Documentrs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikm

Citation preview

  • 19

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.2. Latar Belakang

    Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan

    kesehatan yang sehari-hari melakukan kontak dengan pasien. Oleh karena itu sebuah

    rumah sakit harus mampu memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh pasien

    sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

    Kelanggengan suatu rumah sakit salah satunya ditentukan dari banyaknya jumlah

    pasien yang berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan,

    semakin meningkatnya jumlah kunjungan pasien maka semakin baik keberadaan

    rumah sakit tersebut.

    Data Singapore Medicine yang dikutip oleh Akhmadi (2005) menyebutkan,

    kunjungan pasien khusus untuk berobat sebanyak 374.000 pasien dari manca negara,

    sebagian pasien mengunjungi Rumah Sakit Mount Elizabeth, sekitar 90 % pasiennya

    dari Indonesia. Salah satu stasiun TV swasta di Indonesia (2008) menayangkan

    statistik bahwa tahun 2006 pasien dari Indonesia yang berobat di rumah sakit

    Singapura sebanyak 30% dan pada tahun 2007% meningkat lagi menjadi 50%. Data

    dari Konjen RI Penang (2004) menyebutkan dalam kurun waktu Januari hingga Juni

    2004, jumlah kunjungan pasien Indonesia yang berobat ke Rumah Sakit Lam Wah Ee

    Penang mencapai 9000 orang atau rata-rata 50 pasien per hari. Kurun waktu yang

    sama di Rumah Sakit Adventist Penang tercatat 10.000 orang atau 55 pasien perhari.

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    Abdillah (2006) mengatakan hampir 80% kunjungan pasien ke rumah sakit di Penang

    adalah warga Medan dan Sumut, sebagian lainnya berasal dari Nanggroe Aceh

    Darussalam (NAD), jika kondisi ini dibiarkan, maka rumah sakit di daerah ini hanya

    dikunjungi oleh pasien-pasien miskin yang mengandalkan Askeskin dan Askes,

    sedangkan warga kelas menengah dan atas akan berobat ke luar negeri. Harian Aceh

    (2008) menyebutkan bahwa angka kunjungan masyarakat Aceh yang berobat ke

    Malaysia sebanyak 200 orang sebesar 20% setiap minggunya.

    Fenomena banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri

    diakui Soeparman (2004), Kepala Pusat Pengembangan Pembangunan Kesehatan

    Departemen Kesehatan, disebabkan masih buruknya sistem pelayanan dokter dan

    rumah sakit di Indonesia. Kasus malpraktek, kurang komunikasinya dokter kepada

    pasien, salah diagnosis sehingga menurunnya motivasi pasien untuk berobat ke

    rumah sakit yang ada di Indonesia. Fadilah (2008) mengakui, perkembangan fasilitas

    kesehatan yang maksimal bagi publik di tanah air saat ini cenderung melambat,

    sebagai dampak krisis ekonomi keuangan global. Nadesul (2008) mengatakan,

    masyarakat lebih memilih berobat ke luar karena kurangnya sarana medik, rendahnya

    tingkat kepercayaan pasien, dan minimnya perhatian dokter. Husein (2008), Dirjen

    Pelayanan Medis Departemen Kesehatan mengatakan ada tiga faktor yang

    menentukan rumah sakit diminati pasien yaitu; pelayanan, teknologi dan sumber daya

    manusia.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Badan Penelitian dan

    Pengembangan Propinsi Sumatera (2005), tentang beberapa faktor penyebab dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    dampak meningkatnya minat masyarakat berobat ke luar negeri mengemukakan di

    antaranya faktor utama yang menyebabkan masyarakat berobat ke luar negeri

    dipengaruhi oleh faktor psikologis yang meliputi: a) Keyakinan akan kemampuan

    dokter untuk mengatasi penyakit/masalah yang diderita (36,50%), percaya akan

    akurasi diagnosis yang diberikan dokter (30,50%), merasa lebih cepat sembuh

    (42,50%), butuh pelayanan prima (32,50%). Faktor lingkungan meliputi: biaya lebih

    murah (26,50%), fasilitas dan teknologi rumah sakit/pelayanan kesehatan lebih

    canggih dan modern (34.00%), pelayanan yang diberikan lebih baik (31,00%),

    penanganan terhadap pasien lebih cepat (30,00%), keramahtamahan/keterampilan

    tenaga medis lebih baik (36,50%), rekomendasi dokter dalam negeri (38,00%). Faktor

    psikologis dan faktor lingkungan merupakan bagian dari perilaku pasien dalam

    pengambilan keputusan untuk berkunjung ke rumah sakit.

    Menurut Engel dalam Suryani (2008), perilaku konsumen (pasien) mencakup

    pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam

    mendapatkan, mengonsumsi dan mengabiskan produk dan jasa, termasuk proses

    keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Selanjutnya Prasetijo

    (2005) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses yang dilalui oleh

    seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak

    pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi

    kebutuhannya.

    Seseorang atau perusahaan dalam memahami perilaku konsumen bukanlah

    suatu pekerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang saling berinteraksi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 22

    Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi dimensional, yang

    mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen

    secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang

    dan jasa. Jadi di dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut

    faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan kegiatan, akan tetapi juga

    meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertainya (Suryani, 2008).

    Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan

    dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

    administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang

    medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan

    melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan

    kesehatan rumah sakit bukan hanya individu pasien, tapi sudah berkembang

    mencakup keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya adalah pasien

    sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dengan demikian

    pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan paripurna

    (komprehensif dan holistik) (Muninjaya, 2004).

    RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang juga merupakan sebuah Rumah

    Sakit Kelas B Pendidikan dan rumah sakit rujukan di Provinsi Nanggroe Aceh

    Darussalam memerlukan jumlah Dokter Spesialis dan Dokter Umum. Data yang

    diperoleh dari Bidang Pelayanan Medis (2007) dokter spesialis berjumlah 72 orang,

    idealnya menurut Departemen Kesehatan Kebutuhan tenaga RSU dr. Zainoel Abidin

    berjumlah 100 orang dokter spesialis sehingga kebutuhan tenaga masih belum sesuai

    Universitas Sumatera Utara

  • 23

    standar. Oleh karena itu RSU dr. Zainoel Abidin harus mengusahakan memenuhi

    kekurangan tenaga sehingga pelayanan tidak terganggu. Akibat kurangnya tenaga

    medis secara tidak langsung dapat menurunkan kunjungan pasien rumah sakit

    tersebut.

    020406080

    100120140

    Umum Jamkesmas Askes

    Gambar 1.1 Grafik Jenis Kunjungan Pasien Umum, Askeskin, dan Askes Rawat Inap RSUZA Tahun 2007

    Penurunan angka kunjungan pasien umum rawat inap dapat dilihat dari data

    Laporan Tahunan RSU dr. Zainoel Abidin (2007) bahwa jumlah kunjungan pasien

    umum hanya 3.067 pasien (1%) sedangkan jenis kunjungan terbanyak terdapat pada

    kunjungan Jamkesmas sebanyak 128.731 pasien (61%), Askes sosial sebanyak

    81.140 pasien (38%), tentunya ada faktor penyebab kunjungan pasien umum lebih

    sedikit, diduga disebabkan faktor psikologis pasien maupun faktor lingkungannya.

    Akibat penurunan tersebut, pendapatan yang diperoleh RSU dr. Zainoel Abidin

    adalah minus 2 %, sedangkan jumlah pendapatan pasien Askes mengalami

    peningkatan 63%, serta pasien Jamkesmas mengalami peningkatan 65%.

    Pelayanan di RSUZA juga dikeluhkan oleh keluarga pasien yang dirawat di

    IGD RSUZA, para keluarga menilai pelayanan di ruang itu sangat lamban,

    Universitas Sumatera Utara

  • 24

    penanganan pun asal jadi, sejumlah pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas

    sering terabaikan (Harian serambi, 6 April 2008), jika hal ini terus berlanjut maka

    motivasi pasien untuk berkunjung ke rumah sakit tersebut akan menurun yang

    berdampak terjadinya penurunan angka kunjungan pasien ke RSUZA.

    Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 13 April 2009 di

    RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh melalui survey dengan menggunakan kuesioner

    kepada 30 responden (pasien umum) yang dirawat di Instalasi rawat inap (ruang

    penyakit dalam dan ruang rawat bedah) mengungkapkan dokter sering telat masuk

    sebesar 53%, perawat kurang ramah sebesar 46%, perawat jaga sering tidak

    mengontrol pasien setiap pergantian jaga sehingga pasien sering terbengkalai sebesar

    16%, perawat lamban dan kurang tanggap dalam melayani pasien sebesar 63% dan

    pemberian obat kepada pasien sering tidak tepat waktu 36%.

    Banyaknya keluhan pasien dapat dilihat dari 49 surat yang masuk ke kotak

    saran RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Periode bulan Januari sampai dengan

    Desember tahun 2008 antara lain; pelayanan pada loket terlalu lama ada 9 surat

    (18%), tempat duduk di loket kurang nyaman dan panas ada 3 surat (6%), prosedur

    yang berbelit-belit ada 7 surat (14%), dokter ahli sering terlambat masuk 8 surat

    (16%), sikap petugas yang kurang perhatian dan kurang ramah 10 surat (20%), ini

    merupakan tindakan petugas yang perlu diperbaiki, serta sarana dan prasarana juga

    perlu diperbaiki, di mana tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana tersebut

    termasuk dari faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien untuk berkunjung

    kembali ke rumah sakit tersebut.

    Rais (2003) dalam penelitiannya menguji pengaruh kualitas pelayanan,

    fasilitas rumah sakit, biaya rawat inap terhadap keputusan konsumen dalam memilih

    Universitas Sumatera Utara

  • 25

    rumah sakit untuk berobat rawat inap di RS Muhammadiyah Surakarta. Hasilnya

    menunjukkan bahwa semua variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan

    terhadap keputusan konsumen dalam memilih rumah sakit untuk berobat rawat inap.

    Kurnia (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh persepsi pasien partikulir

    tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU PTPN II

    Tembakau Deli Medan. Hasilnya semua variabel berpengaruh positip dan signifikan

    terhadap kepuasan pasien. Hasan (2006) dalam penelitiannya menguji pengaruh

    kualitas pelayanan terhadap kunjungan pasien rawat jalan studi kasus puskesmas di

    Aceh Utara, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap kunjungan pasien rawat jalan.

    Berdasarkan psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari

    orang yang sakit adalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit,

    kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh karena itu,

    pasien sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi juga bantuan

    lain seperti informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah

    sakit berkaitan dengan masalah atau penyakit yang mereka alami (Notoatmojo,

    2005).

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, diduga ada permasalahan dengan faktor

    lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan,

    sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) sehingga

    menyebabkan menurunnya kunjungan kembali pasien umum ke Rumah Sakit

    dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.

    Universitas Sumatera Utara

  • 27

    1.2. Permasalahan

    Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dirumuskan

    permasalahan: Apakah ada pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi,

    tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor

    psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum

    pada Instalasi Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

    1.5. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan

    (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan

    prasarana), faktor psikologis (pembelajaran, sikap, motivasi) terhadap kunjungan

    kembali pasien umum pada Instalasi Rawat Inap di RSU dr. Zainoel Abidin Banda

    Aceh Tahun 2009.

    1.6. Hipotesis

    Ada pengaruh faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, tindakan keluarga,

    tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor psikologis (pembelajaran,

    sikap, motivasi) terhadap kunjungan kembali pasien umum pada Instalasi Rawat Inap

    di RSU dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

    Universitas Sumatera Utara

  • 28

    1.5. Manfaat Penelitian

    Penelian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

    1. Bagi manajemen RSUZA Banda Aceh, hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan masukan dan informasi bagi perbaikan dan penyusunan administrasi

    rumah sakit dalam menjalankan fungsi manajemen pelayanan.

    2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya,yaitu sebagai bahan perbandingan

    penelitian lain yang belum dikaji dalam penelitian ini serta memberikan

    kontribusi terhadap masalah penelitian selanjutnya.

    3. Sebagai masukan bagi Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    untuk dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

    Universitas Sumatera Utara