20
RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN PENEKANAN PADA ARSITEKTUR PERILAKU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Oleh: YUSUF AGUNG PRATAMA D 300 150 122 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN …eprints.ums.ac.id/74828/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · serta pelayanan terhadap pengidap gangguan jiwa serta akan membantu mengurangi kekurangan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN

PENEKANAN PADA ARSITEKTUR PERILAKU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh:

YUSUF AGUNG PRATAMA

D 300 150 122

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

HALAMAN PERSETUJUAN

RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN PENEKANAN

PADA ARSITEKTUR PERILAKU

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

YUSUF AGUNG PRATAMA

D 300 150 122

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Ir. Samsudin Raidi, M.Sc

NIK. 652

ii

HALAMAN PENGESAHAN

RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN PENEKANAN

PADA ARSITEKTUR PERILAKU

OLEH

YUSUF AGUNG PRATAMA

D 300 150 122

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jumat, 12 Juli 2019

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ir. Samsudin Raidi, M.Sc ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Ir. Qomarun, MM ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Yayi Arsandrie, ST, MT ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D., IPM

NIK. 682

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Juli 2019

Penulis

YUSUF AGUNG PRATAMA

D 300 150 122

1

RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN TEGAL DENGAN PENEKANAN

PADA ARSITEKTUR PERILAKU

Abstrak

Kesehatan mental atau kejiwaan adalah hal yang paling dasar dalam kesehatan. Di

Kabupaten Tegal penderita gangguan jiwa setiap tahunnya selalu mengalami

kenaikan, yaitu di tahun 2016 tercatat sebanyak 619 jiwa dan sampai tahun 2018

tercatat sebanyak 1.757 jiwa. Kabupaten Tegal belum mempunyai Rumah Sakit

Jiwa sebagai pusat rujukan kesehatan jiwa, rasio jumlah tempat tidur pada rumah

sakit di Kabupaten Tegal juga belum mencukupi, sedangkan jumlah kunjungan

untuk pelayanan kesehatan jiwa setiap tahunnya mengalami kenaikan yang sangat

tinggi yaitu dari tahun 2015 terdapat 13.295 kunjungan dan pada tahun 2017

terdapat 32.745 kunjungan. Penyusunan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk

menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan latar belakang yaitu

diantaranya pemilihan lokasi, sirkulasi, zonasi, dan penakanan terhadap arsitektur

perilaku. Penekanan terhadap perilaku pasien gangguan jiwa sangat penting dalam

mendesain rumah sakit jiwa agar pemulihan dapat dilakukan secara tepat dan

optimal. Oleh karena itu, maka pada rawat inap didesain dengan

mempertimbangkan perilaku pengidap gangguan jiwa berat.

Kata Kunci: Kesehatan Jiwa, Rumah Sakit, Arsitektur Perilaku, Kabupaten Tegal

Abstract

Mental or psychological health is the most basic thing in health. In Tegal Regency,

sufferers of mental disorders every year always experience an increase, namely in

2016 there were 619 people and until 2018 there were 1,757 people. Tegal Regency

does not yet have a Mental Hospital as a mental health referral center, the ratio of

the number of beds in hospitals in Tegal Regency is also insufficient, while the

number of visits for mental health services increases every year, which is from 2015

there are 13,295 visits and at in 2017 there were 32,745 visits. The preparation of

this Scientific Work aims to answer the formulation of problems related to the

background, which include location selection, circulation, zoning, and the handling

of behavioral architecture. Emphasis on the behavior of mental patients is very

important in designing mental hospitals so that recovery can be done correctly and

optimally. Therefore, hospitalization is designed by considering the behavior of

people with severe mental disorders.

1. PENDAHULUAN

Kesehatan mental atau kejiwaan adalah hal yang paling dasar dalam kesehatan.

Kesehatan mental atau kejiwaan seseorang yang baik akan memudahkan dalam

menyadari potensi diri mereka, mengendalikan tekanan pada kehidupan yang normal,

bekerja dengan produktif, dan berguna atau berkontribusi pada kelompok komunitas

mereka. Di dunia, terdapat kurang lebih 450 juta orang menderita gangguan mental

2

atau kejiwaan. Dapat dikatakan bahwa satu dari empat orang menderita gangguan

mental pada masa hidupnya (Ayuningtyas dkk, 2018).

Di Indonesia, kondisi kesehatan mental atau kejiwaan sudah memprihatinkan

serta telah menjadi permasalahan yang serius. Menurut data Riskesdas tahun 2013,

gangguan mental atau emosional dengan gejala kecemasan dan depresi pada usia 15

tahun ke atas sudah menyentuh angka 14 juta jiwa atau sekitar 6% dari total jumlah

penduduk Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat sudah menyentuh angka

400.000 jiwa atau sekitar 1,7 per 1.000 penduduk (www.depkes.go.id, 2016).

Di Kabupaten Tegal penderita gangguan jiwa selalu mengalami kenaikan. Hal

tersebut sejalan dengan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tentang jumlah

kunjungan gangguan jiwa pada layanan kesehatan yang selalu meningkat. Pada tahun

2015, jumlah kunjungan gangguan jiwa pada layanan kesehatan sebanyak 13.295 kali

kunjungan, pada tahun 2016 sebanyak 16.001 kali kunjungan. Sedangkan pada tahun

2017, jumlah kunjungan gangguan jiwa mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu

sebanyak 32.745 kali kunjungan atau lebih dari dua kali lipat jumlah kunjungan pada

tahun 2016 (Dinkes Kabupaten Tegal).

Kabupaten Tegal belum mempunyai Rumah Sakit Jiwa sebagai tempat rujukan

para pasien penderita gangguan jiwa. Puskesmas dan Rumah Sakit Umum pastinya

tidak mempunyai fasilitas-fasilitas penunjang pengobatan yang lengkap. Selain itu,

data dari Dinas Kesehatan setempat juga menyebutkan jumlah rasio tempat tidur pada

rumah sakit di Kabupaten Tegal tahun 2017 sangat jauh dari rasio yang ditetapkan,

yaitu hanya sebesar 0,69. Dalam beberapa kasus, pasien gangguan jiwa di Kabupaten

Tegal harus dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa di Semarang, dimana jarak Kota Semarang

dengan Kabupaten Tegal sangat Jauh yaitu sekitar empat jam perjalanan. Keberadaan

Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan fasilitas

serta pelayanan terhadap pengidap gangguan jiwa serta akan membantu mengurangi

kekurangan rasio jumlah tempat tidur pada rumah sakit di Kabupaten Tegal.

Penekanan terhadap perilaku pasien gangguan jiwa akan sangat penting dalam

mendesain rumah sakit jiwa agar proses pemulihan dapat dilakukan secara tepat dan

optimal. Dengan asumsi bahwa perancangan arsitektur adalah untuk manusia maka

agar perancangan tersebut menjadi baik, arsitek membutuhkan pendalaman mengenai

3

apa yang dibutuhkan manusia yaitu mengerti tentang perilaku manusia yang luas

(Laurens, 2005).

Rumusan masalah dalam perencanaan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal

dengan Penekanan pada Arsitektur Perilaku yaitu menentukan lokasi, menentukan

sirkulasi, penataan zoning, serta merancang dengan arsitektur perilaku.

2. METODE

2.1 Metode Pembahasan

Metode yang akan digunakan dalam pembahasan yaitu analisa dan sintesa. Data-data

yang diperoleh akan dianalisis dan selanjutnya ditarik kesimpulan sebagai fokus

perencanaan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal. Teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu:

a. Studi Literatur

b. Observasi secara langsung pada lokasi perencanaan

c. Studi banding

Data-data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan cara

mengelompokannya dan mengidentifikasinya dengan permasalahan-permasalahan

yang ada. Data-data tersebut kemudian akan dibahas untuk mencari keterkaitannya

sehingga ditemukan benang merah untuk membuat konsep perencanaan Rumah Sakit

Jiwa yang baik.

2.2. Parameter

2.2.1 Kesehatan Jiwa dalam Islam

Menurut Dadang Hawari (2005) pada pandangan Islam, kesehatan mental atau jiwa

adalah kondisi yang memungkinkan seseorang dapat berkembang secara fisik,

intelektual, emosional serta spiritual dengan maksimal dan perkembangan tersebut

dapat berjalan baik dengan keadaan orang lain. Sedangkan menurut Muhammad

Mahmud terdapat sembilan ciri mental atau jiwa yang sehat yaitu (Syaharia, 2008):

a. Menerima keadaan dirinya sendiri dan orang lain.

b. Mempunyai kemampuan dalam menjaga diri.

c. Dapat memikul tanggung jawab keluarga, sosial, dan agama.

d. Mampu berkorban dan menebus atas perbuatannya yang salah.

4

e. Mampu membentuk hubungan sosial yang baik serta dilandasi dengan sikap

saling percaya dan mengisi.

f. Mempunyai keinginan realistik yang dapat diraih dengan baik.

g. Merasa puas, gembira (al-farh atau al-surur) dan bahagia (al-sa’adah) serta

mampu menerima atas segala nikmat yang diperoleh.

h. Mempunyai kemapanan (al-sakinah), ketenangan (ath-thuma’ninah) dan rileks

(ar-rahah) batin dalam kewajiban terhadap diri sendiri, orang lain, serta tuhan.

i. Memadai (al-kifayah) dalam beraktifitas.

2.2.2 Pelayanan dalam Penanganan Gangguan Jiwa

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

406/Menkes/SK/VI/2009 tentang pedoman pelayanan kesehatan jiwa komunitas,

tingkat pelayanan kesehatan jiwa dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Primer, pelayanan dengan tingkat primer merupakan pelayanan dasar yang

diberikan oleh fasilitas awal atau ujung tombak pada komunitas, yaitu Puskesmas,

Terapis okupasi, Pekerja Sosial, Psikolog Klinis, Bidan, Perawat Kesehatan Jiwa

Masyarakat, Dokter praktek swasta, dan Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat.

2. Sekunder, pelayanan dengan tingkat sekunder diberikan oleh Rumah Sakit

Umum.

3. Tersier, pelayanan dengan tingkat tersier diberikan oleh Rumah Sakit Jiwa.

2.2.3 Lokasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

yaitu tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, lokasi Rumah

Sakit pada suatu wilayah diatur berdasarkan kondisi geografis, peruntukan lokasi,

aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi, fasilitas parkir, utilitas publik,

serta fasilitas pengelolaan kesehatan lingkungan.

2.2.4. Zonasi

Pembagian ruang atau zonasi pada rumah sakit telah diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 yaitu tentang Persyaratan

Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Zonasi pada Rumah Sakit dibagi

5

menjadi tiga yaitu berdasarkan tingkat risiko penularan penyakit, berdasarkan privasi,

dan berdasarkan pada pelayanannya.

2.2.5 Sirkulasi

Menurut Hatmoko (2010) yang dikutip oleh Junyandari (2013), ada tujuh hal yang

berpengaruh dalam desain Rumah Sakit dalam hal pendistribusian sistem pergerakan

atau biasa disebut dengan sirkulasi. Tujuh hal tersebut yaitu:

a. Frekuensi serta kuantitas distribusi perpindahan pada Rumah Sakit.

b. Kebutuhan akan ruang untuk pelayanan penerimaaan.

c. Kebutuhan akan ruang untuk penanganan dan penyimpanan.

d. Distribusi para pengguna pada instalasi masing-masing.

e. Tempat untuk pembuangan dan pemrosesan kembali dalam sistem penunjang.

f. Jenis-jenis barang yang akan dipindahkan.

g. Pilihan dari sistem manual dan mekanik.

2.2.6 Perilaku Gangguan Jiwa Berat

gejala pada perilaku pengidap gangguan jiwa berat menurut DSM IV yang dikutip oleh

Suryani (2013) yaitu:

a. Gejala positif, merupakan kelompok gejala perilaku berlebihan (tambahan) dan

menyimpang dari perilaku orang normal, yaitu seperti halusinasi (distorsi

persepsi), waham (distorsi isi pikiran), distorsi pengontrolan diri, serta distorsi

pada bahasa dan pola pikir.

b. Gejala negatif, merupakan kelompok gejala berupa berkurangnya (hilang)

sebagian fungsi normal, yaitu seperti terbatasnya ekspresi emosi, terbatasnya

produktifitas dalam berpikir, alogia (keterbatasan dalam berbicara), serta

terbatasnya dalam berperilaku.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Tegal

3.1.1 Geografi dan Iklim Kabupaten Tegal

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,

yaitu dengan luas wilayah sekitar 878,79 km2 dan terpecah dalam 18 kecamatan (281

desa dan 6 kelurahan). Posisi Kabupaten Tegal yaitu antara 108057’6 s/d 109021’30

6

bujur timur dan 6050’41” s/d 7015’30” lintang selatan dan berklim tropis (Statistik

Daerah Kabupaten Tegal, 2018).

3.1.2 Rasio Tempat Tidur pada Rumah Sakit di Kabupaten Tegal

Jumlah tempat tidur di rumah sakit berdasarkan data tahun 2017, kebutuhan di

Kabupaten Tegal masih belum tercukupi, hal tersebut dibuktikan dari grafik rasio

tempat tidur di rumah sakit per 1.000 penduduk di bawah ini:

Gambar 1. Grafik Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit di Kabupaten Tegal

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Tegal (2017)

Grafik tersebut menyebutkan bahwa rasio tempat tidur kurang dari 1 per 1.000

penduduk tiap tahunnya. Grafik tersebut juga mengalami penurunan pada tahun 2013

dan 2016.

3.1.3 Derajat Kesehatan Jiwa Kabupaten Tegal

Berikut merupakan grafik penderita gangguan jiwa yang tercatat oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Tegal selama 3 tahun terakhir:

Gambar 2. Grafik Penderita Gangguan Jiwa di Kabupaten Tegal

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal (2019)

7

Dari tahun ke tahun, jumlah penderita gangguan jiwa di Kabupaten Tegal

diperkirakan akan selalu mengalami kenaikan. Hal tersebut sejalan dengan data dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal yang mencatat jumlah kunjungan gangguan jiwa

pada layanan kesehatan yang selalu mengalami kenaikan. Berikut merupakan grafik

kunjungan pelayanan kesehatan jiwa Kabupaten Tegal selama 3 tahun terakhir (Dinkes

Kabupaten Tegal):

Gambar 3. Grafik Kunjungan Pelayanan Kesehatan Jiwa Kabupaten Tegal

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Tegal (2017)

3.1.4 Gagasan Perencanaan

Gagasan pada perencanaan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal yaitu:

1. Lokasi yang tidak rawan bencana alam, peruntukan yang sesuai, serta akses

transportasi dan utilitas yang mudah.

2. Sirkulasi internal dan eksternal yang nyaman.

3. Zonasi yang memisahkan risiko penularan penyait, privasi, dan pelayanan.

4. Tinjauan pada perilaku pengidap gangguan jiwa akan dijadikan sebagai tolak ukur

desain yang baik dan nyaman pada ruang rawat inap untuk penggunanya.

3.2 PEMBAHASAN

3.2.1 Lokasi Site Perencanaan

Lokasi site perencanaan berada di Jalan Jembayat, Bedor, Marga Ayu, Kecamatan

Margasari, Kabupaten Tegal, yaitu dengan luas 30.330m2.

8

Gambar 4. Data dan Analisa Pencapaian Site

Sumber: https://www.google.com/maps/ , 2019

Pencapaian utama yaitu dari Jalan Raya Tegal-Purwokerto yang merupakan

jalan arteri penghubung pusat perkotaan dengan tingkat pelayanan yang tinggi.

Kemudian belok ke arah utara dan masuk ke jalur Pejagan-Bumiayu yaitu Jalan

Jembayat. Terus berada pada Jalan Jembayat sampai sejauh 4,9km (kurang lebih 8

menit perjalanan). Berdasarkan RTRW Kabupaten Tegal tahun 2009-2029, lokasi

tersebut tidak rawan bencana alam dan terletak pada kawasan industri yang dekat

dengan pemukiman.

3.2.2 Konsep Makro

Konsep makro pada perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten

Tegal adalah untuk pelayanan kesehatan jiwa jangka panjang sehingga dapat menjadi

pusat kesehatan jiwa dan rujukan untuk masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya

serta berkelanjutan.

3.2.3 Analisa Pelayanan Rumah Sakit Jiwa

Analisa terhadap pelayanan pada Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal dibedakan

menjadi bebeapa kelompok. Pelayanan tersebut akan menjadi penggerak pada sistem

operasional rumah sakit jiwa tersebut. Berikut merupakan analisa pelayanan pada

Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal:

9

Tabel 1. Analisa Pelayanan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal

No. Jenis Pelayanan Keterangan

1 Pelayanan Informasi • Resepsionis

2 Pelayanan Administratif • Administrasi

• Keamanan

3 Pelayanan Gawat Darurat • IGD

4 Pelayanan Rawat Jalan • Klinik Jiwa Dewasa

• Klinik Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

• Klinik Psikogeriatri

• Klinik Gangguan Mental Organik

• Klinik NAPZA

• Klinik Saraf

• Klinik Anak

• Klinik Konsultasi Gizi

• Klinik Psikologi

• Klinik Psikometri

• Klinik Akupuntur

• Klinik VCT

• Klinik Umum

• Klinik Penyakit Dalam

• Klinik Mata

• Klinik Kulit dan Kelamin

• Klinik Gigi dan Mulut

• Radiologi

• Laboratorium

• Farmasi

5 Pelayanan Rawat Inap • Kamar Intensif

• Kamar VIP

• Kamar Kelas I

• Kamar Kelas II

• Kamar Kelas III

6 Pelayanan Rehabilitasi • Pembinaan

• Terapi Sensori Integrasi Anak

• Terapi Wicara

• Konsultasi Psikologi

• Konsultasi Psikiatri

• Terapi Spiritual (agama)

• Terapi Okupasi dan Aktifitas Kelompok

• Terapi Rekreasi dan Olahraga

• Asrama Rehabilitasi

7 Pelayanan Penunjang • Instalasi Gizi

• Instalasi Laundry

• Instalasi Kebersihan

• Kamar Jenazah

• Masjid

• Parkiran

• Asrama Keluarga Pasien

10

No. Jenis Pelayanan Keterangan

8 Pelayanan Pendidikan • Seminar

• Penyuluhan

• Diklat

• Asrama Praktikan

9 Pelayanan Pemeliharaan • Instalasi Sanitasi

• Instalasi MEP Sumber: Analisa Penulis

3.2.4 Besaran Ruang

Berikut merupakan besaran ruang in-door dan out-door dari Rumah Sakit Jiwa di

Kabupaten Tegal dengan Penekanan pada Arsitekur Perilaku:

Tabel 2. Besaran Ruang in-door

No. Kelompok Ruang Total Luas (m2)

1 Penerimaan 267,8

2 Kantor Administrasi 644,7

3 Instalasi Gawat Darurat 525,2

4 Radiologi (Radiodiagnostik) 701,007

5 Laboratorium 611

6 Bank Darah 50,7

7 Farmasi 364

8 Rekam Medis 149,5

9 Rawat Jalan (Klinik) 926,9

10 Rawat Inap 3.850,34

11 Rawat Intensif 783,9

12 Sterilisasi 205,4

13 Rehabilitasi 1.719,9

14 Instalasi Gizi (Dapur) 490,425

15 Instalasi Laundry 432,9

16 Instalasi Kebersihan 140,4

17 Masjid 496,6

18 Kamar Jenazah 494,1

19 Pendidikan 539,5

20 Pemeliharaan 384,8

Total 13.779,072

Pembulatan 13.780 Sumber: Analisa Penulis

Tabel 3. Besaran Ruang out-door

No. Nama Ruang Sumber Luas (m2) Ukuran Kapasitas Jumlah Total (m2)

1 Parkir

Pengunjung

ASUMSI 12,5/mobil

1,5/motor

31x50 100 mobil

200 motor

1 1.550

2 Parkir Pegawai ASUMSI 12,5/mobil

1,5/motor

18,5x20 20 mobil

80 motor

1 370

3 R. Satpam ASUMSI 4 2x2 2 2 8

11

4 Lap. Voli Ukuran

Lapangan

162 9x18 12 1 162

5 Lap. Basket Ukuran

Lapangan

427,5 15x28,5 10 1 427,5

6 Teater Outdoor ASUMSI 945 22,5x42 200 1 945

Jumlah 3.462,5

Flow 30% 1.038,75

Total 4.501,25

Pembulatan 4.500 Sumber: Analisa Penulis

3.2.5 Pola Massa

Sesuai dengan konsep makro Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal yaitu menjadi

pelayanan kesehatan jiwa untuk jangka panjang dan berkelanjutan, maka pola tata

massa pada rumah sakit ini juga akan memperhatikan kenyamanan pada sekitar site.

Sehingga untuk waktu ke depan apabila sekitar site akan dibangun, maka keberadaan

Rumah Sakit Jiwa ini tidak akan mengganggu. Pelayanan yang dapat memberikan

gangguan pada lingkungan sekitar yaitu pada rawat inap. Pengidap gangguan jiwa

yang sedang rawat inap dikhawatirkan akan menjadi sumber kebisingan. Dari analisa

tersebut, maka diperoleh konsep pola massa sebagai berikut:

Tabel 4. Konsep Pola Massa

Gambar Keterangan

Site Existing

Pemberian jarak dengan lingkungan sekitar

Bangunan dipecah untuk optimasi pencahayaan

dan penghawaan alami

Posisi rawat inap dan rehabilitasi (zona merah)

terpisah untuk meminimalisir kebisingan

Sumber: Analisa Penulis

12

3.2.6 Zonasi

Konsep zonasi pada bangunan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal adalah Sebagai

berikut:

Lantai 1

Gambar 5. Konsep Zonasi Lantai 1

Sumber: Analisa Penulis

Lantai 2

Gambar 6. Konsep Zonasi Lantai 2

Sumber: Analisa Penulis

Keterangan:

1. Zona Hijau : Publik

2. Zona Kuning : Semi Publik

3. Zona Merah : Privat

3.2.7 Sirkulasi

Konsep sirkulasi pada bangunan Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal adalah Sebagai

berikut:

Gambar 7. Konsep Sirkulasi Bangunan

Sumber: Analisa Penulis

Keterangan :

1. Merah : Sirkulasi mobil ambulans, kendaraan servis, dan damkar

2. Kuning : Sirkulasi kendaraan pegawai

3. Hijau : Sirkulasi Kendaraan Pengunjung

4. Biru : Sirkulasi pengunjung

13

3.2.8 Bentuk Massa

Bentuk massa pada rumah sakit ini mengikuti dari bentuk-bentuk bangunan di sekitar

site karena mengacu pada Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 1

Tahun 2014 Tentang Bangunan Gedung. Berikut merupakan konsep bentuk massa dari

Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Tegal:

Tabel 5. Konsep Bentuk Massa

Konsep Penjelasan

Sumber: https://www.google.com/maps/

Bentuk dasar dari bangunan

sekitar site yaitu Masjid Al-

Furqon dan Balai Desa

Marga Ayu.

Kemudian dipotong

membujur dan dipisahkan.

Sumber: Analisa Penulis

3.2.9 Konsep Penekanan Arsitektur Perilaku

Berikut merupakan analisa desain arsitektur perilaku pada rawat inap Rumah Sakit

Jiwa di Kabupaten Tegal:

Tabel 6. Analisa Desain Arsitektur Perilaku

Kriteria Perilaku Analisa Desain

Penambahan

Perilaku Halusinasi (distorsi persepsi) Lokasi ruang yang tenang, dan

terhindar dari keramaian

Waham (distorsi isi pikiran) Memberi ruang konsultasi

Distorsi pengontrolan diri Desain ruang yang aman dan

tidak bisa untuk melakukan

percobaan bunuh diri, memberi

ruang untuk berekspresi yang

aman dan mudah diawasi,

memberi taman yang penuh

dengan warna hijau yang

menenangkan

Distorsi pada bahasa Memberi ruang yang

memungkinkan dapat mudah

berinteraksi dengan perawat Pengurangan

Perilaku Terbatasnya ekspresi emosi

dan berpikir

Alogia (keterbatasann dalam

berbicara) Terbatasnya dalam merespon

stimulus Sumber: Analisa Penulis

14

3.2.10 Konsep Ruang Rawat Inap

Penataan ruang rawat inap haruslah mempunyai taman untuk berekspresi para

pengidap gangguan jiwa, mempunyai tempat untuk konsultasi, serta mudah untuk

berinteraksi dengan perawat. Berikut merupakan konsep dari penataan ruang rawat

inap tersebut:

Gambar 8. Konsep Penataan Ruang Rawat Inap

Sumber: Analisa Penulis

Berikut merupakan konsep desain pada interior ruang rawat inap tersebut:

Tabel 7. Konsep Desain Arsitektur Perilaku

No. Bagian Interior Konsep Desain

1 Lantai Menggunakan material yang tidak licin dan mudah untuk

dibersihkan. Keramik bertekstur sangat cocok agar para

pengidap gangguan jiwa tidak mudah terpeleset saat

beraktifitas.

2 Dinding Dinding diberi lapisan busa yang empuk agar para pengidap

gangguan jiwa tidak bisa melukai dirinya sendiri apabila

membenturkan tubuhnya ke tembok.

3 Pintu dan Jendela Menggunakan material yang kuat dan tidak bisa

dihancurkan. Kaca anti peluru sangat cocok digunakan

karena tidak mudah dihancurkan dan para perawat dapat

mengawasi dengan mudah.

4 Plafon Ketinggian plafond tidak kurang dari 3,5m agar para

pengidap gangguan jiwa benar-benar tidak bisa

menjangkaunya. Plafond yang pendek seringkali digunakan

untuk percobaan bunuh diri.

5 Furnitur Tidak menggunakan furnitur yang mempunyai sudut tajam

dan furnitur yang bisa digunakan untuk melukai atau yang

dapat dilempar.

6 Warna Menggunakan warna yang sejuk dan menenangkan serta

menghindari warna-warna yang dapat menekan dan

merangsang perilaku para pengidap gangguan jiwa. Sumber: Analisa Penulis

15

4. PENUTUP

Kesehatan jiwa merupakan hal yang paling mendasar dalam kesehatan manusia.

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah di jawa tengah dengan jumlah pasien

gangguan jiwa dan kunjungan pelayanan gangguan jiwa yang selalu meningkat setiap

tahunnya dan tercatat oleh dinas kesehatan setempat. Kabupaten Tegal belum memiliki

rumah sakit jiwa sebagai tempat rujukan untuk para penderita gangguan jiwa. Rumah

sakit jiwa yang baik harus memperhatikan lokasi, sirkulasi, zonasi, dan perilaku para

pengidap gangguan jiwa. Penekanan terhadap perilaku pasien gangguan jiwa sangat

penting dalam mendesain rumah sakit jiwa khususnya pada ruang rawat inap agar

pemulihan dapat dilakukan secara tepat dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, D. Dkk. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental pada Masyarakat

di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Prodi Kesehatan

Masyarakat UI. 9(1). 1-10

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal. 2018. Statistik Daerah Kabupaten Tegal

2018. Tegal: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun

2017. Tegal: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Junyandari, R. (2013). Sirkulasi dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak. Jurnal Prodi Sipil

Untan. 13(2). 203-212

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang

Rawat Inap. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif Rumah

Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa

Masyarakat. http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-

keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html [diakses pada 26

Maret 2019]

16

Laurens, J.M. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo

Lembaran Daerah Kabupaten Tegal. 2014. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten

Tegal Nomor 1 Tahun 2014 tentang Bangunan Gedung. Tegal:

Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomr: 406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman

Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis

Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

Neufert, E. 2002. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Erlangga

Pemerintah Kabupaten Tegal. 2009. Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal Tahun 2009-2029. Tegal:

Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal

Pemerintah Kabupaten Tegal. 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 10

Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tegal

Tahun 2012-2032. Tegal: Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal

Suryani. 2013. Mengenal Gejala dan Penyebab Gangguan Jiwa. Makalah

Syaharia A.R.H. 2008. Stigma Gangguan Jiwa Perspektif Kesehatan Mental Islam

[Skripsi]. Yogyakarta(ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

https://www.google.com/maps/. [diakses pada 10 Maret 2019]