Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    1/18

    1

    RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

    A. URAIAN UMUM

    Pasal 1 : Gambar-Gambar untuk Tender

    Gambar-gambar untuk tender terdiri dari lembar gambar. Ukuran satuan

    yang dipergunakan dalam spesifikasi, bill of quantity dan gambar-gambar

    tender adalah satuan metrik.

    Pasal 2 : Daerah Operasi bagi Kontraktor

    Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara

    lain untuk: penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi,

    peralatan pengadukan beton, kantor-kantor sementara dan lain-lain.

    Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.

    Kontraktor harus menjaga kebersihan dan keteraturan daerah operasinya

    selama pelaksanaan pembangunan.

    Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk : air bersih, tenaga listrik,

    alat komunikasi dan keperluan-keperluan lainnya selama pelaksanaan

    pembangunan atas biaya sendiri.

    Pada akhir pembangunan, Kontraktor harus membersihkan daerah

    operasinya dan diterima baik oleh Direksi/Pengawas.

    Pasal 3 : Pagar Sementara Pengaman Proyek

    Kontraktor atas biaya sendiri, apabila perlu dengan ijin Direksi/Pengawas

    dapat membuat pagar sementara dan harus memelihara pagar tersebut agar

    tetap dalam keadaan baik termasuk pintu-pintunya, sepanjang batas yang

    ditentukan untuk daerah operasinya. Pagar sementara tersebut harus dibongkar

    pada akhir pembangunan.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    2/18

    2

    Pasal 4 : Bahan-Bahan Bangunan dan Kualitas Pekerjaan

    Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam

    Dokumen Kontrak dan gambar-gambar pelaksanaan dengan menggunakan

    bahan-bahan yang terbaik, dan metoda melaksanakan pekerjaan dengan

    kemampuan terbaiknya.

    Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan,

    apabila tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan Kontraktor harus

    mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi

    standard tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan.

    Pasal 5 : Pelaksanaan Pekerjaan

    Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar

    diperoleh kemajuan yang memuaskan yang sesuai dengan detail program

    operasi yang telah disetujui Direksi/Pengawas.

    Kontraktor harus mempersiapkan dan menjamin akan kelancaran dan

    cukupnya : mesin-mesin cadangan, bahan-bahan bangunan dan peralatan

    yang harus ada setiap saat untuk menjamin penyelesaian pekerjaan sesuai

    dengan jadwal yang telah disetujui.

    Pasal 6 : Patok Patok Pembantu Pengukuran

    Kontraktor harus memasang dan memelihara patok-patok pembantu

    pengukuran, menentukan lokasi/ koordinat dan memasang beacons dan buoys

    (pelampung) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir

    pekerjaan harus dibersihkan kembali oleh Kontraktor.

    Pasal 7 : Survey dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda - Tanda

    Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengukuran, survey

    dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

    dan untuk keperluan ini harus mempekerjakan seorang akhli pengukuran yang

    nama dan kwalifikasinya harus diserah kan kepada Direksi/Pengawas untuk

    mendapat persetujuan. Kontraktor akan mendapat penunjukkan secara tertulis

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    3/18

    3

    dan Direksi/Pengawas lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi

    berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran pelaksanaan

    pekerjaan.

    Kontraktor untuk tujuan pengechekan survey dan pengukuran/pemasangantanda-tanda oleh Direksi/ Engineer/Pengawas, harus memberikan bantuan yang

    diperlukan Direksi/Pengawas .

    Pengukur dengan pengalaman yang memadai harus diperbantukan kepada

    Direksi/Pengawas, sebaiknya pengukur yang sama selama berlangsungnya

    pekerjaan pembangunan.

    Sebelum meminta persetujuan untuk setiap macam pekerjaan, Kontraktor

    harus memberitahukan maksudnya kepada Direksi/Pengawas sekurang-

    kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, baik untuk memasang

    tanda-tanda maupun menentukan elevasi pada setiap bagian dari pekerjaan,

    agar dapat dilakukan persiapan-persiapan untuk pemeriksaan oleh

    Direksi/Pengawas.

    Pasal 8 : Alat - Alat untuk Survey

    Kontraktor harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk

    pengukuran topografi (Theodolite T2 & T0, Waterpass, bak, geodeticmeter dari

    pita dan rantai), pengukuran bathymetrik (echo sounder, sextant, station

    pointer), yang dapat digunakan Direksi/Pengawas setiap saat untuk checking

    pemasangan tanda-tanda, penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan

    pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus

    memelihara alat-alat untuk survey ini secara baik sehingga selama pelaksanaan

    pekerjaan dapat tetap digunakan secara baik. Kontraktor harus menyediakan,

    atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan template,

    penampang kedalaman laut yang diminta Direksi/Pengawas untuk pemeriksaan

    atau pengukuran bagian dari pekerjaan.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    4/18

    4

    Pasal 9 : Persetujuan Direksi/Pengawas

    Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen,

    contoh-contoh bahan bangunan dan hal-hal lain yang memerlukan

    persetujuan Direksi/Pengawas harus diserahkan dalam 3 (tiga) rangkap, dan

    apabila disetujui 1 (satu) rangkap daripadanya akan dikembalikan kepada

    Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Direksi/Pengawas.

    Pasal 10 : Buku Harian

    1. Pelaksanaan wajib menyediakan Laporan Harian di tempat pekerjaan.

    Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat

    setiap harinya. Catatan tersebut meliputi antara lain :

    Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.

    Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain.

    Bahan - bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan

    yang di tolak atau diterima.

    Kemajuan dari pekerjaan.

    Kejadian-kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan

    pekerjaan.

    2. Laporan harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana

    dan Pengawas harian sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi

    perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan persoalan

    kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat penyelesaian.

    3. Disamping Laporan harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatatsemua instruksi Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.

    Pasal 11 : Keamanan Proyek

    Kontraktor diwajibkan :

    1. Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.

    2. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan para

    pekerja.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    5/18

    5

    3. Mentaati peraturan-peraturan setempat dan mengusahakan perijinan

    penggunaan jalan, bangsal dan sebagainya.

    4. Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung

    dengan peraturan-peraturan pelaksanaan pula peraturan yang diadakan

    selama penyelenggaraan.

    Pasal 12 : Bangunan / Kantor Direksi

    Bangunan sementara untuk Kantor Direksi (Direksi Keet) harus dibangun

    dengan luas seperti tercantum dalam volume pekerjaan. Bangunan tersebut

    harus dengan penerangan, perlengkapan kamar mandi WC, meja kursi dan

    kelengkapan lainnya yang layak dipakai sampai akhir pelaksanaan pekerjaan.

    Kontraktor diwajibkan memelihara Kantor Direksi tersebut agar dapat dipakai

    untuk kerja sampai pelaksanaan proyek selesai. Apabila tidak ditentukan lain

    oleh Pemberi Tugas, maka Kontraktor wajib membongkar kembali bangunan

    bangunan sementara tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai.

    Pasal 13 : Keselamatan Kerja

    Kontraktor berkewajiban :

    a. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan

    memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, biaya

    perawatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    b Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya

    kecelakaan dengan disertai keterangan seperluanya.

    c Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat

    pekerjaan.

    d Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan

    dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjanya yang

    sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan

    yang baik, pada setiap saat baik siang maupun malam.

    e Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatanbagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban Kontraktor.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    6/18

    6

    Pasal 14 : Konstruksi Pembantu / Sementara

    1. Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan secara

    tepat alat pembantu (konstruksi penolong). Dalam hal ini Direksi akan

    memberikan petunjuk dan Kontraktor bertanggung jawab pada

    pelaksanaan dan pemeliharaannya, misalnya profil dari kayu, bouwplank,

    bekisting, jalan masuk, jembatan darurat, bedeng dan lain sebagainya.

    2. Apabila Direksi kurang lengkap memberikan petunjuk-petunjuk, maka

    Kontraktor wajib mengajukan cara-cara penyempurnaan tanpa mengurangi

    tanggung jawab.

    Pasal 15 : Jam Kerja

    a. Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri.

    b. Pekerjaan - pekerjaan yang dilakukan pada malam hari, Kontraktor harus

    menyediakan/menyiapkan yang diperlukan, misalnya penerangan lampu

    dan sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya

    Kontraktor dan atas persetujuan dan pengawasan Direksi/

    Engineer/Pengawas.

    Pasal 16 : Pekerjaan Yang Tidak memenuhi Syarat

    Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak

    sesuai dengan gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi/Pengawas pihak

    Kontraktor harus membongkarnya dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh

    Direksi/Pengawas dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya pihak

    Kontraktor.

    Pasal 17 : Mobilisasi dan Demobilisasi

    Yang dimaksud dalam pasal mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam

    bill of quantities, mencakup antar jemput/mendatangkan : pekerja, pegawai,

    bahan-bahan bangunan, peralatan dan keperluan - keperluan insidental untuk

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    7/18

    7

    melaksanakan seluruh pekerjan, untuk pindah didalam lokasi proyek dan

    pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya pekerjaan,

    termasuk :

    a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek besertapemasangannya, dimana alat-alat tersebut akan dipergunakan.

    b. Antar jemput : Staff, pegawai dan pekerja ke proyek.

    c. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan

    pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya, sedemikian

    sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh

    Direksi/Pengawas.

    d. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerjaan

    setelah proyek selesai.

    Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan,

    Kontraktor harus memasukkan rencana detail kepada Direksi/Pengawas

    mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini harus menjamin selesainya mobilisasi

    menurut pasal butir (a dan b) tersebut diatas dalam waktu maksimum 20 (dua

    puluh) hari setelah Direksi/Pengawas memberikan nota mulainya pekerjaan.

    Pasal 18 : Informasi Meteorologi

    Mengikuti instruksi Direksi/Pengawas, Kontraktor harus melakukan

    pencatatan data-data meteorologi untuk setiap hari selama waktu berlakunya

    kontrak, hal - hal dibawah ini :

    a. Pencatat hujan

    b. Perkiraan arah dan kecepatan angin

    c. Temperatur

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    8/18

    8

    B. URAIAN TEKNIS

    Pasal 1 : Pemasangan Geotextile

    a.

    Persyaratan bahan

    Geotextile yang digunakan harus dari kwalitas seperti diuraikan pada bab

    sebelumnya dan dalam kondisi yang baik. Pemasangan geotextile harus sesuai

    dengan gambar kerja serta memperhatikan agar geotextile yang telah

    terhampar tidak merosot, terlipat atau sobek pada saat ditimbuni material lain di

    atasnya. Geotextile yang telah sobek/tercabik tidak boleh digunakan/dipasang.

    Pasal 2 : Penyambungan

    Apabila perlu diadakan penyambungan Geotextile, maka sambungan

    tersebut harus disambung dengan stitcher sedemikian rupa sehingga tidak ada

    kemungkinan lolosnya butiran yang terletak dikedua sisi geotextile.

    Apabila untuk penyambungan tersebut Kontraktor harus melakukan

    overlapping dari geotextile yang disambung, maka overlaping tersebut harus

    menjamin kekuatan yang paling sedikit sama dengan geotextile utuh. Tidak ada

    pembayaran tambahan untuk overlaping disambungan.

    Pasal 3 : Pelaksanaan pengerukan

    a. Menyiapkan dan memasang tanda-tanda kerja keruk beserta posisi yang

    diperlukan guna memungkinkan excavator dan alat bantunya bekerja

    teratur, efektif dan efisien.

    a. Melaksanakan pekerjaan pengerukan dan pembuangan material hasil

    pengerukan di lokasi dumping.

    b. Melakukan cek sounding untuk monitor kemajuan keruk.

    c. Melaksanakan progress sounding (pemeruman kemajuan pelaksanaan

    pekerjaan) untuk mendukung dalam penagihan termin pembayaran.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    9/18

    9

    Pasal 5 : Dumping Area (Area Pembuangan )

    Material hasil kerukan harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan

    dan dibentuk serta di ratakan menggunakan alat berat oleh pemberi tugas dan

    telah direkomendasikan oleh Pemerintah kabupaten Bireuen.

    Pasal 6 : Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

    a. Yang dimaksud dengan jangka waktu pelaksanaan adalah suatu kurun waktu

    tertentu dimana di dalamnya sudah mencakup waktu mobilisasi alat, waktu

    pelaksanaan pengerukan, waktu pelaksanaan pembangunan jetty dan

    waktu pelaksanaan final sounding.

    b.

    Untuk pekerjaan ini waktu pelaksanaan selama 90 (sembilan sepuluh) hari

    kalender

    c. Pekerjaan harus sudah diselesaikan dalam kurun waktu hari kerja kalender

    (HKK), yang telah ditentukan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja

    ( SPMK ) ditandatangani.

    Pasal 7 : Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan

    a. Gambar/peta situasi yang merupakan rencana pengerukan antara lain

    panjang jetty, areal keruk, jarak terhadap bangunan sekitarnya dan

    kedalamannya.

    b. Gambar - gambar konstruksi bangunan jetty dan detailnya.

    c. Peta bathimetri (predregde sounding) skala 1 : 2500 untuk areal alur

    pengerukan.

    d. Posisi pembuangan hasil pengerukan harus diberikan tanda yang dapat

    dilihat baik siang/malam.

    e. Potongan-potongan melintang yang dapat menunjukkan dimensi profil serta

    kemiringan tepian (side-slope) dan posisinya terhadap bangunan sekitarnya

    yang dapat mewakili masing-masing tempat yang secara khusus mempunyai

    perbedaan antara satu tempat dan tempat lainnya.

    f. data tersebut pada butir a, b, c, d, dan e diatas disiapkan oleh pemberi

    tugas.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    10/18

    10

    Pasal 8 : Peralatan Kerja

    a. Peralatan pengangkutan material batu dari quary ke lokasi pekerjaan

    mengunakan dump truk.

    b.

    Peralatan yang digunakan untuk menyusun batu digunakan excavator.c. Peralatan pengerukan menggunakan excavator dan ponton.

    d. Apablia dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor akan mengganti

    peralatan, maka kontraktor harus melaporkan kepada pemberi tugas dalam

    hal ini kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Kuasa Pengguna Anggaran.

    e. Pada prinsipnya pemberi tugas tidak keberatan apabila dalam pelaksanaan

    pekerjaan kontraktor bermaksud ingin menambah jumlah peralatan untuk

    meningkatkan kapasitas peralatan guna mempercepat penyelesaian

    pekerjaan dari yang telah ditentukan pemberi tugas, selama penambahan

    peralatan tersebut tidak akan diadakan penambahan biaya.

    f. Dalam melaksanakan pekerjaan untuk pemeruman kedalaman (sounding),

    kontraktor harus menyiapkan instrumen survei minimal sebagai berikut:

    1) 1 (satu) buah sounding boat daya mesin minimal 25 PK

    2) 1 (satu) unit Echo sounder

    3) 3 (tiga) buah handy talky

    4) 1 (satu) buah Theodolite dan 1 (satu) GPS

    5) 1 (satu) unit peralatan gambar.

    g. Kontraktor harus menjamin kondisi peralatan yang dipergunakan selalu

    berada dalam kondisi baik, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan tidak

    terjadi kerusakan-kerusakan yang dapat menghambat pelaksanaan

    pekerjaan.

    h. Dalam hai terjadi kerusakan pada peralatan/perlengkapan, maka kontraktor

    wajib segera mengatasinya atau mengganti peralatan/ perlengkapan

    tersebut tanpa menimbulkan hambatan-hambatan kerja.

    Pasal 9 : Ketentuan Pelaksanaan Kerja

    a. Kontraktor diberi kebebasan untuk memilih metode kerja yang diinginkan

    dalam melaksanakan pekerjaan ini dan melampirkan metode kerja tersebut

    pada surat penawaran.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    11/18

    11

    b. Kontraktor wajib menyediakan dan memasang sarana navigasi/rambu-rambu

    yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung, sesuai dengan peraturan-

    peraturan/ketentuan-ketentuan yang berlaku, demikian pula pada daerah

    pembuangan (dumping area).c. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan kontraktor diwajibkan

    membuat laporan harian dan mingguan secara tertulis dan diserahkan

    kepada pemberi tugas secara periodik.

    d. Dalam melaksanakan pekerjaan pengerukan untuk pemeruman kedalaman

    (sounding) dan pengolahan datanya disyaratkan :

    1) Mempergunakan personil yang terampil/tenaga ahli yang sewaktu-waktu

    dapat dicek kebenarannya.

    2) Untuk kebenaran pasang surut dilakukan pembacaan palem, pasang surut

    yang di level terhadap Benchmark yang sudah ada.

    3) Alat yang diperlukan untuk pemeruman disyaratkan mempergunakan

    Echosounder yang mempunyai ketelitian yang tinggi serta koreksi minimal.

    4) Jarak spasi pemeruman di daerah lokasi pekerjaan minimal 40 m dan

    maksimal 75 m dengan skala 1 : 2500 untuk alur sedangkan untuk jetty

    minimal 10 m dan maksimal 15 m dengan skala 1 : 1000.

    5) Master Peta dibuat dengan mempergunakan kertas A3 dan dicetak

    sebanyak 15 (lima belas) lembar diserahkan kepada pemberi pekerjaan

    beserta masternya.

    6) Kontraktor diperkenankan untuk melaksanakan progress sounding yang

    sekaligus merupakan pra final sounding apabila pelaksanaan pekerjaan

    dianggap telah selesai.

    e. Kontraktor bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi

    akibat kelalaian/kecerobohan atau kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

    Pasal 10 : Tide Gauges/poles (Alat Pengukur Pasang Surut)

    Kontraktor diwajibkan untuk membuat atau mendirikan alat pengukur

    pasang surut (tide gauges/poles) yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan

    sehingga setiap saat ketinggian pasang surut dapat diawasi.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    12/18

    12

    Pasal 11 : Volume Pengerukan

    a. Perhitungan volume keruk yang pengerukannya dilakukan oleh kontraktor

    dihitung berdasarkan volume profil.

    b.

    Volume prorfi berdasarkan desain alur yang dibuat oleh pemberi pekerjaanpada gambar peta Predredge sounding. Dalam perhitungan volume tersebut

    sudah dimasukkan faktor dan perkiraan pengendapan/ siltation rate yang

    terjadi selama pelaksanaan pengerukan.

    c. Perhitungan volume untuk menentukan pekerjaan selama pelaksanaan

    dihitung berdasarkan volume profil hasil progress sounding

    Pasal 12 : Pengerukan

    a. Predredge sounding dilakukan oleh Team Survey konsultan perencana.

    b. Apabila batas waktu hasil predredge Sounding lebih dari 2 (dua) bulan, maka

    pekerjaan predredge sounding dapat diulang atas beban kontraktor dan

    volume dihitung kembali kecuali jika ada kesepakatan tidak perlu diulang.

    c. Pengukuran kedalaman baik pada saat predredge sounding dan final

    sounding dilakukan dengan echosounder dengan frekwensi 210 KHz

    (minimum).

    d. Cek sounding, dan progres sounding, dilaksanakan oleh kontraktor. hasilnya

    dilaporkan pada Kuasa Pengguna Anggaran.

    Pasal 13 : Pengawasan

    a. Proyek Manager senantiasa mengadakan hubungan konsultasi dengan

    pengguna Barang / Jasa ( monitoring ) atau Konsultan Pengawas dalam

    mengatasi permasalahan yang dihadapi sewaktu bekerja mengeruk.

    b. Bagi pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pengguna Barang/

    Jasa (monitoring) atau konsultan pengawas selama pengerukan berlangsung

    adalah mengikat dan merupakan syarat bagi laporan-laporan hasil keruk.

    c. Kontraktor wajib menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk

    pengukuran kadar lumpur.

    d.

    Penentuan posisi sounding harus dilakukan dengan sistem Global Positioning

    System (GPS) kecuali bila ditentukan lain oleh pemberi tugas.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    13/18

    13

    Pasal 14 : Penerimaan Pekerjaan

    a. Berdasarkan progress sounding terakhir yang dilaksanakan oleh Kontraktor

    dimana kontraktor menganggap bahwa pekerjaan tersebut telah

    diselesaikan dan mendapatkan persetujuan dari konsultan Pengawas. Makakontraktor menyampaikan surat pemberitahuan pada pemberi tugas yang

    menyatakan pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan. Selambat-

    lambatnya 1 (satu) minggu setelah surat pemberitahuan tersebut diterima,

    pelaksanaan final sounding harus sudah dimulai.

    b. Bila ternyata dari hasil sounding yang dilakukan oleh pemberi tugas/konsultan

    pengawas berdasarkan permintaan kontraktor, desain yang disyaratkan

    belum dipenuhi, maka kontraktor harus melakukan pengerukan ulang dan

    diadakan final sounding kembali atas beban kontraktor.

    c. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila seluruh hasil pekerjaan pengerukan

    sudah sesuai dengan desain yang ditetapkan.

    Pasal 15 : Pekerjaan Pondasi

    1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi pekerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :

    Pondasi pasangan batu gunung/batu kali

    2. Persyaratan Bahan

    Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat berkualitas baik.

    3. Pedoman Pelaksanaan

    Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran-

    pengukuran untuk dasar pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan

    dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

    Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 5 cm dan

    dipadatkan, sebagai lantai kerja. Di atas pasir dipasang aanstamping,

    terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini

    juga harus dipadatkan dengan menyiram air di atasnya, sehingga pasir

    akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan 10 cm dibuat

    sesuai dengan gambar detail pondasi.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    14/18

    14

    Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, di bawah

    pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga

    mencapai kedalaman tanah keras.

    Untuk pondasi dikerjakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambardetail. Campuran yang digunakan : pondasi batu kali/belah dipasang

    dengan spesi 1 PC : 4 Ps. Pondasi batu bata dipasangn dengan spesi 1 PC :

    2 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 PC : 2 Ps

    Pasal 16 : Pekerjaan Beton Bertulang

    1. Lingkup Pekerjaan

    Beton bertulang dengan perbandingan 1 PC : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk:

    Pondasi Tapak

    Talud Beton

    Tempat-tempat lain yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan

    gambar rencana.

    2. Bahan

    1) Semen

    Digunakan Portland Cement type I menurut NI -8 tahun 1972 dan

    memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan

    oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

    Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu

    zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan

    campuran.

    Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat

    yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat

    penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling

    tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen

    yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut

    urutan pengiriman.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    15/18

    15

    2) Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari

    bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi

    butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam

    Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-151919-03.3) Kerikil

    Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai

    gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Beton

    Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

    Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis

    material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton

    dengan komposisi material yang tepat.

    4) Air

    Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam

    alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

    merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air

    bersih yang dapat diminum.

    5) Besi Beton.

    Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24

    (Tegangan Leleh Karakteristik minimum 2400 kg/cm2). Daya lekat baja

    tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan

    lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan

    tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

    Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan

    batang dingin.Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar

    dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong

    tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan

    dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang

    terdekat dengan catatan harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi

    persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang

    dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yg dimaksud adalah jumlah

    luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi

    menjadi tanggung jawab pemborong.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    16/18

    16

    6) Cetakan dan Acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan

    harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk,

    ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh

    gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuanharus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam Peraturan Beton Bertulang

    Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

    Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

    7) Pedoman Pelaksanaan :

    Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini,

    maka sebagai pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang

    Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

    Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas

    apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan

    gambar arsitektur.

    Adukan beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan

    ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh

    Direksi, yaitu :

    zTidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

    Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara

    beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk

    berbagai pekerjaan beton harus memenuhi Peraturan Beton

    Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.

    Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis

    Direksi. Selama pengecoran berlangsung, pekerja dilarang berdiri dan

    berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk dapat sampai ketempat-

    tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang

    tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat

    dicabut pada saat beton dicor.

    Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat

    penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian

    pekerjaan yang terputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras

    harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    17/18

    17

    memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,

    adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5

    M.

    Perawatan beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangankelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan

    tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:

    Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai

    penutup beton.

    Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,

    permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya

    pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak

    memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau

    seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau

    diperbaiki segera atas resiko Pemborong.

    Pasal 17 : Pekerjaan Sheet Pile

    1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi area pemasangan Sheet Pile sesuai dengan gambar kerja

    2. Persyaratan Bahan

    Sheet Pile yang digunakan Type PC Sheet Pile K-500 bentuk sesuai

    dengan gambar

    3. Pedoman Pelaksanaan

    Sebelum pelaksanaan dimulai terlebih dahulu harus dilakukan pengujian

    daya dukung tanah pada titik pemancangan, kedalaman pemancangan

    sesuai dengan hasil pengujian pada kedalam aman terhadap beban

    beban yang dipikul oleh Sheet Pile tersebut. Sheet Pile dipancang dengan

    alat pancang kemudian pada bagian atas diikat dengan balok beton

    bertulang dan diberikan pengikat kabel baja diameter 20 mm pada jarak 8

    m antara Sheet Pile dengan Jeti.

  • 7/25/2019 Rks Kuala Raja (12 Agustus 2015)

    18/18

    C. PERATURAN PENUTUP

    Pasal 1

    Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi katentuan yang tercantumdalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), tidak sesuai dengan Gambar

    atau tidak sesuai dengan Petunjuk Petunjuk Direksi atau Staf Teknik/Pemimpin

    Proyek, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar dan pembuatan-nya

    kembali seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

    Pasal 2

    Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat ini belum tercakup beberapa

    jenis pekerjaan ataupun persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur

    dalam Addenda addenda RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

    (Aanwijzing) serta Perintah Tertulis dari Direksi/Pengawas atas persetujuan

    Pemimpin Proyek pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

    Demikian Rencana Kerja dan Syarat Syarat Pekerjaan ini dibuat untuk

    dipatuhi dan dilaksanakan.

    Banda Aceh, 12 Agustus 2015

    KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMINTEL ACEH

    SELAKU

    PENGGUNA ANGGARAN

    Ir. HASANUDDIN, M.Si

    NIP. 19600602 199003 1 010