2
RISALAH KESUFIAN SYEKH AHMAD ALAWI Ahli makrifat itu tidak dikatakan makrifat jika ia tidak mengenal Allah dari segenap sudut dan dari arah mana saja ia menghadap. Mereka hanyalah ada satu kiblat (arah) iaitu yang Hakiki itu sendiri. “Ke mana saja kamu memandang, di situ ada wajah (zat) Allah”. Ke mana saja kamu memandang samada dengan deria atau akal atau khayalan, maka di situ ada wajah (zat) Allah. Oleh itu, dalam setiap sesuatu ain ada (wujud zat ilahi) dan semuanya adalah kerana “La ilalaha illal-Lah”. “Janganlah tinggalkan ruhmu, dan janganlah lawan dia, tetapi turutilah ia dan carilah apa yang ada di dalamnya.” “Siapa yang menyembunyikan Rahasia adalah terhijab, dan siapa yang membuka Rahasia itu akan binasa.” Nukilan salah satu sajaknya: Laila. (Di Maksudkan adalah Allah) “Hampirlah aku dengan Laila Apabila aku dengar seruannya Suara itu sentiasa aku dengar Dia sukakan aku dan datang hampir kepadaku Di bawanya aku ke pangkuannya Dengan lemah gemalai diserunya aku Diduduknya aku di sisinya Kemudian dia datang makin hampir Disingkapnya selubung yang menutupi badannya Takjub aku melihat keindahannya Dipeluknya aku seerat-eratnya Hinggalah aku hilang dalam dia Hingga aku sangka dia itu aku Dicabutnya diriku Ditukarnya bentukku Ditandanya aku dengan tanda yang khusus Dilengkapinya aku dengan kelengkapannya Dinamanya aku dengan namanya Dihancurkan dan dimatikannya aku Setelah mati, aku dihidupkan semula Bintang aku bersinar terang di langit Manakah nyawaku, manakah badanku Hakikat ditunjukkan kepadaku Rahasia tersembunyi ditunjukkan kepadaku Mataku tidak melihat kecuali dia Dia sahaja aku saksikan Semua makna dalamnya terkandung Maha suci engkau dan maha agung Anda yang melihat keindahan

RISALAH KESUFIAN SYEKH AHMAD ALAWI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RISALAH KESUFIAN SYEKH AHMAD ALAWI.docx

RISALAH KESUFIAN SYEKH AHMAD ALAWIAhli makrifat itu tidak dikatakan makrifat jika ia tidak mengenal Allah dari segenap sudut dan dari arah mana saja ia menghadap. Mereka hanyalah ada satu kiblat (arah) iaitu yang Hakiki itu sendiri. “Ke mana saja kamu memandang, di situ ada wajah (zat) Allah”. Ke mana saja kamu memandang samada dengan deria atau akal atau khayalan, maka di situ ada wajah (zat) Allah. Oleh itu, dalam setiap sesuatu ain ada (wujud zat ilahi) dan semuanya adalah kerana “La ilalaha illal-Lah”.“Janganlah tinggalkan ruhmu, dan janganlah lawan dia, tetapi turutilah ia dan carilah apa yang ada di dalamnya.”

“Siapa yang menyembunyikan Rahasia adalah terhijab, dan siapa yang membuka Rahasia itu akan binasa.”

Nukilan salah satu sajaknya: Laila. (Di Maksudkan adalah Allah)

“Hampirlah aku dengan LailaApabila aku dengar seruannyaSuara itu sentiasa aku dengarDia sukakan aku dan datang hampir kepadakuDi bawanya aku ke pangkuannyaDengan lemah gemalai diserunya akuDiduduknya aku di sisinyaKemudian dia datang makin hampirDisingkapnya selubung yang menutupi badannyaTakjub aku melihat keindahannyaDipeluknya aku seerat-eratnyaHinggalah aku hilang dalam diaHingga aku sangka dia itu akuDicabutnya dirikuDitukarnya bentukkuDitandanya aku dengan tanda yang khususDilengkapinya aku dengan kelengkapannyaDinamanya aku dengan namanyaDihancurkan dan dimatikannya akuSetelah mati, aku dihidupkan semulaBintang aku bersinar terang di langitManakah nyawaku, manakah badankuHakikat ditunjukkan kepadakuRahasia tersembunyi ditunjukkan kepadakuMataku tidak melihat kecuali diaDia sahaja aku saksikanSemua makna dalamnya terkandungMaha suci engkau dan maha agungAnda yang melihat keindahanInilah keindahan diaAmbillah darikuInilah lukisankuHatiku bukan membohongRahasia aku bertemu dengannyaJika kehampiran dengannya habisAku masih berdiri dalam pendiriannya.”Akhir kata sebuah kitab yang sangat baik dan agak tinggi nukilannya.