingga sukar terlihat.
• $tadium supurasi
dema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan han+urnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di ka'um timpani
menyebabkan mebran timpani menonjol - bulging* ke arah liang telinga
luar. %ada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nasi dan suhu
meningkat ,serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di ka'um timpani tidak berkurang, maka terjadi
iskemia , akibat tekanan pada kapiler – kapiler, serta timbul tromboflebitis
pada 'ena – 'ena ke+il dan nekrosis mukosa dan submukosa. ;ekrosis ini
pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lembek dan berwarna
kekuningan. &i tempat ini akan terjadi ruptur.
1ila tidak dilakukan insisi membran timpani - miringotomi* pada stadium
ini , maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah
kelua ke liang telinga luar. &engan melakukan miringotomi, luka insisi
akan menutup kembali , seadangkan apabila teerjadi ruptur , maka lubang
tempat ruptur - perforasi* tidak mudah menutup kembali.
• $tadium perforasi
arena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
'irulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani
8/18/2019 Rintis word
11/57
dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah luar. Anak yang tadinya
gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tidur
nyenyak. eadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi
• $tadium resolusi
1ila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani
perlahan – lahan akan normal kembali. 1ila sudah terjadi perforasi, maka
sekret akan berkurang dan akhirnya kering. 1ila daya tahan tubuh baik
atau 'irulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa
pengobatan. :/A berubah menjadi :/$ bila perforasi menetap dengan
sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. :/A dapat
menimbulkan gejala sisa - se
8/18/2019 Rintis word
12/57
Terapi
%engobatan :/A tergantung pada stadium penyakitnya.
%ada stadiun oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk
membuka kembali tuba eusta+hius, sehingga tekanan negatif di telinga
tengah hilang. ?ntuk ini diberika obat tetes hidung. (C@ efedrin 3,5
dalam larutan fisiologik - anak 2" tahun* atau (C@ efedrin 25 dalam
larutan fisiologik untuk anak yang berumur di atas 2" tahun dan pada
orang dewasa.
$elain itu , sumber infeksi harus diobati. Antibiotika diberikan apabila
penyebab penyakit adalah kuman, bukan 'irus atau alergi.
0erapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika obat tetes hidung dan
analgetika. Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau
ampisilin. 0erapi awal diberikan penisili intramuskular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi
mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengara sebagai gejala sisa
dan kekambuhan. %emberian antibiotika dianjurkan minimal 8 hari. 1ila
pasienalergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
%ada anak , ampisilin diberikan dengan dosis 3 233 mgBkg 11 per hari,
dibagi dalam # dosis atau amoksisilin #3mgBkg per hari.
%ada stadium supurasi selain diberikan antibiotika, idealnya harus
disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh. &engan
miringotomi gejala – gejala klinis lebih +epat hilang dan ruptur dapat
dihindari.
%ada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan
kadang terlihat sekret keluar se+ara berdenyut - pulsasi*. %engobatan yang
diberikan adalah obat +u+i telinga ("3" 45 selama 4 hari serta
8/18/2019 Rintis word
13/57
antibiotika yang adekuat. 1iasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat
menutup kembali dalam waktu 823 hari.
%ada stadium resolusi , maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.
1ila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang
telinga luar melalui perforasi di membran timpani. eadaan ini dapat
disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. %ada
keadaan demikian antibiotika dapat dianjurkan sampa 4 minggu. 1ila 4
minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah
terjadi mastoiditid.
1ila :/A berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga lebih dari
minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut.
1ila perforasi menetap dan sekret tetap keluar dari satu setengah
bulan atau dua bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
kronik - :/$*
%ada pengobatan :/A terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan terapi. Resiko tersebut digolongkan menjadi resiko tinggi
kegagalan terapi dan resiko rendah.
Miringotomi
/iringotomi alah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar
terjadi drenase sekret dari telingah tengah ke liang telinga luar.
Istilah mirigotomi sering dika+aukan dengan parasentesis. 0impanosintesis
sebetulnya berarti pungsi pada membran timpani untuk mendapatkan
8/18/2019 Rintis word
14/57
sekret guna pemeriksaan mikrobiologik - dengan semprit dan jarum
khusus*
/iringotomi merupakan tindakan dengan syarat tindakan ini harus
dilakukan se+ara a 'ue - dilihat langsung* , anak harus tenang dan dapat
dikuasai, - sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik* . @okasi
miringotomi ialah di kuadran posteriorinferior . ?ntuk tindakan ini
haruslah memakai lampu kepala yang mempunyai sinar yang +ukup
terang, memakai +orong dan pisau khusus - miringotom* yang digunakan
berukuran ke+il dan seril .
Komplikasi miringotomi
omplikasi miringotomi yang mungkin terjadi ialah perdarahan akibat
trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada
fenestra rotundum , trauma pada n.fasialis, trauma pada ukbus jugulare
- bila ada anomali letak*
/engingat kemungkinan komplikasi itu, maka dianjurkan untuk
melakukanmiringotomi dengan narkosis umum dan memakai mikroskop.
0indakan miringotomi dengan memakai mikroskop selain aman, dapat
juga dengan mengisap sekret dari telinga tengah sebanyak – banyaknya.
(anya dengan +ara ini biayanya lebih mahal.
1ila terapi yang diberika sudah adekuat, sebetulnya miringotomi tidak erlu
dilakukan ke+uali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah,.
&ewasa ini sebagian ahli berpendapat bahwa miringotoi tidak perlu
dilakukan apabila terapi yang adekuat sudah dapat diberikan- antibiotika
yang tepat dan dosis yang +ukup*. omplikasi timpanosintesis kurang
lebih sama dengan komplikasi miringotomi.
8/18/2019 Rintis word
15/57
Komplikasi
$ebelum ada antibiotika, :/A menimbulkan komplikasi yaitu abses sub –
periosteal sampai komplikasi yang berat - meningitis dan abses otak*
$ekarang setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi itu biasanya
didapatkan sebagai komplikasi dari :/$
Otitis Media Supratif Kronik
:titis media supuratif kronik - :/$* dahulu disebut otitis media
perforata
- :/%* atau dalam sebutan sehari hari +ongek.
ang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga terus menerus atau hilang timbul . $ekret mungkin en+er atau
kental bening atau berupa nanah
%erjalanan penyakit
:titis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis
8/18/2019 Rintis word
16/57
media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari " 'ulan. 1ila
proses infeksi kurang dari " bulan, disebut otitis media supiratif subakut.
1eberapa faktor yang menyebabkan :/A menjadi :/$ iala
terapi yang lambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, 'irulensi kuman
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah - gizi kurang* atau higiene buruk.
@etak %erforasi
letak perforasi di membran timpani penting untuk menetukan tipe B
jenis :/$. %erforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah
sentral, marginal atau atik. :leh karena itu disebut oerforasi sentral,
margial atau atik.
%ada perforasi sental , perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di
seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. %ada perforasi
marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anukus
atau sulkus timpanikum. %erforasi atik ialah perforas yang terletak di pars
falksida.
9enis :/$
:/$ dapat dibagi atas " jenis , yaitu D
• :/$ tipe aman - tipe mukosa Etipe benigna*
• :/$ tipe bahaya - tipe tulang E tipe maligna*
1erdasarkan akti'itas sekret yang keluar dikena juga :/$ aktif ialah
:/$ dengan sekret yang keluar dari ka'um timpani se+ara aktif, sedangkan
:/$ tenang ialah keadaan ka'um timpaninya terlihat basah atau kering.
8/18/2019 Rintis word
17/57
%roses peradangan pada :/$ tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan
biasanya tidak mengenai tulang. %erforasi terletak di sentral. ?mumnya
:/$ tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. %ada
:/$ tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
ang dimaksud dengan :/$ tipe maligna ialah :/$ yang disertai
dengan kolesteatoma. :/$ ini dikenal juga :/$ tipe bahaya letaknya
marginal atau di atik, kadang – kadang terdapat juga kolesteatoma pada
:/$ dengan perforasi subtotal. $ebagian besar komplikasi yang berbahaya
atau fatal timbul pada :/$ tipe bahaya.
Diagnosis
&iagnosis :/$ dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan 0(0
terutama pemeriksaan otoskopi. %emeriksaan pelana merupakan pemeriksaan
sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. ?ntuk
mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan
pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur - spee+h audiometry*
dan pemeriksaan 1RA - brainstem a'oked response audiometry*
baginpasienB anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri nada
murni.
%emeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan
uji resistensi kuman dari sekret telinga.
Tanda klinis OMSK tipe bahaya
/engingat :/$ tipe bahaya seringkali menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Falaupun diagnosis pasti
baru dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat
8/18/2019 Rintis word
18/57
menjadi pedoman akan adanya :/$ tipe bahaya , yaitu perforasi pada
marginal atau pada atik. 0anda ini biasanya merupakan tanda dini dari :/$
tipe bahaya, sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat abses atau
fistel retroaurikuler - belakang telinga*, polip atau jaringan granulasi di liang
telinga luar yang berasal dari dalam telinga,terlihat kolesteatoma pada telinga
tengah, sekret berbetukn nanah dan berbau khas - aroma kolesteatoma* atau
terlihat bayangan kolesteatoma pada foto rontgen.
Terapi OMSK
0erapi :/$ tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang
ulang. $ekret yang keluar tidak +epat kering atau selalu kambuh lagi. eadaan
ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu
• Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga
telinga tengah berhubungan dengan dunia luar
• 0erapat sumber infeksi di faring, nasofaring , hidung dan sinus
paranasal
• $udah terbentuk jaringan patologik yang ire'ersible dalam rongga
mastoid
• =izi dan higieni yang kurang
%rinsip terapi :/$ tipe aman ialah konser'atif atau dengan medikamentosa. 1ila sekret
yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pen+u+i telinga, berupa larutan ("3" 45
selama 4 hari . setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan
obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. 1anyak ahli
berpendapat bahwa semua obat tetes yang dijual dipasaran saat ini mengandung
antibiotika yang bersifat otostik. :leh sebab itu, dianjurkan agar obat tetes telinga jangan
diberikan se+ara terus menerus lebih dari 2 atau " minggu atau pada :/$ yang sudah
tenang. $e+ara oral diberikan antibiotika golongan ampisilin, atau eritromisin - bila
8/18/2019 Rintis word
19/57
pasien alergi terhadap penisilin* sebelum hasil tes resistensi diterima. %ada infeksi yang
di+urigai karena penyebab telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin
asam kla'ulanat.
1ila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobser'asi selama "
bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. :perasi ini bertujuan
untuk menghentikan infeksi se+ara permanen , memperbaiki membran timpani yang
perforasi, men+egah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,
serta memperbaiki pendengaran.
1ila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya
infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu
melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.
%rinsip terapi :/$ tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. 9adi ,
bila terdapat :/$ tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan
mastoidektomi dengan atau tanpa timpanopplasti. 0erapi konser'atif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.
1ila terdapat abses subperiostela retroaurikuler. /aka insisi abses sebaiknya dilakukan
tersendiri sebelum mastoidektomi
Otitis Media Non Supuratif
;ama lain adalah otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis
media sekretoria, otitis media muo+oid -glue ear*
:titis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telingan
tengah,sedangkan membran timpani utuh. Adanya +airan di telinga tengah dengan
membran timpani utuh tanpa tanda – tanda infeksi diesbut juga otitis media dengan efusi.
Apabila efusi tersebut en+er disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental
seperti lem disebut otitis media mukoid -glue ear*. :titis media serosa terjadi terutama
akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga
tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik,
8/18/2019 Rintis word
20/57
8/18/2019 Rintis word
21/57
keadaan alergi pada jalan npas atas
• Idiopatik
Gejala dan pengobatan
=ejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang.
$elain itu, pasien juga mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar
lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit -dipla+usis binauralis*. adang –
kadang terasa seperti ada +airan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala
berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu,
yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga tengah - misalnya barotrauma*,
tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelanpelan hilang. Rasa nyeri dalam
telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah 'irus atau alergi. 0initus,
'ertigo atau pusing kadangkadang ada dalam bentuk yang ringan.
%ada otoskopi terlihat membran timpani retraksi. adang kadang tampak
gelembung udara atau permukaan +airan dalam ka'um timpani. 0uli konduktif dapat
dibuktikan dengan garputala
%engobatan dapat se+ara medikamentosa dan pembedahan. %ada pengobatan
medikal diberikan obat 'asokonstriktor lokal - tetes hidung*, antihistamin,serta perasat
)alsa'a, bila tidak ada tandatanda infeksi di jalan napas atas. $etelah satu atau dua
minggu, bila gejalagejala masih menetap, dilakukan miringotomi dan bila masih belum
sembuh maka dilakukan miringotomi serta pemasangan pipa 'entilasi.
Otitis Media Serosa Kronik
1atasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media kronik hanya pada
+ara terbentuknya sekret. :ada otitis media serosa akut sekret terjadi se+ara tibatiba di
telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis
sekret terbentuk se+ara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejalagejala pada teliga yang
berlangsung lama.
8/18/2019 Rintis word
22/57
:titis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak anak sedangkan otitis media
serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. :titis media serosa unilateral pada
orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu dipikirkan kemungkinan adanya
karsinoma nasofaring.
$ekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear.
:titis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut
-:/A* yang tidak sembuh sempurna. %enyebab lain diperkirakan adanya hubungan
dengan infeksi 'irus, kedaan alergi, atau gangguan mekanis pada tuba.
Gejala Klinik dan engobatan
%erasaan tuli pada otitis meda serosa kronik lebih menonjol - #33 d1*, oleh karena
adanya sekret kental atau glue ear. %ada anak – anak yang berumur ! tahun keadaan ini
sering diketahui se+ara kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan 0(0 atau dilakukan uji
pendengaran.
%ada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram,kuning kemerahan atau
keabu –abuan.
%engobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan
memasang pipa 'entilasi -grommet*. %ada kasus yang masih baru pemberian dekongestan
tetes hidung serta kombinasi antihistamin – dekongestan per oral. $ebagian ahli
menganjurkan pengobatan medikamentosa selama 4 bulan, bila tidak berhasil baru
dilakukan operasi. &isamping itu, harus pula dinilai serta diobati faktorfaktor penyebab
seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus.
Otitis Media Supuratif
:titis media adhesi'a adalah keadaan terjadinya jaringan fibrosa di telinga tengah
8/18/2019 Rintis word
23/57
sebagai akibat proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya. eadaan ini dapat
merupakan komplikasi dari otitis media nonsupuratif yang menyebabkan rusaknya
mukosa telinga tengah. Faktu penyembuhan terbentuk jaringan fibrotik yang
menimbulkan perlekatan. %ada kasus yang berat dapat terjadi angkilosis pada tulang
tulang pendengaran.
=ejala klinik berupa pendengaran berkurang dengan adanya riwayat infeksi telinga
sebelumnya, terutama diwaktu masih ke+il.
%ada pemeriksaan otoskopi gambaran membran timpani dapat ber'ariasi mulai dari
sikatriks minimal, suram sampai retraksi berat, disertai bagian – bagian yang atrofi atau
timpanosklerosis pla
8/18/2019 Rintis word
24/57
%ada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi makrofag atau monosit yang
berperan sebagai sel penyaji - Antigen %resenting CellBA%C* akan menangkap alergen
yang menempel di permukaan mukosa hidung. $etelah diproses, antigen akan
membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dengan molekul (@A kelas II
membentuk komplek peptida /(C kelas II - major (isto+ompatibility Comple7* yang
kemudian dipresentasikan pasa sel 0 helper - 0h 3*. emudian sel penyaji akan
melepaskan sitokin seperti interleukin 2 -I@2* yang akan mengaktifkan 0h3 untuk
berpliferasi menjadi 0h2 dan 0h".
0h" akan menghasilkan berbagai sitokin seperti I@4, I@#,I@ dan I@24. I@# dan I@
24 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit 1 menjadi aktif dan akan
memproduksi Imunoglobulin - Ig*. Ig di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan
diikat oleh reseptor Ig di permukaan sel mastosit atau basofil - sel mediator* sehingga
kedua sel ini menjadi aktif. %roses ini disebut sensitisasi terpapar dengan alergen yang
sama, maka kedua rantai Ig akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi
- pe+ahnya dinding sel* mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia
yang sudah terbentuk terutama histamin. $elain histamin juga dikeluarkan ;ewly Gormed
mediator antara lain %rostaglandin &" -%=&"* , @eukotrien - @0 * , @eukotrien
C#- -@0 C#* , 1radikinin , Platelet Activiting actor -%AG* dan berbagai sitokin
- I@4,I@#,I@,I@6 =/C$G - !ranulocyte Macrophage Colony Stimulating actor * dll.
Inilah yang disebut sebagai Reaksi Alergi 0ipe Cepat -RAGC*.
(istamin akan merangsang reseptor (2 pada ujung saraf 'idianus sehingga menimbulkan
rasa gatal pada hidung dan bersin – bersin. (isamin akan menyebabkan kelenjar mukosa
sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkatsehingga terjadi
rinore. =ejala lain adalah hidung tersumbat akibat 'asodilatasi sinusoid. $elain histamin
merangsang ujung saraf )idianus, juga menyebabkan rangsangan pada mukosa hidung
sehingga terjadi pengeluaran "nter Cellular Adhesion Molecule - ICA/ 2*
%ada RAGC, sel mastosit juga akan melepaskan molekul kemotaktik yang menyebabkan
akumulasi sel eosinofil dan netrofil di jaringan target. Respons ini tidak berhenti sampai
disini saja, tetapi gejala akan berlanjut dan men+apai pun+ak 6! jam setelah pemaparan.
%ada RAGC ini ditandai dengan penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi seperti
8/18/2019 Rintis word
25/57
eosinofil, limfosit, netrofil,basofil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan
sitokin seperti I@4,I@#,I@ dan =ranulo+yte /a+rophage Colony $timulating
Ga+tor- =/C$G* dan ICA/ 2 pada sekret hidung. 0imbulnya gejala hiperaktif atau
hiperresponsif hidung adalah akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari
granulnya seperti Eosiniphilic Cationic Protein , /ajor 1asi+ %roteindan osinophili+
%ero7idase -%:*. %ada fase ini, selain faktor spesifik - alergen*, iritasi oleh faktor non
spesifik dapat memperberat gejala seperti asap rokok, bau yang merangsang,perubahan
+ua+a dan kelembaban udara yang tinggi.
Gambaran "istologik
$e+ara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh dara dengan pembesaran sel goblet
dan sel pembentuk mukus. 0erdapat juga pembesaran ruang interseluler dan penebalan
membran basal, serta ditemukan infiltrasi selsel eosinofil pada jaringan mukosa dan
submukosa hidung. =ambaran yang demikian terdapat pada saat seranga. &iluar keadaan
serangan, mukosa kembali normal. Akan tetapi serangan dapat terjadi terusBpersisten
sepanjang tahun, sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang ire'ersible yaitu terjadi
proliferasi jaringan ikat dan hiperplasia mukosa,sehingga tampak mukosa hidung
menebal
1erdasarkan +ara masuknya alergen dibagi atas D
• Alergen inhalasi , yang masuk bersama dengan udara pernapasan, misalnya
tungau debu rumah - &.pteronyssinus, &.farinae, 1.tropi+alis* , ke+oa,serpihan
epitel kulit binatang - ku+ing,anjing* rerumputan -1ermuda grass * serta jamur
- Aspergillus,Alternaria*
• Alergen Ingestan , yang masuk ke saluran +erna ,berupa makanan, misalnya susu
sapi ,telur, +oklat, ikan laut, udang,kepiting dan ka+angka+angan
• Alergen Injektan ,yang masuk melalui suntikan atau tusukan misalnya penisilin
dan sengatan lebah.
• Alergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan
8/18/2019 Rintis word
26/57
mukosa,misalnya bahan kosmetik,perhiasan
$atu ma+am alergen dapat merangsang lebih dari satu organ sasaran,sehingga memberi
gejala +ampuran, misalnya tungau debu rumah yang memberi gejala asma bronkial dan
rinitis alergi.
&engan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi reaksi yang se+ara garis besar
terdiri dari D
• Respon primer
0erjadi proses eliminasi dan fagositosis antigen -Ag*. Reaksi ini bersifat non
spesifik dan dapat berakhir sampai disini. 1ila Ag tidak berhasil seluruhnya
dihilangkan, reaksi berlanjut menjadi respons sekunder
• Respon sekunder
Reaksi yang terjadi bersifat spesifik, yang mempunyai 4 kemungkinan ialah
sistem imunitas selular atau humoral atau keduanya dibangkitkan. 1ila Ag
berhasil dieliminasi pada tahap ini,reaksi selesai. 1ila reaksi masih ada satu atau
memang sudah ada defek dari sistem imunologik ,maka reaksi berlanjut menjadi
respon tertier
• Reaksi tertier
Reaksi imunologik yang terjadi ini tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini dapat
bersifat sementara atau menetap, tergantung dari daya eliminasi Ag oleh tubuh
=ell dan Coombs mengklasifikasikan reaksi ini atas # tipe yaitu D tipe 2, atau
reaski anafilaksis -immediate hypersenti'ity*, tipe " atau reaksi
sitotoksikBsitolitik, tipe 4 atau reaksi kompleks imun dan tipe # atau reaksi
tuberkulin- delayed hypersenti'ity *.
8/18/2019 Rintis word
27/57
Klasifikasi Rinitis !lergi
lasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari F(: Initiati'e ARIA
- Allergi+ Rhinitis and its Impa+t on Asthma* tahun "332, yaitu berdasarkan sifat
berlangsungnya dibagi menjadi D
• Intermiten - kadangkadang*D bila gejala kurang dari # hariBminggu atau kurang
dari # minggu
• %ersisten BmenetapD bila gejala lebih dari # hariBminggu dan lebih dari # minggu
$edangkan untuk derajat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi D
•
Ringan , bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan akti'itas harian, bersantai ,berolahraga, belajar, bekerja dan halhal lain yang mengganggu
• $edangberat , bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas
Diagnosis
&iagnosis rinitia alergi ditegakkan berdasarkan D
• Anamnesis
Anamnesis sangat penting karena sering kali serangan tidak terjadi dihadapan
pemeriksa. (ampir 35 diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. =ejala
rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. $ebetulnya,
bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terapat
kontak dengan sejumlah besar debu. (al ini merupakan mekanisme fisiologik,
yaitu proses membersihkan sendiri - self +leaning pro+ess*. 1ersin ini terutama
merupakan gejala pada RAGC dan kadangkadang disertai dengan banyak air
mata keluar - lakrimasi*. $ering kali gejala yang timbul lengkap , terutama pada
anak. adang – kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau
satusatunya gejala yang diutarakan oleh pasien
8/18/2019 Rintis word
28/57
• %emeriksaan fisik
%ada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah , berwarna pu+at atau li'id
disertai adanya sekret en+er yang banyak. 1ila gejala persisten , mukosa inferiro
tampak hipertrofi . =ejala spesifik lain pada anak ialah terdapatnya bayangan
gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis 'ena sekunder akibat
obstruksi hidung. =ejala ini disebut Allergi+ $hiner. $elain dari itu serig juga
tampak anak mengosokgosok hidung karena gatal dengan punggung tangan.
eadaan ini disebut alergi+ salute. eadaan menggosok hidung ini lama kelamaan
akan mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga
bawah, yang disebut allergi+ +rease. /ulut sering terbuka dengan lengkung
langitlangit yang tinggi, sehingga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan
gigigeligi. &inding posterior faring tampak granuler dan edema,serta dinding
lateral faring menebal. @idah tampak seperti gambaran peta.
• %emeriksaan penunjang
In'itro D
(itung eosinofil dalam darah tepi normal atau meningkat. &emikian pula
pemeriksaan Ig total seringkali menunjukan nilai normal ke+uali bila tanda
alergi pada pasien lebih dari satu ma+am penyakit, misalnya selain rinitis alergi
juga menderita asma bronkial. %emeriksaan ini berguna untuk prediksi
kemungkinan alergi pada bayi atau anak ke+il dari suatu keluarga dengan derajat
alergi yang tinggi. @ebih bermakna adalah pemeriksaan Ig spesifik dengan
RA$0 - Radio Immuono $orbenn 0est* atau @I$A - nzyme @inked Immuno
$orbent Assay 0est*. %emeriksaan sitologi hidung dari sekret hidung atau atau
kerokan mukosa walaupun tidak dapat tidak dapat memastikan diagnosa,tetap
bergna sebagai pemeriksaan pelengkap. &itemukannya eosinofil dalam jumlah
banyak menunjukan kemungkinan alergi inhalan. 9ika basofil - H selBlap*
mungkin disebabkan oleh alergi makanan ,sedanghkan jika ditemukan sel %/;
menunjukan adanya infeksi bakteri
8/18/2019 Rintis word
29/57
In'i'oD
Alergen penyebab dapat di+ari dengan +ara pemeriksaan tes +ukit kulit , uji
intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri - $kin nd point 0itrationB
$0*. $0 dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikan alergen dalam
berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. euntungan $0, selain
alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat
diketahui.
?ntuk alergi makanan, uji kulit yang akhirakhir ini banyak dilakukan adalah
Intra+utaneus %ro'o+ati'e &ilutional Good 0est - I%&G0* , namun sebagai baku
emas dapat dilakukan dengan diet eliminasi dan pro'okasi -Challenge 0estJ*.
Alergen ingestan se+ara tuntas lenyap dari tubuh dalama waktu " minggu. arena
itu pasa Challenge 0estJ , makanan yang di+urigai iberikan pada pasien setelah
berpantang selama hari, selanjutnya diamati reaksinya. %ada diet eliminasi, jenis
makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala
menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan.
enatalaksanaan
• 0erapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan alergen
penyebabnya dan eliminasi
• /edikamentosa
Antihistain yang dipakai adalah antagonis histmain (2 sel target dan merupakan ppreparat farmakologik yang paling sering dipakai sebagai lini pertama
pengobatan rinitis alergi. %emberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi
dengan dekongesta se+ara peroral.
Antihitamin dibagi dalam " golonganyaitu golongan antihistamin generasi2 >
8/18/2019 Rintis word
30/57
klasik* dan generasi " -non sedatifz*. Antihistamin generasi 2 bersifat lipofilik,
sehingga dapat menebmbus sawar darah otak - mempunyai efek pada $$%* dan
plasenta serta mempunyai efek kolinergik. ang termasuk kelompok ini antara
lain difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin, sedangkan yang
dapat diberikan se+ara topikal adalah azelastin.
Antihistamin golongan" bersifat lipofobik, sehingga sult menembus sawar darah
otak. 1ersifat selektif mengikat reseptor (2 perifer dan tidak mempunyaiefek
pada $$% minimal - non sedatif*. Antihistmain diabsobsi se+ara oral dengan +epat
dan mudah serta efektif untuk mengatasi gejala pada respons fase +epat seperti
rinore, bersin, gatal ,tetapi tidak efektif untuk mengatasigejala bstruksi hidung
pada fase lambat. Antihistmain non sedatif dapat dibagi menjadi " golongan
menurut keamanannya. elompok pertama adalah astemisol dan terfenadin yang
mempunyai efek kardiotoksik. 0oksisitas terhadap jantung tersebut disebabkan
repolarisasi jatung yang tertunda dan dapat menyebabkan aritmia 'entrikel, henti
jantung dan bahkan kematian mendadak. elompok kedua adalah loratidin,
setirisin, fe7ofenadin, desloratadin dan le'osetirisin.
%reparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai sebagai
deokngestan hidung oral dengan atau tanpa topikal. ;amun pemakaian se+ara
topikal hanya boleh untuk beberaoa hari saja untuk menghindari terjadinya tinitis
medikamentosa.
%reparat kortikosteroid dipilih bila gejala terutama sumbatan hidung akibat
respons fase lambat tidak berhasil diatasi dengan obat lain. ang sering dipakai
adalah kortikosteroid topikal -beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason,
mometason furoat dan triamsinolon*. ortikosteroid topikal bekerja untuk
mengurangi jumla sel mastosit pada mukosa hidung, men+egah bo+ornya plasma.(al ini menyebabkan epitel hidung tidak hiperresponsif terhadap rangsangan
alergen - bekerja pada respon fase +epat dan lambat* . %reparat sodium
kromoglikat topikal bekerja menstabilkan mastosit - mungkin menghambat ion
kalsium* sehingga penglepasan mediator dihambat. %ada respon fase lambat, obat
ini juga menghambat proses inflamasi dengan menghambat aktifasi sel netrofil,
8/18/2019 Rintis word
31/57
eosinofil dan monosit. (asil terbaik dapat di+apai bila diberikan prifilaksis.
%reparat antikolinergik topikal adalah iparatropium bromida, bermanfaat untuk
mengatasi rinore , karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel
efektor.
%engobatan baru lainnya untuk rinitis alergi adalah antileukotrien
- zafirlukastBmontelukast*
• :peratif
0indakan konkotomi parsial, konkoplasti atau multiple outfra+tured,
inferior turbinoplasty perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat
dan tidak berhasil dike+ilkan dengan +ara kauterisasi memakain Ag;:4
"5 atau triklor asetat.
• Imunoterapi
Cara pengobatan ini dilakukan pada alergi inhalan dengan gejala berat dan
sudah berlagsung lama, serta dengan pengobatan +ara lain tidak
memberikan hasil yang memuaskan. 0ujuan dari imunoterapi adalah
pembentukan Ig= blo+king antibody dan penurunan Ig. Ada " metode
imunoterapi yang umum dilakukan yaitu intraderma dan sublingual
Komplikasi
omplikasi rinitis alergi yang sering ialah
• %olip hidung
1eberapa peneliti mendapatkan bahwa alergi hidung merupakan sakah
satu faktor penyebab terbentuknya polip hidung dan kekambuhan polip
hidung
• :titis media efusi yang sering residif, terutama pada anakanak
8/18/2019 Rintis word
32/57
• Rinosinusitis
Rinitis #asomotor
Rinitis 'asomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang diagnosis tanpa adanya infeksi,
alergi , eosinofilia , perubahan hormonal - kehamilan, hipertiroid* dan pajanan obat
- kontrasepsi oral, antihipertensi , 1bloker , aspirin klorpromasin dan obat topikal hidung
dekongestan*.
Rinitis ini digolongkan menjadi nonalergi bila adanya alergiBalergen spesifik tidak dapat
diidentifikasi dengan pemeriksaan pemeriksaan alergi yang sesuai - anamnesis, test +ukit
kulit, kadar antibodi, Ig spesifik serum.kelainan ini juga disebut 'asomotor +atarrh,
'asomotor rinorhea, nasal 'asomotor instability, atau juga non allergi+ perenhial rhinitis.
tiologi dan %atofisiologi
tiologi dan patofisiologi yang pasti belum diketahui. 1eberapa hipotesis telah
dikemukakan untuk menerangkan patofisiologi rinitis 'asomotor.
• ;eurogenik - &isfungsi sistem otonom*
serabut simpatis hidung berasal dari korda spinalis segmen 0h 2" ,mengin'ersi terutama
pembuluh darah mukosa dan sebagian kelenjar. $erabut simpatis melepaskan ko
transmiter noradrenalin dan neuropeptida yang menyebabkan 'asokontriksi dan
penurunan sekresi hidung. 0onus simpatis ini berfluktuasi sepanjang hari yang
menyebabkan adanya tahanan rongga hidung yang bergantian setiap "# jam. eadaan ini
disebut sebagai Ksiklus nasiK. &engan adanya siklus ini, seseorang akan mampu untuk
bernapas dengan tetap normal melalui rongga hidung yang berubah ubah luasnya.
$erabut saraf parasimpatif berasal nukleus sali'atori superior menuju ganglion
sfenopalatina dan membentuk n.)idianus, kemudia menginer'asi pembuluh daah dan
terutama kelenjar eksokrin. %ada rangsangan akan terjadi pelepasan kotransmitter
asetilkolin dan 'asoaktif intestinal peptida yang menyebabkan peningkatan sekresi
hidung dan 'asodilatasi, sehingga terjadi kongesti hidung. 1agaimana tepatnya saraf
8/18/2019 Rintis word
33/57
otonom ini bekerja belumlah diketahui dengan pasti , tetapi mungkin hipotalamus
bertindak sebagai pusat penerima impuls eferen, termasuk rangsang emosional dari pusat
yang lebih tinggi. &alam keadaan hidung normal, persarafan simpatis lebih dominan.
Rinitis 'asomotor diduga sebagai akibat dari ketidakseimbangan impuls saraf otonom di
mukosa hidung yang berupa bertambahnya akti'itas sistem parasimpatis.
;europeptida
%ada mekanisme ini terjadi disfungsi hidung yang diakibatkan oleh meningkatnya
rangsangan terhadap saraf sensoris ini akan diikuti dengan peningkatan pelepasan
neuropeptida seperti substan+e % dan Cal+itonin gene related protein yang menyebabkan
peningkatan respon pada hiperreaktifitas hidung.
;itrit :ksida
adar nitrik oksida -;:* yang tinggi dan persisten di lapisan sepitel hidung dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan atau nekrosis epitel, sehingga rangsangan nonspesifik
berinteraksi langsung ke lapisan subepitel. Akibatnya terjadi peningkatan reaktifitas
serabut trigeminal dan re+ruitmentrefleks 'askulardan kelenjar mukosa hidung.
0rauma
Rinitis 'asomotor dapat merupakan komplikasi jangka panjang dari trauma hidung
melalui mekanisme neurogenik dan atau neuropeptida.
Gejala Klinik
%ada rinitis 'asomotor, gejala sering di+etuskan oleh berbagai rangsangan nonspesifik
seperti asapBrokok,bau yang menyengat, parfum, minuman beralkohol, makanan pedas,
udara dingin, pendingin dan pemanas ruangan, perubahan kelembaban , perubahan suhu
luar, kelelahan dan stressBemosi. %ada keadaan normal faktorfaktor tadi tidak dirasakan
sebagai gangguan oleh indi'idu tersebut.
elainan ini mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi, namun gejala yang
8/18/2019 Rintis word
34/57
dominan adalah hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi
pasien. $elain itu, terdapat rinore yang mukoid atau serosa. eluhan ini jarang disertai
dengan gejala mata.
=ejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan
suhu yang ekstrim, udara lembab, juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.
1erdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 4 golongan, yaituD
1. golongan bersin - sneezers* , gejala biasanya memberikan respon yang baik
dengan terapi antihistamin dan glukokortikosteroid topikal
2. golongan rinore -runners*, gejala dapatdiatasi dengan pemberian anti kolinergik
topikal
3. golongan tersumbat -blo+kers*, kongesti umumnya memberikan respon yang baik
dengan terapi glukokortikosteroid topikal dan 'asokonstriksi
Diagnosis
&iagnosis umumnya ditegakkan dengan +ara eksklusi, yaitu menyingkirkan adanya
rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat. &alam anamnesis di+ari
faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala.
%ada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran yang khas berupa edema
mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, tetapi dapat pula pu+at.
(alini perlu dibedakan dengan rinitis alergi. %ermukaan konka dapat li+in atau
berbenjolbenjol - hipertrofi*. %ada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya
sedikit. Akan tetapi, pada golongan rinore sekret yang ditemukan ialah serosa dan
banyak jumlahnya. %emeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan rinitis alergi. adang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung,akan
tetapi dalam jumlah sedikit. 0est +ukit kulit biasanya negatif. adar Ig spesifik tidak
meningkat.
8/18/2019 Rintis word
35/57
enatalaksanaan
%enatalaksanaan pada rinitis 'asomotor ber'ariasi,tergantung pada faktor penyebab
dan gejala yang menonjol. se+ara garis besar dibagi dalam D
4. menghindari stimulusB faktor pen+etus
5. pengobatan simtomatis, dengan obatobatan dekongesta oral, +u+i hidung
dengan larutan garam fisiologis, kauterisasi konka hipertrofi dengan larutan
Ag;:4 "5 atau triklorasetat pekat. &apat juga diberikan kortikosteroid
topikal 233"33 mikrogram. &osis dapat ditingkatkan sampai #33 mikrogram
sehari. (asilnya akan terlihat setelah pemakaian paling sedikit selama "
minggu. $aat ini terdapat kortikosteroid topikal baru dalam larutan a
8/18/2019 Rintis word
36/57
Rinitis Medikamentosa
Rinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respons
normal 'asomotoryang diakibatkan oleh pemakaian 'asokonstriktor topikal - tetes
hidung atau semprot hidung* dalam waktu yang lama dan berlebihan, sehingga
menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. &apat dikatakan bahwa hal ini
disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan - drug abuse*
%atofisiologi
mukosa hidung merupakan organ yang sangat peka terhadap rangsangan atau
iritan, sehingga harus berhatihati memakai topikal 'asokonstriktor. :bat topikal
'asokonstriktor dari golongan simpatomimetik akan menyebabkan siklus nasi
terganggu dan akan berfungsi normal kembali apabila pemakaian obat dihentikan,
pemakaian topikal 'asokonstriktor yang berulang dan dalam waktu lama akan
menyebabkan terjadinya fase dilatasi berulang setelah 'asokonstriksi, sehingga
timbul gejala obstruksi. Adanya gejala obstruksi ini menyebabkan pasien lebih
sering dan lebih banyak lagi memakai obat tersebut. %ada keadaan ini ditemukan
kadar agonis alfaadrenergik yang tinggi di mukosa hidung. (al ini akan diikuti
dengan penurunan sensiti'itas reseptor alfaadrenergik di pembuluh darah
sehingga terjadi suatu toleransi. Akti'itas dari tonus simpatis yang menyebabkan
'asokonstriksi -dekongesti mukosa hidung* menghilang. eadaan ini disebut juga
sebagai rebound +ongestion. erusakan yang terjadi pada mukosa hidung paka
pemakaian obat tetes hidung dalam waktu lama ialah silia rusak, sel goblet
berubah ukurannya, membran basal menebal, pembuluh darah melebar, stroma
tampak edema, hipersekresi kelenjar mukus dan perubahan p( sekret hidung,
lapisan sumukosa menebal dan lapisan periostium menebal.:leh karena itu ,
pemakaian obat topikal 'asokonstriktor sebaiknya tidak lebih dari satu minggu
dan sebaiknya bersifat isotonik dengaan sekret hidung normal - p( antara 6,4
8/18/2019 Rintis word
37/57
6,*
=ejala dan 0anda
pasien mengeluh hidungnya tersumbat terus menerus dan berair. %ada
pemeriksaan tampak edemaB hipertrofi konka dengan sekret hidung yang
berlebihan. Apabila diberi tampon adrenalin, edema konka tidak berkurang.
%enatalaksanaan
8. (entikan pemakaian obat tetes atau semprot 'asokonstriktor hidung
9. ?ntuk mengatasi sumbatan berulang- rebound +ongestion* dapat diberikan
kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek dan dosis diturunkan se+ara
bertahap dengan menurunkan dosis sebanyak mg setiap hari,- misalnya
hari 2D#3mg, hari " D 4mg dan seterusnya. &apat juga dengan pemberian
kortikosteroid topikal selama minimal " minggu untuk mengembalikan
proses fisiologik
10. :bat dekongestan oral - biasanya mengandung pseudefedrin*
8/18/2019 Rintis word
38/57
$aringitis % Tonsilitis
Garingitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
'irus - #3635* ,bakteri - #35* , alergi, trauma, toksin,dan lainlain. )irus
dan bakteri melakukan in'asi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi
lokal. Infeksi bakteri group A $treptokokus 1 hemolitikus dapat menyebabkan
keruskan jaringan hebat , karena bakteri ini melepaskan toksin ekstraselular
yang dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup jantung,
glomerulonefritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat
terbentuknya kompleks antigenantibodi.1akteri ini menyerang anak usia
sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak usia 4 tahun. %enularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah.
Garingitis
11. faringis akut
• faringitis 'iral
rino'irus menimbulkan gejala rinitis dan beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis.
=ejala dan tanda
&emam disertai rinorea , mual, nyeri tenggorok, sulit menelan. %ada
pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. )irus influenza,
+o7sa+hie'irus dan +ytomegalo'irus tidak menghasilkan eksudat. Adeno'irus
8/18/2019 Rintis word
39/57
selain menimbulkan gejala faringtis , juga menimbulkan gejala faringitis
gejala konjungti'itis terutama pada anak.
pstein 1arr )irus -1)* menyebabkan faringitis yang sertai produksi
eksudat pada faring yang banyak. 0erdapat pembesaran kelenjar limpa di
seluruh tubuh terutama retroser'ikal dan hepatosplenomegali.
Garingitis yang disebabkan (I)2 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok,
nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. %ada pemeriksaan tampak
faring hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien
tampak lemah.
0erapi
Istirahat dan minum yang +ukup. umur dengan air hangat. Analgetika jika
perlu dan tablet isap. Anti'irus metisoprinol -Isoprenosine* diberikan pada
infeksi herpes simpleks dengan dosis 63233 mgBkg11 dibagi dalam #6 kali
pemberianBhari pada orang dewasa dan pada anak tahun diberikan
3mgBkg11 dibagi dalam #6 kali pemberianBhari.
Garingitis 1akterial
Infeksi group A $treptokokus 1eta hemolitikus merupakan penyebab faringitis
akut pada orang dewasa -25* dan pada anak -435 *
=ejala dan tanda
;yeri kepala yang hebat, muntah, kadangkadang disertai demam dengan
suhu yang tinggi, jarang disertai batuk. %ada pemeriksaan tampak tonsil
membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya.
1eberapa hari kemudian timbul pete+hiae pada palatum dan faring. elenjar
limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan.
0erapi
• Antibiotik
8/18/2019 Rintis word
40/57
&iberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini group A
$treptokokus beta hemolitikus. %eni+ilin = 1anzatin 3.333 ?Bkg11 I/ dosis
tunggal atau dibagi 4kaliBhari selama 23 hari dan pada dewasa 4733 mg
selama 623 hari atau eritromisin #733 mgB hari.
• ortikosteroid D deksametason !26 mg, I/,2 kali.pada anak 3,3!
3,34 mgBkg11,I/, 2 kali.
• Analgetika
• umur dengan air hangat atau antiseptik.
Garinigitis Gungal
Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring.
=ejala dan tanda
eluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. %ada pemeriksaan tampak
plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis. %embiakan
jamur ini dilakukan dalam agar $abouroud de7trosa.
0erapi
;ystatin 2 tahunD #kali 233.333 unitBhari setelah makan " kaliB hari
Antipiretik 232mgBkg11Bkali
Garingitis =onorea
(anya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital.
0erapi
8/18/2019 Rintis word
41/57
$efalosporin generasi ke4, +eftriakson "3mg, I)
II. Garingitis ronik
0erdapat " bentuk yaitu faringitis kronik hiperplastik dan faringitis kronik
atrofi. Gaktor predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah rinitis
kronik, sinusitis,iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol, inhalasi uap
yang merangsang mukosa faring dan debu. Gaktor lain penyebab
terjadinya faringitis kronik adalah pasien yang biasa bernapas melalui
mulut karena hidungnya tersumbat.
Garingitis kronik hiperplastik
%ada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding
posterior faring.0ampak kelenjar limfa dibawah mukosa faring dan lateral
band hiperplasi. %ada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak
rata, bergranular.
=ejala
%asien mengeluh mulamula tenggorok kering gatal dan akhirnya batuk
yang berdahak.
0erapi
0erapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia
larutan nitras argenti atau dengan listrik - ele+tro +auter*. %engobatan
simptomatis diberikan diberikan obat kumur atau tablet isap. 9ika
diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. %enyakit
di hidung dan sinus paranasal harus diobati.
Garingitis ronik Atrofi.
faringitis kronik akut sering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi. %ada
rinitis atrofi, udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya
8/18/2019 Rintis word
42/57
sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.
=ejala dan 0anda
%asien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. %ada
pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan
bila diangkat tampak mukosa kering.
0erapi
%engobatan ditujukan pada rinitis atrofinya dan untuk faringitis kronik
atrofi ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.
III. faringitis $pesifik
Garingitis Iuetika
0reponema palideum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti
juga penyakit lues di organ lain. =ambaran kliniknya tergantung pada
stadium penyakit primer, sekunder, tertier.
$tadium %rimer
elainan pada stadium primer terdapat pada lidah , palatum mole, tonsil
dan dinding posterior faring berbentuk ber+ak keputihan. 1ila infeksi terus
berlangsung maka timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus genitalia
yaitu tidak nyeri. 9uga didapatkan pembesaran kelenjar mandibula yang
tidak nyeri tekan.
$tadium $ekunder
$tadium ini jarang ditemukan. 0erdapat eritema pada dinding faring yang
menjalar ke arah laring.
$tadium tertier
8/18/2019 Rintis word
43/57
%ada stadium ini terdapat guma.%redileksinya pada tonsil dan palatum.
jarang pada dinding posterior faring. =uma pada dinding posterior faring
pada meluas ke 'ertebrata ser'ikal dan bila pe+ah dapat menyebabkan
kematian. =uma yang terdapat di palatum mole , bila sembuh akan
terbentuk jaringan parut yang dapat menimbulkan gangguan fungsi
palatum se+ara permanen. &iagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
serologik. 0erapi penisilin dalam dosis tinggi merupakan obat pilihan
utama.
Garingitis tuberkulosis
Garingitis tuberkulosa merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru.
%ada infeksi kuman tahan asam jenis bo'inum dapat timbul tuberkulosis
faring primer. Cara infeksi eksogen yaitu kontak dengan sputum yang
mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui udara. Cara infeksi
endogen yaitu penyebaran melalui darah pada tuberkulosis miliaris. 1ila
infeksi timbul se+ara hematogen maka tonsil dapat terkena pada kedia sisi
dan lesi sering ditemukan pada dinding posterior faring, arkus faring
anterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum durum,
elenjar regional leher membengkak. $aat ini juga penyebaran se+ara
limfogen.
=ejala
eadaan umum pasien buruk karena anoreksia dan odinofagia. %asien
mengeluh nyeri yang hebat di tenggorok, nyeri di telinga atau otalgia serta
pembesaran kelenjar limfa ser'ikal.
&iagnosis
?ntuk menegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan sputum basil tahan
asam, foto toraks untuk melihat adanya tuberkulosis paru dan biopsi
jaringan yang terinfeksi untuk menyingkirkan proses keganasan serta
8/18/2019 Rintis word
44/57
men+ari kuman basil tahan asam dijaringan.
0erapi
sesuai dengan terapi tuberkulosis paru. Isoniazid diberikan se+ara oral
dengan dosis 2 mgBkg11Bhari.Rifampisin diberikan se+ara oral dengan
dosis 23"3mgBkg11Bhari.9ika diberikan bersama isoniazid , dosis
rifampisin tidak melebihi 2mgBkg11Bhari dan dosis isoniazid
23mgBkg11Bhari pirazinamid diberikan se+ara oral dengan dosis 2
43mgBkg11Bhari
Tonsilitis
0onsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan bagian
dari +in+in waldeyer. Cin+in Faldeyer terdiri atas susunan kelenjar limpa
yang terdapat dalam rongga mulut yaitu D tonsil faringeal atau adenoid,
tonsil palatinaBtonsil fau+ial, tonsilingualBtonsil pangkal lidah , 0onsil 0uba
eusta+hius B lateral bind dinding faring atau gerla+h tonsil.
%enyebaran infeksi melalui udara atau air born droplets, tangan dan
+iuman.0erjadi pada semua umur terutama pada anak.
0onsilitis akut
a. tonsilitis 'iral
gejala tonsilitis 'iral lebih menyerupai +ommon +old yang disertai rasa
nyeri tenggorok. %enyebab yang paling sering adalah 'irus pstein barr.
8/18/2019 Rintis word
45/57
(emofilus influenzza merupaakan penyebab tonsilitis akut supuratif.9ika
terjadi infeksi 'irus +o7+akie mka pada pemeriksaan rongga mulut
terdapat luka luka ke+il pada palatum dan tonsil yang dirasakan sangat
nyeri.
0erapi
istrihat, minum +ukup , analgetika dan anti'irus jika gejala berat.
b. 0onsilitis bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman group A streptokokus 1
hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, streptokokus
'iridan , streptokukus pyogenis.
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil, akan menimbulkan
rekasi radang berupa keluarmya leukosit polimonuklear sehingga
terbentuk dedritus. &edritus ini merupakan kumpulan leukosit, bakteri
yang mati, dan epitel yang terlepas.
se+ara klinis mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai ber+ak
kuning.bentuk tonsilitis akut dengan dedritus yang jelas disebut tonsiliti
polikularis. 1ila ber+ak dedritus menjadi satu membentuk alur alur maka
terjadi tonsilitis lakunaris. 1er+ak dedritus ini dapat menyebar sehingga
dapat membentuk sema+am membran semu atau pseudomembran yang
menutupi tonsil.
=bejala dan tanda
masa inkubasi "# hari. gejala dan tanda yang serung ditemukan adalah
nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan, &emam dengan suhu tubuh
yang tinggi , rasa lesu, rasa nyeri di sendisendi, tidak napsu makan dan
otalgia. Rasa nyeri ditelinga ini , karena nyeri alih melalui saraf
n.=lossofaringeus. %ada pemeriksaan tampak tonsil membesar, hiperemis
dan terdapat dedritud berbentuk folikel, lakuna, atau tertutup oleh
8/18/2019 Rintis word
46/57
membran semu. elenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.
0erapi
Antibiotik spektrum luas penisili,eritromisin, anti piretik dan obat kumur
yang mengandung disinfektan.
omplikasi
%ada anak sering menimbulakn komplikasi otitis media akut, sinusitis ,
abses peritonsil, abses parafarig, bronkitis,glomerulonefritis akut,
miokarditis,artritis serta septikemia akibat infeksi ) jugularis interrna.
Akibat hipertrofi tonsil menyebabkan pasien bernapas melalui mulut, tidur
mendengkur, gangguan tidur karena terjadi sleep apnea yang dikenal
sebagai :$A$ - :bstruksi $leep Apneu $indrom*
II. 0onsilitis membranosum
%enyakit yang termasuk dalam tonsilitis membranosum ialah tonsilitis
difetri, tonsilitis septi+, angina plaut 'in+ent, penyakit kelainan darah
seperti leukimia akut, anemia perineosa , treponea maligna, serta infeksi
mononukleusis.%roses spesifik lues dan tuberkulosis , infeksi jamur
moniliasis , aktinomikosis dan blastomikosis, infeksi 'irus morbili ,
pertusis dan skarlatina.
a. 0onsilitis difteri
frekuensi penyakit ini sudah menurun berkat keberhasilan imunisasi pada
bayi dan anak. penyebab tonsilitis difteri ialah kuman Coryne ba+terium
diphteriae, kuma yang termasuk gram positif dan hidung di saluran napas
bagian atas yaitu hidung, faring dan laring. tidak semua orang yang
terinfeksi oleh kuman ini akan menjadi sakit. eadaan ini tergantung pada
titer anti toksin dalam darah seseorang. 0iter anti toksin sebesar 3.34
satuan per ++ darah dianggap +ukup memberikan dasar imunitas. (al
inilah yang dipakai pada tes $+hi+k. 0onsilitis difteri sering ditemukan
8/18/2019 Rintis word
47/57
pada anak berusia kurang dari 23 tahu dan frekuensi tertinggi pada usia "
tahun walaupun pada orang dewasa masih mungkin menderita penyakit
ini.
=ejala dan 0anda
=ambaran klinik dibagi dalam 4 golongan yaitu gejala umum , gejala lokal
dan gejala akibat eksotoksin.
a. =ejala umum , seperti juga gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu
tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak napsu makan, badan lemah,
nadi lambat serta keluhan nyeri menelan.
b. =ejala lokal , yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi ber+ak
putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk
membran semu. /embran semu ini dapat meluas ke palatum mole , u'ula,
nasofaring, laring, trakea dan bronkus dan dapat menyumbat saluran
napas. /embran semu ini melekat erat pada dasarnya, sehingga bila
diangkat akan mudah berdarah. %ada perkembangan penyakit ini bila
infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher akan membengkak
sedemikian besarnya sehingga leher seperti menyerupai leher
sapim- bullne+k* atau disebut juga 1urgermeesterLs hals.
+. =ejala akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini akan
menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi
miokarditis sampai de+ompensatio +ordi, mengenai saraf kranial
menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otototot pernapasan dan pada
ginjal ,menimbulkan albuminuria.
&iagnosis
&iagnosis tonsilitis difteri ditegakan berdasarkan gambaran klinis dan
pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil dari permukaan
bawah membran semu da didapatkan kuma Coryneba+terium diptheriae
8/18/2019 Rintis word
48/57
0erapi
Anti &ifteri $erum -A&$* diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur
dengan dosis "3.333 233.333 unit tergantung dari umur dan beratnya
penyakit. Antibiotika penisilin atau eritromisin "3 mgBkg11 dibagi
dalam 4 dosis selama 2# hari. ortikosteroid 2," mgBkg11 per hari.
Antipiretik untuk simtomatis. arena peyakit ini menular, pasien harus
diisolasi. %erawataharus istirahat di tempat tidur selama "4 minggu.
omplikasi
@aringitis difteri dapat berlangsung +epat, membran semu menjalar ke
laring dan menyebabkan gejala sumbatan. makin mudah usia pasien,
makin +epat timbul komplikasi ini. /iokarditis dapat mengakibatkan
payah jantung atau dekompensatio +ordis. elumpuhan otot palatum
mole , otot mata utnuk akomodasi , otot faring serta otot laring sehingga
menimbulkan kesulitan menelan, suara parau dan kelumpuhan otototot
pernapasan. Albuminuria sebagai akibat komplikasi ke ginjal.
II.0onsilitis septik
%enyebab dari tonsilitis septik ialah $treptokokus hemolitikus yang
terdapat dalam susu sapi sehingga dapat timbul epidemi. :leh karena di
Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan +ara pasteurisasi sebelum
diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.
III. Angina %laut )in+ent - $tomatitis ?lsero membranosa*
%enyebab penyakit ini adalah bakteri spiro+haeta atau triponema yang
didapatkan pada penderita dengan higieni mulut yang kurang dan
defisiensi 'itamin C.
=ejala
&emam sampai 4> 3 C, ;yeri kepala, badan lemah dan kadangkadang
terdapat gangguan pen+ernaan. rasa nyeri dimulut, hipersali'asi, gigi dan
8/18/2019 Rintis word
49/57
gusi mudah berdarah.
%emeriksaan
/ukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membran putih keabuan
diatas tonsil, u'ula, dinding faring, gusi serta prosesus al'eolaris,mulut
berbau -foetor e7 ore* dan kelenjar submandibula membesar.
0erapi
Antibiotika spektrum luas selama 2 minggu. /emperbaiki higiene mulut,
)itamin C dan 'itamin 1 kompleks
III. 0onsilitis kronik
Gaktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan , higiene mulut yang buruk,
pengaruh +ua+a , kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat. uman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut. tetapi kadang
kadang kuman berubah menjadi kumna =ram negatif.
%atologi
arena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa ,
juga jaringa limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan megalami pengerutan
sehingga kripti melebar. $e+ara klinik kripti ini dapat diisi oleh dedritus.
%roses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya
menimbulkan perlekatan dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris.%ada
anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submandibula.
=ejala dan 0anda
%ada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak
rata, kriptus melebar, dan beberap kripti terisi oleh dedritus. Rasa ada yang
mengganjal ditenggorok , dirasakan kering ditenggorok dan napas berbau.
8/18/2019 Rintis word
50/57
0erapi
0erapi lokal ditujukan pada higieni mulut dengan berkumur atau obat
hisap.
komplikasi
Radang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya
berupa rinitis kronik, sinusitis atau otitis media se+ara perkontinuitatum.
omplikasi jauh terjadi se+ara hematogen atau limfogen dan dapat timbul
endokarditis, artritis, miositis, nefrtis, u'eitis,iridosiklitis, dermatitis,
pruritus, urtikaria dan furunkulosis.
0onsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik,
gejala sumbatan serta ke+urigaan neoplasma.
Indikasi tonsilektomi
0he Ameri+an A+ademy of otolaryngology head and ne+k surgery +lini+la
indi+ators. Compendium 2>> menetapkan D
• serangan tonsilitis lebih dari 4 kali per tahun, walaupun telah dapat
terapi yang adekuat.
• tonsil hipertropi yang menimbulkan maluklusi gigi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan orofa+ial.
• sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan
sumbatan jalan napas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan
berbi+ara, dan +or pulmonale.
• rinitis dan sinusitis yang kronik, peritonsilitis, abses peritonsil yang
tidak berhasil hilang dengan pengobatan.
• napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
• tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri group A
8/18/2019 Rintis word
51/57
strepto+o+us beta hemolitikus
• hipertrofi tonsil yang di+urigai adanya keganasan.
• otitis media efusa Botitis media supuratif.-2*-4*
åitis
Anatomi @aring
@aring terdiri dari # kartilago besar yaitu thyroid, krikoid, arytenoid,dan epiglotis, dihubungkan dengan otot, ligamen, dan membran
fibroelastis dan membran mukus. Anatomi dari laring pada bayi
berbeda dari orang dewasa, dan perbedaan tersebut membuat bayi
lebih rentan pada infeksi saluran nafas atas. @aring pada neonatus
terletak tinggi pada leher. piglotisnya lebih sempit, berbentuk omega,
dan posisinya 'ertikal. $ubmukosa dari area subglotis merupakan
daerah tersempit dari laring, tidak berserabut, menyebabkan ikatan
yang lebih longgar dari membran mukus dibanding orang dewasa,
memudahkan terjadinya akumulasi dari edema. $ebagai tambahan,
kartilago yang menyokong saluran udara dari bayi bersifat lunak,
sehingga dapat menyebabkan saluran nafas +ollapse selama inspirasi.
$aluran nafas dari neonatus berukuran 6 mm di diameter pada titik
tersempitnya, yaitu +in+in krikoid, sehingga bayi berada pada resiko
tinggi terhadap gagal nafas-"*
tiologi
tiologi dari laringitis akut yaitu penggunaan suara berlebihan, gastro esophago reflu7
disease -=R&*, polusi lingkungan, terpapar dengan bahan berbahaya, atau bahan
infeksius yang membawa kepada infeksi saluran nafas atas. 1ahan infeksius tersebut
lebih sering 'irus tetapi dapat juga bakterial. 9arang ditemukan radang dari laring
8/18/2019 Rintis word
52/57
disebabkan oleh kondisi autoimun seperti rematoid artritis, polikondritis berulang,
granulomatosis Fagener, atau sarkoidosis.
)irus yang sering menyebabkan laringitis akut antara lain 'irus parainfluenza tipe 2
sampai 4 -85 dari kasus*, 'irus influenza tipe A dan 1, Mrespiratory syn+ytial 'irusN
-R$)*. )irus yang jarang menyebabkan laringitis akut antara lain adeno'irus, rhino'irus,
+o7sa+kie'irus, +orona'irus, entero'irus, 'irus herpes simple7, reo'irus, 'irus morbili
-measles*, 'irus mumps.
1akteri walaupun jarang tetapi dapat juga menyebabkan laringitis akut, antara lain
(aemophilus influenzae type 1, $taphylo+o++us aureus, Coryneba+terium diphtheriae,
$trepto+o++us group A, /ora7ella +hatarralis, s+heri+hia +oli, lebsiella sp.,
%seudomonas sp., Chlamydia tra+homatis, /y+oplasma pneumoniae, 1ordatella
pertussis, dan sangat jarang Co++idioides dan Crypto+o++us. C. diphtheriae harus
di+urigai sebagai kuman penyebab terutama bila anak belum diimmunisasi, karena C.
diphtheriae dapat meyebabkan membranous obstru+ti'e laryngitis.
$elain 'irus dan bakteri laringitis juga dapat disebabkan juga oleh jamur, antara lain
Candida albi+ans, Aspergilus sp., (istoplasmosis dan 1lastomy+es. (istoplasma dan
1lastomy+es dapat menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari infeksi sistemik
%atofisiologi
@aringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang berlangsung
kurang dari 4 minggu. %arainfluenza 'irus, yang merupakan penyebab terbanyak dari
laringitis, masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel dari epitelium saluran nafas lokal
yang bersilia, ditandai dengan edema dari lamina propria, submukosa, dan ad'entitia,
diikuti dengan infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit
polimorfonuklear -%/;*. 0erjadi pembengkakan dan kemerahan dari saluran nafas yang
terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara.
arena trakea subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi
pada lumen saluran nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah
+elah. &aerah glotis dan subglotis pada bayi normalnya sempit, dan penge+ilan sedikit
saja dari diameternya akan berakibat peningkatan hambatan saluran nafas yang besar dan
8/18/2019 Rintis word
53/57
penurunan aliran udara. $eiring dengan membesarnya diameter saluran nafas sesuai
dengan pertumbuhan maka akibat dari penyempitan saluran nafas akan berkurang.
$umbatan aliran udara pada saluran nafas atas akan berakibat terjadinya stridor dan
kesulitan bernafas yang akan menuju pada hipoksia ketika sumbatan yang terjadi berat.
(ipoksia dengan sumbatan yang ringan menandakan keterlibatan saluran nafas bawah
dan ketidakseimbangan 'entilasi dan perfusi akibat sumbatan dari saluran nafas bawah
atau infeksi parenkim paru atau bahkan adanya +airan.-2*
=ejala linis dan &iagnosis
@aringitis ditandai dengan suara yang serak, yang disertai dengan pun+ak suara -'o+al
pit+h* yang berkurang atau tidak ada suara -aphonia*, batuk menggonggong, dan stridor
inspirasi. &apat terjadi juga demam sampai 4>#3, walaupun pada beberapa anak dapat
tidak terjadi. =ejala tersebut ditandai khas dengan perburukan pada malam hari, dan
sering berulang dengan intensitas yang menurun untuk beberapa hari dan sembuh
sepenuhnya dalam seminggu. =elisah dan menangis sangat memperburuk gejala
gejalanya. Anak mungkin memilih untuk duduk atau dipegangi tegak. %ada anak yang
lebih dewasa penyakitnya tidak begitu parah. %ada anggota keluarga lainnya mungkin
didapatkan penyakit saluran pernafasan yang ringan. ebanyakan pasien hanya bergejala
stridor dan sesak nafas ringan sebelum mulai sembuh. =ejala tersebut sering disertai
dengan gejalagejala seperti pilek, hidung tersumbat, batuk dan sakit menelan. %ada
kebanyakan pasien gejala tersebut timbul 2 sampai 4 hari sebelum gejala sumbatan jalan
nafas terjadi.
%ada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan suara yang serak, +oryza, faring yang meradang
dan frekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkat, disertai pernafasan +uping
hidung, retraksi suprasternal, infrasternal dan inter+ostal serta stridor yang terus menerus,
dan anak bisa sampai megapmegap -air hunger*. 1ila terjadi sumbatan total jalan nafas
maka akan didapatkan hipoksia dan saturasi oksigen yang rendah. 1ila hipoksia terjadi,
anak akan menjadi gelisah dan tidak dapat beristirahat, atau dapat menjadi penurunan
kesadaran atau sianosis. &an kegelisahan dan tangisan dari anak dapat memperburuk
stridor akibat dari penekanan dinamik dari saluran nafas yang tersumbat. &ari penelitian
didapatkan bahwa frekuensi pernafasan merupakan petunjuk yang paling baik untuk
8/18/2019 Rintis word
54/57
keadaan hipoksemia. %ada auskultasi suara pernafasan dapat normal tanpa suara
tambahan ke+uali perambatan dari stridor. adangkadang dapat ditemukan mengi yang
menandakan penyempitan yang parah, bronkitis, atau kemungkinan asma yang sudah ada
sebelumnya.
&engan laringoskopi sering didapatkan kemerahan pada laring yang difus bersama
dengan pelebaran pembuluh darah dari pita suara. %ada literatur lain disebutkan
gambaran laringoskopi yang pu+at, disertai edema yang berair dari jaringan subglotik.
adang dapat ditemukan juga ber+akber+ak dari sekresi. &ari pergerakan pita suara
dapat ditemukan asimetris dan tidak periodik. $ebetulnya pemeriksaan rontagen leher
tidak berperan dalam penentuan diagnosis, tetapi dapat ditemukan gambaran staplle sign
-penyempitan dari supraglotis* pada foto A% dan penyempitan subglotis pada foto lateral,
walaupun kadang gambaran tersebut tidak didapatkan. %emeriksaan laboratorium tidak
diperlukan, ke+uali didapatkan eksudat maka dapat dilakukan pemeriksaan gram dan
kultur dengan tes sensiti'itas. 0etapi kultur 'irus positif pada kebanyakan pasien. &ari
darah didapatkan lekositosis ringan dan limfositosis
0erapi
pasien dengan laringitis harus ditangani dengan tenang dan dengan sikap yang
menentramkan hati, karena emosi atau marah akan memperburuk keadaan distress
pernafasan anak. ebanyakan pasien mengalami hipoksemia, sehingga oksigenisasi harus
dilakukan dan diberikan oksigen yang dilembabkan. :ksigenisasi dapat dinilai pertama
tama dengan +ara o7imetry pulse nonin'asif untuk meminimalkan ketidaknyamanan dan
memaksimalkan ketenangan pasien. 1ila distres pernafasan parah dan tidak responsif
terhadap perawatan pertama makan harus diukur tekanan gas darah arteri untuk menilai
hiperkapnia dan asidosis respiratori. 0etapi harus diingat bahwa %aC:" normal dapat
tidak menggambarkan keparahan penyakit karena sumbatan dapat terjadi tibatiba. 1ila
terjadi hiperkapnea maka kebanyakan pasien membutuhkan jalan nafas buatan.
%emberian makan pada pasien harus mempertimbangkan keparahan pernyakitnya. %ada
pasien yang keadaannya gawat maka tidak boleh diberikan makan dan harus diberikan
+airan intra'ena untuk mempertahankan rehidrasi.
8/18/2019 Rintis word
55/57
;ebulisasi epinefrin rasemi+ sementara dapat memperbaiki distres pernafasan, dengan
efek dalam O jam dari pemberian aerosol dan hilang efeknya setelah " jam. ;amun tidak
ada bukti bahwa penggunaan epinefrin rasemi+ merubah dasar penyakit dari laringiti,
tetapi penggunaannya telah memperke+il perlunya saluran nafas buatan. pinefrin
rasemi+ dapat diberikan sering, sampai setiap setengah jam bila diperlukan untuk
melegakan distres pernafasan. pinefrin resemi+ diberikan dalam dosis 3." ml dari
larutan "."5 untuk setiap kg 1erat badan, sampai dosis maksimum 2. ml. pinefrin
rasemi+ ini harus diberikan dengan nebulisasi dalam oksigen, karena dapat menyebabkan
perburukan sementara dari ketidaksesuaian 'entilasi dan perfusi dalam paruparu. Irama
jantung dan nadi harus dimobitor dan obat harus dihentikan bila terjadi aritmia. 1ila tidak
terdapat epinefrin rasemi+ maka dapat digunakan epinefrin saja dengan dosis ml larutan
2D2333 ternyata manjur setara 3, efinefrin rasemi+ "."5 yang dilarutkan dengan #. ml
normal saline dalam memperbaiki distres pernafasan pada laringitis. feknya juga hilang
dalam " jam seperti resemi+ epinefrin.#,,6
%engguanaan kortikosteroid dalam terapi laringitis menimbulkan kontro'ersi. %ada
awalnya penelitian yang menilai kemanjuran steroid menggunakan metodologi yang
salah dan menggunakan dosis yang ke+il. @alu buktibukti mu+ul bahwa dosis steroid
setara dengan 233 mg kortisol atau 3,4 mgBkg de7ametason dapat jadi efektif mengurangi
keparahan laringitis dalam 2" dan "# jam. %enelitian lebih lanjut menemukan bahwa
kemanjuran dari penggunaan dosis tunggal parenteral 3.6 mgBkg deksametason dalam
mengurangi gejala dan memper+epat kesembuhan, juga mengurangi kebutuhan
perawatan intensif dan intubasi endotrakeal. %ada pasien yang memerlukan intubasi,
penggunaan prednisolon " mgBkg.hari telah menunjukan memper+epat e7tubasi. &alam
sebuah penelitian pada 2"3 pasien dengan laringitis yang sedang, penggunaan
de7amethasone se+ara oral dengan dosis 3.2, 3.4 dan 3.6 mgBkg sama efektifnya untuk
menghilangkan gejala dan kebutuhan nebulisasi epinefrin. /alah, pertimbangan untuk
menggunakan de7amethasone pada pasien dengan laringitis yang parah sekarang
direkomendasikan oleh MCommittee of Infe+tious &isease of the Ameri+an A+ademy of
%aediatri+sN, M0he Infe+tious &iseases and Immunization Comittee of the Canadian
%aediatri+ $o+ietyN, dan Mthe Respiratory Committee of the %aediatri+ $o+iet of ;ew
Pealand. %enelitian terakhir lebih difokuskan kepada pengguanaan steroid nebulisasi.
8/18/2019 Rintis word
56/57
1udesonide nebulisasi dengan dosis " mg telah menunjukkan kemanjuran dalam
memperbaiki stridor, batuk, dan berbagai kegawatan " jam setelah pengobatan. :nset
yang +epat ini menunjukkan efek steroid pada permeabilitas 'askular dibandingkan
dengan efek anti inflamasi saja. onsep ini didukung oleh penelitian lebih baru yang
menunjukkan nebulisasi " mg budesonide sama efektifnya dengan nebulisasi # mg
epinefrin dalam melegakan gejala. @ebih lanjut, nebulisasi " mg bunesonide se+ara
statistik sama manjurnya dengan 3.6 mgBkg de7amethasone per oral dalam mengurangi
gejala, mengurangi kebutuhan nebulisasi epinefrin dan mengurangi lama perawatan. 9adi
dapat disimpulkan bahwa pada anak yang laringitis harus menerima minimal 3.2 sampai
3.6 mgBkg deksametason dosis tunggal se+ara peroral, intramus+ular, maupun intra'ena.
&an bukti sekarang menunjukkan perlunya nebulisasi bunesonide, dengan dosis " mg
terutama pada keadaan darurat. /asih tidak diketahui apakah pemberian kortikosteroid
berulang aman dan menguntungkan. fek samping yang dapat terjadi pada pemakaian
kortikosteroi