Upload
robby-imansyah
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
referat
Citation preview
DIAGNOSTIK IMAGING DAN PENATALAKSANAAN RUPTUR TENDON ACHILLESMuhammad Ilyas*, Jufri Latief**
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Unhas* Bagian Orthopedi &TraumatologiFakultas Kedokteran Unhas**
Ruptur tendon achilles merupakan trauma tendon yang paling sering terjadi. Ruptur
tendon dapat terjadi pada saat melakukan tindakan dengan kecepatan secara mendadak
seperti melompat. Menurut beberapa penelitian secara epidemiologi ratio laki-laki dan
perempuan bervariasi antara 4:1 sampai 7 :1.
Tendon Achilles adalah tendon yang dan terkuat dalam tubuh manusia dibentuk oleh
kontribusi tendinous dari otot gastrocnemius dan soleus. Tendon berkumpul sekitar 15 cm
proksimal sampai berinsersi pada kalkaneus posterior.
Etiologi dan faktor risiko dapat disebabkan oleh fleksi plantar atau dorso-fleksi
pergelangan kaki yang tiba-tiba, dorsofleksi pergelangan kaki di luar kisaran normal gerakan
ataupun penggunanan yang berlebihan saat berolahraga. Mekanisme lain diantaranya trauma
langsung ke tendon secara tiba - tiba, atau aktivasi tiba-tiba tendon Achilles yang atrofi
setelah tidak digunakan dalam periode waktu yang lama. Penggunaan antibiotik
fluorokuinolon, umumnya ciprofloxacin, diketahui dapat meningkatkan risiko ruptur tendon,
khususnya Achilles.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat klinis dan pemeriksaan fisis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan gap di atas tumit kecuali pembengkakan jaringan lunak telah
mengisis gap. Pemeriksaan fisik Tes Simmond atau Thompson akan positif. Modalitas
radiologi memegang peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis ruptur tendon
achilles. Radiografi konvensional memiliki peranan minimal dalam evaluasi trauma tendon
Achilles. Foto polos berguna dalam mengidentifikasi fraktur calcaneu dan menunjukkan
gambaran pembengkakan jaringan lunak serta obliterasi fat pada pre achilles (Kager
Triangle). Dengan ultrasonografi dapat membedakan antara robekan partial dan robekan
totalPada robekan partial akan tampak pembesaran tendon (>1 cm) dengan area hipoekhoik
atau anekhoik intrinsik yang abnormal berhubungan dengan kejadian robekan partial tendon
dan peradangan tendon di sekitarnya. Sedangkan pada robekan total menunjukkan separasi
ujung robekan sering menunjukkan pemisahan ujung robek dengan perubahan kontur tendon
dimana ada bayangan akustik beam refraction pada margin robekan dan hipoechoic
tendinosis yang berdekatan. Tampak retraksi tendon dengan gap tendinous terisi cairan. MRI
sekuen standar T1 dan T2 robekan partial atau robekan intertisiel menunjukkan intensitas
tiggi pada TR yang panjang dan pembengkakan tendon > 7 mm AP. Robekan total
menunjukkan gap tendinous berisi edema atau darah. Ruptur komplit menunjukkan retraksi
ujung tendon.
Kuwada pada tahun 1990 mempublikasikan suatu klasifikasi sebagai guidline
pengobatan bedah untuk cedera tendon achiller
1. Tipe I: robekan partial <= 50% biasanya diobati dengan manajemen konservatif
2. Tipe II:. Robekan total dengan gap tendinous <= 3 cm biasanya diobati dengan end-
end anastomosis
3. Tipe III:. Robekan total dengan gap tendinous 3 sampai 6 cm sering memerlukan
tendon / sintetik graft
4. Tipe IV: Robekan total denganan cacat> 6 cm (neglegted ruptured) sering
membutuhkan tendon / graft sintetis dan resesi gastrocnemius
Pengobatan dan prognosis sangat bergantung pada perluasan robekan. Robekan partial
awalnya dapat diobati secara konservatif. Operasi sebagai alternatif apabila ada kegagalan
manajemen konservatif dan khususnya dalam beeberapa kasus untuk atlit yang membutuhkan
performan tinggi. Robekan total biasanya diperbaiki dengan pembedahan. Bila pembedahan
tidak dapat dialkukan karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan, maka casting
pergelangan kaki dapat sebagai alternatif.