178
RPP KELAS XI MENGEVALUASI DAN MENGONVERSI TEKS DRAMA Oleh kelompok 6 Debbing Kumalasari (11020074035) Nilla Tuwindasari (11020074040) Riyan Dwi Mulyo (11020074050)

RPP Drama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perangkatan pembelajaran drama

Citation preview

RPP KELAS XIMENGEVALUASI DAN MENGONVERSITEKS DRAMA

Oleh kelompok 6Debbing Kumalasari(11020074035)Nilla Tuwindasari(11020074040)Riyan Dwi Mulyo(11020074050)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS BAHASA DAN SENIPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2014RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSekolah: SMA Negeri 2 KediriMata Pelajaran: Bahasa IndonesiaKelas/Semester: XI/ 2Materi Pokok: Teks DramaAlokasi Waktu: 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti1.KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2.KI 2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3.KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4.KI 4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, danfilm/drama

2.5Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk menjelaskan film/drama, humor, dan laga

3.4Mengevaluasi teks drama baik melalui lisan maupun tulisan Indikator Pengetahuan:3.4.1 Menemukan kelebihan dan kekurangan teks drama berdasarkan unsur-unsurnya3.4.2 Membuktikan kelebihan dan kekurangan teks drama yang sudah ditemukan3.4.3 Menilai teks drama

4.5Mengonversi teks drama ke dalam bentuk yang lain baik secara lisan maupun tulisanIndikator Keterampilan:4.5.1 Mengubah teks drama menjadi pementasan drama4.5.2 Menyesuaikan mimik dan gestur yang sesuai dengan dialog4.5.3 Menyajikan pementasan drama berdasarkan teks drama

C. Tujuan Pembelajaran1. Tujuan Pengetahuana. Setelah menganalisis teks drama, siswa dapat menemukan kelebihan dan kekurangan drama berdasarkan unsure-unsur dramab. Setelah menemukan kelebihan dan kekurangan teks drama, siswa dapat membuktikan kelebihan dan kekurangan yang sudah mereka temukan dengan menggunakan datac. Setelah siswa menemukan kelebihan dan kekurangan teks drama yang telah dibaca dengan disertai bukti, siswa dapat menilai teks drama tersebut menggunakan data2. Tujuan Keterampilana. Setelah siswa membaca teks drama, siswa mampu mengubah teks drama menjadi pementasan drama dengan memperhatikan unsure-unsur pementasan drama.b. Setelah siswa mengubah teks drama menjadi pementasan drama, siswa mampu menyesuaikan mimik dan gestur yang sesuai dengan dialog.c. Setelah siswa menyesuaikan mimik dan gestur yang sesuai dengan dialog, siswa mampu menyajikan drama berdasarkan teks drama dengan improvisasi yang tepat.

D. Materi Pembelajaran (Rincian Materi Pokok)1. FaktaTeks drama2. Konsepa. Mengevaluasi teks dramab. Mengonversi teks drama3. PrinsipCiri-ciri pementasan drama4. Prosedur a. Langkah mengevaluasi teks dramab. Langkah mengonversi teks drama

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode saintifik dengan sintaks sebagai berikut.1. Mengamati contoh hasil evaluasi dan konversi teks drama. 2. Menanyakan tentang evaluasi dan konversi teks drama. 3. Mengeksplorasi rumusan evaluasi dan konversi teks drama. 4. Menalar evaluasi dan konversi teks drama .5. Mengomunikasikan hasil evaluasi dan konversi teks drama.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran1. MediaSurat Evaluai Drama

2. Alat LCD, Tape recorder, laptop

3. Sumber Pembelajarana. Buku-buku yang berisi teks dramab. Koran, majalah, kliping teks drama, dll.c. Naskah tentang teks drama

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan meteri yang akan dipelajari.c. Mengantarkan peserta didik pada permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai.d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

2. Kegiatan Inti (160 menit) a. Mengamati 1) Peserta didik mencermati contoh evaluasi teks drama Perpecahan 3 Sahabat.2) Secara individu peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur teks drama Perpecahan 3 Sahabat.

b. Menanyakan 1) Antarpeserta didik dalam kelompok saling bertanya tentang unsur teks drama dan pementasan drama yang ditemukan untuk dibahas jika ada perbedaan atas temuan masing-masing.2) Peserta didik mendefinisikan atas dasar temuannya.

c. Mengeksplorasi Peserta didik mencoba merumuskan evaluasi teks drama yang terdapat dalam media surat evaluasi drama dan membahasnya, bertukar temuan bersama anggota kelompok.

d. Menalar Peserta didik mencoba menyimpulkan evaluasi dan konversi teks drama yang dikajinya.

e. Mengomunikasikan 1) Peserta didik menyampaikan/ menayangkan hasil evaluasi dan konversi teks drama.2) Peserta didik melaporkan hasil evaluasi dan konversi teks drama secara tertulis.

3. Penutup (10 menit) a. Guru bersama-siswa peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;b. Guru melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling, dan memberikan tugas, baik tugas individual, maupun kelompok;e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berkutnya.

H. Penilaian1. Jenis/teknik penilaiana. Kompetensi Sikap:1) Observasi2) Penilaian diri

b. Kompetensi Pengetahuan:1) Tes tertulis2) Tes lisan

c. Kompetensi Keterampilan:1) Tes praktik, 2) Projek, dan 3) Portofolio.

2. Bentuk instrumen dan instrumen3. Pedoman penskoran

Rubrik Instrumena. Penilaian SikapContoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta DidikNo.Sikap

NamaKeterbukaanKetekunan belajarKerajinanTenggang rasaKedisiplinanKerjasamaRamah dengan temanHormat pada orang tuaKejujuranMenepati janjiKepedulianTanggung jawab

1

2

3

4

5

6

7

8

Keterangan:Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4. 1 = kurang konsisten; 2 = cukup; 3 = mulai konsisten; 4 = konsisten;

Lembar Observasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

Mata Pelajaran: Bahasa IndonesiaKelas/Program: XI / Matematika dan Ilmu AlamKompetensi: ..............................................Materi: Mengevaluasi dan mengonversi teks drama

NoNama Sikap PribadiSikap IlmiahJmlSkorNilai

JujurDisplTgjwbKritisObjekTolr

(1)(2)(3)(4)(5)(6)

144343321

2

Keterangan pengisian skor4. Sangat tinggi3. Tinggi2. Cukup tinggi1. Kurang

b. Penilaian Pengetahuan: Tes SubjektifIndikator Pencapaian KompetensiTeknik PenilaianBentuk PenilaianInstrumen

Menemukan kelebihan dan kekurangan teks drama berdasarkan unsure-unsur dramaTes tertulisIsian Temukanlah kelebihan dan kekurangan teks drama berdasarkan unsure-unsur drama!

Membuktikan kelebihan dan kekurangan teks drama yang sudah ditemukanTes tertulisIsian Buktikanlah kelebihan dan kekurangan teks drama yang sudah kamu temukan!

Menilai teks dramaTes lisanDaftar pertanyaanNilailah teks drama tersebut!

Mengubah teks drama menjadi pementasan dramaTes kinerjaUji petik kerjaUbahlah teks drama menjadi pementasan drama!

Menyesuaikan mimik dan gestur yang sesuai dengan dialogTes kinerjaUji petik kerjaSesuaikanlah mimik dan gestur yang sesuai dengan dialog!

Menyajikan drama berdasarkan teks dramaTes kinerjaUji petik kerjaSajikanlah drama berdasarkan teks drama!

Pedoman Penskoran penilaian pengetah nuan1. Soal nomor 1AspekTingkatSkor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baikAB4

Siswa menjawab benar dan baikB3

Siswa menjawab benar dan sedangS2

Siswa menjawab kurang benar K1

SKOR MAKSIMAL4

2. Soal nomor 2AspekTingkatSkor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baikAB4

Siswa menjawab benar dan baikB3

Siswa menjawab benar dan sedangS2

Siswa menjawab kurang benar K1

SKOR MAKSIMAL4

3. Soal nomor 3AspekTingkatSkor

Siswa menjawab dengan benar dan sangat baikAB4

Siswa menjawab benar dan baikB3

Siswa menjawab benar dan sedangS2

Siswa menjawab kurang benar K1

SKOR MAKSIMAL4

c. Kompetensi Keterampilan: Penilaian Proyek No.Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilaiTingkatSkor

1.Isi1.1 Amat memahami; amat luas dan lengkap; amat terjabar; amat sesuai dengan kutipan.1.2 Memahami; luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan kutipan, meskipun kurang terinci.1.3 Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang terjabar; kurang terinci.1.4 Tidak memahami isi; tidak mengena.Amat baik

Baik

Sedang

Kurang4

3

2

1

2.Organisasi2.1 Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan; urutan amat logis; kohesi amat tinggi.2.2 Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis; kohesi tinggi.2.3 Kurang teratur dan rapi; kurang jelas; kurang gagasan; urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi.2.4 Tidak teratur; tidak jelas; miskin gagasan; urutan tidak logis; tidak ada kohesi.Amat baik

Baik

Sedang

Kurang4

3

2

1

3.Kosakata dan Diksi3.1 Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat.3.2 Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan kata; pemilihan kata yang tepat.3.3 Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai pembentukan kata; pemilihan kata kurang tepat.3.4 Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan kata; tidak menguasai kata-kata.Amat baik

Baik

Sedang

Kurang4

3

2

1i.

Kediri, 19 April 2014Mengetahui,Kepala Sekolah

Debbing KumalasariNIP 19600314 198703 2 005Guru Mata Pelajaran

Nilla TuwindasariNIP 19700801 200501 1 008

LAMPIRAN MATERI

MENGEVALUASI TEKS DRAMA BERDASARKAN UNSUR-UNSURNYA

Perpecahan 3 Sahabat

Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa. Disana ada suatu persahabatan yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BG.Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu keributan, yang disebabkan salah satu anggota 3BG.

Aldi : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir sesuatu)Aldi : Ah., aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku Taruh saja di tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan menuduh Aulia. (Terlihat anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa).Andin: (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah)Audy: Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?Andin: Aduh gimana nih, dompetku hilang.Aulia: Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.Andin: Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah Ku masukkan kedalam tasku.(Tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)Aldi: Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.Andin: Emangnya siapa Al ?Aldi: Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.Audy: Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.Aldi: Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.Andin: Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk membuktikan omong kosongnya Aldi.Aulia: Ya sudahlah nggak apa ? Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan ditasnya Aulia.Aldi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.Andin: Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.Aulia: Tapi bukan aku yang mencurinya.Aldi: Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada ditas kamukan?Audy: Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.Andin: Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kamu lagi.Audy: Dasar kau anak miskin. (sambil menampar pipi Aulia) Mereka kemudian duduk ditempat mereka masing-masingAulia: Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan Kami, apa salah kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan persahabatan kami seperti dulu lagi.Beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang bersama tanpa Aulia. Diperjalanan pulang Andin menerima telpon dari Papanya yang berada diluar negeri.Kringkring..kring.Andin: Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.Papa: Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu, sebelumnya maafkan Papa, perusahaan Papa disini bangkrut.Andin: Apa Pa, bangkrut kok bisa begitu ?Papa: proyek yang Papa Buat mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa harus menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.Andin: Jadi kita jatuh miskin Pa?Papa: Begitulah, besok Papa dan Mama akan pulang ke Indonesia, dan kita harus cari kontrakan rumah, karena rumah kita akan di segel oleh bank.Tiba-tiba Andin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya.Andin: Ini nggak mungkin. (sambil membanting HP nya)Audy: Ada apa Din?Andin: Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.Audy: Sabar ya.. Din! ini pasti bisa kamu lewati kok.Andin: Audy kamu adalah sahabat aku yang paling setia denganku, tolong jangan tinggalkan aku.Audy: Ya nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak seperti Aulia yang menghianati sahabatnya sendiri.Andin: Terima kasih Audy.(Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak Audy, untungnya saja Aulia menolong Audy).Aulia: Awas Audy. (sambil berteriak dan mendorong Audy)Audy: Kamu nggak apakan Aulia.Aulia: Nggak aku nggak apa kok.(Pengendara motor itu kemudian turun dari motornya)Aldi: Kamu nggak apa kan Aulia?Aulia,Andin, Audy: Aldi..Aldi: Maafkan aku yaaa! aku nggak sengaja.Audy: Makanya kalau naik motor itu jangan kencang-kencang.Aldi: Ya.. maafkan aku!Andin: Ya.... sudahlah nggak apa.Aldi: Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang masalah tadi di kelas.Andin: Emangnya ada apa Al?Aldi: Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Aulia, melainkan aku.Andin: Apa Aldi?Aldi: Aku iri dengan persahabatan kalian yang sangat erat, makanya itu aku mencoba untuk merusak persahabatan kalian, sekali lagi maafkan aku.Andin: Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?Audy: Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.Andin: Persahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.Aulia: Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap bersatu... bersatu.Andin: 3BG.Audy: Three.Aulia: Beautiful.Andin: Girl.(Sambil menujukkan tanda persahabatan mereka yang berupa cincin)Aldi: Oke deh. (Sambil mengacungkan jempol)Akhirnya persahabatan mereka bersatu kembali, dan tidak ada yang memisahkan mereka sampai akhir hayat menjemput.

Analisis unsur intrinsik drama :1.Tema : persahabatan2.Latara.Tempat :1) Di sekolah2) Di ruang kelas3) Di jalanb. Waktu1) Jam pelajaran sekolah2) Siang hari/pulang sekolah

d. Suasana1) Tegang2) Bahagia, penuh canda dan tawa3) Gelisah4) Panik5) Haru dan sedih6) Memprihatinkan7) Penuh keakraban

3.Tokoha.Aulia: baik hati dan penyabar.b.Andin: baik hati namun juga pemarah.c.Audy: baik hati, pemarah dan setia kawan.d.Aldi: jahat dan suka iri dengan kebahagiaan orang lain.e.Papa Andin: penyabar, pasrah dan tanggung jawab dalam bekerja.4.Konflika.Konflik internal, yaitu konflik psikologis yang terjadi dalam jiwa seseorang. Konflik ini dapat dialami oleh setiap individu, namun yang disuguhkan sebagai cerita adalah konflik internal yang rumit dan kompleks hingga berdampak menjadi konflik eksternal.Kutipan : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir sesuatu).b.Konflik eksternal, tampak secara nyata dengan melibatkan unsur fisik. Konfliknya antara lain berupa konfrontasi antara pihak:Individu dengan individu, baik individu pribadi atau perorangan maupun kelompok atau masyarakat, karena penyebab yang beragam. Individu, sekelompok orang, atau masyarakat yang melawan kekuatan yang tidak manusiawi1) Konflik antar tokohKutipan: Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.2) Konflik antara tokoh dengan tuhanKutipan : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan Kami, apa salah kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan persahabatan kami seperti dulu lagi.5.Alura. Pembaruan mula: ada suatu persahabatan yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BGb. Penggawatan: Aldi menaruh dompet Andin ke dalam tas Auliac. Klimaks: Andin menghakimi Aulia karena ia menemukan dompetnya di tas Auliad. Antiklimaks: Aldi mengaku bahwa ia yang telah memasukkan dompet Andin ke dalam tas Aulia e. Penyelesaian: 3BG kembali bersatu.6.AmanatAmanat yang dapat diambil dalam kisah dari drama diatas adalah:a. Jangan tanamkan sifat iri didalam jiwa kita karena akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.b. Biasakan untuk tidak berprasangka buruk sebelum ada bukti yang memperkuat bahwa dugaan kita benar.c. Jadilah individu yang saling memaafkan terhadap sesama. Percayalah bahwa damai itu indah.

Kelebihan naskah drama tersebut yaitu:1.Tema : persahabatanDrama ini menceritakan tentang kisah persahabatan antara 3 orang siswi yang menduduki bangku SMP.Kutipan:Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa. Disana ada suatu persahabatan yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BG.2. a. Suasana1) TegangKutipan: Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu keributan, yang disebabkan salah satu anggota 3BG.2) Bahagia, penuh canda dan tawaKutipan: Terlihat anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa.3) GelisahKutipan: sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah.4) PanikKutipan: Aduh gimana nih, dompetku hilang.5) Haru dan sedihKutipan: Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan Kami, apa salah kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan persahabatan kami seperti dulu lagi.6) MemprihatinkanKutipan: Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.7) Penuh keakraban8) Kutipan: Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap bersatu... bersatu.3. AmanatAmanat yang dapat diambil dalam kisah dari drama diatas adalah:d. Jangan tanamkan sifat iri didalam jiwa kita karena akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.e. Biasakan untuk tidak berprasangka buruk sebelum ada bukti yang memperkuat bahwa dugaan kita benar.f. Jadilah individu yang saling memaafkan terhadap sesama. Percayalah bahwa damai itu indah.

Kekurangan:Kekurangan naskah drama tersebut terletak pada alur khususnya pada tahap penyeleseian. Tahap penyeleseian pada teks drama terkesan tiba-tiba. Tahap penyeleseian kurang lengkap tanpa adanya dialog permintaan maaf Andin kepada Aulia. Hal tersebut tampak dalam kutipan sebagai berikut.Andin: Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?Audy: Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.Andin: Persahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.Aulia: Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap bersatu... bersatu.

MENGEVALUASI PEMERANAN TOKOH DALAM PEMENTASAN DRAMA

Memahami drama berarti memahami jalan cerita beserta penokohannya khususnya dalam perwatakan. Mengevaluasi pemeran tokoh berarti memberikan apresiasi dan penilaian mengenai pemeranan. Evaluasi terhadap pemeranan berkaitan dengan karakter, penjiwaan, ekspresi, suara, dan kemampuan aktingnya. Perilaku tokoh berkaitan dengan perwatakannya, watak tokoh harus konsisten dari awal hingga akhir. Penokohan harus memilki watak atau karakter yang kuat dan kontradiktif satu sama lain. Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi ; keadaan fisik, psikis, dan sosiologi.Pernaparan cerita dalam drama diwujudkan dalam bentuk percakapan atau dialog yang diperankan oleh tokoh(pelaku). Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita,tokoh dalam drama dibedakan menjadi 3,yaitu:1. Protagonis (tokoh yang mendukug cerita)2. Antagonis (tokoh penentang cerita)3. Tritagonis (tokoh pembantu protagonis dan antagonis)Berdasarkan peran dalam lakon serta fungsinya,tokoh drama dibedakan menjadi 3,yaitu:1. Tokoh sentral (tokoh yang paling menentukan gerak lakon)2. Tokoh utama(tokoh yang mendukung atau menentang tokoh sentral)3. Tokoh pembantu(tokoh yang memegang peran perlengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita

Contoh naskah drama :

Fragmen Abunawas Abunawas, maharaja dari negeri Antahberatah yang sangat dikasih dan dihormati rakyatnya mempunyai seorang putra, Abundari namanya. Pangeran adalah putra mahkota kerajaan. Pada suatu hari pangeran datang menghadap baginda.Abundari: Ayahanda Baginda Raja, selama putramu yang bodoh ini menantikan saat mengantikan Ayahanda Baginda, apa yang harus hamba lakukan untuk mempersiapkan diri?Abunawas : Anakku Pangeran, seorang raja harus dihormati dan disayangi oleh rakyatnya kalau tidak maka tiada gunanya ia menjadi raja. Maka itu jagalah dirimu baik-baik, jangan melakukan apa-apa supaya kau tetap bersih dan ternoda sampai saatnya nanti kau menggantikanku. Baginda sehat sekali dan panjang umurnya. Dua puluh lima tahun kemudian beliau meninggal dalam usia yang lanjut dan digantikan oleh putra mahkotanya, Abundari.Abundari: Terima kasih Tuhan. Ini hari adalah hari dimana aku resmi menjadi maharaja, resmi menggantikan ayahanda. Ayahanda semoga tenang di alam sana. Baginda raja yang baru ini sejak semula tidak pernah tahu dan tidak pernah mau tahu sama sekali bagaimana memerintah negrinya, karena terlalu lama berdiam diri. Terlalu asyik dengan dirinya sendiri sehingga lupa kalau ia harus mulai mempersiapkan diri untuk memerintah sebuah negeri tanpa didampingi lagi oleh ayahanya.Abundari : Mahapatih, tolong siapkan semua keperluanku. Besok pagi-pagi sekali aku akan berlibur ke negeri Syam dengan permaisuri untuk beberapa bulan. Kabarnya pantai disana begitu indah. Nanti semua urusan negeri ini akan kuserahkan sepenuhnya padamu.Mahapatih : Daulat Baginda. Tapi apakah tidak terlau cepat rencan baginda untuk berlibur ke negeri Syam. Bukankah baru saja beberapa hari Baginda duduk disinggahsana ini.Abundari : Paman Patih. Yang jadi raja itu aku bukannya dirimu. Jadi, yang berhak menentukan ini dan itu juga aku bukannya dirimu. Mengerti !Mahapatih : Ampun Baginda, maafkan kelancangan hamba. Hamba hanya bermaksud memperingatkan Paduka. Tidak ada maksud lainya, Baginda. Sekali lagi maaf Baginda kalau perkataan saya kurang berkenan di hati Baginda.Abundari : Sudah sudah aku tidak mau lagi dengar alasan. Yang jelas semua perlengkapan dan pengawalsudah siap untuk keperluanku berlibur ke negeri Syam.Mahapatih : Daulat Baginda, semua siap di laksanakan.Abundari : Oh.. ya, sebelum aku pergi berlibur ada beberapa hal yang kusampaikan pada mentri. Hari ini aku umumkan untuk diketahui oleh rakyatseluruh negara bahwa inflasi dalam negeri mulai saat ini sudah berakhir. Praktis kejadian ini membuat para abdi dalem kerajaan saling pandang, tidak paham mengapa rajanya mengeluarkan pengumumkan seperti itu. Belum genap setahun Abundari menjadi maharaja, kerajaan di ambil alih oleh seorang pangeran dari istri ketiga almarhum Baginda.

Sebagai seorang tokoh dalam pementasan drama harus memperhatikan aspek-aspek pemeranan. Contoh penerapan aspek-aspek terhadap naskah Fragmen Abunawas,sebagai berikut :1. PELAFALAN, aspek ini menekankan kejelasan lafal atau ucapan-ucapan dialog. Contoh : kataayahanda harus secara jelas jangan sampai diucapkan menjadiayaanda.2. INTONASI, intonasi berkaitan dengan nada dialog, penekana dialog terhadap kata-kata yang dianggap penting dan pembedaannada bentuk dialog tanya, seruan, perintah pemohonan dan sebagainya. Contoh :Paman Patihdengannada tinggisebagai ungkapan kesal, marah.3. MIMIK, aspek ini berkaitan dengan ekspresi raut muka yang menampilkan karakter. Contoh :Ampun Bagindadenganekspresi wajah takut, hormat, dan meohon maaf.4. KINESIK, aspek ini menekankan pada dialog yang berupa bisikan. Aspek ini dapat di terapkan pada ungkapan narator.5. PENGHAYATAN, aspek ini meliputi kedalaman pemaknaan terhadap isi dialog, karakter tokoh,dan karakter keadaan atau situasi (susah, senang dan sebagainya)CARA MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI PEMENTASAN DRAMA

Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membicarakan tentang unsur intrinsik drama dan sedikit mengamati contoh pementasan drama serta mendiskusikannya. Pada dasarnya, sebuah pementasan drama dapat dilihat sebagai kegiatan kelompok. Kelompok ini dapat diamati menjadi dua bagian. Yang pertama, kelompok pemain. Kelompok ini tugasnya hanya bermain, memainkan peran di panggung. Tugas ini cukup berat. Bukan saja mereka harus datang latihan pada waktu-waktu yang sudah ditentukan, juga menghafalkan dialog. Mereka itulah yang tampil, yang dilihat, dan secara tidak langsung bahkan dinilai. Sukses mereka di panggung akan sangat menentukan kegiatan pentas berikutnya; kegagalan mereka sangat mungkin mematikan kegiatan pentas di sekolah.Dalam mementaskan drama ada beberapa langkah-langkah yang dapat kamu ikuti, yaitu sebagai berikut:1. Menyusun naskah atau memilih naskah drama yang sudah adaPada dasarnya, naskah drama adalah karya sastra. Sebagai karya sastra, naskah drama adalah karya seni dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke dalam media bahasa pentas.Memilih naskah bukan soal yang terlalu gampang. Ada banyak contoh yang menunjukkan sebuah naskah dipilih karena satu sekolah pernah mementaskan naskah itu dengan sukses. Guru tergoda untuk melakukan yang sama. Akan tetapi, jika ini landasan pemilihan naskah, perlu diperhitungkan apakah sekolah itu memiliki kondisi sama dengan sekolah yang telah sukses mementaskan naskah itu. Maksudnya, apakah sekolah itu mempunyai pemain-pemain yang sama kuat, waktu latihan yang tersedia, dukungan seluruh staf guru, kepala sekolah, tempat latihan, dan sebagainya yang sangat mempengaruhi gairah siswa berlatih.4. Membedah naskah yang akan dipentaskan secara bersama-samaSoal lain yang menyangkut pemindahan ide dari naskah ke pentas adalah menentukan pilihan tafsir dari sekian banyak kemungkinan. Pertama, apakah sebuah pentas akan disajikan serealistik mungkin, dengan menghalalkan bisik-bisik, jika naskahnya menuntut begitu. Akan tetapi walau-pun bisik-bisik bentuk-wujud aktingnya, bisik-bisik itu tetaplah harus terdengar oleh penonton.

3. Membaca keseluruhan naskah (readingi) untuk mengenal masing-masing peran4. Melakukan pemilihan peran (casting) sesuai kemampuan pemainSesudah naskah ditentukan dengan memperhitungkan kondisi tersebut di atas, mencari calon-calon pemain dapat dimulai. Ada baiknya dipasang poster untuk merangsang calon-calon pemain berdatangan. Semakin banyak calon, semakin banyak kemungkinan guru untuk memilih pemain yang tepat.Masih ada hal lain yang perlu dipertimbangkan: apakah calon pemain itu sudah mempunyai kegiatan lain di luar pentas, yang dapat dibayangkan pada suatu waktu akan mengganggu latihan. Di samping itu, apakah calon pemain itu bukan siswa yang lemah dalam pelajaran, sehingga jika dia menurun nilainya dalam ulangan atau tidak naik kelas, kegiatan drama bisa menjadi kambing hitam. Pendek kata, memilih pemain mesti cermat, dan guru harus tahu betul keadaan calon-calon pemain itu.

5. Mendalami peran yang akan dimainkan, antara lain dilakukan dengan beberapa cara berikut ini: a. Penjiwaan terhadap karakter tokoh yang dimainkanc. Mimik harus tepatMimik ada tiga macam, yaitu: mimik, pantomim, dan pantomimik. Mimik adalah gerak-gerik wajah atau raut muka, pantomim adalah gerak-gerik tubuh, sedangkan pantomimik adalah gabungan dari mimik dan pantomim. Ketiga hal tersebut mendukung atau menunjang efektivitas pengekspresian watak.d. Lafal harus jelasLafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok kata, maupun kalimat. Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan. Untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya.b. Intonasi tepatIntonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tingi rendahnya suara nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan. Misalnya: Untuk ekspresi marah maka intonasi suara meninggi.c. Memerhatikan nada/ tekananNada/tekanan adalah keras lemahnya pengucapan kata/kalimat. Penggunaan tekanan dimaksudkan untuk mementingkan bagian yang diberi tekanan.Cara penggunaan nada, adalah sebagai berikut:1) Tekanan keras diberikan pada bagian yang dipentingkan, yaitu dengan diucapkan lebih keras,sekaligus lebih pelan.2) Tekanan lemah dipentingkan pada bagian yang tidak dipentingkan, yaitu dengan pengucapan biasa atau lebih lemah dan kecepatannya biasa.6. Sutradara mengatur teknik pentas (blocking) dengan cara mengarahkan dan mengatur pemainApa yang dimaksud dengan penyutradaraan di Indonesia, pada umumnya, tidak pernah berpadanan dengan kata directing dalam bahasa Inggris. Jika seorang guru menyutradarai, sebenarnya dia tidak hanya menyutradarai tetapi juga mengajari bagaimana caranya main. Menyutradarai dalam arti yang sebenarnya hanyalah mungkin jika yang dihadapi pemain-pemain yang berpengalaman; mereka bahkan untuk pertama kalinya naik pentas. Karena itu, menyutradarai sebenarnya juga suatu proses belajar dalam bentuknya yang lain.7. Menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pementasan (running).8. Latihan terakhir sebelum pentas (gladi resik).9. Pelaksanaan pementasan dengan didukung:1) Tata Rias Tata rias dapat membantu pemain untuk membuat perubahan wajah sesuai dengan karakter yang dimau. Misalnya mengubah pemain yang masih muda menjadi nenek-nenek.2) KostumPakaian atau kostum dapat mendukung pemain dalam memerankan karakter yang diinginkan. Contoh: Tokoh pengemis didukung dengan kostum compang-camping, lusuh, dan kotor.3) Tata PanggungTata panggung atau dekorasi mendukung latar cerita yang ingin ditampilkan. Pada teknik tata panggung untuk mendukung latar/setting cerita biasanya juga ditopang dengan seni tata lampu (lighting)4) Tata Bunyi Tata bunyi biasanya membantu menggambarkan situasi yang terjadi dalam pementasan drama. Misalnya terdengar bunyi deburan ombak bearti suasananya sunyi dan sejuk di tepi pantai.

LAMPIRAN INSTRUMEN

1. Sebutkan kelebihan dan kekurangan teks drama yang berjudul Matahari di Sebuah Jalan Kecil berikut ini berdasarkan unsur-unsur teks drama!MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL(Karya Arifin C. Noor)

Sebentar lagi berkas-berkas di langit akan buyar dan matahari akan memulai memancarkan sinarnya yang putih, terang dan panas. Jalan itupun akan mulai hidup, bernafas dan debu-debu akan segera berterbangan mengotori udara.Jalan itu bukan jalan kelas satu. Jalan itu jalan kecil yang hanya dilalui kendaraan-kendaraan dalam jumlah kecil. Tetapi sebuah pabrik es yang tidak kecil berdiri di pinggirnya dan pabrik itu memiliki gedung yang sangat tua. Di depan gedung itulah para pekerja pabrik mengerumuni SIMBOK yang berjualan pecel di halaman.Seorang laki-laki yang sejak malam terbaring, tidur di ambang pintu yang terpalang tak dipakai itu, bangun dan menguap setelah seorang yang bertubuh pendek membangunkannya. Laki-laki itu adalah PENJAGA MALAM.

1. PENJAGA MALAM: Uuuuuh, gara-gara pencuri, aku jadi kesiangan.2. SI PENDEK: Tadi malam ada pencuri?3. PENJAGA MALAM: Di sana, di ujung jalan itu! (menunjuk)4. SI PENDEK: Tertangkap?5. PENJAGA MALAM: Dia licik seperti belut. (menggeliat lalu pergi)6. SI PENDEK: (duduk lalu membaca koran)

Seorang pemuda (anak laki-laki) membawa baki di atas kepalanya lewat. Ia menjajakan kue donat dan onde-onde. Suaranya nyaring sekali. Tak ada orang mengacuhkannya. Begitu ia lenyap seorang pemuda lewat pula yang berjalan dengan perlahan, berbaju lurik kumal, sepatu kain yang sudah rusak dan buruk, wajahnya pucat. Sebentar ia memperhatikan orang-orang yang tengah makan lalu ia pergi dan iapun tak diperhatikan orang.Gemuruh mesin yang tak pernah berhenti itu, yang abadi itu, makin lama makin mengendur daya bunyinya sebab lalu lintas di jalan itu mulai bergerak dan orang-orang semakin banyak di halaman pabrik itu. SIMBOKpun makin sibuk melayani mereka. Lihatlah!

7. SI TUA: (menerima pecel) Sedikit sekali.8. SIMBOK: (tak menghiraukan dan terus melayani yang lain)9. SI PECI: Ya, sedikit sekali (menyuapi mulutnya)10. SI TUA: Tempe lima rupiah sekarang.11. SI KACAMATA: Beras mahal (membuang cekodongnya) kemarin istriku mengeluh.12. SI PECI: Semua perempuan ya ngeluh.13. SI KURUS: Semua orang pengeluh.14. SI KACAMATA: Kemarin sore istriku berbelanja ke warung nyonya pungut. Pulang-pulang ia menghempaskan nafasnya yang kesal. Harga beras naik lagi, katanya.15. SI PECI: Apa yang tidak naik?16. SI TUA: Semua naik.17. SI KURUS: Gaji kita tidak naik.18. SI KACAMATA: Anak saya yang tertua tidak naik kelas.19. SI TUA: Uang seperti tidak ada harganya sekarang.20. SI KURUS: Tidak seperti. Ah memang tak ada harganya.21. SI TUA: (mengangguk-angguk)22. SI PECI: Ya.23. SI KACAMATA: Ya.24. SI PENDEK: Menurut saya (menurunkan koran yang sejak tadi menutupi wajahnya. Sebentar ia berfikir sementara kawannya bersiap mendengar cakapnya). Menurut saya, sangat tidak baik kalau kita tak henti-hentinya mengeluh sementara masalah yang lebih penting pada waktu ini sedang gawat menantang kita. Dalam seruan serikat kerja kitapun telah dinyatakan demi menghadapi revolusi dan soal-soal lainnya yang menyangkut negara kita harus turut aktif dan bersiap siaga untuk segala apa saja dan yang terpenting tentu saja perhatian kita.25. SI TUA: (menggaruk-garuk)26. SI PENDEK: Ya, baru saja saya baca dari koran.nich, korannya. Bahwa kita harus waspada terhadap anasir-anasir penjajah, kolonialisme. Kita harus hati-hati dengan mulut yang manis dan licin itu. (tiba-tiba batuk dan keselek)..tempe mahal tidak enak rasanya (meneruskan yang semula) beras yang mahal hanya soal yang tidak lama.27. SI PECI: Ya.28. SI KACAMATA: Ya.29. SI PENDEK: Ya.30. SI TUA: Dulu (batuk-batuk), dulu saya hanya membutuhkan uang sepeser untuk sebungkus nasi.31. SI PECI: Dulu?32. SI TUA: Ketika jaman normal.33. SI KURUS: Jaman Belanda.34. SI TUA: Ya, jaman Belanda. Untuk sehelai kemeja saya hanya membutuhkan uang sehelai rupiah.35. SI KURUS: Tapi untuk apa kita melamun, untuk apa kita mengungkap-ungkap yang dulu?36. SI PENDEK: (makin berselera) Ya, untuk apa? Untuk apa kita melamun? Untuk apa kita mengkhayal? Apakah dulu bangsa kita ada yang mengendarai mobil? Sepedapun hanya satu dua orang saja yang memilikinya. Kalaupun dulu ada itulah mereka para bangsawan, para priyayi dan para amtenar yang hanya mementingkan perut sendiri saja. Sekarang lihatlah ke jalan raya.37. SI PENDEK: Lihatlah Kemdal Permai, stanplat. Pemuda-pemuda kita berkeliaran dengan sepeda motor. Kau punya sepeda? Ya, kita bisa mendengarkan lagu-lagu dangdut dari radio. Ya?38. SI KACAMATA: Ya.39. SI PENDEK: Ya, tidak?40. SI KURUS: Ya.41. SI PENDEK: Ya, tidak?42. SI TUA: (mengangguk-angguk)43. SI PENDEK: Sebab itu kita tidak perlu mengeluh, apalagi melamun dan mengkhayal, sekarang yang penting kita bekerja, bekerja yang keras.44. SI KACAMATA: Saya juga berpikir begitu.45. SI PENDEK: Kita bekerja dan bekerja keras untuk anak-anak kita kelak.46. SI KACAMATA: Saya ingin anak saya memiiki yamaha bebek.47. SI PENDEK: Asal giat bekerja kita bebas berharap apa saja.48. SI KURUS: Tapi kalau masih ada korupsi? Anak kita akan tetap hanya kebagian debu-debunya saja dari motor yang lewat di jalan raya.49. SI PECI: Ya.50. SI KACAMATA: Ya.51. SI TUA: Ya, sekarang kejahatan merajalela.52. SI KURUS: Semua orang bagai diajar mencuri dan menipu.53. SI KACAMATA: semua orang.54. SI KURUS: Uang serikat kerja kitapun pernah ada yang menggerogoti (melirik kepada si pendek)55. SI PECI: Ya, setahun yang lalu. (melirik si pendek)56. SI KACAMATA: Ya, dan sampai sekarang belum tertangkap tuyulnya. (melirik pada si pendek)57. SI TUA: (mengangguk-angguk)

PEMUDA muncul lagi, mula-mula ragu lalu ia turut bergerombol dan makan pecel.

58. SI PECI: Ya, setahun yang lalu (melirik si pendek) Sekarang kita sukar mempercayai orang.59. SI KURUS: Bahkan kita takkan percaya lagi pada kucing. Kucing sekarang takut pada tikus dan tikus sekarang besar-besar, malah ada yang lebih besar daripada kucing, dan adapula tikus yang panjangnya satu setengah meter dan empat puluh kilogram beratnya. Tapi yang lebih pahit kalau kucing jadi tikus alias kucing sendiri sama kurang ajarnya dengan tikus.60. SI PECI: Ya, sekarang kucing malas-malas dan kurang ajar.61. SI KACAMATA: Dunia penuh tikus sekarang.62. SI KURUS: Dan tikus-tikus jaman sekarang berani berkeliaran di depan mata pada siang hari bolong.63. SI TUA: Omong-omong perkara tikus, (batuk-batuk) sekarang ada juga orang yang makan tikus.64. SI KACAMATA: Bukan tikus, cindel. Orang Tionghoa di tempat saya biasa menelan cindel hidup-hidup dengan kecap, mungkin untuk obat.65. SI TUA: Bukan cindel, tikus-tikus, Wirog. Petani-petani sudah sangat jengkel karena diganggu sawahnya, sehingga mereka dengan geram dan jengkel lalu memakan tikus-tikus sebagai lauk, daripada mubazir. Tapi ada juga yang memakan tikus itu sebab.lapar.66. SI PECI: Ya, sekarang sudah hampir umum di kampung-kampung, bahkan ada juga anjuran dari pemerintah setempat.67. SI KURUS: (pada si tua) Enak?68. SI TUA: Ha?69. SI KURUS: Sedap?70. SI TUA: Saya tidak turut makan (tersenyum).

Semua tertawa. Lonceng bekerja berdentang. Mereka masing-masing menghitung dan menyerahkan uang pada SIMBOK kemudian pergi bekerja, lewat jalan samping. Yang terakhir adalah si pendek.

71. SI PENDEK: Berapa Mbok?72. SIMBOK: Apa?73. SI PENDEK: Nasi pecel dua, tempe satu, tahu satu, rempeyek satu.74. SIMBOK: Tujuh puluh lima.75. SI PENDEK: Bon. (pergi)

Pemuda menghabiskan makannya dengan lahap sekali, setelah membuang cekodongnya ia minta air yang biasa disediakan oleh penjual pecel itu. Ia berdiri, merogoh saku celana. Ia cemas, saku baju dirogohnya. Ia makin cemas, Simbok memperhatikan dengan biasa.

76. SIMBOK: Ada yang hilang?77. PEMUDA: Barangkali tidak.78. SIMBOK: Apa?79. PEMUDA: Dompet.80. SIMBOK: Dompet? Ada uang di dalamnya?81. PEMUDA: Juga surat keterangan penduduk. Tapi (mengingat-ingat) barangkali saya lupa dan tidak hilang. Tadi malam saya mengenakan baju hijau dengan celana lurik hijau. Yang mungkin dompet itu dalam saku baju hijau.. Berapa Mbok?82. SIMBOK: Nasi dua.83. PEMUDA: Tempe dua, tahu tiga.84. SIMBOK: Delapan puluh.85. PEMUDA: (seraya hendak pergi) Sebentar saya pulang mengambil uang. Dompet saya dalam saku baju hijau barangkali.86. SIMBOK: Nanti dulu.87. PEMUDA: Tak akan lebih dari sepuluh menit. Segera saya kembali.88. SIMBOK: Tapi sebentar lagi saya mau pergi dari sini.89. PEMUDA: Tapi dompetku ketinggalan di rumah. Sebentar rumahku tidak jauh dari sini.90. SIMBOK: Ya, tapi sebentar lagi saya akan pergi dari sini.91. PEMUDA: Sebentar (akan pergi)92. SIMBOK: (berdiri dan berseru) Hei, nanti dulu. Bayarlah baru kau boleh pergi.93. PEMUDA: Jangan berteriak. Tentu saja saya akan membayar. Tapi saya mesti mengambil uang dulu di rumah. Mbok tidak percaya?94. SIMBOK: (diam)95. PEMUDA: Tunggulah sebentar, saya orang kampung sini juga.

TERDENGAR ADA SUARA: Ada apa Mbok?

96. SI KURUS: Ada apa Mbok? (di jendela)97. SIMBOK: Dia belum bayar.98. PEMUDA: Tunggulah lima menit (pergi).99. SI KURUS: Hai, dik! Tunggu!100. PEMUDA: Saya akan mengambil uang. Saya belum membayar makanan saya, sebab itu saya akan pulang mengambil uang saya. Dompet saya ketinggalan.101. SI KURUS:Ya, tapi jangan main minggat-minggatan.102. PEMUDA: Saya tidak berniat lari atau minggat, lagipula saya sudah bilang sama si Mbok.103. SI KURUS: Simbok mengijinkan?104. PEMUDA: Saya Cuma sebentar.105. SI KURUS: Simbok memperbolehkan engkau pergi?106. PEMUDA: (diam)107. SI KURUS: Simbok keberatan engkau meninggalkan tempat ini sebelum engkau membayar makananmu.108. PEMUDA: Bagaimana dapat saya bayar? Dompet saya ketinggalan.109. SI KURUS: Ya, tapi jangan main minggat-minggatan.110. PEMUDA: Saya tidak berniat minggat atau lari.111. SI KURUS: (lenyap dari jendela, muncul dari pintu samping) Dimana rumahmu?112. PEMUDA: Dekat.113. SI KURUS: Dekat di mana?114. PEMUDA: Di kampung ini.115. SI KURUS: Ha? (pada Simbok) Mbok, kenal pada anak itu?116. SIMBOK: Seumur hidup baru pagi ini saya menjumpainya. Tapi peristiwa semacam ini kerap kualami. Dulu saya percaya ada orang yang betul-betul ketinggalan uangnya tetapi orang-orang sebangsa itu tidak pernah kembali. Seminggu yang lalu saya tertipu dua puluh rupiah. Tampangnya gagah dan meyakinkan sekali, waktu itu ia bilang uangnya tertinggal di rumah. Tapi sampai hari ini pecel yang dimakannya belum dibayar. Benar dua puluh itu tidak banyak, tetapi dua puluh kali sepuluh adalah tidak sedikit. Sekarang saya sudah kapok dan cukup pengalaman.117. SI KURUS: Baru sekarang ini kau jajan pada simbok, bukan?118. PEMUDA: Ya.119. SI KURUS: Lalu kenapa kau berani-berani jajan padahal kamu tahu tak beruang.120. PEMUDA: Saya beruang.121. SI KURUS: Bayarlah sekarang.122. PEMUDA: Uang saya ketinggalan.123. SI KURUS: Kenapa kau berani jajan.124. PEMUDA: Saya tidak tahu kalau uang saya ketinggalan di saku baju hijau. Dan sekarang saya akan pergi mengambil uang itu.

MUNCUL DI JENDELA, SI PECI

125. SI PECI: Ada apa dia?126. SI KURUS: Makan tidak bayar.127. SI PECI: Siapa?128. SI KURUS: Pemuda ini.129. SI PECI: Dia? (lenyap dari jendela muncul dari pintu)130. SI KURUS: Kau bayarlah sebelum orang-orang ramai datang ke sini.131. SI PECI: Ya, bayarlah. (pada simbok) Berapa dia habis?132. SI KURUS: Berapa Mbok?133. SIMBOK: Delapan puluh.

DUA ORANG ANAK MASUK, MEREKA MENONTON

134. SI KURUS: Kenapa jadi diam?135. SI PECI: Kenapa?136. PEMUDA: Saya tidak berniat minggat.137. SI KURUS: Masih muda sudah belajar tidak jujur. Masih muda sudah belajar makan tanpa jerih payah.138. SI PECI: Kenapa tidak membayar?139. PEMUDA: Saya mau membayar, uang saya ketinggalan.140. SI PECI: Ketinggalan di mana?141. SI KURUS: Di bank?142. PEMUDA: Di rumah.143. SI KURUS: Di mana rumahmu?144. PEMUDA: Di sini.145. SI KURUS: Di sini di mana?146. PEMUDA: Di kampung ini.147. SI KURUS: Kau warga kampung ini?148. PEMUDA: Saya orang baru.149. SI KURUS: Kau tahu nama kampung ini?150. PEMUDA: Pegulen.151. SI KURUS: Pegulen? Di RT mana kau tinggal?152. PEMUDA: Di RT lima.153. SI KURUS: RT lima betul?154. PEMUDA: Kalau tidak keliru.155. SI KURUS: Kalau tidak keliru?156. PEMUDA: Mungkin saya lupa, saya orang baru.157. SI KURUS: Baik. Siapa kepala RT lima?158. PEMUDA: Saya orang baru di kampung ini.159. SI KURUS: Tentu saja kau harus mengatakan orang baru di kampung ini, sebab kalau kau mengatakan orang lama di kampung sini tentu kau harus menjawab siapa nama kepala RT lima. Baik, dari mana asalmu?160. PEMUDA: Muntilan.161. SI KURUS: Dekat. Nah, kau katakan di mana tempat tinggalmu?162. PEMUDA: RT lima Pegulen.163. SI KURUS: RT lima dimana?164. PEMUDA: Di RT lima.165. SI KURUS: Ya, di rumah siapa?166. PEMUDA: Dekat bengkel Slamet.167. SI KURUS: Bengkel Slamet, bengkel mobil itu?168. PEMUDA: Bengkel sepeda.169. SI KURUS: O.., Ya betul, bengkel sepeda. Di mana bengkelnya?170. PEMUDA: Di dekatnya.171. SI KURUS: Di atasnya?172. PEMUDA: Di sebelahnya.173. SI KURUS: Ya, di sebelah atas.174. PEMUDA: Sebelah kiri.175. SI KURUS: O, rumah siapa itu?176. PEMUDA: Rumah tukang sepatu.177. SI KURUS: Hapal sekali. Tukang sepatu siapa namanya?178. PEMUDA: E.. Mas Narko, Sunarko.179. SI KURUS: Salah, ternyata kau bohong. Nah, sejak sekarang saya akan memanggilmu pembohong. Rumah itu adalah rumah saya. Di muka rumah itupun berdiri rumah Simbok ini. Kau bohong.180. PEMUDA: Saya tidak bohong. Bukankah diantara rumah saudara dan bengkel ada sebuah rumah petak yang agak bagus.181. SI KURUS: Kau cerdas sekali, tapi tolol. Rumah itupun rumah pak Prawiro, bukan rumah mas Sunarko.182. PEMUDA: Barangkali namanya Sunarko Prawiro.183. SI KURUS: Indah sekali namanya. Kau yakin benar nama itu?184. PEMUDA: Saya tidak begitu kenal namanya.185. SI KURUS: Tentu saja pak Prawiro itu sangat tidak kenal padamu.186. PEMUDA: Tapi saya kenal orangnya dan saya mondok pada istrinya.187. SI KURUS: Setiap orang yang punya sepatu yang rusak dan buruk seperti sepatumu pasti kenal padanya. Dia tukang sepatu.188. PEMUDA: Tapi saya betul-betul kenal.189. SI KURUS: Betul?190. PEMUDA: Betul.191. SI KURUS: Betul?192. PEMUDA: (diam)193. SI KURUS: Puh! Pembohong. Tampangmu saja sudah mirip bajingan. Pintar kau ngoceh ya? Saya adalah orang yang paling benci pada ketidakjujuran, saya muak. Saya menyesal sekali melihat penipu semuda kau. Tapi saya terlanjur muak. Saya benci, kau tahu? Gaji saya sedikit, tapi saya tak mau menipu atau mencuri. Ya, tentu saja kau semakin kurus, sebab benar kata Joyoboyo, yang pintar keblinger yang jujur mujur. Sekarang baiklah, bayar atau tidak? Ya memang sedikit uang delapan puluh rupiah, tapi bagi saya kejahatan tetap kejahatan, dan saya benci serta menyesal, yang melakukan perbuatan hina itu adalah manusia bukan anjing. Dan lebih menyesal lagi kalau yang melakukan kerja nista itu adalah bakal dan calon orang, yaitu kamu, PEMUDA. Nah, bayar atau tidak? Terus terang.194. PEMUDA: Saya mau bayar.195. SI KURUS: Bayarlah!196. PEMUDA: Uang saya ketinggalan.197. SI KURUS: Ketinggalan di mana? Di Bank? Di kantong pak Prawiro atau mau mencopet dahulu? Mau belajar jadi garong biar cair kepalamu? Sayang kumismu jarang, kalau panjang dan lebat saya sudah gemetar.198. PEMUDA: Betul, uang saya ketinggalan.199. SI KURUS: Bohong!200. PEMUDA: Sungguh.201. SI KURUS: bohong. Kau tadi sudah bohong sebab itupun kau pasti pembohong.202. PEMUDA: Percayalah mas, kalau saya berbohong203. SI KURUS: (memotong) Bohong. Bohong kau (geram hendak memukul pemuda itu tetapi tiba-tiba ia mengurungkan niatnya) Saya percaya kau adalah manusia, bukan binatang. Saya jadi ingat saudara saya sendiri. Seperti sekarang juga saya merasa parah dalam hati. Waktu itu saya tidak bisa menahan diri lagi sebenarnya, tetapi saya juga mengerti bahwa saudara saya itu mesti masuk penjara, sebab ia telah melakukan kejahatan yang kubenci, tapi saya merasa parah dan tetap benci akan apa yang berbau ketidakjujuran. Sekarang terus terang saja mau bayar atau tidak?

DARI PINTU MUNCULLAH SI KACAMATA, SI TUA, DAN LAIN-LAIN, YANG TAK HADIR HANYA SI PENDEK.

204. SI KACAMATA: Ada apa?205. SI PECI: Makan tidak bayar.206. SI TUA: Siapa, pemuda ini?207. SI PECI: Ya, pemuda ini?208. SI KACAMATA: Segagah ini?209. SI PECI: Kalau tidak gagah barangkali tidak berani ia menipu (pada pemuda) Hei, pemuda. Kau punya uang tidak? 210. PEMUDA: (lama) Punya.211. SI PECI: Nah, kenapa mesti tidak bayar?212. PEMUDA: Uang saya ketinggalan.213. SI PECI: Ketinggalan? Lebih baik tidak usah berbohong. Kalau bersikeras semua orang akan mengempalkan tangannya dan darah akan mengotori mukamu nanti. Bayar atau214. PEMUDA: Uang saya ketinggalan.215. SI KURUS: Ketinggalan-ketinggalan. Sekarang mengakulah. Kau mau menipu ya?216. SI PECI: Punya uang tidak?217. SI KURUS: Mengaku.218. SI PECI: Kau pasti tidak punya uang.219. SI KURUS: Dan kau mengaku penipu.220. SI TUA: Nah, bilang saja terus terang, jangan kau sakiti badanmu sendiri.221. SI KACAMATA: Sudah kawan-kawan, saya yakin dia tidak beruang. Tapi.. Sebab itu lebih baik ia menanggalkan celananya saja. Kalau memang dia berduit tentu ia nanti boleh mengambil celananya kembali. Jadi celananya jadi jaminan. Bagaimana?222. SI PECI: Ya, lebih baik begitu, semua orang setuju.223. SI KURUS: Tanggalkan pakaianmu.224. PEMUDA: Saya malu.225. SI KURUS: Tidak, kau tidak punya malu. Kau tidak malu makan tidak bayar. Tanggalkan celanamu! Tanggalkan!226. SI PECI: Cepat!227. PEMUDA: Saya tidak pakai celana dalam.228. SI KURUS: Bohong, kau pembohong sebab itu kau pembohong.229. PEMUDA: Sungguh mati. Demi Tuhan, tentang celana dalam saya tidak berbohong. Kalau saya menanggalkan pantalon saya, saya telanjang. Oh, sungguh saya tidak tahu bagaimana saya mengatakannya. Dan tentu saja sayapun tak dapat membuktikannya. Percayalah kalau saya membuka celana, akan telanjanglah saya.230. SI KURUS: Sejak tadi kau sedang menelanjangi dirimu sendiri dan kau diam-diam telah memberi api pada setiap orang yang telah melihatmu.

TIBA-TIBA SEORANG PEREMPUAN JURAGAN BATIK BERSAMA PEMBANTU YANG MEMAYUNGINYA MUNCUL DAN IA TERTARIK UNTUK MELIHAT KEJADIAN ITU.

231. PEREMPUAN: (dengan yang nyata-nyata dibuat-buat ia bicara pada si kacamata) Ada apa to dik?232. SI KACAMATA: Makan tidak bayar.233. PEREMPUAN: Siapa?234. SI KACAMATA: Si pemuda ini.235. PEREMPUAN: O, lalu?236. SI KACAMATA: Mula-mula dia mau menipu pura-pura akan mengambil uang yang katanya ketinggalan tetapi agaknya dia berbohong. Sebab itu kami sepakat kalau ia menanggalkan celananya untuk pengganti uang atau untuk jaminan kalau memang di punya uang.237. PEREMPUAN: Berapa tho, habisnya?238. SI KACAMATA: Berapa dik?239. SI KURUS: Delapan puluh rupiah.240. PEREMPUAN: Ah, sedikit. Baiklah, jangan ribut-ribut. Kasihan. (mengambil uang dari tasnya) Ini Mbok seratus rupiah.241. SI KURUS: Nanti dulu, Mbakyu. Mbakyu bilang kasihan padanya, sehingga mendorong rasa kasihan Mbakyu untuk membayarnya. Tidak, tidak, saya tidak tersinggung. Sayapun memang kalau delapan puluh itu sedikit dan saya juga dapat atau siapa saja masih mampu memberi, tapi bukan itu soalnya. Kalau Mbakyu kasihan padanya sama seperti Mbakyu membantu melahirkan seorang bandit di tanah kewalian ini. Saya juga maklum, apa yang Mbakyu lakukan itu mulia, tapi hal yang mulia juga minta tempat dan saat yang tepat. Dan sekarang saat tidak minta yang sejenis itu. Apa yang kami lakukan sekarang adalah juga kemuliaan, meskipun menampakkan kekasaran dan penghinaan, tetapi ia juga bersama kemuliaan yang diridhoi Tuhan. Dan jangan lupa saya dan teman-teman di sini atau siapa saja juga mampu kalau berniat memberi anak pemuda ini uang seratus rupiah, tetapi bukan itu soalnya.242. SI PECI: Ya, itu soalnya.243. SI KACAMATA: Ya.244. SI TUA: (mengangguk-angguk)

TANPA MEMBERI REAKSI APA-APA PEREMPUAN DAN PEMBANTUNYA PERGI MELANJUTKAN PERJALANAN.

245. SI PECI: Sombong benar perempuan itu.246. SI KURUS: Mau buka celana tidak?247. PEMUDA: (diam)248. SI KURUS: Baiklah, tadi saya sudah berkata dan saya percaya bahwa kau bukan anjing, karenanya kau pasti memiliki rasa malu. Baik, sekarang bajumu saja kau tanggalkan.249. SI PECI: Ya, baju saja.250. SI KACAMATA: Ya, baju saja.251. SI PECI: Ayo cepat.252. SI TUA: Nah, sebentar lagi kalau mata orang-orang di sini copot dan melotot, maka gemparlah di muka pabrik ini, sebab ada seorang pemuda yang dipukuli ramai-ramai oleh orang banyak.253. PEMUDA: Saya melepaskan baju saya, Pak! 254. SI KURUS: Lepaskan!255. PEMUDA: Saya tidak berkaos.256. SI PECI: Tak perduli. Tanggalkan.257. SI KURUS: Malu, malu! Priyayi kamu? Ha? Tak berkaos malu, tapi berani menipu. Laknat kau ini. Penipu bagi dirimu sendiri! Lepaskan!258. PEMUDA: Saya akan melepaskan tapi bukan baju melainkan sepatu.259. SI PECI: Sepatu kain yang jebol itu? Kau telah membuat dagelan yang lebih menjengkelkan lagi tau?260. SI KACAMATA: Ya, satu rupiah tak akan ada orang yang sudi membeli sepatu abunawas itu.

TIBA-TIBA TERDENGAR GEMURUH SUARA TRUK. MENDEKAT DAN BERHENTI TIDAK JAUH DARI TEMPAT ITU.

261. SI KACAMATA: Nah, pak sopir datang. Biarlah dia yang membereskannya biar tahu rasa kalau nanti lengannya sudah dikilir oleh pak sopir.262. SI SOPIR: Ada apa hah?263. SI PECI: Makan tak bayar.264. SI SOPIR: Si kecil ini?265. SI KACAMATA: Ya, si kecil ini.266. SI SOPIR: (pada pemuda) Oo, sudah kenyang, hah? Terlalu pagi. Matahari masih terlalu rendah untuk dikhianati. (pada si peci) Lalu, akan kita apakan dia?267. SI PECI: Ia harus menanggalkan bajunya.268. SI SOPIR: Begitu semestinya. Lebih baik makan baju daripada makan tidak bayar, bukan? Lalu?269. SI PECI: Ia menolak melepaskan bajunya.270. SI SOPIR: Itu tidak adil, ia bisa menolak untuk telanjang badan tapi ia makan tanpa bayar seenaknya. Itu tidak adil. (pada pemuda) He, anak muda. Kau pemuda Indonesia, bukan? Tidak, jangan mengangguk! Kalau kau meng-iya-kan pertanyaan saya kau sama dengan mengatakan bahwa pemuda Indonesia itu dibolehkan makan di warung tanpa bayar. Tidak, tanah ini akan menangis mendengar cerita itu. Dengarkan! Dulu waktu sehabis perang saya juga pernah menjadi pencopet, tanpa perduli lagi. Tapi malang rupanya tangan ini terlampau kasar sehingga tangan ini lebih suka diborgol, dalam penjara. Nah, di tempat yang sepi itu aku mengakui bahwa aku telah menyakiti orang, menyakiti hati dari tanah yang kita cintai ini dan pasti Tuhan akan menutup pintuNya bagi orang semacam aku. Sebab itulah setelah aku keluar dari rumah yang baik dan mulia itu, kemudian aku menjadi lebih maklum bahwa kita tak boleh berbuat jahat. Tidak, jangan. Tapi dengarlah lagi! Kau tahu, kalau kau berjalan ke arah barat dari arah sini kau akan sampai pada sebuah perempatan, di mana berdiri beberapa batang pohon beringin. Kau tentu sudah tahu di belakang pohon beringin itu berderet asrama. Dan kau tahu asrama apa itu? (lama) Asrama Polisi! Nah, kau suk kuantarkan ke asrama itu?271. PEMUDA: (diam)272. SI SOPIR: Suka! Tentu tidak, ya? Nah, copot bajumu!273. PEMUDA: Saya malu.274. SI SOPIR: Jangan malu-malu (keras) copot!

PEMUDA MENANGGALKAN BAJUNYA PADA SI PECI.

275. SI PECI: (menyerahkan baju kepada Simbok) Simpanlah baju ini Mbok. Nanti kalau ia kembali membawa uang berikan baju ini.276. SI SOPIR: Beres sudah! Ayolah, kita bekerja sekarang. Habis waktunya terbuang.

ORANG-ORANG PERGI, MASUK KE DALAM PABRIK. KECUALI SI SOPIR YANG PERGI KE ARAH DARI MANA IA MUNCUL TADI. TAPI BELUM LAMA DUA LANGKAH ORANG-ORANG BERGERAK TIBA-TIBA.

277. SI KURUS: Saya kira kalau baju itu disimpan Simbok sekarang niscaya kurang aman. Lebih baik baju itu dititipkan pada Abduh yang kerjanya dekat jendela.278. SI PECI: Baiklah, Mbok, saya membawa bajunya ke dalam. Kalau ada apa-apa panggillah saya. (menerima baju)

BERES SUDAHORANG-ORANG SUDAH MULAI BEKERJA, DI HALAMAN ADA SIMBOK DAN SI PEMUDA. GEMURUH MESIN KEMBALI NYATA. LEWAT SEORANG PEREMPUAN MENJAJAKAN JENANG GENDUL. SANGAT NYARING SUARANYA.

279. PEMUDA: Mbok, mula-mula maksud saya tidak akan menipu. Sesudah dua hari ini saya hanya minum air mentah saja. Tidak makan apa-apa.280. SIMBOK: (diam)281. PEMUDA: Seminggu yang lalu saya masih di Klaten, bekerja di sebuah bengkel. Ya aku tidak cukup dapat makan. Sebab itulah aku mencari pekerjaan di sini.282. SIMBOK: (diam)283. PEMUDA: Asalku sendiri dari desa, desa yang wilayahnya di gunung kidul, Wonogiri. Juga Mbok pun tahu tanah macam apa yang menguasai tanah macam gunung kidul itu. Tanah tandus. Tanah yang tidak mengkaruniakan buah bagi mulut yang papa. Sebab itulah aku turun dan mengembara sampai ke pesisir utara ini. Tapi jarak selatan sampai ke pesisir utara tidak juga memberikan apa-apa. Karenanya aku terus menyusuri ke Barat, ke tanah wali ini, dengan harapan tanah serta rumah di kota ini akan sudi memberi makan saya. Tujuh hari sudah saya disini dan dua hari sudah saya lapar. Dan pada hari ketiga kelaparan saya membawa saya kemari ke tempat Mbok berjualan pecel. Tidak, saya tidak bermaksud menipu. Sekali-kali tidak (menengadah) Tuhan, kutuklah aku!284. SIMBOK: (bangkit dan bergerak menuju jendela dan berseru) Abduh! Abduh!285. SI PECI: (di jendela) Ada apa Mbok?286. SIMBOK: Mana baju tadi?287. SI PECI: Dia membawa uang?288. SIMBOK: Tidak, baju itu akan saya bawa ke pasar, saya jual.289. SI PECI: Nanti direbut oleh anak itu lagi.290. SIMBOK: Tidak, kemarikan saja.291. SI PECI: Baiklah (lenyap dari jendela, kemudian Simbok menerima baju tadi lewat jendela)292. PEMUDA: Ya, Mbok sebelum saya memesan nasi pecel tadi saya sudah berjanji pada diri sendiri, tidak, saya harus membayar! Entah kapan saja tapi harus bayar. Demi Allah, hukumlah saya. Ya, Mbok kalaupun saya pergi tak kembali kesini atau kapan saja saya pasti kemari untuk membayar makan saya. Ibu saya mengajarkan kejujuran dan hukum bahwa, bekerja artinya tenaga, bahwa bekerja artinya makan. Hal itu kusadari sejk aku mulai tahu bahwa tanah tempat saya berpijak sangat keras, begitu angkuh dan tandus.293. SIMBOK: (memberikan baju tanpa berkata apa-apa)294. PEMUDA: Tidak Mbok, bukan maksud saya minta dikasihani, saya hanya ingin menceritakan dan saya hanya ingin mengatakan bahwa hati saya bersih. Terhadap baju itu sudah rela dan paham bahwa barang itu patut saya berikan pada Simbok sebagai ganti makanan yang telah saya makan.295. SIMBOK: Terimalah.296. PEMUDA: tidak.297. SIMBOK: Terimalah.298. PEMUDA: tidak.299. SIMBOK: Terimalah.300. PEMUDA: Mbok percayalah.301. SIMBOK: Saya percaya sebab itu kau harus mau menerima baju kembali.302. PEMUDA: Tapi baju ini bukan milikku lagi. Ibu bilang aku tidak boleh memiliki barang kepunyaan orang lain. Tidak Ada air mata di mata Simbok.303. SIMBOK: Tidak.304. PEMUDA: Saya tidak tahan melihat orang menangis, meskipun ibuku senantiasa menangis setiap malam. Dan sekarang hanya tinggal tangisnya belaka sebab itu telah lewat. Simbok kasihan pada saya lalu menangis? Tidak!305. SIMBOK: Tidak, saya ingat anak saya.306. PEMUDA: Simbok punya anak?307. SIMBOK: Ya, satu-satunya, jantan yang cantik.308. PEMUDA: Dimana sekarang?309. SIMBOK: Di sini.310. PEMUDA: Di sini?311. SIMBOK: Di Kendal. Di PENJARA.312. PEMUDA: Ha?313. SIMBOK: Ya, sayapun tak pernah menyangka, anak saya itu akan menjadi pencuri sepeda. Tidak, saya cukup memberi ia makan. Tapi barangkali disebabkan pergaulannya atau barangkali saya salah mengajar atau mendidik dia atau..atau..atau. Oh, saya tidak tahu. Tapi aku tahu dan percaya matamu lain dengan matanya. Saya melihat matamu bening, sebab itu saya yakin kau tidak seperti anak saya. Kau seperti kemenakan saya. Kau pastiKau pasti anak baik. (tiba-tiba) Akh, cepat terimalah baju ini dan segeralah kau pergi dari tempat ini sebelum penjaga malam sampai kemari.314. PEMUDA: (menerima baju itu) baiklah. Terima kasih dan selamat tinggal Mbok.

BEGITU IA LENYAP, MUNCUL PENJAGA MALAM YANG TAMPAK BARU SELESAI MANDI. IA TAMPAK KEDINGINAN.

315. PENJAGA MALAM: Minta pecel yang pedes (kedinginan). Katanya tadi ada pemuda yang mau menipu?316. SIMBOK: (tak begitu acuh) Ya.317. PEMJAGA MALAM: Bagaimana tampangnya?318. SIMBOK: Kurus dan cantik.319. PENJAGA MALAM: Pakai baju lurik.320. SIMBOK: Ya, kalau tidak salah.321. PENJAGA MALAM: Bajigur! Bajigur! Kurang ajar dia. Tapi dia tak jadi menipu di sini bukan? Kemana ia? Jangkrik anak itu! Belut!322. SIMBOK: Ada apa? Ada apa?323. PENJAGA MALAM: Pasti dia. Kemarin malam dia juga menipu di sebuah warung di pasar Kauman.324. SIMBOK: Haa.? (menelan ludah) Ya, Allah.

LANGIT DI ATAS MULAI KOTOR OLEH NAFAS MANUSIA DAN LALU LINTASPUN MULAI LEBIH RAMAI. SEORANG ANAK LAKI-LAKI MENJAJAKAN ES LILIN LEWAT, TANDA HARI SUDAH SIANG. SUARANYA NYARING, MENYEMBUL DI SELA-SELA KESIBUKAN.

--- TAMAT ---

2. Buktikanlah kelebihan dan kekurangan teks drama yang sudah kamu temukan!3. Nilailah teks drama tersebut!4. Ubahlah teks drama yersebut menjadi pementasan drama!5. Sesuaikanlah mimik dan gestur yang sesuai dengan dialog!6. Sajikanlah pementasan drama berdasarkan teks drama!

LAMPIRAN KUNCI JAWABAN

a. Tema: Penipuanb. Latar:1) Waktu: Pagi hari2) Tempat: Warung Simbok3) Suasana:(a) Bising(b) Tegang (c) Santai c. Tokohdan penokohan:1) Pemuda: licik2) Simbok: murah hati, tidak belajar dari pengalaman3) Penjaga malam: siaga4) Pemuda penjual kue: kerja keras5) Si pendek: penipuKutipan dialog no 47-58, 71756) Si tua: suka protes, suka membanding-bandingkan7) Si peci: suka protes8) Si kacamata: tidak berpendirian9) Si kurus: cerdik10) Perempuan (juragan batik): dermawan11) Si sopir: tegasd. Konflik:1) Konflik internal, yaitu konflik psikologis yang terjadi dalam jiwa Simbok2) Konflik eksternal, yaitu konflik antar tokoh yang terjadi antara pemuda, simbok, si kurus, si kacamata, dan si sopire. Alur:f. Pembaruan mula: pemuda makan pecel di warung Simbokg. Penggawatan: pemuda bergegas pergi setelah makan pecelh. Klimaks: terjadi percekcokan akibat pemuda mengaku dompetnya tertinggal di rumahi. Antiklimaks: Simbok menyerahkan kembali baju pemudaj. Penyelesaian: Simbok tertipu lagif. Amanat:(1) Jangan mengulangi kesalahan yang sama!(2) Belajarlah dari pengalaman!Kelebihan naskah drama terletak pada amanat yang dapat dipetik dari isi ceritanya, sedangkan kekurangan naskah drama terletak pada penggambaran tokoh dan alur (klimaks) yang berbelit-belit.2. Kelebihan naskah drama terletak pada amanat yang dapat dipetik dari isi ceritanya. Beberapa amanat yang dapat dipetik anata lain: 1) jangan mengulangi kesalahan yang sama! dan 2) belajarlah dari pengalaman!Di samping kelebihan, juga terdapat kekurangan. Kekurangan naskah drama terletak pada penggambaran tokoh pemuda, pada bagian awal dan tengah pemuda terkesan seperti laki-laki sedangkan pada akhir cerita tokoh pemuda digambarkan sebagai seorang gadis. Hal tersebut tampak dalam kutipan sebagai berikut.195. SI KURUS: Bayarlah!196. PEMUDA: Uang saya ketinggalan.197. SI KURUS: Ketinggalan di mana? Di Bank? Di kantong pak Prawiro atau mau mencopet dahulu? Mau belajar jadi garong biar cair kepalamu? Sayang kumismu jarang, kalau panjang dan lebat saya sudah gemetar.......

224. SI KACAMATA: Ada apa?225. SI PECI: Makan tidak bayar.226. SI TUA: Siapa, pemuda ini?227. SI PECI: Ya, pemuda ini?228. SI KACAMATA: Segagah ini?229. SI PECI: Kalau tidak gagah barangkali tidak berani ia menipu (pada pemuda) Hei, pemuda. Kau punya uang tidak? ......315. PENJAGA MALAM: Minta pecel yang pedes (kedinginan). Katanya tadi ada pemuda yang mau menipu?316. SIMBOK: (tak begitu acuh) Ya.317. PEMJAGA MALAM: Bagaimana tampangnya?318. SIMBOK: Kurus dan cantik.319. PENJAGA MALAM: Pakai baju lurik.320. SIMBOK: Ya, kalau tidak salah.

Selain itu, kekurangan teks drama ini terletak pada alur (klimaks) yang berbelit-belit, terlalu lama. Hal tersebut tampak dalam kutipan sebagai berikut.92. SIMBOK: (berdiri dan berseru) Hei, nanti dulu. Bayarlah baru kau boleh pergi.93. PEMUDA: Jangan berteriak. Tentu saja saya akan membayar. Tapi saya mesti mengambil uang dulu di rumah. Mbok tidak percaya?

125. SI KURUS: Makan tidak bayar.126. SI PECI: Siapa?127. SI KURUS: Pemuda ini.128. SI PECI: Dia? (lenyap dari jendela muncul dari pintu)129. SI KURUS: Kau bayarlah sebelum orang-orang ramai datang ke sini130. SI PECI: Ya, bayarlah.

3. Naskah drama yang berjudul Matahari di Sebuah Jalan Kecil berisi rangkaian cerita yang cukup menarik. Dikatakan demikian karena naskah ini masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu penggambaran tokoh dan alur (klimaks) yang berbelit-belit. Meskipun demikian, pembaca mendapat banyak pengalaman dari pengalaman yang dialami para tokoh di dalam teks drama tersebut. Selain itu teks drama ini juga kaya akan amanat. Beberapa amanat yang dapat dipetik anata lain: 1) jangan mengulangi kesalahan yang sama! dan 2) belajarlah dari pengalaman! Teks drama ini cocok untuk kalangan siswa SMA.4. Video pementasan drama5. Video pementasan drama6. Video pementasan drama